Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

MANAJEMEN KEBIDANAN KOHORT IBU BERSALIN


(INTRANATAL CARE) DI PUSKESMAS BOJONG
RAWALUMBU

NAMA : BENING NAWANGSARI


NIM : 195401426455
KELAS : i

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan ibu dan anak adalah meliputi pemeliharaan terhadap ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah. Saat ini
banyak sekali program pemerintah yang memperhatikan kesehatan ibu dan anak
(kia).
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas.
Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara kemudian diakhiri
dengan pembuatan laporan. Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi
tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau
berkaitan dengan kegiatan tertentu.
Kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi
dan balita. Tujuan kohort untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu hamil
dan bayi. Kohort menghasilkan informasi mengenai kondisi kesehatan ibu hamil,
kondisi bayi dalam kandungan, serta masih banyak informasi yang menyangkut
dengan kesehatan ibu hamil dan bayi sampai nifas, sehingga bidan dapat
mengambil keputusan untuk penanganan nifas pada pasien. Fungsi dari kohort
sendiri adalah untuk memonitoring kesehatan dan meminimalkan risiko kematian
pada ibu dan bayi sebelum dan setelah nifas. Sistem kohort ibu dan anak
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu ketika hamil dan ibu setelah
bersalin.
Puskesmas Bojong Rawalumbu Kota Bekasi adalah salah satu tempat
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk
pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan yang diberikan diantaranya adalah
pelayanan pemeriksaan ibu hamil, pemberian imunisasi bayi, pelayanan KB dn
kesehatan reproduksi, serta pertolongan persalinan. Setiap pasien yang melakukan
pemeriksaaan akan didokumentasikan dan dicatat dalam laporan sesuai dengan
kohort masing-masing untuk kemudian diakumulasi dan dijadikan data laporan ke
dinas kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk lebih memahami tentang sistem informasi kesehatan (SIK)
dengan pokok bahasan yang meliputi konsep dasar sistem informasi
kesehatan, analisa situasi sik nasional dan konsep pengembangan sik serta
aplikasi dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Untuk memahami dan mampu menganalisa sistem informasi
kesehatan berupa pelaporan kasus dalam manajemen kebidanan berupa kohort
ibu bersalin.
BAB II
ISI

A. Pengertian Kohort Ibu Bersalin


Kohort berasal dari kata cohort yang artinya suatu proses pengamatan
prospektif, survey prospektif terhadap suatu subjek maupun objek. Sedangkan
pada pemantauan pelayanan kebidanan register kohort adalah sumber data
pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan
bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian
rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya
setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan
ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut
dengan PWS KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen
program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
(puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut
yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih
rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang berperan
dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan
membantu memecahkan masalah nonteknis, sehingga semua masalah ibu hamil
dapat tertangani secara memadai, yang pada akhimya AKI dan AKB akan turun
sesuai harapan.
B. Kohort Ibu Bersalin
1. Data cakupan persalinan di Puskesmas Bojong Rawalumbu bulan Januari-
September 2020 :
Nama
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
Desa
A 2 3 2 5 4 3 5 3 1
B 4 3 5 6 2 3 2 3 2
C 3 2 1 2 1 3 4 5 2
D 1 2 1 3 5 3 2 3 4
E 2 3 4 2 3 1 4 5 3
PKM 3 4 2 5 3 2 3 3 4
Kumulati 7.5 15 22.5 30.5 37.5 45 52.5 60 67.5
f % % % % % % % % %

2. Grafik cakupan persalinan di Puskesmas Bojong Rawalumbu bulan


September 2020 :
 Target cakupan ibu bersalin (cakupan Pn) dalam 1 tahun ditentukan 90 %
(garis a), maka sasaran rata – rata setiap bulan adalah 90%/12 bulan x 100
= 7.5 %
 Dengan demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan
bulan Juni adalah (9 x 7.5 %) = 67.5%% (garis b).
 Hasil grafik :
C. Analisa
Dari bagan diatas dapat disimpulkan adanya 2 macam status cakupan
desa/kelurahan, yaitu :
1. Status baik
Adalah desa/kelurahan dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk
bulan September 2020, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa ini
adalah desa D. Jika keadaan tersebut berlanjut, maka desa tersebut akan
mencapai atau melebihi target tahunan yang ditentukan.
2. Status cukup
Adalah desa/kelurahan dengan cakupan dibawah target bulan September
2020, namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat
jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa dalam kategori ini adalah
desa A, desa B, desa C dan PKM, yang perlu didorong agar cakupan bulanan
selanjutnya tidak lebih daripada cakupan bulanan minimal 7,5%. Jika keadaan
tersebut dapat terlaksana, maka desa/kelurahan ini kemungkinan besar akan
mencapai target tahunan yang ditentukan.
D. Rencana Tindak Lanjut
Bagi kepentingan program, analisis PWS KIA ditujukan untuk
menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut teknis dan non-teknis bagi
puskesmas. Keputusan tersebut harus dijabarkan dalam bentuk rencana
operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
sesuai dengan spesifikasi daerah.
Setelah menganalisa data yang didapatkan di wilayah kerjanya, setiap
bulan bidan di desa membuat perencanaan berdasarkan hasil analisanya masing-
masing yang akan didiskusikan pada acara minilokakarya tiap bulan. Rencana
tersebut termasuk juga rencana logistic. Mempersiapkan diri untuk menolong
persalinan yang akan terjadi pada bula Oktober dan sekaligus mempersiapkan
obat untuk persalinan dan kegawatdaruratan. Kepala Puskesmas Bojong
Rawalumbu dan bidan koordinator harus mampu melihat masalah dan membuat
perencanaan tindak lanjut berdasarkan masalah yang ada.
Rencana operasional tersebut perlu dibicarakan dengan semua pihak yang
terkait :
a. Bagi desa/kelurahan yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan
pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu
sesuai kebutuhan antara lain perbaikan mutu pelayanan.
b. Bagi desa/kelurahan berstatus kurang dan terutama yang berstatus jelek, perlu
prioritas intervensi sesuai dengan permasalahan.
c. Intervensi yang bersifat teknis (termasuk segi penyediaan logistik) harus
dibicarakan dalam pertemuan minilokakarya puskesmas dan/atau rapat dinas
kesehatan kabupaten/kota (untuk mendapat bantuan dari kabupaten/kota).
d. Intervensi yang bersifat non-teknis (untuk motivasi, penggerakan sasaran, dan
mobilisasi sumber daya di masyarakat) harus dibicarakan pada rapat
koordinasi kecamatan dan/atau rapat dinas kesehatan kabupaten/kota (untuk
mendapat bantuan dari kabupaten/kota).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi
dan balita. Tujuan kohort untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu hamil
dan bayi. Puskesmas Bojong Rawalumbu Kota Bekasi adalah salah satu tempat
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk
pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
Dari bagan cakupan persalinan pada bulan September 2020 dapat
disimpulkan adanya 2 macam status cakupan status baik pada 1 desa dan status
cukup pada 4 desa dan PKM.
Rencana tinkda lanjut terhapa hasil cakupan persalinan tersebut termasuk
rencana logistic. Mempersiapkan diri untuk menolong persalinan yang akan
terjadi pada bula Oktober dan sekaligus mempersiapkan obat untuk persalinan
dan kegawatdaruratan.

B. Saran
1. Agar bidan dapat menajalankan pelayanan dengan lebih baik dan optimal
2. Agar sitem dalam pencatatan dan pelaporan kebidanan lebih meningkat dan
berkembang
3. Agar kerjasama antar lintas sektor maupun lintas program dapat berjalan
dengan maksimal

Anda mungkin juga menyukai