Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH

AKUISISI DENGAN METODE ANALISIS RASIO


(STUDI PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA TBK)

Oleh :
Annisa Hani Purwati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
annisahani9794@gmail.com

Dosen Pembimbing :
Drs. Harlendro.,MM

ABSTRAK

Akuisisi merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memperkuat posisi


perusahaan termasuk perbankan. Upaya akuisisi diharapkan dapat menciptakan bank
yang lebih baik sehingga terbentuk sinergi yang kuat dan akhirnya memberikan
dampak pada sistem perbankan yang sehat, efisien, dan mampu bersaing di kancah
perekonomian global dan pasar bebas yang semakin ketat. Salah satu ukuran untuk
menilai keberhasilan akuisisi adalah dengan melihat kinerja perbankan sesudah
akuisisi dengan menilai kinerja keuangan bank salah satunya dengan membandingkan
dan menganalisis laporan keuangan bank sebelum dan sesudah akuisisi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbaikan


dalam kinerja keuangan PT. BRI Agroniaga Tbk pasca akuisisi dengan
membandingkan kinerja keuangan bank empat tahun sebelum dan empat tahun
sesudah akuisisi yang diukur dengan menggunakan metode analisis rasio. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi.
Analisis penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga rasio keuangan yaitu rasio
solvabilitas (permodalan), rasio rentabilitas (profitabilitas), dan rasio likuiditas. Rasio
solvabilitas dihitung menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR), rasio rentabilitas
dihitung menggunakan Return On Assets (ROA); Return On Equity Capital (ROE);
Net Interest Margin (NIM); dan Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi
(BOPO), rasio likuiditas dihitung dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Hasil
penelitian dengan menggunakan keenam rasio tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbaikan kinerja PT. BRI Agroniaga Tbk pasca akuisi.

Kata Kunci : Akuisisi, CAR, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR


ANALYSIS ON BANK'S FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND
AFTER ACQUISITION THROUGH RATIO ANALYSIS METHOD (STUDY
IN PT BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA TBK) "

By :
Annisa Hani Purwati
NIM 125020201111002

Supervisor:
Drs. Harlendro.,MM

ABSTRACT

Acquisition is one of the company's strategies to strengthen company's


position, including banks. Acquisition effort is expected to be able achieve better
performance bank so that it will generate a strong synergy which then ultimately has
an impact on the healthy, efficient, and competitive banking system, as the global
economy and the free market competition are getting tighter. One measurement to
assess the successfulness of an acquisition is to evaluate bank performance after the
acquisition to assess the bank's financial performance by comparing and analyzing
the financial statements of the banks before and after the acquisition.
The purpose of this study is to determine whether there is an improvement in
financial performance of PT. BRI Agroniaga post-acquisition by comparing the
financial performance of the banks four years before and four years after the
acquisition. The measurement is done through ratio analysis. The type of this study is
quantitative descriptive research using secondary data. The data collection technique
used in this study is documentation. The analysis is conducted through three financial
ratios, namely solvability ratio (capital), profitability ratios, and liquidity ratio. The
solvability ratio is calculated ny using Capital Adequacy Ratio (CAR); next,
profitability ratio is calculated by using Return On Assets (ROA),Capital Return On
Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), and Operating Expenses to Operating
Income (ROA); lastly, liquidity ratios are calculated by using Loan to Deposit Ratio
(LDR). The results from those six ratios demonstrate that the improvements do take
place on the performance of PT. BRI Agroniaga after the acquisition.

