Bab Ii Tinjauan Teori 2.1 Konsep Dasar Stroke 2.1.1. Pengertian Stroke
Bab Ii Tinjauan Teori 2.1 Konsep Dasar Stroke 2.1.1. Pengertian Stroke
TINJAUAN TEORI
Turana, 2009).
2.1.2. Klasifikasi
1. Stroke Hemorargik
2. Stroke Iskemik
b. Stroke Lakunar
dan arteri karotis interna. Para pasien stroke ini mungkin sudah
2.2.1. Etiologi
1. Thrombosis Cerebral.
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
otak :
a. Atherosklerosis
aliran darah.
2. Emboli
otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli
timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli :
12
Desease.(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi
embolus-embolus kecil.
3. Haemorhagi
herniasi otak.
vena.
4. Hypoksia Umum
5. Hipoksia setempat
2.2.2.Manifestasi Klinis
kerusakan dan ukuran daerah otak yang terkena selain bergantung pula
menelan.
v. Sulit bicara.
1. Kehilangan motoric
2. Kehilangan komunikasi
komunikasi, misalnya :
3. Gangguan Persepsi
dari sisi tubuh yang sakit dan mengabaikan sisi/ruang yang sakit
tersebut.
a. Stroke iskemik
Ada peringatan
b. Stroke perdarahan
1.1.6. Patofisiologi
dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut di arteri otak. Saat
atheroma fragmen lemak yang akan terlepas dan terbawa darah hingga
intrakranial dan akan menimbulkan nyeri. Salah satu cara sel otak
kimiawi dan listrik di sel otak lain dengan melekat ke suatu molekul di
jaringan. Namun, perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu
tersebut.
diri karena tidak bisa menggerakkan tubuh untuk merawat diri sendiri,
komunikasi.
19
1.1.7. Pathway/Kerangka Teori Stroke
Menjadi kapur/mengandung
Faktor Penimbunan lemak/kolesterol Lemak yang sudah nekrotik kolesterol dengan infiltrasi
pencetus/etiologi yang meningkat dalam darah dan berdegenerasi limfosit (trombus)
Trombus/emboli di cerebral
Aliran darah terhambat
Stroke hemoragik Kompresi jaringan otak
Stroke non hemorargik
Eritrosit bergumpal, endotel
Heriasi rusak
Resiko ketidakefektifan
Peningkatan TIK Edema cerebral
perfusi jaringan otak
20
Arteri carotis interna Arteri vertebra basilaris Arteri cerebri media
Kerusakan komunikasi
21
Penurunan fungsi N.X Luka dekubitus
(vagus), N.IX(glosovaringeus )
Disfagia
Anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
22
23
1.1.8. Komplikasi
2. Disritmia jantung.
3. Kontraktur.
atropi.
8. Malnutrisi
1. Angiografi serebral
2. Elektro encefalography
3. Sinar x tengorak
4. Ultrasonography Doppler
5. CT-Scan
adanya infark.
6. MRI
arachnois/perdarahan intracranial.
meluas.
8. Pemeriksaan Laboratorium
25
inflamasi.
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi
itu, dilakukan tindakan juga terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis
terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang
1. Terapi Umum
oral.
spectrum luas.
2. Terapi Khusus
malformation, AVM).
1. Terapi Umum
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada
intermittent).
28
nasogastric.
2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah <60 mg% atau
2. Terapi Khusus
ini, tindakan medis dapat berupa terapi kognitif, tingkah laku, menelan,
2. Penatalaksanaan komplikasi.
4. Prevensi sekunder.
(Hidayat, 2015).
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
motoric dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
tulang.
