Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Jenis Ujian : UAS/UPM

(UNINDRA) Nama : Karima A


FAKULTAS PASCASARJANA NPM : -------------------
SEMESTER GASAL T.A. 2022/2023 Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Mata Kuliah : Statistic in Educational Research
Selatan Kelas/
: RA/1a/1b/1c/2n/2o *)/Semester 1
Tlp.: (021) 78835283 – 7818718 ex .: 104 Semester
Dosen : Prof. Dr.Sumaryoto, M.Pd.
Ket: *) Coret/hilangkan yang tid
perlu

JAWABAN SOAL UJIAN PENGENDALI MUTU SEMESTER

1. Jawaban Soal Nomor 1

Statistik Deskriptif untuk ANOVA Dua Arah


Faktor 1 Media Belajar (A)
∑B
Inquiry (A1) STAD (A2)
Faktor 2
n = 20 n = 20 n = 40
Ÿ = Ÿ = 19,4 Ÿ = 19,525
Tinggi
19,65 ∑Y = 388 ∑Y = 781
(B1)
∑Y = 393 ∑ Y2 = 7594 ∑Y2 = 15423
Kec.Emo
∑ Y2 = 7829
(B)
n = 20 n = 20 n = 40
Rendah Ÿ = 19,7 Ÿ = 17,4 Ÿ = 18,55
(B2) ∑Y = 394 ∑Y = 348 ∑Y = 742
∑ Y2 = 7834 ∑ Y2 = 6122 ∑Y2 = 13956
∑K n = 40 n = 40 n = 80
Ÿ = Ÿ = 18,4 Ÿ = 19,0375
19,675 ∑Y = 736 ∑Y = 1523
∑Y = 787 ∑ Y2 = 13716 ∑Y2 = 29379
∑Y2 = 15663

Rangkuman Hasil Perhitungan Teknik ANOVA Dua Arah


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: HB      
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model
(Antr Kel.) 72.537ª 3 24.179 5.883 .001
Intercept (Reduksi) 28994.113 1 28994.113 7.055 .000
Antar Kolom (Ak) 32.512 1 32.512 7.911 .006
Antar Baris (Ab) 19.012 1 19.012 4.626 .035
A*B (Interaksi) 21.012 1 21.012 5.113 .027
Error (Dlm Kel.) 312.350 76 4.110    
Total 29379.000 80      
Corrected Total (Ttl
direduksi) 384.887 79      
a.R Squqred = .188 (Adjusted R Squared = .156)    

Faktor 1 Media Belajar (A)


∑B
Inquiry (A1) STAD (A2)
Faktor 2
Tinggi Y11 Y21 Y01
Kec.Emo (B1)
(B) Rendah Y12 Y22 Y02
(B2)
∑K Y10 Y20 Y00
a.
Dari tabel Statistik Deskriptif untuk ANOVA Dua Arah, maka didapatkan keterangan
A1 = kelas eksperimen (diberikan media belajar Inquiry)
A2 = kelas kontrol (diberikan media belajar Student Teams Achievement Division (STAD))
B1 = kecerdasan emosional tinggi
B2 = kecerdasan emosional rendah
Y10 = hasil belajar DEF dengan media belajar inquiry
Y20 = hasil belajar DEF dengan media belajar STAD
Y01 = hasil belajar DEF dengan kecerdasan emosional tinggi
Y02 = hasil belajar DEF dengan kecerdasan emosional rendah
Y11 = hasil belajar DEF dengan media belajar inquiry dan kecerdasan emosional tinggi
Y12 = hasil belajar DEF dengan media belajar inquiry dan kecerdasan emosional rendah
Y21 = hasil belajar DEF dengan media belajar STAD dan kecerdasan emosional tinggi
Y22 = hasil belajar DEF dengan media belajar STAD dan kecerdasan emosional rendah

Jumlah responden (n) = 80 dari (76 + k + 1) k = 3


(1 ; 80-4)
Ftabel = 3,97

Pengujian Hipotesis 1
H0 : µ11 < µ12 (tidak ada perbedaan hasil belajar DEF siswa yang diajar dengan
menggunakan media Inquiry dan media STAD)
H1 : µ11 > µ12 (hasil belajar DEF siswa yang diajar dengan menggunakan media Inquiry lebih
tinggi daripada media STAD)