Keywords: Acquisition, CAR, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR


PENDAHULUAN Menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 28 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan 1999 tentang Merger, Konsolidasi, dan
perkonomian sekarang ini Akuisisi bank mengartikan akuisisi
menyebabkan persaingan bisnis adalah pengambilalihan kepemilikan
semakin ketat termasuk dalam industri suatu bank yang mengakibatkan
perbankan. Banyak bank-bank baru beralihnya pengendalian terhadap
bermunculan dengan menawarkan bank, pengendalian dalam hal tersebut
berbagai produk yang bervariasi demi yaitu kemampuan untuk menentukan,
menarik nasabah. Persaingan baik secara langsung maupun tidak
perbankan yang semakin ketat juga langsung dengan cara apapun,
dapat dilihat dari total asset maupun pengelolaan dan atau kebijaksanaan
penyaluran dana bank umum yang bank. Akuisisi merupakan strategi
setiap tahunnya semakin meningkat. pertumbuhan eksternal dan merupakan
Berdasarkan SPI (Statistik Perbankan jalur cepat untuk mengakses pasar
Indonesia), total asset bank tahun 2012 pasar baru atau produk baru tanpa
mengalami kenaikin asset mencapai harus membangun dari nol. Tindakan
4.028.789 (Rp-Mill) meningkat dari akuisisi bertujuan untuk meningkatkan
tahun 2011 yang mencapai angka efisiensi operasi, dan memanfaatkan
3.652.832 (Rp-Mill) peningkatan bersama dua atau lebih keahlian.
tersebut disebabkan oleh kenaikan Manfaat dalam melakukan akuisisi
jumlah kredit pada tahun 2011 diangka yaitu untuk memperkuat kinerja
2.200.094 (Rp-Mill) dan di tahun 2012 perusahaan. (Suad Husnan dan
mencapai 2.527.998 (Rp-Mill). Pudjiastuti, 2012:395).
(sumber : www.bi.go.id)
Pada tanggal 3 Maret 2011, PT
Kondisi demikian menuntut Bank Agroniaga Tbk, melakukan
perbankan untuk mengembangkan tindakan korporasi berupa akuisisi oleh
strategi agar dapat mempertahankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
eksistensinya dan memperbaiki Menurut Direktur Utama Bank Rakyat
kinerjanya. Salah satu usaha untuk Indonesia, Sofyan Basir berkesimpulan
menjadi perusahaan yang besar dan pengambilalihan Bank Agro dapat
kuat adalah melalui ekspansi. Ekspansi menciptakan sinergi yang berujung
perusahaan dapat dilakukan baik pada peningkatan nilai pemegang
dalam bentuk ekspansi internal saham. Selain itu, langkah akuisisi ini
maupun eksternal. Ekspansi internal diharapkan dapat menguntungkan
dapat dilakukan dengan membangun kedua belah pihak, baik bagi BRI
bisnis baru dari awal. Sedangkan maupun Bank Agroniaga. BRI akan
ekspansi eksternal dapat dilakukan diuntungkan karena penyaluran kredit
dalam bentuk penggabungan usaha. mikronya makin terintegrasi,
Penggabungan usaha yang banyak sementara untuk Bank Agro, akan
dilakukan oleh perbankan antara lain mendapatkan induk yang
yaitu merger, konsolidasi, dan akuisisi. berpengalaman dan membuat kinerja
Bank menjadi lebih baik. (economy,
okezone jum'at, 4 Maret 2011)
Untuk mengetahui dampak Adapun tujuan yang ingin
akuisisi atau keberhasilan dari akuisisi dicapai dalam penelitian ini adalah
diperlukan penilaian terhadap kinerja “untuk mengetahui dan mengkaji
keuangan perusahaan. Analisis rasio bagaimana perubahan kinerja
keuangan merupakan analisis yang keuangan pada PT Bank Agroniaga
