Anda di halaman 1dari 27

Analisis Perhitungan Creep Pada Tube

Katalis Yang Mengalami Bending, di Primary


Reformer Pabrik 1A PT Pupuk Kaltim

Presented by:
Primary Reformer
Primary reformer adalah salah satu unit proses dalam industri
petrokimia dan produksi amonia yang digunakan untuk
menghasilkan gas sintesis. Gas sintesis ini kemudian dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan amonia,
metanol, dan produk kimia lainnya. Primary Reformer
Amonia memiliki beberapa bagian utama yaitu:

• Radiant Section
• Convenction Section
Radiant Section
Radiant section adalah bagian utama dari reformer, karena disinilah tempat berlangsungnya
proses utama reformer. Didalam radiant section terdapat tube katalis tempt berlangsungnya
proses reaksi. Panas gas pembakaran mencapai lebih dari 1000 °C, sedangkan kondisi gas
utama yang ada didalam tube katalis sekitar 800 °C pada tekanan sekitar 30 kgf/cm2.
Sesuai namanya, didaerah in perpindahan panas ke tube katalis terjadi secara radiasi. Panas
pembakaran dihasilkan ole burner yang ada pada bagi an samping radiant section. Aliran
gas proses masuk dari bagian atas / luar Radiant section dan inlet pigtail yang selanjutny a
masuk ke tube katalis. Mulai dari tube katalis, gas proses turn kebawah dan keluar melalui
outlet pigtail menuju transfer line yang selanjutnya menuju ke secondary reformer.
Convention Section

Di daerah ini terdapat banyak coil pemanas, sesuai dengan namanya


perpindahan panas antara flue gas dan coil-coil terjadi secara konveksi.
Tempat mengalirkan gas sisa pembakaran (flue gas), dengan temperatur
1033°C melalui terowongan (duct). Dalam perencanaan Convention Section
ruangan pada Konvensi maupun exhibition akan didesain secara fleksible
dan dibagi menjadi beberapa ruang sesuai kebutuhan
Fungsi Primary Reformer
Fungsi utama dari Primary reformer adalah berfungsi sebagai tempat untuk pembentukan gas
hydrogen dan CO2. Dalam prosesnya, gas alam dialirkan memasuki tube katalis yang telah
bercampur dengan steam reforming. Reaksi in memerlukan input panas yang besar, sehingga
campuran gas alam yang berupa methane (CH4) dan steam dipanaskan terlebih dahulu di
convection section, yang kemudian masuk kedalam tube katalis yang telah berisi katalis.
Jenis katalis yang digunakan adalah katalis NiO. Campuran steam dan gas ini mengalami
proses retaking selama melalui katalis Nikel didalam tube katalis. Panas diperoleh dari
penyalaan burner-burner disamping radiant section. Gas yang diperoleh akan keluar dari tube
katalis dengan temperatur 770-811 °C dan tekanan 32 kg/cm untuk kemudian menuju
secondary reformer.
Tube Katalis
Tube katalis pada primary reformer merupakan bagian
penting. Tube katalis pada primary reformer merujuk pada
sejumlah tabung atau pipa yang diisi dengan katalis yang
berfungsi untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi dalam
proses reforming. Proses reforming ini bertujuan untuk
mengubah hidrokarbon, seperti metana (CH4), menjadi gas
sintesis utama yang terdiri dari karbon dioksida (CO2) dan
hidrogen (H2).
Fungsi Tube Katalis
Fungsi Tube Katalis pada Primary Reformer:
• Mempercepat Reaksi Reforming: Katalis dalam tube katalis membantu mempercepat
reaksi kimia yang terlibat dalam proses reforming. Proses reforming ini melibatkan
konversi hidrokarbon (biasanya metana) menjadi hidrogen dan karbon monoksida.
• Meningkatkan Efisiensi: Dengan adanya katalis, reaksi kimia dapat terjadi pada suhu
yang lebih rendah dibandingkan jika tanpa katalis. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi
keseluruhan dari proses reforming.
• Meningkatkan Selektivitas: Katalis juga dapat membantu meningkatkan selektivitas,
yaitu kemampuan untuk memproduksi produk yang diinginkan (hidrogen dan karbon
monoksida) sementara mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.
Data Tube Katalis
Data Material
Material Tube Katalis

