Anda di halaman 1dari 221

PEDOMAN PENYELENGGARAAN AKTIVITAS

JAMIYYAH
PEDOMAN JAMIYYAH
PEDOMAN ADMINISTRASI DAN KSP
PEDOMAN KADERISASI
PEDOMAN PEMBINAAN
PEDOMAN OLAHRAGA
PEDOMAN SEKOLAH POLITIK

PIMPINAN PUSAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026
DAFTAR ISI

Pemoman Jamiyyah …………………………………………………………………………………………. 1


Pedoman Administrasi dan KSP …………………………………………………………………………………………. 33
Pedoman Kaderisasi …………………………………………………………………………………………. 79
Pedoman Pembinaan …………………………………………………………………………………………. 138
Pedoman Olahraga …………………………………………………………………………………………. 190
Pedoman Sekolah Politik …………………………………………………………………………………………. 198
PEDOMAN JAMIYYAH
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
2021
PEDOMAN KERJA JAMIYYAH
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

BAB I UMUM
Pasal 1
Pengertian Umum
1. Pedoman kerja adalah batasan-batasan dan peraturan-peraturan mengenai hirarki
struktural, tugas, kewajiban, tanggungjawab, dan wewenang masing-masing
jabatan di setiap jenjang pimpinan dalam Pemuda Persatuan Islam
2. Pedoman kerja ini dimaksudkan untuk memperjelas batasan hirarki struktural,
tugas, kewajiban, tanggungjawab, dan wewenang masing-masing jabatan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja Pemuda Persatuan Islam
3. Jamiyyah adalah Pemuda Persatuan Islam disingkat Pemuda Persis yang didirikan
di Bandung pada tanggal 28 Dzulhijjah 1354 H bertepatan dengan tanggal 22 Maret
1936M.
4. Pimpinan Jamiyyah adalah Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah,
Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Jama’ah
5. Lembaga adalah wadah kegiatan yang sifatnya operasional dan pelayanan
langsung yang menyentuh jama’ah dan umat
6. Tasykil adalah struktur organisasi di lingkungan Pemuda Persis

Pasal 2
Dasar Hukum
Dasar hukum perumusan dan penyusunan Pedoman Kerja ini adalah Qaidah Asasi
Bab II tentang Jamaah, Imamah, dan Imarah pasal 14 dan Qaidah Dakhili Bab III
tentang Pimpinan pasal 17 ayat 6

Pasal 3
Landasan

1. Q.S.As-Shaf:4
‫وص‬
ٌ ‫ص‬ ٌ ‫صفًّا َكأَنَّ ُه ْم بُ ْن َي‬
ُ ‫ان َم ْر‬ َ ‫َّللاَ ي ُِحبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي‬
َ ‫س ِبي ِل ِه‬ َّ ‫ِإ َّن‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
(Q.S. As-Shaff:4)

2. Q.S. AliImran:104
َ‫ع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئِ َك ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُحون‬ ِ ‫َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر‬
َ َ‫وف َويَ ْن َه ْون‬
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung”.(Q.S. Ali Imran: 104)
3. Hadits
‫علَى‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ع ْن أ َ ِبي َم ْسعُو ٍد – رضي هللا عنه – قَا َل‬
ِ َّ َ ‫سو ُل‬
َ ‫ َم ْن دَ َّل‬: ‫َّللا – صلى هللا عليه وسلم‬ َ
َ ْ َ
‫ فَلهُ ِمث ُل أ ْج ِر فَا ِع ِل ِه‬,‫َخي ٍْر‬
Dari Ibn Mas’ud r.a. berkata, Rasul bersabda:“Barang siapa yang menunjukkan (manusia)
kepada kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebanyak orang yang melakukannya”.(HR.
Muslim)
4. Qaidah Dakhili Bab III Pasal 17 ayat 6
Pimpinan Pusat berkewajiban membuat Pedoman Kerja Jamiyyah demi kelancaran
Program Jihad Jamiyyah

Pasal 4
Ruang Lingkup
1. Petunjuk Pelaksana Bidang Jamiyyah Tentang Forum Pembuat Keputusan
Pemuda Persatuan Islam
2. Petunjuk Operasional Kerja Jamiyyah Tentang Mekanisme Pengambilan
Keputusan Pemuda Persis
3. Petunjuk Pelaksana Bidang Jamiyyah Tentang Pimpinan Pemuda Persatuan
Islam.
4. Petunjuk Pelaksana Bidang Jamiyyah Tentang Tata Kerja Pemuda Persatuan Islam.
5. Petunjuk Pelaksana Bidang Jamiyyah Tentang SanksiJamiyyah.
6. Petunjuk Pelaksana Bidang Jamiyyah tentang StrukturJamiyyah.

Pasal 5
Peraturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Jamiyyah ini akan diatur kemudian
berdasarkan kebijakan PP Pemuda Persatuan Islam.

Pasal 6
Pengesahan
Pedoman Jamiyyah Pemuda Persatuan Islam ini ditetapkan dan disahkan oleh PP
Pemuda Persatuan Islam melalui Musyawarah Pimpinan Lengkap yang Diperluas.

3
PETUNJUK OPERASIONALKERJA JAMIYYAH
TENTANG
FORUM PEMBUAT KEPUTUSAN PEMUDA PERSATUAN ISLAM

BAB I
MUSYAWARAH
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan
atas penyelesaian masalah.
2. Prinsip musyawarah didasarkan pada asas mufakat, persaudaraan, kejujuran, dan
keterbukaan.
3. Quorum adalah Musyawarah yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga
jumlah peserta musyawarah yang diundang.
4. Peserta Musyawarah utusan pimpinan Jamiyyah yang diatur dalam Qaidah
Dakhili Pemuda Persatuan Islam
5. Peninjau Musyawarah adalah utusan pimpinan Jamiyyah untuk meninjau
pelaksanaan musyawarah
6. Pengawas adalah mereka yang diutus oleh Pimpinan yang berada diatasnya
bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan Musyawarah
7. Undangan adalah mereka yang diundang secara khusus oleh setiap Pimpinan
Jamiyah

Pasal 2
Jenis Musyawarah Musyawarah
1. Muktamar
2. Musyawarah Wilayah
3. Musyawarah Daerah
4. Musyawarah Cabang
5. Musyawarah Jamaah
6. Musyawarah Khusus
7. Musyawarah Luar Biasa
8. Musyawarah Pimpinan:
a. Musyawarah Pimpinan Nasional
b. Musyawarah Pimpinan Harian
c. Musyawarah Pimpinan Lengkap
d. Musyawarah Pimpinan Lengkap yang diperluas
e. Musyawarah Pimpinan Terbatas
f. Musyawarah Kerja

Pasal 3
Muktamar
1. Muktamar diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat setiap 5 (lima) tahun sekali
2. Muktamar adalah pengambil kebijakan tertinggi dalam Jamiyyah Pemuda Persis
3. Muktamar dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua pertiga
dari
4. jumlah Pimpinan Cabang, Daerah dan Wilayah
5. Muktamar menilai laporan pertanggungjawaban ketua umum Pemuda Persis
6. Muktamar menetapkan Qaidah Asasi, Qaidah Dakhili, Program Jihad, Garis-Garis
7. Besar Rencana Jihad dan produk-produk Muktamar lainnya

4
8. Muktamar memilih dan menetapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat
9. Persidangan dalam Muktamar dipimpin oleh Pimpinan Sidang.
10. Pimpinan Sidang berasal dari unsur Pimpinan Pusat dan peserta Muktamar yang
terpilih.
11. Muktamar diikuti oleh peserta, peninjau, pengawas dan undangan.
12. Peserta terdiri atas: Utusan Pimpinan Pusat, utusan Pimpinan Wilayah, Utusan
Pimpinan Daerah, dan Utusan Pimpinan Cabang, yang ditentukan jumlahnya oleh
Panitia Muktamar berdasarkan skala perimbangan.
13. Peninjau adalah mereka yang diutus oleh Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah,
dan Pimpinan Cabang untuk meninjau pelaksanaan Muktamar dan ditetapkan
oleh Pimpinan Pusat.
14. Pengawas adalah utusan Pimpinan Pusat Persis yang mengawasi dan
memerhatikan jalannya muktamar
15. Undangan adalah mereka yang diundang oleh Pimpinan Pusat.
16. Setiap peserta memiliki hak suara dan hak bicara
17. Peninjau hanya memiliki hak bicara
18. Pengawas memiliki hak bicara
19. Undangan tidak memiliki hak bicara dan hak suara
20. Keputusan dalam muktamar diambil dengan cara musyawarah mufakat.
21. Hal-hal lain terkait cara pengambilan keputusan akan diatur dalam Tata Tertib
Muktamar.
22. Pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat dilakukan dengan cara musyawarah
mufakat.
23. Ketua Umum Pimpinan Pusat adalah seseorang yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Anggota Pemuda Persis;
b. Pernah menjadi tasykil PD/PW/PP, atau mengikuti Tafiq III
24. Ketua Umum terpilih diberikan hak prerogatif untuk menetapkan tasykil
Pimpinan
25. Pusat selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah Muktamar.
26. Hal-hal lain terkait pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat akan diatur dalam
Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum

Pasal 4
Pelaksanaan Musyawarah Wilayah, Daerah, Cabang dan Jamaah
1. Setiap level Pimpinan harus membentuk steering comite (SC) untuk membuat draf
Musyawarah
2. Adapun draf Musyawarah yang harus disusun:
a. draf Rancangan Agenda Acara
b. Draf Tata Tertib Musyawarah
c. Draf Garis Besar Musyawarah
d. Draf Tata Tertib Pemilihan Ketua
e. Draf Program Jihad Jami’iyyah
f. Draf Rekomendasi
g. Laporan Pertanggungjawaban
h. Draf Konsideran Sidang
3. Setiap musyawarah dilaksanakan melalui proses Pra Sidang dan Sidang Pleno
4. Pra Sidamg merupakan serangkaian agenda yang dilakukan oleh steering comite
(SC) bertugas untuk
a. Merumuskan Tata Tertib Persidangan
b. Memilih presidium sidang 1, 2 dan 3

5
5. Sidang Pleno terdiri dari
a. Sidang Pleno 1 yaitu menentukan agenda acara dan Garis Besar Musyawarah
b. Sidang Pleno 2 yaitu menilai Laporan Pertanggungjawaban, Pandangan
Umum dan Demisionerisasi
c. Sidang Pleno 3 yaitu merumuskan program jihad dan Rekomendasi
d. Sidang Pleno 4 yaitu Tata tertib pemilihan ketua dan Pemilihan ketua
6. Setiap persidangan dipimpin oleh 3 orang presidium sidang
7. Setiap presidium sidang ditentukan oleh musyawirin
8. Setiap Musyawarah dibuka oleh Pimpinan yang ada diatasnya

Pasal 5
Musyawarah Pimpinan Nasional
Musyawarah yang diikuti oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan Pimpinan
Daerah untuk membahas isu-isu nasional yang aktual dan strategis
1. Dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (Satu) kali dalam setahun.
2. Dihadiri oleh Ketua Umum, Sekretaris umum, Bendahara, Ketua Bidang, sekretaris
Bidang, semua Pimpinan Harian Pimpinan Wilayah serta Pimpinan Daerah
3. Dipimpin oleh Ketua Umum atau Sekretaris Umum
4. Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
5. Perangkat persidangan meliputi:
a. Draf Sidang
b. Berita Acara
c. Daftar Hadir
6. Hak dan wewenang :
a. Menyusun kebijakan-kebijakan tentang isu-isu nasional yang aktual dan
strategis
b. Menyelesaikan masalah-masalah isu-isu nasional yang aktual dan strategis

Pasal 6
Musyawarah Pimpinan Harian
Musyawarah Pimpinan Harian, adalah musyawarah yang diikuti oleh Pimpinan
Harian untuk membicarakan kegiatan rutin Jamiyyah.
1. Dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (Satu) kali dalam sebulan.
2. Dihadiri oleh Pimpinan harian
3. Dipimpin oleh Ketua atau Sekretaris
4. Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
5. Perangkat persidangan meliputi:
a. Draf Sidang
b. Berita Acara
c. Daftar Hadir
6. Hak dan wewenang :
a. Menyusun kebijakan-kebijakan program secara lebih spesifik berikut time
schedule dan anggaran biaya.
b. Menyelesaikan masalah-masalah aktual selama satu bulan berjalan.
c. Mengevaluasi program selama satu bulanberjalan.

Pasal 7
Musyawarah Pimpinan Lengkap
Musyawarah Pimpinan Lengkap adalah musyawarah yang diikuti oleh Pimpinan
Lengkap untuk membicarakan persoalan-persoalan pokok yang dihadapi Jamiyyah.
1. Dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.

6
2. Dihadiri oleh Tasykil Pemuda Persatuan Islam sesuai tingkatannya.
3. Dipimpin oleh Ketua atau Sekretaris
4. Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
5. Perangkat persidangan meliputi:
a. Draf Sidang
b. Berita Acara
c. Daftar Hadir
6. Hak dan wewenang :
a. Menyusun kebijakan-kebijakan program secara lebih spesifik berikut time
schedule dan anggaran biaya.
b. Menyelesaikan masalah-masalah aktual selama satu semester berjalan.
c. Mengevaluasi program selama satu semester berjalan.
d. Musyawarah Lengkap untuk menentukan PYMT (Pejabat Yang
Melaksanakan Tugas) selama ketua berhalangan sementara.

Pasal 8
Musyawarah Pimpinan Lengkap Yang Diperluas
Musyawarah Pimpinan Lengkap yang diperluas adalah musyawarah yang diikuti
oleh Pimpinan Lengkap dan pihak-pihak lain yang dipandang perlu baik unsur
internal dan eksternal untuk membicarakan persoalan-persoalan penting dan
strategis.
1. Dilaksanakan bersifat insidental.
2. Dihadiri oleh Tasykil Pemuda Persatuan Islam sesuai tingkatannya dan pihak-
pihak lain yang dianggap perlu.
3. Dipimpin oleh Ketua atau sekretaris
4. Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
5. Perangkat persidangan meliputi:
a. Draf Sidang
b. Berita Acara
c. Daftar Hadir
6. Hak dan wewenang :
a. Menyelesaikan masalah-masalah aktual.
b. Membahas kebijakan internal dan eksternal Jamiyyah.

Pasal 9
Musyawarah Pimpinan Terbatas
Musyawarah Pimpinan Terbatas adalah musyawarah yang diselenggarakan oleh
Pimpinan secara terbatas dengan hanya melibatkan pihak-pihak tertentu untuk
membicarakan masalah penting.
1. Dilaksanakan bersifat insidental.
2. Dihadiri oleh pihak-pihak tertentu baik pimpinan harian, bidang, atau lembaga
khusus di setiap jenjang Pemuda Persatuan Islam sesuai tingkatannya
3. Dipimpin oleh Ketua atau sekretaris
4. Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
5. Perangkat persidangan meliputi:
a. Draf Sidang
b. Berita Acara
c. Daftar Hadir
6. Hak dan wewenang :
a. Membahas masalah-masalah penting.
b. Membahas kebijakan internal Jamiyyah.

7
Pasal 10
Musyawarah Kerja
1. Musyawarah Kerja adalah musyawarah yang diikuti oleh Pimpinan Lengkap dan
utusan Pimpinan di bawahnya atau anggota di wilayahnya untuk merencanakan
program jihad Jamiyyah.
2. Musyawarah dilaksanakan guna mengevaluasi program kerja untuk satu tahun
kebelakang di setiap jenjang pimpinan jamiyyah
3. Musyawarah dilaksanakan guna merumuskan program kerja untuk satu tahun di
setiap jenjang pimpinan jamiyyah
4. Musyawarah kerja dilaksanakan sekurang-kurangnya 21 hari setelah ditetapkan
Tasykil Pimpinan Jamiyah
5. Dipimpin oleh Pimpinan Harian
6. Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
7. Perangkat persidangan meliputi:
a. Draf Sidang
b. Berita Acara
c. Daftar Hadir

Pasal 11
Jenjang Musyawarah Kerja

1. MUSYAWARAH KERJANASIONAL
a. Musyawarah Kerja di tingkat pusat/nasional disebut Musyawarah Kerja
Nasional disingkat MUSKERNAS
b. Musyawarah kerja Nasional dihadiri oleh :
1) Tasykil Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam,
2) Utusan Pimpinan Wilayah Pemuda Persatuan Islam.
3) Utusan Lembaga Khusus tingkat Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan
Islam
4) Undangan yang dianggap perlu.
c. Jumlah utusan ditentukan oleh Pimpinan Pusat.
2. MUSYAWARAH KERJA WILAYAH
a. Musyawarah Kerja di tingkat Wilayah/provinsi disebut Musyawarah Kerja
Wilayah disingkat MUSKERWIL.
b. Muskerwil dihadiri oleh:
1) Tasykil Pimpinan Wilayah Pemuda Persatuan Islam.
2) Utusan Pimpinan Daerah Pemuda Persatuan Islam.
3) Utusan Lembaga Khusus tingkat Pimpinan Wilayah Pemuda Persatuan
Islam
4) Perwakilan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam sekaligus
membuka acara Musyawarah Kerja Wilayah.
5) Undangan yang dianggap perlu.
c. Jumlah Utusan ditentukan oleh Pimpinan Wilayah.
3. MUSYAWARAH KERJA DAERAH
a. Musyawarah Kerja di tingkat daerah (Kota atau kabupaten) disebut
Musyawarah Kerja Daerah disingkat MUSKERDA.
b. Muskerda dihadiri oleh:
1) Tasykil Pimpinan Daerah Pemuda Persatuan Islam.
2) Utusan Pimpinan Cabang Pemuda Persatuan Islam,
3) Utusan Lembaga Khusus tingkat Pimpinan Daerah Pemuda Persatuan
Islam

8
4) Perwakilan Pimpinan Wilayah Pemuda Psrsatuan Islam sekaligus
membuka acara Musyawarah Kerja Daerah
5) Undangan yang dianggap perlu.
c. Jumlah Utusan ditentukan oleh Pimpinan Daerah.

4. MUSYAWARAH KERJA CABANG


a. Musyawarah Kerja di tingkat Cabang/Kecamatan disebut Musyawarah Kerja
Cabang disingkat MUSKERCAB,
b. Muskercab dihadiri oleh:
1) Tasykil Pimpinan Cabang Pemuda Persatuan Islam.
2) Utusan Lembaga Khusus tingkat Pimpinan Cabang Pemuda Persatuan
Islam
3) Seluruh anggota jama'ah Pemuda Persatuan Islam.
4). Perwakilan Pimpinan Daerah Pemuda Persatuan Islam sekaligus
membuka acara Muskercab.
5). Undangan yang dianggap perlu.

5. MUSYAWARAH KERJA JAMA’AH


a. Musyawarah Kerja di tingkat Jama'ah disebut Musyawarah Kerja Jama'ah
disingkat MUSKERJAM.
b. Muskerjam dihadiri oleh:
1). Tasykil Pimpinan Jama'ah Pemuda Persatuan Islam,
2). Utusan Lembaga Khusus di Tingkat Pimpinan Jamaah Pemuda
Persatuan Islam
3). Seluruh anggota jama'ah Pemuda Persatuan Islam bersangkutan.
4). Perwakilan Pimpinan Cabang Pemuda Persatuan Islam sekaligus
membuka acara Muskerjam,
5). Undangan yang dianggap perlu.

Pasal 12
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Kerja
1. Menyusun paket program kerja untuk 1 (satu) tahun
2. Menyusun dan menetapkan kebijakan-kebijakan taktis untuk kelancaran roda
Jamiyyah Pemuda Persatuan Islam di tingkatnya masing-masing.
3. Mengevaluasi program kerja tahunan.

Pasal 13
Musyawarah Khusus
1. Musyawarah Khusus adalah Musyawarah yang dilakukan oleh setiap Pimpinan
Jamiyah jika Ketua Pimpinan Jamiyyah yang berhalangan tetap sehingga tidak
dapat melaksanakan tugas-tugasnya.
2. Mekanisme pelaksanaan Musyawarah khusus adalah:
a. Ketua Pimpinan Jamiyyah berhalangan tetap:
1) Sekretaris atau Bidang Jamiyyah merencanakan dan menggelar
Musyawarah Khusus dengan mengundang para ketua pimpinan
jamiyyah dibawahnya atau yang mewakilinya.
2) Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
3) Dipimpin oleh Pimpinan Harian
4) Perangkat persidangan meliputi:
a) Draf Sidang
b) Berita Acara

9
c) Daftar Hadir
5) Musyawarah Khusus dianggap sah apabila dihadiri oleh Pimpinan
Lengkap dan para ketua pimpinan jamiyyah dibawahnya dan atau yang
mewakilinya
6) Hasil musyawarah adalah memilih dan menetapkan salah seorang
tasykil Pimpinan yang bersangkutan untuk menjadi ketua.
5) Ketua terpilih melanjutkan masa jihad kepemimpinan sebelumnya dan
tidak dihitung satu masa jihad

Pasal 14
Musyawarah Luar Biasa
1. Musyawarah Luar Biasa adalah musyawarah yang diselenggarakan oleh Pimpinan
Jamiyyah apabila terjadi kondisi darurat
2. Darurat adalah keadaan yang terjadi secara tiba-tiba dan diluar kemampuan
manusia serta tidak dapat dihindari, dan atau segala hal yang mengakibatkan
kegiatan organisasi tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya
3. Dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat 2, pimpinan Jamiyyah
dapat menunda pelaksanaan muktamar dan atau yang sejenis dibawahnya sampai
keadaan benar-benar normal
4. Jika menurut pertimbangan Jamiyyah keadaan darurat sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 telah berlangsung lama dan tidak kunjung normal, pimpinan Jamiyyah
dapat menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa yang penyelenggaraannya
disesuaikan dengan kondisi kedaruratan
5. Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Musyawarah Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila disetujui oleh
Pimpinan Jamiyyah dan 2/3 Pimpinan yang ada di bawahnya atau dari jumlah
anggota yang tercatat di wilayahnya.
b. Musyawarah Luar Biasa dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
oleh setengah lebih satu dari jumlah Pimpinan yang ada di bawahnya atau dari
jumlah anggota yang tercatat di wilayahnya.
c. Peserta Musyawarah Luar Biasa adalah Pimpinan Jamiyyah yang
bersangkutan dan Utusan Pimpinan yang ada di bawahnya atau anggota yang
tercatat di wilayahnya.
d. Jumlah Utusan Pimpinan ditentukan oleh Pimpinan Jamiyyah yang
menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa
e. Musyawarah luar biasa berfungsi juga untuk pembubaran Jamiyyah, dengan
mekanisme:
1) Ketua Umum merencanakan dan menggelar musyawarah dengan
mengundang ketua PW, PD, dan PC serta perwakilan Pimpinan Pusat
Persatuan Islam
2) Keputusan akhir untuk membubarkan atau membekukan berada di hasil
musyawarah Pimpinan Pusat Persatuan Islam
6. Pelaksanaan melalui mekanisme persidangan
7. Dipimpin oleh Pimpinan Harian
8. Perangkat persidangan meliputi:
a. Draf Sidang
b. Berita Acara
c. Daftar Hadir

10
PETUNJUK OPERASIONAL KERJA JAMIYYAH
TENTANG

MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMUDA PERSIS

BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
1. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara Musyawarah
2. Musyawarah dilakukan melalui proses persidangan
3. Sidang adalah instrumen pengambilan keputusan
4. Sidang komisi, yaitu sidang yang membahas rancangan keputusan dan ketetapan
Muktamar
5. Sidang pleno, yaitu sidang yang menghasilkan keputusan dan ketetapan.

BAB II
Mekanisme Persidangan
Pasal 2
Perangkat Sidang sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Draf Persidangan berupa agenda sidang, tata tertib dan konsideran
2. Daftar Hadir
3. Berita acara persidangan
Pasal 3
Presidium
1. Pimpinan Presidium adalah memimpin jalannya persidangan, membacakan hasil
keputusan, dan membacakan penetapan-penetapan;
2. Presedium merupakan seseorang yang dipilih untuk memimpin persidangan yang
sesuai dengan ketentuan QA QD atau Pedoman Kerja Jami’iyyah
3. Presidium tidak boleh berpihak pada salah satu pihak

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Presidium
1. Presidium Sidang berhak mengambil keputusan;
2. Presidium Sidang berhak memberikan sanksi kepada peserta sidang yang
melanggar tata tertib;
3. Presidium Sidang berhak menskor persidangan;
4. Presidium Sidang wajib membuka atau menutup persidangan;
5. Presidium Sidang wajib menjaga ketertiban dalam persidangan;
6. Presidium Sidang wajib mendengarkan pendapat, aspirasi, dan usulan dari peserta
sidang;
7. Presidium Sidang wajib memahami aturan-aturan persidangan

Pasal 5
Peserta Sidang
1. Peserta Sidang adalah peserta penuh dan peserta peninjau.
2. Peserta penuh adalah peserta yang memiliki hak suara dan hak bicara.
3. Peserta peninjau adalah peserta yang memiliki hak bicara.
4. Hak dan kewajiban lain serta sanksi peserta sidang di atur dalam Tata Tertib Sidang
yang diputuskan saat persidangan.

11
Pasal 6
Notulen Sidang
Notulen Sidang adalah pembantu presidium dalam hal administrasi, pencatat hasil
keputusan, ketetapan, dan rekomendasi yang dicantumkan dalam Berita Acara
Persidangan

Pasal 7
Pengesahan Persidangan
1. Kesepakatan dan/atau persetujuan yang tercapai dalam persidangan terdiri dari
keputusan dan ketetapan sidang:
a. Ketetapan sidang adalah putusan yang mempunyai kedudukan hukum pada
saat dan sesudah sidang yang yang mempunyai kekuatan hukum ke dalam
lingkup proses penyelenggaraan sidang
b. Keputusan sidang adalah putusan yang mempunyai kedudukan pada saat
dan sesudah sidang yang mempunyai kekuatan hukum ke dalam dan keluar
sidang
2. Keputusan dan ketetapan dalam sidang disahkan oleh presidium dengan ketukan
palu sidang.
3. Sebelum mengetuk palu sidang Presidium harus mendapatkan kesepakatan
dan/atau persetujuan dari peserta penuh sidang.
4. Aturan ketukan palu sidang
a. 1x : mengukuhkan kesepakatan.
b. 2x : pertukaran pimpinan sidang, penundaan sidang, pencabutan penundaan
(baik untuk lobby, istirahat, atau penundaan sidang untuk beberapa lama)
c. 3 x : menetapkan keputusan, membuka dan menutup sidang.
d. Berkali-kali : untuk menenangkan peserta sidang atau meminta peserta
memperhatikan jalannya sidang.

Pasal 8
Quorum
Qourum sidang ditentukan sebagaimana tercantum dalam QA QD dan Pedoman
Kerja Jamiyyah

Pasal 9
Materi Persidangan dan Konsideran
1. Materi Persidangan dan konsideran disesuaikan dengan kesepakatan Sidang untuk
di ambil keputusan bersama.
2. Materi persidangan dan konsideran merupakan draf persidangan yang di siapkan
sebelum persidangan

Pasal 10
Mekanisme Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan sidang dilaksanakan melalui musyawarah untuk mufakat.
2. Jika ayat (1) tidak dapat dilaksanakan maka pengambilan keputusan di sesuaikan
dengan kesepakatan Sidang.
BAB III
Istilah dalam Sidang
Pasal 11
1. Presidium adalah pengatur jalannya sidang agar menghasilkan keputusan yang
disepakati bersama.
2. Pending adalah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan

12
tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.
3. PK/Peninjauan kembali adalah mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan
4. Skorsing adalah menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobbying,
dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antar peserta sidang.
5. Lobbying adalah proses diskusi antar peserta sidang di luar pengaturan presidium.
6. Voting adalah prosesi pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
setelah jalan musyawarah mengalami permasalahan.
7. Qourum adalah syarat jumlah minimum peserta penuh sebelum persidangan
dimulai, agar keputusan dianggap sah.
8. Interupsi adalah memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang
sangat penting untuk diungkapkan. Di antaranya:
a. Point of clarification adalah interupsi untuk menjernihkan/meluruskan
permasalahan atau isi pembahasan.
b. Point of view adalah interupsi yang digunakan untuk menyampaikan
pendapat, tanggapan, usulan, saran
c. Point of order adalah interupsi yang digunakan untuk meminta pimpinan
sidang meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang
dianggap janggal.
d. Point of solution adalah interupsi untuk memberikan solusi atas
permasalahan yang dibahas.
e. Point of information adalah interupsi untuk memberikan informasi, baik
tentang pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan
dengan kondisi yang menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang
dipandang urgen untuk diinformasikan.
f. Point of privilege (rehabilitation) adalah interupsi yang berfungsi untuk
membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok karena
dipandang pembicaraan tersebut menyimpang dari etika atau menyinggung
perasaan.
9. Prosiding adalah hasil ketetapan sidang yang telah dibukukan dan sifatnya
tertulis
10. Konsideran adalah lembaran-lembaran keputusan berbentuk draft yang akan
disahkan dalam persidangan.

BAB VI
Penutup
Pasal 12
Segala ketentuan lain yang belum diputuskan dalam aturan ini akan diputuskan
kemudian1

13
PETUNJUK OPERASIONAL KERJA JAMIYYAH
TENTANG

PIMPINAN PEMUDA PERSATUAN ISLAM

BAB I
DASAR-DASAR PENYELENGGARAAN JAMIYYAH
Pasal 1
Imamah
Imamah (kepemimpinan) dalam penyelenggaraan Jamiyyah mengutamakan
kebersamaan dan musyawarah dengan penuh ketaatan dan keikhlasan

Pasal 2
Kedudukan dan Lingkup Kewenangan Pimpinan di Setiap Jenjang
1. Pimpinan Pusat memiliki kedudukan strategis dalam membuat kebijakan-
kebijakan dan dalam melaksanakan kegiatannya pada lingkup nasional dan
internasional.
2. Pimpinan Wilayah bersifat koordinatif dan atau operasional dalam lingkup
Propinsi.
3. Pimpinan Daerah bersifat koordinatif dan atau operasional dalam lingkup
Kabupaten/Kota.
4. Pimpinan Cabang bersifat koordinatif dan atau operasional dalam lingkup
Kecamatan.
5. Pimpinan Jama’ah merupakan ujung tombak kegiatan yang langsung
berhubungan dengan kepentingan umat di wilayah sekitar masjid atau lingkungan
pemukiman yang menjadi wilayah kerjanya setingkat kelurahan/desa atau RW
(RukunWarga).

BAB II
PENGESAHAN TASYKIL PIMPINAN
Pasal 3
Pengangkatan Tasykil
1. Ketua terpilih diberikan hak prerogatif untuk menetapkan tasykil disetiap level
pimpinan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
2. Pengangkatan Tasyil setiap level Pimpinan disahkan oleh ketua dengan
sepengetahuan Pimpinan yang berada diatasnya.
3. Reposisi atau reshuffle menjadi hak perogratif ketua melalui meskanisme
Musyawarah Pimpinan Harian
4. Reposisi atau reshuffle Tasykil setiap level Pimpinan disahkan oleh ketua dengan
sepengetahuan Pimpinan yang berada diatasnya.

BAB II PIMPINAN
Pasal 3
Kriteria Tasykil Pimpinan
1. Dalam upaya menciptakan struktur Jamiyyah yang kokoh dan mewujudkan kultur
Jamiyyah yang baik, maka setiap Tasykil Pimpinan pada jenjangnya harus
memenuhi kualifikasi sesuai dengan sistem kaderisasi.
2. Anggota yang akan menduduki tasykil Pimpinan menjadi hak perogratif ketua
berdasar rekomendasi Pimpinan bersangkutan dengan pertimbangan memenuhi
kualifikasi sesuai tingkatannya.
3. Kriteria untuk tasykil Pimpinan Pemuda Persatuan Islam adalah sebagai berikut:

14
a. Pimpinan Pusat
1) Anggota Pemuda Persatuan Islam yang dibuktikan dengan kartu dan
berdasarkan kesaksian Pimpinan yang bersangkutan.
2) Telah mengikuti Tafiq III dan atau pernah menjadi tasykil PW atau PD.
3) Memiliki komitmen yang jelas dan loyal terhadap visi dan misi Jamiyyah
dengan memperhatikan rekam jejak dalam hal kiprah berjamiyyah.
4) Memiliki visi dalam membuat program dan dalam mengembangkannya.
5) Memiliki keimanan yang kokoh, ibadah yang benar dan berakhlak mulia
b. Pimpinan Wilayah
1) Anggota Pemuda Persatuan Islam yang dibuktikan dengan kartu dan
berdasarkan kesaksian Pimpinan yang bersangkutan.
2) Telah mengikuti Tafiq II dan atau pernah menjadi tasykil PD atau PC.
3) Memiliki komitmen yang jelas dan loyal terhadap visi dan misi Jamiyyah
dengan memperhatikan rekam jejak dalam hal kiprah berjamiyyah.
4) Memiliki visi dalam membuat program dan dalam mengembangkannya.
5) Memiliki keimanan yang kokoh, ibadah yang benar dan berakhlak mulia.
c. Pimpinan Daerah
1) Anggota Pemuda Persatuan Islam yang dibuktikan dengan kartu dan
berdasarkan kesaksian Pimpinan yang bersangkutan.
2) Telah mengikuti Tafiq II dan atau pernah menjadi tasykil PC.
3) Memiliki komitmen yang jelas dan loyal terhadap visi dan misi Jamiyyah
dengan memperhatikan rekam jejak dalam hal kiprah berjamiyyah.
4) Memiliki visi dalam membuat program dan dalam mengembangkannya.
5) Memiliki keimanan yang kokoh, ibadah yang benar dan berakhlak mulia.
d. Pimpinan Cabang
1) Anggota Pemuda Persatuan Islam yang dibuktikan dengan kartu dan
berdasarkan kesaksian Pimpinan yangbersangkutan.
2) Telah mengikuti Tafiq I dan atau Maruf dibuktikan dengan syahadah.
3) Memiliki komitmen yang jelas dan loyal terhadap visi dan misi Jamiyyah
dengan memperhatikan rekam jejak dalam hal kiprah berjamiyyah.
4) Memiliki visi dalam membuat program dan dalam mengembangkannya.
5) Memiliki keimanan yang kokoh, ibadah yang benar dan berakhlak mulia.
e. Pimpinan Jama’ah
1) Anggota Pemuda Persatuan Islam yang dibuktikan dengan kartu dan
berdasarkan kesaksian Pimpinan yang bersangkutan.
2) Memiliki komitmen yang jelas dan loyal terhadap visi dan misi Jamiyyah
dengan memperhatikan rekam jejak dalam hal kiprah berjamiyyah.
3) Memiliki visi dalam membuat program dan dalam mengembangkannya.
4) Memiliki keimanan yang kokoh, ibadah yang benar dan berakhlak mulia.

Pasal 4
Hal Kekhususan dalam Kepemimpinan
1. Untuk Tingkat Pimpinan Pusat
a. Jika Ketua Umum berhalangan sementara maka sekretaris umum melaksanakan
Musyawarah Pimpinan Lengkap untuk menetapkan Pejabat yang Melaksanakan
Tugas (PYMT)
b. Jika Ketua Umum berhalangan tetap seperti meninggal, studi ke luar negeri yang
memakan waktu lama hingga masa jihad habis, sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas harian, maka Sekretaris Umum melaksanakan Musyawarah
Khusus untuk menetapkan Ketua Umum pengganti hingga akhir masa jihad.
2. Untuk Tingkat Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang

15
a. Jika Ketua berhalangan sementara, maka Wakil Ketua dan sekretaris dapat
melaksanakan Musyawarah Pimpinan Lengkap untuk mengangkat dan
menetapkan Pejabat yang Melaksanakan Tugas (PYMT)
b. Jika Ketua berhalangan tetap seperti meninggal, sakit berkepanjangan sehingga
tidak dapat melaksanakan tugas harian, studi ke luar negeri yang memakan
waktu lama hingga masa jihad habis, maka Wakil Ketua dan Sekretaris
menyelenggarakan Musyawarah khusus untuk mengangkat ketua baru hingga
masa jihadnya habis.

3. Untuk Tingkat Pimpinan Jama'ah


a. Jika Ketua berhalangan sementara, maka dapat dilaksanakan Musyawarah
pimpinan Lengkap sesuai dengan aturan atau jika tidak memungkinkan karena
jumlah anggota yang terbatas maka anggota dapat melaksanakan
musyawarahuntuk melimpahkan tugas-tugas kejamiyyahan kepada salah
seorang anggota jamaahnya.
b. Jika Ketua berhalangan tetap seperti meninggal, sakit berkepanjangan sehingga
tidak dapat melaksanakan tugas harian, studi ke luar negeri yang memakan
waktu lama hingga masa jihad habis, maka Wakil Ketua dan Sekretaris
menyelenggarakan Musyawarah khusus untuk mengangkat ketua baru hingga
masa jihadnya habis.

Pasal 5
Penutup

Hal-hal yang belum tercantum dalam Petunjuk Pelaksana ini, akan diatur kemudian
oleh Pimpinan Pusat.

16
PETUNJUK OPERASIONAL KERJA JAMIYYAH
TENTANG

TATA KERJA PEMUDA PERSATUAN ISLAM

BAB I
PIMPINAN PUSAT
Pasal 1
Kedudukan dan Tasykil Pimpinan Pusat
1. Pimpinan Pusat merupakan penyelenggara Jamiyyah tertinggi di
bawahMuktamar
2. Tasykil Pimpinan Pusat terdiri atas Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara,
Wakil Bendahara, para Ketua Bidang, Sekretaris Bidang, dan anggota bidang
Jamiyyah, bidang Administrasi, bidang Dakwah, bidang Kaderisasi, bidang
Pendidikan, bidang Sosial, bidang Ekonomi, bidang Olahraga, Seni dan Budaya,
bidang Komunikasi dan Informasi, bidang Hubungan Antar Lembaga dan
Organisasi, bidang Politik dan Keamanan, bidang Hukum, HAM, dan Analisis
Kebijakan Publik, dan bidang Lingkungan Hidup.
3. Ketua Umum adalah pimpinan tertinggi dalam struktur Jamiyyah
4. Ketua Umum adalah mandat atas Muktamar
5. Sekretaris Umum, Bendahara, Wakil Bendahara, dan para ketua Bidang
bertanggungjawab kepada Ketua Umum
6. Para Sekretaris Bidang bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Ketua
Bidang masing- masing.
7. Para Anggota Bidang bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Ketua
Bidang masing- masing.

Pasal 2
Tugas dan Wewenang Ketua Umum
1. Penanggungjawab tertinggi dari seluruh kegiatan jamiyyah;
2. Perencana, pemimpin dan pengawas tasykil dalam melaksanakan amanat
muktamar;
3. Bersama tasykil menetapkan kebijakan umum, rencana strategis dan program
jihad sesuai dengan amanat muktamar;
4. Bersama Sekretaris Umum menandatangi surat-surat resmi organisasi ke luar dan
ke dalam, persyaratan atau perjanjian dengan pihak lain, surat-surat keputusan,
surat pernyataan sikap, dan surat atau jenis lainnya;
5. Mewakili jamiyyah dalam menjalin hubungan dan ekspansi jaringan dengan pihak
lain baik di dalam maupun di luar, baik pada skala nasional maupun internasional;
6. Menunjuk dan memberi mandat kepada Sekretaris Umum atau salah satu ketua
bidang untuk mewakili atau menjalankan tugasnya apabila berhalangan;
7. Pengambil keputusan akhir dalam setiap kebijakan jamiyyah;
8. Pengawas pengelolaan seluruh alur keuangan jamiyyah;
9. Mengangkat dan mereshufle tasykil;
10. Bertanggung jawab kepada muktamar

Pasal 3
Tugas dan Wewenang Sekretaris Umum
1. Membantu Ketua Umum melaksanakan tugas hariannya;
2. Bertanggungjawab atas segala urusan kesekretariatan Jamiyyah;
3. Menyampaikan pemikiran atau gagasan strategis dan menuangkannya secara

17
sistematis kepada Ketua Umum
4. Menyiapkan penyelenggaraan Musyawarah Jamiyyah;
5. Membantu Ketua Umum sebagai administrator, konseptor, mediator dan
eksekutor urusan-urusan strategis Jamiyyah, baik di dalam mapun di luar;
6. Membantu Ketua Umum menjalin relasi dan memperkuat ekspansi gerakan
dakwah Jamiyyah dengan pihak luar, baik di dalam maupun di luar, pada skala
nasional maupun internasional;
7. Memimpin dan mengkoordinasikan para Ketua Bidang dan Sekretaris Bidang;
8. Bersama Ketua Umum menandatangani surat, perjanjian, persyaratan atau jenis
lainnya, mewakili Jamiyyah sebagai pemegang kebijakan tertinggi dan pengambil
keputusan final yang didasarkan pada proses musyawarah Jamiyyah;
9. Bersama Ketua Umum mengelola dan merawat aset Jamiyyah serta mengontrol
alur keuangan bersama dengan bendahara;
10. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

Pasal 4
Tugas dan Wewenang Bendahara dan Wakil Bendahara
1. Bersama Ketua Umum dan Sekretaris Umum menentukan kebijakan keuangan
jamiyyah;
2. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen keuangan jamiyyah;
3. Penanggungjawab dan koordinator pencarian, penerimaan dan pendayagunaan
keuangan dan aset jamiyyah secara produktif, transparan dan bertanggungjawab;
4. Menerima dan mengolah pengajuan biaya-biaya pelaksanaan program jamiyyah
dengan persetujuan Ketua Umum;
5. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan pembiyaan jamiyyah secara
periodik;
6. Bersama Bidang terkait merencanakan pendayagunaan aset jamiyyah untuk
keberlangsungan organisasi dengan persetujuan Ketua Umum;
7. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

Pasal 5
Tugas dan Wewenang Ketua Bidang
1. Penanggungjawab dan koordinator atas perencanaan, perumusan dan
pelaksanaan program jihad bidang;
2. Menjabarkan kebijakan strategis bidang sebagai turunan dari kebijakan umum
Ketua Umum;
3. Membuat kebijakan internal dan ekstrenal yang bersifat teknis dalam batas tugas
dan tanggungjawabnya dengan sepengetahuan Sekretaris Umum dan Ketua
Umum;
4. Bersama Sekretaris Bidang membuat dan menandatangani surat organisasi dengan
kepentingan internal sesuai dengan bidangnya. Kewenangan persuratan hanya
dalam jenis surat dengan perihal: pemberitahuan, edaran dan undangan kegiatan;
5. Mewakili Ketua Umum untuk melaksanakan tugas organisasi sesuai dengan batas
kewenangan kerjanya, apabila Ketua Umum dan/atau Sekretaris Umum
berhalangan hadir;
6. Membantu Ketua Umum dalam membangun jejaring organisasi, ekspansi gerakan
dan penguatan konsolidasi sesuai dengan batas kewenangan kerjanya dengan
sepengetahuan Ketua Umum dan/atau Sekretaris Umum;
7. Berkoordinasi dengan bidang lainnya dalam pelaksanaan program jihad secara
sinergis dan kolaboratif;
8. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

18
Pasal 6
Tugas dan Wewenang Sekretaris Bidang
1. Menyampaikan pemikiran strategis dan menuangkannya secara sistematis terkait
dengan batas kewenangan kerjanya untuk disampaikan kepada Ketua Bidang;
2. Melayani keperluan administratif dan bertanggungjawab atas segala urusan
kesekretariatan pada bidangnya;
3. Membuat dan menandatangi surat organisasi dengan kepentingan internal
jamiyyah untuk bidangnya masing-masing. Kewenangan surat hanya dalam
bentuk surat pemberitahuan, edaran dan undangan kegiatan;
4. Mewakili Ketua Bidang dalam urusan bidangnya;
5. Berkoordinasi dan bertanggungjawab kepada Ketua Bidang

Pasal 7
Tugas dan Wewenang Anggota Bidang
1. Menyampaikan pemikiran strategis dan menuangkannya secara sistematis terkait
dengan batas kewenangan kerjanya untuk disampaikan kepada sekretaris atau
Ketua Bidang;
2. Mewakili Ketua Bidang dalam urusan bidangnya;
3. Berkoordinasi dan bertanggungjawab kepada Ketua Bidang

BAB II
DEWAN PERTIMBANGAN JAMIYYAHDAN PERWAKILAN
Pasal 8
Dewan Pertimbangan Jamiyyah
1. Dewan Pertimbangan Jamiyyah yang diangkat merupakan anggota Pemuda
Persatuan Islam dan atau anggota Persatuan Islam
2. Dewan Pertimbangan Jamiyyah adalah bagian non-struktural dalam setiap jenjang
pimpinan jamiyyah
3. Dewan Pertimbangan Jamiyyah berhak memberikan masukan dan saran kepada
ketua di setiap jenjang kepemimpinan
4. Dewan Pertimbangan Jamiyyah bertugas mengawasi dan memberikan arahan
dalam menjaga etika dan moral anggota
5. Dewan Pertimbangan Jamiyyah diangkat oleh ketua pimpinan jamiyyah apabila
diperlukan
Pasal 9
Perwakilan
1. Perwakilan merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat untuk
pengembangan jamiyyah di tingkat Provinsi.
2. Perwakilan bertugas selama 2 (dua) tahun untuk:
a. Membentuk 3 (tiga) Pimpinan Daerah
b. Merintis pembentukan Pimpinan Wilayah
3. Perwakilan dipimpin oleh seorang ketua, sekretaris, dan bendahara

BAB III
LEMBAGA KHUSUS
Pasal 10
Pengertian dan Jenis Lembaga Khusus
1. Lembaga Khusus adalah lembaga yang dibentuk untuk tugas-tugas Jamiyyahyang
memerlukan penanganan khusus.
2. Lembaga Khusus adalah lembaga pembantu pimpinan yang dibentuk oleh
pimpinan Jamiyyah sesuai dengan kebutuhan.

19
Pasal 11
Prosedur Pembentukan Lembaga Khusus
1. Lembaga khusus dapat didirikan oleh setiap jenjang pimpinan melalui
Musyawarah Lengkap pimpinan Jamiyyah
2. Pembentukan Lembaga Khusus disahkan melalui Surat Keputusan pimpinan
Jamiyyah.

Pasal 12
Tugas dan Wewenang Lembaga Khusus
1. Kewenangan Umum
a. Lembaga Khusus adalah lembaga pembantu pimpinan yang dibentuk oleh
Pimpinan Jamiyyah sesuai dengan kebutuhan;
b. Lembaga Khusus yang terkait dengan Bidang yang ada harus berkoordinasi
dengan Bidang yang bersangkutan;
c. Lembaga Khusus dapat menyusun kaifiyyah kerja sendiri yang disahkan oleh
Pimpinan Jamiyyah
d. Lembaga Khusus bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
2. Kewenangan Khusus
a. Lembaga Turats
1) Menyusun Program Jihad yang berkaitan dengan rekrutmen, pelatihan
dan pembinaan kader ulama;
2) Melaksanakan sidang yang berkaitan dengan keputusan jamiyyah
dalam tinjaun syar’i apabila dibutuhkan;
3) Berkoordinasi dan membantu Dewan Hisbah PP Persatuan Islam;
4) Berkoordinasi dengan bidang terkait dalam pelaksanaan program jihad
yang senafas secara sinergi dan kolaboratif;
b. Lembaga Riset dan Kajian
1) Menyusun Program Jihad yang berkaitan dengan tradisi, metode dan
publikasi hasil riset dan kajian;
2) Memberikan input kepada PP Pemuda Persis mengenai isu strategis
yang berkembang dan berpengaruh terhadap keberlangsungan
jamiyyah;
3) Mempublikasikan produk riset jamiyyah setidaknya 1 kali dalam satu
tahun;
4) Berkoordinasi dan membantu Dewan Tafkir PP Persatuan Islam;
5) Berkoordinasi dengan bidang terkait dalam pelaksanaan program jihad
yang senafas secara sinergi dan kolaboratif;
c. Lembaga Studi Literasi dan Sastra
1) Menyusun Program Jihad yang berkaitan dengan penguatan dan
peminatan terhadap literasi dan sastra;
2) Melaksanakan pemetaan, pendidikan dan pelatihan kaderisasi serta
menghimpun potensi dan minat kader sebagai seniman, budayawan
dan/atau sastrawan jamiyyah
3) Membuat produk sastra dakwah yang berkaitan dengan kepentingan
jamiyyah
4) Bersama Bidang OSB melakukan pemetaan terkait potensi Dakwah
berbasis budaya dan kearifan lokal;
5) Pengelolaan Perpustakaan Jamiyyah dan berkoordinasi dengan bidang
terkait di PP Persatuan Isalm;
6) Berkoordinasi dengan bidang terkait dalam pelaksanaan program jihad
yang senafas secara sinergi dan kolaboratif;

20
d. Lembaga Kesekretariatan dan Protokoler
1) Membantu Sekretaris Umum dalam pembuatan surat dan proses
pengarsipan kesekretariatan jamiyyah;
2) Berkoordinasi dengan Bidang Administrasi dalam proses pelayanan
administrasi jamiyyah;
3) Menyiapkan keperluan musyawarah jamiyyah;
4) Mengelola Sekretariat PP Pemuda Persis;
5) Menjadwal penggunaan Sekretariat PP Pemuda Persis
6) Melaksanakan protap jamiyyah dalam pelaksanaan kegiatan jamiyyah
7) Penanggungjawab lapangan kegiatan kejamiyyahan.
e. Lembaga Media dan IT
1) Membuat desain dan rilis publikasi kegiatan jamiyyah
2) Mendokumentasikan kegiatan jamiyyah;
3) Membuat aplikasi dalam upaya digitalisasi tata kelola jamiyyah;
4) Mengelola media resmi jamiyyah (FB, IG, Twitter, Web, dan lain-lain);
5) Berkoordinasi dengan bidang Kominfo dalam proses pelaksanaan tugas
dan wewenang;

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG PIMPINAN WILAYAH, DAERAH, CABANG DAN
JAMA’AH
Pasal 13
Tugas dan Wewenang Ketua
1. Penanggungjawab dari seluruh kegiatan jamiyyah
2. Perencana, pemimpin dan pengawas tasykil dalam melaksanakan program jihad
3. Bersama tasykil menetapkan kebijakan umum, rencana strategis dan program
jihad
4. Bersama Sekretaris menandatangi surat-surat resmi organisasi ke luar dan ke
dalam, persyaratan atau perjanjian dengan pihak lain, surat-surat keputusan, surat
pernyataan sikap, dan surat atau jenis lainnya;
5. Mewakili jamiyyah dalam menjalin hubungan dan ekspansi jaringan dengan pihak
lain baik di dalam maupun di luar, baik pada skala nasional maupun internasional;
6. Menunjuk dan memberi mandat kepada Wakil Ketua atau Pimpinan Harian
lainnya untuk mewakili atau menjalankan tugasnya apabila berhalangan;
7. Pengambil keputusan akhir dalam setiap kebijakan jamiyyah;
8. Pengawas pengelolaan seluruh alur keuangan jamiyyah;
9. Mengangkat dan mereshufle tasykil;

Pasal 14
Tugas dan Wewenang Wakil Ketua
1. Membantu Ketua melaksanakan tugas hariannya;
2. Menyampaikan pemikiran atau gagasan strategis dan menuangkannya secara
sistematis kepada Ketua
3. Membantu Ketua menjalin relasi dan memperkuat ekspansi gerakan dakwah
Jamiyyah dengan pihak luar, baik di dalam maupun di luar, pada skala wilayah
kerjanya
4. Memimpin dan mengkoordinasikan semua bidang
5. Bersama Ketua mengelola dan merawat aset Jamiyyah serta mengontrol alur
keuangan bersama dengan bendahara;
6. Bertanggungjawab kepada Ketua.