Dari rangkuman hasil perhitungan teknik ANOVA dua jalur di atas, diperoleh hasil analisis
data pada kelompok hasil belajar DEF antara media Inquiry dengan (antar kolom) diperoleh
Sig 0.006 < 0,05 dan nilai Fhitung = 7,911 lebih besar dari nilai Ftabel = 3,97 pada tingkat
signifikansi 5%. Ini berarti dalam pengujian hipotesis pertama menerima H1 dan menolak H0,
dengan demikian hipotesis pertama teruji kebenarannya secara signifikan dan dapat diterima.
Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara media belajar Inquiry
dan media belajar STAD terhadap hasil belajar DEF. Rata-rata hasil belajar DEF yang belajar
dengan menggunakan media Inquiry lebih tinggi secara signifikan daripada yang belajar
dengan metode belajar STAD. Hal tersebut, ditunjukkan dari hasil analisis deskriptif yang
disajikan dalam tabel rangkuman data deskriptif di atas, bahwa hasil belajar DEF yang belajar
dengan menggunakan media Inquiry diperoleh hasil: mean 19,675. Sedangkan pada
kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media STAD diperoleh hasil belajar DEF:
mean 18,4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar DEF siswa yang
diajar dengan menggunakan media Inquiry lebih tinggi daripada media STAD dan
hipotesis diterima.

Pengujian Hipotesis 2
H0 : μ21 < μ22= 0 (tidak terdapat pengaruh hasil belajar DEF antara kecerdasan emosional
siswa tinggi dengan kecerdasan emosional rendah)
H1 : μ11 < μ12 ≠ 0 (terdapat pengaruh hasil belajar DEF antara kecerdasan emosional siswa
tinggi dengan kecerdasan emosional rendah)
Dari table rangkuman ANOVA di atas diperoleh nilai Sig 0,035 < 0,05 dan nilai Fhitung (antar
baris) = 4,626 lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel = 3,97 dengan signifikansi 0,05. Ini
berarti pada pengujian
hipotesis kedua menerima H1 dan menolak H0, yaitu terdapat pengaruh kecerdasan
emosional yang signifikan antara media inquiry terhadap hasil belajar DEF.
Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif dimana kelompok siswa yang
kecerdasan emosionalnya tinggi diperoleh mean = 19,525 sedangkan kelompok siswa yang
beratensi rendah diperoleh mean yang cukup jauh berbeda yaitu 18,55. Dari hasil tersebut
menunjukkan terdapat pengaruh hasil belajar DEF antara kecerdasan emosional siswa tinggi
dengan kecerdasan emosional siswa rendah. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh hasil belajar DEF antara kecerdasan emosional siswa tinggi dengan
kecerdasan emosional siswa rendah, dan menerima H1 dan menolak H0.

Pengujian Hipotesis 3
H0 : Int.AxB = 0 (tidak terdapat interaksi pengaruh antara media belajar inquiry dan
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar DEF)
H1 : Int. AxB •'3f 0 (terdapat interaksi pengaruh antara media belajar inquiry dan kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar DEF)
Dari table rangkuman ANOVA di atas diperoleh nilai Sig 0,027 < 0,05 dan nilai Fhitung (I) =
5,113 lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel = 3,97 dengan signifikansi 0,05. Ini berarti
pada pengujian hipotesis kedua menerima H1 dan menolak H0, yaitu terdapat interaksi
pengaruh yang signifikan antara media belajar dan kecerdasan emosional siswa terhadap
hasil belajar DEF
Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif dimana kelompok siswa yang
kecerdasan emosionalnya tinggi dan belajar dengan menggunakan media inquiry diperoleh
mean = 19,65 sedangkan kelompok siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah dan
menggunakan media inquiry diperoleh mean yang tidak begitu jauh berbeda dengan
kelompok yang beratensi rendah yaitu 19,7. Sedangkan kelompok siswa yang kecerdasan
emosionalnya tinggi dan belajar menggunakan media STAD diperoleh mean = 19,4 lebih
tinggi dibandingkan kelompok siswa kecerdasan emosionalnya rendah dan belajar
menggunakan media STAD yaitu 17,4. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh
interaksi signifikan antara media belajar dan kecerdasan emosional terhadap hasil
belajar DEF siswa. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh interaksi
antara media belajar dan kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar DEF dan
hipotesis diterima.

b. Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis penelitian, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut.
Pertama; terdapat pengaruh yang signifikan antara media belajar Inquiry dan media
belajar STAD terhadap hasil belajar DEF siswa. Hal ini diperoleh dari nilai Fhitung = 7,911
yang lebih besar dari nilai Ftabel = 3,97 pada tingkat signifikansi 5% dan ditunjukkan dengan
nilai Sig 0.006 < 0,05. Ini berarti dalam pengujian hipotesis pertama menerima H1 dan
menolak H0, dengan demikian hipotesis pertama teruji kebenarannya secara signifikan.

