Anda di halaman 1dari 12

ASEAN DAN PBB

Tugas Ilmu Pengetahuan Sosial


(IPS)

Mayang Ardian Rahayu


IX.2

Jl. Veteran, Cisaat, Kec. Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat


43152
Association Of Southeast Asian Nations (ASEAN)

A. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara


Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara / Association of Southeast Asian Nations,
ASEAN adalah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia
Tenggara, yang didirikan di Bangkok, Thailand pada tanggal 8 Agustus 1967 berdasarkan
Deklarasi ASEAN oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi
ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan
kestabilan di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di
antara anggotanya dengan cara yang damai.
ASEAN meliputi wilayah daratan seluas 4,46 juta km², dan memiliki populasi yang
mendekati angka 600 juta jiwa. Luas wilayah laut ASEAN tiga kali lipat dari luas wilayah
daratannya. Pada tahun 2010, kombinasi nominal PDB ASEAN telah tumbuh hingga AS$1,8
triliun. Jika ASEAN adalah entitas tunggal, maka mereka akan duduk sebagai ekonomi
terbesar ke-9 setelah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Jerman, Prancis, Brasil, Britania,
dan Italia.

B. Pendiri ASEAN
ASEAN didirikan oleh lima negara melalui 5 menteri luar negerinya, yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina di Bangkok pada 8 Agustus 1967 melalui
Deklarasi Bangkok. Berikut adalah daftar menteri luar negeri pendiri ASEAN:
1. Indonesia : Adam Malik
2. Malaysia : Tun Abdul Razak
3. Singapura : S. Rajatnam
4. Thailand : Thanat Khoman
5. Filipina : Narsisco Ramos

Deklarasi Bangkok
- Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan
di kawasan Asia Tenggara.
- Meningkatkan perdamaian dan kestabilan regional.
- Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam
bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
- Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan
internasional yang ada.
- Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di
kawasan Asia Tenggara
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa.
Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat
seminggu setelah memperingati hari kemerdekaannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN
kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada
tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi
anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk
bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut
terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu,
satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada
tanggal 30 April 1999. Pada November 2022, ASEAN menyatakan bahwa Timor-Leste
“secara prinsip” diterima sebagai anggota ASEAN, meskipun status anggota penuh masih
bersifat pending.

C. Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:

a. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan


identitas nasional setiap negara.
b. Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur
tangan, subversif atau koersi pihak luar.
c. Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota.
d. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai.
e. Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan.
f. Kerja sama efektif antara anggota.
Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi:
o Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah dan identitas
nasional seluruh negara anggota ASEAN;
o komitmen dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan
dan kemakmuran regional;
o Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan lain dalam cara
yang tidak sesuai dengan hukum internasional;
o Ketergantungan pada penyelesaian damai sengketa;
o Tidak campur tangan dalam urusan internal negara anggota ASEAN;
o Menghormati hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya bebas
dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan;
o Konsultasi ditingkatkan mengenai hal-hal serius memengaruhi kepentingan bersama
ASEAN;
o Kepatuhan terhadap aturan hukum, tata pemerintahan yang baik, prinsip-prinsip
demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional;
o Menghormati kebebasan dasar, promosi dan perlindungan hak asasi manusia, dan
pemajuan keadilan sosial;
o Menjunjung tinggi Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk hukum humaniter
internasional, yang disetujui oleh negara anggota ASEAN;
o Tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan, termasuk penggunaan wilayahnya,
dan dikejar oleh Negara Anggota ASEAN atau non-ASEAN Negara atau aktor non-
negara, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau kestabilan politik dan
ekonomi ASEAN Negara-negara Anggota;
o Menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama dari masyarakat ASEAN,
sementara menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam
keanekaragaman;
o Sentralitas ASEAN dalam hubungan politik, ekonomi, sosial dan budaya eksternal
sambil tetap aktif terlibat, berwawasan ke luar, inklusif dan tidak diskriminatif, dan
o Kepatuhan terhadap aturan-aturan perdagangan multilateral dan aturan berbasis
ASEAN rezim bagi pelaksanaan efektif dari komitmen ekonomi dan pengurangan
progresif terhadap penghapusan semua hambatan untuk integrasi ekonomi regional,
dalam dorongan ekonomi pasar.