21
Pasal 15
Tugas dan Wewenang Sekretaris dan Wakil Sekretaris
1. Bertanggungjawab atas segala urusan kesekretariatan Jamiyyah;
2. Menyampaikan pemikiran atau gagasan strategis dan menuangkannya secara
sistematis kepada Ketua
3. Menyiapkan penyelenggaraan Musyawarah Jamiyyah;
4. Membantu Ketua sebagai administrator, konseptor, mediator dan eksekutor
urusan-urusan strategis Jamiyyah, baik di dalam mapun di luar;
5. Bersama Ketua menandatangani surat, perjanjian, persyaratan atau jenis lainnya,
mewakili Jamiyyah sebagai pemegang kebijakan tertinggi dan pengambil
keputusan final yang didasarkan pada proses musyawarah Jamiyyah;

Pasal 16
Tugas dan Wewenang Bendahara dan Wakil Bendahara
1. Bersama Ketua dan Wakil Ketua menentukan kebijakan keuangan jamiyyah;
2. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen keuangan jamiyyah;
3. Penanggungjawab dan koordinator pencarian, penerimaan dan pendayagunaan
keuangan dan aset jamiyyah secara produktif, transparan dan bertanggungjawab;
4. Menerima dan mengolah pengajuan biaya-biaya pelaksanaan program jamiyyah
dengan persetujuan Ketua;
5. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan pembiyaan jamiyyah secara
periodik;
6. Bersama Bidang terkait merencanakan pendayagunaan aset jamiyyah untuk
keberlangsungan organisasi dengan persetujuan Ketua;
7. Bertanggungjawab kepada Ketua.

Pasal 17
Tugas dan Wewenang Bidang
1. Penanggungjawab dan koordinator atas perencanaan, perumusan dan
pelaksanaan program jihad bidang;
2. Menjabarkan kebijakan strategis bidang sebagai turunan dari kebijakan umum
Ketua;
3. Membuat kebijakan internal dan ekstrenal yang bersifat teknis dalam batas tugas
dan tanggungjawabnya dengan sepengetahuan Ketua dan wakil Ketua
4. Mewakili Ketua untuk melaksanakan tugas organisasi sesuai dengan batas
kewenangan kerjanya, apabila Ketua atau Pimpinan harian berhalangan hadir;
5. Membantu Ketua dalam membangun jejaring organisasi, ekspansi gerakan dan
penguatan konsolidasi sesuai dengan batas kewenangan kerjanya dengan
sepengetahuan Ketua
6. Berkoordinasi dengan bidang lainnya dalam pelaksanaan program jihad secara
sinergis dan kolaboratif;
7. Bertanggungjawab kepada Ketua

22
PETUNJUK OPERASIONAL KERJA JAMIYYAH
TENTANG

PENGEMBANGAN ORGANISASI

BAB I
UMUM
Pasal 1
Pengertian
Yang dimaksud dengan Pengembangan Organisasi pada Petunjuk operasional kerja
Jamiyyah ini adalah kegiatan yang meliputi pembentukan Perwakilan, Pimpinan
Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Jama’ah baru serta
pemekaran Perwakilan, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan
Pimpinan Jama’ah yang sudah ada.

Pasal 2
Landasan
Qaidah Dakhili BAB III Tentang Pimpinan

BAB II
PEMBENTUKAN PIMPINAN JAMIYYAH
Pasal 3
Pengertian
Yang dimaksud dengan Pembentukan adalah kegiatan Jamiyyah berupa
pembentukan Perwakilan, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang,
dan Pimpinan Jama’ah Baru

Pasal 4
Pembentukan Perwakilan
1. Syarat Pembentukan: Pembentukan Perwakilan
a. Kebijakan strategis jamiyyah dalam menopang syiar dakwah ke berbagai
lapisan danwilayah, di dalam negeri.
b. Ada usulan dari Pimpinan jamiyyah Persis dan atau Pemuda Persis di bawah
dengan memerhatikan aspek-aspek efektivitas.
2. Mekanisme Pembentukan:
a. Pimpinan jamiyyah dan atau Tasykil Pimpinan Pemuda Persis mengusulkan
pembentukan perwakilan kepada Ketua Umum dengan arahan dan
bimbingan Ketua Umum
b. Pimpinan Pusat membentuk perwakilan yang terdiri atas seorang ketua,
sekretaris, dan bendahara.
c. Perwakilan bertugas selama maksimal 2 (dua) tahun hingga berdirinya
Pimpinan Wilayah

Pasal 5
Pembentukan Pimpinan Wilayah
1. Syarat Pembentukan Pimpinan Wilayah
a. Terdapat sekurang-kurangnya 3 Pimpinan Daerah (PD)
b. Ada usulan dari Pimpinan Daerah untuk membentuk PW
c. Jika belum ada Pimpinan Daerah, dan dipandang strategis serta dapat
dipertanggung jawabkan, Pimpinan Pusat dapat membentuk Pimpinan
Wilayah

23
2. Mekanisme Pembentukan:
a. Pimpinan Daerah yang ada mengusulkan pembentukan PW kepada
Pimpinan Pusat.
b. Pimpinan Pusat membentuk panitia pembentukan PW yang terdiri atas
seorang ketua, sekretaris, dan bendahara.
c. Pimpinan Pusat melakukan Verifikasi calon PW yang akan dibentuk
d. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua Umum
e. Dengan arahan dan bimbingan Pimpinan Pusat (PP) dan bantuan dari
Pimpinan Daerah yang ada, Panitia Pembentukan PW menyelenggarakan
Musyawarah Pembentukan PW
f. Musyawarah Pembentukan PW berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pembentukan PW
2) Program Jihad PW
3) Calon Ketua PW adalah salah seorang dari Ketua PD yang ada dan atau
peserta Musyawarah Pembentukan PW.
4) Ketua PW terpilih menyusun tasykil lengkap Pimpinan Wilayah untuk
masa jihad 4 tahun
3. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Pusat dapat mendirikan / membentuk
Pimpinan Wilayah meskipun di Propinsi tersebut belum terdapat tiga (3) Pimpinan
Daerah

Pasal 6
Pembentukan Pimpinan Daerah
1. Syarat Pembentukan Pimpinan Daerah
a. Terdapat sekurang-kurangnya 3 Pimpinan Cabang (PC)
b. Ada usulan dari Pimpinan Cabang untuk membentuk PD
2. Mekanisme Pembentukan :
a. Pimpinan Cabang yang ada mengusulkan pembentukan PD kepada Pimpinan
Pusat melalui Pimpinan Wilayah.
b. Pimpinan Wilayah melakukan Verifikasi Calon Pimpinan Daerah
c. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Pimpinan Pusat
d. Dengan arahan dan bimbingan Pimpinan Wilayah dan atau Pimpinan Pusat,
para Pimpinan Cabang menyelenggarakan Musyawarah Pembentukan PD
e. Musyawarah Pembentukan PD berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pembentukan PD
2) Program Jihad PD
3) Calon Ketua PD adalah salah seorang dari Ketua PC yang ada dan atau
peserta Musyawarah Pembentukan PD.
4) Ketua PD terpilih menyusun tasykil lengkap Pimpinan Daerah untuk masa
jihad 3 tahun
3. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Pusat dapat membentuk Pimpinan Daerah
meskipun didaerah tersebut belum terdapat tiga (3) Pimpinan Cabang

Pasal 7
Pembentukan Pimpinan Cabang
1. Syarat Pembentukan:
a. Terdapat sekurang-kurangnya 3 Pimpinan Jamaah atau 20 orang anggota
b. Ada usulan dari Anggota dan atau Pimpinan Jamaah untuk membentuk PC
2. Mekanisme Pembentukan :
a. Anggota dan atau Pimpinan Jamaah mengusulkan pembentukan PC kepada
Pimpinan Pusat dengan ditembuskan ke Pimpinan Daerah dan Pimpinan

24
Wilayah.
b. Pimpinan Daerah melakukan Verifikasi kepada Calon Pimpinan Cabang
c. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Pimpinan Wilayah
d. Dengan arahan dan bimbingan Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah dan atau
Pimpinan Pusat, para Anggota menyelenggarakan Musyawarah
Pembentukan PC
e. Musyawarah Pembentukan PC berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pembentukan PC
2) Program Jihad PC
3) Calon Ketua PC adalah salah seorang dari ketua Jamaah dan atau peserta
Musyawarah Pembentukan PC.
f. Ketua PC terpilih menyusun tasykil lengkap Pimpinan Cabang untuk masa
jihad 3tahun

Pasal 8
Pembentukan Pimpinan Jama’ah
1. Syarat Pembentukan:
a. Terdapat sekurang-kurangnya 3 orang anggota
b. Ada usulan dari Anggota setempat untuk membentuk PJ
2. Mekanisme Pembentukan:
a. Anggota mengusulkan pembentukan PJ kepada Pimpinan Cabang.
b. Pimpinan Cabang melakukan Verifikasi
c. Dengan arahan dan bimbingan Pimpinan Cabang, para Anggota
menyelenggarakan Musyawarah Pembentukan PJ
d. Musyawarah Pembentukan PJ berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pembentukan PJ
2) Program Jihad PJ
3) Calon Ketua PJ adalah salah seorang dari anggota.
e. Ketua PJ terpilih menyusun tasykil lengkap Pimpinan Jama’ah untuk masa
jihad 2tahun

BAB III
PEMEKARAN PIMPINAN JAMIYYAH
Pasal 9
Pengertian
Yang dimaksud dengan Pemekaran adalah kegiatan Jamiyyah berupa pemisahan
Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Jama’ah dari
induknya dan dibentuk Pimpinan Baru.

Pasal 10
Pemekaran Pimpinan Wilayah
1. Syarat Pemekaran:
a. Terdapat sekurang-kurangnya 3 Pimpinan Daerah di Wilayah yang akan
dimekarkan.
b. Ada usulan dari Pimpinan Wilayah Induk dan atau Pimpinan Daerah yang
ada didaerah pemekaran untuk melakukan pemekaran PW.
2. Mekanisme Pemekaran:
a. Pimpinan Wilayah dan atau Pimpinan Daerah yang ada di Wilayah
pemekaranmengusulkan pemekaran PW kepada PimpinanPusat.
b. Pimpinan Pusat melakukan verifikasi Calon Pimpinan Wilayah hasil
pemekaran

25
c. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Ketua Umum
d. Dengan arahan dan bimbingan Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah Induk dan
Pimpinan Daerah yang ada di wilayah pemekaran menyelenggarakan
Musyawarah Pemekaran PW
e. Musyawarah Pemekaran PW berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pemekaran PW
2) Program Jihad PW Pemekaran
3) Calon Ketua PW. Pemekaran adalah salah seorang dari Ketua PD yang
ada di Wilayah pemekaran dan atau Anggota Musyawarah Pemekaran
PW.
4) Pembagian asset Jamiyyah antara PW Induk dan PW Pemekaran melalui
proses:
a) Pembagian Asset dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara PW
Induk dan PW Pemekaran melalui jalan musyawarah.
b) Pelaksanaan musyawarah pembagian asset dipimpin oleh
Pimpinan Pusat.
f. Ketua PW terpilih menyusun tasykil lengkap Pimpinan Wilayah untuk masa
jihad 4 tahun

Pasal 11
Pemekaran Pimpinan Daerah
1. Syarat Pemekaran
a. Terdapat sekurang-kurangnya 3 Pimpinan Cabang di Daerah yang akan
dimekarkan.
b. Ada usulan dari Pimpinan Daerah Induk dan atau Pimpinan Cabang yang ada
didaerah pemekaran untuk melakukan pemekaran PD
2. Mekanisme Pemekaran:
a. Pimpinan Daerah dan atau Pimpinan Cabang yang ada di daerah pemekaran
mengusulkan pemekaran PD kepada Pimpinan Pusat dengan ditembuskan
kepada Pimpinan Wilayah.
b. Pimpinan Wilayah melakukan Verifiakasi Calon Pimpinan Daerah
c. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Pimpinan Pusat
d. Dengan arahan dan bimbingan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan
Pimpinan Cabang yang ada di daerah pemekaran menyelenggarakan
Musyawarah Pemekaran PD
e. Musyawarah Pemekaran PD berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pemekaran PD
2) Program Jihad PD Pemekaran
3) Calon Ketua PD. Pemekaran adalah salah seorang dari Ketua PC yang
ada di daerah pemekaran dan atau Anggota Musyawarah Pemekaran
PD.
4) Pembagian asset Jamiyyah antara PD Induk dan PD Pemekaran.
f. Ketua PD terpilih menyusun tasykil lengkap Pimpinan Daerah untuk masa
jihad 4tahun
g. Pembagian Asset dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara PD Induk dan
PD Pemekaran melalui musyawarah yang dipimpin oleh Pimpinan Wilayah.
h. Pimpinan Pusat dapat menunjuk PW untuk memimpin pelaksanaan
Musyawarah Pemekaran.

26
Pasal 12
Pemekaran Pimpinan Cabang
1. Syarat Pemekaran
a. Terdapat sekurang-kurangnya 20 orang anggota di Cabang yang akan
dimekarkan.
b. Ada usulan dari Pimpinan Cabang Induk dan atau Pimpinan Jamaah yang ada
di Cabang pemekaran untuk melakukan pemekaranPC.
2. Mekanisme Pemekaran:
a. Pimpinan Cabang dan atau Pimpinan Jamaah yang ada di daerah pemekaran
mengusulkan pemekaran PC kepada Pimpinan Pusat dengan memberikan
tembusan kepada Pimpinan Daerah dan PimpinanWilayah.
b. Pimpinan Wilayah melakukan verifikasi calon PD
c. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Pimpinan Pusat
d. Dengan arahan dan bimbingan Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan
Anggota yang ada di Cabang pemekaran menyelenggarakan Musyawarah
Pemekaran PC
e. Musyawarah Pemekaran PC berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pemekaran PC
2) Program Jihad PC Pemekaran
3) Calon Ketua PC Pemekaran adalah salah seorang ketua Jamaah dan atau
Anggota Musyawarah Pemekaran PC
f. Pembagian Asset dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara PC Induk dan
PC Pemekaran melalui musyawarah yang dipimpin oleh Pimpinan Daerah.
g. Pimpinan Pusat dapat menunjuk PW atau PD untuk memimpin pelaksanaan
Musyawarah Pemekaran PC.

Pasal 13
Pemekaran Pimpinan Jamaah

1. Syarat Pembentukan:
a. Terdapat sekurang-kurangnya 3 orang anggota di Jama’ah yang akan
dimekarkan.
b. Ada usulan dari Pimpinan Jamaah Induk dan atau anggota di Jamaah
Pemekaran.
2. Mekanisme Pemekaran:
a. Pimpinan Jamaah Induk dan atau anggota di Jamaah Pemekaran
mengusulkan pemekaranPJ kepada PC.
b. Pimpinan Cabang melakukan Verifikasi Pimpinan Jamaah
c. Hasil verifikasi dilaporkan kepada Pimpinan Daerah
d. Dengan arahan dan bimbingan PC, Pimpinan Jamaah dan Anggota di
JamaahPemekaran menyelenggarakan Musyawarah PemekaranPJ.
e. Musyawarah Pemekaran PJ berfungsi membahas danmenetapkan:
1) Waktu pelaksanaan pemekaran PJ;
2) Program Jihad PJPemekaran;
3) Ketua PJ yang calon anggotanya adalah salah seorang dari anggota PJ
Pemekaran.
4) Pembagian asset jamiyyah.

27
BAB V
PERATURAN TAMBAHAN

1. Pemilihan Ketua Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang,


Pimpinan Jama’ah dilakukan dengan musyawarah mufakat dan atau suarater
banyak.
2. Kelengkapan tasykil pimpinan dilaporkan kepada Pimpinan di atasnya selambat-
lambatnya empat belas harisetelahpembentukan.
3. Pembentukan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang
dilakukan oleh Pimpinan di atasnya secara berjenjangdengan sepengetahuan
Pimpinan Pusat, adapun Pimpinan Jama'ah dilakukan oleh PimpinanDaerah.
4. Surat Keputusan Pembentukan dan Pemekaran Pimpinan Wilayah, Pimpinan
Daerah, dan Pimpinan Cabang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat. Adapun
Pimpinan Jamaah oleh PimpinanDaerah.
5. Pelantikan Tasykil Pimpinan Jamiyyah dilakukan oleh Pimpinan diatasnya.
6. Masalah-masalah teknis pelaksanaan musyawarah pembentukan Pimpinan
sepenuhnya wewenang Pimpinan diatasnya.
7. Hal-hal yang sifatnya strategis dalam Jamiyyah menyangkut pembentukan
Pimpinan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pimpinan diatasnya.

BAB VI PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini akan diatur kemudian.

28
PETUNJUK OPRASIONAL BIDANG JAMIYYAH
Tentang
SANKSI JAMIYYAH

BAB I
Umum
Pasal 1
Pengertian
Sanksi organisasi merupakan tindakan yang diambil oleh jamiyyah terhadap
pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan, baik secara individual maupun kolektif.

Pasal 2
Landasan
Qaidah Dakhili BAB V Pasal 34-37

BAB II
Sanksi-Sanksi Jamiyyah danTahapannya
Pasal3
Sanksi Anggota
1. Pimpinan Jamiyyah dapat menjatuhkan sanksi Jamiyyah terhadap
anggotanyamelalui musyawarah pimpinan terbatas
2. Anggota Pemuda Persis akan mendapat sanksi Jamiyyah apabila:
a. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
b. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Qaidah Asasi dan
QaidahDakhili serta peraturan lainnya.
c. Melakukan tindakan-tindakan yang merugikan dan mencemarkan nama
baikJamiyyah.
3. Berdasarkan pelanggaran yang dilakukan, sanksi Jamiyyah dapat berupa:
a. Peringatan.
b. Pemberhentian sementara dari keanggotaan.
c. Pemberhentian selamanya dari keanggotaan

Pasal 4
Pelaksanaan Sanksi
1. Pelaksanaan sanksi disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
2. Peringatan diberikan secara lisan dan tertulis oleh Pimpinan Cabang setelah:
a. Mendengar laporan Pimpinan Jama’ah dan dua orang anggota lainnya;dan
b. Berusaha mendapatkan penjelasan dari anggota yang bersangkutan;
3. Pemberhentian sementara ditetapkan oleh Pimpinan Cabang dengan
sepengetahuanPimpinan Daerah.
4. Pemberhentian selamanya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat setelah:
a. Menerima pengaduan langsung dari Pimpinan Cabang dan Daerah;
b. Berusaha mendapatkan penjelasan dari anggota yang bersangkutan; dan
c. Anggota yang bersangkutan telah mendapatkan peringatan dan
pemberhentiansementara.
5. Pemberhentian sementara atau selamanya dinyatakan secara tertulis melalui
SuratPemberhentian.
6. Pelanggaran yang dilakukan tasykil Pimpinan Jamiyyah diselesaikan
melaluiMusyawarah Pimpinan Terbatas dalam lingkup kepemimpinannya

29
Pasal 5
Pembelaan Diri dan Rehabilitasi Keanggotaan
1. Anggota yang mendapat sanksi Jamiyyah berhak membela diri melalui
mekanismemusyawarah pimpinan terbatas
2. Anggota yang telah melakukan upaya pembelaan diri dan dinyatakan tidak
bersalah,status keanggotaannya dipulihkan

Pasal 6
Pembatalan Keanggotaan
Keanggotaan Pemuda Persis dinyatakan batal apabila anggota bersangkutan:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Dibatalkan keanggotaannya oleh Pimpinan Pusat

Pasal 7
Pimpinan Pusat dapat membatalkan keanggotaan jika memenuhi kriteria berikut ini
1. Memiliki keanggotaan pada ormas kepemudaan sejenis
2. Memiliki keanggotaan dengan partai politik
3. Tidak melakukan her registrasi

Pasal 8
Sanksi Institusi
1. Pimpinan jamiyyah akan mendapatkan sanksi dari pimpinan diatasnya sesuai
dengan jenis pelanggaran yangdibuat.
2. Jenis-jenis sanksi bagi pimpinan jamiyyah adalah sebagaiberikut.
a. Teguran dan atau peringatan dari pimpinanjamiyyah
b. Pembekuan
c. Pencabutan ataupembatalan

Pasal 9
Tahapan sanksi Institusi
1. Tahapan dalam peringatan dilakukan dengancara:
a. Pimpinan jamiyyah di atasnya memanggil Pimpinan HarianPimpinan
Jamiyyah dibawahnya untuk melakukan proseshearing.
b. Pimpinan jamiyyah menerima dan mencermati serta mempelajari laporan-
laporan yang diberikan pada pointa.
c. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu, pimpinan jamiyyah menetapkan
untukmemberi peringatanatautidak.
d. Peringatan diberikan secara lisan dan diperkuat dengantulisan.
2. Tahapan dalam pembekuan dilakukan sebagai berikut :
a. Pimpinan jamiyyah menempuh tahapan pada ayat1
b. Apabila peringatan yang diberikan tidak diperhatikan maka pimpinan
jamiyyah wajib melakukan pembinaan intensif selama maksimal 6 bulan.
c. Apabila batas maksimal pembinaan telah dilampaui dan tidak ada respons
positif,maka pimpinan jamiyyah dapat membekukan aktivitas pimpinan
jamiyyah tersebut danuntuk sementara peran dan fungsi diambil alih oleh
jenjang jamiyyahdiatasnya.
d. Pembekuan dilakukan apabila terjadi pelanggaran QA dan QD serta
aturanjamiyyah lainnya.
e. Pembekuan dilaksanakan maksimal hingga 1 (satu) tahun untuk
kemudiandilakukan reaktivasi Pimpinan

30
3. Tahapan dalam pencabutan SK dilakukan sebagai berikut dengancara:
a. Pimpinan jamiyyah menempuh tahapan pada ayat 1
b. Pimpinan jamiyyah melaporkan proses penanganan dan
merekomendasikanpembatalan atau pencabutan SK pimpinan jamiyyah
yangbersangkutan
c. Pencabutan SK untuk jenjang PW, PD, dan PChanya dilakukan oleh
PimpinanPusat.
d. Pencabutan SK Pimpinan Jama’ah dilakukan oleh PimpinanDaerah.
e. Pimpinan jamiyyah wajib melakukan pembinaan intensif kepada
anggotasampai terbentuknya pimpinan yangbaru.

Pasal 10
Reaktivasi Pimpinan Jamiyyah
1. Rekaktivasi Pimpinan dilakukan oleh Pimpinan yang berada diatasnya
2. Mekanisme Reaktivasi dilakukan sebagai berikut:
a. Pimpinan yang akan direaktivasi mengusulkan kepada Pimpinan yang
berada diatasnya
b. Reaktivasi dapat pula dilakukan oleh setiap level Pimpinan yang berada
diatas kepada Pimpinan yang berada dibawahnya
c. Proses reaktivasi dilakukan oleh kedua belah pihak dengan cara mengadakan
musyawarah lengkap yang diperluas.
d. Musyawarah lengkap yang diperluas berfungsi membahas dan menetapkan:
1) Struktur Organisasi
2) Merencanakan Program Jihad

31
PETUNJUK PELAKSANAAN BIDANG JAMIYYAH
Tentang

STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR PIMPINAN JAMIYYAH


Pasal 1
Pengertian
Yang dimaksud dengan Struktur Organisasi pada Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) ini
adalah pemetaan dan ilustrasi susunan tasykil Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah,
Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Jama’ah serta jenis-jenis relasinya,
baik instruktif maupun koordinatif.

Pasal 2
Struktur Pimpinan Pusat
1. Struktur Pimpinan jamiyyah di jenjang pusat terdiri atas Pimpinan Harian yaitu
Ketua Ketua Umum, para Ketua Bidang, Sekretaris Umum,para Sekretaris Bidang,
Bendahara dan Wakil Bendahara
2. Pimpinan harian memiliki garis instruktif dan koordinatif secara hierarkis.

Pasal 3
Struktur Pimpinan Wilayah, Daerah, dan Cabang
1. Struktur Pimpinan jamiyyah di jenjang wilayah, daerah, dan cabang terdiri
atas,pimpinan harian, dan para bidang.
2. Pimpinan harian memiliki garis instruktif dan koordinatif secara hierarkis.

Pasal 4
Struktur Pimpinan Jamaah
Struktur Pimpinan jamiyyah di jenjang jamaah terdiri atas ketua, sekretaris,
bendahara, dan bidang-bidang yang dianggap perlu

32
PEDOMAN ADMINISTRASI DAN KSP
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
2021

33
DAFTAR ISI

Hal
Daftar Isi
PEDOMAN KERJA ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN PEMUDA PERSATUAN
BAB I UMUM
Pasal 1 : Pengertian
Pasal 2 : Landasan
Pasal 3 : Maksud dan Tujuan
BAB II WEWENANG DAN RUANG LINGKUP
Pasal 4 : Tugas Dan Wewenang
Pasal 5 : Ruang Lingkup Administrasi
BAB III PENGELOLAAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
Pasal 6 : Pelaksanaan Surat Menyurat
Pasal 7 : Pembukuan
Pasal 8 : Kearsipan
Pasal 9 : Laporan
Pasal 10 : Kelengkapan Kesekretariatan
Pasal 11 : Keprotokoleran
BAB IV PENUTUP
Pasal 11 : Peraturan Tambahan
Pasal 12 : Pengesahan
PETUNJUK PELAKSANAAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN PEMUDA
BAB I UMUM
Pasal 1 : Pengertian
BAB II SURAT MENYURAT
Pasal 2 : Tertib Surat Menyurat
Pasal 3 : Ketentuan Surat Menyurat
Pasal 4 : Macam-macam Surat
Pasal 5 : Kode-kode Surat
Pasal 6 : Pembukuan
Pasal 7 : Perlengkapan Organisasi
Pasal 8 : Laporan
Pasal 9 : Kearsipan
Pasal 10 : Teknis Keprotokoleran
BAB III KEANGGOTAAN
Pasal 10 : Umum
Pasal 11 : Syarat dan Jenis Keanggotaan
Pasal 12 : Iuran Anggota
Pasal 13 : Pendaftaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

34
PEDOMAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

BAB I
UMUM

Pasal 1
Pengertian
Seluruh kegiatan Pemuda Persatuan Islam yang berkaitan langsung dengan tugas-tugas
kesekretariatan/perkantoran.

Pasal 2
Landasan
1. QS. Al-Baqarah Ayat 282 :

ۡ َ ۡ َ ُ َّ ُ َ َّ َ َ َ َ ُ ۡ َ َ ٌ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ ُۢ ُ َ ۡ ُ َ ۡ َّ ُ ۡ َ ۡ َ
ۡ ‫ك ُت‬
… ‫ب‬ ‫… وليكتب بينكم كات ِب بِٱلعد ِل ِۚ ولا يأب كات ِب أن يكتب كما علمه ٱللُۚ فلي‬

Artinya : … Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis …
2. Hadits :

ُ َ َ َُ َ َّ َ َّ ُ ُ َ َّ َ َ َ َ ُ َّ َّ َ ُّ َّ َ َ
‫الد َواة ِ َوالكت ِ ِف ث ّم قال اك ُتب‬‫جئ بِالو ِح و‬
ِ
َ ‫ع ل ِي َزي ًدا َو‬
‫الي‬ ‫ اد‬: ‫قال النبِي صلي الل عليهِ وسلم‬

َ َ َ
)‫(لا يَس َتوِى القاع ُِدون) (رواه البخارى‬

Artinya : Nabi Saw bersabda : Panggillah Zaid dan hendaklah ia membawa sabak, pena dan tulang,” kemudian
beliau bersabda” : Tulislah (ayat) Laa yastawil Qoo’iduun.” (H.R Al-Bukhori)
3. Hadits:

َّ ً َ َ ُ َ َ َ ُ َّ َ ُ َ َ َ ً َ َ َّ َ َ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ َ َ ََ َ
‫النب ِ ُّي صلي الل عليهِ وسلم كِتابا فقِيل له انهم لا يقرءون كِتابا ا ِلا‬ ‫عن ان ِس اب ِن َمال ٍِك كتب‬
َّ ُ َ َ َ ُ ُ ُ َ َّ َ َ َ َ َّ َ
) ‫ح ّم ٌد ّر ُسول الل ِ ( رواه البخارى‬‫ م‬: ‫َمخ ُتو ًما فاتخذ خات ًما مِن ف ِض ٍة نقشه‬

Artinya : Dari Anas ia berkata “Nabi Saw menulis suatu surat, lalu dikatakan kepada beliau : sesungguhnya
mereka tidak akan membaca surat kecuali distempel. Maka beliau mengambil stempel perak yang bertuliskan
Muhammad Rosululloh “ (H.R Al-Bukhori)
4. Qaidah Dakhili Bab III pasal 17 ayat 6

Pasal 3
Maksud dan Tujuan
1. Menciptakan keseragaman dan ketertiban pelaksanaan administrasi di lingkungan Pemuda Persatuan Islam.
2. Terwujudnya pelaksanaan administrasi yang baik dan benar.
3. Terlaksananya tugas-tugas administrasi di lingkungan Pemuda Persatuan Islam.

BAB II

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

35
WEWENANG DAN RUANG LINGKUP
Pasal 4
Tugas dan Wewenang
1. Menertibkan administrasi dan melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan.
2. Menginventarisir kekayaan Jam’iyyah.
3. Membina dan mengawasi penyelenggaraan administrasi Jam’iyyah.

Pasal 5
Ruang Lingkup Administrasi
1. Surat Menyurat
2. Pembukuan
3. Laporan
4. Kearsipan
5. Keanggotaan
6. Kelengkapan Kesekretariatan

BAB III
PENGELOLAAN ADMINISTRASI
Pasal 6
Pelaksanaan Surat Menyurat
1. Pimpinan Pusat
1.1 Semua surat keluar dan pernyataan sikap atas nama organisasi yang bersifat eksternal hanya dapat
ditandatangi oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
1.2 Surat masuk yang telah diterima dan dicatat oleh Tim Kesekretariatan, dan dilaporkan kepada Sekretaris
Umum.
1.3 Surat keluar yang menyangkut pelaksanaan kegiatan/Program Kerja dibuat dan ditandatangani oleh Ketua
Bidang dan Sekretaris Bidang dengan sepengetahuan Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
1.4 Surat Keputusan baik untuk lingkup internal maupun lingkup eksternal/stakeholder organisasi harus
ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
1.5 Memory of Understanding / MoU (Surat Kesepakatan) kepada pihak ketiga harus ditandatangani oleh Ketua
Umum atau oleh fungsionaris Pusat yang telah diberi Surat Mandat oleh Ketua Umum.
1.6 Dalam melancarkan arus informasi dan komunikasi baik untuk lingkup internal maupun lingkup eksternal
dapat menggunakan media komunikasi/informasi seperti email/ milis, Telegram, WhatsApp (WA), Media
Sosial, Website dan perangkat komunikasi lainnya dibawah kordinasi Bid. Administrasi dan Kesekretariatan.
1.7 Penomoran surat agar tertata rapih dan terstruktur hanya dikeluarkan oleh Tim Kesekretariatan Pusat.
1.8 Kepanitian kegiatan (program) organisasi dapat membuat surat keluar untuk kepentingan kelancaran
kegiatan tersebut (terkait pihak ketiga seperti permohonan kerjasama untuk akomodasi, tranportasi,mass
media dll) dan tidak bersifat strategis (permohonan audiensi, permohonan dana/sponsor) dengan
memberikan tembusan kepada Ketua Umum dan Sekretaris Umum yang kemudian dilaporkan melalui
Rapat Pleno.
1.9 Ketua Bidang dan Sekretaris Bidang melaksanakan surat menyurat dalam lingkup kerjanya.
1.10 Lembaga khusus melaksanakan surat menyurat dalam lingkup kerjanya.

2. Pimpinan Wilayah, Perwakilan, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Jama’ah
2.1. Seluruh pelaksanaan surat menyurat dilaksanakan oleh ketua dan sekretaris.
2.2. Apabila ketua berhalangan dilaksanakan oleh wakil ketua.
2.3. Apabila Sekretaris berhalangan dilaksanakan dan ditandatangani oleh Wakil Sekretaris.
2.4. Bidang-bidang tidak berhak mengeluarkan surat.
2.5. Lembaga khusus melaksanakan surat menyurat dalam lingkup kerjanya.
2.6. Surat keputusan tentang pengangkatan dan perubahan tasykil hanya ditandatangani oleh Ketua.

Pasal 7
Pembukuan
Setiap jenjang kepemimpinan harus memiliki buku :
1. Buku Induk/Daftar Anggota

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

36
2. Buku Agenda Surat Masuk
3. Buku Agenda Surat Keluar
4. Buku Daftar Tamu
5. Buku Agenda Notulen Rapat
6. Buku Ekspedisi Surat
7. Buku Inventaris Barang
8. Buku Kas
Pasal 8
Kearsipan
1. Kearsipan meliputi :
1.1. Pencatatan dan Penyimpanan surat-surat.
1.2. Penertiban dokumen-dokumen dan kertas-kertas kerja.
1.3. Data-data lainnya.

2. Sistem pengarsipan
2.1. Pimpinan Pusat menggunakan Asas Desentralisasi.
2.2. Pimpinan Wilayah, Perwakilan, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Jama’ah
menggunakan Asas Sentralisasi.

Pasal 9
Laporan
Laporan adalah bentuk pertanggungjawaban dan bahan evaluasi kerja.
1. Laporan pertanggungjawaban disampaikan oleh :
1.1. Pimpinan Pusat disampaikan pada Muktamar.
1.2. Pimpinan Wilayah disampaikan pada Muswil.
1.3. Pimpinan Daerah disampaikan pada Musda.
1.4. Pimpinan Cabang disampaikan pada Muscab.
1.5. Pimpinan Jama’ah disampaikan pada Musjam.
2. Laporan Kinerja tahunan disampaikan oleh :
2.1. Pimpinan Pusat disampaikan pada acara Muskernas.
2.2. Pimpinan Wilayah disampaikan pada acara Muskerwil.
2.3. Pimpinan Daerah disampaikan pada acara Muskerda.
2.4. Pimpinan Cabang disampaikan pada acara Muskercab.
2.5. Pimpinan Jama’ah disampaikan pada acara Muskerjam.
2.6. Laporan pertanggungjawaban kepanitiaan dilakukan setelah pelaksanaan acara selesai.

Pasal 10
Kelengkapan Kesekretariatan
1. Sekretariat/Kantor
2. Papan nama / Name Board
3. Kop surat dan Amplop
4. Stempel
5. Bendera
6. Mebeulair
7. Peta Teritorial
8. Papan data
9. Papan informasi
10. Struktur organisasi
11. Program kerja/schedule time

Pasal 11
Protokoler

1. Tugas Bid. Administrasi dan Kesekretariatan tidak saja terbatas pada pengelolaan atau pengaturan
surat menyurat organisasi, administrasi dan kearsipan dan penyelenggaraan dokumentasi serta

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

37
perpustakaan organisasi, tetapi juga meliputi penataan suatu acara dan pelaksanaannya, yang
disebut sebagai protokoler.
2. Protokoler merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan penyelenggaraan suatu prosedur
kelancaran acara dan memegang peranan penting bagi sukses dan sempurnanya suatu acara.

BAB IV
PENUTUP

Pasal 12
Peraturan Tambahan
1. Surat yang menyangkut masalah penggunaan anggaran ditandatangani oleh Ketua Pimpinan Jam’iyyah
dengan Bendahara.
2. Bidang Administrasi menyerahkan daftar kekayaan jam’iyyah kepada bendahara.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Kerja ini akan ditentukan kemudian berdasarkan kebijakan PP
Pemuda Persatuan Islam.
Pasal 13
Pengesahan
Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam ini ditetapkan dan disahkan oleh PP Pemuda Persatuan Islam
melalui SK PP Pemuda Persis ………………….. Maka dengan ini, Pedoman Administrasi Pemuda Persis yang
terbit sebelum dikeluarkannya SK tersebut dinyatakan tidak berlaku.

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

38
PETUNJUK PELAKSANAAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

BAB I
UMUM

Pasal 1
Pengertian
1. Petunjuk pelaksanaan ini dibuat untuk mengatur hal-hal yang berkenaan dengan administrasi di lingkungan
Pemuda Persatuan Islam untuk setiap jenjang pimpinan.
2. Administrasi jam’iyyah ini meliputi surat menyurat, laporan, kearsipan, keanggotaan dan kesekretariatan.

BAB II
SURAT MENYURAT

Pasal 2
Tertib Surat Menyurat
1. Surat-surat keputusan dan pernyataan yang berkaitan dengan Jam’iyyah ditandatangani oleh Ketua Umum
dan Sekretaris Umum.
2. Surat-surat yang ditujukan kepada lembaga/pemerintahan di dalam dan luar negeri ditandatangani oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Umum.
3. Surat-surat keputusan tentang pengangkatan dan perubahan tasykil hanya ditandatangani oleh ketua pimpinan
Jam’iyyah.
4. Semua surat masuk dan keluar diagendakan oleh bidang administrasi.

Pasal 3
Ketentuan Surat Menyurat
1. Surat resmi memuat hal-hal pokok sebagai berikut:
1) Nomor surat
2) Tempat, Tanggal, bulan, dan tahun
3) Lampiran (jika ada)
4) Perihal
5) Alamat yang dituju
6) Basmalah
7) Pendahuluan
8) Isi surat
9) Penutup
10) Pengirim surat
2. Bentuk surat yang digunakan di lingkungan pemuda persis adalah bentuk surat blok/American Style
modifikasi yaitu: bentuk penulisan secara lurus, alamat di tulis di sebelah kiri sejajar dengan nomor
lampiran dan perihal serta pergantian alinea ditandai dengan perbedaan spasi, tempat dan tanggal surat
ditulis diatas. ( contoh terlampir)
3. Setiap surat yang dikeluarkan harus memakai kop surat jam’iyyah sesuai dengan jenjang kepemimpinan
sebagaimana telah ditentukan.
4. Kerangka surat menyurat dibuka dengan Basmalah dan ditutup dengan ucapan terima kasih teriring do’a
Jazaakumullaahu khairan katsiiran(memakai tulisan Arab), dan diiringi do’a Allaahu ya’khudzu biaidiinaa ilaa
maa fiihi khairun lil islaami wal muslimiin (memakai tulisan Arab).
5. Penomoran surat dilakukan secara berurutan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, yaitu : Nomor
Urut/Kode Pengirim/Kode yang Dikirim-Kode Perihal/Bulan/Tahun Masehi
6. Setiap surat yang diterbitkan harus ditandatangani dan distempel di sebelah kanan surat.

7. Ketentuan Dokumen elektronik :

a. Untuk meningkatkan efisiensi pengiriman dokumen, mengoptimalkan sumber daya yang ada, juga
mengurangi penggunaan kertas (less paper) sehingga ramah lingkungan, maka pengiriman dokumen seperti

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

39
surat dan sebagainya dapat digunakan format dokumen elektronik seperti PDF (Portable Document Format)
atau Ms. Office Word dll.
b. Penggunaan dokumen elektronik diperbolehkan dengan menggunakan tanda tangan dan stempel basah
sebagai bentuk validasi keabsahan dokumen, yaitu dokumen dicetak kemudian dibubuhkan tanda tangan
menggunakan tinta biru dan stempel, kemudian dapat discan atau difoto untuk disebarkan.
c. Setiap jenjang di lingkungan Pemuda Persatuan Islam, diharapkan memanfaatkan platform media social
Telegram, Whats app, Instagram, email, Blog, Grup Facebook dan media sosial lainnya yang telah
disediakan oleh Pimpinan Jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam melalui Bidang Komunikasi dan Informasi.
d. Soft file dokumen elektronik tetap diperlukan sebagai arsip oleh pengirim dan penerima, sedangkan hard file
dapat dicetak sesuai kebutuhan.

Pasal 4
Macam-macam Surat
1. Surat Keputusan (SK)
Ialah surat yang berisi keputusan/ketetapan jam’iyyah tentang suatu masalah dengan berbagai
pertimbangan/perhitungan. (contoh terlampir).
Surat Kepututusan harus memuat :
1.1. Konsideran Umum, yaitu terdiri dari diktum :
- Memperhatikan : Berisi kondisi obyektif dan subyektif.
- Mengingat : Didasarkan kepada nilai-nilai yuridis konstitusional yang
menjadi pengambilan keputusan.
- Menimbang : Berdasarkan kepada keperluan dikeluarkannya surat tersebut.
- Memutuskan : Merupakan inti dari surat keputusan yang akan
mendatangkan akibat/sanksi hukum
1.2. Penutup yang memuat diktum yang menyatakan dapatnya keputusan yang telah diambil tersebut
ditinjau kembali, apabila terjadi kekeliruan.
2. Surat Mandat/Kuasa/Tugas
Ialah surat yang berisi pelimpahan wewenang kekuasaan atau tugas kepada orang tertentu untuk
melaksanakan atau menyelesaikan tugas tertentu.
Surat Mandat/Kuasa/Tugas harus memuat :
a. Identitas lembaga yang memberi mandat/kuasa/tugas
b. Identitas yang diberi mandat/kuasa/tugas.
c. Pekerjaan yang harus dilaksanakan/diselesaikan.
d. Waktu penyampaian laporan atas hasil kerja yang dilaksanakan.
e. Masa berlakunya surat tersebut.
f. Tanda tangan pemberi dan penerima mandat/kuasa/tugas.
3. Surat Keterangan
Ialah surat yang berisi keterangan/penjelasan atas suatu masalah.
Surat keterangan harus memuat :
a. Identitas yang diterangkan.
b. Identitas yang menerangkan.
c. Pembenaran terhadap obyek yang diterangkan.
d. Keperluan dikeluarkannya surat tersebut.
4. Surat Instruksi
Ialah surat yang berisi instruksi/perintah dari lembaga yang di atas kepada lembaga yang ada dibawahnya.
Surat instruksi harus memuat :
a. Identitas lembaga yang memberi instruksi.
b. Identitas lembaga yang terkena instruksi.
c. Isi instruksi/perintah.
5. Surat Pengantar
a. Identitas lembaga yang mengirim
b. Alamat yang dituju/dikirim
c. Perihal ditulis langsung atau berdiri sendiri : “SURAT PENGANTAR”
d. Nomor Surat
e. Daftar isian yang memuat :

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

40
- Nomor Urut
- Uraian
- Jumlah
- Keterangan
f. Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun
g. Pengirim
6. Surat lain yang bersifat umum, harus memuat :
a. Alamat yang dituju
b. Nomor Surat
c. Lampiran
d. Perihal/Hal
e. Pendahuluan
f. Isi Surat
g. Penutup

Pasal 5
Kode-Kode Surat
1. Kode Pimpinan (terlampir)
Kode/Nomor Pimpinan Wilayah, Perwakilan, Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang yang menunjukan
instansi pengirim/pembuat surat.
Contoh :
H.1 untuk Pimpinan Wilayah Pemuda Persis Jawa Barat
G.1 untuk Perwakilan Pemuda Persis Kalimantan Timur
I.2 untuk Pimpinan Daerah Pemuda Persis Kabupaten Bandung
J.3 untuk Pimpinan Cabang Pemuda Persis Babakan Ciparay
2. Kode Perihal (terlampir)

Pasal 6
Pembukuan
1. Buku Induk / Daftar Anggota
Dalam rangka digitalisasi dan sentralisasi data base keanggotaan Pemuda Persis, maka pembukuan anggota dilakukan
melalui laman anaonline.id, sedangkan bentuk cetak disesuaikan dengan kebutuhan administrasi Pimpinan masing-
masing dengan format sebagai berikut :

a. Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, harus memuat : Nomor Urut, Nomor Pokok Anggota,
Nama, Tempat/Tgl Lahir, Pekerjaan, Alamat, Cabang, Photo, Keterangan.
Contoh :
Tempat/Tgl
No. Urut NPA Nama Pekerjaan Alamat Cabang Photo Ket
Lahir

b. Pimpinan Cabang harus memuat : Nomor Urut, Nomor Pokok Anggota, Nama, Tempat/Tgl Lahir,
Pekerjaan, Alamat, Jama’ah, Photo, Keterangan.
Contoh :
Tempat/Tgl
No. Urut NPA Nama Pekerjaan Alamat Jama’ah Photo Ket
Lahir

c. Pimpinan Jama’ah harus memuat : Nomor Urut, Nomor Pokok Anggota, Nama, Tempat/Tgl Lahir,
Pekerjaan, Alamat, Photo, Keterangan.
Contoh :
Tempat/Tgl
No. Urut NPA Nama Pekerjaan Alamat Photo Ket
Lahir

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

41
2. Buku Agenda Surat Keluar, harus memuat : Nomor Urut, Nomor Agenda Surat Keluar, Tanggal Surat, Tujuan
Surat, Hal Surat, Keterangan.
Contoh :
No.
Nomor Agenda Tanggal Surat Tujuan Surat Hal Surat Keterangan
Urut

3. Buku Agenda Surat Masuk, harus memuat : Nomor Urut, Nomor Agenda, Pengirim, Tanggal Terima, No.
Surat/Tgl, Perihal, Disposisi/diteruskan, Keterangan.
Contoh :
No. Nomor Tanggal No. Surat/Tgl. Disposisi/
Pengirim Perihal Ket.
Urut Agenda terima Keluar Diteruskan

4. Buku Daftar Tamu, harus memuat : Nomor Urut, Tanggal, Nama, Tujuan, Keperluan,Kesan/Saran, Keterangan.
Contoh :
No.
Tanggal Nama Tujuan Keperluan Kesan/Pesan Keterangan
Urut

5. Buku Agenda Notulen Rapat, harus memuat : Nomor Urut, Kejadian/Usul Peserta, Pemberi Saran, Keterangan.
Contoh :
No.
Kejadian/Usul Peserta Pemberi Saran Keterangan
Urut

6. Buku Ekspedisi Surat, harus memuat : Nomor Urut, Nomor Surat, Tanggal Surat, Tujuan Surat, Perihal Surat,
Tanda Tangan dan Nama Jelas Penerima, Keterangan.
Contoh :
No. Nomor Tanggal Tujuan Perihal Tanda Tangan dan
Keterangan
Urut Surat Surat Surat Surat Nama Jelas Penerima

7. Buku Inventaris Barang, harus memuat : Nomor Urut, Nama Barang, Banyaknya Barang, Pemberi/Asal Barang,
Kondisi Barang, Tempat Keberadaan, Keterangan.
Contoh :
No. Nama Banyaknya Pemberi/Asal Kondisi
Tempat Keberadaan Keterangan
Urut Barang Barang Barang Barang

8. Buku Kas, harus memuat : Nomor, Tanggal, Nomor Kode, Nomor Bukti, Uraian, Debet/Pemasukan,
Kredit/Pengeluaran, Saldo.
Contoh :
No. Kode No. Bukti Debet/ Kredit/
No. Tanggal Uraian Saldo
Pemasukan Pengeluaran

Pasal 7
Perlengkapan Organisasi
1. Sekretariat/kantor sebagai sentral aktivitas.
2. Papan nama/Name Board
a. Ukuran Papan Nama untuk setiap jenjang kepemimpinan
- Pimpinan Pusat, lebar 150 cm x panjang 200 cm
- Pimpinan Wilayah, lebar 135 cm x panjang 180 cm
- Perwakilan Pemuda Persis, lebar 135 cm x panjang 180 cm

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

42
- Pimpinan Daerah, lebar 120 cm x panjang 160 cm
- Pimpinan Cabang, lebar 105 cm x panjang 140 cm
- Pimpinan Jama’ah, lebar 90 cm x panjang 120 cm
b. Ketentuan Papan Nama
- Warna dasar Hijau Tua
- Logo Pemuda Persis warna Kuning emas diletakkan di tengah bagian atas
- Teks Pimpinan dan alamat warna Kuning emas ditulis di bawah logo
- Papan nama dipasang di atas tiang besi/kayu atau digantung pada dinding sekretariat 2 m di atas
permukaan lantai/tanah.
3. Kop Surat, Amplop dan Stempel
a. Ketentuan Kop Surat
Untuk Pimpinan Pusat :
- Kertas Folio/F4 (ukuran 21,59 cm X 33,02 cm)
- Lambang Pemuda Persatuan Islam di tengah dengan warna kuning emas latar dasar hijau.
- Baris Pertama sebelah kanan bertuliskan PIMPINAN PUSAT
- Baris Kedua sebelah kanan bertuliskan PEMUDA PERSATUAN ISLAM
- Baris Ketiga sebelah kanan identitas Sekretariat
- Baris Pertama sebelah kiri bertuliskan PIMPINAN PUSAT (Bahasa Arab)
- Baris Kedua sebelah kiri bertuliskan PEMUDA PERSATUAN ISLAM (Bahasa Arab)
- Baris Ketiga sebelah kanan identitas Sekretariat (Bahasa Arab)
- Garis Bawah Double Line dengan warna hijau
Untuk PW, Perwakilan, PD, PC, dan PJ :
- Kertas Folio/F4 (ukuran 21,59 cm X 33,02 cm)
- Lambang Pemuda Persatuan Islam di sebelah kanan atas dengan warna kuning emas latar dasar
hijau.
- Baris Pertama Tingkat Pimpinan: PW, Perwakilan, PD, PC dan PJ.
- Baris Kedua identitas Jami’yyah Pemuda Persatuan Islam
- Baris Ketiga Identitas Tempat PW, Perwakilan, PD, PC dan PJ
- Baris Keempat identitas Sekretariat/alamat Kesekretariatan
- Garis Bawah Double Line dengan warna hijau
b. Amplop (sampul)
- Amplop Standar (11 cm X 23 cm)
- Amplop Besar (24 cm X 35 cm)
c. Stempel (cap) menggunakan warna tinta violet
Untuk Pimpinan Pusat :
- Berbentuk bulat dengan diameter 35 mm
- Di lingkaran tengah terdapat logo Pemuda Persatuan Islam
- Di setengah Lingkaran atas bertuliskan Pimpinan Pusat
- Di setengah Lingkaran bawah bertuliskan Pemuda Persatuan Islam
Untuk Pimpinan Wilayah/Perwakilan/Daerah/Cabang/Jama’ah :
- Berbentuk bulat dengan diameter 35 mm
- Di tengah logo Pemuda Persatuan Islam
- Lingkaran atas identitas pimpinan (PW, Perwakilan, PD, PC, PJ)
- Lingkaran bawah identitas lokasi (Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Pemukiman)
4. Bendera
a. Bendera Jam’iyyah Pemuda Persis ukuran 90 cm X 120 cm
- Kain berwarna dasar hijau
- Logo Pemuda Persis dan teks berwarna kuning emas di letakkan di tengah
- Tulisan Pemuda Persatuan Islam ditulis dibawah logo dengan warna kuning
b. Bendera Merah Putih ukuran 70 cm X 100 cm
5. Papan data
6. Papan informasi
7. Struktur organisasi (contoh terlampir)
8. Program kerja/schedule time

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

43
Pasal 8
Laporan
1. Pengertian laporan
Laporan adalah suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan, atau pertanggungjawaban,
baik secara lisan maupun tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab diantara mereka.
2. Fungsi laporan adalah sebagai berikut :
2.1. Sebagai alat pertanggungjawaban
2.2. Sebagai alat evaluasi untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana program-program dilaksanakan,
dan apa saja yang menjadi kendalanya.
2.3. Sebagai alat/bahan/informasi bagi pelaksanaan perencanaan, pengendalian, penilaian dan pengambilan
keputusan.
3. Sifat dan jenis laporan
3.1. Laporan pertanggungjawaban yang disampaikan dalam forum musyawarah
3.2. Laporan kondisi umum yang harus disampaikan dalam forum pleno pimpinan.
4. Bentuk dan tehnik penulisan laporan
4.1. Bentuk laporan, Laporan harus memuat :
4.1.1. Pendahuluan, yang menerangkan :
- Maksud dan tujuan
- Masalah pokok yang akan dibahas
- Pendekatan dan garis besar sistematika penulisan
4.1.2. Tubuh laporan, yang berisi :
- Data/fakta-fakta
- Hasil kerja yang telah dicapai
- Analisa dan penafsiran
4.1.3. Saran-saran, yang berisi cara pemecahan masalah
4.1.4. Konklusi dan penutup, Konklusi dan penutup ini logis dan ada korelasi antara data dan fakta
dengan analisa.
4.2. Teknik penulisan laporan
4.2.1. Langkah-langkah penulisan laporan :
a. Pengumpulan data
b. Klasifikasi data
c. Pembuatan kerangka laporan
d. Sistematika laporan
e. Draft (bahan mentah) laporan
f. Penyiapan tabel
g. Pengetikan laporan
h. Format laporan
4.2.2. Syarat-syarat penulisan laporan
a. Jelas
b. Tepat
c. Lengkap
d. Konsisten/tetap
e. Obyektif
f. Cermat dan tepat waktu

Pasal 9
Kearsipan
1. Pengertian
a. Arsip adalah catatan-catatan tertulis atau gambar bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai
subjek (pokok persoalan) ataupun peristiwa, yang dibuat orang untuk membantu memelihara daya ingatan
orang.
b. Pengertian arsip ialah penyimpanan surat-surat, dokumen-dokumen, kertas-kertas kerja (papers) pada
tempat yang layak, sesuai dengan pengaturan yang telah ditetapkan semula sehingga apabila diperlukan
dapat ditemukan dengan mudah.

