Materi A
Materi A
Deskripsi
Kinerja organisasi adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam
menyediakan jasa pelayanan atau produk kepada pelanggan. Alasan dilakukannya pengukuran kinerja
adalah untuk penegakan akuntabilitas dan penegakan rencana. Lingkup kegiatan penilaian kinerja
tersebut antara lain adalah menetapkan standar dan indikator kinerja, menilai kenyataan kinerja
dibandingkan relatif dengan standar kinerja yang telah ditetapkan, mengenal adanya kesenjangan
kinerja, mengenal area dan peluang perbaikan, dan melakukan perbaikan kinerja. Untuk membantu
rumahsakit mengukur kinerja pelayanannya, WHO telah menetapkan suatu tool yang dikenal dengan
performance assessment tool for quality improvement in hospital (PATH) berdasarkan 6 dimensi, yaitu
clinical effectiveness, safety, patient centredness, production efficiency, staff orientation, dan responsive
governance.
Pengertian dari standar kinerja adalah tingkat kinerja yang diharapkan (expected level of performance),
sedangkan yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah suatu ukuran untuk menunjukkan
pencapaian tingkat kinerja. Indikator kinerja dapat berupa indikator struktur/input, indikator proses,
indikator output, dan indikator outcome. Untuk rumahsakit di Indonesia, Departemen Kesehatan pada
tahun 2008 telah menetapkan setiap indikator dan standar untuk 21 jenis pelayanan dalam bentuk
standar pelayanan minimal (SPM).
Tujuan materi:
Materi Pembelajaran:
4. Bahan bacaan:
a. Veillard J, Champagne F, Klazinga N, Kazandjian V, Arah OA, Guisset AL. A performance assessment
framework for hospitals: the WHO regional office for Europe PATH project. International Journal for
Quality in Health Care 2005; 17(6): 487–496.S
Slide Indikator Kinerja Klinis
Deskripsi Materi
Indikator yang sering dikembangkan untuk menilai pelayanan di Rumah Sakit adalah indikator kinerja
pelayanan klinis (disebut juga sebagai indikator klinis) sebagai ukuran manajemen klinis dan luaran
klinis. Tujuan dari pengembangan indikator klinis antara lain untuk meningkatkan peran serta dokter
dalam evaluasi dan kegiatan perbaikan mutu, sebagai tanda untuk menyadarkan organisasi akan adanya
masalah, membantu pengumpulan data nasional, dan untuk kepentingan akreditasi. Pengembangannya
sendiri dapat disusun berdasarkan dimensi mutu yaitu, access, efficiency, afficacy, safety,
appropriateness, continuity of care, technical competence, amenities, dan human relation.
Beberapa prinsip-prinsip dan tahapan pengembangan indikator klinik perlu dipahami dengan baik,
antara lain bahwa dukungan ketersediaan data sangatlah penting. Jika data sulit diperoleh, maka
indikator tidak dapat dikumpulkan dan digunakan untuk perbaikan mutu. Review dari berbagai model
pengembangan indikator klinik juga penting dilakukan sebagai langkah awal, misalnya terhadap ACHS
clinical indicators, NHS clinical indicators, dan AHRQ inpatient quality indicators.
Tujuan materi:
Materi pembelajaran:
Materi A-5. Pengantar health informatics dan menilai alur informasi pada sistem mikro
Deskripsi materi:
Mengingat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup pesat, manajemen rumah
sakit perlu memahami berbagai konsep serta aplikasi medical informatics (informatika kedokteran).
Informatika kedokteran (kadang disebut juga informatika kesehatan) adalah disiplin yang terlibat erat
dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di lingkungan kedokteran. Dalam pengertian
yang lebih rinci, Shortliffe mendefinisikan informatika kedokteran sebagai berikut: "Disiplin ilmu yang
berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan penggunaan data,
informasi, serta pengetahuan (knowledge) biomedik secara optimal.
Dalam penerapan teknologi informasi di Rumah sakit erat kaitannya dengan aplikasi “knowledge
management” yang bertujuan untuk memudahkan pengumpulan, penyebaran, akses dan pemanfaatan
kembali informasi dan pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan teknologi masa kini.