D. Anggota ASEAN
ASEAN beranggotakan hampir semua negara yang wilayahnya berada di regional Asia
Tenggara. Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN beserta tahun masuknya ke
organisasi ASEAN:
Negara Anggota :
 Indonesia
 Malaysia
 Singapura
 Thailand
 Filipina
8 Agustus 1967 (Negara Pendiri)
 Brunei Darussalam
17 Januari 1984
 Vietnam
28 Juli 1995
 Laos
 Myanmar
23 Juli 1997 (Laos dan Myanmar bergabung pada waktu yang sama)
 Kamboja
30 April 1999
Negara pengamat :
 Papua Nugini
 Timor Leste
Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB)

A. Declaration of the United Nations


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi antarbangsa yang didirikan pada
tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama antarbangsa. Badan ini merupakan
pengganti Liga Bangsa-Bangsa, dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah
terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini
terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi antarbangsa, dan organisasi
antarnegara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas
Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan
adalah negara bukan anggota dan termasuk pengamat permanen (Vatikan punya wakil
permanen di PBB, sedangkan Palestina punya kantor permanen di PBB).
Markas Besar PBB terletak di New York, New York, Amerika Serikat, dan memiliki hak
ekstrateritorialitas. Kantor utama lain terletak di kota Jenewa, Nairobi, dan Wina. Organisasi
ini didanai dari sumbangan yang ditaksir, dan sukarela dari negara-negara anggotanya.
Tujuan utama PBB adalah:
 Menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
 Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui
penghormatan hak asasi manusia.
 Membina kerjasama antarbangsa dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan lingkungan.
 Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang
membahayakan perdamaian dunia.
 Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan
konflik bersenjata.
Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt memulai
pembicaraan mengenai badan penerus Liga Bangsa-Bangsa dengan Perdana Menteri Britania
Winston Churchill di atas kapal perang Augusta di Teluk Newfoundland. Piagam PBB
disusun dalam sebuah konferensi pada bulan April-Juni 1945. Piagam ini mulai berlaku pada
24 Oktober 1945, dan maka PBB mulai berjalan. Sidang Umum PBB yang pertama – dihadiri
wakil dari 51 negara – baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London).
Misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai
akibat Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam
operasi militer di Perang Korea dan Operasi PBB di Kongo, serta menyetujui pendirian
negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah periode
dekolonisasi pada tahun 1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program
pembangunan ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan pemeliharaan
perdamaian di berbagai belahan dunia dengan hasil yang berbeda-beda.
PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa petugas,
dan badannya juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat
mengenai efektivitas PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting
dalam menjaga perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia, sementara komentator
yang lain merasa organisasi ini tidak efektif, korup, atau bias.

B. Sejarah PBB
Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939–1945).
Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga yang tidak diinginkan oleh seluruh umat
manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang
gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian internasional, dan meningkatkan
kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan internasional.
Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan
Departemen Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai
seorang yang pertama menciptakan istilah “United Nations” atau Perserikatan Bangsa-
Bangsa sebagai istilah untuk menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali
secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah negara berjanji untuk
melanjutkan usaha perang menandatangani Piagam Atlantik. Empat kesepakatan Atlantic
Charter tersebut adalah:
1. Tidak dibenarkan adanya usaha perluasan wilayah.
2. Setiap bangsa berhak untuk menentukan usahanya sendiri.
3. Setiap bangsa punya hak untuk turut serta dalam perdagangan dunia.
4. Perdamaian dunia harus diciptakan agar setiap bangsa hidup bebas dari rasa takut dan
kemiskinan.
Sebagai tindak lanjut Atlantic Charter tersebut, pada tanggal 25 April 1945, Konferensi
PBB tentang Organisasi Internasional diadakan di San Francisco, dengan dihadiri oleh 50
pemerintah negara, dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (Declaration of the United Nations). PBB resmi berdiri
pada 24 Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan -
Prancis, Republik Tiongkok, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat- dan mayoritas dari 46
negara anggota lainnya.
Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di
Westminster Central Hall di London pada Januari 1946. Kedudukan organisasi ini awalnya
menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success, New York,
mulai dari 1946 hingga 1952. Penggunaannya sampai gedung Markas Besar PBB di
Manhattan telah selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi, dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat,
saingan awal PBB adalah John Birch Society, yang memulai kampanye “get US out of the
UN” pada tahun 1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan “One World
Government” atau Pemerintah Seluruh Dunia.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Prancis terlambat diakui
oleh AS sebagai pemerintah resmi Prancis, sehingga Prancis awalnya tidak diikutsertakan
dalam konferensi yang membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB
dengan menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia: “Si Itu”), dan merasa tidak yakin
bahwa aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya
pada perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.