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

44
2. Jenis-jenis Arsip
a. Arsip aktif, yang masih sering diperlukan.
b. Arsip semi aktif, yang sudah jarang diperlukan.
c. Arsip non aktif, yang sudah tidak diperlukan.
3. Proses kegiatan kearsipan
a. Klasifikasi dan kode
b. Pengindeks-an
c. Penataan berkas dan penyimpanan
d. Penyusutan dan penghapusan
e. Pemeliharaan dan perlindungan
4. Sistem pengarsipan dapat dilakukan secara :
a. Sentralisasi, yaitu seluruh pelaksanaan kegiatan pengarsipan dilaksanakan secara terpusat.
b. Desentralisasi, yaitu pelaksanaan kegiatan pengarsipan dilaksanakan per sektor/bidang.

Pasal 10
Teknis Keprotokoleran
1. Agar sasaran suatu kegiatan dapat tercapai secara optimal, diperlukan penanggungjawab dan
pembagian tugas dalam penyelenggaraannya. Apabila penyelenggaraan suatu aktifitas tanpa adanya
Panitia Penyelenggara, maka tugas keprotokoleran dilaksanakan oleh lembaga kesekretariatan atau
bidang administrasi.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu acara adalah sebagai berikut:
a. Tempat / Gedung (lay out, dekorasi dan pengaturan kursi) disesuaikan
b. Posisi tamu / undangan dan pengurus disesuaikan dengan layout tempat
c. Penempatan lambang dan logo organisasi
d. Jenis dan pengantar acara.
e. Susunan acara, terutama mengenai urutan pemberi sambutan, secara struktural pejabat /
pengurus terbawah mendahului pejabat / pengurus diatasnya, sedangkan dalam sapaan
sambutan berlaku sebaliknya.
3. Dalam setiap agenda acara Pemuda Persatuan Islam diharuskan untuk menggunakan attribut organisasi sebagai
identitas organisasi berupa

Pasal 11
Teknis Pengelolaan Aset Jam’iyyah
1. Aset Jam’iyyah harus tercatat dalam dalam daftar inventaris jam’iyyah
2. Setiap penggunaan asset jam’iyyah harus tercatat.
3. Aset jam’iyyah tidak boleh dipergunakan untuk keperluan pribadi

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Umum
Petunjuk pelaksanaan ini dibuat dengan maksud untuk mengatur hal-hal yang berkenaan dengan masalah
keanggotaan dan kepemimpinan yang belum diatur secara rinci di dalam Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili.

Pasal 13
Syarat dan Jenis Keanggotaan
1. Anggota Biasa
a. Pemuda Islam berusia antara 16 sampai 40 tahun.
b. Pernah mengikuti Masa Ta'aruf, dinyatakan lulus dan dibuktikan dengan syahadah Ma'ruf.
c. Diharuskan mengikuti pembinaan yang menyangkut kejam'iyyahan berdasarkan Pedoman atau manhaj
Kaderisasi.
d. Mengisi formulir keanggotaan.
e. Membayar uang pangkal administrasi keanggotaan untuk proses pembuatan e-KTA dan QA-QD dan
diserahkan ke PP Pemuda Persatuan Islam sebesar Rp. 25.000;
f. Membayar uang iuran anggota bulan pertama.

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

45
a. Anggota Tersiar
a. Pemuda Islam berusia antara 16 sampai 40 tahun yang didaerahnya tidak terdapat Pimpinan Cabang.
b. Pernah mengikuti Masa Ta'aruf, dinyatakan lulus dan dibuktikan dengan syahadah Ma'ruf.
c. Diharuskan mengikuti pembinaan yang menyangkut kejam'iyyahan berdasarkan Pedoman atau manhaj
Kaderisasi
d. Mengisi formulir keanggotaan.
e. Membayar uang pangkal administrasi keanggotaan untuk proses pembuatan e-KTA dan QA QD dan
diserahkan ke PP Pemuda Persatuan Islam sebesar Rp. 25.000;
f. Membayar uang iuran anggota bulan pertama.
3. Anggota Istimewa
a. Anggota Pemuda Persatuan Islam yang berusia lebih dari 40 tahun dan berkewajiban menyelesaikan
kepemimpinannya sampai akhir masa jihad.
b. Diperlukan oleh Pimpinan Pemuda Persatuan Islam.
c. Diajukan oleh Pimpinan Jama’ah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah dan Pimpinan Wilayah kepada
Pimpinan Pusat untuk ditetapkan sebagai Anggota Istimewa.
d. Bersedia diajukan dan ditetapkan sebagai anggota Istimewa.

Pasal 14
Iuran Anggota
1. Besar iuran anggota ditetapkan melalui Keputusan Pimpinan Pusat.
2. Besar iuran anggota berlaku untuk semua jenis anggota.
3. Penarikan iuran anggota dilakukan oleh Pimpinan Cabang untuk disetorkan kepada Pimpinan Pusat kemudian
didistribusikan oleh Pimpinan Pusat kepada Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang
berdasarkan prosentase sebagai berikut : 20% PJ, 30% PC, 20% PD, 15% PW, 15% PP. khusus bagi Pimpinan
Cabang yang belum memiliki Pimpinan Daerah (PC non PD) prosentasenya sebagai berikut : 30% PJ, 30% PC,
20% PW, 20% PP.
4. Untuk Anggota Tersiar, pembayaran iuran langsung diserahkan kepada Pimpinan Pusat.
5. Pimpinan Cabang berhak menjatuhkan sanksi bagi anggota yang tidak memenuhi iuran anggota.

Pasal 15
Pendaftaran Ulang
1. Pendaftaran ulang (Her-Registrasi) keanggotaan dilakukan oleh Pimpinan Cabang atas rekomendasi
Pimpinan Daerah ditujukan langsung ke Pimpinan Pusat sesuai dengan habisnya masa berlaku KTA anggota
bersangkutan.
2. Biaya pendaftaran ulang untuk semua jenis keanggotaan ditetapkan melalui keputusan Pimpinan Pusat.
3. Biaya Pendaftaran ulang seluruhnya diserahkan kepada Pimpinan Pusat.
4. Pendaftaran ulang Anggota Tersiar dilakukan secara langsung oleh yang bersangkutan.
5. Anggota Istimewayang masa berlaku KTA nya sudah habis, maka otomatis diperpanjang sampai berakhir masa
jihadnya.
6. Kartu Tanda Anggota (KTA) ditandatangani oleh Ketua Umum.

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

46
INDEKS SURAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

PP PP Persatuan Islam
JJ Jajaran Jam’iyyah (PW, PD, PC)
A.1. Majelis Penasihat
A.2. Dewan Hisbah
A.3. Dewan Hisab dan Rukyat
A.4. Dewan Tafkir
A.5. Lajnah Bantuan Hukum
A.6. Bagian Otonom PP Persis
A.6.1. PP Persistri
A.6.2. PP Pemuda Persis
A.6.3. PP Pemudi Persis
A.6.4. PP HIMA Persis
A.6.5. PP HIMI Persis
B. Lain-Lain
1. Anggota Pimpinan
2. Kepanitiaan
3. Perorangan
4. Lembaga khusus Pemuda Persis
C. Perihal
1. Keputusan / Ketetapan
2. Keterangan/Mandat/Tugas/Rekomendasi
3. Edaran/Pengumuman/Pernyataan/Pemberitahuan
4. Instruksi/Perintah/Tausiyah
5. Laporan
6. Undangan
7. Permohonan/Pengajuan
8. Pengantar/Kiriman
9. Mutasi
10. Peringatan
D. Orsos/Orpol/Ormas :
1. Islam
2. Umum
3. Persis dan otonom lainnya di lingkungan PW/PD/PC/PJ
E. Pemerintah :
1. Presiden / Wakil Presiden
2. Menteri / Departemen / Direktorat
3. MPR / DPR / DPRD
4. Instansi / Jawatan / Kantor / Dinas
5. Gubernur / Bupati / Walikota / Camat / Lurah / Kades / RW / RT
F. Militer :
1. Markas Besar
2. Kodam / Kodau / Kodamar / Polda
3. Korem / Kodim / Koramil / Polwil / Polres / Polsek
G. Perwakilan Pemuda Persis
1. Perwakilan Pemuda Persis Kalimantan Timur
2. Perwakilan Pemuda Persis Lampung
H. Pimpinan Wilayah Pemuda Persis
1. Pimpinan Wilayah Jawa Barat
2. Pimpinan Wilayah DKI Jakarta
3. Pimpinan Wilayah Jawa Timur
4. Pimpinan Wilayah Sulawesi Tengah
5. Pimpinan Wilayah Gorontalo

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

47
6. Pimpinan Wilayah Bali
7. Pimpinan Wilayah Sumatera Utara
8. Pimpinan Wilayah Banten
I. Pimpinan Daerah Pemuda Persis
1. Pimpinan Daerah Kota Bandung
2. Pimpinan Daerah Kabupaten Bandung
3. Pimpinan Daerah Kabupaten Cianjur
4. Pimpinan Daerah Kota Bogor
5. Pimpinan Daerah Kabupaten Bogor
6. Pimpinan Daerah Kabupaten Purwakarta
7. Pimpinan Daerah Kabupaten Subang
8. Pimpinan Daerah Kabupaten Garut
9. Pimpinan Daerah Kabupaten Tasikmalaya
10. Pimpinan Daerah Kabupaten Ciamis
11. Pimpinan Daerah Jakarta Pusat
12. Pimpinan Daerah Jakarta Barat
13. Pimpinan Daerah Jakarta Timur
14. Pimpinan Daerah Jakarta Utara
15. Pimpinan Daerah Kabupaten Majalengka
16. Pimpinan Daerah Kabupaten Sukabumi
17. Pimpinan Daerah Kabupaten Bima- NTB
18. Pimpinan Daerah Kota Cimahi
19. Pimpinan Daerah Kabupaten Gorontalo
20. Pimpinan Daerah Kabupaten Sumedang
21. Pimpinan Daerah Kota Tasikmalaya
22. Pimpinan Daerah Kabupaten Bone Bolango
23. Pimpinan Daerah Kabupaten Pohuhato
24. Pimpinan Daerah Kabupaten Dungingi
25. Pimpinan Daerah Kota Gorontalo
26. Pimpinan Daerah Kabupaten Bandung Barat
27. Pimpinan Daerah Kabupaten Pamekasan Madura
28. Pimpinan Daerah Kota Banjar
29. Pimpinan Daerah Kabupaten Lampung Utara
30. Pimpinan Daerah Kabupaten Lampung Tengah
31. Pimpinan Daerah Jakarta Selatan
32. Pimpinan Daerah Kabupaten Sumenep
33. Pimpinan Daerah Kota Sukabumi
J. Pimpinan Cabang Pemuda Persis
1. Pimpinan Cabang Andir
2. Pimpinan Cabang Astana Anyar
3. Pimpinan Cabang Babakan Ciparay
4. Pimpinan Cabang Batununggal
5. Pimpinan Cabang Bojongloa Kaler
6. Pimpinan Cabang Bojongloa Kidul
7. Pimpinan Cabang Mandalajati
8. Pimpinan Cabang Cibeunying Kidul
9. Pimpinan Cabang Kiaracondong
10. Pimpinan Cabang Regol
11. Pimpinan Cabang Sukajadi
12. Pimpinan Cabang Sukasari
13. Pimpinan Cabang Sumur Bandung
14. Pimpinan Cabang Bandung Kidul
15. Pimpinan Cabang Buahbatu
16. Pimpinan Cabang Baleendah
17. Pimpinan Cabang Banjaran

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

48
18. Pimpinan Cabang Cimahi Selatan
19. Pimpinan Cabang Cimahi Utara
20. Pimpinan Cabang Cimahi Tengah
21. Pimpinan Cabang Ciwidey
22. Pimpinan Cabang Bojongsoang
23. Pimpinan Cabang Dayeuhkolot
24. Pimpinan Cabang Ciparay
25. Pimpinan Cabang Pameungpeuk (Kab. Bandung)
26. Pimpinan Cabang Padalarang
27. Pimpinan Cabang Rancaekek
28. Pimpinan Cabang Soreang
29. Pimpinan Cabang Kutawaringin
30. Pimpinan Cabang Margaasih
31. Pimpinan Cabang Cipatat
32. Pimpinan Cabang Katapang
33. Pimpinan Cabang Wanaraja
34. Pimpinan Cabang Cisurupan
35. Pimpinan Cabang Cikajang
36. Pimpinan Cabang Garut Kota
37. Pimpinan Cabang Samarang
38. Pimpinan Cabang Tarogong
39. Pimpinan Cabang Cilawu
40. Pimpinan Cabang Cibatu
41. Pimpinan Cabang Kersamanah
42. Pimpinan Cabang Cihideung
43. Pimpinan Cabang Ciawi
44. Pimpinan Cabang Cipedes
45. Pimpinan Cabang Indihiang
46. Pimpinan Cabang Kadipaten (Kab. Tasikmalaya)
47. Pimpinan Cabang Sukaresik
48. Pimpinan Cabang Jamanis
49. Pimpinan Cabang Rajapolah
50. Pimpinan Cabang Cikoneng
51. Pimpinan Cabang Banjar
52. Pimpinan Cabang Majalengka
53. Pimpinan Cabang Jatiwangi
54. Pimpinan Cabang Sumberjaya
55. Pimpinan Cabang Serang
56. Pimpinan Cabang Padarincang
57. Pimpinan Cabang Rangkasbitung
58. Pimpinan Cabang Cianjur
59. Pimpinan Cabang Ciranjang
60. Pimpinan Cabang Cibeber
61. Pimpinan Cabang Cikalong Kulon
62. Pimpinan Cabang Sukaresmi (Kab. Cianjur)
63. Pimpinan Cabang Bojong Picung
64. Pimpinan Cabang Sukaraja
65. Pimpinan Cabang Warudoyong
66. Pimpinan Cabang Legonkulon
67. Pimpinan Cabang Pusakanagara
68. Pimpinan Cabang Pamanukan
69. Pimpinan Cabang Purwakarta
70. Pimpinan Cabang Plered
71. Pimpinan Cabang Bogor Kota
72. Pimpinan Cabang Citeureup

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

49
73. Pimpinan Cabang Johar Baru
74. Pimpinan Cabang Senen
75. Pimpinan Cabang Grogol Petamburan
76. Pimpinan Cabang Cengkareng
77. Pimpinan Cabang Kalideres
78. Pimpinan Cabang Jatinegara
79. Pimpinan Cabang Matraman
80. Pimpinan Cabang K o j a
81. Pimpinan Cabang Tanjungpriok
82. Pimpinan Cabang Pademangan
83. Pimpinan Cabang Sapeken
84. Pimpinan Cabang Saronggi
85. Pimpinan Cabang Abunten
86. Pimpinan Cabang Sumenep
87. Pimpinan Cabang Pamekasan
88. Pimpinan Cabang B e l o
89. Pimpinan Cabang Rasanae
90. Pimpinan Cabang S a p e
91. Pimpinan Cabang W e r a
92. Pimpinan Cabang W o h a
93. Pimpinan Cabang Tlanakan
94. Pimpinan Cabang Pancoran Mas
95. Pimpinan Cabang Tanjungsari
96. Pimpinan Cabang Jatinangor
97. Pimpinan Cabang Karangpawitan
98. Pimpinan Cabang Pangalengan
99. Pimpinan Cabang Harjamukti
100. Pimpinan Cabang Kota Selatan
101. Pimpinan Cabang Bogor Utara
102. Pimpinan Cabang Cibiru
103. Pimpinan Cabang Cikijing
104. Pimpinan Cabang Cililin
105. Pimpinan Cabang Batujajar
106. Pimpinan Cabang Pakenjeng
107. Pimpinan Cabang Lembang
108. Pimpinan Cabang Sumedang Selatan
109. Pimpinan Cabang Tanjung Tiram
110. Pimpinan Cabang Cikalong Wetan
111. Pimpinan Cabang Cilaku
112. Pimpinan Cabang Bandung Kulon
113. Pimpinan Cabang Arjasari
114. Pimpinan Cabang Cicendo
115. Pimpinan Cabang Cibeunying Kaler
116. Pimpinan Cabang Pagaden
117. Pimpinan Cabang Cicalengka
118. Pimpinan Cabang Paseh (Kab. Bandung)
119. Pimpinan Cabang Bayongbong
120. Pimpinan Cabang Rengasdengklok
121. Pimpinan Cabang Margahayu
122. Pimpinan Cabang Sukmajaya
123. Pimpinan Cabang Leuwigoong
124. Pimpinan Cabang Majalaya
125. Pimpinan Cabang Banyuresmi
126. Pimpinan Cabang Pamulihan
127. Pimpinan Cabang Mangkubumi

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

50
128. Pimpinan Cabang Pondok Sugu
129. Pimpinan Cabang Karawang
130. Pimpinan Cabang Bandung Wetan
131. Pimpinan Cabang Banjarsari
132. Pimpinan Cabang Paseh (Kab. Sumedang)
133. Pimpinan Cabang Jati Tujuh
134. Pimpinan Cabang Kadipaten (Kab. Majalengka)
135. Pimpinan Cabang Ngamprah
136. Pimpinan Cabang Cimaung
137. Pimpinan Cabang Cikarang Utara
138. Pimpinan Cabang Kertasari
139. Pimpinan Cabang Cileunyi
140. Pimpinan Cabang Bilah Hilir
141. Pimpinan Cabang Perdagangan
142. Pimpinan Cabang Sucinaraja
143. Pimpinan Cabang Pangatikan
144. Pimpinan Cabang Bogor Tengah
145. Pimpinan Cabang Cimanggung
146. Pimpinan Cabang Rancakalong
147. Pimpinan Cabang Cangkuang
148. Pimpinan Cabang Cimenyan
149. Pimpinan Cabang Pasir Jambu
150. Pimpinan Cabang Jakarta Selatan
151. Pimpinan Cabang Rancabali
152. Pimpinan Cabang Cihampelas
153. Pimpinan Cabang Pacet
154. Pimpinan Cabang Haur Wangi
155. Pimpinan Cabang Tambun
156. Pimpinan Cabang Kota Bekasi
157. Pimpinan Cabang Larangan
158. Pimpinan Cabang Sindangkasih
159. Pimpinan Cabang Cipeundeuy
160. Pimpinan Cabang Panumbangan
161. Pimpinan Cabang Ciamis Kota
162. Pimpinan Cabang Tarogong Kaler
163. Pimpinan Cabang Pasirwangi
164. Pimpinan Cabang Muara Sungkai
165. Pimpinan Cabang Kebun Tebu
166. Pimpinan Cabang Anak Tuha
167. Pimpinan Cabang Setiabudi
168. Pimpinan Cabang Sukamantri
169. Pimpinan Cabang Karang Tengah (Kab. Garut)
170. Pimpinan Cabang Pameungpeuk (Kab. Garut)
171. Pimpinan Cabang Cibinong
172. Pimpinan Cabang Gunung Halu
173. Pimpinan Cabang Cingambul
174. Pimpinan Cabang Bekasi Selatan
175. Pimpinan Cabang Banjarwangi
176. Pimpinan Cabang Cisaat
177. Pimpinan Cabang Sukanagara
178. Pimpinan Cabang Sumedang Utara
179. Pimpinan Cabang Tawang
180. Pimpinan Cabang Bungursari
181. Pimpinan Cabang Leles
182. Pimpinan Cabang Cisompet

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

51
183. Pimpinan Cabang Cidadap
184. Pimpinan Cabang Karang Tengah (Kab. Cianjur)
185. Pimpinan Cabang Gunung Puyuh
186. Pimpinan Cabang Cikole
187. Pimpinan Cabang Citamiang
188. Pimpinan Cabang Sukaresmi (Kab. Garut)
189. Pimpinan Cabang Cipanas
190. Pimpinan Cabang Solokan Jeruk
191. Pimpinan Cabang Darangdan

K. Pimpinan Jama’ah
Untuk penomoran PJ diserahkan pada PC masing-masing.

BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI

Bagian-bagian yang harus dimuat dalam surat resmi adalah sebagai berikut:
a. Kepala Surat
Kepala surat atau kop surat dibuat (biasanya sudah dicetak), yang terdiri atas :
1) Bagian atas memuat lambang dan nama instansi/organisasi.
2) Bagian bawah memuat alamat berikut kode pos, nomor telepon, nomor faksimili, alamat email, dan
lain-lain.
b. Tempat dan Tanggal surat, ditulis dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut :
1) Tempat dan Tanggal surat ditik disebelah kanan atas (bentuk lurus) dengan menggunakan
penanggalan Hijriyah dan Masehi.
2) Angka tahun ditulis lengkap.
3) Penulisan nama bulan dengan huruf dan tidak disingkat.
4) Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
Contoh: Bandung, 19 Ramadhan 1442 H
01 Mei 2021 M
Nomor Surat, ditulis dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut :
1) Nomor surat ditik segaris dengan Tempat, tanggal, bulan, dan tahun
2) Kata yang digunakan adalah nomor bukan nomer atau disingkat No.
3) Huruf awal kata nomor ditulis dengan huruf kapital
4) Angka tahun ditulis lengkap
5) Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
c. Lampiran berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain, ditulis dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut :
1) Jika lampiran yang akan disertakan sebanyak 1-3 lembar, maka ditulis angka disertai keterangan.
Contoh :
Lampiran : 2 (dua) lembar
2) Jika lampiran yang akan disertakan lebih dari 3 lembar, maka di tulis :
Lampiran : 1 (satu) eksemplar/berkas
d. Perihal menunjukkan isi atau inti surat secara ringkas. Dengan membaca perihal, maka secara cepat
dapat diketahui jenis surat yang dimaksud. Agar lebih jelas sebaiknya perihal ditulis dengan menyebutkan
isi surat.
Contoh :
Perihal : Undangan Musyawarah Cabang II PC Pemuda Persatuan Islam Regol
e. Alamat surat, Alamat surat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Alamat pada bagian dalam (pada helai surat), ditulis dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut:
(a) Sebutan kepada pihak yang dituju :Kepada Yang Kami Hormati.
(b) Jika disingkat, huruf awal pada kata Kepada Ykh.
(c) Nama orang/nama jabatan.
(d) Sapaan Ibu, Bapak, Saudara, dan lain-lain dapat digunakan jika diikuti nama orang.
(e) Jika jabatan seseorang dicantumkan, kata sapaan tidak dicantumkan.

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

52
(f) Surat hendaknya dialamatkan kepada pemangku jabatannya bukan nama kantornya dan jika
pemangku jabatan tidak diketahui dengan pasti namanya, maka dapat digunakan sebutan Kepala
atau Pemimpin atau sebutan lain yang sesuai (misal: Rektor, Dekan, dan sebagainya).
Contoh :
Kepada Ykh.
Ibrahim Nasrul Haq Al-Fahmi, S. Pd
Ketua Umum Pemuda Persatuan Islam
Jalan Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung
atau
Kepada Yang Kami Hormati :
Ketua Umum Pemuda Persatuan Islam
Jalan Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung
Catatan :
Apabila surat tesebut ditujukan kepada kepala organisasi/lembaga tertentu, yang isinya perlu diketahui
oleh Ketua Bidang atau Ketua Bidang Garapan, maka pengirim surat harus mencantumkan u.p
(untuk perhatian).
Contoh :
Kepada Ykh.
Ketua Umum Pemuda Persatuan Islam
u.p. Bidang Jam`iyyah
Jalan Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung
2) Alamat pada bagian luar (pada amplop), ditulis di sebelah kanan bawah dengan memperhatikan
kaidah sebagai berikut :
(a) Nama orang/jabatan
(b) Nama instansi/lembaga
(c) Nama jalan/gang/nomor rumah atau bangunan
(d) Nama kota dan nomor kode pos
(e) Jika amplop tidak berkop Surat, maka bubuhkan cap/stempel di sebelah kiri atas.
f. Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat sebelum ia menuliskan maksud isi surat. Di
lingkungan Persatuan Islam digunakan Bismillaahirrahmaanirrahiim (menggunakan huruf Arab).
g. Isi Surat
Isi surat merupakan bagian yang sangat penting, karena merupakan wadah segala sesuatu atau semua hal yang
ingin disampaikan. Isi surat yang lengkap terdiri atas:
1) Alinea pembuka
 Dalam alinea pembuka dikemukakan permasalahan yang merupakan pengantar atau pendahuluan
terhadap permasalahan pokok.
Contoh:
Untuk membalas/ menjawab surat yang diterima, dipergunakan kalimat-kalimat pembuka,
misalnya:
a) Membalas (menjawab) surat Saudara tertanggal 19 Ramadhan 1442 H/ 01 Mei 2021 M No No.
…, kami beritahukan bahwa….
b) Memenuhi surat Saudara tertanggal …, No. ..., kami kirimkan ...
c) Menunjuk surat Saudara tertanggal …, No. ..., kami beritahukan bahwa …
 Untuk surat-surat yang berisi pemberitahuan, permintaan, pertanyaan, dan yang sejenis itu, digunakan
kalimat pembuka sebagai berikut :
a) Kami beritahukan bahwa …
b) Kami sampaikan kepada Saudara …
c) Kami terangkan bahwa …
 Untuk menunjuk sesuatu yang menjadi dasar menyusun surat dipergunakan kalimat pembuka sebagai
berikut :
a) Berdasarkan hasil rapat Pleno PP. Pemuda Persatuan Islam pada tanggal 27 Nopember 2021
diberitahukan bahwa ….
b) Berkenaan dengan surat edaran PP. Persatuan Islam tertanggal … No. ... kami beritahukan
bahwa ....

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

53
c) Sehubungan dengan surat dari … tertanggal …, No. … kami minta kesediaan Bapak/Ibu untuk
....
d) Sesuai dengan ….
2) Alinea isi
Berisi sesuatu yang diberitahukan, dikemukakan, ditanyakan, diminta, dan sebagainya yang disampaikan
kepada penerima surat. Sebagai wujud keterkaitan antara alenia pembuka dan alenia isi lazim digunakan
penghubung antar alenia.
Contoh:
Sehubungan dengan hal tersebut ….
3) Alinea penutup
Penutup surat merupakan simpulan yang berfungsi sebagai pengunci isi surat. Kemudian diakhiri
dengan kalimat Alloohu ya’khudzu biaidiinaa ilaa maa fiihi khoirun lil islaami wal muslimiin (menggunakan
huruf Arab).
h. Penutup surat dinas/formal jam’iyyah hendaknya ditulis dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut:
1) Pengirim surat sebaiknya dilengkapi dengan jati diri kedinasan, yaitu jabatan, NPA, dan stempel
jam’iyyah
2) Nama pengirim digaris bawahi
Contoh:
Ketua Umum,

Tanda tangan

Ibrahim Nasrul Haq Al-Fahmi, S. Pd


NPA. 09.2380
Singkatan a.n. (atas nama) digunakan jika pejabat yang berwenang menandatangani, menguasakan
wewenangnya kepada pejabat satu tingkat di bawahnya untuk menandatangani surat itu. Di bawah tanda
tangannya tertera nama jelas beserta NPA. a.n. di tik di sebelah kiri nama jabatan atasan yang menguasakan
wewenang itu.
Contoh:
a.n. Ketua PC Pemuda Persis Cangkuang
Wakil Ketua, Wakil Sekretaris,

Ttd. Ttd.

Nama Lengkap Nama Lengkap


NPA. NPA.
i. Tembusan
Tembusan/tindasan (c.c. = carbon copy) dibuat jika isi surat yang dikirimkan kepada pihak yang dituju perlu
diketahui oleh pihak lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bagian ini adalah:
1) Tembusan dituliskan di sebelah kiri bawah, lurus ke atas dengan Nomor, Lampiran dan Perihal.
2) Huruf awal kata tembusan ditulis dengan huruf kapital.
3) Tanda titik dua (:) mengikuti kata tembusan jika tembusannya lebih dari satu.
4) Kata Yth./Ykh. tidak perlu dicantumkan.
5) Yang ditembusi pejabat atau orangnya, bukan kantornya.
6) Kata arsip atau pertinggal tidak perlu dicantumkan.
7) Di belakang nama yang ditembusi tidak perlu dibubuhkan ungkapan yang tidak perlu, seperti, sebagai laporan.
8) Tembusan hendaklah disusun berdasarkan urutan tingkat pejabat atau instansi yang lebih tinggi.
Contoh :
Tembusan :
1. Ketua Umum PP Pemuda Persatuan Islam
2. Ketua PW Pemuda Persatuan Islam Jawa Barat
3. Ketua PD Pemuda Persatuan Islam Kabupaten Bandung
j. Cap/Stempel
Cap/stempel adalah satu kelengkapan yang sangat menentukan keabsahan sebuah surat. Cara penggunaan
cap/stempel adalah:

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

54
1) Setiap surat harus dibubuhi cap asli (cap/stempel harus asli)
2) Cap dibubuhkan di sebelah kiri tanda tangan sekretaris atau pejabat yang bersangkutan.
3) Untuk Pemuda Persatuan Islam tinta yang digunakan berwarna Biru Violet.

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

55
PENOMORAN SURAT

Sistem penomoran surat-surat keluar secara umum adalah sebagai berikut :


Nomor Urut/ Kode Pengirim / Kode yang Dikirim-Kode Perihal/Bulan/Tahun Masehi
Misalnya PD. Pemuda Persatuan Islam Cimahi mengirim surat kepada PC. Pemuda Persatuan Islam Cimahi Selatan
tentang Laporan, maka penulisan nomornya sebagai berikut:
001/I.19/J.18-C.5/XI/2015
Keterangan :
001 = Nomor Urut Penerbitan Surat
I.19 = Kode PD Pemuda Persatuan Islam Kota Cimahi (Kode pengirim)
J.18 = Kode PC Pemuda Persatuan Islam Cimahi Selatan (Kode yang Dikirim)
C.5 = Laporan (Kode Perihal)
XI = November - Bulan Penerbitan Surat (Bulan)
2015 = Tahun Penerbitan Surat (Tahun Masehi)
Untuk konsideran dalam draft musyawarah menggunakan sistem penomoran sebagai berikut :
001/PS/A.6.2-C.1/XI/2015
Keterangan :
001 = Nomor Urut Penerbitan Surat (nomor urut surat berdiri sendiri)
PS = Pimpinan Sidang (Kode Pengirim)
A.6.2 = PP Pemuda Persatuan Islam(Kode yang Dikirim)
C.1 = Keputusan (Kode Perihal)
XI = November - Bulan Penerbitan Surat (Bulan)
2015 = Tahun Penerbitan Surat (Tahun Masehi)
Untuk penomoran surat kepanitiaan/lembaga khusus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Kop surat kepanitiaan atau lembaga khusus diikuti oleh cap panitia atau lembaga khusus.
2. Untuk surat kepanitiaan atau lembaga khusus diketahui oleh Ketua Pimpinan Jam’iyyah yang bersangkutan.
Contoh:
002/B.2-A.6.2/E.5-C.6/XI/2015
Keterangan :
002 = Nomor Urut Penerbitan Surat(nomor urut surat berdiri sendiri)
B.2 = Kepanitiaan (kode pengirim)
A.6.2 = PP Pemuda Persatuan Islam - Wilayah Keberadaan panitia (Kode Pengirim)
E.5 = Gubernur/Walikota/Bupati/Camat/Lurah/Kades/RW/RT (Kode yang dikirim)
C.6 = Undangan (kode Perihal)
XI = November - Bulan Penerbitan surat (Bulan)
2015 = Tahun Penerbitan Surat (Tahun Masehi)
Untuk pimpinan jama’ah penomoran surat sebagai berikut :
Nomor Urut / Kode Pengirim / Kode yang Dikirim - Kode Hal/ /Bulan/Tahun Masehi
Misalnya PJ. Pemuda Persis yang berada di wilayah PC. Pemuda Persis Banjaran mengirim surat kepada
Pemerintah tentang undangan, maka penulisan nomornya sebagai berikut :
001/K.1-J.17/E.5-C.5/XI/2015
Keterangan:
001 = Nomor Urut Penerbitan Surat
K.1 = Kode PJ Pemuda Persatuan Islam (Kode pengirim)
J.17 = Kode PC Pemuda Persis Banjaran (wilayah keberadaan PJ) (Kode Pengirim)
E.5 = Gubernur/Walikota/Bupati/Camat/Lurah/Kades/RW/RT (Kode yang dikirim)
C.6 = Undangan (Kode Perihal)
XI = November - Bulan Penerbitan Surat (Bulan)
2015 = Tahun Penerbitan Surat (Tahun Masehi)

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

56
Bentuk Surat

__________________________________________________ 1
_______________________________________________________________
__________________________________________________________

_________ : ____________________ 2 ________________________ 5


_________ : ____________________ 3
_________ : ____________________ 4

____________________ 6
____________________
____________________

_________________________________ 7

________________________________________________________
_______________________________________________________8

______________________________________________________________________________
__________________________________
________________________________________________________
_______________________________________________________9

________________________________________________________
________________________________________________________
______________________________________________________10

_________________________________ 11

________________________ 12 _______________________ 12

________________________ 13 _______________________ 13
________________________ 14 _______________________ 14

________________ 15
___________________________________

Keterangan:
1. Kepala Surat/Kop Surat 6. Alamat Surat 11. Do’a (Bahasa Arab)
2. Nomor Surat 7. Basmalah (Bahasa Arab) 12. Jabatan Penanda Tangan Surat
3. Lampiran Surat 8. Salam Pembuka 13. Nama Penanda Tangan Surat
4. Perihal Surat 9. Isi Surat 14. NPA.
5. Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun 10. Penutup Surat 15. Tembusan (Kalau Ada)

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CONTOH PLANG JAM’IYYAH

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CONTOH KOP SURAT

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CONTOH STEMPEL

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh Bentuk Surat

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh Bentuk Surat Keputusan

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

62
LAMPIRAN-LAMPIRAN

KETENTUAN REGISTRASI DAN HER-REGISTRASI


PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021-2026

A. KETENTUAN REGISTRASI
Pelaksanaan Registrasi anggota dilakukan dengan ketentuan:
1. Mengisi data secara mandiri melalui link anaonline.id/caang
2. Mengisi formulir data calon anggota secara mandiri oleh calon anggota untuk kemudian diverifikasi dan
divalidasi oleh PC setempat.
3. Membayar biaya registrasi sebesar Rp 25.000,00/orang melalui Pimpinan Cabang setempat.
4. Penyerahan biaya registrasi dilakukan kolektif oleh Pimpinan Cabang kepada Pimpinan Pusat melalui
transfer ke rekening BANK MANDIRI no. rek. 1300013018349 a.n TAUFIK SYAEFUL ANWAR [Bendahara
umum ]
5. Admin anaonline PC setempat kemudian Mengisi data di https://anaonline.id/registrasi
6. Setelah mendapat persetujuan masuk kembali ke https://anaonline.id/data-calon-anggota
7. Kemudian ceklis data calon anggota yang diinput di anaonline.id/caang, lalu klik tombol APPROVE untuk
mendapatken persetujuan berjenjang dari admin anaonline PD, PW, dan PP.
8. Penerbitan e- KTA dan NPA dapat didownload di anaonline.id setelah mendapatkan notifikasi via email,
sedangkan kebutuhan pencetakan KTA diserahkan kepada PW, PD atau PC setempat.
9. Pendistribusian QA, QD, Bayan dan Pedoman Kerja dilakukan oleh Pimpinan Pusat.

B. KETENTUAN HER-REGISTRASI
Pelaksanaan heregistrasi data anggota dilakukan lima tahun sekali secara mandiri melalui anaonline.id dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Masa berlaku keanggotaan dinonaktifkan secara keseluruhan berkaitan dengan sistem digitalisasi data base
anggota dan kepemimpinan Masa Jihad 2021-2026 PP Pemuda Persis dimulai 1 September 2021.

2. Setiap anggota mengisi formulir Heregistrasi yang diserahkan kepada PC setempat.

3. Setiap anggota membayar biaya heregistrasi sebesar Rp 25.000,00/anggota bagi yang melakukan
Heregistrasi sampai tangal 30 November 2021 dan Rp 30.000,00/anggota bagi yang melakukan Heregistrasi
tanggal 01 Desember 2021 sampai 28 Februari 2022 melalui Pimpinan Cabang setempat.

4. Penyerahan biaya heregistrasi dilakukan kolektif oleh Pimpinan Cabang kepada Pimpinan Pusat melalui
transfer ke rekening BANK MANDIRI no. rek. 1300013018349 a.n TAUFIK SYAEFUL ANWAR [Bendahara
umum ], setelah melakukan transfer kunjungi alamat situs anaonline.id/herregistrasi kemudian isi form yang
ada dan siapkan data anggota yang sudah membayar heregistrasi dalam format excel (unduh template) dan
bukti transfernya, kemudian upload dan tunggu notifikasi.

5. Bagi anggota yang sudah menerima notifikasi pengaktifan akun di anaonline.id via email, diharapkan untuk
login kembali untuk memastikan keaktifan akun dan verifikasi data.

6. Waktu pelaksanaan heregistrasi paling lambat tanggal 28 Februari 2022, Bagi anggota yang tidak melakukan
heregistrasi sampai dengan tanggal tersebut maka status keanggotaanya berubah menjadi non aktif dan
hanya dapat melakukan registrasi untuk mendapatkan NPA baru.

7. Penerbitan e- KTA dapat didownload di anaonline.id setelah mendapatkan notifikasi via email, sedangkan
kebutuhan pencetakan KTA diserahkan kepada PD atau PC setempat.

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

63
Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

64
Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAI’AT ANGGOTA
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

ّ ‫الـرحمن‬
ّ ‫الل‬ّ
‫الـرحيم‬ ‫بـســـم‬

ّ ّ‫وبمحمد ن‬
‫بيا ّورسولا وبالقرأن إماما ّوحكما‬ ّ ّ
ّ ‫بالل‬
‫ربـا وبالاسلام دينا‬ ‫رضيت‬

1. Senantiasa bersedia menjadi hamba Allah yang mengamalkan syari’at Islam dengan semestinya, penuh
tanggung jawab, menjadi uswah hasanah bagi keluarga dan masyarakat dalam aqidah, ibadah dan
mu’amalah.
2. Bersedia menjadi mujahid dakwah yang akan memelihara dan memakmurkan mesjid serta membasmi
munkarat, bid’ah, khurafat, takhayul, taklid, dan syirik, demi pemurnian ajaran Islam berdasarkan al-Quran dan
as-Sunnah.
3. Memelihara dan mengembangkan ruh jihad dengan melakukan amar ma’ruf nahyi munkar dalam segala
ruang dan waktu, membela dan menyelamatkan umat Islam dari gangguan lawan-lawan Islam atau aliran
gerakan yang mengancam Islam dan umat Islam dengan cara hak dan ma’ruf sesuai dengan al-Qur’an dan
as-Sunnah.
4. Bersedia menjadi ashhabun dan hawariyun Islam, dengan menyediakan harta dan jiwa untuk berjuang di jalan
Allah SWT.
5. Akan senantiasa taat kepada Allah, Rasul dan pemimpin kami selama tidak menyimpang dari al-Qur’an dan
as-Sunnah.
6. Mendahulukan kepentingan Islam dan umat Islam, sesuai dengan motto kami “Ana muslimun qobla kulli
syai-in” (Saya muslim sebelum melaksanakan sesuatu)

ّ
‫الل يأخذ بأيدينا الي ما فيه خيرللإسلام والمسلمين‬

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

66
LAMPIRAN-LAMPIRAN

TASYKIL PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM


MASA JIHAD 2021-2026

Ketua Umum : Ibrahim Nasrul Haq Alfahmi


Sekretaris Umum : Ridwan Rustandi
Bendahara : Taufik Syaeful Anwar

Bidang-Bidang:
Bidang Jam’iyyah
Ketua : Adi Tahir Nugraha
Sekretaris : Ahmad Taufik

Bidang Administrasi
Ketua : Miftah Husni
Sekretaris : Uus Syaripudin

Bidang Kaderisasi
Ketua : Ilham Maulana
Sekretaris : Faisal Muttaqien
Anggota : Iqbal Amar Muzaki

Bidang Pendidikan
Ketua : Cepi Hamdan Rafiq
Sekretaris : Jajang Hidayatulloh

Bidang Da’wah
Ketua : Kinkin Syamsudin
Sekretaris : Fajri Abdurofi

Bidang Sosial
Ketua : Caca Ruhimat
Sekretaris : Eko Faridi Susanto
Anggota : Farid Abdul Hakim

Bidang Ekonomi
Ketua : Dinda Putra Gemilang
Sekretaris : Malik Idris

Bidang Olah Raga, Seni & Budaya


Ketua : Andri Nurkamal
Sekretaris : Uus Ismail

Bidang Komunikasi & Informasi

Ketua : Hendi Santika


Sekretaris : Hasan Nasrulloh
Anggota : Syarif Sahidin

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

67
Bidang Hubungan Antar Lembaga & Organisasi
Ketua : Achmad Fadillah
Sekretaris : Nu’man Ihsanda
Anggota : Hadi Nur Ramadhan

Bidang Hukum, Ham & Analisis Kebijakan Publik


Ketua : Adli Hakim
Sekretaris : Zamzam Aqbil Raziqin
Anggota : Ilham Habiburohman

Bidang Politik & Keamanan


Ketua : Arief Rahman Hakim
Sekretaris : Ade Ipan Rustandi
Anggota : Dea Arsyad

Bidang Lingkungan Hidup


Ketua : Hary Haidar Latief
Sekretaris : Teguh Deni Aljabar
Anggota : Eggie Ginanjar

Lembaga-Lembaga:
1. Lembaga Turats
Ketua : Robi Permana
Anggota :
Rizki Abdurrahman
Ihsan Fauzal Firdaus
Saeful Jafar Shidieq

2. Lembaga Riset Dan Kajian Strategis


Ketua : Imam Sopyan Abas
Anggota :
Rudi Suherman
Dede Irawan
Lukmannul Hakim Firdaus

3. Lembaga Studi Sastra Dan Literasi


Ketua : Aldy Istanzia Wiguna
Anggota :
M. Ridwan Nurrohman
Asep Saeful Azhar

4. Lembaga Kesekretariatan Dan Protokoler


Ketua : Arif Munandar
Anggota :
Zhendi Firmansyah
Ihsan Fadillah

5. Lembaga Pengembangan Media


Ketua : M. Ryan Alviana
Anggota :
M. Rosyad Huda
Iyan Gunawan

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

68
Miftah Nashir
Saefulloh
Abdul Aziz
Ricky Fatria
Rendy Syabany
Lafidz Tafara
Jibril Abdurrahman
Rizal
Agus Nurputra
Deddy K. Sandy
Ipan Sopian
Elfa Al-Aufa
Yazid Nurimanulloh
Abdul Hadi
Khalid Barkah

Pedoman Administrasi Pemuda Persatuan Islam


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Bandung e-mail : pppemudapersis@ymail.com
Rekening Bank CIMB Niaga Syari’ah No. 761015948400 an. PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM

69
Contoh Agenda Acara
RANCANGAN AGENDA ACARA
MUSYAWARAH ...................
PEMUDA PERSATUAN ISLAM.......

WAKTU ACARA PIC


Chek-in Peserta
PEMBUKAAN
Pembacaan Kalam Ilahi
Laporan Ketua Panitia
Sambutan-sambutan :
PRA SIDANG
Pembahasan Tata Tertib Musyawarah
Penentuan Presedium Sidang
SIDANG PLENO I :
membahas dan menetapkan agenda acara
membahas dan menetapkan Garis Besar Musyawarah

SIDANG PLENO II :
a. menilai Laporan Pertanggungjawaban,
b. Pandangan Umum
c. Demisionerisasi

LANJUTAN SIDANG PLENO II


a. Pandangan Umum
b. Jawaban atas Pandangan Umum
c. Demisionerisasi
SIDANG PLENO III :
Merumuskan program jihad

SIDANG PLENO IV
a. Merumuskan rancangan pemilihan ketua
b. Pemilihan ketua

PELANTIKAN DAN SERTIJAB :


a. Pembacaan SK
b. Pembaiatan
c. Penyerahan SK
d. Serah terima jabatan
e. Khutbah Iftitah Ketua terpilih
PENUTUPAN :
a. Taujih
b. Penutupan

70
Contoh Tata Tertib

RANCANGAN
Tata Tertib Persidangan
PEMUDA PERSATUAN

1. Pimpinan Sidang berhak dan berkewajiban memberikan penjelasan kepda peserta sidang apabilan
dianggal perlu;
2. Pimpinan sidang berhak dan berkewajiban :
a. Menjaga kelancaran dan ketertiban persidangan;
b. Mengatur dan mengarahkan pembicaraan, memberikan peringatan dan atau tindakan kepada peserta
yang menyimpang dari tata tertib persidangan;
c. Menetapkan dan membacakan keputusan hasil persidangan;
3. Peserta berkewajiban memakai tanda pengenal dalam setiap persidangan;
4. Peserta tidak diperkenankan keluar masuk tanpa seijin Pimpinan Sidang;
5. Peserta tidak diperkenankan merokok di dalam ruang persidangan;
6. Setiap pembicaraan harus melalui Pimpinan Sidang;
7. Peserta berkewajiban membantu dan memelihara suasana persidangan agar dapat berjalan dengan
teetib, lancer dan aman.
8. .............. dst

71
Contoh Draf Garis Besar Musyawarah

GARIS BESAR MUSYAWARAH


PEMUDA PERSATUAN

BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama, Waktu dan Tempat

1. Musyawarah ini dinamakan Musyawarah ............... Pemuda Persatuan Islam ............... disingkat .........Pemuda
Persatuan Islam ...............;
2. MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM Pemuda Persis ............... ini dilaksanakan pada hari ............... ,
............... H bertepatan dengan tanggal ............... M;
3. MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM Pemuda Persis ............... ini dilaksanakan di .............

Pasal 2
Kedudukan dan Fungsi

1. MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM merupakan Musyawarah Pemuda Persatuan Islam di tingkat


Wilayah/Daerah/Kecamatan/Pemukiman;
2. MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah ................
3. MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM Pemuda Persis ............... berfungsi untuk :
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan ............... Pemuda Persatuan Islam ............... Masa Jihad ............
b. Menetapkan Program Jihad Pimpinan Pemuda Persatuan Islam ............... Masa Jihad ...............
c. Memilih dan Menetapkan seorang Ketua Pimpinan Pemuda Persatuan Islam ............... untuk Masa Jihad
............

BAB II
PESERTA, HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 3
Peserta

1. MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM ini dihadiri oleh Peserta, Peninjau, Pengawas dan Undangan;


2. Peserta MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM ini terdiri dari utusan Pimpinan Wilayah, / Pimpinan Daerah /
Pimpinan Cabang/Pimpinan Jamaah, yang ditentukan oleh Pimpinan ..........;
3. Peninjau adalah mereka yang diutus oleh Pimpinan Wilayah/ Daerah/Pimpinan Cabang untuk meninjau
(MUKTAMAR, MUSWIL, MUSDA)
4. Pengawas adalah mereka yang diutus Pimpinan .................. /Wilayah/daerah/Cabang
5. Undangan adalah mereka yang dianggap perlu hadir pada MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM ini
dengan mendapat Undangan Resmi dari Panitia.

Pasal 4
Hak Bicara

1. Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat dan pandangan;


2. Peserta dan Peninjau memiliki hak bicara;
3. Hak bicara digunakan dengan seizing Pimpinan Sidang.

72
Pasal 6
Hak Suara

1. Hak suara adalah hak untuk ikut menentukan keputusan dalam musyawarah;
2. Hak suara hanya dimiliki oleh peserta;

BAB III
PERSIDANGN
Pasal 6
Persidangan dan Fungsinya

1. Persidangan MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM ini terdiri atas sidang Pleno terdiri atas Pleno I, II, III, dan
IV;
2. Sidang Pleno I berfungsi untuk :
a. membahas dan menetapkan agenda acara
b. membahas dan menetapkan Garis Besar Musyawarah MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM Pemuda
Persatuan Islam ...............;
3. Sidang Pleno II berfungsi untuk;
d. menilai Laporan Pertanggungjawaban,
e. Pandangan Umum
f. Demisionerisasi
4. Sidang Pleno III berfungsi untuk merumuskan program jihad
5. Sidang Pleno IV berfungsi untuk ;
a. Merumuskan rancangan pemilihan ketua
b. Pemilihan ketua

Pasal 7
Quorum

1. Setiap Persidangan dapat diselengarakan apabila telah mencapai quorum


2. Sidang dinyatakan quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah lebih satu dari jumlah peserta
sidang;
3. Apabila ayat 1 tidak tercapai, maka sidang diskors selama 2x10 menit;
4. Apabila ayat 3 tidak tercapai, maka keputusan diberikan kepada Pimpinan Sidang atas persetujuan peserta
sidang.

Pasal 8
Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat;


2. Apabila pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, maka keputusan
diambil melalui Suara terbanyak (Voting);
3. Pengambilan suara dilakukan secara bebas, langsung dan rahasia;
4. Keputusan dianggap sah apabila disetujui oleh suara terbanyak dari jumlah peserta sidang;
5. Apabila persetujuan seperti termaksud pada ayat 4 tidak tercapai, maka pengambilan keputusan dilakukan
lobying
6. Lobying yang dimaksud ayat 5 yaitu perwakilan peserta menyampaikan argumentasi, kemudian dinilai dan

73
diputuskan oleh presidium sidang.

