Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

AL QUR’AN/AL HADITS

KISAH MUALLAF KARENA MENGAGUMI AL QUR’AN

Dosen: H. Okrisal Eka Putra, Lc, M.Ag

Oleh :

Nurul Istiqamah

PRODI MANAJEMEN DAKWAH C

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014-2015
Prof Dr Jefrey Lang, Hidayah Dari Hadiah
Alquran

Prof Dr Jeffrey Lang, nama lengkapnya. Sehari hari dia bekerja sebagai dosen
dan peneliti Bidang matematika di Universitas Kansas, salah satu universitas terkemuka
di Amerika Serikat. Gelar master dan doktor matematika diraihnya dari Purdue
University pada tahun 1981. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga penganut paham
Katolik Roma di Bridgeport, Connecticut, pada 30 Januari 1954. Pendidikan dasar
hingga menengah ia jalani di sekolah berlatar Katolik Roma selama hampir 18 tahun.
Selama itu pula, menurut Lang—sebagaimana ditulis dalam catatan hariannya tentang
perjalanannya mencari Islam, menyisakan banyak pertanyaan tak berjawab dalam dirinya
tentang Tuhan dan filosofi ajaran Kristen yang dianutnya selama ini.
‘’Seperti kebanyakan anak-anak lain di kisaran tahun 1960-an hingga awal
1970-an, saya melewati masa kecil yang penuh keceriaan. Bedanya, pada masa itu, saya
sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik itu secara politik, sosial,
maupun keagamaan. Saya bahkan sering bertengkar dengan banyak kalangan, termasuk
para pemuka gereja Katolik,’’ paparnya.
Menginjak usia 18 tahun, Lang remaja memutuskan menjadi seorang atheis.
‘’Jika Tuhan itu ada dan Dia punya belas kasih dan sayang, lalu mengapa ada begitu
banyak penderitaan di atas bumi ini? Mengapa Dia tidak masukkan saja kita semua ke
dalam surga? Mengapa juga dia menciptakan orang-orang di atas bumi ini dengan
berbagai penderitaan?’’ kisah Lang tentang kegelisahan hatinya kala itu.
Selama bertahun-tahun, pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menggelayuti
pikirannya. Dihadiahi Alquran akhirnya Lang baru mendapat jawaban atas berbagai
pertanyaan tersebut ketika ia bekerja sebagai salah seorang asisten dosen di Jurusan
Matematika, Universitas San Francisco. Di sanalah, ia menemukan petunjuk bahwa
Tuhan itu ada dan nyata dalam kehidupan ini. Petunjuk itu ia dapatkan dari beberapa
mahasiswanya yang beragama Islam.
Saat pertama kali memberi kuliah di Universitas San Francisco, Lang bertemu
dengan seorang mahasiswa Muslim yang mengambil mata kuliah matematika. Ia pun
langsung akrab dengan mahasiswa itu. Mahmoud Qandeel, nama mahasiswa tersebut.
Dia berasal dari Arab Saudi. Mahmoud, kata Lang, telah memberi banyak masukan
kepadanya mengenai Islam. Menariknya, semua diskusi mereka menyangkut dengan
sains dan teknologi. Salah satu yang pernah didiskusikan Lang dan Qandeel adalah riset
kedokteran. Lang dibuat terpana oleh jawaban Qandeel, yang di negaranya adalah
seorang mayor polisi. Qandeel menjawab semua pertanyaan dengan sempurna sekali dan
dengan menggunakan bahasa Inggris yang bagus.
Ketika pihak kampus mengadakan acara perpisahan di luar kampus yang
dihadiri oleh semua dosen dan mahasiswa, Qandeel menghadiahi asisten dosen itu
sebuah Alquran dan beberapa buku mengenai Islam. Atas inisiatifnya sendiri, Lang pun
mempelajari isi Alquran itu. Bahkan, buku-buku Islam tersebut dibacanya hingga tuntas.
Dia mengaku kagum dengan Alquran. Dua juz pertama dari Alquran yang dipelajarinya
telah membuat dia takjub dan bagai terhipnotis.
‘’Tiap malam muncul beraneka ma cam pertanyaan dalam diri saya. Tapi, entah
mengapa, jawabannya segera saya temukan esok harinya. Seakan ada yang membaca
pikiran saya dan menuliskannya di setiap baris Alquran. Saya seakan menemukan diri
saya di tiap halaman Alquran,’’ ungkap Lang.
Telaah Alquran Sebagai seorang pakar dalam bidang matematika dan dikenal
sebagai seorang peneliti, penjelasan yang didapatkannya tidak langsung ia percayai
begitu saja. Ia meneliti dan menelaah secara lebih mendalam ayat-ayat Alquran.
Beberapa ayat yang membuatnya kagum dan telah membandingkannya dengan ajarannya
yang lama adalah ayat 30-39 surah Albaqarah tentang penciptaan Adam. Dalam bukunya
Losing My Religion: A Call for Help, Jeffrey Lang secara lengkap menjelaskan
pergulatannya dalam memahami ayat 30-39 surah Albaqarah tersebut.
‘’Saya membaca ayat tersebut beberapa kali, namun tak kunjung sanggup
menangkap apa maksud Alquran,’’ ujarnya. ‘’Bagi saya, Alquran sepertinya sedang
menyampaikan sesuatu yang sangat mendasar atau mungkin keliru. Lalu, saya
membacanya lagi secara perlahan dan saksama, baris demi baris, untuk memastikan
pesan yang di -sampaikan,’’ lanjutnya.
Ketika membaca ayat ke-30 surah Albaqarah, ‘’Dan, ingatlah ketika Tuhanmu
berkata kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi.’ Malaikat berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi,
mereka adalah orang-orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah.