C. Negara Anggota
Dengan penambahan Sudan Selatan pada tanggal 14 Juli 2011, saat ini ada 193 negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk semua negara yang menyatakan
kemerdekaannya masing-masing, dan diakui kedaulatannya secara internasional, kecuali
Vatikan (Tahta Suci, yang memegang kedaulatan atas Vatikan, adalah pengamat permanen).
Piagam PBB menguraikan aturan untuk keanggotaan:
Keanggotaan di PBB terbuka untuk semua negara cinta damai lainnya yang menerima
kewajiban yang termuat dalam Piagam ini dan, menurut penilaian Organisasi, mampu, dan
mau melaksanakan kewajiban-kewajiban ini.
Penerimaan dari negara tersebut kepada keanggotaan di PBB akan dipengaruhi oleh
keputusan Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan.
Kelompok 77
Kelompok 77 di PBB merupakan koalisi longgar dari negara-negara berkembang,
yang dirancang untuk mempromosikan kepentingan kolektif ekonomi anggotanya, dan
menciptakan kemampuan bernegosiasi bersama di PBB yang disempurnakan. Ada 77
anggota pendiri organisasi, namun organisasi akhirnya diperluas menjadi 130 negara anggota.
Kelompok ini didirikan pada tanggal 15 Juni 1964 oleh “Deklarasi Bersama Tujuh
puluh Tujuh Negara” yang dikeluarkan pada Konferensi PBB tentang Perdagangan dan
Pembangunan (UNCTAD). Pertemuan pertama dilaksanakan di Aljir pada tahun 1967,
dimana Piagam Aljir diadopsi, dan dasar untuk struktur kelembagaan permanen dimulai.

Letak negara-negara anggota PBB.