1. Gaya hidup.
31
2. Proses Penyakit/Cedera
3. Kebudayaan.
4. Tingkat Energi
lain pada :
32
1. Integumentary
2. Musculoskeletal
• Kelemahan
• Kontraktur
• Jatuh
3. Saraf
Deprivasi sensori
4. Endokrin
b. Metabolisme berkurang
c. Intolerans aktivitas
5. Kardiovaskular
b. Thrombi
c. Emboli
• Stroke
• Serangan jantung
• Penghentian pernapasan
d. Hipotensi ortostatis
6. Pernapasan
a. Pneumonia
7. Pencernaan
a. Anoreksia
b. Konstipasi
8. Perkemihan
9. Psikososial
a. Stres
b. Interupsi tidur
c. Depresi
d. Isolasi social
g. Gangguan seksualitas
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
34
kesadaran.
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain itu
6. Pengkajian psikososiospiritual
7. Pemeriksan Fisik
1. Keadaan Umum
36
bisa bicara dan pada vital sign tekanan darah meningkat dan
2. B1 (Breathing)
kiri.
3. B2 (Blood)
4. B3 (Brain)
(Arif, 2012).
yang sehat.
tuli persepsi.
dan trapezius.
dari otak.
satu sisi)
respons normal.
normal.
5. B4 (Bladder)
6. B5 (Bowel)
7. B6 (Bone)
kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari
(paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang
adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika klien kekurangan oksigen
kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga dikaji beberapa tanda
otak
4. Nyeri akut
penglihatan
8. Menyediakan perangkat
adaptif untuk
memfasilitasi diri makan
pasien (mis. Tali kecil
pada peralatan)
9. Menggunakan cangkir
dengan pegangan yang
besar, jika perlu
10. Gunakan piring yang
tidak mudah pecah
11. Memberikan isyarat
sering dan pengawasan
yang ketat
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015: 242
dan berias untuk diri sendiri Kriteria Hasil : untuk berpakaian dan
Batasan Karakteristik : 1. Mampu melakukan melakukan perawatan
1. Ketidakmampuan tugas fisik yang paling rambut
mengancingkan mendasar dan aktivitas 3. Pertimbangkan budaya
pakaian perawatan pribadi pasien ketika
2. Ketidakmampuan secara mandiri dengan mempromosikan
mendapatkan pakaian atau tanpa alat bantu aktivitas perawatan diri
3. Ketidakmampuan 2. Mampu untuk 4. Pertimbangkan usia
mendapatkan atribut mengenakan pakaian pasien ketika
pakaian dan berhias sendiri mempromosikan
4. Ketidakmampuan secara mandiri atau aktivitas perawatan diri
mengenakan sepatu tanpa alat bantu 5. Bantu pasien memilih
5. Ketidakmampuan 3. Mampu pakaian yang mudah
mengenakan kaos kaki mempertahankan dipakai dan dilepas
6. Ketidakmampuan kebersihan pribadi dan 6. Sediakan pakaian pasien
melepaskan atribut penampilan yang rapi pada tempat yang mudah
pakaian secara mandiri dengan di jangkau (disamping
7. Ketidakmampuan atau tanpa alat bantu tempat tidur)
melepas sepatu Mengungkapkaan 7. Fasilitasi pasien untuk
8. Ketidakmampuan kepuasan dalam menyisir rambut, bila
mengenakan kaus kaki berpakaian dan menata memungkinkan
9. Hambatan memilih rambut 8. Dukung kemandirian
pakaian 4. Menggunakan alat dalam berpakaian,
10. Hambatan bantu untuk berhias, bantu pasien jika
mempertahankan memudahkan dalam diperlukan
penampilan yang berpakaian 9. Pertahankan privasi saat
memuaskan 5. Dapat memilih pakaian berpakaian
11. Hambatan mengambil dan mengambilnya dari 10. Bantu pasien untuk