paling popular untuk Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi
mengidentifikasian kondisi dan kinerja oleh Bank rakyat Indonesia Tbk.”
keuangan perusahaan (Syahyunan,
2004:81). Hasil dari rasio keuangan ini METODE PENELITIAN
digunakan untuk menilai kinerja
Jenis penelitian ini adalah
manajemen dalam suatu periode
penelitian deskriptif kuantitatif.
apakah mencapai target seperti yang
Penelitian deskriptif yaitu penelitian
telah diharapkan. (Kasmir, 2013: 104) yang dilakukan untuk mengetahui dan
Rasio keuangan bank yang menjadi mampu untuk menjelaskan
dianggap penting menurut Kasmir karakteristik variabel yang diteliti
(2014:310) yaitu rasio solvabilitas, dalam suatu situasi (Sekaran,
rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas. 2009:158). Penelitian kuantitatif yaitu
Berdasarkan SE BI Nomor 3/30/DPNP penelitian yang menggunakan metode
yang kemudian diperbaharui dengan bilangan untuk mendeskripsikan objek
SE BI Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 atau variabel dimana bilangan menjadi
Desember 2011 perihal laporan bagian dari pengukuran. ( Sudjana
keuangan publikasi triwulan dan (1997) dalam Shinta, 2013:2)
bulanan Bank Umum serta laporan
Jenis data yang digunakan adalah
tertentu yang disampaikan kepada
data kuantitatif, karena data
Bank Indonesia terdapat beberapa
dinyatakan dalam bentuk angka yang
rasio keuangan bank diantaranya
bersumber dari laporan keuangan pada
Capital Adequency Ratio (CAR)
PT. BRI Agroniaga Tbk sebelum dan
mewakili aspek permodalan (rasio
sesudah akuisisi. Sumber data dalam
solvabilitas); Return On Assets (ROA),
penelitian ini adalah data sekunder
Return On Equity (ROE), Net Interest
yaitu data yang telah ada dan tidak
Margin (NIM), dan Beban Operasional
perlu dikumpulkan sendiri oleh
terhadap Pendapatan Operasional
peneliti. Data diperoleh melalui
(BOPO) untuk rasio rentabilitas, serta
website PT. BRI Agroniaga Tbk
Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk
(www.briagro.co.id) dan BEI berupa
rasio likuiditas. Rasio-rasio tersebut
dokumen dan laporan keuangan
sudah dapat menggambarkan kinerja
tahunan bank 4 tahun sebelum akuisisi
keuangan secara keseluruhan. (2007-2010) dan 4 tahun sesudah
Berkaitan dengan hal-hal yang akuisisi (2012-2015).
diuraikan di atas, maka masalah yang
Metode pengumpulan data yang
diteliti yaitu “Bagaimana kinerja
digunakan dalam penelitian ini yaitu
keuangan pada PT Bank Agroniaga
dokumentasi. Data diperoleh dengan
Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi
membuka website dari objek yang
oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk?”
diteliti, serta mempelajari, dan
mengutip berbagai bahan bacaan atau Tabel 1. Hasil Perbandingan
literatur yang berkaitan dengan CAR PT BRI Agroniaga Tbk selama
masalah yang diteliti. tahun 2007–2015 (Sebelum dan
sesudah akuisisi)
Tahapan dalam analisis data
yang digunakan adalah : Sebelum
2010 2009 2008 2007
Akuisisi
1. Mendapatkan data berupa laporan
keuangan tahunan PT. BRI CAR 14,42% 19,64% 13,52% 17,29%
Agroniaga Tbk, pada tahun 2007- Sesudah
20015 2012 2013 2014 2015
Akuisisi
2. Melakukan perhitungan masing-
CAR 14,80 % 21,60% 19,06% 22,12%
masing rasio bank selama 4 tahun