 54 negara berada di Afrika
 48 di Asia
 44 di Eropa
 33 di Amerika Latin dan Karibia
 14 di Oseania
 2 di Amerika Utara
D. Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Pemeliharaan perdamaian dan keamanan
PBB, setelah disetujui oleh Dewan Keamanan, mengirim pasukan penjaga
perdamaian ke daerah dimana konflik bersenjata baru-baru ini berhenti atau berhenti sejenak
untuk menegakkan persyaratan perjanjian perdamaian, dan untuk mencegah pejuang dari
kedua belah pihak melanjutkan permusuhan. Karena PBB tidak memelihara militer sendiri,
pasukan perdamaian secara sukarela disediakan oleh negara-negara anggota PBB. Pasukan,
juga disebut “Helm Biru”, yang menegakkan kesepakatan PBB, diberikan Medali PBB, yang
dianggap dekorasi internasional bukan dekorasi militer. Pasukan penjaga perdamaian secara
keseluruhan menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1988.
Para pendiri PBB telah mempertimbangkan bahwa organisasi itu akan bertindak untuk
mencegah konflik antara negara, dan membuat perang pada masa depan tidak mungkin,
namun pecahnya Perang Dingin membuat perjanjian perdamaian sangat sulit karena
pembagian dunia ke dalam kamp-kamp yang bermusuhan. Menyusul akhir Perang Dingin,
ada seruan baru bagi PBB untuk menjadi agen untuk mencapai perdamaian dunia, karena ada
beberapa lusin konflik berkelanjutan yang terus berlangsung di seluruh dunia.
Sebuah studi tahun 2005 oleh RAND Corp menyatakan PBB sukses di dua dari tiga
upaya perdamaian. Ini dibandingkan dengan upaya pembangunan bangsa orang-orang dari
Amerika Serikat, dan menemukan bahwa tujuh dari delapan kasus PBB damai, dibandingkan
dengan empat dari delapan kasus AS damai. Juga pada tahun 2005, Laporan Keamanan
Manusia mendokumentasikan penurunan jumlah perang, genosida, dan pelanggaran HAM
sejak akhir Perang Dingin, dan bukti, meskipun tidak langsung, bahwa aktivisme
internasional-kebanyakan dipelopori oleh PBB-telah menjadi penyebab utama penurunan
konflik bersenjata sejak akhir Perang Dingin. Situasi di mana PBB tidak hanya bertindak
untuk menjaga perdamaian, tetapi juga kadang-kadang campur tangan termasuk Perang
Korea (1950–1953), dan otorisasi intervensi di Irak setelah Perang Teluk Persia di 1990.
PBB juga dikkritik untuk hal-hal yang dirasakan sebagai kegagalan. Dalam banyak
kasus, negara-negara anggota telah menunjukkan keengganan untuk mencapai atau
melaksanakan resolusi Dewan Keamanan, sebuah masalah yang berasal dari sifat PBB
sebagai organisasi antar pemerintah—dilihat oleh beberapa orang sebagai hanya sebuah
asosiasi dari 192 negara anggota yang harus mencapai konsensus, bukan sebuah organisasi
independen. Perselisihan dalam Dewan Keamanan tentang aksi militer, dan intervensi
dipandang sebagai kegagalan untuk mencegah Genosida Rwanda 1994, gagal untuk
menyediakan bantuan kemanusiaan, dan campur tangan dalam Perang Kongo Kedua, gagal
untuk campur tangan dalam pembantaian Srebrenica tahun 1995, dan melindungi pengungsi
surga dengan mengesahkan pasukan penjaga perdamaian ke menggunakan kekuatan,
kegagalan untuk memberikan makanan untuk orang kelaparan di Somalia, kegagalan untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan resolusi Dewan Keamanan yang berhubungan dengan
konflik Israel-Palestina, dan terus gagal untuk mencegah genosida atau memberikan bantuan
di Darfur. Pasukan penjaga perdamaian PBB juga telah dituduh melakukan pemerkosaan
anak, pelecehan seksual atau menggunakan pelacur selama misi penjaga perdamaian, dimulai
pada tahun 2003, di Kongo, Haiti, Liberia, Sudan, Burundi dan Pantai Gading. Pada tahun
2004, mantan Duta Besar Israel untuk PBB Dore Gold mengkritik apa yang disebutnya
relativisme moral milik organisasi dalam menghadapi (dan sesekali mendukung) genosida
dan terorisme yang terjadi di antara kejelasan moral antara periode pendirian, dan hari ini.
Gold juga khusus menyebutkan undangan Yasser Arafat tahun 1988 untuk berbicara dengan
Majelis Umum sebagai titik yang rendah dalam sejarah PBB.
Selain perdamaian, PBB juga aktif dalam mendorong perlucutan senjata. Peraturan
persenjataan juga dimasukkan dalam penulisan Piagam PBB tahun 1945, dan dilihat sebagai
cara untuk membatasi penggunaan sumber daya manusia, dan ekonomi untuk menciptakan
mereka. Namun, munculnya senjata nuklir yang datang hanya beberapa minggu setelah
penandatanganan piagam segera menghentikan konsep keterbatasan senjata, dan perlucutan
senjata, menghasilkan resolusi pertama dari pertemuan pertama Majelis Umum yang
meminta proposal khusus untuk “penghapusan senjata atom dari persenjataan nasional dan
semua senjata besar lainnya yang bisa digunakan sebagai pemusnah massal.” Forum-forum
utama untuk masalah perlucutan senjata adalah Komite Pertama Majelis Umum, Komisi
Perlucutan Senjata PBB, dan Konferensi Perlucutan Senjata, dan pertimbangan telah
dilakukan tentang manfaat larangan pengujian senjata nuklir, pengawasan senjata luar
angkasa, pelarangan senjata kimia dan ranjau darat, perlucutan senjata nuklir, dan senjata
konvensional, zona bebas-senjata-nuklir, pengurangan anggaran militer, dan langkah-langkah
untuk memperkuat keamanan internasional.
PBB adalah salah satu pendukung resmi Forum Keamanan Dunia (World Security
Forum), sebuah konferensi internasional besar tentang efek dari bencana global, dan bencana,
yang terjadi di Uni Emirat Arab, pada bulan Oktober 2008.
Pada 5 November 2010 Ivor Ichikowitz, pendiri, dan ketua eksekutif Paramount
Group, mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk dukungan, pelatihan,
dan peralatan yang lebih banyak untuk pasukan penjaga perdamaian Afrika. Ichikowitz
mengatakan bahwa pasukan Uni Afrika harus mendapat dukungan yang sama dengan
pasukan PBB.