pakaian lemari atau laci baju menaikkan,
12. Hambatan mengenakan 6. Mampu meritsleting mengancingkan dan
pakaian pada tubuh dan mengancing merisleting pakaian, jika
bawah pakaian diperlukan
13. Hambatan mengenakan Menggunakan pakaian 11. Gunakan alat bantu
pakaian pada tubuh atas secara rapi dan bersih tambahan (misal pengait
14. Hambatan memasang 7. Mampu melepaskan kancing dan penarik
sepatu pakaian, kaos kaki dan risleting) untuk menarik
15. Hambatan memasang sepatu pakaian jika diperlukan
kaus kaki 8. Menunjukkan rambut 12. Beri pujian atas usaha
16. Hambatan melepas yang rapid an bersih untuk berpakaian sendiri
pakaian 9. Menggunakan tata rias 13. Gunakan terapi fisik dan
17. Hambatan melepas okupasi sebagai sumber
sepatu dalam perencanaan
18. Hambatan melepas kaus tindakan pasien dalam
kaki
perawatan pasien dengan
19. Hambatan
menggunakan alat bantu alat bantu
20. Hambatan
menggunakan resleting
Faktor yang
Berhubungan :
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motivasi
3. Ketidaknyamanan
4. Kendala lingkungan
5. Keletihan dan
kelemahan
6. Gangguan
musculoskeletal
7. Gangguan neuro
muscular
8. Nyeri
9. Gangguan persepsi
10. Ansietas berat
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015: 239
Hasil
2. Tempat tidur yang 4. Kejadian jatuh : tidak 6. Mendorong pasien untuk
terletask didekat ada kejadian jatuh menggunakan tongkat
jendela 5. Pengetahuan : atau alat pembantu
3. Kurangnya pemahaman berjalan
penahan/pengekang pencegahan jatuh 7. Kunci roda dari kursi
kereta dorong 6. Pengetahuan : roda, tempat tidur atau
4. Kurangnya/longgarny keselamatan anak fisik brankar selama transfer
a pagar pada tangga 7. Pengetahuan : pasien
5. Kurangnya keamanan pribadi 8. Tempat artikel mudah
penghalang tau tali 8. Pelanggaran dijangkau dari pasien
pada jendela perlindungan tingkat 9. Ajarkan pasien
6. Kurang pengawasan kebingungan akut bagaimana jatuh untuk
9. Tingkat agitasi meminimalkan cedera
orang tua
10. Komunitas 10. Memantau kemampuan
7. Jenis kelamin lakilaki
pengendalian resiko : untuk mentransfer dari
yang berusia <1 tahun
kekerasan tempat tidur ke kursi dan
8. Bayi yang tidak
11. Komunitas tingkat demikian pula sebaliknya
diawasi saat berada
kekerasan 11. Gunakan teknik yang
dipermukaan yang
12. Gerakan terkoordinasi tepat untuk mentransfer
tinggi (mis; tempat
13. Kecenderungan resiko pasien ke dan dari kursi
tidur/meja)
pelarian untuk kawin roda, tempat tidur, toilet
c. Kognitif
14. Kejadian terjun dan sebagainya
1. Penurunan status
15. Mengasuh keselamatan 12. Menyediakan toilet
mental
fisik remaja ditinggikan untuk
d. Lingkungan memudahkan transfer
1. Lingkungan yang 16. Mengasuh : bayi/balita
keselamatan fisik 13. Menyediakan kursi dari
tidak terorganisasi ketinggian yang tepat
17. Perilaku keselamatan
2. Ruang yang dengan sandaran dan
pribadi
memiliki sandaran tangan untuk
18. Keparahan cedera fisik
pencahayaan yang memudahkan transfer
redup 19. Pengendalian resiko
14. Menyediakan tempat
3. Tidak ada materi 20. Pengendalian resiko :
tidur kasur dengan tepi
yang antislip penggunaan
yang erat untuk
ditempat mandi alcohol,narkoba memudahkan transfer
pancuran 21. Pengendalian resiko : 15. Gunakan rel sisi panjang