Pasal 9
Surat Keputusan

1. Setiap Keputusan MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM disahkan dalam konsideran berupa Surat Keputusan


dan dibacakan atasa dasar persetujuan sidang;
2. Setiap Surat Keputusan diberi nomor;
3. Setiap Surat Keputusan ditandatangani oleh Presidium Sidang.

Pasal 10
Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam garis besar Musywarah ini, akan diatur kemudian oleh Presidium Sidang atas
persetujuan Peserta Sidang.

Pasal 11
Pengesan

Garis besar musyawarah ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan diakui keabsahannya selama
MUSWIL/MUSDA/MUSCAB/MUSJAM termaksud.

74
Contoh Tatatertib Pemilihan Ketua

TATA TERTIB
PEMILIHAN KETUA
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Pasal 1
Sistem Pemilihan
1. Pemilihan Ketua Pimpinan .................. dilakukan dengan cara musyawarah mufakat.
2. Jika pemilihan sebagaimana pada ayat 1 (satu) tidak berhasil, maka pemilihan ketua dilakukan
dengan cara pemungutan suara terbanyak
Pasal 2
Prosedur Pemilihan
Pemilihan Ketua Pimpinan .................. dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Peserta/Pimpinan .................. mengajukan satu nama bakal calon.
2. Jika hanya terdapat satu bakal calon atau terdapat bakal calon yang memperoleh jumlah
suara lebih dari setengah jumlah suara yang sah, maka calon tersebut dinyatakan sebagai
Ketua terpilih.
3. Jika terdapat lebih dari satu bakal calon, maka bakal calon tersebut kemudian ditetapkan
sebanyak-banyaknya lima orang menurut perolehan suara terbanyak sebagai calon Ketua.
4. Apabila terdapat bakal calon yang perolehan suaranya sama dan melebihi batas minimal
lima orang, maka bakal calon yang dimaksud bermusyawarah mufakat untuk menentukan
siapa yang akan menjadi calon Ketua.
5. Calon Ketua yang sudah ditetapkan kemudian dipersilahkan oleh pimpinan sidang dengan
persetujuan peserta sidang untuk bermusyawarah dan memilih satu orang diantara mereka
untuk menjadi Ketua
6. Musyawarah sebagaimana dimaksud ayat 5 di atas, diselenggarakan dengan melibatkan
Ketua demisioner dan 1 (satu) orang perwakilan Presidium Sidang.
7. Jika pemilihan sebagaimana pada ayat 5 tidak berhasil, maka Calon Ketua yang sudah
ditetapkan kemudian dipilih oleh seluruh peserta Muktamar untuk ditetapkan sebagai
Ketua.
8. Calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai Ketua terpilih.
9. Apabila terdapat beberapa calon yang perolehan suara terbanyaknya sama, maka calon-
calon tersebut dipilih kembali oleh seluruh peserta Musyawarah. Calon dengan perolehan
suara terbanyak dan atau lebih dari setengah jumlah suara yang sah ditetapkan sebagai
Ketua.

Pasal 3
Kriteria Calon Ketua
1. Ketua Pimpinan .................. adalah anggota Pemuda Persis
2. Ketua Pimpinan .................. adalah seseorang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Anggota Pemuda Persis;
b. Pernah menjadi tasykil PD/PW/PP, atau mengikuti Tafiq III.

75
Contoh Draf Konsideran
RANCANGAN KETETAPAN MUSYAWARAH ............
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
Nomor : .............

TENTANG ..............................
MUSYAWARAH ................ PEMUDA PERSATUAN ISLAM ....................

Bissmillahirahmanirahim

Dengan memohon bimbingan, hidayah dan ridha Allah SWT. Musyawarah ............... Pemuda
Persatuan Islam Jawa Barat, setelah :
Menimbang :
1. Bahwa Musyawarah ................. merupakan suatu forum musyawarah untuk menilai Laporan
Pertanggungjawaban Ketua Pimpinan ..................., menetapkan Rencana Jihad Jam’iyyah dan memilih
serta menetapkan seorang Ketua Pimpinan .................Pemuda Persatuan Islam ................. untuk
masa jihad .................
2. Bahwa demi tertib dan kelancaran pelaksanaan Musyawarah ................. Pemuda Persatuan Islam
................., diperlukan .......................... yang ditetapkan dalam Keputusan Musyawarah.

Mengingat :
1. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam .........................
2. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam .......................
3. Pedoman Jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam ...........................................................

Memperhatikan :
Hasil Pra Sidang tentang ..............................
Memutuskan :
Menetapkan :
1. Mengesahkan ..................................
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya maka
akan ditinjau kembali untuk disempurnakan.

Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : ........................... H
......................... M
Waktu : Pukul ………………

STEERING COMMITTEE
MUSYAWARAH .................... PEMUDA PERSATUAN ISLAM JAWA BARAT

STEERING COMMITTEE I STEERING COMMITTEE II STEERING COMMITTEE III

(...................................) (...................................) (...................................)

76
RANCANGAN KETETAPAN MUSYAWARAH ............ PEMUDA PERSATUAN ISLAM
Nomor : .............

TENTANG ..............................
MUSYAWARAH ................ PEMUDA PERSATUAN ISLAM ....................

Bissmillahirahmanirahim

Dengan memohon bimbingan, hidayah dan ridha Allah SWT. Musyawarah ..............
Pemuda Persatuan Islam Jawa Barat, setelah :
Menimbang :
1. Bahwa Musyawarah ................. merupakan suatu forum musyawarah untuk menilai
Laporan Pertanggungjawaban Ketua Pimpinan ..................., menetapkan Rencana Jihad
Jam’iyyah dan memilih serta menetapkan seorang Ketua Pimpinan .................Pemuda
Persatuan Islam ................. untuk masa jihad .................
2. Bahwa demi tertib dan kelancaran pelaksanaan Musyawarah ................. Pemuda Persatuan
Islam ................., diperlukan .......................... yang ditetapkan dalam Keputusan Musyawarah.

Mengingat :
1. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam ........................
2. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam ........................
3. Pedoman Jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam ........................

Memperhatikan :
Hasil Sidang Pleno I/II/II tentang ..............................
Memutuskan :
Menetapkan :
1. Mengesahkan ..................................
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya
maka akan ditinjau kembali untuk disempurnakan.

Ditetapkan di : ..................
Pada tanggal : ........................... H
......................... M
Waktu : Pukul ………………

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH ....................... PEMUDA PERSATUAN ISLAM JAWA BARAT

PIMPINAN SIDANG I PIMPINAN SIDANG II PIMPINAN SIDANG III

(...................................) (...................................) (...................................)

77
Berita Acara Musyawarah Pimpinan.............
KOP PIMPINAN
BERITA ACARA MUSYAWARAH PIMPINAN …………….
Nomor :……………………………………….

Berkaitan dengan…………………….., telah diadakan musyawarah …………….. Pimpinan Cabang/Daerah/Wilayah/


Pusat Pemuda Persatuan Islam dalamrangka ……………, yang dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :
Yang dihadiri oleh ……………………….., sebagaimana daftar hadir terlampir.
Materi yang dibahas, Nrasumber, notulen dan yang bertindak selaku unsur pimpinan dalam musyawarah Pimpinan ini
adalah
a. Materi
 ……..
 ……..
b. Pimpinan Musyawarah dan nara sumber
 Pimpinan Rapat :
 Nara Sumber :
 Notulen :
Setelah dilakukan pembahasan terhadap materi, selanjutnya seluruh peserta musyawarah Pimpinan menyepakati
beberapa hal diantaranta:
1. ………..
2. ……….
3. dst
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggungjawab agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
…………., Tanggal, …, …, ….
Mengetahui
Ketua Pimpinan Sidang

(……………………………) (……………………………)

78
PEDOMAN KADERISASI
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
2021

79
BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1
Latar Belakang

Pemuda Persis adalah organisasi kader dan harokah tajdid, yang mempunyai tujuan mencetak
kader pemimpin umat yang memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan aqidah, syari'ah dan
akhlak Islam berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah. Atas dasar itu maka kaderisasi adalah core
program Pemuda Persis dan salah satu agenda besar yang harus diperhatikan secara serius dan
sungguh – sungguh. Apalagi diperkuat bahwa Islam begitu memperhatikan dan mementingkan proses
kaderisasi umat ini. Kaderisasi yang dipahami sebagai sebuah proses pendidikan, pembibitan dan
pemberdayaan potensi kader dengan tujuan dan target yang terukur berdasarkan analisa jam’iyyah
terhadap kebutuhan sosial-kultural masyarakat Indonesia yang tentu saja bergerak dengan sangat
cepat di era modernisme dan digital seperti yang terjadi pada saat ini. Maka yang perlu ditekankan dari
proses kaderisasi tersebut adalah kualitas di atas kuantitas, militansi yang tinggi, loyalitas yang kuat,
solid dan kompak dalam bertindak, serta mampu merespon dengan bijak dan tepat setiap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sifat-sifat semua itu hanya akan terwujud melalui
sistem kaderisasi yang mapan.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan sebuah proses yang sangat sistematis dan terukur
sehingga output-nya sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka melihat hal ini, sebuah pola dan
sistem kaderisasi yang mapan sudah berada dalam kondisi yang sangat diperlukan. Sistem kaderisasi
adalah proses yang holistic dalam aktifitas sebuah jam’iyyah, bukan hanya dilihat dari bentuk pelatihan
formal saja. Semua aktifitas dalam suatu jam’iyyah semestinya merupakan bagian dari proses
kaderisasi bagi para penggiatnya sehingga dapat mengatasi setiap tantangan yang muncul dalam
proses mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam merespon segala tantangan dalam proses kaderisasi di Pemuda Persis dan untuk
terarahnya sistem kaderisasi, maka perlu memperhatikan 5 orientasi gerakan dalam pelaksanaan
sistem kaderisasi yaitu ;
1. Ideologis
2. Pendidikan dan Dakwah
3. Kepemimpinan dan Kelembagaan (Jam'iyyah)
4. Keumatan (Sosial-Ekonomi-Politik-Hukum-Ham-Lingkungan Hidup)
5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

80
Kaderisasi di Pemuda Persis diarahkan bahwa kader Pemuda Persis sebagai kader Persis secara
struktural dan kader ummat secara kultural mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk
mewujudkan transformasi pada masyarakat. Pendidikan dan dakwah yang menjadi core gerakan tidak
semestinya membuat Pemuda Persis gagap dalam menyikapi issue yang lain termasuk dalam
menghadapi tantangan dalam 5 orientasi gerakan tersebut. Untuk mewujudkan tranformasi
masyarakat tersebut, maka diperlukan suatu visi besar (grand vision) yang diback-up oleh kader-kader
handal. Transformasi bukanlah kerja kecil dan ringan. Diperlukan adanya kesinambungan dan
konsistensi serta kesabaran yang tinggi untuk tetap berada dikoridor yang telah disepakati bersama.
Oleh sebab itu dalam konteks inilah, kita memerlukan kader Pemuda Persis yang mumpuni dalam
menyikapi problem sosial dan respon terhadap perubahan sosial, serta mampu memberikan solusi
atau sekedar jawaban yang berangkat dari integritas keilmuan yang mendalam.
Agar sistem kaderisasi yang dibangun dapat menjadi sarana tercapainya tujuan utama Pemuda
Persis maka dalam pelaksanaannya harus menyesuaikan dengan konsep pendidikan Islam, yaitu
harus memenuhi tiga ranah pendidikan yaitu pengetahuan atau proses berfikir (aspek kognitif), segi
penghayatan atau nilai / sikap (aspek afektif), dan pengamalannya atau keterampilan (aspek
psikomotor). Berdasarkan itu, maka sistem kaderisasi Pemuda Persis mempunyai dua jalur pembinaan
Training dan Halaqoh dan satu jalur suplemen (pelengkap), yang dijabarkan sebagai berikut ;
1). Training formal sebagai proses aksentuasi pada lahirnya potensi basic skill (kemampuan dasar)
atau based competency (kompetensi dasar) kepemimpinan yang akan menjadi ciri khas Pemuda
Persis yaitu dalam upaya pemenuhan aspek ranah kognitif .
2). Halaqoh sebagai proses pengayaan dan pengembangan nilai-nilai ruhiyah yaitu dalam upaya
pemenuhan aspek ranah apektif
3). Pelatihan-pelatihan non formal yang bersifat Up Grading skill yaitu dalam upaya pemenuhan aspek
ranah psikomotorik.
Dari sistem dan pola kaderisasi yang dibangun oleh Pemuda Persis tersebut maka diharapkan
terbentuknya kader ideal pemuda persis yaitu yang Kuat dan Berkarakter, yaitu kuat ruh, akal, dan fisik.
Dan berkarakter yaitu salimul aqidah, shahihul ibadah, matiinul khuluq, qawiyyul jismi, mutsaqaful fikri,
jihadun linnafsi, harisun ala waqtiha, qadirun alal kasbi, husnu li syu'unih, dan anfa'u linnas. Selain itu
tentu saja bahwa upaya dari adanya sistem kaderisasi yang mapan dapat mewujudkan kader Pemuda
Persis yang mempunyai sifat Ashabun Hawariyyun Islam, Mujadid, Mujahid dan Mujtahid.

81
Pasal 2
Pengertian
1. Kader adalah seseorang yang dipersiapkan untuk mengemban tugas menjawab tantangan
masa kini dan masa depan dengan kemampuan kualitas dan kualifikasi tertentu.
2. Kaderisasi adalah keseluruhan aktifitas yang dijalankan jam’iyyah secara sistematis, konsisten
dan berkelanjutan mencakup kegiatan perekrutan anggota, pemeliharaan dan pembinaan
untuk melahirkan sekelompok orang yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung serta
penerus /pelanjut perjuangan jam’iyyah.
3. Pedoman Kaderisasi Pemuda Persatuan Islam adalah acuan, pijakan dasar, dan arah bagi
usaha yang dijalankan Pemuda Persis secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan yang
mencakup kegiatan perekrutan, pembinaan dan pengembangan untuk melahirkan serta
membentuk anggota agar dapat menjadi tulang punggung serta pelanjut perjuangan Rasulullah
Saw, dalam memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan aqidah, syari’ah, dan akhlaq Islam
berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah dalam segala ruang dan waktu.
4. Fityanil Qur'an, artinya Pemuda al-Qur'an. Maksudnya sesosok pemuda yang memiliki
kemampuan membaca al-Qur'an yang sempurna, selalu meningkatkan hafalan dan
pemahaman al-Qur'an, dan mengamalkan al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

Pasal 3
Profil Kader Ideal Pemuda Persis
Kader merupakan kekuatan inti jam’iyyah dan ummat Islam, yang diharapkan menjadi pelopor
(pioneer), penggerak (katalisator), penggiat (dinamisator), dan penjaga misi perjuangan guna
mewujudkan cita-cita ideal umat Islam.
Idealitas kader merupakan gabungan dari konseptualisasi dan kristalisasi dari pemahaman
tentang konsepsi manusia dan tujuan hidupnya serta proses pembentukannya. Sosok ideal kader
tersebut tercipta dari konstruksi sifat ideal dan output seseorang setelah menempuh seluruh proses
kaderisasi secara lengkap dan paripurna. Oleh sebab itu, kaderisasi suatu keniscayaan yang tidak
boleh diabaikan.
Sifat kader Pemuda Persis meliputi ;
1. Ashabun dan Hawariyun, dalam arti pemuda yang mengikhlaskan diri untuk menjadi pengamal,
pendakwah, dan pembela Islam tanpa diminta, serta siap kapan dan dimanapun ia berada.
2. Mujahid, dalam arti pemuda yang secara sadar mengikhlaskan diri untuk bersungguh-sungguh
dalam memahami, mempelajari serta mengamalkan ajaran Islam dengan istiqomah dan siap
menjadi penolong sekaligus pembela dalam mempertahankan kebenarannya.

82
3. Mujaddid, adalah seseorang yang memiliki wawasan dan antisipasi yang luas dalam
meneropong masa depan disertai dengan kemampuan metodologis yang kuat sehingga dapat
menangkap dan memahami kebenaran, mengkonseptualisasi, dan mengaktualisasi secara
komprehensif.
4. Mujtahid, adalah orang yang selalu mencurahkan pikiran pikirannya sekemampuannya untuk
mencari pemecahan terhadap berbagai masalah yang dihadapinya dengan tetap berpegang
pada Al-Qur'an dan Sunnah sebagai landasan pokoknya disertai dengan kemampuan ilmiah
yang dimilikinya.
5. Kompetensi Dasar kader Pemuda Persis yaitu ;
- Memiliki kemampuan membaca al-Qur'an yang sempurna, selalu meningkatkan hafalan
dan pemahaman al-Qur'an, dan mengamalkan al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari
- Memahami dan mengamalkan ilmu-ilmu fardhu 'ain
- Mampu berfikir secara rasional, menganalisa secara metodologis, dan menuangkan
gagasan secara lisan dan tulisan
- Berjiwa kewirausahaan dan dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri serta gemar berinfaq
dan bershodaqah
- Berpartisipasi aktif dalam gerakan dakwah dan pendidikan secara integral dan
komprehensif
- Mampu mengembangkan model pendidikan dakwah yang partisipatif dan integratif
- Siap dan mampu menjadi aktifis penggerak dan pemimpin pada setiap jenjang
kepemimpinan berdasarkan karakteristik kepemimpinan Rasulullah, yaitu shidiq, amanah,
fathonah, dan tabligh
- Tanggap terhadap berbagai perkembangan sosial-politik yang terjadi dan ikut
berpartisipasi secara aktif serta mampu memberi solusi.

Pasal 4
Landasan
1. Landasan Syar’i
a. Al-Qur’an Surat Al-Anfal [8]: 60

ِ َ‫خريْن‬ َ ‫عد َُّو ُك ْم‬


َِ َ‫ِوا‬ َ ‫ِو‬ َ ِ‫ٍِوم ْنِربَاِطِال َخيْلِ ت ُ ْرهب ُْونَ ِبه‬
َ ‫عد َُّوِهللا‬ َّ ‫ط ْعت ُ ْمِم ْنِ قُ َّوة‬ َ َ‫َواَعِدُّواِ لَ ُه ْمِ َّماِا ْست‬
َ ‫فِالَ ْي ُك ْم‬
ِ‫ِواَ ْنت ُ ْم‬ َّ ‫سبيْلِهللاِي َُو‬ َ ِ‫ي‬
ْ ‫يءٍ ِف‬
ْ ‫ش‬ َ ِ‫م ْنِد ُْونه ْمِجِالَِتَ ْعلَ ُم ْونَ ُه ْمِجِاَهللُِ َي ْعلَ ُم ُه ْمِقلىِ َو َماِت ُ ْنفقُ ْواِم ْن‬
ْ ُ ‫الَِت‬
َِ‫ظلَ ُم ْون‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-
kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah

83
mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan
cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”.

b. Al-Qur’an Surat At-Taubah [9]: 122


ِ‫طآِئِفَةٌِلتَفَقَّ ُه ْواِفىِالديْن‬ ْ َ‫َو َماِ َكاِن‬
َ ِ‫ِال ُمؤْ منُ ْونَ ِليَ ْنف ُر ْواِ َكا~فَّةِقلىِفَلَ ْوِالَِ نَفَ َرِم ْنِ ُكلِف ْرقَةٍِم ْن ُه ْم‬
ِِِ َ‫اِر َجعُ ْواِالَيْه ْمِلَعَلَّ ُه ْمِيَحْ ذَ ُر ْون‬
َ َ‫َوليُ ْنذ ُر ْواِقَ ْو َم ُه ْمِاذ‬
" Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.

c. Al-Qur'an Surat Ali Imran [3] : 110

ِِ‫ِوتُؤْ منُ ْونَ ِباِهللاِقلى‬


َ ‫عنِال ُم ْن َكر‬َ ِ َ‫ِوتَ ْن َه ْون‬ ْ ‫تِللنَّاِسِ تَأِْ ُم ُر ْونَ ِب‬
َ ‫اِل َم ْع ُر ْوف‬ ْ ‫ُك ْنت ُ ْمِ َخي َْرِا ُ َّمةٍِا ُ ْخر َج‬
َ َ‫َولَ ْواَ َمنَ ِاَ ْهلُِالكتَبِلَ َكاِنَ ِ َخيْراِلَّ ُه ْمِ م ْن ُه ُمِال ُمؤْ منُ ْون‬
ِ َِ‫ِواَ ْكثَ ُرهُ ُمِالفَسقُ ْون‬ ِ‫قلى‬
" kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik."

d. Hadits pada Shahih Bukhari, no. 71, Shahih Muslim, no. 1037

ِ ‫َم ْنِيُردِهللاُِبهِ َخيْراِيُفَق ْههُِفيِالد‬


‫ين‬
" Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya maka Allah fahamkan dia terhadap
agama.”

e. Hadits pada Shahih Bukhari no 2652

ِ ‫ِث ُ َّمِالذيْنَ ِ َيلُ ْونَ ُه ِْم‬،ِ‫ِث ُ َّمِالذيْنَ ِ َيلُ ْونَ ُه ْم‬،ِ‫َخي ُْرِالنَّاِسِقَ ْرنى‬
" Sebaik – baik manusia adalah yang ada pada zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian
setelah mereka."

2. Landasan Konstitusional
a. Qanun Dakhili Persatuan Islam Bab 9 Pasal 64
1) PEMUDA PERSIS dibina oleh PERSIS untuk menjadi kader PERSIS.
2) PEMUDA PERSIS berkewajiban menjadi barisan pelopor perjuangan PERSIS dalam
bidang kepemudaan yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah dalam
rangka mempersiapkan diri sebagai umat PERSIS masa depan.
b. Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili Pemuda Persis
- Qaidah Asasi Pemuda Persis Pasal 4 Ayat 2: “Pemuda Persis bersifat organisasi kader
dan harakah tajdid”.

84
- Qaidah Asasi Pemuda Persis Pasal 4 Ayat 3: “Pemuda Persis bergerak dalam
pembinaan keimanan, keilmuan, kepemimpinan kader dan dakwah”.
c. Bayan QA/QD Pemuda Persis
- Bayan Qaidah Asasi Pemuda Persis Pasal 4 Ayat 2: “Sifat organisasi Pemuda Persis
adalah organisasi kader dan harakah tajdid. Yang dimaksud dengan organisasi kader
disini adalah bahwa Pemuda Persatuan Islam dalam menjalankan organisasi bertujuan
untuk mempersiapkan kader-kader handal di masa yang akan datang, baik yang
nantinya akan berkiprah di induk organisasinya yaitu Persatuan Islam maupun
berkiprah di tengah umat. Sebagai organisasi kader, Pemuda Persis lebih
menitikberatkan gerakannya pada pembinaan dan penempaan kader-kader yang
direkrut bukan pada besarnya jumlah. Sekalipun demikian bukan berarti bahwa tidak
ada usaha sama sekali untuk memperbanyak kader. Dalam hal ini rasio perhatian pada
pembinaan kader lebih besar bila dibandingkan dengan usaha rekrutmennya. Dengan
begitu diharapkan semua kader yang lahir dari rahim Pemuda Persatuan Islam akan
menjadi kader yang berkualitas paling baik karena pembinaan yang dilakukan oleh
Pemuda Persis. Sementara yang dimaksud dengan Harakah Tajdid adalah mengacu
pada hadits: Dari Abu Hurairah r.a., berkata: “Berdasarkan apa yang aku ketahui dari
Rasulullah Saw., beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengutus bagi umat ini
orang yang akan memperbaharui agamanya pada setiap seratus tahun. (Sunan Abu
Dawud, Juz VI hal. 349 Cetakan I penerbit Daar Risalah Al-‘Alamiyah tahun 2009). Al-
Qami dalam syarahnya terhadap hadits ini, mengatakan, “Makna Tajdid adalah
menghidupkan kembali amalِ ِberdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah dan
memerintahkan untuk mengikuti tuntutan al-Qur’an dan as-Sunnah itu.” (Aunul Ma’bud
Syarah Sunan Abu Dawud, Juz XI hal. 385 Cetakan II Maktabah Salafiyah tahun
1969).ِِBerdasarkan hadits dan penjelasannya tersebut dapat dipahami bahwa tajdid
yang dimaksud oleh Pemuda Persis adalah memperbaharui kembali amaliah umat
agar sesuai dengan tuntutan al-Qur’an dan as-Sunnah Rasulullah Saw. Berdasarkan
prinsip ini, dalam segala bidang kehidupan yang akan dilakoni, Pemuda Persis
senantiasa berjuang agar bidang tersebut senantiasa berada pada jalur al-Qur’an dan
as-Sunnah. Pemuda Persis juga selalu berjuang untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
al-Qur’an dan as-Sunnah dalam setiap konteks kehidupan yang selalu berubah.
- Bayan Qaidah Asasi Pemuda Persis Pasal 4 Ayat 3: “Relevan dengan pernyataan
pada ayat 2 yang lebih menitikberatkan pada pembinaan kader, maka gerakan
pembinaan Pemuda Persis meliputi pembinaan keimanan sebagai landasan pokok,

85
pembinaan keilmuan sebagai sarana menghadapi kehidupan aktual, pembinaan skill
kepemimpinan dan dakwah untuk merealisasikan misi tajdid yang diembannya di
tengah masyarakat secara lebih efektif”.

Pasal 5
Fungsi
Pedoman Kaderisasi ini berfungsi sebagai acuan dan rujukan dalam pengelolaan pelatihan
(training), dari tahap perencanaan sampai evaluasi, pelaporan dan distribusi kader. Hal ini sekaligus
sebagai rujukan standar dalam pelatihan yang diselenggarakan di Pemuda Persis secara nasional.

Pasal 6
Tujuan
1. Terselenggaranya pengkaderan Pemuda Persis yang terstruktur, terarah, konsisten, sistematis
dan berkelanjutan.
2. Berfungsinya pembinaan dalam melakukan tugas sebagai bagian dalam proses kaderisasi
dalam rangka menciptakan kader unggul yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan
Pemuda Persis.
3. Tersedianya sarana pemberdayaan potensi anggota sekaligus sebagai upaya penanaman nilai
– nilai baik dan sekaligus sebagai penjaminan keberlangsungan Pemuda Persis.

Pasal 7
Sasaran
1. Keluarga Anggota Persis dan otonom
2. Santri Pesantren Persis
3. Alumni lembaga-lembaga pendidikan lainnya (formal dan non formal) yang dikelola Persis atau
anggota Persis.
4. Simpatisan Pemuda Persis
5. Keluarga besar Jam’iyyah Pemuda Persis:
a. Anggota Pemuda Persis
b. Pimpinan Pusat
c. Pimpinan Wilayah
d. Pimpinan Daerah
e. Pimpinan Cabang
f. Pimpinan Jamaah

86
Pasal 8
Bentuk dan Program
Bentuk dan Program Kaderisasi Pemuda Persis mencakup:
1. Masa Ta’aruf (MA’RUF)
2. Tazwid Fityanil Qur`an Al-Awwal (TAFIQ I)
3. Tazwid Fityanil Qur’an Attsaanii (TAFIQ II)
4. Tazwid Fityanil Qur’an Attsaalits (TAFIQ III)

Pasal 9
Skema Program Kaderisasi

Kegiatan Rekrutmen ;
1. Aktif mengikuti kegiatan
Pemuda Islam
PJ/PC
2. Santri pesantren /remaja
masjid
REKRUTMEN
3. Pendekatan formal dan
ANGGOTA non formal

MA’RUF Pelaksana PC / Instruktur PD

Halaqoh I

TAFIQ 1 Pelaksana PD / Instruktur PW

KADER
Halaqoh II IDEAL

TAFIQ 2 Pelaksana PW / Instruktur PP

Halaqoh III

TAFIQ 3 Pelaksana dan Instruktur PP

LPI (Lembaga Pelatihan


TOT Instruktur)

87
Pasal 10
Kelulusan

Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam, membuat syahadah pelatihan untuk setiap jenjang dan
jenis, sebagai tanggung jawab, bukti, dan tanda bahwa peserta telah dinyatakan LULUS dan sekaligus
menjadi tanda sah peserta untuk mengikuti jenjang atau jenis berikutnya.

10

88
BAB II
PANDUAN PENYELENGGARAAN
MA’RUF (MASA TA’ARUF)
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Pasal 11
Pendahuluan
Ma’ruf yang merupakan akronim dari masa ta’aruf adalah pintu gerbang kaderisasi di Pemuda Persis.
Sebelum terlibat dengan seluk beluk aktifitas di jam’iyah Pemuda Persis, calon anggota disyaratkan
harus mengikuti kegiatan Ma’ruf.
Ma’ruf adalah satu-satunya pintu bagi pemuda muslim yang ingin mengembangkan potensi dan
kualitas diri di jam’iyyah Pemuda Persis. Namun demikian, untuk proses rekruitmen banyak cara yang
bisa dilakukan. Bisa melalui partisipasi pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemuda
Persis atau pendekatan secara personal (personal approach). Jadi, jika Ma’ruf hanya mempunyai satu
pintu, untuk rekruitmen mempunyai banyak pintu diserahkan kepada kreatifitas dan kondisi yang ada.
Untuk dapat menggunakan panduan ini, kreatifitas dan inovasi tetap diperlukan. Setiap instruktur dapat
menerjemahkan dan menggunakan panduan ini sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan.
Terutama untuk penggunaan media belajar, metodologi dan variasi-variasi dalam proses pelaksanaan.
Untuk pelaksana juga dapat menyisipkan beberapa materi pelengkap (suplemen) yang disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing.

Pasal 12
Pengertian
Masa Ta'aruf adalah masa pengenalan untuk calon anggota Pemuda Persis

Pasal 13
Fungsi dan Tujuan
a. Fungsi
Panduan ini berfungsi sebagai pedoman dalam mengelola dan menyelenggarakan ma’ruf

b. Tujuan
Panduan ini bertujuan untuk memberikan kesamaan pandangan, pemahaman dan langkah-langkah
dalam mengelola dan menyelenggarakan ma’ruf

11

89
Pasal 14
Target dan Indikator

a. Target
1. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu memahami dan melaksanakan ajaran Islam
yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah
2. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang siap dan proaktif dalam menyebarkan ajaran Islam
sesuai dengan tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah
3. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mempunyai pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya hidup berjam’iyyah
4. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang siap mengemban tugas menjawab tantangan masa
kini dan masa depan dengan kualitas dan kualifikasi yang mapan

b. Indikator
1. Mampu memahami, melaksanakan dan mendakwahkan Syariah Islam dalam segala ruang dan
waktu dengan dasar Tauhid yang kuat
2. Mampu menjadi uswah hasanah dalam kehidupan sehari – hari dalam aqidah, ibadah dan
muamalah
3. Mampu mengidentifikasi wajah, wijhah, visi dan strategi perjuangan Pemuda Persis
4. Mampu mengikuti secara proaktif dalam kegiatan pemuda persis berdasarkan pemahaman
kejam'iyyahan yang mapan

Pasal 15
Peserta
1. Peserta Ma’ruf adalah pemuda Islam yang berusia 16 – 30 tahun.
2. Apabila dibutuhkan, pemuda Islam diatas 30 tahun dapat mengikuti maruf
3. Peserta dalam kegiatan ma’ruf ini adalah calon anggota Pemuda Persis yang pernah dan/ aktif
mengikuti salah satu kegiatan Pemuda Persis di tingkat jama’ah dan/atau cabang (PJ dan PC) dan
dapat dipertanggungjawabkan.
4. Peserta dalam kegiatan ma'ruf tersebut direkomendasikan oleh PJ dan/PC serta mengikuti interview
(wawancara) kesiapan mengikuti ma'ruf

12

90
Pasal 16
Prosedur Penyelenggaraan
1. Penyelenggaraan Ma’ruf dilaksanakan di tingkat Pimpinan Cabang.
2. Bagi PD yang belum terdapat PC, maka pelaksanaannya oleh PD.
3. Bagi PW yang belum terdapat PD maka pelaksanaannya oleh PW.
4. Bagi yang belum dibentuk PC dan/atau belum terdapat PD dan PW, maka pelaksanaannya oleh PP
atau dilimpahkan kepada PD dan PW terdekat.
5. Dalam Penyelenggaraan Ma’ruf, PC dapat berkonsultasi dan menembuskan surat pemberitahuan
kepada PD, PW dan PP
6. Perwakilan (Pwk) dapat menyelenggarakan ma'ruf

Pasal 17
Instruktur
1. Instruktur dalam kegiatan ini adalah kader Pemuda Persis yang sudah mengikuti TAFIQ I dan
madrasah instruktur
2. Instruktur Ma’ruf dibentuk oleh Pimpinan Daerah
3. Bagi PD yang belum mempunyai Tim Instruktur, maka pelaksanaan ma'ruf bisa melibatkan
instruktur dari PW
4. Tim Instruktur terdiri dari : Koordinator Tim, Instruktur Data Base, Instruktur Ruang, dan Instruktur
Materi

Pasal 18
Materi
Materi dalam kegiatan Ma’ruf ini terbagi menjadi dua, meliputi :
1. Materi Wajib, yaitu :
a. Tauhid Sebagai Dasar Perjuangan
b. Orientasi dan Loyalitas Kejam'iyyahan
c. Wajah dan Wijhah Pemuda Persis
d. Profil Kader Ideal Pemuda Persis (Karakter Pemuda Persis) + Skema Kaderisasi di Pemuda
Persis)
2. Materi Pelengkap. Materi ini merupakan materi yang diajukan oleh masing- masing PC yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

13

91
Pasal 19
Administrasi dan Perlengkapan
Pada Ma’ruf ini ada beberapa administrasi yang harus dipersiapkan, yaitu :
1. Absensi Peserta
2. Curriculum Vitae (Pemateri)
3. Lembar Evaluasi Instruktur Materi
4. Lembar Evaluasi Pelaksanaan
5. Lembar Penilaian Peserta
6. Laporan Kepanitiaan
Adapun perlengkapan yang harus dipersiapkan, yaitu ;
1. Projector lengkap dengan screen
2. Komputer (notebook/laptop)
3. Whiteboard dan Flipchart
4. Pengeras suara/Wireless, dan lain-lain

Pasal 20
Kepanitiaan
Kepanitiaan terdiri dari :
1. Steering Committee (SC) berasal dari tasykil Pimpinan Daerah.
2. Koordinator SC merangkap menjadi Koordinator Tim Instruktur.
3. Organizing Committee (OC) berasal dari tasykil Pimpinan Cabang atau Pimpinan Jamaah

Pasal 21
Tugas Kepanitiaan

1. Steering Committee (SC) bertugas :


▪ Memantau jalannya perkembangan selama Ma’ruf agar sejalan dengan tujuan
▪ Mempersiapkan yang akan menjadi koordinator tim instruktur, instruktur data base, instruktur
ruang dan instruktur materi
2. Organizing Committee (OC) bertugas :
▪ Mempersiapkan kebutuhan selama pelatihan, seperti : ruang belajar, tempat tidur peserta,
panitia, dan instruktur, konsumsi, dan sebagainya yang dapat menunjang dan memperlancar
jalannya pelatihan
▪ Mengarahkan dan memastikan semua peserta untuk menginput data diri ke anaonline.id/caang

14

92
▪ Memberitahukan kepada tingkat diatasnya untuk memberikan approval data peserta maruf
yang telah mengisi input data peserta di anaonline.id/caang
▪ Mengkonfirmasi data peserta yang sudah masuk ke http://anaonline.id/registrasi dan
https://anaonline.id/data-calon-anggota

Pasal 22
Penjadwalan Materi
(Terlampir)

Pasal 23
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Ma’ruf ini dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan masing-masing PC. Namun diharapkan dalam setiap tahun terselenggara minimal satu kali
Ma’ruf.

Pasal 24
Mekanisme Penyelenggaraan
1. Bidang Kaderisasi PC membentuk kepanitiaan
2. PC membuat surat pemberitahuan dan permohonan Instruktur ke PD dan ditembuskan ke PW dan
PP
3. PC membuat laporan tertulis kepada PD dan ditembuskan ke PW dan PP
4. Syahadah Ma’ruf dikeluarkan oleh Bidang Kaderisasi PP Pemuda Persis

Pasal 25
Syarat Kelulusan
Peserta dinyatakan LULUS dalam kegiatan Ma’ruf adalah ;
1. Menghadiri seluruh kegiatan dan materi Ma’ruf
2. Mendapat nilai minimal B dalam aspek keaktifan

Pasal 26
Penutup
Hal-hal yang belum diatur pada pedoman ini akan diatur kemudian

15

93
BAB III
PANDUAN PENYELENGGARAAN
TAZWIDU FITYANIL QUR’AN AL-AWWAL (TAFIQ I)
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Pasal 27
Pendahuluan
Tafiq merupakan akronim dari Tazwidu Fityanil Qur’an. Tafiq akan menjadi tonggak utama dalam
proses kaderisasi di Pemuda Persis. Jika pola kaderisasi dibagi menjadi dua, formal dan informal,
maka Ma’ruf dan Tafiq merupakan realisasi dari bentuk formal. Sedangkan pembinaan (halaqoh)
realisasi dari bentuk informalnya.
Tafiq terbagi menjadi tiga jenjang. Tafiq I, Tafiq II, dan Tafiq III. Pembagian jenjang ini merupakan
tahapan dari salah satu realisasi untuk mewujudkan kader ideal Pemuda Persis. Tahapan ini juga
tentunya akan membedakan dalam banyak hal pada setiap jenjangnya. Terutama untuk bobot materi,
metodologi dan media pembelajarannya, dan keterlibatan instruktur tamu.
Panduan Tafiq I ini diharapkan menjadi acuan bagi setiap penyelenggara dalam menyelenggarakan
Tafiq I di daerahnya masing-masing. Namun, masih tetap terbuka untuk tumbuhnya kreasi dan inovasi
dalam prosesnya. Misalnya, dalam materi pelengkap, penyelenggara bisa menyisipkan materi yang
sedang dibutuhkan. Juga dalam pemilihan dan penggunaan teknik belajar, media belajar, dan variasi-
variasi lain dalam proses pelaksanaan.

Pasal 28
Pengertian
Tafiq I (Tazwidu Fityanil Qur'an Al-Awwal) adalah pembekalan atau pelatihan/training pemuda al-
Qur'an yang ditujukan untuk anggota Pemuda Persis yang telah lulus dari Halaqoh I dan diwajibkan
bagi tasykil Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah.

Pasal 29
Fungsi dan Tujuan
a. Fungsi
Panduan ini berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam mengelola dan menyelenggarakan Tafiq I
b. Tujuan
Panduan ini bertujuan untuk memberikan kesamaan pandangan, pemahaman dan langkah-langkah
dalam mengelola dan menyelenggarakan Tafiq I

16

94
Pasal 30
Target dan Indikator

a. Target
1. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu menjawab tantangan dan problematika
jam’iyyah di tingkat lokal dan regional
2. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu memahami, melaksanakan dan medakwahkan
nilai-nilai ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu berfikir dengan sistematis dan logis.
4. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mempunyai kemampuan kepemimpinan dan
kewirausahaan
b. Indikator
1. Mampu memimpin jam’iyyah di tingkat lokal (Pimpinan Cabang/PC dan atau Pimpinan
Daerah/PD) dengan kualitas dan kualifikasi yang mapan
2. Mampu menyampaikan gagasan atau pikiran baik secara lisan dan tulisan dengan sistematis.
3. Mampu mengamalkan dan mendakwahkan ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an
dan As-Sunnah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mampu merespon dan menjawab problem keummatan

Pasal 31
Peserta
1. Anggota Pemuda Persis
2. Telah mengikuti Ma’ruf dan Halaqoh I (Pembinaan Pasca Ma’ruf) dibuktikan dengan rekomendasi
dari PC yang diketahui oleh Pembina Halaqoh I
3. Membuat makalah bebas dengan tema keislaman (berbagai bidang)

Pasal 32

Prosedur Penyelenggaraan

1. Penyelenggaraan Tafiq I dilaksanakan di tingkat Pimpinan Daerah


2. Bagi PD yang belum dapat menyelenggarakan Tafiq I, maka pelaksanaannya dapat dilakukan
secara gabungan oleh PW
3. Dalam Penyelenggaraan Tafiq I, PD dapat berkonsultasi dan menembuskan surat pemberitahuan
kepada PW dan PP

17

95
Pasal 33
Instruktur
1. Instruktur Tafiq I adalah kader Pemuda Persis yang sudah mengikuti TAFIQ II dan Madrasah
Instruktur
2. Instruktur Tafiq I dibentuk oleh Pimpinan Wilayah
3. Bagi PW yang belum mempunyai Tim Instruktur, maka pelaksanaannya ditangani oleh tim instruktur
PP.
4. Tim Instruktur terdiri dari : Koordinator Tim, Instruktur Data Base, Instruktur Ruang, Instruktur Materi
(+Instruktur Tamu).

Pasal 34
Materi
Materi dalam kegiatan Tafiq I ini terbagi menjadi dua, meliputi :
1. Materi Wajib, yaitu :
1. Tauhid Sebagai Landasan Jihad Jam’iyyah
2. Al-Qur'an Sebagai Pedoman dan Solusi Kehidupan
3. Persis Sebagai Jam'iyyah Berwawasan Al-Jama'ah
4. Fiqih Dakwah Sirah Nabi Muhammad Saw
5. Masjid Sebagai Pusat Gerakan Pemuda Persis
6. Sejarah Pergerakan dan Pemikiran Islam di Indonesia
7. Pengantar Manajemen dan Leadership
8. Pengantar Enterpreneurship
2. Materi Pelengkap. Materi ini merupakan materi yang diajukan oleh masing-masing PD yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Pasal 35
Administrasi dan Perlengkapan
Pada Tafiq I ini ada beberapa administrasi yang harus dipersiapkan, yaitu :
1. Formulir Pendaftaran
2. Absensi Peserta
3. Lembar Evaluasi Instruktur Materi
4. Lembar Penilaian Peserta
5. Lembar Evaluasi Pelaksanaan
6. Laporan Kepanitiaan

18

96
Adapun perlengkapan yang harus dipersiapkan, yaitu ;
1. Projector lengkap dengan screen
2. Komputer (notebook/laptop)
3. Whiteboard dan Flipchart
4. Pengeras suara/Wireless, dan lain-lain

Pasal 36
Kepanitiaan
Kepanitiaan terdiri dari :
1. Steering Committee (SC) berasal dari tasykil Pimpinan Wilayah.
2. Koordinator SC sekaligus merangkap sebagai Koordinator Tim Instruktur.
3. Organizing Committee (OC) berasal dari tasykil Pimpinan Daerah dan/atau Pimpinan Cabang

Pasal 37
Tugas Kepanitiaan

1. Steering Committee (SC) bertugas :


▪ Memantau jalannya perkembangan selama Tafiq I agar sejalan dengan tujuan
▪ Mempersiapkan dan menentukan yang akan menjadi koordinator tim instruktur, instruktur data
base, instruktur ruang dan instruktur materi.

2. Organizing Committee (OC) bertugas :


▪ Mempersiapkan kebutuhan selama pelatihan berlangsung, seperti : ruang belajar, tempat tidur
peserta, panitia, dan instruktur, konsumsi, dan sebagainya yang dapat menunjang dan
memperlancar jalannya pelatihan
▪ Memberitahukan dan mengkonfrimasi kepada tingkat diatasnya untuk mengisi
http://bit.ly/FormKonfirmasiTAFIQ

Pasal 38
Penjadwalan Materi
(Terlampir)

19

97
Pasal 39
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Tafiq 1 ini dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan masing-masing PD. Namun diharapkan dalam satu masa jihad terselenggara minimal satu
kali Tafiq 1.

Pasal 40
Mekanisme Penyelenggaraan
1. Bidang Kaderisasi PD membentuk panitia pelaksana (OC)
2. PD membuat surat pemberitahuan dan permohonan menjadi panitia pengarah dan Instruktur ke PW
dan ditembuskan ke PP
3. PD membuat laporan tertulis kepada PW dan ditembuskan ke PP
4. Syahadah Tafiq I dikeluarkan oleh Bidang Kaderisasi PP Pemuda Persis

Pasal 41
Syarat Kelulusan
Peserta dinyatakan LULUS dalam kegiatan Tafiq I adalah ;
1. Menghadiri materi dan kegiatan minimal 80 %
2. Mendapat nilai minimal B dalam aspek keaktifan
3. Membuat makalah bebas bertemakan keislaman

Pasal 42
Penutup
Hal-hal yang belum diatur pada panduan ini akan diatur kemudian.

20

98
BAB IV
PANDUAN PENYELENGGARAAN
TAZWIDU FITYANIL QUR’AN ATTSAANII (TAFIQ II)
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Pasal 43
Pendahuluan
Tafiq II ini merupakan jenjang formal tingkat lanjut setelah Tafiq I. Pada Tafiq II, instruktur materi akan
lebih bervariasi karena dihadirkannya instruktur tamu (Persis). Pada tahap ini, peserta akan lebih
banyak mendiskusikan wacana-wacana aktual dengan tujuan dapat menganalisa dengan
menggunakan kerangka standar metodologis keilmuan. Di samping media pembelajaran yang
digunakannya pun lebih diperkaya lagi.
Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi setiap penyelenggara dalam menyelenggarakan Tafiq II.
Namun, masih tetap terbuka untuk tumbuhnya kreasi dan inovasi dalam prosesnya. Misalnya, dalam
materi pelengkap, penyelenggara bisa menyisipkan materi yang sedang dibutuhkan. Juga dalam
pemilihan dan penggunaan teknik belajar, media belajar, dan variasi-variasi lain dalam proses
pelaksanaan.

Pasal 44
Pengertian
Tafiq II (Tazwid Fityanil Qur'an Attsaanii) adalah pembekalan atau pelatihan/training pemuda al-Qur'an
yang ditujukan untuk anggota Pemuda Persis yang telah lulus dari Halaqoh II dan diwajibkan bagi
tasykil Pimpinan Wilayah.

Pasal 45
Fungsi dan Tujuan
a. Fungsi
Panduan ini berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam mengelola dan menyelenggarakan Tafiq II
b. Tujuan
Panduan ini bertujuan untuk memberikan kesamaan pandangan, pemahaman dan langkah-langkah
dalam mengelola dan menyelenggarakan Tafiq II

21

99
Pasal 46
Target dan Indikator
a. Target
1. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu menjawab tantangan dan problematika
jam’iyyah di tingkat lokal dan regional serta mampu memahami problematika umat di tingkat
wilayah.
2. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu memahami, melaksanakan dan medakwahkan
nilai-nilai ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu berfikir dengan sistematis dan logis.
4. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mempunyai kemampuan kepemimpinan dan
kewirausahaan
b. Indikator
1. Mampu memimpin jam’iyyah di tingkat wilayah (PW) dengan kualitas dan kualifikasi yang mapan
2. Mampu menyampaikan gagasan atau pikiran baik secara lisan dan tulisan dengan sistematis.
3. Mampu mengamalkan dan mendakwahkan ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an
dan As-Sunnah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mampu merespon dan menjawab problem keumatan dan kemasyarakatan

Pasal 47
Peserta
1. Anggota Pemuda Persis
2. Telah mengikuti Tafiq I dan Halaqoh II (Pembinaan Pasca Tafiq 1) dibuktikan dengan rekomendasi
dari PD yang diketahui oleh pembina Halaqoh II.
3. Membuat makalah sesuai dengan materi yang terdapat dalam Tafiq II dan mempresentasikannya.

Pasal 48
Prosedur Penyelenggaraan
1. Penyelenggaraan Tafiq II dilaksanakan di tingkat Pimpinan Wilayah
2. Bagi PW yang belum dapat menyelenggarakan Tafiq II, maka pelaksanaannya dapat dilakukan
oleh PP
3. Dalam Penyelenggaraan Tafiq II, PW dapat berkonsultasi dan menembuskan surat pemberitahuan
kepada PP

22

100
Pasal 49
Instruktur
1. Instruktur Tafiq II adalah kader Pemuda Persis yang sudah mengikuti TAFIQ III dan Madrasah
Instruktur
2. Instruktur Tafiq II dibentuk oleh Pimpinan Pusat
3. Bila diperlukan dapat mengundang instruktur tamu dari Persis yang direkomendasikan oleh PW
atau PP
4. Tim Instruktur terdiri dari : Koordinator Tim, Instruktur Data Base, Instruktur Ruang, Instruktur Materi
(+Instruktur Tamu).

Pasal 50
Materi
Materi dalam kegiatan Tafiq II ini terbagi menjadi dua, meliputi :
1. Materi Wajib, yaitu :
1. Tauhid Sebagai Penguat Komitmen Kejam'iyyahan
2. Al-Qur'an Sebagai Pedoman Kejam'iyyahan
3. Konsep dan Strategi Persis Dalam Membangun Al-Jama'ah
4. Pengantar Islamic Worldview
5. Dinamika dan Problematika Gerakan Pemikiran Islam di Indonesia
6. Konsep dan Tradisi Keilmuan Persatuan Islam
7. Konsep Kepemimpinan Rasulullah
8. Manajemen Konflik dan Negoisasi
9. Pengantar Politik Islam
2. Materi Pelengkap. Materi ini merupakan materi yang diajukan oleh masing-masing PW yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Pasal 51
Administrasi dan Perlengkapan
Pada Tafiq II ini ada beberapa administrasi yang harus dipersiapkan, yaitu :
1. Formulir Pendaftaran
2. Presensi Peserta (kehadiran)
3. Lembar Evaluasi Instruktur Materi
4. Lembar Penilaian Peserta

23

101
5. Lembar Evaluasi Pelaksanaan
6. Lembar Syahadah
7. Laporan Kepanitiaan
Adapun perlengkapan yang harus dipersiapkan, yaitu ;
1. Projector lengkap dengan screen
2. Komputer (notebook/laptop)
3. Whiteboard dan Flipchart
4. Pengeras suara/Wireless, dan lain-lain

Pasal 52
Kepanitiaan
Kepanitiaan terdiri dari :
1. Steering Committee (SC) berasal dari tasykil Pimpinan Pusat.
2. Koordinator SC sekaligus merangkap sebagai Koordinator Tim Instruktur.
3. Organizing Committee (OC) berasal dari tasykil Pimpinan Wilayah

Pasal 53
Tugas Kepanitiaan
1. Steering Committee (SC) bertugas :
▪ Memantau jalannya perkembangan selama Tafiq II agar sejalan dengan tujuan
▪ Mempersiapkan dan menentukan yang akan menjadi koordinator tim instruktur, instruktur data
base, instruktur ruang dan instruktur materi.

2. Organizing Committee (OC) bertugas :


▪ Mempersiapkan kebutuhan selama pelatihan berlangsung, seperti : ruang belajar, tempat tidur
peserta, panitia, dan instruktur, konsumsi, dan sebagainya yang dapat menunjang dan
memperlancar jalannya pelatihan
▪ Memberitahukan dan mengkonfrimasi kepada tingkat diatasnya setelah mengisi
http://bit.ly/FormKonfirmasiTAFIQ

Pasal 54
Penjadwalan Materi
(Terlampir)

24

102
Pasal 55
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Tafiq II ini dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
masing-masing PW. Namun diharapkan dalam satu masa jihad terselenggara minimal satu kali Tafiq II.