sebelum dan sesudah akuisisi. (sumber : data diolah, 2016)
3. Hasil perhitungan dibedakan
menjadi sebelum akuisisi yaitu Rasio CAR BRI Agroniaga
tahun 2007-2010 dan sesudah terendah sebelum akuisisi yaitu
akuisisi 2012-2015 13,51% pada tahun 2008, dan CAR
4. Menarik kesimpulan apakah tertinggi yaitu 19,68% pada tahun
terdapat perubahan dalam kinerja 2009. Sedangkan Pasca Akuisisi CAR
keuangan PT. BRI Agroniaga Tbk terendah yaitu 14,80% pada tahun
setelah diakuisisi 2012, dan CAR tertinggi sebesar
22,12% pada tahun 2015. Secara
HASIL PENELITIAN DAN keseluruhan, CAR BRI Agroniaga
PEMBAHASAN sebelum maupun sesudah akuisisi
dapat dikatakan baik karena jauh di
Capital Adequancy Ratio (CAR) atas standar minimun Bank Indonesia
CAR menunjukkan kemampuan yaitu 8%, dengan terjadinya proses
bank dalam mempertahankan modal akuisisi CAR BRI Agroniaga
yang mencukupi dan kemampuan bank mengalami perbaikan dengan semakin
dalam mengidentifikasi, mengukur, meningkatnya CAR Bank dari tahun
mengawasi, dan mengontrol risiko ke tahun.
yang timbul yang dapat berpengaruh
Return On Assets (ROA)
terhadap besarnya modal (Mudrajad
Kuncoro dan Suhardjono, 2011:519). ROA digunakan untuk mengukur
Dengan kata lain, CAR berfungsi kemampuan bank dalam menghasilkan
untuk mengukur kecukupan modal pendapatan dari pengelolahan aset.
yang dimiliki bank untuk menunjang Berdasarkan ketentuan BI standar
aktiva yang mengandung risiko, misal terbaik ROA adalah 1,5% yang artinya
kredit yang diberikan (Lukman bank mampu menghasilkan laba
Dendawijaya, 2005:41). Semakin sebesar 1,5% dari total aktiva yang
tinggi CAR maka semakin baik dimiliki. Sedangkan ROA 1,25%
kemampuan bank tersebut untuk sampai 1,5% dikatakan baik, dan ROA
menanggung risiko dari setiap 0,5% sampai 1,25% dikatakan cukup
kredit/aktiva produktif yang berisiko. baik.
. Tabel 2. Hasil Perbandingan Return On Equity (ROE)
ROA PT BRI Agroniaga Tbk selama
tahun 2007–2015 (sebelum dan Rasio ini digunakan untuk
sesudah akuisisi) mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola modal yang
Sebelum tersedia untuk menghasilkan laba.
2010 2009 2008 2007
Akuisisi Standar minimum ROE menurut Bank
ROA 0,64% 0,17% 0,10% 0,14% Indonesia adalah 5% yang artinya
Sesudah bank mampu menghasilkan laba
2012 2013 2014 2015 sebesar 5% dari total equitas yang
Akuisisi
dimiliki.
ROA 1,37 % 1,56% 1,42% 1,50%
(sumber : data diolah, 2016) Tabel 3. Hasil Perbandingan
ROE PT BRI Agroniaga Tbk selama
Dari tabel di atas, tingkat ROA tahun 2007–2015 (sebelum dan
yang dimiliki perusahaan PT. BRI sesudah akuisisi)
Agroniaga, Tbk sebelum melakukan
akuisisi cenderung pada hasil yang Sebelum
Akuisisi
2010 2009 2008 2007
tetap, hanya mengalami kenaikan
sedikit demi sedikit dari tahun ke ROE 4,48% 0,75% 0,29% 2,65%
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan bank dalam memperoleh Sesudah
Akuisisi
2012 2013 2014 2015
laba sebelum pajak dengan
menggunakan total asset yang dimiliki ROE 9.18% 8.68% 6.86% 7.16%
sebelum diakuisisi kurang baik dilihat
(sumber : data diolah, 2016)
dari ROA yang tidak mencapai angka
0,5% bahkan mengalami kerugian di Tabel perbandingan ROE PT.
tahun 2007 yang ditandai dengan nilai BRI Agroniaga Tbk, 4tahun sebelum
ROA negatif. dan setelah akuisisi menunjukkan