Hak asasi manusia dan bantuan kemanusiaan


Penegakan hak asasi manusia merupakan alasan utama untuk didirikannya PBB.
Kekejaman, dan genosida pada Perang Dunia II menyebabkan munculnya konsensus bahwa
organisasi baru ini harus bekerja untuk mencegah tragedi serupa pada masa mendatang.
Tujuan awal adalah menciptakan kerangka hukum untuk mempertimbangkan, dan bertindak
atas keluhan tentang pelanggaran hak asasi manusia. Piagam PBB mewajibkan semua negara
anggota untuk mempromosikan “penghargaan universal bagi, dan kepatuhan terhadap, hak
asasi manusia” dan mengambil “tindakan bersama dan terpisah” untuk itu. Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia, meskipun tidak mengikat secara hukum, diadopsi oleh Majelis
Umum pada tahun 1948 sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua. Majelis secara
teratur mengambil isu-isu hak asasi manusia.
PBB dan lembaga-lembaganya adalah badan penting dalam menegakkan, dan
melaksanakan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Pernyataan Umum tentang Hak-Hak
Asasi Manusia. Salah satu contoh adalah dukungan oleh PBB untuk negara-negara dalam
transisi menuju demokrasi. Bantuan teknis dalam memberikan pemilu yang bebas, dan adil,
meningkatkan struktur peradilan, penyusunan konstitusi, pelatihan pejabat hak asasi manusia,
dan mengubah gerakan bersenjata menjadi partai politik telah memberikan kontribusi
signifikan terhadap demokratisasi di seluruh dunia. PBB telah membantu pemilihan berjalan
di negara-negara dengan sedikit atau tanpa sejarah demokrasi, termasuk baru-baru ini di
Afghanistan dan Timor Timur. PBB juga merupakan forum untuk mendukung hak
perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
negara mereka. PBB memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesadaran konsep hak asasi
manusia melalui perjanjian, dan perhatiannya terhadap pelanggaran yang spesifik melalui
Majelis Umum, resolusi Dewan Keamanan resolusi, atau Mahkamah Internasional.
Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tahun
2006[38] bertujuan untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia. Dewan adalah penerus
Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang sering dikritik karena memberikan jabatan tinggi
kepada negara-negara anggota yang tidak menjamin hak-hak asasi warga negara mereka
sendiri. Dewan ini memiliki 47 anggota didistribusikan secara wilayah, dengan masing-
masing masa jabatan tiga tahun, dan tidak mungkin menjabat selama tiga kali berturut-turut.
Sebuah kandidat untuk Dewan Hak Asasi Manusia harus disetujui oleh mayoritas Majelis
Umum. Selain itu, dewan memiliki aturan ketat untuk keanggotaan, termasuk peninjauan hak
asasi manusia universal. Sementara beberapa anggota dengan catatan hak asasi manusia yang
dipertanyakan telah dipilih, hal ini lebih sedikit dari sebelumnya dengan fokus peningkatan
pada catatan hak asasi manusia masing-masing negara anggota.
Hak beberapa 370 juta masyarakat adat di seluruh dunia juga merupakan suatu fokus
untuk PBB, dengan Deklarasi tentang Hak-Hak Masyarakat Adat yang disetujui oleh Majelis
Umum pada tahun 2007. Deklarasi ini menguraikan hak-hak individu, dan kolektif untuk
budaya, bahasa, pendidikan, identitas, pekerjaan, dan kesehatan, menyikapi isu-isu pasca-
kolonial yang dihadapi masyarakat adat selama berabad-abad. Deklarasi tersebut bertujuan
untuk mempertahankan, memperkuat, dan mendorong pertumbuhan adat, budaya institusi,
dan tradisi. Deklarasi ini juga melarang diskriminasi terhadap masyarakat adat, dan
mendorong partisipasi aktif mereka dalam hal-hal yang menyangkut masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan mereka.
