Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PEMANTAUAN KESEHATAN WILAYAH SETEMPAT

IBU DAN ANAK ( PWS – KIA)

OLEH:

NAMA : WITRA

NIM : 02.2020.21

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN

DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemantauan kesehatan
wilayah setempet ibu dan anak ( PWS – KIA ) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata
kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pemantauan kesehatan wilayah setempet ibu dan anak
( PWS – KIA) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Devi Darwin, S.ST., M.Keb, selaku dosen
mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi saya. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palopo,10 Septermer 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menurut Departemen Kesehatan RI (2007) Pemantauan Wilayah Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program Kesehatan Ibu
dan Anak di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut
yang cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pelayanan Keluarga Berencana
merupakan salah satu dari pemantauan kesehatan ibu dan anak.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2012) Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan


Pelayanan KB PWS-KIA pelayanan KB adalah alat manajemen program KB untuk memantau
cakupan pelayanan KB serta kejadian komplikasi dan kegagalan KB disuatu wilayah secara
terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat, khususnya terhadap
wilayah kerja yang cakupan programnya masih rendah.

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam tiga dasawarsa terakhir pencapaian KB
di Indonesia dianggap berhasil di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari penurunan angka
fertilitas total dari 5,6 pada tahun 1971 menjadi 2,6 pada tahun 1997, dari sumber SDKI
terungkap bahwa perempuan berstatus kawin/menikah yang ingin tidak mempunyai anak
lagi atau Vol .
menjarangkan kelahiran anak tercatat masih banyak yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi sekitar 8,6 %. Penyebab tingginya angka tersebut antara lain kurangnya
informasi pelayanan KB serta pasangan yang kurang mantapnya program KB.

Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebenarnya sudah mengembangkan suatu
aplikasi khusus untuk Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
secara detail dan terus menerus dikembangkan. Namun permasalahan yang ditemukan
adalah pemenuhan sarana prasarana teknologi informasi (TIK) disemua layanan kesehatan
yang tentunya membutuhkan dana infrastruktur yang cukup mahal. Hal ini belum
pelaksanaan pelatihan bagi surveillance aktif/bidan dalam menggunakan aplikasi tersebut.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul memiliki beberapa Puskesmas di setiap kecamatan.


Selama ini dalam pengumpulan data masih dilakukan dengan pendataan secara manual
dengan mengisi formulir yang sudah ditentukan atau dengan aplikasi yang sudah
dikembangkan oleh Dinas Kesehatan. Namun hal tersebut menjadi kendala bagi daerah-
daerah yang masih belum terjangkau infrasturktur jaringan komputer, kurangnya tenaga
operator komputer yang trampil IT di Puskesmas, dan kurangnya penguasaan teknologi
informasi bagi bidan di lapangan.

Penggunaan perangkat mobile sudah menjadi hal yang umum bagi masyarakat, khususnya
penggunaaan fitur Short Message Service (SMS) sebagai sarana berkomunikasi dan
memberikan informasi yang sangat sederhana dan mudah digunakan. Perkembangan
teknologi perangkat lunak dalam hal ini layanan SMS secara terpusat (SMS Gateway) juga
sudah semakin berkembang (Andri , 2013)

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan pemantauan wilayah setempat PWS KIA
2. Apa saja batasan pemantauan dan indikator pemantauan
3. Bagaimana pembuatan grafik PWS-KIA
4. Jelaskan prinsip pengembangan PWS-KIA

3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui maksud dari pemantaun wilayah setempat PWS KIA
2. Untuk mengetahui batasan pemantauan dan indikator pemantauan
3. Untuk mengetahui pembuatan grafik PWS-KIA
4. Untuk mengetahui prinsip pengembangan PWS-KIA
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian pemantuan wilayah setempat PWS-KIA


Pemantauan wilayah setempat PWS-KIA adalah alat manajemen program KIA untuk
memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus agar
dapat dilakukan tindakan lanjutan yang cepat dan tepat terharap wilayah kerja yang
cakupaan pelayanan kesehatan ibu dan anaknya masih rendeh. (Elita, 2014)

Tujuan umum PWS KIA adalah meningkatkan pemantuan cakupan pelayanan


masing-masing wilayah kerja secara terus menerus dalam rangka meningkatkan
jangkuan dan mutu pelayanan.

Tujuan khususnya:
1. Memantau cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang di pilih indikator.
2. Menilai kesenjangan antara target pencapaian dan cakupan pelayanan.
3. Menentukan urutan wilayah prioritas.
4. Merencanakan tindakan lanjut.
5. Membangkitkan peran aparat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber
daya.
2. Batasan pemantuan dan indikator pemantuan
Indikator-indikator pemantuan teknis dan non teknis
a. Indikator pemantuan teknis ini di gunakan oleh para pengelolah program dalam
lingkungan kesehatan terdiri dari:
 Indikator akses
 Indikator cakupan ibu hamil
 Indikator cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
 Indikator penyaringan dini faktor resiko oleh masyarakat
 Indikator penjaringan faktor resiko oelh tenaga kesahatan
 Indikator neonatal

b. Indikator pemantuan non teknisini di maksudkan untuk motivasi dan komunikasi


kemajuan maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di
wilayah. Sehingga dimengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan.
Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administrasi yaitu:
 Indikator pemerataan pelayanan KIA
 Indikator efektivitas pelayanan KIA

3. Bagaiamana pembuatan grafik PWS KIA


Langkah pokok pembuatan grafik PWS KIA yaitu :
1. Pengumpulan data
2. Pengelolahan data
3. Penggambaran grafik PWS KIA
a. Tentukan target / bulan
b. Hasil perhitungan kumulatif KI adalah bulan terakhir dimasukkan dalam
kolom kumulatif
c. Nama desa bersangkutan ditulis pada kolom desa sesuai cakupan kumulatif
dari desa
d. Hitung pencapaian bulan ini dan bulan,masukkan kedalam kolom
e. Gambar anak panah untuk mengisi tren
 Cakupan naik bulan ini (↑)
 Cakupan turun bulan ini ( turun lebih rendah ) (↓)
 Cakupan tetap sama analisis grafik PWS KIA desa cakupan terharap
terger, terharap cakupan bulan lalu (-)

Nama desa Di atas Di bawah Naik Turun Tetap Keterangan


A +¿ ↑ Baik
B +¿ −¿ Baik
C +¿ ↓ Kurang
D +¿ ↑ Cukup
E +¿ ↓ Jelek

4. Macam status cakupan desa


a. Baik : cakupan di atas target,cakupan bulanan meningkat / tetap
b. Kurang : cakupan diatas target, cakupan bulanan turun
c. Cukup : cakupan di bawah terget, cakupan bulanan naik
d. Jelek : cakupan di bawah target, cakupan bulanan turun (Elita V. , 2014)

4. Jelak prinsip pengembangan PWS KIA


BAB II
PEMBAHASAN

1. Batasan pemantauan dan indikator pemantauan


a. Pemantuan

Anda mungkin juga menyukai