perbedaan yang cukup jelas, 4 tahun
Tingkat ROA yang dimiliki sebelum akuisisi ROE bank selalu
perusahaan PT. BRI Agroniaga, Tbk berada dibawah standar BI. Pada tahun
setelah akuisisi mengalami perbaikan 2008 ROE bank sebesar 0,29% yang
bila dibandingkan sebelum akuisisi, artinya bank mampu menghasilkan
dapat dilihat pada tahun 2012 dan laba sebesar 0,29% dari total equitas
2014 ROA bank yaitu 1,37% dan yang dimiliki, sedangkan pada tahun
1,42% dimana angka rasio ini dapat 2007 ROE bank bernilai negatif karena
dikategorikan baik. Sedangkan pada pada tahun tersebut bank mengalami
tahun 2013 dan 2015 ROA BRI kerugian. Sedangkan pasca akuisisi
Agroniaga mencapai angka 1,56% dan rasio ROE bank tiap tahunnya sudah di
1,50%, angka rasio ini sudah atas 5%. Hal ini menunjukkan adanya
memenuhi standar rasio ROA terbaik perbaikan kinerja keuangan bank pasca
menurut BI, hal ini menunjukkan akuisisi dilihat dari rasio ROE.
terdapat perbaikan kinerja keuangan
bank pasca akuisisi ditinjau dari rasio
ROA.
Net Interest Margin (NIM) meningkat Rp 1.142.626.324
dibanding tahun sebelumnya,
Rasio ini digunakan untuk sedangkan pendapatan bunga bersih
mengukur kemampuan manajemen bank hanya mengalami peningkatan
bank dalam mengelola aktiva sebesar Rp 34.050.866,-
produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Standar Secara keseluruhan, NIM BRI
minimum NIM bank terbaik menurut Agroniaga sebelum maupun sesudah
BI yaitu 2,5% yang artinya bank akuisisi dapat dikatakan baik karena
mampu mendapatkan pendapatan sudah di atas standar minimun Bank
bunga bersih 2,5% dari total asset Indonesia yaitu 2,5%. Tabel
produktif yang dimiliki perbandingan NIM PT. BRI Agroniaga
Tbk, 4tahun sebelum dan setelah
Tabel 4. Hasil Perbandingan akuisisi menunjukkan rasio NIM pasca
NIM PT BRI Agroniaga Tbk selama akuisisi lebih tinggi dibandingkan
tahun 2007–2015 (sebelum dan sebelum akuisisi, hal ini menunjukkan
sesudah akuisisi) adanya perbaikan kinerja keuangan
Sebelum bank pasca akuisisi dilihat dari rasio
2010 2009 2008 2007
Akuisisi NIM.
NIM 6,01% 5,01% 4,28% 3,86%
Biaya Operasional terhadap
Sesudah
2012 2013 2014 2015 Pendapatan Operasional (BOPO)
Akuisisi
NIM 5,01% 5.19% 4.79% 5.24% BOPO digunakan untuk
(sumber : data diolah, 2016) mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan
Tingkat NIM yang dimiliki oleh kegiatan operasinya, sehingga semakin
PT. BRI Agroniaga, Tbk sebelum kecil rasio ini maka semakin efisien
akuisisi mengalami peningkatan dari biaya operasional yang dikeluarkan
tahun ke tahun, Peningkatan rasio NIM bank. Berdasarkan ketentuan Bank
dari tahun ke tahun ini menunjukkan Indonesia Standard BOPO bank yaitu
kemampuan bank dalam meningkatkan kurang dari 94%.
pendapatan bunga bersih yang berarti
bank mampu meningkatkan pemberian Tabel 5. Hasil Perbandingan
kreditnya. BOPO PT BRI Agroniaga Tbk selama
tahun 2007–2015 (sebelum dan
Pasca akuisisi, rasio NIM bank sesudah akuisisi)
juga mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, hanya pada tahun 2014 Sebelum
2010 2009 2008 2007
Akuisisi
mengalami penurunan. Penurunan
NIM bank pada tahun 2014 ini BOPO 92,70% 96,87% 99,66% 99,04%
disebabkan karena pertambahan aset Sesudah
2012 2013 2014 2015
produktif bank lebih besar dibanding Akuisisi