Pasal 56
Mekanisme Penyelenggaraan
1. Bidang Kaderisasi PW membentuk panitia pelaksana (OC)
2. PW membuat surat pemberitahuan dan permohonan menjadi panitia pengarah dan Instruktur ke
PP
3. PW membuat laporan tertulis kepada PP
4. Syahadah Tafiq II dikeluarkan oleh Bidang Kaderisasi PP Pemuda Persis

Pasal 57
Syarat Kelulusan
Peserta dinyatakan LULUS dalam kegiatan Tafiq II adalah ;
1. Menghadiri materi dan kegiatan minimal 85 %
2. Mendapat nilai minimal B dalam aspek keaktifan
3. Mendapat nilai minimal B dalam membuat dan mempresentasikan makalah

Pasal 58
Penutup
Hal-hal yang belum diatur pada panduan ini akan diatur kemudian

25

103
BAB V
PANDUAN PENYELENGGARAAN
TAZWIDU FITYANIL QUR’AN ATTSAALITS (TAFIQ III)
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Pasal 59
Pendahuluan
Tafiq III ini merupakan jenjang formal lanjutan setelah Tafiq II. Tafiq III merupakan jenjang akhir training
formal di Pemuda Persis. Diharapkan setelah mengikuti Tafiq III ini terbentuk kader pemuda persis
yang siap berkiprah, berkontribusi, dan menghadapi tantangan nasional dan global.
Pada tahapan ini, materi diarahkan kepada solusi yang akan ditawarkan atas permasalahan ummat.
Dan semua intruktur materi yang terlibat adalah instruktur tamu (Persis dan non-Persis).
Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi setiap penyelenggara dalam menyelenggarakan Tafiq III.
Namun, masih tetap terbuka untuk tumbuhnya kreasi dan inovasi dalam prosesnya. seperti dalam
penggunaan teknik belajar, media belajar, dan variasi-variasi lain dalam proses pelaksanaan, termasuk
dalam pengembangan kompetensi dan kualifikasi lulusan Tafiq III.

Pasal 60
Pengertian
Tazwid Fityanil Qur'an Attsaalits (Tafiq III) adalah pembekalan atau pelatihan/training pemuda al-Qur'an
yang ditujukan untuk anggota Pemuda Persis yang telah lulus dari Halaqoh III dan diwajibkan bagi
tasykil Pimpinan Pusat.

Pasal 61
Fungsi dan Tujuan

a. Fungsi
Panduan ini berfungsi sebagai petunjuk dalam mengelola dan menyelenggarakan Tafiq III.
b. Tujuan
Panduan ini bertujuan untuk memberikan kesamaan pandangan, pemahaman dan langkah-langkah
dalam mengelola dan menyelengarakan Tafiq III.

26

104
Pasal 62
Target dan Indikator

a. Target
1. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu menjadi problem solver bagi permasalahan
keummatan dan kemasyarakatan.
2. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang siap dalam menghadapi segala kemungkinan
perubahan yang terjadi dalam sosial-masyarakat.
3. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang siap bekerjasama atau berkomunikasi dengan ormas
Islam di tingkat nasional maupun global dalam kerangka memperjuangkan nilai-nilai kebenaran
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

b. Indikator
1. Mampu memimpin jam’iyyah di tingkat nasional (Pimpinan Pusat).
2. Mampu menganalisis isu-isu yang berkembang di masyarakat dan berperan aktif untuk
menawarkan solusi secara lisan atau tulisan.
3. Mampu menjadi teladan dalam setiap aktivitas kegiatan Jam'iyyah baik internal atau eksternal
4. Mampu dan siap menjadi kader persis, kader umat dan kader bangsa yang memiliki kualitas dan
kualifikasi yang mapan.

Pasal 63
Peserta
1. Anggota Pemuda Persis
2. Telah mengikuti Tafiq II dan Halaqoh III (Pembinaan Pasca Tafiq II) dibuktikan dengan
rekomendasi dari PW dengan diketahui oleh pembina Halaqoh III
3. Membuat makalah sesuai dengan materi yang terdapat dalam Tafiq III, mempresentasikannya
dan mempertanggungjawabkannya.

Pasal 64
Prosedur Penyelenggaraan
1. Penyelenggaraan Tafiq III dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat.
2. Pimpinan Pusat berhak menunjuk Pimpinan Wilayah yang siap membantu atau melaksanakan
Tafiq III.

27

105
Pasal 65
Instruktur
1. Instruktur Tamu dalam Tafiq III terdiri dari Instruktur Materi dan Intrukstur Penguji Makalah
2. Selain Instruktur Tamu, dalam kegiatan ini adalah kader Pemuda Persis yang sudah mengikuti
TAFIQ III dan Training of Trainer (ToT)
3. Instruktur TAFIQ III dibentuk oleh Pimpinan Pusat
4. Tim Instruktur terdiri dari : Koordinator Tim, Instruktur Data Base, Instruktur Ruang.

Pasal 66
Materi
Materi dalam kegiatan Tafiq III ini adalah :
1. Al-Qur'an Dalam Diskursus Pemikiran Islam Kontemporer
2. Paradigma Pemikiran Persis dan Khittah Perjuangan
3. Hukum Islam dan Sistem Legislasi Nasional
4. Dinamika Manajemen Dakwah di Era Digital
5. Problem Pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia
6. Implemetasi Pendidikan Islam dalam Konteks Pendidikan Nasional
7. Implementasi Politik Islam dalam Konteks Politik di Indonesia
8. Peran Ormas Dalam Pembangunan Sosial di Indonesia
9. Problem Lingkungan Hidup di Indonesia
10. Problem Hak Asasi Manusia di Indonesia

Pasal 67
Administrasi dan Perlengkapan
Pada Tafiq III ini ada beberapa administrasi yang harus dipersiapkan, yaitu :
1. Formulir Pendaftaran
2. Absensi Peserta
3. Lembar Evaluasi Instruktur Materi (dari peserta)
4. Lembar Evaluasi Pelaksanaan
5. Lembar Penilaian Peserta
6. Lembar Syahadah
7. Laporan Kepanitiaan

28

106
Adapun perlengkapan yang harus dipesiapkan, yaitu ;
1. Projector lengkap dengan screen
2. Komputer (notebook/laptop)
3. Whiteboard dan Flipchart
4. Pengeras suara/Wireless, dan lain-lain

Pasal 68
Kepanitiaan
Kepanitiaan terdiri dari :
1. Steering Committee (SC) berasal dari tasykil pimpinan pusat.
2. Koordinator SC merangkap sebagai Koordinator Tim Instruktur
3. Organizing Committee (OC) melibatkan tasykil dari pimpinan pusat dan pimpinan wilayah.

Pasal 69
Tugas Kepanitiaan
1. Steering Committee (SC) bertugas :
▪ Memantau jalannya pelaksanaan Tafiq III agar sejalan dengan target dan tujuan.
▪ Mempersiapkan dan menentukan yang akan menjadi koordinator tim instruktur, instruktur data
base, instruktur ruang dan instruktur tamu.
2. Organizing Committee (OC) bertugas :
▪ Mempersiapkan kebutuhan selama pelatihan berlangsung, seperti : ruang belajar, tempat tidur
peserta, panitia, dan instruktur, konsumsi, dan sebagainya yang dapat menunjang dan
memperlancar jalannya pelatihan

Pasal 70
Penjadwalan Materi
Terlampir

Pasal 71
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Tafiq III ini dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan. Namun diharapkan dalam setiap periode dapat terselenggara minimal dua kali Tafiq III
tingkat Nasional.

29

107
Pasal 72
Mekanisme Penyelenggaraan
1. PP melalui Bidang Kaderisasi mengangkat Koordinator Tim Instruktur, Instruktur Ruang dan
Instruktur Data Base yang kemudian disahkan melalui surat keputusan.
2. PP membuat surat permohonan kepada PW untuk terlibat sebagai panitia OC.
3. Koordinator Tim Instruktur paling lambat satu bulan setelah pengangkatan telah melakukan
koordinasi dan melakukan persiapan dengan anggota timnya.
4. Koordinator Tim Instruktur menyerahkan laporan tertulis kepada Bidang Kaderisasi PP.
5. Syahadah Tafiq III dikeluarkan oleh Bidang Kaderisasi PP Pemuda Persis.

Pasal 73
Syarat Kelulusan
Peserta dinyatakan LULUS dalam kegiatan Tafiq III adalah ;
1. Menghadiri kegiatan dan materi minimal 85 %
2. Mendapat nilai minimal B dalam aspek keaktifan
3. Mendapat nilai minimal B dalam pembuatan, presentasi dan pengujian makalah

Pasal 74
Penutup
Hal-hal yang belum diatur pada panduan ini akan diatur kemudian

30

108
BAB VI
PANDUAN TIM INSTRUKTUR
PELAKSANAAN TRAINING FORMAL
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Pasal 75
Pendahuluan
Kegiatan training di Pemuda Persis merupakan program utama dalam proses penguatan sebagai
organisasi kader. Tahap – tahap yang menjadi bagian dari proses kaderisasi di Pemuda Persis tidak
bisa dipisahkan dari sejauh mana kualitas pelaksanaan training tersebut, agar pelaksanaan training
tidak dilaksanakan asal – asalan dan hanya sebatas formalitas sehingga target dan tujuan dari
pelaksanaan training tersebut tidak menghasilkan kader yang berkualitas. Keberlangsungan proses
training di Pemuda Persis belum dapat dilaksanakan secara sistematis dan integralistik, disebabkan
adanya ketimpangan (perbedaan) dalam pengelolaan training di setiap daerah, dan kurangnya
pemahaman dalam pengelolaan manajemen dan pola pelaksanaan training.
Salah satu faktor yang sangat perlu diperhatikan agar pelaksanaan training di Pemuda Persis
dilaksanakan dengan baik dan benar – benar berkualitas yaitu keberadaan instruktur. Intrukstur
merupakan tenaga inti dalam menjalankan proses training pada proses training di Pemuda Persis.
Masa depan dan keberhasilan proses kaderisasi sangat ditentukan oleh bagaimana keseriusan dalam
membina dan melaksanakan training. Oleh karena itu, diperlukan seperangkat aturan dan pedoman
yang dapat dijadikan pegangan bagi instruktur.
Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi setiap penyelenggara dalam membentuk Tim Instruktur
dan melaksanakan proses training. Namun, masih tetap terbuka untuk tumbuhnya kreasi dan inovasi
dalam prosesnya yang tentu saja disesuaikan dengan perkembangan.

Pasal 76
Pengertian
Tim Instruktur adalah sekelompok orang yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan training
(kaderisasi formal) di lingkungan Pemuda Persis sesuai dengan jenjang dan tingkat tertentu.

Pasal 77
Fungsi
Panduan ini berfungsi sebagai petunjuk bagi Tim Instruktur dalam mengelola proses training formal

31

109
Pasal 78
Tujuan
Panduan ini bertujuan untuk memberikan kesamaan pandangan, pemahaman dan langkah-langkah
bagi Tim Instruktur dalam mengelola proses training formal

Pasal 79
Target
1. Terlaksananya training formal di lingkungan Pemuda Persis dengan metode yang menarik dan tidak
monoton
2. Terlaksananya training formal di lingkungan Pemuda Persis yang produktif dan berkualitas
3. Terlaksananya training formal di lingkungan Pemuda Persis yang efektif dan efisien
4. Terbentuknya Tim Instruktur training formal di lingkungan Pemuda Persis yang berkarakter dan
berintegritas
Pasal 80
Indikator
1. Peserta memperoleh pengalaman yang menarik dalam mengikuti training formal di Pemuda Persis
2. Peserta mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengikuti setiap tahap dan proses training formal di
Pemuda Persis
3. Peserta dapat mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja serta
dapat meningkatkan kualitas dan kualifikasi dengan efektif dan efisien

Pasal 81
Tim Instruktur
1. Instruktur dalam pelaksanaan training di Pemuda Persis terdiri dari ;
b. Instruktur Maruf
c. Instruktur Tafiq I
d. Instruktur Tafiq II
e. Instruktur Tafiq III
2. Tim Instruktur terdiri dari : Koordinator Tim, Instruktur Data Base, Instruktur Ruang, Instruktur
Materi dan Instruktur Tamu (Tafiq 3)

32

110
Pasal 82
Pembentukan Tim Instruktur
1. Tim Instruktur dibentuk sesuai dengan jenjang, tugas dan kewenangannya
2. Tim Instruktur direkomendasikan sesuai level dan jenjang kepemimpinan Pemuda Persis
3. Tim Instruktur Maruf dibentuk dan disahkan melalui surat keputusan Pimpinan Daerah
4. Tim Instruktur Tafiq I dibentuk dan disahkan melalui surat keputusan Pimpinan Wilayah
5. Tim Instruktur Tafiq II dibentuk dan disahkan melalui surat keputusan Pimpinan Pusat
6. Tim Instruktur Tafiq III dibentuk dan disahkan melalui surat keputusan Pimpinan Pusat

Pasal 83
Masa Jihad Tim Instruktur
Masa Jihad Tim Instruktur disesuaikan dengan Masa Jihad setiap jenjang kepemimpinan yang berlaku
di Pemuda Persis dan setelah itu dapat diperpanjang seuai kebutuhan

Pasal 84
Syarat Tim Instruktur
1. Anggota Pemuda Persis
2. Tim Instruktur Maruf sudah lulus Tafiq I dan Madrasah Instruktur
3. Tim Instruktur Tafiq I sudah lulus Tafiq II dan Madrasah Instruktur
4. Tim Instruktur Tafiq II sudah lulus Tafiq III dan Madrasah Instruktur
5. Tim Instruktur Tafiq III sudah lulus ToT (Training Of Trainer)

Pasal 85
Training Of Trainer
1. Training of trainers adalah training yang diperuntukkan bagi anggota Pemuda Persis yang
diproyeksikan untuk menjadi trainer bagi Tim Instruktur training formal.
2. Training Of Trainer dilaksanakan di tingkat Pimpinan Pusat
3. Training Of Trainer dilaksanakan oleh tim professional dan ahli
4. Peserta Training Of Trainer adalah kader Pemuda Persis yang telah lulus Tafiq III

33

111
Pasal 86
Mekanisme Penyelenggaraan ToT
1. PP melalui bidang Kaderisasi mengangkat panitia pelaksana (OC)
2. Panitia membuat surat permohonan ToT kepada tim ahli training sesuai dengan rekomendasi dari
Pimpinan Pusat
3. Koordinator Panitia paling lambat satu bulan setelah pengangkatan telah melakukan koordinasi dan
melakukan persiapan dengan anggota timnya.
4. Panitia pelaksana menyerahkan laporan tertulis kepada Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat
5. Syahadah ToT dikeluarkan oleh bidang kaderisasi Pimpinan Pusat Pemuda Persis
6. Peserta yang lulus ToT akan ditempatkan di Lembaga Pelatihan Instruktur Pemuda Persis

Pasal 87
Madrasah Instruktur
1. Madrasah Instruktur adalah training yang diperuntukan bagi anggota Pemuda Persis yang
diproyeksikan untuk menjadi Tim Instruktur pada training formal.
2. Madrasah Instruktur dilaksanakan di tingkat PP, PW dan PD
3. Madrasah Instruktur dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan Instruktur Pemuda Persis
4. Peserta Madrasah Instruktur adalah tim instruktur training formal yang direkomendasikan sesuai
dengan tingkat dan jenjangnya

Pasal 88
Mekanisme Penyelenggaraan Madrasah Instruktur
1. PW atau PD melalui bidang Kaderisasi mengangkat panitia pelaksana (OC)
2. Panitia membuat surat permohonan penyelenggaraan Madarsah Instruktur kepada Lembaga
Pelatihan Instruktur Pemuda Persis
3. Koordinator Panitia paling lambat satu bulan setelah pengangkatan telah melakukan koordinasi dan
melakukan persiapan dengan anggota timnya.
4. Panitia pelaksana menyerahkan laporan tertulis kepada Bidang Kaderisasi PW atau PD
5. Syahadah Madrasah Instruktur dikeluarkan oleh Lembaga Pelatihan Instruktur Pemuda Persis
6. Peserta yang lulus madrasah instruktur akan ditempatkan sebagai tim instruktur sesuai dengan
jenjang dan tingkatannya

34

112
Pasal 89
Fungsi dan Tanggung Jawab Tim Instruktur
1. Koordinator Tim Instruktur adalah pimpinan program training, sekaligus sebagai ketua tim
instruktur. Bertanggung jawab terhadap seluruh acara training. Memberi laporan secara lisan dan
tulisan kepada struktur yang memberi mandat. Tugasnya adalah :
a. Merumuskan kerangka acuan pelaksanaan program training sebagai arah dan strategi training
b. Merancang jadwal kerja dan persiapan teknis lainnya.
c. Mengkoordinasikan implementasi arah dan strategi training
d. Mengorganisir, mendinamisasi, dan mengkatalisasi fungsionalitas kerja tim.
e. Mengendalikan program training sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
f. Mengevaluasi dan memberikan laporan kepada pihak-pihak yang terkait.
2. Instruktur Data Base bertugas melayani seluruh administrasi training. Bertanggung jawab kepada
Koordinator Tim. Tugasnya adalah :
a. Memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan tim instruktur.
b. Menyediakan sarana dan media training yang digunakan dalam proses pembelajaran
c. Membantu mengolah data hasil training
d. Membantu koordinator menyiapkan laporan akhir.
3. Instruktur Ruang adalah pengelola proses pembelajaran. Bertanggung jawab kepada koordinator.
Tugasnya adalah :
a. Membangun kondisi dan suasana pembelajaran dalam rangka menjaga arah dan strategi
pentrainingan
b. Mengendalikan implementasi arah strategi training di ruangan.
c. Memberikan pelayanan administrasi di ruang training.
d. Membuat penilaian dalam bentuk laporan, proses dan hasil pembelajaran
e. Memantau perkembangan peserta selama di dalam ruang training
f. Mengadakan bahan-bahan untuk evaluasi perkembangan peserta/ruang
4. Instruktur Materi. Bertanggung jawab kepada koordinator. Tugasnya adalah :
a. Menyampaikan materi sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan
b. Membuat penilaian dalam bentuk laporan proses dan hasil pembelajaran
c. Memantau perkembangan peserta selama di dalam ruang training.

35

113
Pasal 90
Kualifikasi Instruktur
1. Kualitas wawasan dan keilmuan
2. Kualitas wawasan pentrainingan (dan ilmu-ilmu yang terkait)
3. Kualitas skill pengelolaan training (kurikulum training) yang dapat dilihat dari pengalaman mengelola
training yang dihitung dari keterlibatannya dalam tim instruktur dari mulai perencanaan hingga akhir
proses training (evaluasi).

Pasal 91
Kode Etik Instruktur
1. Mempunyai komitmen terhadap perjuangan Pemuda Persis dan ummat Islam serta mempunyai
integritas keislaman yang baik.
2. Yakin akan kebenaran Islam, mempunyai kesadaran dan tanggung jawab dalam
mendakwahkannya
3. Menjalankan secara istiqomah ibadah-ibadah wajib dan sunnah yang sesuai dengan tuntunan Al-
Qur’an dan As-Sunnah
4. Berakhlaq baik
5. Bisa menerima kritik dan mau menerima kebenaran dari manapun sumbernya.
6. Senantiasa mengembangkan kualitas wawasan pengetahuan dan kelimuan.
7. Siap melaksanakan training formal di lingkungan Pemuda Persis dengan penuh tanggung jawab

Pasal 92
Penutup
Hal-hal yang belum diatur pada panduan ini akan diatur kemudian

36

114
KURIKULUM MA’RUF

Jumlah Materi : 4 Materi


Penanggung Jawab : PC Pemuda Persis
Instruktur : PD Pemuda Persis

No Materi Sub Materi


1 Tauhid Sebagai Dasar Perjuangan 1. Pengertian Tauhid
2. Macam – Macam Tauhid
3. Pentingnya Tauhid
4. Keistimewaan Tauhid
5. Ikhlas Sebagai Pembuktian
2 Orientasi dan Loyalitas Kejam’iyyahan 1. Sejarah Lahirnya Persatuan Islam
2. Fase-Fase Perjuangan Persatuan Islam
3. Visi, Misi, Tujuan dan Program Jihad Persatuan Islam
4. Pemikiran Tokoh-Tokoh Persatuan Islam
5. Profil dan Aktivitas Bagian Otonom Persis
6. Pentingnya Hidup Berjam’iyyah
3 Wajah dan Wijhah Pemuda Persis 1. Pengertian Wajah dan Wijhah
2. Sejarah dan Fase-Fase Perjuangan Pemuda Persis
3. Bentuk, Sifat dan Model Gerakan Pemuda Persis
4. Visi, Misi, Tujuan dan Program Jihad Pemuda Persis
5. Atribut Pemuda Persis
4 Profil Kader Ideal Pemuda Persis 1. Pengertian Kader dan Kaderisasi
2. Sistem Kaderisasi Pemuda Persis
3. Sifat Kader Pemuda Persis
4. Kompetensi dan Kader Ideal Pemuda Persis
5. Faktor-Faktor Pembentukan Kader Ideal Pemuda
Persis

37

115
KURIKULUM TAFIQ I

Jumlah Materi : 8 Materi


Penanggung Jawab : PD Pemuda Persis
Instruktur : PW Pemuda Persis

No Materi Sub Materi


1 Tauhid Sebagai Landasan Jihad 1. Tauhid Sebagai Pondasi Islam
Jam’iyyah
2. Hakikat dan Kedudukan Tauhid
3. Pemuda Persis Sebagai Visi Pergerakan
4. Pentingnya Jihad
5. Macam – Macam Jihad
6. Jihad Jam’iyyah
2 Al-Qur’an Sebagai Pedoman dan 1. Hakikat Penurunan Al-Qur’an
Solusi Kehidupan
2. Al-Qur’an Sebagai Wahyu dan Sumber Hukum
3. Islam Sebagai Agama Wahyu
4. Konsep Islam Kaffah
5. Pemuda Persis Sebagai Pemuda Al-Qur’an
3 Persis Sebagai Jam’iyyah Berwawasan 1. Konsep Dasar Al-Jama’ah
Al-Jama’ah
2. Pilar-Pilar Al-Jama’ah
3. Aplikasi dan Wujud Nyata Kehidupan Berjamaah
4. Upaya Memelihara Keutuhan Al-Jama’ah
5. Urgensi Hidup Berjama’ah
4 Fiqih Dakwah Sirah Nabi Muhammad 1. Strategi Dakwah Nabi Muhammad Saw
Saw
2. Visi dan Misi Dakwah Nabi Muhammad Saw
3. Etika Dakwah Nabi Muhammad Saw
4. Karakteristik Dakwah Nabi Muhammad Saw
5. Peran Dakwah Pemuda Persis
5 Masjid Sebagai Pusat Gerakan 1. Masjid Pada Masa Rasulullah
Pemuda Persis
2. Fungsi Masjid Dalam Sejarah Peradaban Islam
3. Masjid Menurut Al-Qur’an
4. Membangun Pergerakan dan Peradaban dari Masjid
6 Sejarah Pergerakan dan Pemikiran 1. Proses Islamisasi di Indonesia
Islam di Indonesia
2. Perkembangan Islam di Indonesia
3. Munculnya Arus Gerakan Pemikiran Islam di

38

116
Indonesia
4. Lahirnya Organisasi – Organisasi Islam
5. Persatuan Islam Sebagai Gerakan Pembaharu
Pemikiran Islam
7 Pengantar Manajemen dan Leadership 1. Pengertian, Fungsi, Konsep dan Unsur Manajemen
2. Pengertian, Fungsi, Konsep dan Unsur Leadership
3. Konsep Manajemen dan Leadership Pemuda Persis
4. Tantangan Manajemen dan Leadership Pemuda
Persis
5. Pemuda Persis Menerjang Pusaran Society 5.0
8 Pengantar Enterpreneurship 1. Pengertian Enterpreneurship
2. Pengertian Enterpreneurship Mindset
3. Metode Pengembangan Enterpreneurship Mindset
4. Harapan dan Tantangan Enterpreneurship Pemuda
Persis

39

117
KURIKULUM TAFIQ II

Jumlah Materi : 9 Materi


Penanggung Jawab : PW Pemuda Persis
Instruktur : PP Pemuda Persis

No Materi Sub Materi


1 Tauhid Sebagai Penguat Komitmen 1. Kekuatan Dakwah Tauhid Rasul (QS As-Shaf : 9, QS
Kejam’iyyahan
Al-Fathu : 28)
2. Jaminan Tegaknya Dienul Islam (QS Al-Hajj : 78, QS
Muhammad : 7)
3. Jaminan Kemenangan Mu’min dan Kegagalan Musuh
Islam (QS At-Taubah : 32, QS As-Shaf : 8, QS Al-
Mujadalah : 20 – 21, QS Ali Imran : 12, QS
Muhammad : 8 – 10)
4. Kunci – Kunci Kemenangan Perjuangan (QS Ali
Imran : 200, QS Al-Anfal : 45 – 47)
2 Al-Qur’an Sebagai Pedoman 1. Pendalaman Ruh Jam’iyyah (QS Ali Imran : 103)
Kejam’iyyahan
2. Pendalaman Imamah dan Imarah (QS Ali Imran : 104
3. Pendalaman Pentingnya Hidup Terstruktur (QS As-
Shaf : 4)
3 Konsep dan Strategi Persis Dalam 1. Kedudukan Al-Jama’ah Menurut Ajaran Islam
Membangun Al-Jama’ah
2. Wajibnya Iltizam Dalam Al-Jama’ah
3. Haramnya Tafaruq Dari Al-Jama’ah
4. Imamah dan Imarah
5. Doktrin Jam’iyyah
4 Pengantar Islamic Worldview 1. Definisi Islamic Worldview
2. Proses Pembentukan Islamic Worldview
3. Perbedaan Konsepsi Westren Worldview dan Islamic
Worldview
5 Dinamika dan Problematika Gerakan 1. Konsep Modernisme Islam
Pemikiran Islam di Indonesia
2. Konsep Moderasi Beragama
3. Konsep Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme
Pemikiran Islam

40

118
6 Konsep dan Tradisi Keilmuan 1. Keutamaan Ilmu dan Mencari Ilmu
Persatuan Islam
2. Keilmiahan Al-Qur’an dan Hadits serta Ulumuddin
3. Tradisi Ilmu Dalam Islam
4. Sistem Pendidikan Persatuan Islam
5. Peran Dewan Hisbah Persatuan Islam Dalam
Penguatan Keilmuan
7 Konsep Kepemimpinan Rasulullah 1. Pengertian Imamah dan Imam
2. Prinsip – Prinsip Kepemimpinan Rasulullah
3. Sifat – Sifat Kepemimpinan Rasulullah
4. Rasulullah Sebagai Pemimpin Umat dan Negara
5. Kesuksesan dan Keberhasilan Kepemimpinan
Rasulullah Saw
8 Manajemen Konflik , Aksi dan 1. Pengertian Konflik dan Negosiasi
Negosiasi
2. Bentuk Konflik dan Macam Negosiasi
3. Faktor Penyebab Konflik
4. Strategi Mengatasi Konflik
5. Manajemen Aksi
9 Pengantar Politik Islam 1. Pengertian Politik Islam
2. Objek Politik Islam
3. Visi dan Asas Politik Islam
4. Konseptualisasi dan Pemikiran Politik Islam
5. Islam dan Demokrasi
6. Politik dan Dakwah Islam

41

119
KURIKULUM TAFIQ III

Jumlah Materi : 10 Materi


Penanggung Jawab : PP Pemuda Persis
Instruktur : PP Pemuda Persis

No Materi Sub Materi


1 Al-Qur’an dalam Diskursus Pemikiran 1. Dekonstruksi Wahyu dan Mushaf
Islam Kontemporer
2. Dekonstruksi dan Desakralisasi Al-Qur’an
3. Dekontruksi Syariah (Fiqih)
2 Paradigma Pembaharuan Persis dan 1. Konsep Pembaharuan Persis
Khittah Perjuangan
2. Arena Perjuangan Persis
3. Cita – Cita Masa Depan Persis
4. Menata Perjuangan Persis Masa Depan
3 Transformasi Hukum Islam dalam 1. Akar Historis dan Sosiologis Hukum Islam
Sistem Hukum Nasional
2. Paradigma Hukum Transformatif dan Kebijakan
Pembangunan Hukum
3. Politik Hukum dan Transformatif Hukum Islam
4. Perkembangan dan Produk Transformasi Hukum
Islam di Indonesia
5. Syariat Sebagai Sumber Hukum
6. Hukum Islam dan Tuntutan Perubahan Sosial
4 Dinamika Manajemen Dakwah Era 1. Problem Media dan Jurnalistik Islam
Digital
2. Paradigma Dakwah Digital
3. Aktivitisme Dakwah Digital di Indonesia
4. Urgensi Penguasaan Teknologi dan Informasi di Era
Digital
5. Kiprah dan Strategi Dakwah Persis di Era Digital
5 Problem Pengembangan Ekonomi 1. Asas dan Prinsip Pengembangan Ekonomi Islam
Islam di Indonesia
2. Inovasi, Model dan Produk Ekonomi Islam
3. Teknologi Sistem Ekonomi Islam
4. Pengembangan SDM Ekonomi Islam
5. Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Ekonomi
Islam
6. Kapitalisasi dan Liberalisasi Sistem Ekonomi

42

120
6 Implementasi Pendidikan Islam Dalam 1. Konsep Pendidikan Islam
Konteks Pendidikan Nasional
2. Urgensi Pengembangan Pendidikan Islam
3. Peran Serta Ormas Islam Dalam Upaya
Pengembangan Pendidikan Islam
4. Visi, Misi, Tujuan dan Kurikulum Pendidikan Nasional
5. Wajah Pendidikan Nasional di Era 4.0
6. Masa Depan Pendidikan Islam di Indonesia Era
Digitalisasi
7 Implementasi Politik Islam Dalam 1. Esensi dan Idealisme Kekuasaan Dalam Politik Islam
Sistem Politik Indonesia
2. Kekuasaan Dalam Sistem Politik Indonesia Modern
3. Pemilu dan Peran Serta Partai Politik Islam di
Indonesia
4. Ormas Sebagai Kekuatan Politik Islam
5. Memperjelas Ideologi, Arah dan Partisipasi Politik
Persis
8 Problem Lingkungan Hidup di 1. Pencemaran Lingkungan Hidup dan Pembuangan
Indonesia
Limbah
2. Perubahan Iklim dan Penipisan Lapisan Ozon
3. Pengundulan Hutan dan Kepunahan Hayati
4. Perkembangan Populasi Manusia
5. Rekayasa Genetika
9 Peran Ormas Dalam Pembangunan 1. Peran LAZ Dalam Pembangunan Kemandirian Sosial
Sosial di Indonesia
2. Problem Sosial dan Tantangannya
3. Kekuatan Ormas Dalam Pembangunan Sosial
Kemasyarakatan
4. Dinamika UU Ormas
10 Prinsip dan Problem Hak Asasi 1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Manusia di Indonesia
2. Teori HAM dalam Islam
3. Prinsip HAM Dalam Piagam Madinah
4. Problem HAM di Indonesia

43

121
RANCANGAN JADWAL DAN MATERI

MA’RUF (MASA TA’ARUF)


PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Hari Waktu Materi Alokasi Ket

I 07.00 - 08.00 Check in Peserta 60’ Panitia


08.00 - 09.30 Opening Ceremony 90’ Panitia
1. Pembukaan
2. Kalamullah
3. Laporan Ketua OC
4. Mars Pemuda Persis
5. Sambutan – Sambutan
a. Ketua PC Pemuda
b. Ketua PC Persis
c. Ketua PD Pemuda
(Sekaligus Membuka)
09.30 - 10.30 Ta'aruf 60’ Instruktur Ruang
10.30 - 12.00 Materi I 90’ Instruktur Materi
12.00 - 13.00 Sholiskan 60’ Panitia
13.00 - 13.30 Simulasi 30’ Instruktur Ruang
13.30 - 15.00 Materi II 90’ Instruktur Materi
15.00 - 15.30 Sholis 30’ Panitia
15.30 - 16.30 Simulasi dan Permainan 60’ Instruktur Ruang
16.30 - 17.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 60' Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
17.30 - 19.30 Sholiskandi 120’ Panitia
19.30 – 21.00 Materi III 90' Instruktur Materi
21.00 – 23.00 Curah Gagasan Pemuda 120' Panitia
Persis
23.30 - 03.00 Istirahat Tidur
II 03.00 - 03.30 Persiapan Sholat Tahajud 30’ Panitia
03.30 - 04.30 Sholat Tahajud + Muhasabah 60’ Panitia
04.30 - 05.00 Sholat Shubuh Berjamaah 30’ Panitia
05.00 - 06.00 Kuliah Subuh (Panitia dan 60’ Panitia
Peserta)
06.00 - 07.00 Bina Jasmani (Olahraga) 60’ Panitia
07.00 - 08.00 Mandi dan Sarapan 60’ Panitia
08.00 – 08.30 Simulasi 30' Instruktur Ruang
08.30 - 10.00 Materi IV 90’ Instruktur Materi
10.00 - 11.00 Kulkas (Kuliah Ringkas 60’ Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
11.00 - 12.00 Kesan dan Pesan Peserta 60’ Panitia
12.00-13.00 Sholiskan dan Bereskan 60’ Panitia
13.00-14.00 Clossing Ceremony dan 60’ Panitia
Pembagian Syahadah

44

122
RANCANGAN JADWAL DAN MATERI
TAZWIDU FITYANIL QUR'AN AL-AWWAL (TAFIQ I)
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Hari Waktu Materi Alokasi Ket

I 07.00 - 08.00 Check in Peserta 60’ Panitia


08.00 - 09.30 Opening Ceremony 90’ Panitia
Pembukaan
Kalamullah
Laporan Ketua OC
Mars Pemuda Persis
Sambutan – Sambutan
• Ketua PD Pemuda
• Ketua PD Persis
• Ketua PW Pemuda
(Sekaligus Membuka)
09.30 - 10.30 Ta'aruf 60’ Instruktur Ruang
10.30 - 12.00 Materi I 90’ Instruktur Materi
12.00 - 13.00 Sholiskan 60’ Panitia
13.00 - 13.30 Simulasi 30’ Instruktur Ruang
13.30 - 15.00 Materi II 90’ Instruktur Materi
15.00 - 15.30 Sholis 30’ Panitia
15.30 - 16.30 Simulasi dan Permainan 60’ Instruktur Ruang
16.30 - 17.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 60' Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
17.30 - 19.30 Sholiskandi 120’ Panitia
19.30 – 21.00 Materi III 90' Instruktur Materi
21.00 – 22.30 Materi IV 120' Panitia
22.30 – 23.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 60' Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
23.30 - 03.30 Istirahat Tidur Panitia
II 03.30 - 04.30 Sholat Tahajud + Muhasabah 60’ Panitia
04.30 - 05.00 Sholat Subuh Berjamaah 30’ Panitia
05.00 - 06.00 Kuliah Subuh (Panitia dan Peserta) 30’ Panitia
06.00 - 07.00 Bina Jasmani (Olahraga) 60’ Panitia
07.00 - 08.00 Mandi dan Sarapan 60’ Panitia
08.00 - 09.30 Materi V 90’ Instruktur Materi
09.30 – 11.00 Materi VI 90' Instruktur Materi
11.00 - 11.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 90’ Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
11.30 - 12.30 Sholiskan 60’ Panitia
12.30 - 14.00 Materi VII 90’ Instruktur Materi
14.00 – 15.00 Materi VIII 60' Instruktur Materi
15.00 – 15.30 Sholis 30' Panitia
15.30 -16.30 Curah Gagasan dan Pesan Kesan 60’ Panitia
16.30 -17.00 Clossing Ceremony dan Pembagian 30’ Panitia
Syahadah

45

123
RANCANGAN JADWAL DAN MATERI

TAZWIDU FITYANIL QUR'AN ATTSAANII (TAFIQ II)


PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Hari Waktu Materi Alokasi Ket

I 07.00 - 08.00 Check in Peserta 60’ Panitia


08.00 - 09.30 Opening Ceremony 90’ Panitia
Pembukaan
Kalamullah
Laporan Ketua OC
Mars Pemuda Persis
Sambutan – Sambutan
• Ketua PW Pemuda
• Ketua PW Persis
• Ketua PP Pemuda
(Sekaligus Membuka)
09.30 - 10.30 Ta'aruf 60’ Instruktur Ruang
10.30 - 12.00 Materi I 90’ Instruktur Materi
12.00 - 13.00 Sholiskan 60’ Panitia
13.00 - 13.30 Simulasi 30’ Instruktur Ruang
13.30 - 15.00 Materi II 90’ Instruktur Materi
15.00 - 15.30 Sholis 30’ Panitia
15.30 - 17.30 Persentasi Makalah dan Diskusi 120’ Instruktur Ruang
17.30 - 19.30 Sholiskandi 120’ Panitia
19.30 – 21.00 Materi III 90' Instruktur Materi
21.00 – 22.30 Materi IV 90' Instruktur Materi
22.30 – 23.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 60' Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
23.30 - 03.30 Istirahat Tidur Panitia
II 03.30 - 04.30 Sholat Tahajud + Muhasabah 60’ Panitia
04.30 - 05.00 Sholat Subuh Berjamaah 30’ Panitia
05.00 - 06.00 Kuliah Subuh (Panitia dan Peserta) 30’ Panitia
06.00 - 07.00 Bina Jasmani (Olahraga) 60’ Panitia
07.00 - 08.00 Mandi dan Sarapan 60’ Panitia
08.00 - 09.30 Materi V 90’ Instruktur Materi
09.30 – 11.00 Materi VI 90' Instruktur Materi
11.00 - 12.00 Persentasi Makalah dan Diskusi 90’ Instruktur Ruang
11.30 - 12.30 Sholiskan 60’ Panitia
12.30 - 14.00 Materi VII 90’ Instruktur Materi
14.00 – 15.00 Persentasi Makalah dan Diskusi 60' Instruktur Ruang
15.00 – 15.30 Sholis 30' Panitia
15.30 -17.00 Materi VIII 60’ Panitia
17.00 – 17.30 Simulasi dan Permainan 30' Panitia
17.30 – 19.30 Sholiskandi 120' Panitia
19.30 – 21.30 Persentasi Makalah dan Diskusi 120' Instruktur Ruang
21.30 – 22.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 60' Panitia
Peserta/Pendalaman materi)

46

124
Hari Waktu Materi Alokasi Ket

22.30 - 03.00 Istirahat dan Tidur Panitia


Hari 03.00 – 04.30 Shalat Tahajud + Muhasabah Panitia
04.30 – 05.00 Shalat Subuh Berjamaah 30' Panitia
III 05.00 – 06.00 Kuliah Subuh 60' Panitia
06.00 – 07.00 Bina Jasmani (Olahraga) 60' Panitia
07.00 – 08.00 Mandi dan Sarapan 60' Panitia
08.00 – 09.30 Materi IX 90' Instruktur Materi
09.30 – 10.30 Evaluasi Makalah dan Persentasi 60' Instruktur Ruang
10.30 – 12.00 Materi X 90' Instruktur Materi
12.00 – 13.00 Ishoma 60' Panitia
13.00 – 14.00 Curah Gagasan dan Kesan Pesan 60' Panitia
14.00 – 15.00 Clossing Ceremony dan Pembagian 60' Panitia
Syahadah

47

125
RANCANGAN JADWAL DAN MATERI

TAZWIDU FITYANIL QUR'AN ATTSSAALITS (TAFIQ III)


PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Hari Waktu Materi Alokasi Ket

I 07.00 - 08.00 Check in Peserta 60’ Panitia


08.00 - 09.30 Opening Ceremony 90’ Panitia
Pembukaan
Kalamullah
Laporan Ketua OC
Mars Pemuda Persis
Sambutan – Sambutan
• Ketua PP Pemuda
• Ketua PP Persis
(Sekaligus Membuka)
09.30 - 10.30 Ta'aruf 60’ Instruktur Ruang
10.30 - 12.00 Materi I 90’ Instruktur Materi
12.00 - 13.00 Sholiskan 60’ Panitia
13.00 - 13.30 Simulasi 30’ Instruktur Ruang
13.30 - 15.00 Materi II 90’ Instruktur Materi
15.00 - 15.30 Sholis 30’ Panitia
15.30 - 17.30 Persentasi Makalah dan Diskusi 120’ Instruktur Ruang
17.30 - 19.30 Sholiskandi 120’ Panitia
19.30 – 21.00 Materi III 90' Instruktur Materi
21.00 – 22.30 Materi IV 90' Instruktur Materi
22.30 – 23.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 60' Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
23.30 - 03.30 Istirahat Tidur Panitia
II 03.30 - 04.30 Sholat Tahajud + Muhasabah 60’ Panitia
04.30 - 05.00 Sholat Subuh Berjamaah 30’ Panitia
05.00 - 06.00 Kuliah Subuh (Panitia dan Peserta) 30’ Panitia
06.00 - 07.00 Bina Jasmani (Olahraga) 60’ Panitia
07.00 - 08.00 Mandi dan Sarapan 60’ Panitia
08.00 - 09.30 Materi V 90’ Instruktur Materi
09.30 – 11.00 Materi VI 90' Instruktur Materi
11.00 - 12.00 Persentasi Makalah dan Diskusi 90’ Instruktur Ruang
11.30 - 12.30 Sholiskan 60’ Panitia
12.30 - 14.00 Materi VII 90’ Instruktur Materi
14.00 – 15.00 Persentasi Makalah dan Diskusi 60' Instruktur Ruang
15.00 – 15.30 Sholis 30' Panitia
15.30 - 17.00 Materi VIII 60’ Panitia
17.00 – 17.30 Simulasi dan Permainan 30' Panitia
17.30 – 19.30 Sholiskandi 120' Panitia
19.30 – 21.30 Persentasi Makalah dan Diskusi 120' Instruktur Ruang
21.30 – 22.30 Kulkas (Kuliah Ringkas 60' Panitia
Peserta/Pendalaman materi)
22.30 - 03.00 Istirahat dan Tidur Panitia

48

126
Hari Waktu Materi Alokasi Ket

Hari 03.00 – 04.30 Shalat Tahajud + Muhasabah Panitia


04.30 – 05.00 Shalat Subuh Berjamaah 30' Panitia
III 05.00 – 06.00 Kuliah Subuh 60' Panitia
06.00 – 07.00 Bina Jasmani (Olahraga) 60' Panitia
07.00 – 08.00 Mandi dan Sarapan 60' Panitia
08.00 – 09.30 Materi IX 90' Instruktur Materi
09.30 – 11.00 Materi X 90’ Instruktur Materi
11.00 – 12.00 Ujian Makalah 120' Instruktur Tamu
Khusus
12.00 – 13.00 Sholiskan 60' Panitia
13.00 – 14.00 Ujian Makalah
14.00 – 16.30 Kunjungan Lembaga / Studi Lapangan 210' Panitia dan Peserta
16.30 – 17.00 Evaluasi dan RTL 30' Panitia
17.00 – 17.30 Clossing Ceremony dan Pembagian 30' Panitia
Syahadah

49

127
DAFTAR HADIR PESERTA (CHEK IN)
MA’RUF / TAFIQ
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

No Nama NPA Utusan Paraf

50

128
ABSENSI PESERTA MA’RUF / TAFIQ
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Hari/Tanggal : .......................................... Ruang : ............................................


Instruktur Materi : .......................................... Materi : ............................................
Instruktur Ruang : .......................................... Jml Peserta : ............................................

No Nama NPA Utusan Paraf

51

129
CURRICULUM VITAE

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Nama :

Tempat/Tgl Lahir :

Aktivitas/Pekerjaan :

Alamat :

No Kontak :

Email :

Riwayat Pendidikan :

No Sekolah / Universitas Kota/Kab Tahun Lulus

Riwayat Organisasi :

No Nama Organisasi Jabatan Tahun

Motto Hidup : ……………………………………………………………………………………….

Bandung , ………………………

(…………………………………….)

52

130
LEMBAR EVALUASI INSTRUKTUR
(form diisi oleh instruktur ruang)

A. KONDISI PELATIHAN
1. Nama Pelatihan : ____________________________________________________
2. Pelaksana : ________________________ Hari/Tanggal : _______________
3. Materi : ________________________ Ruang : ______ Jam __________
4. Jumlah Peserta : ____________ Orang

B. DINAMIKA RUANGAN
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

C. KEADAAN PESERTA
No Peserta Aktif No Peserta Pasif

D. CATATAN KEADAAN PESERTA


___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

E. CAPAIAN MATERI : Belum Tuntas / Tuntas * (lingkari yang dipilih)


___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Bandung, ……………………………..
Instruktur Ruang

_____________________________
NPA :

53

131
LEMBAR EVALUASI INSTRUKTUR
(form diisi instruktur Ruang)

A. INSTRUKTUR
1. Nama Instruktur : ________________________________________________
2. Materi : ________________________________________________
3. Ruang : _______________________ Jam _____________________
4. Jumlah Peserta : ______________ Orang

B. MATERI
1. Sistematika Penyampaian : belum sistematis / sistematis*
2. Capaian Materi : belum tuntas / tuntas*
3. Manajemen Waktu : kurang / cukup / baik*

C. VOKAL
1. Kualitas Vokal : kurang jelas / jelas*
2. Intonasi : sangat rendah / rendah / sedang / tinggi / sangat tinggi*
3. Kecepatan : sangat lamban / lamban / sedang / cepat / sangat cepat*

D. PERFORMA & METODE


1. Penampilan Fisik : kurang / cukup / baik / sangat baik*
2. Body Language : kurang / cukup / baik / sangat baik*
3. Eye Contact : kurang / cukup / baik / sangat baik*
4. Melibatkan Peserta : kurang / cukup / baik / sangat baik*
5. Metode : ceramah / diskusi / game / simulasi / studi kasus*
6. Penggunaan Media : ada / tidak ada*

E. LAIN – LAIN (Catatan Tambahan)


________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

Bandung , ……………………………………..
Instruktur Ruang

_____________________________

54

132
LEMBAR PENILAIAN PESERTA
MA’RUF / TAFIQ
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Nama : _____________________________________________________

Materi : _____________________________________________________

Instruktur Materi : _____________________________________________________

No Nama Aspek Penilaian


Antusias Keberanian Integritas Kepemimpinan Jumlah /
Predikat

Standar Penilaian : Aspek Penilaian :


10 – 50 : Kurang (D) 1. Antusias : Kehadiran, Kesemangatan
51 – 70 : Cukup (C) 2. Keberanian : Mengajukan pendapat, pertanyaan, Inisatif
71 – 85 : Baik (B) 3. Integritas : Apresiatif, Empatik, Gotongroyong
86 – 100 : Sangat Baik (A) 4. Kepemimpinan : Dinamika kelompok, Menyimpulkan

Bandung , ………………………………………
Instuktur Ruang

_____________________________

55

133
REKAP PENILAIAN MAKALAH
TAFIQ
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

No Nama Aspek Penilaian


Bagian Makalah Jumlah Predikat
Konten Struktur Penulisan

Standar Penilaian :
10 – 50 : Kurang (D)
51 – 70 : Cukup (C)
71 – 85 : Baik (B)
86 – 100 : Sangat Baik (A)

Bandung , ………………………………………
Instuktur Ruang

___________________________

56

134
REKAP NILAI PRESENTASI MAKALAH
TAFIQ
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

No Nama Aspek Penilaian


Presentasi Jumlah Predikat
Sistematika Penggunaan Kemampuan
Bahasa Mempertahankan
Argumentasi

Standar Penilaian :
10 – 50 : Kurang (D)
51 – 70 : Cukup (C)
71 – 85 : Baik (B)
86 – 100 : Sangat Baik (A)

Bandung , ………………………………………
Instuktur Ruang

___________________________

57

135
LEMBAR PENILAIAN MAKALAH
TAFIQ
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Nama : _______________________
NPA : _______________________
Utusan : _______________________

BAGIAN MAKALAH NILAI


1 2 3 4 Jumlah Predikat
Konten Pendahuluan Fenomena
Urgensi
Konstruk Yang dibahas
Isi/Teori Teori dari Variabel yang
digunakan
Kesimpulan
Struktur Pendahuluan
Isi/Teori
Kesimpulan
Penulisan Tata cara Pengutipan, Tabel,
Daftar Pustaka
Referensi Kebaharuan
Relevansi
Kerapihan Ejaan sesuai (EYD)
Pengetikan
Kebersihan

Standar Penilaian :
10 – 50 : Kurang (D)
51 – 70 : Cukup (C)
71 – 85 : Baik (B)
86 – 100 : Sangat Baik (A)

Bandung , ………………………………………
Penilai

___________________________

58

136
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI MAKALAH
TAFIQ
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

Nama : _______________________
NPA : _______________________
Utusan : _______________________

PRESENTASI NILAI
1 2 3 4 Jumlah Predikat
SISTEMATIKA Runtut dan
Sistematis
Runtut dan Kurang
Sistematis
Kurang Runtut dan
Tidak Sistematis
Tidak Runtut dan
Tidak Sistematis
Penggunaan Bahasa Sangat Mudah
Dipahami
Cukup Mudah
Dipahami
Sulit Dipahami
Sangat Sulit
Dipahami
Kemampuan Mempertahankan Mampu menanggapi
Argumentasi Arif dan Bijaksana
Mampu
Menanggapi dengan
Baik
Kurang Mampu
Sangat Kurang
Mampu

Standar Penilaian : Keterangan :


10 – 50 : Kurang (D) Kolom di ceklis sesuai dengan keadaan
51 – 70 : Cukup (C) presentasi 4 (A), B (3), C (2), D (1)
71 – 85 : Baik (B)
86 – 100 : Sangat Baik (A)

Bandung , ………………………………………
Penilai

___________________________

59

137
PEDOMAN PEMBINAAN
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
2021

138
PEDOMAN PEMBINAAN
PEMUDA PERSIS

BAB I
KONSEP DASAR PEBINAAN

Pasal 1
Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan salah satu implikasi dari
modernisme mengalir cepat menembus batas-batas rasional masyarakat. Masyarakat sudah tidak
diberikan waktu untuk memilih. Menerima atau menolaknya. Seolah-olah masyarakat dunia
diberikan kesempatan hanya untuk menyaksikan, menjadi penonton, dan terkadang sekaligus
menjadi penikmat dan tidak bisa mempunyai waktu untuk menyusun kekuatan pembendung arus
yang semakin lama semakin dahsyat. Tragis!
Modernisme yang merupakan anak kandung dari worldview barat mencoba menembus
batas kultural yang sama sekali berbeda dengannya. Modernitas adalah kenyataan dan merupakan
hal yang mustahil melarikan diri dari modernitas tersebut. Lawrence E. Cahoone, dalam bukunya
The Dilemma Of Modernity (1988), menggambarkan hegemoni modernitas tersebut bagi umat
manusia. Sejak masa renaisance, manusia yang hidup di Barat sudah harus hidup dalam alam
modernitas, laksana ikan yang hidup di air. Tapi, bagi masyarakat non-Barat, mereka juga
dipengaruhi oleh budaya modernitas dengan kuat. Jadi, semua manusia dipengaruhi paham
modernitas ini.
Meskipun semua manusia di dunia ini sedang dipengaruhi modernitas, tapi ada beberapa
perbedaan dalam penyikapannya. Pertama, kelompok yang memiliki persepsi dominan, bahwa
Barat adalah simbol kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem pendidikan, sosial dan
politik, hiburan, dan simbol-simbol kebudayaan lainnya. Oleh sebab itu segala yang berasal dari
Barat diterima sebagai standar untuk menentukan kemajuan. Persepsi ini biasanya dimiliki oleh
kelompok masyarakat awam.
Kedua, orang yang memiliki persepsi Barat sebagai simbol kecanggihan dalam metodologi
penelitian dan pengkajian. Persepsi ini biasanya dimiliki oleh kelompok masyarakat terpelajar atau
terdidik.
Ketiga, kelompok yang melihat Barat sebagai bangsa kolonial (penjajah) yang harus
dimusuhi. Jadi, segala sesuatu yang berasal dari Barat harus ditolak. Kelompok ini juga percaya
bahwa dalam tradisi Islam juga terdapat segala sesuatu yang ada di Barat dalam versi dan bentuk
yang berbeda. Kelompok ini biasanya mendapatkan label ‘fundamentalis’ atau ‘puritan’.
Keempat adalah kelompok yang melihat barat secara kritis dan obyektif, yaitu Barat adalah
peradaban asing yang berbeda dengan Islam pada banyak hal. Tidak semua yang lahir dari Barat itu
baik dan tidak semuanya buruk. Barat perlu dikaji secara cermat dan seirus sampai ke akar-akarnya.
Oleh sebab itu kelompok ini melihat Barat secara prorporsional. Tidak berlebihan.
Bagaimana dengan gerakan Islam Pemuda Persis? Berdasarkan pasal 4 QA/QD Pemuda
Persis, Pemuda Persis bertujuan agar para anggotanya dan kaum muslimin memahami,
mengamalkan, dan mendakwahkan aqidah, syariah, dan akhlaq Islam berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah dalam segala ruang dan waktu.
Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, kader Pemuda Persis akan dihadapkan kepada
realitas konteks sosio-historis yang sangat heterogen. Tujuan sebagai sebuah nilai idealitas harus

139
dapat bertransformasi dalam menghadapi realitas. Realitas bisa dimaknai berupa problematika
kekinian dan prediksi-prediksi yang mengarah pada kecenderungan di masa depan.
Transformasi yang dilakukan dikonstruksi dari aspek-aspek fundamental kehidupan
masyarakat dimana Pemuda Persis berada di dalamnya. Hal ini perlu dilakukan, karena Pemuda
Persis lahir dan besar di tengah-tengah masyarakat dan bertanggung jawab terhadap kondisi
masyarakat serta diharapkan mampu merekayasa arah dari perkembangan suatu masyarakat.
Kondisi tersebut dapat dilakukan jika Pemuda Persis mampu membaca kondisi realitas (realitas
obyektif) dengan baik. Oleh sebab itu, kader Pemuda Persis diharapkan mampu
mentransformasikan nilai-nilai yang masih dalam tataran idealitas (realitas subyektif), berupa tujuan
Pemuda Persis kepada realitas obyektif kondisi bangsa Indonesia pada khususnya, dan umat
manusia pada umumnya.
Aspek-aspek fundamental masyarakat yang dapat dikonstruksi, berdasarkan bacaan
prioritas yang dihadapi saat ini dan rencana proyeksi ke depan, dikelompokkan ke dalam bentuk 6
orientasi gerakan.
Orientasi dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai arah. Jadi, orientasi ini akan menjadi
dasar pemikiran dalam merumuskan arah bagi keseluruhan proses kaderisasi. Implementasinya
akan terwujud di dalam kurikulum pada setiap satuan jenjang kaderisasi. Ke-6 orientasi gerakan
tersebut adalah:

1. Ideologis
Orientasi ini berdasarkan atas penyimpangan aqidah, krisis ibadah, dan degradasi akhlaq yang
terjadi pada umat Islam.
a. Penyimpangan dalam aqidah dan ibadah menyebabkan munculnya jam’iyyah-jam’iyyah
yang mengatasnamakan Islam, namun memahami sumber Islam berdasarkan hawa nafsu
dan hanya memuaskan intelektual saja. Penyimpangan ini akan memberikan dampak
kebingungan dan kegalauan pada umat serta memunculkan potensi perpecahan pada
umat. Selain itu, umat juga akan semakin lemah ketika berhadapan dengan ideologi-
ideologi tertentu yang mempunyai kepentingan terhadap umat Islam.
b. Degradasi akhlaq merupakan salah satu bentuk dari penyimpangan aqidah dan krisis
ibadah yang terjadi pada umat. Kondisi tersebut membuat seseorang tidak lagi
mempedulikan nilai-nilai agama atau norma-norma yang berkembang pada suatu
masyarakat. Jika ini tidak dibenahi, akan terjadinya kerusakan pada masyarakat
dikarenakan sebab perilaku individunya.