Padahal, kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan menyucikan Engkau?’ Allah
berfirman, ‘Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.’’ Menurut
Lang, ayat ini sangat mengganggunya. ‘’Saya merasa sangat kesepian. Seakan-akan
penulis kitab suci ini telah menarik diri saya ke dalam ruang hampa dan sunyi untuk
berbicara langsung dengan saya,’’ ujarnya. ‘’Saya berpikir, keterangan ayat tersebut ada
sesuatu yang keliru. Saya protes. Lalu, saya baca lagi. Saya amati dengan saksama.
Sebab, menurut ajaran yang pernah saya dapatkan, diturunkannya Adam ke bumi bukan
menjadi khalifah, tetapi sebagai hukuman lantaran dosa Adam. Namun, dalam Alquran,
tidak ada satu kata pun yang menjelaskan sebab-sebab diturunkan Adam karena
perbuatan dosa,’’ jelasnya.
Menurut Lang, pertanyaan yang di utarakannya sama dengan pertanyaan
malaikat yang menyatakan bahwa manusia itu berbuat kerusakan.
‘’Tapi, saya merasa ada sesuatu yang lain dari keterangan ayat selanjutnya.
Allah hanya menjawab, ‘Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’
Jawaban ini terkesan sederhana dan enteng, namun mengandung makna yang dalam,’’
ungkapnya. Lang menjelaskan, dalam Alkitab, jawaban Tuhan atas pertanyaan malaikat
disampaikan tentang hukuman yang diberikan karena berbuat dosa. ‘’Penjelasan ini
berbeda dengan Alquran. Alquran menjawab pertanyaan para malaikat dengan
memperlihatkan kemampuan manusia, pilihan moral, dan bimbingan Ilahi. Allah
mengajarkan manusia (Adam) nama-nama benda.’’
‘’Ayat tersebut menunjukkan kemuliaan dan kemampuan manusia yang tidak
diberikan kepada malaikat,’’ ujarnya. Bahkan, pada ayat ke-39 diterangkan, ‘’Adapun
orang-orang yang tidak beriman dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka adalah
penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya.’’
‘’Saya merasa ayat ini makin kuat menyerang saya. Namun, saya semakin
percaya akan kebenaran Alquran dan meyakini agama Islam yang dibawa oleh
Muhammad SAW,’’ jelasnya.
Islam rasional
Sekitar tahun 1980-an, belum banyak pelajar Muslim yang menuntut ilmu di
Universitas San Francisco. Sehingga, kalau bertemu dengan mahasiswa Muslim di area
kampus, menurut Lang, itu merupakan hal yang sangat langka. Ada cerita menarik tatkala
Lang sedang menelusuri kampus. Secara tak terduga, ia menemukan sebuah ruangan
kecil di lantai bawah sebuah gereja. Ruang tersebut rupanya dipakai oleh beberapa
mahasiswa Islam untuk menunaikan shalat lima waktu. Kepalanya dipenuhi tanda tanya
dan rasa ingin tahu. Dia pun memutuskan masuk ke tempat shalat tersebut.
Waktu itu, bertepatan dengan waktu shalat Zuhur. Oleh para mahasiswanya, dia
pun diajak untuk ikut shalat. Dia berdiri persis di belakang salah seorang mahasiswa dan
mengikuti setiap gerakannya. Dengan para mahasiswa Muslim ini, Lang berdiksusi
tentang masalah agama, termasuk semua pertanyaan yang selama ini tersimpan dalam
kepalanya.
‘’Sungguh luar biasa, saya benar-benar terkejut sekali dengan cara mereka
menjelaskan. Masuk akal dan mudah dicerna. Ternyata, jawabannya ada dalam ajaran
Islam,’’ tuturnya. Sejak saat itu, Lang pun memutuskan masuk Islam dan mengucapkan
dua kalimah syahadat. Dia menjadi seorang mualaf pada awal 1980. Ia mengaku bahwa
dengan menjadi seorang Muslim, banyak sekali kepuasan batin yang didapatkannya.
Itulah kisah perjalanan spiritual sang profesor yang juga meraih karier bagus di
bidang matematika. Dia mengaku sangat terinspirasi dengan matematika yang
menurutnya logis dan berisi fakta fakta berupa data riil untuk mendapatkan jawaban
konkret. ‘’Dengan cara seperti itulah, saya bekerja. Adakalanya, saya frustrasi ketika
ingin mencari sesuatu, tapi tidak mendapat jawaban yang konkret. Namun, dengan Islam,
semuanya rasional, masuk akal, dan mudah dicerna,’’ tukasnya.
Prof Lang saat ini ditunjuk oleh fakultasnya sebagai pembina organisasi Asosiasi
Mahasiswa Islam guna menjembatani para pelajar Muslim dengan pihak universitas. Tak
hanya itu, dia bah kan ditunjuk untuk memberikan mata kuliah agama Islam oleh pihak
rektorat.
Ia menikah dengan seorang perempuan Arab Saudi bernama Raika pada tahun
1994. Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Jameelah, Sarah, dan Fattin. Selain menulis
ratusan artikel ilmiah bidang matematika, dia juga telah menulis beberapa buku Islam
yang menjadi rujukan komunitas Muslim Amerika. Even Angels ask: A Journey to Islam
in America adalah salah satu buku best seller-nya. Dalam buku itu, dia menulis kisah
perjalanan spiritualnya hingga memeluk Islam. Beberapa tahun belakangan ini, Lang
aktif pada banyak kegiatan Islami dan dia merupakan pembicara inspirasional yang
paling terkenal di sebuah organi \sasi pendidikan bernama Mecca Centric. Di sana, dia
melayani konsultasi segala sesuatu tentang Islam ataupun kegiatan kepemudaan.

Anda mungkin juga menyukai