peningkatan pendapatan bunga bersih BOPO 86.22% 85.88% 87.85% 88.63%
bank. Pada tahun 2014, aset produktif (sumber : data diolah, 2016)
bank yaitu sebesar Rp 5.977.813.264,-
Hasil tabel perbandingan Hal ini menunjukkan bahwa
BOPO BRI Agroniaga sebelum dan pasca akuisisi Bank BRI Agroniaga
pasca akuisisi menunjukkan sebelum semakin efisien dalam melakukan
akuisisi hanya pada tahun 2010 yang kegiatan usahanya sehingga
memiliki BOPO kurang dari 94%, kesempatan untuk memperoleh
yaitu sebesar 92,70%, pada tahun ini keuntungan yang lebih akan semakin
rasio BOPO bank mengalami tinggi, sehingga dapat disimpulkan
penurunan signifikan yaitu sebesar adanya perbaikan kinerja keuangan
4,17% dibanding tahun sebelumnya, bank pasca akuisisi dilihat dari rasio
penurunan tersebut dikarenakan biaya BOPO.
operasional pada tahun 2010
mengalami penurunan sebesar Rp Loan to Deposit Ratio (LDR)
3.040.141,- sedangkan pendapatan
operasional meningkat sebesar Rp LDR digunakan untuk mengukur
12.890.437,-. Peningkatan pendapatan seberapa jauh pemberian kredit pada
operasional ini sebagian besar nasabah kredit dapat mengimbangi
dikarenakan peningkatan pendapatan kewajiban untuk segera memenuhi
bunga yang sebelumnya Rp permintaan nasabah yang ingin
354.824.154 naik menjadi Rp menarik kembali uangnya yang telah
367.158.393 pada tahun 2010. digunakan oleh bank untuk
memberikan kredit.
Pasca akuisisi BOPO BRI
Tabel 6.Hasil Perbandingan LDR
Agroniaga dapat dikatakan baik karena
PT BRI Agroniaga Tbk selama tahun
selama 4 tahun pasca akuisisi BOPO
2007–2015 (sebelum dan sesudah
BRI Agroniaga dibawah 94%. Rasio
akuisisi)
BOPO BRI Agroniaga terendah
sebesar 85,88% di tahun 2013, hal ini Sebelum
berarti biaya operasional yang 2010 2009 2008 2007
Akuisisi
dikeluarkan bank sebesar 85,88% dari LDR 86,68% 81,23% 94,67% 77,10%
total pendapatan operasional.
Sedangkan, rasio BOPO tertinggi Sesudah
2012 2013 2014 2015
Akuisisi
pasca akuisisi yaitu pada tahun 2015
sebesar 88,63%, peningkatan ini LDR 82.87% 89.77% 90.17% 88.09%
disebabkan meningkatnya beban (sumber : data diolah, 2016)
operasional sebesar Rp 185.540.965
dibanding tahun sebelumnya menjadi LDR merupakan rasio yang
Rp 746.247.113. Peningkatan beban digunakan untuk mengukur tingkat
operasional ini sebagian besar likuiditas. Rasio yang tinggi
dikarenakan peningkatan beban bunga menunjukkan bahwa suatu bank
serta kenaikan beban penyisihan meminjamkan seluruh dananya atau
kerugian nilai dibandingkan tahun relatif tidak liquid, sebaliknya rasio
sebelumnya. yang rendah menunjukkan bank yang
likuid dengan kelebihan kapasitas dana
yang siap untuk dipinjamkan. Rasio
LDR bank sebelum akuisisi cenderung
menurun, hanya pada tahun 2008 bank selalu berada di atas standar yang
mengalami peningkatan. Peningkatan ditentukan. Hal ini menunjukkan
angka ini dikarenakan total kredit yang bahwa terdapat perbaikan kinerja
diberikan bank mengalami keuangan bank pasca akuisisi dilihat
peningkatan sebesar Rp 91.611.635,- dari segi likuiditas bank.
sedangkan total dana pihak ketiga
bank mengalami penurunan Rp KESIMPULAN DAN SARAN
374.113.844,-, sebaliknya penurunan
Kesimpulan
LDR di tahun 2009 dikarenakan total
kredit yang diberikan turun, namun Berdasarkan hasil penelitian dan