2. Ilmu Pengetahuan
Orientasi ini berdasarkan;
1. Masih berkembangnya dan semakin menguatnya sekulerisasi pada cara berfikir. Umat
masih dihadapi dengan dikotomi antara science dan agama atau sebaliknya.
2. Cara berfikir dogmatis-eksklusif yang akan menyebabkan seseorang berfikir jumud, picik,
dan kaku terhadap realitas yang heterogen.
3. Ketertinggalan dalam wawasan pengetahuan yang dampaknya adalah kebodohan.

3. Ekonomi
Orientasi ini berdasarkan;
1. Kesenjangan dan ketidakadilan ekonomi yang dialami hampir oleh sebagian besar umat
Islam. Jurang yang lebar antara yang berkecukupan (kaya) dan berkekurangan (miskin)
menjadi salah satu penyebab munculnya problem masyarakat. Serta minimnya kesadaran
dari yang berkecukupan ‘membantu’ kepada yang berkekurangan.

140
2. Rendahnya etos kerja dan semangat berwirausaha yang merupakan fondasi bangunan
ekonomi umat menyebabkan penguasaan terhadap sumber daya ekonomi sangat lemah
dan terbatas.

4. Pendidikan-Dakwah
Tantangan dalam orientasi ini mencakup ;
1. Terpisahnya pola pendidikan umum dan agama. Meskipun secara kasat mata sudah
terintregrasi namun secara filosofis masih sekuler.
2. Paradigma pendidikan yang berorientasi kerja dengan mengabaikan tujuan dari pendidikan
yang luhur, yakni mengenal jati diri dan tugasnya sebagai manusia (khalifah) di muka bumi.
3. Dakwah yang masih diaplikasikan secara sempit. Aplikasi dakwah baru efektif sebatas
verbal, melalui mimbar-mimbar masjid. Belum menyentuh secara substansial dimensi
kehidupan masyarakat yang lain. Perlunya pembaharuan dalam menyampaikan content
dakwah, sehingga content dakwah tidak terlepas dari kondisi sosio-kultural yang sedang up
to date.

5. Kepemimpinan Dan Kelembagaan (Jam’iyyah)


Orientasi ini berdasarkan;
1. Masih berkembangnya parternalistik dalam hubungan interpersonal. Kondisi ini akan
mengakibatkan terkungkungnya potensi kreativitas dan kemandirian. Dikarenakan
munculnya ketakutan dan ketergantungan kepada orang lain yang dianggap ‘lebih’. Akibat
yang lain, kondisi ini akan membuat sesorang tidak bisa tumbuh dan berkembang secara
alami sehingga menyebabkan potensi kepemimpinan dalam dirinya tidak muncul dengan
optimal.
2. Minimya kapasitas dan kompetensi pemimpin, yang menyebabkan kurang terkelolanya
sumber daya secara maksimal, tidak mampu menghantarkan jam’iyyah mendekati atau
mencapai tujuannya, apalagi melampauinya, malah sebaliknya, semakin menjauhkan dari
tujuannya. Minimnya kapasitas dan kompetensi pemimpin disebabkan rendahnya
perhatian terhadap kaderisasi dan keengganan untuk belajar dengan lembaga lain yang
dianggap sudah cukup baik dalam menyelenggarakan proses kaderisasi pemimpin. Dampak
dari semuanya, menyebabkan para bawahan tidak memiliki rasa kepercayaan, kesetiaan,
dan keinginan untuk meneladani pemimpinnya.
3. Rendahnya mutu pengelolaan jam’iyyah menjadi faktor pertama tersendatnya
pelaksanaan program. Sudah menjadi kenyataan bahwa pengelolaan jam’iyyah sering
dilakukan dengan alokasi waktu dan tingkat perhatian yang semampunya. Belum adanya
kesadaran untuk membagi waktu antara jam’iyyah dan yang lainnya dengan baik. Kondisi
ini melahirkan kondisi ‘bias’ antar kepentingan jam’iyyah dan pribadi. Keadaan ini juga
diperparah dengan rendahnya distribusi potensi kader yang dimiliki jam’iyyah. Hal ini bisa
dilihat dengan penempatan dan pemberian tanggung jawab bukan kepada orang yang
tepat.
4. Produktivitas dan mutu aktivitas jam’iyyah secara umum masih rendah. Ukuran kuantitias
kegiatan tidak selamanya berjalan seiring dengan kualitas kegiatan.
5. Komunikasi jam’iyyah antar struktur kelembagaan yang masih belum terbenahi dengan
baik. Sebagai contoh masih belum terstrukturnya pola pertemuan, baik itu tentang waktu
atau agendanya. Belum adanya model pertemuan formal secara rutin yang mengevaluasi
kinerja lembaga yang berada di bawah terhadap lembaga yang berada diatasnya. Dan
belum adanya model pertemuan formal secara rutin yang mengagendakan sosialisasi
program kerja lembaga yang berada di atas kepada lembaga yang berada di bawahnya.

141
6. Keumatan (Sosial-Politik)
Orientasi ini berdasarkan problem dan tantangan yang meliputi ;
1. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi membuat batas-batas
geografis menjadi hilang. Dunia menjadi seperti global village (desa global). Dampak dari
kondisi itu adalah dimana nilai-nilai yang selama ini berlaku pada suatu komunitas akan
semakin cepat menyebar pada komunitas yang lain tanpa lagi mempertimbangkan
keberadaan nilai yang sudah ada. Jika proses ini dibiarkan tanpa adanya filter yang kuat,
maka akan menimbulkan konflik di tingkat individu (split) dan masayarakat (chaos).
2. Anak kandung dari globalisasi salah satunya adalah paham hedonisme. Paham ini adalah
paham yang menjadikan kesenangan sebagai tujuan hidup. Hedonisme saat ini terlihat
sudah menjadi gaya hidup pemuda di Indonesia, termasuk pemuda Islam. Jika dibiarkan,
paham ini akan menggerogoti semangat juang dalam menghadapi hidup. Hidup hanya
dipahami dengan seadanya. Tanpa adanya agenda besar yang harus direncanakan dalam
hidup.
3. Masyarakat di Indonesia ditakdirkan tercipta dengan kondisi yang sangat beragam, baik
bahasa, nilai, bahasa, suku, dan agama. Kondisi yang multikultural ini akan menjadi potensi
yang sangat luar biasa jika dapat dikelola dengan baik. Namun yang terjadi akan sebaliknya,
keragaman ini akan menjadi malapetaka jika tidak diurus dengan semestinya.
4. Pendewasaan dalam berpolitik di Indonesia belum berjalan dengan baik. Runtuhnya orde
baru, terbukanya kran reformasi, sampai saat ini baru bisa menciptakan kondisi politik yang
bersifat pragmatis. Politik hanya dimaknai kegiatan ceremonial per-lima tahunan. Para
politisi merasa pencerdasan masyarakat bukanlah tanggung jawabnya. Sehingga tidak
heran, jika kita sering melihat para politisi menampilkan perilaku-perilaku hipokrit.
Sedangkan, para politisi dari partai Islam belumlah memberikan sumbangsih yang sukup
berarti dalam mewarnai aura politik di Indonesia. Beberapa masih disibukkan dengan
konsolidasi internal dan menyusun strategi untuk merebut posisi-posisi elit di tingkat lokal.
Di tempat lain, ada yang disibukkan dengan mengadakan kegiatan insidental yang hampa
substansi demi memperoleh suara pada pesta demokrasi selanjutnya. Jadi wajar, jika
masyarakat lambat laun namun pasti bersikap a politis.

Pemuda Persis sebagai kader Persis secara struktural dan kader ummat secara kultural
mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk mewujudkan transformasi pada masyarakat.
Pendidikan dan dakwah yang menjadi core gerakan tidak semestinya membuat Pemuda Persis
gagap dalam menyikapi issue yang lain.
Untuk mewujudkan tranformasi masyarakat tersebut, maka diperlukan suatu visi besar
(grand vision) yang diback-up oleh kader-kader handal. Transformasi bukanlah kerja kecil dan
ringan. Diperlukan adanya kesinambungan dan konsistensi serta kesabaran yang tinggi untuk tetap
berada dikoridor yang telah disepakati bersama.
Oleh sebab itu dalam konteks inilah, kita memerlukan kader Pemuda Persis yang mumpuni
dalam menyikapi problem sosial dan respon terhadap perubahan sosial, serta mampu memberikan
solusi atau sekedar jawaban yang berangkat dari integritas keilmuan yang mendalam.

Pasal 2
Profil Kader Ideal Pemuda Persis

Pada hakekatnya kader adalah seseorang yang dipersiapkan untuk mengemban tugas
menjawab tantangan masa kini dan masa depan dengan kemampuan kualitas dan kualifikasi
tertentu. Kader merupakan kekuatan inti jam’iyyah dan umat Islam, yang diharapkan menjadi

142
pelopor (pioneer), penggerak (katalisator), penggiat (dinamisator), dan penjaga misi perjuangan
guna mewujudkan cita-cita ideal umat Islam.
Idealitas kader merupakan gabungan dari konseptualisasi dan kristalisasi dari pemahaman
tentang konsepsi manusia dan tujuan hidupnya serta proses pembentukannya.
Sosok ideal kader tersebut tercipta dari kontruksi sifat ideal dan output seseorang setelah
menempuh seluruh proses kaderisasi _dalam arti pembinaan_ di Pemuda Persis secara lengkap dan
paripurna. Oleh sebab itu, kaderisasi keniscayaan yang tidak boleh diabaikan.
Sifat kader Pemuda Persis meliputi :
1. Ashabun wa Hawariyun dalam arti pemuda yang mengikhlaskan diri untuk menjadi pengamal,
pendakwah, dan pembela Islam, tanpa diminta serta siap kapan dan dimanapun juga.
2. Mujahid dalam arti pemuda yang secara sadar mengikhlaskan diri untuk bersungguh-sungguh
dalam memahami, mempelajari serta mengamalkan ajaran Islam dengan istiqomah dan siap
menjadi penolong sekaligus pembela dalam mempertahankan kebenarannya.
3. Mujadid adalah seseorang yang memiliki wawasan dan antisipasi yang luas dalam meneropong
masa depan disertai dengan kemampuan metodologis yang kuat sehingga dapat menangkap
dan memahami kebenaran, mengkonseptualisasi, dan mengkatualisasi secara komprehensif.
Untuk mewujudkan profil kader ideal Pemuda Persis, untuk selanjutnya dirumuskan
kompetensi dasar (based competency), standar minimal yang harus dimiliki kader Pemuda Persis.
Kompetensi dasar ini merupakan sintesa dari 7 orientasi gerakan dan nilai-nilai yang terkandung
dalam sifat kader Pemuda Persis. Kompetensi dasar tersebut adalah:
1. Memahami dan mengamalkan ilmu-ilmu fardhu ‘ain.
2. Mampu berfikir secara rasional, menganalisa secara metodologis, dan menuangkan gagasan
secara lisan dan tulisan.
3. Berjiwa kewirausahaan dan dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri serta gemar berinfaq dan
bershodaqoh.
4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan dakwah dan pendidikan secara integral dan komprehensif.
5. Mampu mengembangkan model pendidikan dan dakwah yang partisipatif dan integratif.
6. Siap dan mampu menjadi aktifis penggerak dan pemimpin pada setiap jenjang kepemimpinan
berdasarkan karakteristik kepemimpinan Rasulullah, yaitu; sidiq, amanah, fathanah, dan tablig.
7. Tanggap terhadap berbagai perkembangan sosial-politik yang terjadi dan ikut berpartisipasi
secara aktif serta mampu memberi solusi.

Pasal 3
Landasan

1. Landasan Idiil
a. Q.S Ali ‘Imran ayat 104
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.”
b. Q.S. Ash Shaf ayat 14
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah
sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:
"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?"
Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kami lah penolong-penolong agama Allah", lalu
segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan
kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka
menjadi orang-orang yang menang.”

143
c. Q.S. Ali ‘Imran ayat 64
Artinya: “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah
diri (kepada Allah)".
d. QS. Ali Imran ayat 164
Artinya: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika
Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

2. Landasan Konstitusional
a. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam Pasal 3
Pemuda Persis bertujuan mencetak kader yang berjiwa pemimpin, memahami,
mengamalkan dan menda’wahkan aqidah, syari’ah, dan akhlaq Islam berdasarkan al-Qur`an
dan As-Sunnah dalam segala ruang dan waktu.
b. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam Pasal 4 ayat 3
Pemuda Persis bergerak dalam pembinaan keimanan, keilmuan, kepemimpinan kader dan
dakwah.
c. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam Pasal 32 ayat 1
Setiap anggota Pemuda Persis berhak: Mendapat pembinaan dan perlindungan jam’iyyah.
d. Pedoman Pembinaan Pemuda Persatuan Islam.

Pasal 4
Fungsi

Pedoman pembinaan ini berfungsi sebagai rujukan standar dalam pengelolaan pembinaan.

Pasal 5
Tujuan

1. Membentuk karakter Pemuda Persatuan Islam yang berilmu, bertauhid, taat beribadah,
berakhlak mulia, berjiwa mandiri (entreupreneurship), sehat jasmani, dan dinamis (aktivis).
2. Mengejawantahkan hakikat ashabun, hawariyun, mujahid, mujaddid, dan mujtahid dalam
segala ruang dan waktu.

Pasal 6
Sasaran

1. Alumnus Ma’ruf
2. Alumnus Tafiq
3. Seluruh Anggota Pemuda Persis

144
Pasal 7
Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan pembinaan kader Pemuda Persis adalah sebagai berikut:


1. Halaqah
2. Mubahatsah
3. Muhadarah
4. Mukhayyam

BAB II
HALAQAH

Pasal 8
Definisi

Halaqah adalah kegiatan ta’lim wajib dan rutin yang harus diikuti oleh anggota Pemuda Persatuan
Islam yang telah selesai mengikuti kegiatan training formal baik Ma’ruf (Masa Ta’aruf) maupun Tafiq
(Tazwidu Fityan Al-Qur’an) dengan dipimpin seorang pembina yang telah ditentukan.

Pasal 9
Tujuan

Membentuk kader pemuda persis yang memiliki semangat tradisi keilmuan dan berjiwa ukhuwah
jam’iyyah berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Pasal 10
Penyelenggara Halaqah

Penyelenggara Halaqah terdiri dari pengawas, penanggung jawab, pelaksana, Pembina dan peserta.

1. Pengawas adalah Bidang Pendidikan di level Pimpinan Jam’iyyah di atasnya.


2. Penanggung jawab kegiatan Halaqah adalah Pimpinan Jam’iyyah di setiap level pimpinan yang
menyelenggarakan Halaqah tersebut.
3. Pelaksana kegiatan Halaqah adalah Bidang Pendidikan dari setiap level Pimpinan Jam’iyyah,
terdiri dari:
a. Ketua Koordinator Halaqah
b. Sekretaris Koordinator Halaqah
4. Pembina Halaqah adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti proses Halaqah di
setiap jenjangnya.
5. Peserta Halaqah adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti kegiatan training
formal di setiap jenjangnya.

Pasal 11
Ketentuan Halaqah

1. Kegiatan Halaqah terdiri atas 186 kali pertemuan selama 10 bulan, meliputi:
a. Halaqah I untuk pembinaan Pasca Ma'ruf dengan 43 pertemuan selama 10 bulan.

145
b. Halaqah II untuk pembinaan Pasca Tafiq I dengan 43 Pertemuan selama 10 bulan.
c. Halaqah III untuk pembinaan Pasca Tafiq II selama 20 kali pertemuan selama 6 bulan.
2. Setiap anggota wajib memenuhi seluruh pertemuan sesuai dengan pembagian materi yang
telah dipersiapkan.
3. Kegiatan Halaqah dilaksanakan di masjid, mushala, rumah anggota, atau tempat lain yang telah
disepakati bersama dengan memperhatikan kenyamanan dan kondusivitas berjalannya
kegiatan.
4. Bobot 1 (satu) pertemuan adalah 60 menit, dengan rincian 45 menit pemaparan materi dan 14
menit sesi dialog.

Pasal 12
Kurikulum Halaqah

Kurikulum Halaqah mengacu pada Qaidah Asasi pasal 3 Pemuda Persatuan Islam dan tujuan
Pedoman Pembinaan.

Pasal 13
Materi Halaqah
1. Materi Halaqah I dan II disusun dalam satu paket materi yang mencakup dasar-dasar ‘aqidah,
syari’ah, akhlaq dan tsaqafah. Sementara Halaqah III difokuskan pada fiqh ilmu.
2. Materi Al-Qur`an (Tahsin dan Tahfizh) terdiri dari penyampaian materi dasar dan muraja’ah
(praktik rutin).

Pasal 14
Referensi

Referensi materi yang digunakan dalam Halaqah berupa kitab-kitab turats (mashadir al-ashliyyah),
buku-buku karya ulama/intelektual baik dari internal Persatuan Islam maupun dari external, jurnal
ilmiah, makalah, dan bentuk karya ilmiah yang lainnya.

Pasal 15
Metode

Pembelajaran dalam kegiatan Halaqah ini menggunakan metode pembelajaran orang dewasa
(andragogi), yaitu proses pembelajaran partisipatif yang mengembangkan sepenuhnya partisipasi
peserta binaan dalam proses pembelajaran yang memungkinkan peserta mengembangkan
kreatifitas, kesadaran, dan aktualisasinya secara mandiri.

Pasal 16
Syarat Kelulusan

Syarat kelulusan dalam Halaqah pasca training formal adalah peserta dapat menghadiri pertemuan
minimal 75% dari total pertemuan yang telah ditentukan.

146
Pasal 17
Monitoring

Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh Bidang Pendidikan di level Pimpinan
Jam’iyyah di atasnya sebagai Pengawas dan oleh Ketua Pimpinan Jam’iyyah sebagai Penanggung
jawab (penyelenggara Halaqah), untuk melihat dan mengetahui kesesuaian dan perkembangan
pelaksanaan kegiatan Halaqah.

Pasal 18
Evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan Halaqah ini adalah evaluasi proses pembelajaran,
keterlaksanaan dan ketercapaian target yang melibatkan pihak penanggung jawab dan pelaksana.

Pasal 19
Pelaporan

Pelaporan kegiatan Halaqah berisi laporan evaluasi ketercapaian peserta selama mengikuti kegiatan
Halaqah dan dokumen bukti pelaksanaan kegiatan Halaqah pasca training formal berupa jadwal,
daftar hadir pembina dan peserta, lembar rekapitulasi evaluasi pencapaian target Halaqah dan
disertai foto-foto kegiatan.

.BAB III
HALAQAH 1

Pasal 20
Definisi dan Orientasi

1. Halaqah Pasca Ma’ruf atau disebut Halaqah I adalah kegiatan ta’lim wajib dan rutin yang
harus diikuti oleh anggota Pemuda Persatuan Islam yang telah mengikuti Ma’ruf dengan
dipimpin seorang Pembina yang telah ditentukan.
2. Kegiatan pasca ma’ruf adalah follow up dari kegiatan sebelumnya yaitu Ma’ruf. Pada
kegiatan ini aktifitas lebih difokuskan kepada aspek aqliyah dan ruhiyah. Selain itu, kegiatan
ini juga diharapkan menjadi sarana terjalinnya komunikasi yang intensif antar sesama kader
baik kader yang baru terlibat di Pemuda Persis atau kader yang sudah lama terlibat (tasykil).
Dengan adanya komunikasi yang intensif, mudah-mudahan ukhuwah dan sense of belonging
terhadap jam’iyyah juga tercipta.

Pasal 21
Target

1. Tumbuhnya kesadaran berjam’iyyah dengan menjadikan jam’íyyah Pemuda Persis sebagai satu-
satunya wadah dalam berjuang.
2. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu memahami dan melaksanakan ajaran Islam
yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang siap proaktif dalam menyebarkan misi jamíyyah secara
khusus dan ajaran Islam secara umum.

147
Pasal 22
Indikator
1. Mampu meleburkan diri dalam hidup berjam’iyyah di Pemuda Persatuan Islam.
2. Mampu melaksanakan syariat Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah
3. Mampu mendakwahkan secara lisan atau tulisan misi, visi, serta strategi Pemuda Persis di
tengah-tengah umat.

Pasal 23
Penyelenggara Halaqah I

Penyelenggara Halaqah I terdiri dari pengawas, penanggung jawab, pelaksana, pembina dan
peserta.
1. Pengawas kegiatan Halaqah I adalah Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Daerah (PD)
Pemuda Persis.
2. Penanggung jawab kegiatan Halaqah I adalah Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pemuda Persis.
3. Pelaksana kegiatan Halaqah I adalah Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Cabang, yang terdiri
dari:
a. Ketua Koordinator Halaqah.
b. Sekretaris Koordinator Halaqah.
4. Pembina kegiatan Halaqah I adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti proses
Halaqah I.
5. Peserta kegiatan Halaqah I adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti proses
Ma’ruf.

Pasal 24
Peran dan Fungsi

1. Pengawas (Bidang Pendidikan PD) berfungsi untuk melakukan monitoring penyelenggaraan


Halaqah I di tingkat Pimpinan Cabang, agar perencanaan dan pelaksanaannya sesuai dengan
Pedoman.
2. Penanggung jawab (Ketua PC) berfungsi untuk melakukan monitoring dan mengevaluasi
penyelenggaraan Halaqah I agar perencanaan dan pelaksanaannya sesuai dengan Pedoman.
3. Pelaksana kegiatan Halaqah I (Bidang Pendidikan PC), yang terdiri dari:
a. Ketua Koordinator Halaqah I berfungsi untuk mengkoordinir seluruh kegiatan Halaqah I dan
membentuk dinamisator kelompok Halaqah.
b. Sekretaris Koordinator Halaqah, berfungsi untuk memberikan pelayanan administrasi dan
menyediakan kelengkapan sarana prasarana.
c. Dinamisator berfungsi mendinamisasi, memonitoring dan melaporkan seluruh aktivitas
peserta kelompoknya.
4. Pembina Halaqah I berfungsi sebagai narasumber yang melakukan proses pembinaan Halaqah
I agar sesuai dengan target kurikulum.
5. Peserta Halaqah I mengikuti proses pembinaan.

Pasal 25
Mekanisme Penyelenggaraan

1. Pelaksanaan kegiatan Halaqah I dilakukan paling lambat sebulan setelah pelaksanaan Ma’ruf.

148
2. Dalam rentang waktu satu bulan sebelum pelaksanaan Halaqah I, Bidang Pendidikan PC
Pemuda persis melakukan beberapa proses tahapan:
a. Berkoordinasi dengan Bidang Kaderisasi PC dalam mendata para anggota yang baru selesai
dan lulus mengikuti proses Ma’ruf.
b. Berkoordinasi dengan Bidang Pendidikan PJ dalam memverifikasi dan memvalidasi data
anggota jama’ahnya yang baru selesai dan lulus mengikuti proses Ma’ruf.
c. Mengamati dengan seksama serta mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sudah
tertera di dalam Pedoman. (Kurikulum, silabus, jadwal pembelajaran, absensi peserta, daftar
nilai peserta, dll)
d. Menghubungi calon pembina dan memastikan kesiapannya.
e. Memastikan keikutsertaan seluruh calon peserta Halaqah I (Pasca Ma’ruf) dengan
menyebarkan surat pemberitahuan pelaksanaan Halaqah I ke seluruh Bidang Pendidikan PJ
di wilayah Pimpinan Cabang setempat, dengan disertai lampiran jadwal kegiatan.
f. Mensyiarkan kegiatan Halaqah dengan membuat perangkat media publikasi.

3. Pelaksanaan kegiatan Halaqoh I dilakukan dengan sistem pembelajaran tatap muka (PTM)
secara offline.
4. Jika poin 3 tidak bisa dilaksanakan disebabkan adanya kedaruratan baik pada penyelenggara,
pembina, ataupun pada peserta, maka kegiatan Halaqoh I dapat dilakukan dengan pola hybrid
meeting yaitu dengan cara offline dan online.
5. Halaqah I merupakan pra-syarat untuk mengikuti Tafiq I.

Pasal 26
Kurikulum

Kurikulum Halaqah I disesuaikan dengan Qa'idah Asasi pasal 3 Pemuda Persatuan Islam dan tujuan
Pedoman.

Pasal 27
Durasi Pertemuan

1. Halaqah I dilaksanakan paling lambat 10 bulan dengan jumlah pertemuan 20 sampai 40


pertemuan.
2. Jumlah pertemuan 40 kali jika dilaksanakan 2 minggu 1 pertemuan atau 1 bulan 2 pertemuan.
3. Jumlah pertemuan 20 kali jika dilaksanakan 1 minggu 1 kali atau satu bulan 4 pertemuan.
4. Bobot pada setiap materi adalah 45 menit, ditambah 15 menit untuk sesi dialog, total menjadi
60 menit.

Pasal 28
Materi
Materi Halaqah I disusun dalam satu paket materi yang mencakup penguasaan tahsin dan tahfidz
Al-Qur’an, dasar-dasar ‘aqidah, syari’ah, akhlaq dan tsaqafah. Adapun materinya adalah:
1. Al-Qur’an : 10 pertemuan
2. Aqidah : 10 pertemuan
3. Syari’ah : 10 pertemuan
4. Akhlaq : 10 pertemuan
5. Tsaqofah : 4 pertemuan
6. Total : 44 pertemuan

149
Pasal 29
Syarat Kelulusan Peserta

Syarat kelulusan dalam Halaqoh I peserta dapat menghadiri pertemuan minimal 75% dari total 44
pertemuan yang telah ditentukan.

Pasal 30
Referensi

Referensi materi yang digunakan dalam Halaqah I adalah sebagai berikut:


1. Rujukan pokok: bahan kajian yang diterbitkan oleh Bidang Pendidikan Pimpinan Pusat Pemuda
Persis.
2. Rujukan tambahan: Kitab-kitab turats (mashadir al-ashliyyah), buku-buku karya
ulama/intelektual baik dari internal Persatuan Islam maupun dari external, jurnal ilmiah,
makalah, dan bentuk karya ilmiah yang lainnya.

Pasal 31
Metode

Pembelajaran dalam kegiatan Halaqah ini menggunakan metode pembelajaran orang dewasa
(andragogi), yaitu proses pembelajaran partisipatif yang mengembangkan sepenuhnya partisipasi
peserta binaan dalam proses pembelajaran yang memungkinkan peserta mengembangkan
kreatifitas, kesadaran, dan aktualisasinya secara mandiri.

Pasal 32
Deskripsi Kegiatan

1. Setiap peserta wajib membawa Al-Quran dan alat tulis yang diperlukan pada setiap pertemuan.
2. Kegiatan dibuka dan ditutup oleh Ketua Koordinator Halaqah atau melibatkan langsung salah
seorang peserta secara bergantian pada setiap pertemuan dengan arahan dari ketua
koordinator Halaqah. Dengan tahapan:
a. Membuka diskusi dengan menyampaikan prolog secara umum tema yang akan didikusikan.
b. Memandu jalannya diskusi, kemudian mengakhiri dengan kesimpulan.
3. Kegiatan inti : tasmi, taujih, dan sharing

Pasal 33
Administrasi

Pada kegiatan Halaqah 1 ada beberapa administrasi yang harus dipersiapkan, yaitu :
1. Lembar Jadwal Pertemuan (format terlampir)
2. Absensi Pembina (format terlampir)
3. Absensi Peserta (format terlampir)
4. Buku Rapor Peserta (format terlampir)
5. Backdrop kegitan Halaqah

Pasal 34
Monitoring

150
Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan
Daerah (PD) sebagai Pengawas dan oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) sebagai Penanggung jawab
(penyelenggara Halaqah), untuk melihat dan mengetahui kesesuaian dan perkembangan
pelaksanaan kegiatan Halaqah. Monitoring terdiri dari monitoring teknis dan teknis manajerial.
1. Monitoring Teknis
Monitoring Teknis dilakukan oleh Ketua Bidang Pendidikan (pelaksana Halaqah) untuk melihat
kesesuaian dan perkembangan pelaksanaan kegiatan Halaqah pada setiap bulannya dengan
menggunakan instrumen tim pemantauan (dinamisator), kehadiran peserta, pembina, serta
kelengkapan administrasi kegiatan. Untuk selanjutnya Ketua Bidang Pendidikan (pelaksana
Halaqah) membuat laporan akhir kegiatan Halaqah (soft file dan hard copy) di bulan terakhir,
untuk kemudian diserahkan kepada Ketua Pimpinan Jam’iyyah sebagai Penanggung jawab
(penyelenggara Halaqah).

2. Monitoring Manajerial
Monitoring berkala dilakukan oleh:
a. Ketua Pimpinan Jam’iyyah sebagai Penanggung jawab (penyelenggara Halaqah) untuk melihat
dan mengetahui kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Halaqah.
b. Bidang Pendidikan sebagai Pengawas di level Pimpinan Jam’iyyah di atasnya.

Pasal 35
Evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan Halaqah adalah evaluasi proses pembelajaran,
keterlaksanaan dan ketercapaian target yang melibatkan pihak penanggung jawab dan pelaksana,
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Evaluasi dilakukan secara berkala minimal oleh koordinator dengan melibatkan secara aktif
peserta, pembina dan atau struktur Pimpinan Cabang (PC) terkait.
2. Aspek-aspek yang harus dievaluasi dalam pola pembinaan tersebut meliputi:
a. Pengetahuan dan pendalaman materi bagi pembina.
b. Kemampuan dan pemahaman peserta dalam menerima materi, dan kehadiran dalam setiap
Halaqah.
c. Kedisiplinan dan kepatuhan serta ketaatan terhadap kesepakatan bersama.
3. Teknik evaluasi dapat diukur melalui hal-hal berikut:
a. Meninjau ketercapaian indikator yang telah ditentukan dalam kurikulum Halaqah.
b. Meninjau ketercapaian kehadiaran setiap peserta dari batas minimal kehadiran (75%) yang
telah ditentukan sebagai syarat kelulusan.

Pasal 36
Pelaporan

Pelaporan kegiatan Halaqah I dilakukan oleh:


1. Pelaksana, dalam dua bentuk pelaporan, yaitu:
a. Berupa buku rapor berisi laporan evaluasi ketercapaian peserta selama mengikuti kegiatan
Halaqah 1, dengan keterangan “Lulus” atau “Belum Lulus” disesuaikan dengan kriteria
kelulusan. Untuk kemudian diserahkan kepada peserta pada penutupan akhir kegiatan
Halaqah.

151
b. Berupa dokumen bukti pelaksanaan kegiatan Halaqah I pada bulan terakhir dari sejak Halaqah
dimulai. Dokumen tersebut berupa: jadwal, daftar hadir pembina dan peserta, lembar
rekapitulasi evaluasi pencapaian target kehadiran Halaqah 1 dan disertai photo-photo
kegiatan. Dokumen laporan disampaikan kepada Ketua Pimpinan Cabang (PC) sebagai
Penanggung Jawab.
2. Ketua Pimpinan Cabang (PC) menyampaikan dokumen laporan kepada Bidang Pendidikan di
tingkat Pimpinan Daerah (PD).

BAB IV
HALAQAH II

Pasal 37
Definisi

Halaqah Pasca Tafiq I atau disebut Halaqah II adalah kegiatan ta’lim wajib dan rutin yang harus
diikuti oleh anggota Pemuda Persatuan Islam yang telah mengikuti Tafiq I dengan dipimpin seorang
Pembina yang telah ditentukan.

Pasal 38
Target

1. Tumbuhnya kesadaran berjam’iyyah dengan menjadikan jam’íyyah Pemuda Persis sebagai


satu-satunya wadah dalam berjuang.
2. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu memahami dan melaksanakan ajaran Islam
yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang siap proaktif dalam menyebarkan misi jamíyyah
secara khusus dan ajaran Islam secara umum.

Pasal 39
Indikator

1. Mampu meleburkan diri dalam hidup berjam’iyyah di Pemuda Persatuan Islam.


2. Mampu melaksanakan syariat Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah
3. Mampu mendakwahkan secara lisan atau tulisan misi, visi, serta strategi Pemuda Persis di
tengah-tengah umat.

Pasal 40
Instrumen Penyelenggara

1. Pengawas adalah Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Persis.
2. Penanggung Jawab kegiatan Halaqah II adalah Ketua Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Persis.
3. Pelaksana Kegiatan Halaqah II adalah Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Daerah (PD), yang
terdiri dari:
a. Ketua Koordinator Halaqah, yaitu mengkoordinir seluruh kegiatan Halaqah.
b. Sekretaris Koordinator Halaqah, yaitu memberikan pelayanan administrasi dan menyediakan
sarana prasarana.

152
4. Pembina Kegiatan Halaqah II adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti proses
Halaqah II.
5. Peserta Kegiatan Halaqah II adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti proses
Tafiq I.

Pasal 41
Peran dan Fungsi

1. Pengawas (Bidang Pendidikan PW) berfungsi untuk melakukan monitoring penyelenggaraan


Halaqah II di tingkat Pimpinan Daerah, agar perencanaan dan pelaksanaannya sesuai dengan
Pedoman.
2. Penanggung Jawab (Ketua PD) berfungsi untuk melakukan monitoring dan mengevaluasi
penyelenggaraan Halaqah II agar perencanaan dan pelaksanaannya sesuai dengan Pedoman.
3. Pelaksana kegiatan Halaqah II (Bidang Pendidikan PD), yang terdiri dari:
a. Ketua Koordinator Halaqah II berfungsi untuk mengkoordinir seluruh kegiatan Halaqah II
dan membentuk dinamisator kelompok Halaqah.
b. Sekretaris Koordinator Halaqah II, berfungsi untuk memberikan pelayanan administrasi
dan menyediakan kelengkapan sarana prasarana.
c. Dinamisator berfungsi mendinamisasi, memonitoring dan melaporkan seluruh aktivitas
peserta kelompoknya.
4. Pembina Halaqah II berfungsi sebagai narasumber yang melakukan proses pembinaan agar
sesuai dengan target kurikulum.
5. Peserta Halaqah II adalah anggota Pemuda Persis yang mengikuti proses pembinaan.

Pasal 42
Mekanisme Penyelenggaraan

1. Pelaksanaan kegiatan Halaqah II dilakukan paling lambat sebulan setelah pelaksanaan Tafiq I.
2. Dalam rentang waktu satu bulan sebelum pelaksanaan Halaqah II ini, Bidang Pendidikan PD
Pemuda Persis melakukan beberapa proses tahapan:
a. Berkoordinasi dengan Bidang Kaderisasi PD dalam mendata para anggota yang baru selesai
dan lulus mengikuti proses Tafiq I.
b. Berkoordinasi dengan Bidang Pendidikan PC dalam memverifikasi dan memvalidasi data
anggota jama’ahnya yang baru selesai dan lulus mengikuti proses Tafiq I.
c. Mengamati dengan seksama serta mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sudah
tertera di dalam Pedoman. (Kurikulum, silabus, jadwal pembelajaran, absensi peserta, daftar
nilai peserta, dll)
d. Menghubungi calon pembina dan memastikan kesiapannya.
e. Memastikan keikutsertaan seluruh calon peserta Halaqah II dengan menyebarkan surat
pemberitahuan pelaksanaan Halaqah II ke seluruh Bidang Pendidikan PC di wilayah Pimpinan
Daerah setempat, dengan disertai lampiran jadwal kegiatan.

3. Pelaksanaan kegiatan Halaqoh II ini dilakukan dengan sistem pembelajaran tatap muka (PTM)
secara offline.
4. Jika poin 3 tidak bisa dilaksanakan disebabkan adanya kedaruratan baik pada penyelenggara,
pembina, ataupun pada peserta, maka kegiatan Halaqah dapat dilakukan dengan pola hybrid
meeting yaitu dengan cara offline dan online.
5. Halaqah II merupakan pra-syarat untuk mengikuti Tafiq II.

153
Pasal 43
Kurikulum

Kurikulum Halaqah II disesuaikan dengan Qa'idah Asasi pasal 3 Pemuda Persatuan Islam dan tujuan
Pedoman.

Pasal 44
Durasi Pertemuan

1. Halaqah II dilaksanakan selama 10 bulan dengan jumlah pertemuan 20 sampai 40 pertemuan di


bawah tanggung jawab Pimpinan Daerah.
2. Jumlah pertemuan 40 kali jika Halaqah II dilaksanakan 2 minggu 1 pertemuan atau 1 bulan 2
pertemuan.
3. Jumlah pertemuan 20 kali jika Halaqah II dilaksanakan 1 minggu 1 kali atau satu bulan 4
pertemuan.
4. Bobot pada setiap materi adalah 45 menit, ditambah 15 menit untuk sesi dialog, total menjadi
60 menit.

Pasal 45
Materi

Materi Halaqah II disusun dalam satu paket materi yang mencakup penguasaan tahsin dan tahfidz
Al-Qur’an, dasar-dasar ‘aqidah, syari’ah, akhlaq dan tsaqafah. Adapun materinya adalah:
1. Al-Qur’an : 10 pertemuan
2. Aqidah : 10 pertemuan
3. Syari’ah : 10 pertemuan
4. Akhlaq : 10 pertemuan
5. Tsaqofah : 4 pertemuan
6. Total : 44 pertemuan

Pasal 46
Syarat Kelulusan Peserta

Syarat kelulusan dalam Halaqoh II adalah peserta dapat menghadiri pertemuan minimal 75% dari
total 44 pertemuan yang telah ditentukan.

Pasal 47
Referensi

Referensi materi yang digunakan dalam Halaqah II adalah sebagai berikut:


1. Rujukan pokok: bahan kajian yang diterbitkan oleh Bidang Pendidikan Pimpinan Pusat
Pemuda Persis.
2. Rujukan tambahan: Kitab-kitab turats (mashadir al-ashliyyah), buku-buku karya
ulama/intelektual baik dari internal Persatuan Islam maupun dari external, jurnal ilmiah,
makalah, dan bentuk karya ilmiah yang lainnya.

154
Pasal 48
Metode

Pembelajaran dalam kegiatan Halaqah ini menggunakan metode pembelajaran orang dewasa
(andragogi), yaitu proses pembelajaran partisipatif yang mengembangkan sepenuhnya partisipasi
peserta binaan dalam proses pembelajaran yang memungkinkan peserta mengembangkan
kreatifitas, kesadaran, dan aktualisasinya secara mandiri.

Pasal 49
Deskripsi Kegiatan

1. Setiap peserta wajib membawa al-Quran dan alat tulis yang diperlukan pada setiap
pertemuan.
2. Kegiatan dibuka dan ditutup oleh Ketua Koordinator Halaqah atau melibatkan langsung
salah seorang peserta secara bergantian pada setiap pertemuan dengan arahan dari ketua
koordinator Halaqah. Dengan tahapan:
a. Membuka diskusi dengan menyampaikan prolog secara umum tema yang akan
didikusikan.
b. Memandu jalannya diskusi, kemudian mengakhiri dengan kesimpulan.
3. Kegiatan inti : tasmi, taujih, dan sharing

Pasal 50
Administrasi

Pada kegiatan Halaqah II ini ada beberapa administrasi yang harus dipersiapkan, yaitu :
1. Lembar Jadwal Pertemuan (format terlampir)
2. Absensi Pembina (format terlampir)
3. Absensi Peserta (format terlampir)
4. Buku Rapor Peserta (format terlampir)
5. Backdrop kegitan Halaqah

Pasal 51
Monitoring

Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan
Wilayah (PW) sebagai Pengawas dan oleh Ketua Pimpinan Daerah (PD) sebagai Penanggung jawab
(penyelenggara Halaqah), untuk melihat dan mengetahui kesesuaian dan perkembangan
pelaksanaan kegiatan Halaqah II. Monitoring terdiri dari monitoring teknis dan teknis manajerial.
1. Monitoring Teknis
Monitoring Teknis dilakukan oleh Bidang Pendidikan PD (pelaksana Halaqah) untuk melihat
kesesuaian dan perkembangan pelaksanaan kegiatan Halaqah pada setiap bulannya dengan
menggunakan instrumen tim pemantauan (dinamisator), kehadiran peserta, pembina, serta
kelengkapan administrasi kegiatan. Untuk selanjutnya Bidang Pendidikan (pelaksana Halaqah)
membuat laporan akhir kegiatan Halaqah (soft file dan hard copy) di bulan terakhir, untuk
kemudian diserahkan kepada Ketua Pimpinan Daerah (PD) sebagai Penanggung jawab
(penyelenggara Halaqah).

155
2. Monitoring Manajerial
Monitoring berkala dilakukan oleh:
a. Ketua Pimpinan Daerah (PD) sebagai Penanggung jawab (penyelenggara Halaqah) untuk
melihat dan mengetahui kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Halaqah.
b. Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Wilayah (PW).

Pasal 52
Evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan Halaqah II ini adalah evaluasi proses pembelajaran,
keterlaksanaan dan ketercapaian target yang melibatkan pihak penanggung jawab dan pelaksana,
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Evaluasi dilakukan secara berkala minimal oleh koordinator dengan melibatkan secara aktif
peserta, pembina dan atau struktur Pimpinan Daerah (PD) terkait.
2. Aspek-aspek yang harus dievaluasi dalam pola pembinaan tersebut meliputi:
a. Pengetahuan dan pendalaman materi bagi Pembina.
b. Kemampuan dan pemahaman peserta dalam menerima materi, dan kehadiran dalam setiap
Halaqah.
c. Kedisiplinan dan kepatuhan serta ketaatan terhadap kesepakatan bersama.
3. Teknik evaluasi dapat diukur melalui hal-hal berikut:
a. Meninjau ketercapaian indikator yang telah ditentukan dalam kurikulum Halaqah.
b. Meninjau ketercapaian kehadiaran setiap peserta dari batas minimal kehadiran (75%) yang
telah ditentukan sebagai syarat kelulusan.

Pasal 53
Pelaporan

Pelaporan kegiatan Halaqah II dilakukan oleh:


1. Pelaksana, dalam dua bentuk pelaporan, yaitu:
a. Berupa buku rapor berisi laporan evaluasi ketercapaian peserta selama mengikuti
kegiatan Halaqah, dengan keterangan “Lulus” atau “Belum Lulus” disesuaikan dengan
kriteria kelulusan. Untuk kemudian diserahkan kepada peserta pada penutupan akhir
kegiatan Halaqah II.
b. Berupa dokumen bukti pelaksanaan kegiatan Halaqah II pada bulan terakhir dari sejak
Halaqah dimulai. Dokumen tersebut berupa: jadwal, daftar hadir pembina dan peserta,
lembar rekapitulasi evaluasi pencapaian target Halaqah II dan disertai foto-foto
kegiatan. Dokumen laporan disampaikan kepada Ketua Pimpinan Daerah (PD) sebagai
Penanggung jawab (Penyelenggara Halaqah).
2. Ketua Pimpinan Daerah menyampaikan dokumen laporan kepada Bidang Pendidikan di
tingkat Pimpinan Wilayah (PW).

156
BAB V
HALAQAH III

Pasal 54
Definisi

Halaqah III atau yang disebut Halaqah III adalah kegiatan ta’lim wajib dan rutin yang harus diikuti
oleh anggota Pemuda Persatuan Islam yang telah mengikuti tafiq II dengan dipimpin seorang
Pembina yang telah ditentukan.

Pasal 55
Target

1. Tumbuhnya kesadaran berjam’iyyah dengan menjadikan jam’íyyah Pemuda Persis sebagai


satu-satunya wadah dalam berjuang.
2. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu memahami dan melaksanakan ajaran Islam
yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang siap proaktif dalam menyebarkan misi jamíyyah secara
khusus dan ajaran Islam secara umum.

Pasal 56
Indikator

1. Mampu meleburkan diri dalam hidup berjam’iyyah di Pemuda Persatuan Islam.


2. Mampu melaksanakan syariat Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah
3. Mampu mendakwahkan secara lisan atau tulisan misi, visi, serta strategi Pemuda Persis di
tengah-tengah umat.

Pasal 57
Penyelenggara Halaqah III

Penyelenggara Halaqah III terdiri dari pengawas, penanggung jawab, pelaksana, pembina dan
peserta.

1. Pengawas kegiatan Halaqah III adalah Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Pusat (PP)
Pemuda Persis.
2. Penanggung Jawab kegiatan Halaqah III adalah Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Persis.
3. Pelaksana kegiatan Halaqah III adalah Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Wilayah (PW),
yang terdiri dari:
a. Ketua Koordinator Halaqah, yaitu mengkoordinir seluruh kegiatan Halaqah.
b. Sekretaris Koordinator Halaqah, yaitu memberikan pelayanan administrasi dan
menyediakan sarana prasarana.
4. Pembina Halaqah III adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti proses
Halaqah III.
5. Peserta Halaqah III adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus mengikuti proses Tafiq II.

157
Pasal 58
Peran dan Fungsi

1. Pengawas (Bidang Pendidikan PP) berfungsi untuk melakukan monitoring penyelenggaraan


Halaqah III di tingkat Pimpinan Wilayad (PW), agar perencanaan dan pelaksanaannya sesuai
dengan Pedoman.
2. Penanggung Jawab (Ketua PW) berfungsi untuk melakukan monitoring dan mengevaluasi
penyelenggaraan Halaqah III agar perencanaan dan pelaksanaannya sesuai dengan
Pedoman.
3. Pelaksana Kegiatan Halaqah III (Bidang Pendidikan PW), yang terdiri dari:
a. Ketua Koordinator Halaqah berfungsi untuk mengkoordinir seluruh kegiatan Halaqah.
b. Sekretaris Koordinator Halaqah, berfungsi untuk memberikan pelayanan administrasi
dan menyediakan kelengkapan sarana prasarana.
c. Dinamisator berfungsi mendinamisasi, memonitoring dan melaporkan seluruh aktivitas
peserta kelompoknya.

4. Pembina kegiatan Halaqah III berfungsi sebagai narasumber yang melakukan proses
pembinaan agar sesuai dengan target kurikulum.
5. Peserta kegiatan Halaqah III adalah anggota Pemuda Persis yang mengikuti proses
pembinaan.

Pasal 59
Mekanisme Penyelenggaraan

1. Pelaksanaan kegiatan halaqah III dilakukan paling lambat sebulan setelah pelaksanaan Tafiq II.
2. Dalam rentang waktu satu bulan sebelum pelaksanaan Halaqah III, Bidang Pendidikan PW
Pemuda Persis melakukan beberapa proses tahapan:
a. Berkoordinasi dengan Bidang Kaderisasi PW dalam mendata para anggota yang baru selesai
dan lulus mengikuti proses Tafiq II.
b. Berkoordinasi dengan Bidang Pendidikan PD dalam memverifikasi dan memvalidasi data
anggota jama’ahnya yang baru selesai dan lulus mengikuti proses Tafiq II.
c. Mengamati dengan seksama serta mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sudah
tertera di dalam Pedoman. (Kurikulum, silabus, jadwal pembelajaran, absensi peserta, daftar
nilai peserta, dll)
d. Menghubungi calon pembina dan memastikan kesiapannya.
e. Memastikan keikutsertaan seluruh calon peserta Halaqah III pascatafiq II dengan
menyebarkan surat pemberitahuan pelaksanaan Halaqah III ke seluruh Bidang Pendidikan
PD di wilayah Pimpinan Wilayah (PW) setempat, dengan disertai lampiran jadwal kegiatan.
f. Mensyiarkan kegiatan Halaqah dengan membuat perangkat media publikasi.