Kedua; terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil belajar DEF antara siswa yang
memiliki kecerdasan emosional tinggi dan kecerdasan emosional rendah. Hal ini
diperoleh dari nilai Fhitung = 4,626 yang lebih besar dari nilai Ftabel = 3,97 pada tingkat
signifikansi 5% dan ditunjukkan dengan nilai Sig 0.035 < 0,05. Ini berarti dalam pengujian
hipotesis kedua menerima H1 dan menolak H0, dengan demikian hipotesis kedua teruji
kebenarannya secara signifikan.
Ketiga; terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model belajar Inquiry dan
kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar DEF. Hal ini diperoleh dari nilai Fhitung =
5,113 yang lebih besar dibandingkan dengan Ftabel = 3,97 pada tingkat signifikansi 5% dan
ditunjukkan dengan nilai Sig 0.027 < 0,05. Ini berarti pada pengujian hipotesis ketiga
menerima H1 dan menolak H0, dengan demikian hipotesis ketiga teruji kebenarannya secara
signifikan.

2. Jawaban Soal Nomor 2


Uji t Korelasi Pre test Post test Kelas Eksperimen Metode Belajar Statistik

Sebelum Sesudah D D2
Nama mengikuti mengikuti
No.
Siswa MB MB (X1-X2) (X1-X2)2
(X1) (X2)
1 A 88 77 11 121
2 B 54 79 -25 625
3 C 76 56 20 400
4 D 63 72 -9 81
5 E 64 60 4 16
6 F 70 73 -3 9
7 G 74 70 4 16
8 H 72 75 -3 9
9 I 77 82 -5 25
10 J 70 59 11 121
11 K 92 85 7 49
12 L 65 70 -5 25
13 M 82 75 7 49
14 N 61 60 1 1
15 O 81 76 5 25
16 P 71 69 2 4
17 Q 56 70 -14 196
18 R 70 73 -3 9
19 S 60 78 -18 324
20 T 69 64 5 25
21 U 57 80 -23 529
22 V 73 72 1 1
23 W 73 78 -5 25
24 X 80 66 14 196
25 Y 60 70 -10 100
26 Z 82 88 -6 36
27 AA 76 74 2 4
28 AB 70 56 14 196
29 AC 68 55 13 169
30 AD 70 73 -3 9
31 AE 66 68 -2 4
32 AF 78 75 3 9
N= ∑D = 2
∑D =
32 -10 3408

a. Mencari Mean dari Perbedaan


∑D −10
MD = N = 32 = -0,3125

b. Mencari Standar Deviasi dari Perbedaan

√ ( )
2
∑ D2 ∑D
SDD =
N

N

SDD =
√ 3408
32 – (−0,3125 )
2

SDD = 10,319 – 0,0976

SDD = 10,221

c. Mencari Standar Error dari Mean of Difference


SD D
SDMD =
√ N −1

10,221
SDMD =
√32−1

10,221
SDMD =
√31

10,221
SDMD = 5,5677 = 1,8357

d. Mencari thit jika α = 2,5%

MD
thit = SD MD

−0,3125
thit = 1,8357

thit = -0,1702

Diperoleh nilai thit yaitu – 0,1702. Dengan df sebesar = N – 1 = 32 – 1 = 31 lalu konsultasikan


dengan tabel nilai t, taraf signifikansi 2,5 % diperoleh t tabel = 2.04 sehingga thit lebih kecil
daripada ttabel, yaitu 0,1702 > 2.04 Dengan demikian hipotesis yang diajukan yaitu tidak
terdapat peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang signifikan pada metode
pembelajaran statistik.
3. Jawaban Soal Nomor 3

a. Hasil Output SPSS


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Estimate
Model R R Square Square

1 .454a .206 .186 7.405

a. Predictors: (Constant), Grammar Mastery, Student’ Motivation

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1097,041 2 548,520 10,002 ,000b

Residual 4222,759 77 54,841

Total 5319,800 79

a. Dependent Variable: Procedure Text.

b. Predictors: (Constant), Grammar Mastery, Student’ Motivation.