dana pihak ketiga mengalami pembahasan tentang kinerja keuangan
kenaikan. bank sebelum dan sesudah akuisisi
dengan menggunakan analisis rasio
Pasca akuisisi di tahun 2012
keuangan pada BRI Agroniaga Tbk
rasio BRI Agroniaga yaitu 82,87%
periode tahun 2007-2015, dapat
kemudian meningkat 7% menjadi
diambil kesimpulan sebagai berikut :
89,77% di tahun 2013, dan meningkat
1. Hasil perhitungan rasio CAR
menjadi 90,17% di tahun 2014. Pada
BRI Agroniaga sebelum maupun
tahun 2015 rasio LDR bank
sesudah akuisisi dapat dikatakan
mengalami penurunan 2,08% menjadi
baik karena diatas standar
88,09%. Penurunan pada tahun 2015
minimun Bank Indonesia yaitu
ini dikarenakan peningkatan total dana
8%, dengan terjadinya proses
pihak ketiga yang lebih besar dari
akuisisi CAR BRI Agroniaga
peningkatan total kredit bank. Total
mengalami perbaikan dengan
kredit di tahun 2015 meningkat 29%
semakin meningkatnya rasio
dari tahun sebelumnya. Kontributor
CAR dari tahun ke tahun, hal ini
utama dalam pertumbuhan ini adalah
dikarenakan pasca akuisisi
pembiayaan untuk sektor agrobisnis
terdapat penambahan modal
sebesar 52% dan sektor non-agrobisnis
bank.
sebesar 48%. 2. Hasil perhitungan rasio
Pada periode tahun 2007-2010 rentabilitas pada ROA, ROE,
(sebelum akuisisi), standar rasio LDR NIM, dan BOPO bank
menurut SE BI No. 26/5/BPPP yaitu menunjukkan adanya perbaikan
85% - 100%. Dari hasil perhitungan angka rasio pasca akuisisi,
rasio LDR sebelum akuisisi terdapat sebelum akuisisi di tahun 2007,
2tahun LDR bank berada di bawah ROA dan ROE bank bernilai
standar yaitu tahun 2007 sebesar negatif karena bank mengalami
77,10% dan tahun 2009 sebesar kerugian. NIM bank sebelum dan
81,23%. Namun, per tanggal 1 Maret setelah akuisisi sudah diatas
2011, BI memperlakukan peraturan standar Bank Indonesia, akan
Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 tetapi pasca akuisisi bank
yang berisi ketentuan standar LDR memiliki rasio NIM yang lebih
pada tingkat 78%-100%. Pasca besar. BOPO bank pasca akuisisi
akuisisi tahun 2012-2015, rasio LDR menunjukkan angka yang lebih
kecil dibanding sebelum akuisi, serta memanfaatkan modal
hal ini menunjukkan pasca dengan seefektif mungkin.
akuisisi bank semakin efisien 2. Menjaga likuiditas bank agar
dalam menjalankan kegiatan bank tetap liquid dengan cara
usahanya. Dengan demikian, menyeimbangkan dana pihak
dapat dikatakan kemampuan ketiga yang tersedia dengan
perusahaan dalam menghasilkan penyaluran dana (kredit) yang
laba dengan memanfaatkan diberikan yang diimbangi
sumber-sumber yang dimiliki pengawasan yang ketat guna
perusahaan semakin baik pasca mendukung terciptanya suatu
akuisisi proses pemberian kredit yang
3. Hasil perhitungan rasio likuiditas sehat dengan tetap
pada LDR sebelum akuisisi memperhitungkan target, risk
terdapat 2 tahun yaitu pada tahun dan return.
2007 dan 2009 dimana rasio 3. Untuk meningkatkan kinerja
LDR bank berada dibawah perusahaan, sebaiknya
standar yang ditetapkan yaitu perusahaan meningkatkan
85%-100%, sedangkan pasca nilai-nilai rasio yang
akuisis, rasio LDR bank selalu diperhitungkan diatas serta
memenuhi standar sesuai PBI mempertahankan nilai rasio
No. 12/19/PBI/2010 yang yang sudah baik, dengan
berlaku mulai 1 maret 2011 yaitu mengendalikan faktor-faktor