3. Pelaksanaan kegiatan Halaqah III dilakukan dengan sistem pembelajaran tatap muka (PTM)
secara offline.
4. Jika poin 3 tidak bisa dilaksanakan disebabkan adanya kedaruratan baik pada penyelenggara,
pembina, ataupun pada peserta, maka kegiatan Halaqah III dapat dilakukan dengan pola hybrid
meeting yaitu dengan cara offline dan online.
5. Halaqah III ini merupakan pra-syarat untuk mengikuti Tafiq III.

158
Pasal 60
Kurikulum

Kurikulum Halaqah III disesuaikan dengan Qa'idah Asasi pasal 3 Pemuda Persatuan Islam dan tujuan
Pedoman.

Pasal 61
Durasi Pertemuan

1. Halaqah III dilaksanakan selama 6 bulan dengan jumlah tatap muka 12 pertemuan.
2. Halaqah III dilaksanakan 2 minggu 1 pertemuan atau 1 bulan 2 pertemuan.
3. Bobot pada setiap materi adalah 45 menit, ditambah 15 menit untuk sesi dialog, total menjadi
60 menit.

Pasal 62
Materi

Materi Halaqah III ini difokuskan pada fiqih ilmu.

Pasal 63
Syarat Kelulusan Peserta

Syarat kelulusan dalam Halaqah III adalah peserta dapat menghadiri pertemuan minimal 75% dari
total 12 pertemuan yang telah ditentukan.

Pasal 64
Referensi

Referensi materi yang digunakan dalam Halaqah III adalah sebagai berikut:
1. Rujukan pokok: bahan kajian yang diterbitkan oleh Bidang Pendidikan Pimpinan Pusat
Pemuda Persis.
2. Rujukan tambahan: Kitab-kitab turats (mashadir al-ashliyyah), buku-buku karya
ulama/intelektual baik dari internal Persatuan Islam maupun dari external, jurnal ilmiah,
makalah, dan bentuk karya ilmiah yang lainnya.

Pasal 65
Metode

Pembelajaran dalam kegiatan Halaqah ini menggunakan metode pembelajaran orang dewasa
(andragogi), yaitu proses pembelajaran partisipatif yang mengembangkan sepenuhnya partisipasi
peserta binaan dalam proses pembelajaran yang memungkinkan peserta mengembangkan
kreatifitas, kesadaran, dan aktualisasinya secara mandiri.

Pasal 66
Deskripsi Kegiatan

1. Setiap peserta wajib membawa Al-Quran dan alat tulis yang diperlukan pada setiap pertemuan.

159
2. Kegiatan dibuka dan ditutup oleh Ketua Koordinator Halaqah atau melibatkan langsung salah
seorang peserta secara bergantian pada setiap pertemuan dengan arahan dari ketua
koordinator Halaqah. Dengan tahapan:
a. Membuka diskusi dengan menyampaikan prolog secara umum tema yang akan
didikusikan.
b. Memandu jalannya diskusi, kemudian mengakhiri dengan kesimpulan.
3. Kegiatan inti: tasmi’, taujih, dan sharing.

Pasal 67
Administrasi

Pada kegiatan Halaqah III ada beberapa administrasi yang harus dipersiapkan, yaitu :
1. Lembar Jadwal Pertemuan (format terlampir).
2. Absensi Pembina (format terlampir).
3. Absensi Peserta (format terlampir).
4. Buku Rapor Peserta (format terlampir).
5. Backdrop kegitan Halaqah.

Pasal 68
Monitoring

Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan
Pusat (PP) sebagai Pengawas dan oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) sebagai Penanggung jawab
(penyelenggara Halaqah), untuk melihat dan mengetahui kesesuaian dan perkembangan
pelaksanaan kegiatan Halaqah III. Monitoring terdiri dari monitoring teknis dan teknis manajerial.
1. Monitoring Teknis
Monitoring Teknis dilakukan oleh Bidang Pendidikan PW (pelaksana Halaqah) untuk melihat
kesesuaian dan perkembangan pelaksanaan kegiatan Halaqah pada setiap bulannya dengan
menggunakan instrumen tim pemantauan (dinamisator), kehadiran peserta, pembina, serta
kelengkapan administrasi kegiatan. Untuk selanjutnya Bidang Pendidikan (pelaksana Halaqah)
membuat laporan akhir kegiatan Halaqah (soft file dan hard copy) di bulan terakhir, untuk
kemudian diserahkan kepada Ketua Pimpinan Wilayah (PW) sebagai Penanggung jawab
(penyelenggara Halaqah).

2. Monitoring Manajerial
Monitoring berkala dilakukan oleh:
a. Ketua Pimpinan Wilayah (PW) sebagai Penanggung jawab (penyelenggara Halaqah) untuk
melihat dan mengetahui kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Halaqah.
b. Bidang Pendidikan di tingkat Pimpinan Pusat (PP).

Pasal 69
Evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan Halaqah III ini adalah evaluasi proses pembelajaran,
keterlaksanaan dan ketercapaian target yang melibatkan pihak penanggung jawab dan pelaksana,
dengan tahapan sebagai berikut:

160
1. Evaluasi dilakukan secara berkala minimal oleh koordinator dengan melibatkan secara aktif
peserta, pembina dan atau struktur Pimpinan Wilayah (PW) terkait.
2. Aspek-aspek yang harus dievaluasi dalam pola pembinaan tersebut meliputi:
a. Pengetahuan dan pendalaman materi bagi instruktur.
b. Kemampuan dan pemahaman peserta dalam menerima materi, dan kehadiran dalam setiap
Halaqah.
c. Kedisiplinan dan kepatuhan serta ketaatan terhadap kesepakatan bersama.
3. Teknik evaluasi dapat diukur melalui hal-hal berikut:
a. Meninjau ketercapaian indikator yang telah ditentukan dalam kurikulum Halaqah.
b. Meninjau ketercapaian kehadiaran setiap peserta dari batas minimal kehadiran (75%) yang
telah ditentukan sebagai syarat kelulusan.

Pasal 70
Pelaporan

Pelaporan kegiatan Halaqah III dilakukan oleh:


1. Pelaksana, dalam dua bentuk pelaporan, yaitu:
a. Berupa buku rapor berisi laporan evaluasi ketercapaian peserta selama mengikuti kegiatan
Halaqah, dengan keterangan “Lulus” atau “Belum Lulus” disesuaikan dengan kriteria
kelulusan. Untuk kemudian diserahkan kepada peserta pada penutupan akhir kegiatan
Halaqah pasca training formal.
b. Berupa dokumen bukti pelaksanaan kegiatan Halaqah III pada bulan terakhir dari sejak
Halaqah dimulai. Dokumen tersebut berupa: jadwal, daftar hadir pembina dan peserta,
lembar rekapitulasi evaluasi pencapaian target Halaqah III dan disertai foto-foto kegiatan.
Dokumen laporan disampaikan kepada Ketua Pimpinan Wilayah (PW) sebagai Penanggung
jawab (Penyelenggara Halaqah).
2. Ketua Pimpinan Wilayah (PW) menyampaikan dokumen laporan kepada Bidang Pendidikan di
tingkat Pimpinan Pusat (PP).

BAB VI
MUBAHATSAH

Pasal 71
Definisi

Mubahatsah adalah kegiatan kajian dan penelitian yang dilakukan oleh sebuah tim tertentu di
tingkat Pimpinan Cabang dan atau Daerah dengan melibatkan anggota-anggota pada jenjang di
bawahnya sebagai peserta atau mustami’.

Pasal 72
Target

1. Lahirnya kultur kajian dan penelitian di Pimpinan Cabang dan Daerah.


2. Lahirnya kader-kader yang terlatih dalam kajian dan penelitian di Pimpinan Cabang dan Daerah.

161
Pasal 73
Indikator

1. Pimpinan Cabang dan Daerah hidup dengan kultur kajian dan penelitian.
2. Beberapa kader di Pimpinan Cabang dan Daerah terlatih dalam kajian dan penelitian.

Pasal 74
Sistem Mubahatsah

1. Mubahatsah dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali dengan mengkaji persoalan- persoalan
(aqidah, ibadah, muamalah, munakahah, jinayah, iqtishadiyyah, tsaqafah islamiyyah dan
sebagainya) yang sedang berkembang atau berdasar atas usulan dari anggota.
2. Hasil Mubahatsah agar disampaikan ke jenjang diatasnya kemudian ditembuskan ke
Pimpinan Pusat untuk ditindaklanjuti dalam event Mubahatsah Nasional.
3. Hasil Mubahatsah bukanlah suara atau sikap jamiyyah Pemuda Persatuan Islam khususnya dan
Persatuan Islam sebagai induk organisasi umumnya.
4. Kegiatan Mubahatsah dilaksanakan di masjid, mushala, rumah anggota, atau tempat lain
dengan memerhatikan kenyamanan dan kondusivitas berjalannya kegiatan.
5. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan dari sistem Halaqah, terutama dalam aspek
pendalaman-pendalaman materi atau silabi.
6. Pelaksanaan kegiatan Mubahatsah dilakukan dengan sistem tatap muka (PTM) secara offline.
7. Jika poin 6 tidak bisa dilaksanakan disebabkan adanya kedaruratan, maka kegiatan Mubahatsah
dapat dilakukan dengan pola hybrid meeting yaitu dengan cara offline dan online.

Pasal 75
Proses Mubahatsah

1. Pimpinan Cabang dan atau Pimpinan Daerah yang bersangkutan membentuk kepanitiaan untuk
mempersiapkan semua hal, baik konseptual maupun teknis operasionalnya.
2. Panitia Mubahatsah atas sepengetahuan PC dan atau PD berhak mengundang pihak-pihak lain
yang dianggap perlu dalam kegiatan tersebut.
3. Kegiatan Mubahatsah dapat mulai dilaksanakan apabila telah dilakukan hal-hal berikut:
a. Penyampaian tata tertib sidang (Mubahatsah)
b. Penentuan dan penetapan moderator, narasumber, dan notulis
c. Penyiapan peralatan atau perlengkapan yang dianggap perlu
d. Panitia menyusun laporan hasil Mubahatsah dengan melampirkan print out makalah
serta catatan-catatan yang dianggap penting.

Pasal 76
Evaluasi Mubahatsah

Evaluasi Mubahatsah dilakukan oleh jajaran pelaksana (Panitia dan unsur Pimpinan yang
bersangkutan).

162
BAB VII
MUHADLARAH

Pasal 77
Definisi

Muhadlarah adalah kegiatan ilmiah berupa Seminar, Workshop, Diskusi, Bedah Buku, Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat), dan semacamnya.

Pasal 78
Target

1. Adanya pengembangan keilmuan di Pimpinan Jam’iyyah Pemuda Persis.


2. Pimpinan Jam’iyyah terlibat aktif dalam pemecahan persoalan keumatan.

Pasal 79
Indikator

Pimpinan Jam’iyyah mampu menghadirkan solusi problem keumatan.

Pasal 80
Sistem Muhadlarah

1. Muhadlarah dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali oleh Pimpinan Daerah dan atau Pimpinan
Wilayah dengan mengangkat tema-tema yang sedang berkembang atau yang dibutuhkan oleh
anggota jam’iyyah.
2. Kegiatan Muhadlarah melibatkan peran aktif jenjang pimpinan di bawahnya dan anggota
sebagai peserta atau disesuaikan dengan bentuk dan jenis yang ditentukan.
3. Kegiatan Muhadlarah dilaksanakan di masjid, aula, atau tempat lainnya yang sesuai dengan
bentuk dan jenis kegiatan yang digelar.
4. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan dari sistem Halaqah, terutama dalam aspek
pendalaman-pendalaman materi atau silabi.
5. Pelaksanaan kegiatan Muhadlarah dilakukan dengan sistem tatap muka (PTM) secara offline.
6. Jika poin 5 tidak bisa dilaksanakan disebabkan adanya kedaruratan, maka kegiatan Muhadlarah
dapat dilakukan dengan pola hybrid meeting yaitu dengan cara offline dan online.

Pasal 81
Proses Muhadlarah

1. Pimpinan Daerah dan atau Pimpinan Wilayah yang bersangkutan membentuk kepanitiaan untuk
mempersiapkan semua hal, baik konseptual maupun teknis operasionalnya.
2. Panitia Muhadlarah atas sepengetahuan PD dan atau PW berhak mengundang pakar atau
profesional sesuai tema kegiatan, baik internal maupun eksternal jamiyyah.
3. Panitia menyusun laporan hasil Muhadlarah dengan melampirkan print out makalah atau
catatan-catatan yang dianggap penting.

163
Pasal 82
Evaluasi Muhadlarah

1. Evaluasi muhadlarah dilakukan oleh jajaran pelaksana (Panitia dan unsur Pimpinan yang
bersangkutan) pada setiap jam ngantor pada masing-masing jenjang.
2. Memperhatikan usulan, masukan, dan koreksi dari anggota dan pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan tersebut.
3. Hasil evaluasi menjadi dasar bagi kegiatan serupa pada masa berikutnya agar dapat
dilaksanakan dengan lebih baik, baik dalam aspek konsep maupun teknis operasionalnya.

BAB VIII
MUKHAYYAM

Pasal 81
Definisi

Mukhayyam adalah pembinaan terhadap aspek jasadi dan ruhi kader Pemuda Persatuan Islam di
alam terbuka.

Pasal 82
Target

1. Terbentuknya anggota yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat.


2. Terbentuknya anggota yang memiliki ketauhidan, kedisiplinan, dan kepekaan sosial yang tinggi.

Pasal 83
Indikator

1. Anggota memiliki daya tahun tubuh yang kuat.


2. Anggota memiliki ketauhidan, kedisiplinan, dan kepekaan sosial yang tinggi.

Pasal 84
Sistem Mukhayyam

1. Orientasi kegiatan tersebut secara jasadi adalah untuk menguji dan meningkatkan kebugaran
tubuh. Adapun secara ruhi adalah pendidikan dan penguatan Ketauhidan, kedisiplinan, serta
kepekaan sosial (simpati dan empati).
2. Tempat kegiatan adalah di alam terbuka seperti bumi perkemahan atau tempat serupa
lainnya dengan memerhatikan tingkat keamanan bagi seluruh peserta dan kondusivitas
terlaksananya kegiatan-kegiatan yang akan digelar.
3. Kegiatan tersebut dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali dengan melibatkan seluruh
anggota Pemuda Persatuan Islam yang bersangkutan selama minimal 2 (dua) hari 1 (satu)
malam.

164
4. Kegiatan tersebut diantaranya merupakan internalisasi dan implementasi dari materi-materi
Halaqah yang diberikan, seperti makna berjamaah, solidaritas, urgensi berjihad (bersungguh-
sungguh) dalam menjalani segala hal, dan sebagainya.

Pasal 85
Proses Mukhayyam

1. Pimpinan Jamiyyah disetiap level membentuk kepanitiaan untuk merencanakan dan


mempersiapkan segala hal terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Panitia merumuskan konsep kegiatan mulai dari tempat yang disurvey terlebih dahulu,
rangkaian acara, dan hal lainnya yang sebelumnya disepakati dalam musyawarah dengan
struktur pimpinan sebelum dilaksanakan.
3. Panitia menginformasikan dan memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap ketentuan-
ketentuan kegiatan, baik yang terkait dengan aktivitas peserta dan pihak- pihak lainnya.

Pasal 86
Evaluasi Mukhayyam

1. Evaluasi Mukhayyam dilakukan oleh jajaran pelaksana (Panitia dan unsur Pimpinan yang
bersangkutan).
2. Memperhatikan usulan, masukan, dan koreksi dari anggota dan pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan tersebut.
3. Hasil evaluasi menjadi dasar bagi kegiatan serupa pada masa berikutnya agar dapat
dilaksanakan dengan lebih baik, baik dalam aspek konsep maupun teknis operasionalnya.

BAB IX
PENUTUP

Pasal 87

Jika terdapat kekeliruan atau kesalahan dan ada hal-hal yang belum diatur, maka akan diatur
kemudian sesuai dengan kebijakan penanggung jawab pelaksana.

165
LAMPIRAN

STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM


HALAQAH PEMUDA PERSIS

Halaqah
No. Materi
I II III
1 Al-Qur’an 10 10
2 Aqidah 10 10
3 Syari’ah 10 10
4 Akhlaq 10 10
5 Tsaqafah 4 4
6 Fiqih Ilmu 20
Jumlah Pertemuan 44 44 20

Keterangan:

1) Silabus Kurikulum ini disesuaikan dengan tujuan Pemuda Persatuan Islam pada Qa'idah Asasi
Pasal 3 yaitu: "Mencetak kader pemimpin umat yang memahami, mengamalkan dan
menda'wahkan 'Aqidah, Syari'ah dan Akhlaq Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam
segala ruang dan waktu."
2) Kurikulum Halaqah 1 dan 2 disusun dalam satu paket sistem yang mencakup dasar-dasar
Aqidah, Syari’ah, Akhlaq dan Tsaqafah yang harus dimiliki seorang kader. Sementara Halaqah 3
difokuskan pada fiqh ilmu.
3) Materi Al-Qur`an (Tahsin dan Tahfizh) terdiri dari penyampaian materi dasar dan Muraja’ah
(praktik rutin). Penyampaian materi dasar Tahsin dilakukan 5 pertemuan (pada Halaqah 1),
sementara muraja’ah dilakukan dalam setiap pertemuan berikutnya (sebelum atau sesudah
kegiatan Halaqah).

166
KURIKULUM HALAQAH PEMUDA PERSIS

HALAQAH I (PASCA MA'RUF)


Jumlah Pertemuan: 40/20 Pertemuan (10 bulan)
Penanggung Jawab: PC. Pemuda Persis

No. Orientasi Materi Tujuan Maraji’


1 Al-Qur’an 1) Tahsin 1) Peserta mampu  Pelajaran Ilmu
a) Pengertian Tahsin menguasai dasar-dasar Tajwid, E. Hidayat
b) Urgensi Tahsin tahsin dan terhindar  Tahsin al-Qur`an,
c) Target Tahsin dari kesalahan dalam Irfan Susilo
d) Kiat-kiat Sukses Tahsin tilawah Al-Qur’an  Tahsin al-Qur`an,
e) Perbaikan kesalahan 2) Peserta membiasakan Wahdini
Umum diri tahfizh al- Qur’an  Modul PP
f) Konsistensi Tanda PemudaPersis
Panjang (Mad)
g) Keseimbangan Tanda
Ghunnah
h) Penguasaan Makhraj
dan Sifat Huruf
i) Penguasaan Ayat-ayat
Gharibah (Asing)
2) Tahfizh Surat-surat
Mufashshal
2. Aqidah 1) Pengertian 'Aqidah Peserta memahami Aqidah  at-Tauhid, 'Abdul
2) Urgensi 'Aqidah Islam berdasarkan Al- 'Aziz 'Abdullatif
3) Sebab-Sebab Qur’an dan Sunnah  'Aqidatut Tauhid,
Penyimpangan 'Aqidah Shalih al-Fauzan
4) Cara Menanggulangi  Nubdzah fil 'Aqidatil
Penyimpangan 'Aqidah Islamiyyah, al-
5) Tujuan-tujuan 'Aqidah 'Utsaimin
Islamiyyah  Zhahiratu Dla'fil
6) Asas-Asas 'Aqidah Iman, Muhammad
Islamiyyah Shalih
7) Perincian Rukun Iman  al-Munajjid Al-Iman &
8) Sebab-Sebab Lemah Iman Hadzihi 'Aqidatiy,
9) Tauhid Dan Macam- 'Abdul 'Aziz ar- Rajihiy
Macamnya  Majmu'atut Tauhid,
10) Beberapa pengertian Ibnu Taimiyyah
berkaitan dengan Tauhid  Kitabut Tauhid,
(Syirik, Kufur, Nifaq, Muhammad bin
Jahiliyyah, Fasiq, Dlalal 'Abdul Wahhab
dan Riddah)  Syarah-syarah Kitabut
11) Kitab Tauhid (Bab-1 Tauhid
sampai 20)  Tahdzibul 'Aqidah,
Abu Nabhan
3. Syari’ah 1) Qawa'id Tentang 'Ibadah Peserta memahami Syari'ah  al-Hidayah, KH Aceng
Islam berdasarkan al- Zakariya
Qur'an dan Sunnah  Kutubus Sunnah

167
2) Perintah Berpegang Teguh  Bulughul Maram,
Kepada al- Qur'an Dan As- Ibnu Hajar
Sunnah  Syarah-syarah
Bulughul Maram
 Thaharah  Taisirul 'Allam, Alu
a) Menghilangkan Najis Bassam
b) Wudlu  Nailul Authar, asy-
c) Ta'rif, Kaifiyyah, Syaukaniy
Kammiyyah dan  Risalah Shalat,
Adabnya Dewan Hisbah
d) Pembatal Wudlu  as-Shalat, KHM Romli
e) Mandi (Ta'rif dan  Fiqih Islam, Ust. Syarif
Kaifiyyahnya) Sukandi
f) Hal-Hal Yang
Mewajibkan mandi
g) Tayammum (Ta'rif
Dan Kaifiyyahnya)
 Shalat
a) Adzan dan Iqamah
b) Sifat Shalat (Kaifiyyah
Dan Bacaannya)
c) Sujud Sahwi
d) Sutrah
e) Qashar dan Jama'
f) Shalat Berjama'ah
g) Shalat Tatawwu'
h) Shalat Jum’at

4. Akhlaq 1) Tarif Akhlaq Peserta memahami Akhlaq  Akhlaqul Mu'min,


2) Tujuan Dirasah Akhlaq Islam berdasarkan Al- Amr Khalid
3) Keutamaan Husnul Khuluq Qur’an dan Sunnah  Ihya 'Ulumid Dien, al-
4) Cara Mengetahui 'Aib Ghazaliy
Sendiri  Mau'izhatul
5) Mengobati Akhlaq Tercela Mu'minin, al-
Secara Ijmal Hasyimiy
6) Akhlaq Tercela  Adabud Dunya wad
a) Sombong (al-Kibru) Dien, al-Mawardiy
b) Dengki (Hasad)  Minhajul Muslim, al-
c) 'Ujub Jazairiy
d) Zhalim  Syakhsiyatul
e) Marah (Ghadlab) Muslim,al-Hasyimiy
f) Kikir (al-Bukhlu)  Riyadlus Shalihin, an-
g) 'Uququl Walidain Nawawiy
h) Bahaya lidah  Tahdzibul Akhlaq,
i) Menjaga lidah Abu Nabhan
5. Tsaqafah 1) Fiqh Jam'iyah Peserta memahami  Kepersisan, Sidiq
2) Jihad jam’iyah, jihad dan dakwah Amien dkk
3) Dakwah dan syuhrulkhan berikut
4) Sejarah Syuhrul khan 1 problematikanya.

168
 at-Tarbiyah al-
Jihadiyah, Abdul Aziz
Al-Jalil
 Kado untuk Mubaligh
Teko, Abu Nabhan

*) Maraji' bisa dikembangkan pada rujukan-rujukan lain yang relevan

169
HALAQAH II (PASCA TAFIQ 1)
Jumlah pertemuan: 40/20 pertemuan (10 bulan)
Penanggung Jawab: PD. Pemuda Persis

No. Orientasi Materi Tujuan Maraji’


1. Al-Qur`an Tahfizh & praktek tahsin Peserta hapal surat-surat al- al-Qur`an al-Karim
Qur’an minimal surat-surat
mufasshal.
2. Aqidah Kitab Tauhid Bab-21 sampai Peserta memahami Aqidah  Majmu'atut Tauhid,
Bab-50 Islam berdasarkan Al- Ibnu Taimiyyah
Qur’an dan Sunnah  Kitabut Tauhid,
Muhammad bin
'Abdul Wahhab
 Syarah-syarah Kitabut
Tauhid
3. Syari’ah 1) Janaiz Peserta memahami Syari'ah  al-Hidayah, KH Aceng
a) Melawat Yang Sakit Islam berdasarkan Al- Zakariya
b) Adab Menyaksikan Qur’an dan Sunnah  Fiqhus Sunnah, Sayyid
Yang Menghembuskan Sabiq
Nafas Terakhir  Zaadul Ma'ad, Ibnul
c) Sabar Terhadap Qayyim
Musibah  Kutubus Sunnah
d) Menutup Mata Mayit  Bulughul Maram,
e) Menutup Seluruh Ibnu Hajar
Badan Mayit  Subulus Salam, ash-
f) Membaringkan Mayit Shan'aniy
g) Memandikan Mayit  Taudlihul Ahkam, al-
h) Mengkapani Mayit Bassam
i) Menyalatkan Mayit  Taisirul 'Allam, Alu
j) Mengantar dan Bassam
Mengubur mayit  Nailul Authar, asy-
2) Zakat Syaukaniy
a) Zakat Palawija  Risalah Shaum,
b) Zakat Tijarah Dewan Hisbah
c) Zakat Barang Simpanan  Risalah Haji, Dewan
d) Zakat Perhiasan Hisbah
e) Zakat Binatang Ternak  Janazah, KHE
f) Zakat Barang Tambang Abdullah
g) Zakat Fitrah  Mulasara Janazah,
h) Para Mustahiq Zakat Hamdan
3) Shaum  Risalah Zakat, KH.
a) Ta'rif, Fadlilah dan Wawan Shofwan
Adab Shaum  Risalah Janaiz, KH.
b) Yang Membatalkan Wawan Shofwan
Shaum  Fiqih Islam, Ust. Syarif
c) Shaum-Shaum Sunat Sukandi
d) Shaum-Shaum Yang  Tahdzibul Ibadah,
Dilarang Abu Nabhan
4) Hajji

170
a) Miqat Zamani dan
Makani
b) Adab-Adab Hajji
c) Kaifiyyah Hajji
4. Akhlaq Akhlaq Terpuji Peserta memahami Akhlaq  Akhlaqul Mu'min,
a) Malu (Haya) Islam berdasarkan Al- Amr Khalid
b) Amanah Qur’an dan Sunnah  Ihya 'Ulumid Dien, al-
c) Kasih Sayang (Rahmat) Ghazaliy
d) Jujur (as-Shidqu)  Mau'izhatul
e) Tepat Janji (al-Wafa) Mu'minin, al-
f) Shabar Hasyimiy
g) Qana'ah  Adabud Dun-ya wad
h) Syukur Dien, al-Mawardiy
i) Ikhlash  Minhajul Muslim, al-
j) Menjaga Kehormatan Jazairiy
('Iffah)  Syakhsiyatul Muslim,
al-Hasyimiy
 Riyadlus Shalihin, an-
Nawawiy
 Tahdzibul Akhlaq,
'Abdul Hamid Hakim
 Az-Zawajir, Ibnu
Hajar al-Haitamiy
 Akhlaqun Nabi SAW
wa Adabuhu, Abu
Syaikh
 Tahdzibul Akhlaq,
Abu Nabhan
5. Tsaqafah 1) Mengenal Gerakan Liberal Peserta memahami  Menangkal Virus JIL &
2) Fiqh Sirah Rasulullah SAW Gerakan Liberal, Fiqh Sirah FLA, Hartono Ahmad
3) Masail Jahiliyah Rasulullah SAW dan Masail Jaiz
4) Sejarah Syuhrul khan 2 Jahiliyah juga sejarah  Menangkal Virus
Syuhrul khan. Islam Liberal,
Nashrudin Syarif
 50 Tokoh JIL, Budi
Handrianto
 Fiqhus-Sirah, al-
Buthiy
 ar-Rahiqul-Makhtum,
al-Mubarakfuri,
 Syakhsiyat ar-Rasul,
Qal'ah Ji
 Masailul Jahiliyyah,
Muhammad bin
'Abdul Wahhab
 Syarhu Masailil
Jahiliyyah, al-Alusiy
dan Shalih al- Fauzan
*) Maraji' bisa dikembangkan pada rujukan-rujukan lain yang relevan

171
HALAQAH III (PASCA TAFIQ 2)
Jumlah pertemuan: 12 jam/pertemuan (3 bulan)
Penanggung Jawab: PW. Pemuda Persis

No. Orientasi Materi


Fiqih Ilmu 1) Konsep ilmu dalam Islam
a) Ilmu dan sophisme
b) Ilmu dalam ajaran Islam
c) Ilmu dalam peradaban Islam
d) Pengertian ilmu
e) Sumber ilmu
f) Klasifikasi dan hierarki ilmu
2) Problematika ilmu tafsir kontemporer
a) Pengertian tafsir, ta`wil dan hermeneutika
b) Kaidah-kaidah penafsiran
3) Problematika ilmu hadits kontemporer
a) Pengertian hadits dan sunnah
b) Kehujjahan sunnah
c) Hadits Ahad dalam aqidah dan syari'ah Islam
d) Kaidah-kaidah memahami hadits
e) Hermeneutika hadits
4) Problematika ilmu fiqh kontemporer
a) Pengertian fiqh dan ushul fiqh
b) Kaidah-kaidah ijtihad
c) Fiqh dan modernitas
5) Problematika ilmu aqidah/kalam kontemporer
a) Pengertian aqidah dan kalam
b) Sekte-sekte aqidah dalam Islam
c) Kaidah-kaidah dalam memahami aqidah
d) Penyimpangan aqidah kontemporer
6) Problematika ilmu akhlaq/tasawuf kontemporer
a) Pengertian akhlaq dan tasawuf
b) Mendudukkan tasawuf
c) Kaidah-kaidah dalam memahami akhlaq
d) Tasawuf dan modernitas
7) Islam dan Sekularisme
a) Pengertian sekularisme
b) Sekularisme dalam sejarah
c) Sekularisme sebagai ideology negara
d) Islam dan sekularisme
8) Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
a) Problem ilmu
b) Netralitas ilmu
c) Dewesternisasi ilmu
d) Islamisasi ilmu
9) Keadilan Sosial dalam Islam
a) Keadilan perspektif Al-Qur’an
b) Keadilan hukum
c) Keadilan ekonomi

172
d) Kritik terhadap konsep keadilan (kapitalis, komunis, Barat)
10) Membangun Tatanan Ekonomi Islam
a) Dasar-dasar sistem ekonomi Islam
b) Riba dan implikasinya dalam ekonomi
c) Zakat dan implikasinya dalam ekonomi
d) Dinamika lembaga keuangan syariah
11) Membangun Tatanan Politik Islam
a) Dasar-dasar masyarakat Islam (syura, al- adalah, al-musawah,
dll)
b) Hubungan penguasa dan rakyat dalam perspektif Islam
c) Konstitusi Negara-negara Islam
d) Strategi perjuangan politik Islam dalam sistem demokrasi.
12) Budaya sebagai Media Dakwah Islam
a) Konsep budaya dalam worldview Islam
b) Ragam media dakwah Islam
c) Menjadikan budaya sebagai media dakwah Islam

173
JADWAL HALAQAH I (PASCA MA’RUF)

BULAN MATERI PEMBAHASAN WAKTU KETERANGAN


 Al-Qur’an  Tahsin-1 (Pengertian, urgensi, target 60 menit
dan kiat-kiat sukses Tahsin) Pertemuan bisa satu
 ‘Aqidah  'Aqidah, urgensinya, sebab-sebab 60 menit atau dua minggu sekali
penyimpangannya & cara

1  Syari’ah
menanggulanginya.
 Qawa'id tentang 'Ibadah
 Perintah berpegang kepada Al-Qur’an
60 menit

dan As-Sunnah
 Akhlaq  Akhlaq, tujuan dirasahnya & 60 menit
keutamaan husnul khuluq
 Al-Qur’an  Tahsin-2 (Kesalahan umum terkait 60 menit
konsistensi mad)
 ‘Aqidah  Tujuan-tujuan 'Aqidah Islamiyyah & 60 menit
asas-asasnya.

2  Syari’ah Thaharah
 Menghilangkan najis
 Wudlu, kaifiyyah, kammiyyah, adab &
60 menit

pembatalnya
60 menit
 Akhlaq  Cara mengetahui 'aib sendiri
 Mengobati akhlaq tercela secara ijmal
 Al-Qur’an  Tahsin-3 (Kesalahan umum terkait 60 menit
keseimbangan tanda Ghunnah) Materi Tsaqafah
 ‘Aqidah  Perincian arkanul Iman 60 menit diselenggarakan tiga
 Syari’ah  Mandi, kaifiyyah & Hal-hal yang 60 menit bulan sekali atau dua

3 mewajibkannya.
 Tayammum (Hukum & kaifiyyahnya)
Akhlaq Tercela 60 menit
bulan sekali

 Akhlaq  Sombong (al-Kibru) 60 menit


 Fiqh Jam’iyyah
 Tsaqafah
 Al-Qur’an  Tahsin-4 (Penguasaan Makhraj dan 60 menit
sifat huruf)
 ‘Aqidah  Sebab-sebab lemah Iman 60 menit

4  Syari’ah
 Tauhid & macam-macamnya
 Adzan, iqamah, sifat shalat-1 (Qiyam,
iftitah, ta’awwudz, dan qira’ah)
60 menit

 Dengki (Hasad) 60 menit


 Akhlaq
 Al-Qur’an  Tahsin-5 (Penguasaan ayat-ayat 60 menit
gharibah/asing)
5 

‘Aqidah
Syari’ah
 Syirik, Kufur, Nifaq.
 Sifat shalat-2 (Ruku’ & I’tidal)
60 menit
60 menit
 Akhlaq  'Ujub (al’Ujbu) 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Jahiliyyah, Fasiq, Dlalal & Riddah 60 menit

6 


Syari’ah

Akhlaq
 Sifat shalat-3 (Sujud, duduk antara
dua sujud)
 Zhalim & Istighfar
60 menit

60 menit
 Tsaqafah  Jihad dan problematikanya 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid Bab 1-5

7 1. Keistimewaan Tauhid
 Syarat-syarat Laa Ilaaha Illallah
2. Fadilah Memurnikan Tauhid
60 menit

3. Takut Berbuat Syirik

174
4. Da’wah Kepada Syahadat Laa Ilaaha
Illallah
5. Tafsiran Tauhid Dan Syahadat Laa
Ilaaha Illallah
 Sifat shalat-4 (tasyahud, dzikir & du’a 60 menit
 Syari’ah ba’da salam)
 Kikir (al-Bukhlu) 60 menit
 Akhlaq
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid Bab 6-10 60 menit
6. Memakai Gelang, Benang Dan
Sejenisnya
7. Ruqyah Dan Tamimah
8. Mengharapkan Berkah Kepada
Pohon dll
9. Sembelihan Bukan Karena Allah

8 10. Menyembelih di tempat


menyembelih karena selain Allah
SWT
 Sujud sahwi, sutrah & jama-qashar
 Bahaya lidah (Afat al-Lisan) 60 menit
 Sejarah Syuhrul Khan 1 60 menit
 Syari’ah
60 menit
 Akhlaq
 Tsaqafah
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid Bab 11-15 60 menit
11. Bernadzar Bukan Karena Allah
12. Isti'adzah Kepada Selain Allah
13. Istigatsah atau Do'a Kepada Selain
Allah
9 14. Firman Allah (Qs. al-A'raf [7]: 191-
192)
15. Firman Allah (Qs. Saba [34]: 23)
 Shalat berjama’ah
 Syari’ah  Uquq al-Walidain 60 menit
 Akhlaq  Dakwah dan problematikanya 60 menit
 Tsaqafah 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid Bab 16-20 60 menit
16. Syafa’at
17. Firman Allah (Qs. al-Qashash [28]:
56)

10 18. Sebab Manusia Menjadi Kafir


19. Sikap Keras (Rasulullah Saw.)
20. Berlebih-Lebihan Terhadap
Kuburan Orang-orang Shaleh
 Shalat tathawwu’& Shalat jum’at
 Syari’ah  Menjaga lidah (Hifzh al-Lisan) 60 menit
 Akhlaq 60 menit

175
JADWAL HALAQAH II (PASCA TAFIQ 1)

BULAN MATERI PEMBAHASAN WAKTU KETERANGAN


 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 21-22 60 menit
21. Tindakan Rasulullah saw. Pertemuan bisa satu
Melindungi Tauhid atau dua minggu sekali
22. Dikalangan Umat Ini Ada Yang
Menyembah Berhala
1  Syari’ah Janaiz
 Melawat yang sakit, adab
60 menit

menyaksikan yang menghembuskan


nafas terakhir & Sabar terhadap
musibah
 Akhlaq Akhlaq Terpuji 60 menit
 Malu (al-Haya)
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 23-26 60 menit
23. Sihir
24. Macam-macam Sihir
25. Dukun Dan Sejenisnya
2  Syari’ah
26. Nusyrah
 Menutup mata mayit, menutup 60 menit
seluruh badannya, membaringkannya,
memandikan dan mengkapaninya
 Amanah 60 menit
 Akhlaq
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 27-29 60 menit
27. Tathayyur
28. Ilmu Nujum
3 29. Menisbatkan Turunnya Hujan
Kepada Bintang
 Syari’ah  Menyalatkan mayit 60 menit
 Akhlaq  Rahmah (ar-Rahmah) 60 menit
 Tsaqafah  Mengenal gerakan Liberalisme 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 30-33 60 menit
30. Firman Allah Ta'ala:
(Qs. al-Baqarah [2]: 165)
4 31. (Qs. Ali Imran [3]: 175)
32. (Qs. al-Maidah [5]: 23)
33. (Qs. al-A'raf [7]: 99)
 Syari’ah  Mengantar dan mengubur mayit 60 menit
 Akhlaq  Jujur (ash-Shidq) 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 34-36 60 menit
34. Sabar Atas Segala takdir
35. Tentang Riya
5 36. Motivasi
Amalnya
Seseorang Dalam

 Syari’ah  Zakat (Yang wajib dizakati dan 60 menit


prosentasenya)
 Akhlaq  Menepati janji (al-Wafa) 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit

6  ‘Aqidah  Tauhid 37-38


37. Firman Allah Ta'ala: (Qs. al-
Baqarah [2]: 165)
60 menit

176
38. (Qs. Ali Imran [3]: 175)
 Syari’ah  Zakat Fitrah 60 menit
 Akhlaq  Sabar (ash-Shabru) 60 menit
 Tsaqafah  Fiqh Sirah Rasulullah SAW
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 39-41 60 menit
39. Mengingkari Asma dan Sifat

7 40. Firman Allah Ta'ala: (Qs. an-Nahl


[16]: 83)
41. (Qs. al-Baqarah [2]: 22)
 Syari’ah  Mustahiq Zakat 60 menit
 Akhlaq  Qana’ah (al-Qana’at) 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 42-44 60 menit
42. Tidak Rela Dengan Sumpah Demi
Allah
43. Ucapan "Atas Kehendak Allah Dan

8  Syari’ah 
Kehendakmu"
44. Mencaci Masa
Shaum (Fadilah, adab, yang wajib 60 menit
darinya)
 Akhlaq  Syukur (asy-Syukru) 60 menit
 Sejarah Syuhrul khan 2 60 menit
 Tsaqafah
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 45-47 60 menit
45. Menyebut "Qadli al-Qudlat"
46. Memuliakan Nama-Nama Allah

9 Ta'ala
47. Bersenda gurau Terhadap Allah,
Rasul dan Al-Qur’an
 Syari’ah  Shaum-shaum sunat 60 menit
 Akhlaq  Ikhlas (al-Ikhlash) 60 menit
 Tsaqafah  Mengenal masail (perilaku) Jahiliyah 60 menit
 Al-Qur’an  Tahfizh 60 menit
 ‘Aqidah  Tauhid 48-50 60 menit
48. Firman Allah Ta'ala: (Qs. Fusshilat

10 [41]: 50)
49. (Qs. al-A'raf [7]: 190)
50. (Qs. al-A'raf [7]: 180)
 Syari’ah  Hajji & ‘Umrah 60 menit
 Akhlaq  Menjaga kehormatan (al-‘Iffah) 60 menit

177
ABSENSI PESERTA
HALAQAH I PASCA MA’RUF
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
PC : .....................................

HARI/TANGGAL : ............................... MATERI : .....................................


NAMA PEMBINA : ............................... TEMPAT : ......................................

No Nama Lengkap NPA PJ PARAF

178
ABSENSI PESERTA
HALAQAH II PASCA TAFIQ 1
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
PD : .....................................

HARI/TANGGAL : ............................... MATERI : .....................................


NAMA PEMBINA : ............................... TEMPAT : ......................................

No Nama Lengkap NPA PC PARAF

179
ABSENSI PESERTA
HALAQAH III PASCA TAFIQ 2
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
PW : .....................................

HARI/TANGGAL : ............................... MATERI : .....................................


NAMA PEMBINA : ............................... TEMPAT : ......................................

No Nama Lengkap NPA PD PARAF

180
ABSENSI PESERTA
HALAQAH III PASCA TAFIQ 2
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
PW: .....................................

HARI/TANGGAL : ............................... MATERI : .....................................


NAMA PEMBINA : ............................... TEMPAT : ......................................

No Nama Lengkap NPA PD PARAF

181
ABSENSI PEMBINA
HALAQAH I/II/III PASCA MA’RUF/TAFIQ 1/ TAFIQ 2
PEMUDA PERSATUAN ISLAM

HARI/TANGGAL : ............................... TEMPAT : ......................................

No Nama Lengkap NPA PARAF

182
LAPORAN
HASIL PEMBINAAN KADER
TINGKAT HALAQAH I / II / III

Tentang

Kedisiplinan Kehadiran

Nama Kader :

Nomor Pokok Anggota :

PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM


BIDANG PENDIDIKAN
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2-4 Telp (022) 4220704 Fax. (022) 4220702 Bandung 40117-Indonesia

183
Nama Kader : PW :
NPA : PD :
Halaqah : Satu PC :

LAPORAN
CAPAIAN TARGET KEHADIRAN

Topik Kajian No Mata Kajian Per Pertemuan Ket


1 Tahsin-1 (Pengertian, urgensi, target dan kiat-kiat sukses Tahsin)
2 Tahsin-2 (Kesalahan umum terkait konsistensi mad)
3 Tahsin-3 (Kesalahan umum terkait keseimbangan tanda Ghunnah)
4 Tahsin-4 (Penguasaan Makhraj dan sifat huruf)
5 Tahsin-5 (Penguasaan ayat-ayat gharibah/asing)
Al-Qur’an
6 Tahfidz-1 (QS. An-Naba – QS. Abasa)
7 Tahfidz-2 (QS. At-Takwir – QS. Al-Insyiqaq)
8 Tahfidz-3 (QS. Al-Buruj – QS. Al-Fajr)
9 Tahfidz-4 (QS. Al-Balad – QS. Al-Alaq)
10 Tahfidz-5 (QS. Al-Qadr – QS. An-Nas)
11 Aqidah-1 urgensinya, sebab-sebab penyimpangannya & cara menanggulanginya
12 Aqidah-2 Tujuan-tujuan 'Aqidah Islamiyyah & asas-asasnya
13 Aqidah-3 Perincian arkanul Iman
14 Aqidah-4 Sebab-sebab lemah Iman, Tauhid & macam-macamnya
15 Aqidah-5 Syirik, Kufur, Nifaq
Aqidah
16 Aqidah-6 Jahiliyyah, Fasiq, Dlalal & Riddah
17 Aqidah-7 (Tauhid Bab 1-5)
18 Aqidah-8 (Tauhid Bab 6-10)
19 Aqidah-9 (Tauhid Bab 11-15)
20 Aqidah-10 (Tauhid Bab 16-20)
21 Qawa'id tentang 'Ibadah, Perintah berpegang kepada al-Qur'an dan as-Sunnah
22 Menghilangkan najis, Wudlu (kaifiyyah, kammiyyah, adab & pembatalnya)
Mandi (kaifiyyah & Hal-hal yang mewajibkannya), Tayammum (Hukum &
23
kaifiyyahnya)
24 Adzan, iqamah, sifat shalat-1 (Qiyam, iftitah, ta’awwudz, dan qira’ah)
25 Sifat shalat-2 (Ruku’ & I’tidal)
Syari’ah
26 Sifat shalat-3 (Sujud, duduk antara dua sujud)
27 Sifat shalat-4 (tasyahud, dzikir & du’a ba’da salam)
28 Sujud sahwi, sutrah & jama-qashar
29 Shalat berjama’ah
30 Shalat tathawwu’& Shalat jum’at

184
31 Akhlaq, tujuan dirasahnya & keutamaan husnul khuluq
32 Cara mengetahui 'aib sendiri, Mengobati akhlaq tercela secara ijmal
33 Akhlak tercela-1 Sombong (al-Kibru)
34 Akhlak tercela-2 Dengki (Hasad)
35 Akhlak tercela-3 'Ujub (al’Ujbu)
Akhlaq
36 Akhlak tercela-4 Zhalim & Istighfar
37 Akhlak tercela-5 Kikir (al-Bukhlu)
38 Akhlak tercela-6 Bahaya lidah (Afat al-Lisan)
39 Akhlak tercela-7 Uquq al-Walidain
40 Akhlak tercela-8 Menjaga lidah (Hifzh al-Lisan)
41 Fiqh Jam’iyyah
42 Jihad dan problematikanya
Tsaqafah
43 Sejarah Shurulkhan 1
44 Dakwah dan problematikanya
Jumlah Kehadiran

KETIDAKHADIRAN

No Alasan Keterangan
1 Sakit -
2 Izin -
3 Tanpa Keterangan -

Bandung, 30 Jumadil Akhir 1443 H


01 Februari 2022 M

Penanggung jawab Pelaksana

Ketua Pimpinan Cabang Bid. Pendidikan PC

185
Nama Kader : PW :
NPA : PD :
Halaqah : Dua PC :

LAPORAN
CAPAIAN TARGET KEHADIRAN

Topik Kajian No Mata Kajian Per Pertemuan Ket


1 Tahfidz-6 (QS. Al-Baqarah ayat 1-16)
2 Tahfidz-7 (QS. Al-Baqarah ayat 17-29)
3 Tahfidz-8 (QS. Al-Baqarah ayat 30-48)
4 Tahfidz-9 (QS. Al-Baqarah ayat 49-61)
5 Tahfidz-10 (QS. Al-Baqarah ayat 62-76)
Al-Qur’an
6 Tahfidz-11 (QS. Al-Baqarah ayat 77-88)
7 Tahfidz-12 (QS. Al-Baqarah ayat 89-101)
8 Tahfidz-13 (QS. Al-Baqarah ayat 102-112)
9 Tahfidz-14 (QS. Al-Baqarah ayat 113-126)
10 Tahfidz-15 (QS. Al-Baqarah ayat 127-141)
11 Aqidah-11 (Tauhid Bab 21-22)
12 Aqidah-12 (Tauhid Bab 23-26)
13 Aqidah-13 (Tauhid Bab 27-29)
14 Aqidah-14 (Tauhid Bab 30-33)
15 Aqidah-15 (Tauhid Bab 34-36)
Aqidah
16 Aqidah-16 (Tauhid Bab 37-38)
17 Aqidah-17 (Tauhid Bab 39-41)
18 Aqidah-18 (Tauhid Bab 42-44)
19 Aqidah-19 (Tauhid Bab 45-47)
20 Aqidah-20 (Tauhid Bab 48-50)
Janaiz-1 (Melawat yang sakit, adab menyaksikan yang menghembuskan nafas
21
terakhir & Sabar terhadap musibah)
Janaiz-2 (Menutup mata mayit, menutup seluruh badannya, membaringkannya,
22
memandikan dan mengkapaninya)
23 Janaiz-3 (Menyalatkan mayit)
24 Janaiz-4 (Mengantar dan mengubur mayit)
Syari’ah 25 Zakat-1 (Yang wajib dizakati dan prosentasenya)
26 Zakat-2 (Zakat Fitrah)
27 Zakat-3 (Mustahiq Zakat)
28 Shaum-1 (Fadilah, adab, yang wajib darinya)
29 Shaum-2 (Shaum-shaum sunat)
30 Hajji & ‘Umrah

186
31 Akhlak terpuji-1 Malu (al-Haya)
32 Akhlak terpuji-2 Amanah
33 Akhlak terpuji-3 Rahmah (ar-Rahmah)
34 Akhlak terpuji-4 Jujur (ash-Shidq)
35 Akhlak terpuji-5 Menepati janji (al-Wafa)
Akhlaq
36 Akhlak terpuji-6 Sabar (ash-Shabru)
37 Akhlak terpuji-7 Qana’ah (al-Qana’at)
38 Akhlak terpuji-8 Syukur (asy-Syukru)
39 Akhlak terpuji-9 Ikhlas (al-Ikhlash)
40 Akhlak terpuji-10 Menjaga kehormatan (al-‘Iffah)
41 Mengenal gerakan Liberalisme
42 Fiqh Sirah Rasulullah SAW
Tsaqafah
43 Sejarah Shurulkhan 2
44 Mengenal masail (perilaku) Jahiliyah
Jumlah Kehadiran

KETIDAKHADIRAN

No Alasan Keterangan
1 Sakit -
2 Izin -
3 Tanpa Keterangan -

Bandung, 30 Jumadil Akhir 1443 H


01 Februari 2022 M

Penanggung jawab Pelaksana

Ketua Pimpinan Daerah Bid. Pendidikan PD

187
Nama Kader : PW :
NPA : PD :
Halaqah : Tiga PC :

LAPORAN
CAPAIAN TARGET KEHADIRAN

Topik Kajian No Mata Kajian Per Pertemuan Ket


Konsep ilmu dalam Islam
a) Ilmu dan sophisme
b) Ilmu dalam ajaran Islam
1 c) Ilmu dalam peradaban Islam
d) Pengertian ilmu
e) Sumber ilmu
f) Klasifikasi dan hierarki ilmu
Problematika ilmu tafsir kontemporer
2 a) Pengertian tafsir, ta`wil dan hermeneutika
b) Kaidah-kaidah penafsiran
Problematika ilmu hadits kontemporer
a) Pengertian hadits dan sunnah
b) Kehujjahan sunnah
3
c) Hadits Ahad dalam aqidah dan syari'ah Islam
d) Kaidah-kaidah memahami hadits
e) Hermeneutika hadits
Problematika ilmu fiqh kontemporer
a) Pengertian fiqh dan ushul fiqh
4
b) Kaidah-kaidah ijtihad
c) Fiqh dan modernitas
Problematika ilmu aqidah/kalam kontemporer
a) Pengertian aqidah dan kalam
Fiqih Ilmu 5 b) Sekte-sekte aqidah dalam Islam
c) Kaidah-kaidah dalam memahami aqidah
d) Penyimpangan aqidah kontemporer
Problematika ilmu akhlaq/tasawuf kontemporer
a) Pengertian akhlaq dan tasawuf
6 b) Mendudukkan tasawuf
c) Kaidah-kaidah dalam memahami akhlaq
d) Tasawuf dan modernitas
Islam dan Sekularisme
a) Pengertian sekularisme
7 b) Sekularisme dalam sejarah
c) Sekularisme sebagai ideology Negara
d) Islam dan sekularisme
Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
a) Problem ilmu
8 b) Netralitas ilmu
c) Dewesternisasi ilmu
d) Islamisasi ilmu
Keadilan Sosial dalam Islam
a) Keadilan perspektif al-Qur'an
9 b) Keadilan hukum
c) Keadilan ekonomi
d) Kritik terhadap konsep keadilan (kapitalis, komunis, Barat)

188
Membangun Tatanan Ekonomi Islam
a) Dasar-dasar sistem ekonomi Islam
10 b) Riba dan implikasinya dalam ekonomi
c) Zakat dan implikasinya dalam ekonomi
d) Dinamika lembaga keuangan syariah
Membangun Tatanan Politik Islam
a) Dasar-dasar masyarakat Islam (syura, al- adalah, al-musawah, dll)
11 b) Hubungan penguasa dan rakyat dalam perspektif Islam
c) Konstitusi Negara-negara Islam
d) Strategi perjuangan politik Islam dalam sistem demokrasi
Budaya sebagai Media Dakwah Islam
a) Konsep budaya dalam worldview Islam
12
b) Ragam media dakwah Islam
c) Menjadikan budaya sebagai media dakwah Islam
Jumlah Kehadiran

KETIDAKHADIRAN

No Alasan Keterangan
1 Sakit -
2 Izin -
3 Tanpa Keterangan -

Bandung, 30 Jumadil Akhir 1443 H


01 Februari 2022 M

Penanggung jawab Pelaksana

Ketua Pimpinan Wilayah Bid. Pendidikan PW

189
PEDOMAN OLAHRAGA
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
2021

190
BAB I
PARADIGMA KEOLAHRAGAAN PEMUDA PERSIS
Pemuda Persis merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang memiliki visi dan Misi sebagai
organisasi kader yang membina anggotanya agar mampu memahami sampai dapat mendakwahkan asa
asas Islam dikalangan kaum muslimin pada umumnya sebagaimana tercantum dalam QA dan QD
Pemuda Persatuan Islam
Pemuda Persis bertujuan mencetak kader yang berjiwa pemimpin, memahami, mengamalkan dan
mendakwahkan aqidah, syariah, dan akhlak Islam berdasarkan Al- Qur’an dan Al-Sunnah dalam segala
ruang dan waktu
Secara implisit kader Pemuda Persis disiapkan untuk menjadi mujahid Dakwah Islam dimasa yang akan
datang. Adapun yang dimaksud Dakwah, merupakan ilmu yang mengenalkan seluruh upaya praktis dan
variatif yang bertujuan menyampaikan Islam kepada manusia dengan seluruh kandungannya, baik
berupa aqidah, syari’ah, dan akhlak. Dakwah dapat pula diartikan sebagai proses intenalisasi, transmisi,
difusi, dan aktualisasi penghambaan pada Allah yang berkaitan dengan sesama manusia yang
melibatkan Da’i,(Subjeck) Mad’u (Objeck), Ushlub (metode), washilah (media), dan maudhu (pesan)
dalam mencapai tujuan tertentu.
Pada masa dewasa ini peran para pendakwah hanya sebatas verbal tanpa memperhatikan kondisi sosial
budaya yang berkembang sehingga dakwah cenderung pasif, dan selalau berorientasi pada besar dan
banyaknya mimbar yang dipakai. Mengenai hal ini Dr. Syamsudin mengatakan
“Dakwah pada saat ini belum berpijak pada pemahaman kondisi sosial yang memadai, diantaranya tema-
tema dakwah disajikan banyak yang kehilangan relevansi dengan isu-isu, maslah-masalah dan
kebutuhan yang berkembang dimasyarakat. Tema-tema dakwah yang berkembang cenderung
berorientasi pada persoalan eskatologis. Sementara bagaimana membangun kehidupan dunia yang
bahagia dan sejahtera kurang mendapatkan tekanan yang serius (Syamsudin, 2016:54)
Jika kita cermati lebih dalam, Pemuda Persis hari ini lebih dapat mengaktualisasikan gerakan Dakwahnya
melalui berbagai aspek sebagaimana yang tercermin dalam struktur organisasi yang lebih dinamis salah
satunya dibuktikan dengan adanya Bidang Olahraga, Seni, dan Budaya.
Melalui bidang tersebut, Pemuda Persis mencoba menciptakan Dakwahnya lebih variatif serta dapat
menyentuh berbagai kalangan. Tentu upaya tersebut harus dijabarkan melalui berbagai program yang
menarik minat generasi muda Islam.
Bidang Olahraga dan Seni Budaya tersebut, secara hirarki ada pada setiap jenjang kepemimpinan dari
mulai Pimpinan Pusat sampai ketingkat Pimpinan Cabang. Ini membuktikan jika Pemuda Persis sampai
saat ini masih meyakini jika kegiatan Olahraga dan Seni Budaya memiliki fungsi strategis dalam
menunjang Dakwah Jamiyah. Pendekatan ini diharapkan mampu menarik berbagai komponen generasi
muda Islam, dari berbagai latar belakang dan disiplin ilmu yang berbeda akan tergerak untuk bergabung
dengan Pemuda Persis.
Keolahragaan Pemuda Persis merupakan sebuah kegiatan yang memuat keseluruhan aspek
keolahragaan yang saling terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu
kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan, pengembangan,
dan pengawasan untuk mencapai tujuan Pemuda Persis itu sendiri. Maka dari itu keolahragaan Pemuda
Persis tidak hanya mengedepankan unsur olahraga itu sendiri tetapi terdapat nilai-nilai islami yang
menjadi dasar dalam menjalankannya.
Maka dari itu olahraga harus dapat menjadi washilah (media) Dakwah Pemuda Persis. Dalam
realisasinya Pemuda Persis dapat berdakwah melalui kegiatan olahraga yang diselenggarakan. Dengan
berorientasi kepada pemeliharaan dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, Silaturahmi, prestasi,
meningkatkan kualitas hidup, menanamkan nilai moral dan akhlaqul karimah, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina Ukhuwah Islamiyah, serta mengangkat harkat nama baik Jamiyah Pemuda
Persis. Dengan demikian diyakini bahwa olahraga mampu menjadi washilah (media) Dakwah Jamiyah
Pemuda Persis.