Dalam hubungannya dengan organisasi lain seperti Palang Merah, PBB menyediakan
makanan, air minum, tempat tinggal, dan pelayanan kemanusiaan lainnya untuk orang-orang
yang menderita kelaparan, pengungsi akibat perang, atau yang terkena bencana lainnya.
Cabang kemanusiaan utama dari PBB adalah Program Pangan Dunia (yang membantu pakan
lebih dari 90 juta orang di 73 negara), kantor Komisaris Tinggi untuk Pengungsi dengan
proyek-proyek di lebih dari 116 negara, serta proyek-proyek penjaga perdamaian di lebih dari
24 negara.
- Sosial dan pembangunan ekonomi
PBB terlibat dalam mendukung pembangunan, misalnya oleh perumusan
Pembangunan Milenium. Badan Program Pembangunan (UNDP) adalah sumber multilateral
terbesar untuk bantuan hibah teknis di dunia. Organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), UNAIDS, dan Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria
merupakan lembaga pemimpin dalam pertempuran melawan penyakit di seluruh dunia,
terutama di negara-negara miskin. Dana Kependudukan PBB merupakan penyedia utama
layanan reproduksi. 32 agen PBB yang bertujuan untuk memajukan pembangunan
mengkoordinasi usaha-usaha mereka lewat Kelompok Pembangunan Perserikatan Bangsa-
Bangsa atau UNDG.
PBB juga mempromosikan pengembangan manusia melalui berbagai instansi terkait,
terutama oleh UNDP. Kelompok Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF),
misalnya, bersifat independen, dan merupakan badan khusus, dan pengamat dalam kerangka
PBB, menurut suatu perjanjian pada tahun 1947. Mereka awalnya dibentuk terpisah dari PBB
melalui Perjanjian Bretton Woods tahun 1944.
PBB setiap tahun menerbitkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), beberapa negara
mengukur perbandingan peringkat oleh kemiskinan, melek huruf, pendidikan, harapan hidup,
dan faktor lainnya.
Sasaran Pembangunan Milenium adalah delapan tujuan yang telah disepakati seluruh
negara anggota PBB untuk mencoba mencapai pada tahun 2015. Dideklarasikan pada
Deklarasi Milenium PBB yang ditandatangani pada bulan September 2000.
- Mandat
Dari waktu ke waktu, tubuh yang berbeda dari PBB mengeluarkan resolusi yang
mengandung paragraf operasi yang dimulai dengan “permintaan” kata-kata, “menyerukan",
atau "mendorong", yang Sekretaris Jenderal menafsirkan sebagai mandat untuk membentuk
organisasi sementara atau melakukan sesuatu. Mandat ini bisa sesedikit meneliti, dan
menerbitkan laporan tertulis, atau mounting operasi pemeliharaan perdamaian besar-besaran
(biasanya domain eksklusif Dewan Keamanan).
Meskipun lembaga-lembaga khusus, seperti WHO, yang awalnya dibentuk oleh cara
ini, mereka tidak sama dengan mandat karena mereka adalah organisasi permanen yang ada
secara independen dari PBB dengan struktur keanggotaan mereka sendiri. Orang bisa
mengatakan bahwa mandat asli hanya untuk menutupi proses pembentukan lembaga tersebut,
dan oleh karenanya lama kedaluwarsa. Sebagian besar mandat berakhir setelah jangka waktu
yang terbatas, dan membutuhkan perpanjangan dari tubuh, yang mengaturnya.
Salah satu hasil dari KTT Dunia 2005 adalah mandat (berlabel ID 17171) untuk
Sekretaris-Jenderal untuk "meninjau semua mandat yang lebih tua dari lima tahun yang
berasal dari resolusi Majelis Umum dan badan-badan lainnya". Untuk memfasilitasi ulasan
ini, dan akhirnya membawa koherensi kepada organisasi, Sekretariat telah menghasilkan
sebuah mandat untuk menggambar bersama laporan yang berkaitan dengan masing-masing,
dan menciptakan gambaran keseluruhan.
NEGARA ANGGOTA ASEAN

BENDERA PBB

Anda mungkin juga menyukai