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 24,964 10,964 2,277 ,026 a.


Dependent Variable:
Student’
Procedure ,205 ,063 ,339 3,270 ,002 Text.
Motivation

Grammar
,325 ,089 ,378 3,647 ,000
Mastery
Hasil Analisis
Regresi Linear
Berganda

Pengaruh Grammar Mastery dan Student Motivation terhadap Kemampuan Pemahaman


Procedure Text

Penelitian ini dilakukan Sekolah X dimana Sampel dari penelitian ini adalah 80 siswa, terdiri dari kelas A
sebagai kelas eksperimen ada 40 siswa dan kelas B sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 40 siswa.
Pemilihan sampel menggunakan 2 kelas tersebut karena dilihat dari tingkat kemampuan (intelligent)
yang sama secara keseluruhan yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Regresi linear
sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan variabel independen
(Grammar Mastery dan Student Motivation) terhadap variabel dependen (Kemampuan siswa dalam
memahami Procedure Text). Perhitungan regresi linear sederhana dilakukan dengan bantuan aplikasi
SPSS melalui menu Regression > Linear.

Tabel "Model Summary" memberikan informasi tentang nilai koefisien determinasi, yakni kontribusi
pengaruh variabel Grammar Mastery dan Student Motivation sebagai yang signifikan secara simultan
(bersama-sama) terhadap variabel Kemampuan siswa dalam memahami Procedure Text Tabel
"ANOVA" memberikan informasi tentang ada tidaknya pengaruh variabel Grammar Mastery dan Student
Motivation yang signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel Kemampuan siswa dalam
memahami Procedure Text . Tabel "Coefficients" memberikan informasi tentang persamaan regresi dan
ada tidaknya pengaruh Grammar Mastery dan Student Motivation yang signifikan secara parsial
(sendiri-sendiri) terhadap Kemampuan siswa dalam memahami Procedure Text .
Adapun rumus persamaan regresi dalam analisis atau penelitian ini dirujuk dari tabel Coeffients adalah
sebagai berikut:

Y = a+b1x1+b2x2 = 24,964 + 0,205 + 0,325 = 25,494

Ringkasan Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Regresi thitung Sig.

Konstanta 24,964

X1 0,325 3,647 0.000

X2 0,205 3,270 0.002

Fhitung = 10,002

R Square = 0,206

1) Analisis Signifikansi dari tabel Coefficients


 Dari tabel output SPSS "Coefficients" di atas, kita akan melakukan uji untuk mengetahui
apakah variabel Grammar Mastery (X1) dan Student Motivation (X2) secara parsial
berpengaruh terhadap variabel Kemampuan memahami Procedure Text (Y). Adapun
hipotesis yang kita ajukan dalam penelitian ini adalah:
 H1 atau hipotesis pertama: ada pengaruh yang signifikan antara Grammar Mastery (X1)
terhadap Kemampuan memahami Procedure Text (Y).
 H2 atau hipotesis kedua: ada pengaruh yang signifikan antara Student Motivation (X2)
terhadap Kemampuan memahami Procedure Text (Y).
 Berdasarkan tabel output SPSS "Coefficients" di atas diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel Grammar Mastery (X1) adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000 <
probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima.
Artinya ada pengaruh yang signifikan antara Grammar Mastery (X1) terhadap
Kemampuan memahami Procedure Text (Y).

 nilai Signifikansi (Sig) variabel Student Motivation (X2) adalah sebesar 0,002. Karena nilai
Sig. 0,002 < probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua
diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antar Student Motivation (X2) terhadap
Kemampuan memahami Procedure Text (Y).

2) Analisis Uji t Parsial Grammar Mastery (X1)


 t tabel = (0,025 ;77) = 1,991
 t hitung = 3,647
 Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai t hitung variabel Grammar Mastery
adalah sebesar 3,647 Karena nilai t hitung = 2,576 > ttabel = 1,991, maka dapat disimpulkan
bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan
antara Grammar Mastery (X1) terhadap Kemampuan memahami Procedure Text (Y).