4. Pengekangan pencahayaan sinar yang sesuai dan tinggi
5. Karpet yang tidak matahari untuk mencegah jatuh
rata/terlipat 22. Deteksi resiko dari tempat tidur, sesuai
6. Ruang yang tidak 23. Lingkungan rumah kebutuhan
dikenal aman 16. Memberikan pasien
7. Kondisi cuaca 24. Aman berkeliaran tergantung dengan
(mis; lantai basah, 25. Zat penarikan sarana bantuan
es) keparahan pemanggilan (misalnya,
e. Medikasi 26. Integritas jaringan : bel atau cahaya
1. Penggunaan kulit & membrane panggilan) ketika
mukosa pengasuh tidak hadir
alcohol
27. Perilaku kepatuhan 17. Membantu ke toilet
2. Inhibitor enzyme
pengubah visi seringkali, interval
angiotensin dijadwalkan
3. Agen anti ansietas
Hasil
Hambatan Komunikasi NOC NIC
Verbal a. Activity self control Communication
Definisi : penurunan, b. Coping Enhancement : Speech
kelambayan, atau ketiadaan c. Sensory function : Deficit
kemampuan untuk hearing and vision 1. Gunakan penerjemah,
menerima, memproses, d. Fear self control jika diperlukan
mengirim, dan/atau Kriteria Hasil : 2. Beri satu kalimat simple
menggunakan system 1. Komunikasi : setiap bertemu, jika
symbol. penerimaan, diperlukan
Batasan Karakteristik : intrepretasi dan 3. Konsultasikan dengan
1. Tidak ada kontak mata ekspresi pesan lisan, dokter kebutuhan terapi
2. Tidak dapat bicara tulisan dan non verbal wicara
3. Kesulitan meningkat 4. Dorong pasien untuk
mengekspresikan Komunikasi ekspresif berkomunikasi secara
pikiran secara verbal (kesulitan bicara) : perlahan dan untuk
(mis; afasia, disfasia, ekspresi pesan verbal mengulangi permintaan
apraksia, disleksia) dan atau non verbal 5. Dengarkan dengan penuh
4. Kesulitan menyusun yang bermakna perhatian
kalimat 2. Komunikasi reseptif 6. Berdiri di depan pasien
5. Kesulitan menyusun (kesulitan mendengar) ketika berbicara
kata-kata (mis; afonia, : penerimaan 7. Gunakan kartu baca,
dislalia, disartia) komunikasi dan kertas, pensil, bahasa
6. Kesulitan memahami intrepretasi pesan tubuh, gambar, daftar
pola komunikasi yang verbal dan atau non kosakata, bahasa asing,
biasa verbal computer, dan lain-lain
7. Kesulitan dalam 3. Gerakan untuk memfasilitasi
kehadiran tertentu terkoordinasi : mampu komunikasi dua arah
8. Kesulitan menggunakan mengkoordinasi yang optimal
ekspresi wajah gerakan dalam 8. Ajarkan bicara dari
9. Disorientasi orang menggunakan isyarat esophagus, jika
10. Disorientasi ruang 4. Pengolahan infomasi : diperlukan
klien mampu untuk 9. Beri anjuran kepada
11. Disorientasi waktu
memperoleh, mengatur pasien dan keluarga
12. Tidak bicara
dan menggunakan tentang penggunaan alat
13. Dispnea bantu bicara (misalnya,
14. Ketidakmampuan bicara informasi
5. Mampu mengontrol protesi trakeoesofagus
dalam bahasa pemberi dan laring buatan
asuhan respon ketakutan dan
kecemasan terhadap 10. Berikan pujian positive,
15. Ketidakmampuan jika diperlukan
menggunakan ekspresi ketidakmampuan
bicara 11. Anjurkan pada
tubuh pertemuan kelompok
16. Ketidakmampuan 6. Mampu memanajemen
kemampuan fisik yang 12. Anjurkan kunjungan
menggunakan ekspresi keluarga secara teratur
wajah dimilki
untuk member stimulus
17. Ketidatepatan 7. Mampu
komunikasi
verbalisasi mengkomunikasikan
18. Defisit visual parsial kebutuhan dengan
lingkungan sosial