BAB II
DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN
Pasal 1
Dasar
Keolahragaan Pemuda Persis diselenggarakan berdasarkan Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili Pemuda

191
Persis serta Garis Besar Rencana Jihad Jamiyyah Pemuda Persatuan Islam .

Pasal 2
Fungsi
Keolahragaan Pemuda Persis berfungsi mengembangkan kemampuan jasmani, rohani, dan sosial serta
membentuk Akhlaul Karimah.

Pasal 3
Tujuan
Keolahragaan Pemuda Persis bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran,
Silaturahmi, prestasi, kualitas hidup, menanamkan nilai moral dan akhlaul karimah, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina Ukhuwah Islamiyah, serta mengangkat harkat nama baik Jamiyah Pemuda
Persis

BAB III
PRINSIP PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN
Pasal 4
Prinsip-Prinsip
Keolahragaan diselenggarakan dengan prinsip:
1. Ukhuwah Islamiyah, menjunjung tinggi nilai – nilai persaudaraan sesama muslim
2. sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika;
3. pembudayaan dan keterbukaan;
4. pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi Anggota Pemuda Persis;
5. Pemberdayaan Anggota
6. keselamatan dan keamanan; dan
7. keutuhan jasmani dan rohani.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Hak dan Kewajiban Anggota
Hak dan Kewajiban Anggota Pemuda Persis
1. Setiap anggota mempunyai hak melakukan kegiatan olahraga;
2. Setiap anggota mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga;
3. Setiap anggota mempunyai hak memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai
dengan bakat dan minatnya;
4. Setiap anggota mempunyai hak memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan dan
pengembangan dalam keolahragaan;
5. Setiap anggota mempunyai hak menjadi pelaku olahraga
6. Setiap anggota mempunyai hak mengembangkan industri olahraga.
7. Setiap anggota mempunyai hak untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.
8. Anggota Pemuda Persis yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental mempunyai hak untuk
memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga khusus.
9. Setiap anggota berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan
keolahragaan.
10. Setiap Anggota berkewajiban untuk berperan serta dalam kegiatan olahraga
11. Setiap anggota berkewajiban memelihara prasarana dan sarana olahraga di lingkungan Jamiyah

Pasal 6
Hak dan Kewajiban Jamiyyah
Hak dan Kewajiban Setiap Jenjang Pimpinan Jamiyyah
1. Setiap Jenjang Pimpinan Jamiyah mempunyai hak mengarahkan, membimbing, membantu, dan
mengawasi serta memperoleh informasi tentang perkembangan keolahragaan Pimpinan yang
berada dibawahnya

192
2. Setiap jenjang Pimpinan berkewajiban memberikan dorongan kepada Pimpinan yang berada
dibawahnya untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga.
3. Jika dibutuhkan Setiap Jenjang Pimpinan berkewajiban memberikan pelayanan dan kemudahan
serta menjamin terselenggaranya kegiatan keolahragaan bagi setiap Pimpinan yang berada
dibawahnya
4. Jika dibutuhkan Setiap Jenjang Pimpinan berkewajiban memberikan pelayanan dan kemudahan
serta menjamin terselenggaranya kegiatan keolahragaan bagi setiap Pimpinan yang berada
diatasnya

BAB V
TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB BIDANG OLAHRAGA

Pasal 7
Tugas dan Wewenang Pimpinan Pusat
1. Pimpinan Pusat mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi
Olahraga secara nasional.
2. Pimpinan Pusat mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan,
melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional.

Pasal 8
Tugas dan Wewenang Pimpinan Wilayah
1. Pimpinan Wilayah mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan
pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standardisasi bidang
keolahragaan di Pimpinan Daerah
2. Pimpinan Wilayah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, dan
mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di setiap Daerah

Pasal 9
Tugas dan Wewenang Pimpinan Daerah
1. Pimpinan Daerah mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan
pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standarisasi bidang
keolahragaan di Pimpinan Cabang
2. Pimpinan Daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, dan
mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di setiap Pimpinan Cabang

Pasal 10
Tugas dan Wewenang Pimpinan Cabang
1. Pimpinan Cabang mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan
pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standarisasi bidang
keolahragaan di Pimpinan Jamaah
2. Pimpinan Cabang mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, dan
mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di setiap Pimpinan Jamaah

BAB VI
RUANG LINGKUP OLAHRAGA
Pasal 11
Ruang Lingkup Olahraga
1. Olahraga Sebagai sarana Pembinaan
2. Olahraga sebagai sarana rekreasi; dan
3. Olahraga sebagai ajang mencari prestasi.

Pasal 12
Aspek Pembinaan
1. Olahraga sebagai sarana pembinaan Akhlaq, kedisiplinan dan sportivitas

193
2. Olahraga sebagai sarana pembinaan Skill
3. Olahraga sarana pembinaan skill sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibimbing oleh tenaga
profesional atau dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan yang disiapkan oleh setiap level Pimpinan
Jamiyah
4. Setiap jenjang Pimpinan Jamiyah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berkewajiban menyiapkan
prasarana dan sarana olahraga sesuai dengan tingkat kebutuhan.
5. Setiap Level Pimpinan Jamiyah dapat melakukan kompetisi olahraga sesuai dengan taraf
kemampuan kader secara berkala kepada pimpinan yang berada dibawahnya
6. Setiap kompetisi olahraga antar jenjang Pimpinan Jamiyah sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat dilanjutkan pada level yang berada diatasnya

Pasal 13
Olahraga Sebagai Sarana Rekreasi
1. Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran.
2. Olahraga sebagai sarana rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, setiap, setiap level pimpinan
tidak terbatas oleh hirarki dan teritori
3. Olahraga sebagai sarana silaturahmi dan rekreasi bertujuan:
a. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan;
b. membangun hubungan sosial; dan atau ukhuwah islamiyah
c. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional.
4. Setiap level Pimpinan dan kader berkewajiban menggali, mengembangkan, dan memajukan olahraga
sebagai sarana silaturahmi dan rekreasi.

Pasal 14
Olahraga Prestasi
1. Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi
kader menjadi olahragawan dalam rangka meningkatkan nama baik Jamiyah Pemuda Persis
2. Olahraga prestasi dilakukan oleh setiap kader yang memiliki bakat, kemampuan, dan potensi
untuk mencapai prestasi.
3. Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
keolahragaan.
4. Pimpinan Daerah, berhak melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas
keolahragaan dalam menunjang olahraga Prestasi.
5. Pimpinan Wilayah, berhak melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas
keolahragaan dalam menunjang olahraga Prestasi.
6. Pimpinan Pusat, berhak melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas
keolahragaan dalam menunjang olahraga Prestasi.
7. Kerjasama yang dilakukan ayat (1), dan (2) harus diketahui oleh Pimpinan yang berada diatasnya
sebagai pengawasan.
a. Untuk memajukan olahraga prestasi, setiap level Pimpinan dapat mengembangkan dengan
membentuk:
b. Official team setiap cabang olahraga
a. Pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan;
b. Sentra pembinaan olahraga prestasi;
c. Pendidikan dan pelatihan tenaga keolahragaan;
d. Prasarana dan sarana olahraga prestasi;
e. Sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga;
f. Sistem informasi keolahragaan; dan
g. Melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan sesuai dengan kebutuhan.

194
BAB VII
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN OLAHRAGA
Pasal 15
Pengembangan Olahraga
1. Setiap level Pimpinan Jamiyah harus melakukan pengembangan olahraga sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya.
2. Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengolahraga, ketenagaan,
pengorganisasian, pendanaan, prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan.
3. Setiap level Pimpinan jamiyah melakukan pembinaan Olahraga melalui penetapan program Jihad,
Kordinasi, Konsultasi, komunikasi dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas.
4. Pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan,
pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi.
5. Pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui jalur Jamiyah atau basis - basis pada
pengembangan olahraga lainnya
6. pengembangan olahraga dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan keolahragaan Pemuda
Persis

Pasal 16
Pengelolaan Olahraga
1. Pengelolaan keolahragaan sekala nasional merupakan tanggung jawab Bidang Olahraga dan
Seni Budaya Pimpinan Pusat
2. Pimpinan Pusat menentukan kebijakan nasional, standar keolahragaan, serta koordinasi dan
pengawasan terhadap pengelolaan keolahragaan.
3. Pimpinan Wilayah melaksanakan kebijakan keolahragaan, perencanaan, koordinasi, pembinaan,
pengembangan, penerapan standardisasi, penggalangan sumber daya, dan pengawasan.
4. Pimpinan Daerah melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengembangan, penerapan
standardisasi, dan penggalangan sumber daya keolahragaan yang berbasis keunggulan lokal.
5. Pimpinan Cabang dapat mengelola Official Team Olahraga pada beberapa cabang olahraga

Pasal 17
Official Team Olahraga
1. Pimpinan Cabang dapat mem membentuk official team olahraga pada cabang olahraga tertentu
2. Pengorganisasian official team olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Pimpinan Cabang dengan sepengetahuan Pimpinan Daerah
3. Setiap official team harus memiliki struktur keorganisasian sekurang-kurangya:
a. Presiden Club
b. Pelatih

BAB VIII
PENYELENGGARAAN KOMPETISI OLAHRAGA

Pasal 18
a. Setiap Pimpinan Jamiyah berhak mengadakan kompetisi olahraga yang dilaksanakan oleh anggota
yang berada dibawahnya.
b. Penyelenggaraan Kompetisi olahraga sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi:
a. Kompetisi olahraga tingkat Pimpinan Jamaah
b. Kompetisi olahraga tingkat Pimpinan Cabang
c. Kompetisi olahraga tingkat Pimpinan Daerah,
d. Kompetisi olahraga tingkat Pimpinan wilayah,
e. Kompetisi olahraga tingkat Pimpinan Pusat
c. Kompetisi olahraga tersebut harus didasari ukhuwah Islamiyah, akhlaqul karimah, sportivitas dan
law of the game (aturan-aturan) yang jelas.
d. Penyelenggaraan kejuaraan olahraga bertujuan:
a. Membangun akhlaqul karimah
b. Memasyarakatkan olahraga;

195
c. Memelihara Ukhuwah Islamiyah
d. Meningkatkan kesehatan dan kebugaran;
e. Meningkatkan prestasi olahraga;
f. Menjaring bibit atlet potensial;
e. Penyelenggaraan kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud dilakukan dengan prinsip efisiensi,
efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas.

BAB IX
SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA
Pasal 19
Prasarana
1. Setiap Pimpinan Jamiyah bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan,
pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga.
2. Setiap jenis prasarana olahraga yang dibangun harus memperhatikan potensi keolahragaan yang
berkembang di daerah setempat.
3. Setiap kader dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan prasarana olahraga yang telah
menjadi aset/milik Jamiyah tanpa rekomendasi dan tanpa izin atau persetujuan dari Pimpinan
Jamiyah.

BAB X
PENDANAAN KEOLAHRAGAAN
Pasal 20
1. Pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara Pimpinan Jamiyah dengan
kader Pemuda Persis
2. Pimpinan Jamiyah wajib mengalokasikan anggaran keolahragaan
3. Sumber pendanaan keolahragaan ditentukan berdasarkan prinsip kecukupan dan keberlanjutan.
4. Sumber pendanaan keolahragaan dapat diperoleh dari:
a. Warga Jamiyah melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
b. kerja sama yang saling menguntungkan;
c. bantuan dari pihak eksternal dan tidak mengikat
d. Usaha milik jamiyah
e. sumber lain yang sah dan tidak mengikat
5. Pengelolaan dana keolahragaan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.
6. Dana keolahragaan dapat bentuk hibah atau wakaf sesuai dengan ketentuan dari Pimpinan Jamiyah

BAB XI
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
KEOLAHRAGAAN
Pasal 21
1. Pimpinan Jamiyah melakukan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan untuk
memajukan keolahragaan Pemuda Persis.
2. Pimpinan Jamiyah dapat membentuk lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
keolahragaan yang bermanfaat untuk memajukan pembinaan dan pengembangan keolahragaan
Pemuda Persis.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui
penelitian, pengkajian, alih teknologi, sosialisasi, pertemuan ilmiah, dan kerja sama antarlembaga
penelitian
4. Hasil pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disosialisasikan dan
diterapkan untuk kemajuan olahraga.

BAB XII
PENGHARGAAN
Pasal 22

196
1. Setiap pelaku olahraga Jamiyyah yang berprestasi dan/atau berjasa dalam memajukan olahraga
diberi penghargaan.
2. Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan oleh Pimpinan Jamiyah.
3. Penghargaan dapat berbentuk pemberian kemudahan, beasiswa, pekerjaan, tanda kehormatan,
kesejahteraan, atau bentuk penghargaan lain yang bermanfaat dan meningkatkan motivasi bagi
penerima penghargaan.

BAB XIV
PENGAWASAN
Pasal 23
1. Setiap Pimpinan Jamiyah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan keolahragaan yang
berada dibawahnya
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip transparansi dan
akuntabilitas.
3. Pengawasan dan pengendalian olahraga dilakukan oleh Pimpinan yang berada di atasnya

Pasal 24
Penutup
1. Semua peraturan yang diperlukan untuk melaksanakan amanah Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili,
Garis Besar rencana Jihad Jamiyah dan Program Jihad Pemuda Persis.
2. Aturan ini mulai berlaku pada tanggal setelah ditetapkan
3. Jika ada kesalahan dan kekurangan dapat diatur dalam aturan Jamiyah Pemuda Persis

197
PEDOMAN SEKOLAH POLITIK
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT
PEMUDA PERSATUAN ISLAM
2021

198
PEDOMAN SEKOLAH POLITIK
PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSIS

Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi. Secara eksplisit landasan konstitusional
penyelenggaraan kekuasan negara secara demokratis tertuang dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang
telah dimandemen. Dalam pasal tersebut secara jelas dinyatakan bahwa “Kedaulatan Negara berada
Ditangan Rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”. Maka atas dasar inilah segala
pengambilan keputusan politik di Indonesia sebagai negara demokrasi haruslah melibatkan peran serta
rakyat dalam kebijakan politiknya agar kebijakan politik yang dihasilkan benar – benar
merepresentasikan kepentingan rakyat.
Setiap rakyat sebagai warga negara yang tinggal di Indonesia, suka atau tidak suka pasti akan
berhubungan atau bersinggungan langsung dengan proses politik baik dalam segi bentuk ataupun
intensitasnya. Proses politik ini apabila digunakan dengan sebaik-baiknya pastinya akan memiliki
dampak yang signifikan bagi keberlangsungan kehidupan rakyat sebagai warga negara yang tinggal di
Indonesia.
Kesadaran warga negara akan partisipasi politik merupakan aspek penting dalam tatanan negara
demokrasi sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik yang berkelanjutan. Solusi untuk
membangun kesadaran akan pentingnya politik tersebut diantaranya adalah dengan mengadakan
Pendidikan politik.
Pendidikan politik memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam membangun kesadaran
politik yang mendorong agar warga negara memiliki pengetahuan politik yang memadai, sekaligus
membangun kesadaran akan pentingnya sistem politik yang ideal.. Maka menjalani proses politik lewat
pendidikan politik dan belajar berpolitik adalah merupakan solusi tepat yang memberikan pengaruh dan
kekuatan hadirnya partisipasi aktif dalam kehidupan setiap warga negara.
“Pendidikan politik disebut pula sebagai political forming atau Bildung. Disebut “forming” karena
terkandung intensi untuk membentuk insan politik yang menyadari status/kedudukan politiknya di tengah
masyarakat. Dan disebut “Bindung” (pembentukan atau pendidikan diri sendiri), karena istilah tersebut
menyangkut aktvitas : membentuk diri sendiri, dengan kesadaran penuhdan tanggung jawab sendiri
untuk menjadi insan politik. (Kartini Kartono, 2009: 63)”
Pemuda Persis sebagai organisasi kepemudaan Islam di Indonesia dengan slogan berdakwah
berdampak mulai berikhtiar untuk ikut andil membangun dan berperan dalam proses partisipatif politik.
Ikhtiar yang dilakukan Pemuda Persis diantaranya membangun kesadaran kader Pemuda Persis akan
pentingnya Politik dalam dakwah Islam. Pemuda Persis berikhtiar membangun kesadaran dan
kepedulian terhadap proses politik.
Disisi lain kalau kita melihat potensi kader Pemuda Persis hari ini bisa dibilang mempunyai potensi yang
cukup besar, dan tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan politik sangatlah penting untuk disampaikan
sejak dini, diketahui, dan dipahami oleh kader Pemuda Persis dengan harapan Pemuda Persis dalam
kontestasi Politik bukan hanya berperan menjadi objek politik tetapi juga berperan sebagai subjek politik.
Dengan dilaksanakannya Pendidikan politik melalui sekolah politik pemuda Persis ini diharapkan kader
Pemuda Persis lebih menjadi “melek politik” agar bersinergi dalam usaha pembangunan serta partisipatif,
sadar akan hak dan kewajibannya, sadar hukum, kritis, aktif dan kreatif serta konstruktif.

PASAL 1
PENGERTIAN
Sekolah Politik yang diselenggarakan oleh Pemuda Persis merupakan sarana membentuk karakter
kepemimpinan kader Pemuda Persis dalam bidang politik

PASAL 2

199
LANDASAN
Landasan konstisusional dari adanya Manhaj Sekolah Politik adalah :
1. Qanun Dakhili Persatuan Islam
2. Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili Pemuda Persis
3. Garis – Garis Besar Rencana Jihad Pemuda Persis

PASAL 3
FUNGSI
Manhaj Sekolah Politik berfungsi sebagai acuan dan rujukan dalam pengelolaan pembinaan Sekolah
Politik PP Pemuda Persis dari tahap perencanaan, evaluasi, pelaporan dan distribusi kader.

PASAL 4
SASARAN
Sasaran dari Sekolah Politik ini yaitu anggota Pemuda Persis yang diutus sebagai perwakilan dari
pimpinan daerah di seluruh Indonesia.

PASAL 5
TUJUAN
Tujuan dari adanya Manhaj Sekolah Politik yaitu :
1. Melakukan pembinaan politik nilai dan politik praktis kepada setiap kader Pemuda Persis.
2. Memproyeksikan dan menempatkan kader - kader pemuda pilihan dalam jabatan dan posisi-posisi
strategis dalam berbagai lini kehidupan masyarakat

PASAL 6
PENJENJANGAN
Program Sekolah Politik Pemuda Persis mencakup dua jenjang Pendidikan yaitu :
1. Sekolah Politik I
Untuk anggota Pemuda Persis yang berasal dari perwakilan Pimpinan Daerah se Indonesia
2. Sekolah Politik II
Untuk anggota Pemuda Persis yang telah lulus di Sekolah Politik I

PASAL 7
SERTIFIKASI
Dalam Penyelenggaraan Sekolah Politik ini Pimpinan Pusat Pemuda Persis membuat sertifikat/
syahadah untuk anggota Pemuda Persis yang lulus mengikuti Sekolah Politik tersebut sebagai tanggung
jawab, bukti, dan tanda bahwa peserta telah mengikuti pembinaan Sekolah Politik yang diadakan oleh
Pimpinan Pusat Pemuda Persis.

200
SEKOLAH POLITIK I
PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSIS

PENDAHULUAN
Sekolah Politik I merupakan gambaran dari mekanisme sekolah Politik Pemuda Persis sebagai jenjang
awal Pendidikan politik di Pemuda Persis. Sekolah Politik I memberikan pengetahuan pendidikan politik,
dalam hal ini pengetahuan yang berhubungan dengan intelektual, yang Kedua pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah sikap (afektif), yaitu kesadaran Politik.

PASAL 1
PENGERTIAN
Sekolah Politik I adalah sekolah pembinaan pendidikann politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis untuk
anggota Pemuda Persis yang ada di level Pimpinan Daerah Pemuda Persis se Indonesia

PASAL 2
FUNGSI DAN TUJUAN
1. Fungsi
Manhaj ini berfungsi sebagai panduan dalam mengelola dan menyelenggarakan Sekolah Politik I
Pimpinan Pusat Pemuda Persis
2. Tujuan
Manhaj ini bertujuan untuk memberikan kesamaan pandangan, pemahaman, dan Langkah –
Langkah dalam mengelola dan menyelenggarakan Sekolah Politik I

PASAL 3
TARGET DAN INDIKATOR
1. Target
Terbentuknya kader yang menempati posisi-posisi strategis dalam setiap lini kehidupan
bermasyarakat, terutama yang berkaitan dengan pemegang kebijakan dan kekuasaan
2. Indikator
Mengamalkan perilaku Islami dan memperjuangkan nilai – nilai Islam dalam kehidupan berpolitik
dan bernegara.

PASAL 4
PESERTA
Peserta Sekolah Politik I adalah anggota Pemuda Persis yang menjadi utusan dari Pimpinan Daerah
Pemuda Persis se Indonesia

PASAL 5
PROSEDUR PENYELENGGARA
1. Penyelenggara Sekolah Politik I dilaksanakan langsung oleh Pimpinan Pusat Pemuda Persis Bidang
Politik
2. Penyelenggaraan Sekolah Politik I bertempat di Pimpinan – pimpinan daerah yang ditunjuk oleh
Pimpinan Pusat Pemuda Persis

PASAL 6
PEMATERI
Pemateri Sekolah Politik I berasal dari internal Jam’iyyah Persis, dari Akademisi, Aktifis, Politisi dan
Pejabat Publik

PASAL 7

201
KUALIFIKASI PEMATERI
Diantara kualifikasi pemateri yang mengisi Sekolah Politik I diantaranya yaitu :
1. Merupakan Aktifis Jam’iyyah PP Persis, atau Pemuda Persis yang mengetahui tentang Perjalanan
dan kebijakan Politik Persis
2. Merupakan orang yang aktif sebagai akademisi di bidang Politik
3. Merupakan Aktifis bidang Politik
4. Merupakan Politisi yang aktif di Partai Politik
5. Merupakan Politisi yang aktif sebagai anggota DPRD, DPR RI atau DPD
6. Merupakan Pejabat KPU, Bawaslu, dan Kesbangpol

PASAL 8
INSTRUKTUR
1. Instruktur dalam kegiatan ini adalah bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis dan Kader
Pemuda Persis yang dipilih oleh Bidang Politik.
2. Tim Instruktur terdiri dari :
a. Kordinator Tim
b. Instruktur data base
c. Instruktur ruang
d. Instruktur Materi

PASAL 9
KUALIFIKASI INSTRUKTUR
1. Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis
2. Struktur atau kader yang di pilih oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis

PASAL 10
FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB
1. Kordinator Tim Instruktur adalah pimpinan dari Sekolah Politik I, sekaligus sebagai ketua Tim
Instruktur. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan Sekolah Politik I.
2. Instruktur Data base adalah melayani seluruh administrasi kegiatan Sekolah Politik I, bertanggung
jawab kepada Kordinator Tim, Adapun tugasnya yaitu memberikan pelayanan administrasi,
menyediakan sarana dan media, membantu mengolah data Sekolah Politik I, membantu Kordinator
menyiapkan laporan akhir.
3. Instruktur Ruang adalah pengelola proses pembelajaran Sekolah Politik I, Adapun tugasnya :
membangun kondisi dan suasana pembelajaran, mengendalikan implementasi dan strategi
pembelajaran, memberikan pelayanan administrasi, membuat penilaian, memantau perkembangan
peserta selama pembelajaran.
4. Instruktur materi adalah yang bertanggung jawab kepada kordinator, adapun tugasnya
menyampaikan materi sesuai kurikulum, membuat penilaian, memantau perkembangan peserta
Sekolah Politik I Pimpinan Pusat Pemuda Persis.

PASAL 11
KODE ETIK INSTRUKTUR
1. Mempunyai komitmen
2. Sadar akan tanggung jawab
3. Menjalankan secara istiqomah
4. Berakhlak baik
5. Menerima kritikan
6. Mengembangkan kulitas pengetahuan

202
PASAL 12
MATERI
Materi dalam kegiatan Sekolah Politik I diantaranya yaitu :
1. Materi wajib
Manifesto Politik Persatuan Islam
2. Materi Penunjang
Politik Islam di Indonesia

PASAL 13
PENJADWALAN MATERI
Terlampir

PASAL 14
METODE PENYAMPAIAN MATERI
Metode penyampaian materi dalam Sekolah Politik I yaitu :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Observasi

PASAL 15
ALAT PERLENGKAPAN
1. Projector
2. Komputer
3. Whiteboard
4. Pengeras suara

PASAL 16
ADMINISTRASI
1. Formulir pendaftaran
2. Absensi
3. Lembar Penilain
4. Lembar Syahadah
5. Lembar Kepanitiaan

PASAL 17
KEPANITIAAN
1. Steering Commite (SC) berasal dari Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis
2. Kordinator SC merangkap sebagai Kordinator Tim Instruktur
3. Organizing Commite (OC) berasal dari Tasykil Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan Pimpinan
Cabang.

PASAL 18
TUGAS KEPANITIAAN
1. Steering Commite (SC) memantau jalannya kegaiatan Sekolah Politik I, dan mempersiapkan
Instruktur kegiatan.
2. Kordinator SC mempersiapkan kebutuhan selama pelatihan

203
3. Organizing Commite (OC) berasal dari Tasykil Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan Pimpinan
Cabang yang telah dipilih oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis.

PASAL 19
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sekolah Politik ini dilaksanakan oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis minimal satu kali
dalam satu masa jihad

PASAL 20
MEKANISME PENYELENGGARAAN
1. Bidang politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis membentuk kepanitiaan Sekolah Politik I
2. Bidang Politik memilih tim instruktur
3. Panitia membuat laporan
4. Syahadah dikeluarkan oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis yang diketahui oleh Ketua
Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persis

PASAL 21
PENUTUP
Hal – hal yang belum diatur dalam manhaj sekolah Politik I ini akan diatur kemudian.

204
SEKOLAH POLITIK II

PENDAHULUAN
Sekolah Politik II merupakan gambaran dari mekanisme sekolah Politik Pemuda Persis sebagai jenjang
Pendidikan setelah Sekolah Politik I, yang mana diharapkan kader Pemuda Persis lebih melek politik dan
bahkan terjun menjadi subjek politik untuk pembangunan agama dan bangsa.

PASAL 1
PENGERTIAN
Sekolah Politik II adalah sekolah pembinaan pendidikan politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis untuk
anggota Pemuda Persis yang sudah lulus dari jenjang Sekolah Politik I

PASAL 2
FUNGSI DAN TUJUAN
1. Fungsi
Manhaj ini berfungsi sebagai panduan dalam mengelola dan menyelenggarakan Sekolah Politik II
Pimpinan Pusat Pemuda Persis
2. Tujuan
Manhaj ini bertujuan untuk memberikan kesamaan pandangan, pemahaman, dan Langkah –
Langkah dalam mengelola dan menyelenggarakan Sekolah Politik II

PASAL 3
TARGET DAN INDIKATOR
1. Target
a. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang mampu mengejawantahkan politik nilai atau moral
dalam hiruk pikuk politik praktis.
b. Terbentuknya kader Pemuda Persis yang concern dan responsif terhadap berbagai persoalan
yang merongrong juga mengancam keutuhan integrasi sosial masyarakat, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar
2. Indikator
a. Mengamalkan ajaran – ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
memperkenalkan dakwah Islam dalam hiruk pikuk politik praktis
b. Mengamalkan perilaku dan pemahaman Islam tentang pentingnya menjaga keutuhan negara dan
mencintai negara dari ancaman hancurnya negara.

PASAL 4
PESERTA
Peserta Sekolah Politik II adalah anggota Pemuda Persis yang telah lulus dari jenjang Sekolah Politik II
Pimpinan Pusat Pemuda Persis

PASAL 5
PROSEDUR PENYELENGGARA
1. Penyelenggara Sekolah Politik II dilaksanakan langsung oleh Pimpinan Pusat Pemuda Persis Bidang
Politik
2. Penyelenggaraan Sekolah Politik II bertempat di Pimpinan Pusat Pemuda Persis

PASAL 6
PEMATERI
Pemateri Sekolah Politik II berasal dari internal Jam’iyyah Persis, dari Akademisi, Aktifis, Politisi dan Pejabat
Publik

PASAL 7
KUALIFIKASI PEMATERI
Diantara kualifikasi pemateri yang mengisi Sekolah Politik II diantaranya yaitu :
1. Merupakan Aktifis Jam’iyyah PP Persis, atau Pemuda Persis yang mengetahui tentang Perjalanan dan
kebijakan Politik Persis

205
2. Merupakan orang yang aktif sebagai akademisi di bidang Politik
3. Merupakan Aktifis bidang Politik
4. Merupakan Politisi yang aktif di Partai Politik
5. Merupakan Politisi yang aktif sebagai anggota DPRD, DPR RI atau DPD
6. Merupakan Pejabat KPU, Bawaslu, dan Kesbangpol

PASAL 8
INSTRUKTUR
1. Instruktur dalam kegiatan ini adalah bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis dan Kader Pemuda
Persis yang dipilih oleh Bidang Politik.
2. Tim Instruktur terdiri dari :
3. Kordinator Tim
4. Instruktur data base
5. Instruktur ruang
6. Instruktur Materi

PASAL 9
KUALIFIKASI INSTRUKTUR
1. Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis
2. Struktur atau kader yang di pilih oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis

PASAL 10
FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB
1. Kordinator Tim Instruktur adalah pimpinan dari Sekolah Politik II, sekaligus sebagai ketua Tim Instruktur.
Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan Sekolah Politik II.
2. Instruktur Data base adalah melayani seluruh administrasi kegiatan Sekolah Politik II, bertanggung jawab
kepada Kordinator Tim, Adapun tugasnya yaitu memberikan pelayanan administrasi, menyediakan
sarana dan media, membantu mengolah data Sekolah Politik I, membantu Kordinator menyiapkan
laporan akhir.
3. Instruktur Ruang adalah pengelola proses pembelajaran Sekolah Politik II, Adapun tugasnya :
membangun kondisi dan suasana pembelajaran, mengendalikan implementasi dan strategi
pembelajaran, memberikan pelayanan administrasi, membuat penilaian, memantau perkembangan
peserta selama pembelajaran.
4. Instruktur materi adalah yang bertanggung jawab kepada kordinator, adapun tugasnya menyampaikan
materi sesuai kurikulum, membuat penilaian, memantau perkembangan peserta Sekolah Politik I
Pimpinan Pusat Pemuda Persis.

PASAL 11
KODE ETIK INSTRUKTUR
1. Mempunyai komitmen
2. Sadar akan tanggung jawab
3. Menjalankan secara istiqomah
4. Berakhlak baik
5. Menerima kritikan
6. Mengembangkan kulitas pengetahuan

PASAL 12
MATERI
Materi dalam kegiatan Sekolah Politik I diantaranya yaitu :
1. Materi wajib
a. Manifesto Politik Persatuan Islam II
b. Tokoh – Tokoh Politik Persis
2. Materi Penunjang yang disesuaikan dengan kebutuhan Sekolah Politik II Pimpinan Pusat Pemuda Persis.

PASAL 13
PENJADWALAN MATERI
Terlampir

206
PASAL 14
METODE PENYAMPAIAN MATERI
Metode penyampaian materi dalam Sekolah Politik I yaitu :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Observasi
PASAL 15
ALAT PERLENGKAPAN
1. Projector
2. Komputer
3. Whiteboard
4. Pengeras suara
PASAL 16
ADMINISTRASI
1. Formulir pendaftaran
2. Absensi
3. Lembar Penilain
4. Lembar Syahadah
5. Lembar Kepanitiaan

PASAL 17
KEPANITIAAN
1. Steering Commite (SC) berasal dari Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis
2. Kordinator SC merangkap sebagai Kordinator Tim Instruktur
3. Organizing Commite (OC) berasal dari Tasykil Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan Pimpinan
Cabang.

PASAL 18
TUGAS KEPANITIAAN
1. Steering Commite (SC) memantau jalannya kegaiatan Sekolah Politik I, dan mempersiapkan Instruktur
kegiatan.
2. Kordinator SC mempersiapkan kebutuhan selama pelatihan
3. Organizing Commite (OC) berasal dari Tasykil Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan Pimpinan
Cabang yang telah dipilih oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis.

PASAL 19
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sekolah Politik ini dilaksanakan oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis minimal satu kali dalam
satu masa jihad

PASAL 20
MEKANISME PENYELENGGARAAN
1. Bidang politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis membentuk kepanitiaan Sekolah Politik II
2. Bidang Politik memilih tim instruktur
3. Panitia membuat laporan
4. Syahadah dikeluarkan oleh Bidang Politik Pimpinan Pusat Pemuda Persis yang diketahui oleh Ketua
Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persis

PASAL 21
PENUTUP
Hal – hal yang belum diatur dalam manhaj sekolah Politik I ini akan diatur kemudian

207
KURIKULUM SEKOLAH POLITIK

MATERI SEKOLAH POLITIK I


MATERI WAJIB
A. KEISLAMAN
1. Sejarah Politik Islam Pada Masa Periode Klasik I
2. Politik Dalam Prespektif Ulama Klasik II

B. KEJAM’IYYAHAN
1. Sejarah Perjuangan Politik Persis
2. Manifesto Politik Persis I

MATERI PENUNJANG
1. Pengantar Ilmu Politik
2. Filsafat Politik
3. Sistem Politik Indonesia
4. Etika Politik
5. Politik Lokal dan Otonomi Daerah
6. Perilaku Politik
7. Urban Politik
8. Politik Pembangunan Wilayah
9. Politik Perburuhan dan Industri
10. Jurnalisme Politik

MATERI SEKOLAH POLITIK II


MATERI WAJIB
A. KEISLAMAN
1. Sejarah Politik Islam Pada Masa Periode Klasik II
2. Politik Dalam Prespektif Ulama Klasik II

B. KEJAM’IYYAHAN
1. Biografi Tokoh – tokoh Politik Persis
2. Manifesto Politik Persis II

MATERI PENUNJANG
1. Liberalisme
2. Hegemony and Socialist Strategy
3. Teori Kritis
4. Demorkasi dan Civil Society
5. Kebangkitan Civil Siciety di Indonesia
6. Islam dan Demokrasi
7. Populisme Islam di Indonesia dan Timur Tengah
8. Politik Lokal
9. Demokrasi Lokal: Peran Aktor dalam Demokratisasi
10. Politik Lokal di Indonesia
11. Dinamika Politik Pertahanan dan Keamanan Indonesia
12. Multicultural Citizenship
13. Politic and Group Difference

208
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 012/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021
Perihal:
PENGESAHAN TIM PERUMUS MANHAJ PENDIDIKAN
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM yang berkedudukan di Bandung, setelah:

MEMPERHATIKAN
1. Amanah Muktamar XIII yang tertuang ke dalam Qaidah Asasi, Qaidah Dakhili, GBRJ dan Rekomendasi sebagai
rujukan dalam menjalankan roda jam’iyyah;
2. Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam adalah ujung tombak perjuangan jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di
tingkat nasional, yang bertugas merespon dan mengatasi problematika umat di wilayah kerjanya;
3. Untuk melaksanakan tugas jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di atas, maka dipandang perlu menetapkan Tim
Perumus Manhaj Pendidikan.

MENGINGAT
1. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam Bab II Pasal 14;
2. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam Bab III Pasal 17 Poin 6;
3. Garis Besar Rencana Jihad (GBRJ) Pemuda Persis;
4. Rekomendasi Muktamar XIII Pemuda Persatuan Islam;
5. Musyawarah Pimpinan Lengkap PP Pemuda Persis Masa Jihad 2021-2026 tertanggal 10 Juli 2021.

MENIMBANG
Perlu disahkannya Tasykil Tim Perumus Manhaj Pendidikan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-
2026.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:

1. Mengesahkan Tim Perumus Manhaj Pendidikan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
2. Kepada Tim Perumus diberikan kewenangan sesuai dengan batas wilayah kerjanya untuk merumuskan Manhaj
Pendidikan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
3. Tim Perumus Manhaj Pendidikan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026 bekerja
terhitung mulai Juli sampai dengan Desember 2021.

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila ternyata di dalamnya terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

‫اللّه يأخذ بأيدينا إلى ما فيه خير لإلسالم و المسلمين‬


Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 16 Dzulhijjah 1442 H
26 Juli 2021 M
Ketua Umum

Ibrahim Nashrul Haq Alfahmi


NPA. 09.2830
209
Lampiran SK nomor: 012/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021

TASYKIL TIM PERUMUS MANHAJ PENDIDIKAN


PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 – 2026

PENANGGUNG JAWAB : Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam


PENGARAH : Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam
KETUA : Cepi Hamdan Rafiq
SEKRETARIS : Jajang Hidayatullah
ANGGOTA : Kinkin Syamsudin
Rizqi Abdurrahman
Hasan Nasrullah
Saeful Ja’far Sidiq

210
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 011/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021
Perihal:
PENGESAHAN TIM PERUMUS MANHAJ KADERISASI
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM yang berkedudukan di Bandung, setelah:

MEMPERHATIKAN
1. Amanah Muktamar XIII yang tertuang ke dalam Qaidah Asasi, Qaidah Dakhili, GBRJ dan Rekomendasi sebagai
rujukan dalam menjalankan roda jam’iyyah;
2. Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam adalah ujung tombak perjuangan jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di
tingkat nasional, yang bertugas merespon dan mengatasi problematika umat di wilayah kerjanya;
3. Untuk melaksanakan tugas jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di atas, maka dipandang perlu menetapkan Tim
Perumus Manhaj Kaderisasi.

MENGINGAT
1. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam Bab II Pasal 14;
2. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam Bab III Pasal 17 Poin 6;
3. Garis Besar Rencana Jihad (GBRJ) Pemuda Persis;
4. Rekomendasi Muktamar XIII Pemuda Persatuan Islam;
5. Musyawarah Pimpinan Lengkap PP Pemuda Persis Masa Jihad 2021-2026 tertanggal 10 Juli 2021.

MENIMBANG
Perlu disahkannya Tim Perumus Manhaj Kaderisasi Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:

1. Mengesahkan Tim Perumus Manhaj Kaderisasi Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
2. Kepada Tim Perumus diberikan kewenangan sesuai dengan batas wilayah kerjanya untuk merumuskan Manhaj
Kaderisasi Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
3. Tim Perumus Manhaj Kaderisasi Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026 bekerja
terhitung mulai Juli sampai dengan Desember 2021.

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila ternyata di dalamnya terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

‫اللّه يأخذ بأيدينا إلى ما فيه خير لإلسالم و المسلمين‬


Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 16 Dzulhijjah 1442 H
26 Juli 2021 M
Ketua Umum

Ibrahim Nashrul Haq Alfahmi


NPA. 09.2830

211
Lampiran SK nomor : 011/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021

TASYKIL TIM PERUMUS MANHAJ KADERISASI


PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 – 2026

PENANGGUNG JAWAB : Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam


PENGARAH : Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam
KETUA : Ilham Maulana
SEKRETARIS : Iqbal Amar Muzaki
ANGGOTA : Muhamad Faisal Muttaqin
Arif Rahman Hakim
Achmad Fadillah
Yusuf Taufik
Setiawan
Wawan Sukirman

212
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 010/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021
Perihal:
PENGESAHAN TIM PERUMUS PEDOMAN KEJAMIYYAHAN
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM yang berkedudukan di Bandung, setelah:

MEMPERHATIKAN
1. Amanah Muktamar XIII yang tertuang ke dalam Qaidah Asasi, Qaidah Dakhili, GBRJ dan Rekomendasi sebagai
rujukan dalam menjalankan roda jam’iyyah;
2. Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam adalah ujung tombak perjuangan jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di
tingkat nasional, yang bertugas merespon dan mengatasi problematika umat di wilayah kerjanya;
3. Untuk melaksanakan tugas jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di atas, maka dipandang perlu menetapkan Tim
Perumus Pedoman Kejamiyyahan.

MENGINGAT
1. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam Bab II Pasal 14;
2. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam Bab III Pasal 17 Poin 6;
3. Garis Besar Rencana Jihad (GBRJ) Pemuda Persis;
4. Rekomendasi Muktamar XIII Pemuda Persatuan Islam;
5. Musyawarah Pimpinan Lengkap PP Pemuda Persis Masa Jihad 2021-2026 tertanggal 10 Juli 2021.

MENIMBANG
Perlu disahkannya Tim Perumus Pedoman Kejamiyyahan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:

1. Mengesahkan Tim Perumus Pedoman Kejamiyyahan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-
2026;
2. Kepada Tim Perumus diberikan kewenangan sesuai dengan batas wilayah kerjanya untuk merumuskan Pedoman
Kejamiyyahan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
3. Tim Perumus Pedoman Kejamiyyahan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026 bekerja
terhitung mulai Juli sampai dengan Desember 2021.

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila ternyata di dalamnya terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

‫اللّه يأخذ بأيدينا إلى ما فيه خير لإلسالم و المسلمين‬


Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 16 Dzulhijjah 1442 H
26 Juli 2021 M
Ketua Umum

Ibrahim Nashrul Haq Alfahmi


NPA. 09.2830

213
Lampiran SK nomor: 010/A.6.2/B.4-C.1/VI/2021

TASYKIL TIM PERUMUS PEDOMAN KEJAMIYYAHAN


PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 – 2026

PENANGGUNG JAWAB : Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam


PENGARAH : Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam
KETUA : Adi Tahir Nugraha
SEKRETARIS : Ahmad Taufik
ANGGOTA : Adli Hakim
Zamzam Aqbil
Suban Mufti
Ikhsan Hoerudin

214
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 013/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021
Perihal:
PENGESAHAN TIM PERUMUS PEDOMAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM yang berkedudukan di Bandung, setelah:

MEMPERHATIKAN
1. Amanah Muktamar XIII yang tertuang ke dalam Qaidah Asasi, Qaidah Dakhili, GBRJ dan Rekomendasi sebagai
rujukan dalam menjalankan roda jam’iyyah;
2. Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam adalah ujung tombak perjuangan jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di
tingkat nasional, yang bertugas merespon dan mengatasi problematika umat di wilayah kerjanya;
3. Untuk melaksanakan tugas jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di atas, maka dipandang perlu menetapkan Tim
Perumus Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan.

MENGINGAT
1. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam Bab II Pasal 14;
2. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam Bab III Pasal 17 Poin 6;
3. Garis Besar Rencana Jihad (GBRJ) Pemuda Persis;
4. Rekomendasi Muktamar XIII Pemuda Persatuan Islam;
5. Musyawarah Pimpinan Lengkap PP Pemuda Persis Masa Jihad 2021-2026 tertanggal 10 Juli 2021.

MENIMBANG
Perlu disahkannya Tasykil Tim Perumus Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan
Islam Masa Jihad 2021-2026.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:

1. Mengesahkan Tim Perumus Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam
Masa Jihad 2021-2026;
2. Kepada Tim Perumus diberikan kewenangan sesuai dengan batas wilayah kerjanya untuk merumuskan Pedoman
Admnisitrasi dan Kesekretariatan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
3. Tim Perumus Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad
2021-2026 bekerja terhitung mulai Juli sampai dengan Desember 2021.

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila ternyata di dalamnya terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

‫اللّه يأخذ بأيدينا إلى ما فيه خير لإلسالم و المسلمين‬


Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 16 Dzulhijjah 1442 H
26 Juli 2021 M
Ketua Umum

Ibrahim Nashrul Haq Alfahmi

215
NPA. 09.2830

Lampiran SK nomor: 013/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021

TASYKIL TIM PERUMUS PEDOMAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN


PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 – 2026

PENANGGUNG JAWAB : Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam


PENGARAH : Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam
KETUA : Miftah Husni
SEKRETARIS : Uus Syarifuddin
ANGGOTA : Arip Rahman Hakim
Arif Munandar
Iqbal Taufik Maulana

216
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: 045/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021
Perihal:
PENGESAHAN TIM PERUMUS PEDOMAN OLAHRAGA PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 - 2026

PIMPINAN PUSAT PEMUDA PERSATUAN ISLAM yang berkedudukan di Bandung, setelah:

MEMPERHATIKAN
1. Amanah Muktamar XIII yang tertuang ke dalam Qaidah Asasi, Qaidah Dakhili, GBRJ dan Rekomendasi sebagai
rujukan dalam menjalankan roda jam’iyyah;
2. Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam adalah ujung tombak perjuangan jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di
tingkat nasional, yang bertugas merespon dan mengatasi problematika umat di wilayah kerjanya;
3. Untuk melaksanakan tugas jam’iyyah Pemuda Persatuan Islam di atas, maka dipandang perlu menetapkan Tim
Perumus Pedoman Olahraga Pemuda Persatuan Islam.

MENGINGAT
1. Qaidah Asasi Pemuda Persatuan Islam Bab II Pasal 14;
2. Qaidah Dakhili Pemuda Persatuan Islam Bab III Pasal 17 Poin 6;
3. Garis Besar Rencana Jihad (GBRJ) Pemuda Persis;
4. Rekomendasi Muktamar XIII Pemuda Persatuan Islam;
5. Musyawarah Pimpinan Lengkap PP Pemuda Persis Masa Jihad 2021-2026 tertanggal 10 Juli 2021.

MENIMBANG
Perlu disahkannya Tasykil Tim Perumus Pedoman Olahraga Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:

1. Mengesahkan Tim Perumus Pedoman Olahraga Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
2. Kepada Tim Perumus diberikan kewenangan sesuai dengan batas wilayah kerjanya untuk merumuskan Pedoman
Olahraga Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026;
3. Tim Perumus Pedoman Olahraga Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026 bekerja terhitung mulai Juli
sampai dengan Desember 2021.

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila ternyata di dalamnya terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

‫اللّه يأخذ بأيدينا إلى ما فيه خير لإلسالم و المسلمين‬


Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 16 Dzulhijjah 1442 H
26 Juli 2021 M
Ketua Umum

Ibrahim Nashrul Haq Alfahmi


NPA. 09.2830

217
Lampiran SK nomor: 045/A.6.2/B.4-C.1/VII/2021

TASYKIL TIM PERUMUS PEDOMAN OLAHRAGA


PEMUDA PERSATUAN ISLAM
MASA JIHAD 2021 – 2026

PENANGGUNG JAWAB : Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam


PENGARAH : Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam
KETUA : Uus Ismail
SEKRETARIS : Ahmad Taopik

218

Anda mungkin juga menyukai