3) Analisis Uji t Parsial Student Motivation (X2)


 t tabel = (0,025 ;77) = 1,991
 t hitung = 3,270
 Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai t hitung Student Motivation adalah sebesar
4,090. Karena nilai t hitung = 4,090 > ttabel = 1,991, maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau
hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan Student Motivation (X2)
terhadap Kemampuan memahami Procedure Text (Y).

4) Analisis Uji F Simultan (dari table “Anova”) dengan dasar Nilai Sig
 Berdasarkan tabel output SPSS di atas, diketahui nilai Sig. adalah sebesar 0,000. Karena
nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji F
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain Grammar Mastery
(X1) dan Student Motivation (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Kemampuan memahami Procedure Text (Y).

5) Analisis Uji F Simultan (dari table “Anova”) berdasarkan nilai F tabel

 Jumlah responden (n) = 80 dari (77 + k + 1) k =2


 F tabel = (k ; n-k)
 F tabel = (2 ; 80-2) = 3,11
 Berdasarkan tabel output SPSS di atas, diketahui nilai F hitung adalah sebesar 10,002.
Karena nilai F hitung 10,002 > F tabel 3,11, maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain
Grammar Mastery (X1) dan Student Motivation (X2) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap terhadap Kemampuan memahami Procedure Text (Y).

6) Analisis Koefisien determinasi (R Square atau R kuadrat)


 Berdasarkan tabel output SPSS "Model Summary" di atas, diketahui nilai koefisien
determinasi atau R Square adalah sebesar 0,206. Nilai R Square 0,206 ini berasal dari
pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau "R", yaitu 0,454 x 0,454 = 0,206. Besarnya
angka koefisien determinasi (R Square) adalah 0,206 atau sama dengan 20,6%. Angka
tersebut mengandung arti bahwa variabel Grammar Mastery (X1) dan variabel Student
Motivation (X2) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap
variabel Kemampuan memahami Procedure Text (Y) sebesar 20,6%. Sedangkan sisanya
(100% - 20,6% = 79,4%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan regresi ini
atau variabel yang tidak diteliti.

b. Hasil Output SPSS

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Estimate
Model R R Square Square

1 .792a .627 .614 6.19093

a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Tingkat Ekonomi Orangtua

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3673,058 2 1836,529 47,917 ,000b

Residual 2184,675 57 38,328

Total 5857,733 59

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar ABC.


Coefficientsa
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Tingkat Ekonomi Orangtua.

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 10,397 6,800 1,529 ,132

Tingkat Ekonomi
,333 ,090 ,455 3,699 ,000
Orangtua

Motivasi Belajar ,287 ,091 ,390 3,166 ,002

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar ABC.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Pengaruh Motivasi Belajar dan Tingkat Ekonomi Orangtua terhadap Prestasi Belajar ABC
Penelitian ini dilakukan Sekolah X dimana Sampel dari penelitian ini adalah 60 siswa, dimana kelas A
sebagai kelas eksperimen ada 30 siswa dan kelas B sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 30 siswa.
Pemilihan sampel menggunakan 2 kelas tersebut karena dilihat dari tingkat kemampuan (intelligent)
yang sama secara keseluruhan yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Regresi linear
sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan variabel independen
(Motivasi Belajar dan Tingkat Ekonomi Orangtua) terhadap variabel dependen (Prestasi Belajar ABC).
Perhitungan regresi linear sederhana dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS melalui menu
Regression > Linear. Tabel "Model Summary" memberikan informasi tentang nilai koefisien determinasi,
yakni kontribusi pengaruh variabel Motivasi Belajar dan Tingkat Ekonomi Orangtua yang signifikan
secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel Prestasi Belajar ABC Tabel "ANOVA" memberikan
informasi tentang ada tidaknya pengaruh variabel Motivasi Belajar dan Tingkat Ekonomi Orangtua yang
signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel Prestasi Belajar ABC . Tabel "Coefficients"
memberikan informasi tentang persamaan regresi dan ada tidaknya pengaruh Motivasi Belajar dan
Tingkat Ekonomi Orangtua yang signifikan secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap Prestasi Belajar ABC
. Adapun rumus persamaan regresi dalam analisis atau penelitian ini dirujuk dari tabel Coeffients adalah
sebagai berikut:

Y = a+b1x1+b2x2 = 10,397 + 0,287 + 0,333 = 11,017

Ringkasan Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Regresi thitung Sig.

