NIM : 08051382227101
Jawab : Membantu bisnis kamu tetap teratur dan menjaga agar informasi mudah diakses sehingga
kamu bisa menggunakannya
Jawab :
Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam perancangan sebuah database adalah proses
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dari pengguna aplikasi database. Untuk itu, perlu
mengenal bagian lain dari sistem informasi yang nantinya akan berhubungan dengan sistem database,
termasuk user atau pengguna dan aplikasi. Data akan kebutuhan-kebutuhan itulah yang kemudian
dikumpulkan dan dianalisis.
Tujuan dari tahap perancangan database secara konseptual ini adalah untuk menghasilkan conceptual
schema (skema konseptual) untuk database yang tergantung pada DBMS masing-masing.
Pada tahap ini, penggunaan model data tingkat tinggi seperti Entity Relationship (ER) dan Enhanched
Entity Relationship (EER) sudah sering digunakan secara rinci. Perancangan database pada tahap ini
hanya menentukan konsep yang berlaku dalam sistem database yang hendak dibangun.
Adapun langkah-langkah proses perancangan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
Prosedur kerja secara keseluruhan yang berlaku pada sistem berjalan, proses apa saja yang ada dalam
sistem.
Menentukan informasi atau output apa yang diinginkan dari database.
Menentukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan, sehingga tidak membuat
kesalahan yang sama.
Membuat pengembangan sistem di masa yang akan datang.
Menganalisis tingkat keamanan dari sistem yang ada pada saat ini.
Menentukan siapa saja yang terlibat dalam sistem yang berjalan
Menentukan input atau masukan apa yang perlu dimasukkan ke dalam sistem
Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan dalam perancangan database pada tahap skema konseptual,
yaitu:
Terpusat
Kebutuhan dari pengguna dan aplikasi yang berbeda digabungkan menjadi satu untuk kemudian
dirancang menjadi satu skema konseptual.
Integrasi View-View yang Ada
Masing-masing kebutuhan dari pengguna dan aplikasi yang bebeda dirancang dengan skema eksternal
atau view. Selanjutnya, view-view tersebut disatukan dalam skema konseptual
Tahap atau fase yang ketiga dalam perancangan database adalah melakukan pemilihan sistem
manajemen database. Pemilihan database sendiri ditentukan oleh beberapa faktor, yakni:
Faktor Teknik
Beberapa faktor teknik yang mempengaruhi pemilihan sistem manajemen database adalah:
o Tipe struktur data apakah hirarki, jaringan, atau relasional.
o Struktur penyimpanan dan jalur akses yang didukung oleh sistem manajemen database
o Tipe interface dan programmer
o Tipe bahas query.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi dalam pemilihan sistem manajemen database antara lain:
o Biaya konversi pembuatan database
o Biaya penyediaan hardware dan software
o Biaya personalia
o Biaya pelatihan
o Biaya pengoperasian
o Biaya pemeliharaan.
Faktor Organisasi
Adapun faktor organisasi yang memengaruhi pemilihan sistem manajemen database adalah sebagai
berikut:
o Struktur data
o Personal yang telah terbiasa dengan sistem yang ada
o Ketersediaan dari service vendor atau layanan penjual.
Fase berikutnya adalah perancangan database secara logika atau disebut dengan pemetaan model data.
Pada fase ini dibuat skema konseptual dan juga skema eksternal pada model data dari sistem
manajemen database yang sudah ditentukan pada fase sebelumnya.
Untuk melakukan transformasi dari skema konseptual dan eksternal (yang dihasilkan pada tahap 2) ke
dalam sistem manajemen database, bisa dilakukan melalui 2 jenis proses sebagai berikut:
Pada tahap perancangan dtabase secara fisik, dilakukan perancangan spesifikasi untuk database yang
disimpan, terkait dengan struktur penyimpanan fisik, jalur akses, dan penempatan record.
Response Time, yaitu waktu yang diperlukan database untuk menerima respon.
Space Utility, yaitu jumlah ruang penyimpanan yang diperlukan untuk database file dan struktur jalur
aksesnya
Transaction Troughput, yakni rata-rata nilai transaksi yang bisa diperoleh tiap menitnya oleh sistem
databasse.
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik dari tahap pertama hingga kelima telah lengkap,
maka database bisa mulai diimplementasikan. Pada tahap ini, sejumlah perintah yang ada dalam DDL
dan SDL dari Database Management System (DBMS) yang telah dipilih, dikumpulkan yang
kemudian digunakan dalam pembuatan skena database. Apabila ada data yang harus dirubah, maka
mungkin diperlukan untuk melakukan format ulang data untuk kemudian dimasukkan data yang baru.
3. Implementasi dari Enfitty Relationship Diagram (ERD) dan logical record structure (LGS)
Komponen ERD
Setelah mengetahui apa saja model data dari ER diagram, sekarang kita akan membahas komponen-
komponen yang digunakan dalam membuat ER diagram. Dalam sebuah ERD sendiri terdapat empat
komponen utama untuk memodelkan suatu sistem. Berikut adalah komponen-komponennya.
Entitas
Yang pertama adalah entitas. Entitas merupakan sekumpulan objek yang dapat diidentifikasi
secara unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Entitas ini biasanya digambarkan dengan
lambang persegi panjang.
Lalu, ada juga yang dinamakan “Entitas lemah”. Entitas lemah ini digambarkan dengan
lambang persegi panjang kecil di dalam persegi panjang yang lebih besar. Mengapa disebut
dengan entitas lemah? Karena entitas tersebut harus terhubung langsung dengan entitas
lain, sebab entitas lemah ini tidak dapat diidentifikasi secara unik.
Atribut
Selanjutnya adalah atribut. Setiap entitas pasti memiliki atribut yang berfungsi untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Ada beberapa jenis
atribut yang biasa digunakan dalam ERD. Berikut adalah jenis-jenisnya.
o Atribut kunci
Berikutnya adalah atribut simpel. Atribut simpel adalah atribut yang tidak dapat
dipecah lagi dan bernilai tunggal. Contoh dari atribut ini adalah alamat kantor, nama
penerbit, dan lain-lain.
o Atribut multinilai
Yang terakhir adalah atribut derivatif. Atribut derivatif adalah atribut yang dihasilkan
dari atribut lain dan atributnya tidak wajib untuk ditulis dalam Entity Relationship
Diagram. Contoh dari atribut ini adalah selisih harga, usia, dan kelas.