78%-100%. Dengan demikian yang mempengaruhi dengan
dapat dikatakan bahwa kinerja cara meningkatkan pendapatan,
perusahaan dalam memenuhi menurunkan biaya-biaya, serta
kewajiban jangka pendeknya beban-beban lainnya, sehingga
mengalami kenaikan pasca rasio-rasio tersebut akan
akuisisi. mengalami peningkatan setiap
tahunnya.
Saran 4. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat
Dari hasil analisis tersebut dan
memperbanyak jumlah periode
kesimpulan yang diperoleh, maka
serta menambahkan berbagai
saran yang dapat dikemukakan sebagai
macam rasio yang lainnya
berikut :
sehingga dapat menghasilkan
1. Dalam usaha meningkatkan penelitian yang lebih akurat
kinerja perusahaan disarankan dan melengkapi hasil penelitian
BRI Agroniaga dapat lebih sebelumnya.
meningkatkan hasil yang telah
dicapai dengan cara
memperkuat kegiatan usahanya
di sektor agribisnis,
meningkatkan penyaluran
dana, menjaga efisiensi bank,
DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 1993. Surat Edaran
Bank Indonesia No.
Bank Indonesia, 2011. Surat Edaran 26/5/BPPP. Tentang Tata Cara
Bank Indonesia No.13/30/DPNP Penilaian Kesehatan Bank.
. Perihal Perubahan Ketiga Jakarta.
atas SE BI No.3/30/DPNP
tanggal 14 Desember 2001 Kasmir. 2013. Analisis Laporan
perihal Laporan Keuangan Keuangan. Edisi 1. Cetakan ke-
Publikasi Triwulanan dan 6. Rajawali Pers. Jakarta.
Bulanan Bank Umum serta
Laporan Tertentu yang . 2014. Manajemen Perbankan
Disampaikan kepada Bank (edisi revisi). RajaGrafindo
Indonesia. Direktur Penelitian Persada. Jakarta.
dan Pengaturan Perbankan.
Jakarta. Lukman Dendawijaya. 2005.
Manajemen Perbankan., Edisi
, 2010. Statistik Kedua. Ghalia Indonesia.
Perbankan Indonesia. (http:// Bogor.
www.bi.go.id/id/statistik/perbank
an/indonesia, diakses tanggal 5 Mudrajad Kuncoro dan Suharjono,
Mei 2016) 2011. Manajemen Perbankan
Teori dan Aplikasi. Edisi
, 2010. Peraturan Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Bank Indonesia Nomor
12/19/PBI/2010. Tentang Giro Okezone, 4 maret 2011. BRI Resmi
Wajib Minimum Bank Umum Akusisi Bank Agro. (Online).
pada Bank Indonesia dalam (http://economy.okezone.com/rea
Rupiah dan Valuta Asing. Deputi d/2011/03/04/278/431264/bri-
Gubernur Bank Indonesia. resmi-akuisisi-bank-agro, diakses
Jakarta. 7 mei 2016).
, 2001. Surat Edaran Peraturan Pemerintah Nomor 28
Bank Indonesia No. Tahun 1999 tentang Merger,
3/30/DPNP . Perihal Laporan Konsolidasi dan Akuisisi Bank.
Keuangan Publikasi Lembaran Negara Republik
Triwulanan dan Bulanan Bank Indonesia Nomor 61. Presiden
Umum serta Laporan tertentu Republik Indonesia. Jakarta.
yang disampaikan kepada
Bank Indonesia. Direktur Sekaran, Uma. 2002. Research Method
Penelitian dan Pengaturan For Businnes (Metodologi
Perbankan. Jakarta. Penelitian untuk Bisnis).
Diterjemahkan oleh Kwan Men
Yon. 2009. Edisi Keempat. Buku
I. Salemba Empat. Jakarta.
Shinta Margareta. 2013. Hubungan
Pelaksanaan Sistem Kearsipan
Dengan Efektivitas Pengambilan
Keputusan Pimpinan. Skripsi
Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung.

Suad Husnan dan Pudjiastuti.


2012. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.

Syahyunan. 2004. Manajemen


Keuangan I. USU Press. Medan.

Anda mungkin juga menyukai