Konstanta 10,397

X1 0,287 3,166 0.002

X2 0,333 3,699 0.000

Fhitung = 47,917

R Square = 0,627

1) Analisis Signifikansi dari tabel Coefficients


 Dari tabel output SPSS "Coefficients" di atas, kita akan melakukan uji untuk mengetahui
apakah variabel Motivasi Belajar (X 1) dan Tingkat Ekonomi Orangtua (X 2) secara parsial
berpengaruh terhadap variabel Prestasi Belajar ABC (Y). Adapun hipotesis yang kita
ajukan dalam penelitian ini adalah:
 H1 atau hipotesis pertama: ada pengaruh yang signifikan antara Motivasi Belajar (X 1)
terhadap Prestasi Belajar ABC (Y).
 H2 atau hipotesis kedua: ada pengaruh yang signifikan antara Tingkat Ekonomi Orangtua
(X2) terhadap Prestasi Belajar ABC (Y).
 Berdasarkan tabel output SPSS "Coefficients" di atas diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel Motivasi Belajar (X 1) adalah sebesar 0,002. Karena nilai Sig. 0,002 < probabilitas
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima. Artinya ada
pengaruh yang signifikan antara Motivasi Belajar (X 1) terhadap Prestasi Belajar ABC (Y).
 nilai Signifikansi (Sig) variabel Tingkat Ekonomi Orangtua (X 2) adalah sebesar 0,000.
Karena nilai Sig. 0,000 < probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau
hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antar Tingkat Ekonomi
Orangtua (X2) terhadap Prestasi Belajar ABC (Y).

2) Analisis Uji t Parsial Motivasi Belajar (X1)


 t tabel = (0,025 ;57) = 2,002
 t hitung = 3,166
 Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai t hitung variabel Motivasi Belajar adalah
sebesar 3,166 Karena nilai t hitung = 2,576 > ttabel = 2,002, maka dapat disimpulkan bahwa
H1 atau hipotesis pertama diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara
Motivasi Belajar (X1) terhadap Prestasi Belajar ABC (Y).

3) Analisis Uji t Parsial Tingkat Ekonomi Orangtua (X 2)


 t tabel = (0,025 ;57) = 2,002
 t hitung = 3,699
 Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai t hitung Tingkat Ekonomi Orangtua adalah
sebesar 3,699. Karena nilai thitung = 3,699 > ttabel = 2,002, maka dapat disimpulkan bahwa
H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan Tingkat
Ekonomi Orangtua (X2) terhadap Prestasi Belajar ABC (Y).

4) Analisis Uji F Simultan (dari table “Anova”) dengan dasar Nilai Sig
 Berdasarkan tabel output SPSS di atas, diketahui nilai Sig. adalah sebesar 0,000. Karena
nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji F
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain Motivasi Belajar (X 1)
dan Tingkat Ekonomi Orangtua (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Prestasi Belajar ABC (Y).

5) Analisis Uji F Simultan (dari table “Anova”) berdasarkan nilai F tabel

 Jumlah responden (n) = 60 dari (57 + k + 1) k =2


 F tabel = (k ; n-k)
 F tabel = (2 ; 60-2) = 3,15
 Berdasarkan tabel output SPSS di atas, diketahui nilai F hitung adalah sebesar 47,917.
Karena nilai F hitung 47,917 > F tabel 3,15, maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain
Motivasi Belajar (X1) dan Tingkat Ekonomi Orangtua (X2) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap terhadap Prestasi Belajar ABC (Y).

6) Analisis Koefisien determinasi (R Square atau R kuadrat)


 Berdasarkan tabel output SPSS "Model Summary" di atas, diketahui nilai koefisien
determinasi atau R Square adalah sebesar 0,627. Nilai R Square 0,627 ini berasal dari
pengkuadratan nilai koefisien korelasi atau "R", yaitu 0,792 x 0,792 = 0,627. Besarnya
angka koefisien determinasi (R Square) adalah 0,627 atau sama dengan 62,7%. Angka
tersebut mengandung arti bahwa variabel Motivasi Belajar (X1) dan variabel Tingkat
Ekonomi Orangtua (X2) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan
terhadap variabel Prestasi Belajar ABC (Y) sebesar 62,7%. Sedangkan sisanya (100% -
62,7% = 37,3%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan regresi ini atau
variabel yang tidak diteliti.

Anda mungkin juga menyukai