Tube katalis yang menggunakan material 25 Cr 35 Ni Nb Ti


adalah bagian dari katalis yang digunakan dalam proses
industri, terutama dalam industri kimia dan petrokimia.
Material tersebut adalah paduan nikel-krom yang memiliki
sifat-sifat khusus yang membuatnya cocok untuk penggunaan
dalam lingkungan yang keras, seperti suhu tinggi dan korosif.
Material Tube Katalis
Berikut beberapa alasan mengapa material ini dipilih untuk tube katalis:
• Ketahanan terhadap Suhu Tinggi: Material 25 Cr 35 Ni Nb Ti memiliki
ketahanan yang baik terhadap suhu tinggi. Ini sangat penting dalam
proses katalisis di mana suhu tinggi seringkali diperlukan untuk reaksi
kimia yang efisien.
• Ketahanan terhadap Korosi: Material ini memiliki sifat anti-korosif yang
baik, yang membuatnya tahan terhadap kerusakan akibat reaksi kimia
atau korosi yang dapat terjadi dalam lingkungan industri kimia.
• Kekuatan Mekanis yang Tinggi: Sifat mekanis yang baik dari paduan ini
membuatnya mampu menahan tekanan dan beban mekanis yang
mungkin terjadi dalam proses industri.
Komposisi Kimia Tube Katalis

Penambahan komponen sulfur menyebabkan residu sulfur dalam produk,


emisi gas H2S dan beberapa masalah korosi, serta saat ini semakin berkembang
mengenai kesadaran larangan penggunaan katalis konvensional tersulfidasi
sehingga menjadi daya dorong untuk mengembangkan katalis bersih yang
bebas dari sulfur. Nikel merupakan katalis yang sangat aktif digunakan untuk
reaksi hidrogenasi minyak nabati. Maka, penelitian produksi biofuel dari
minyak kelapa sawit ini akan dilakukan modifikasi dengan mamakai katalis
padat Ni-Mg/γ-Al2O3.
Pemeriksaan Yang Dilakukan Pada Tube Katalis
secara shutdown dan online
Berikut ini adalah pemeriksaan yang dilakukan pada tube katalis secara shutdown:
• Visual Inspeksi
• Perhitungan Creep
• Radiography Test
• Ultrasonic Test (Through Transmisi)
• LeoScan
Berikut ini adalah pemeriksaan yang dilakukan pada tube katalis secara online
• Predictive Maintenance
Visual Inspeksi
Inspeksi visual adalah metode yang umum untuk kontrol kualitas,
pengumpulan data, dan analisis data. Inspeksi visual, yang digunakan dalam
pemeliharaan fasilitas, berarti inspeksi peralatan dan struktur menggunakan
salah satu atau semua indera manusia mentah seperti penglihatan,
pendengaran, sentuhan dan bau dan/atau peralatan inspeksi non-spesialis.
Inspeksi yang membutuhkan ultrasonik, peralatan X-ray, inframerah, dll.
biasanya tidak dianggap sebagai inspeksi visual karena metodologi Inspeksi
ini membutuhkan peralatan khusus, pelatihan dan sertifikasi.
Radiography Test
w
Ultrasonic Test (Through
Transmisi)
Metode Radiography Test adalah salah satu metode NDT
yang menggunakan sumber radiasi pengion sinar gamma
atau mesin sinar X untuk mengetahui cacat pada suatu
material uji. Radiasi pengion sinar gamma merupakan
salah satu bentuk pemanfaatan radiasi yang ada pada zat
radioaktif atau radioisotop. Prinsip kerja
metode Radiography Test ini adalah menggunakan
paparan radiasi yang dihasilkan oleh sumber radiasi yang
diarahkan ke objek yang akan diperiksa (benda uji).
LeoScan
Sistem LEO-SCAN menggunakan pengukuran diameter laser dua sumbu
untuk mengukur tegangan diameter. Titik awal untuk mengumpulkan data
hanya 20 mm dari fl ear. LEO-SCAN dapat dengan mudah memeriksa 250
tabung per shift dengan atau tanpa katalis di dalam tabung. Sistem LEO-
SCAN adalah sistem yang paling terbukti dan akurat yang digunakan saat
ini. Sistem deteksi retak LEOSCAN menembus dinding pipa lengkap dalam
pencarian retak yang dapat menyebabkan kegagalan.
Perhitungan Creep
Creep adalah deformasi plastis yang terjadi pada material karena diberi
beban dan temperatur konstan. Mesin uji creep telah dirancang dan dibuat
untuk mengetahui kekuatan bagian komponen diperlukan perhitungan
kekuatan material yang ada. Kasus beban yang direkomendasikan untuk
mempertimbangkan creep adalah beban kompresi dan ketegangan tanpa
beban yang merupakan posisi 'normal‘ yang dimana memiliki jumlah siklus
yang relatif rendah
Predictive Maintenance
Strategi pemeliharaan yang dirancang untuk memprediksi waktu kegagalan
mesin atau peralatan sehingga tindakan perbaikan atau pemeliharaan dapat
diambil sebelum terjadi kerusakan yang signifikan. Salah satu metode prediktif
maintenance yang dilakukan di department inspeksi teknik 1 di primary reformer
yaitu pengukuran suhu skin tube katalis menggunakan wahl heat spy setiap 2
minggu sekali yang bertujuan untuk mengetahui tren temperature di area tube
katalis , dari hasil pengukuran temperature didapat data dan menjadi salah satu
faktor penentuan remaining life dari material tube katalis tersebut, sehinnga kita
dapat memprediksi kapan seharusnya tube tersebut diganti sebelum terjadinya
kegagalan.
Tujuan Perhitungan Creep

Bertujuan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya creep (pemuluran) bahan


bakar uji akibat distribusi strain secara melingkar (circumocular), ke arah aksial
dan radial pada LHR (linear heat rate) dan waktu operasi tertentu, untuk
memberikan informasi terhadap standar kualitas saat produksi dan
pengoperasian uji pin di teras reaktor .
Rumus Perhitungan Creep

Untuk melakukan perhitungan creep pada tube katalis, diperlukan


rumus untuk menghitung persen creep yang dialami oleh masing
masing tube pada daerah pengukuran yang digunakan. Metode
Pengukuran adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Keliling Aktual : Keliling yang diukur pada daerah pengukuran
Keliling Desain : Keliling tube sesuai desain sebesar 478,2
Sample Tube Katalis
Berikut ini adalah gambar dari sample tube katalis yang mengalami bending,
yaitu tube AB-69
Perhitungan Creep
Data yang diambil dalam pengukuran tube katalis adalah keliling
actual pada beberapa daerah pengukuran yang dianggap
representative yang dapat dilihat pada gambar 4.2, Dimana pembagian
pengukuran dilakukan pada 6 daerah.
Perhitungan Creep
Pada sampel salah satu tube katalis yang mengalami bending, yaitu Tube AB-69,
dihitung persen creep nya pada tiap daerah pengukuran ,sebagai berikut:
Location 1=1,3%
Location 2=1,6%
Location 3=1,9%
Location 4=1,8%
Location 5=1,4%
Location 6=1,7%

Dari Hasil Perhitungan creep ratio ini menunjukkan bahwa creep yang terjadi masih
berada pada range yang wajar yaitu:
Tube AB-69 : Persentase Creep Maksimum sebesar 1,9%
Batasan Persen Creep
Pada tekanan tinggi (berkaitan dengan modul
pemangkasan), creep dikendalikan oleh gerakan dislokasi.
Untuk creep dislokasi, Q = Q (difusi diri), 4 ≤ m ≤ 6, dan b
< 1. Menurut ASTM ASME batasan persen creep adalah
510 °C (950 °F), untuk bahan pipa A335
Kesimpulan
Pada analisis perhitungan ini persen creep ini, penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan:
• Didapatkan bahwa jika hanya menghitung persen creep
saja, kita tidak dapat megetahui penyebab bendingnya
tube katalis, dan diperlukan pengujian lainnya
• Didapatkan perhitungan creep maksimum pada tube AB-
69 yaitu 1.9%
Saran
• Temperatur dan Burner harus diperhatikan dan dijaga agar
tidak terjadi overheating pada tube katalis
• Perlu dilakukan uji metalografi untuk mengetahui
penyebab utama terjadinya bending pada tube katalis

Anda mungkin juga menyukai