Tujuan materi:
3. Memahami peran pengetahuan dalam sistem Informasi, dan pengembangan sistem informasi?
Materi pembelajaran:
1. Hand-out sistem informasi rumah sakit
3. Bahan bacaan:
a. Bromme R, Hesse F and Spada H (ed). 2003. Barriers and Biases in Computer-Mediated Knowledge
Communication. Netherlands: Kluwer Academic Publisher.
b. O’Leary DE. 1998. Using AI in Knowledge Management: Knowledge Bases and Ontologies. IEEE
Intelligent Systems, May/June Edition, 34 – 39.
c. Preece A, et al. 2001. Better Knowledge Management through Knowledge Engineering. IEEE Intelligent
Systems, January/February Edition, 36 – 43.
d. McElroy MW. 2003. The New Knowledge Management: Complexity, Learning, and Sustainable
Innovation. USA: Butterworth-Heinemann
e. Greenes R.A., Shortliffe E.H. Medical informatics: An emerging academic discipline and institutional
priority. JAMA 1990; 263:1115-1120
Deskripsi
Proses di sistem mikro merupakan salah satu komponen peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam
rantai efek Donald Berwick. Proses menunjukkan apa yang sesungguhnya dilakukan terhadap pasien
untuk mendapatkan pelayanan. Keadaan proses pelayanan klinis sekarang ini adalah bahwa proses tidak
diukur dengan tepat, tidak dimonitordengan tepat, tidak dikendalikan dengan tepat, tidak dipelihara
dengan tepat, dan tidak mengalami perbaikan secara terus menerus. Hal-hal tersebut mengakibatkan
timbulnya variasi proses yang akan merupakan permasalahan mutu pelayanan klinis. Yang dimaksud
dengan variasi proses sendiri adalah jenis variasi yang terjadi dimana terdapat perbedaan dalam
berbagai hal pada proses yang sama, misalnya misalnya variasi proses skrining lemak pada penderita
stroke iskemia akut, pemberian antitrombotik pada pasien stroke iskemia akut pada 48 jam pertama
perawatan, biaya sectio secaria, dan lain-lain.
Untuk mengatasi permasalah akibat variasi proses tersebut diperlukan perubahan sistem dan
manajemen mutu dimana mutu diukur, dikendalikan, dan ditingkatkan. Model perbaikan mutu yang
dapat digunakan misalnya dengan model Nolan dimana dilakukan penerapan siklus Plan-Do-Check-
Action (PDCA). Berbagai penyebab timbulnya variasi proses harus didentifikasi untuk selanjutnya
dilakukan perbaikan.
Tujuan
1. Menjelaskan pengertian variasi proses dan memberikan contoh variasi proses dalam pelayanan
kesehatan.
Materi Pembelajaran:
2. Bahan bacaan:
a. Langley GJ, Nolan MK, Norman CL, Provost LP, Nolan TW. The Improvement Guide: A Practical
Approach to Enhancing Organizational Performance. 1996
b. www.ihi.org
Deskripsi materi:
Dalam keperawatan, manajemen merupakan hal yang penting terkait dengan pelaksanaan fungsi:
perencanaan, pengorganisasian, staffing, kepemimpinan, dan kontrol (evaluasi). Fungsi – fungsi tersebut
dilaksanakan oleh manajer perawat dan menjadi bagian dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan yang efektif dan efisien. Tugas seorang manajer perawat adalah untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol ketersediaan sumber keuangan, material dan
sumber daya manusia dalam rangka penyediaan pelayanan jasa keperawatan yang efektif dan ekonomis
kepada pasien.
Materi ini merupakan pintu masuk bagi mahasiswa untuk lebih mendalami aspek-aspek yang berkaitan
dengan manajemen keperawatan.
Tujuan materi:
3. Memahami metode konseptual manajemen keperawatan: (a) teori Orem; (b) model Iowa; (c) model
Scalzi dan Anderson.
Materi pembelajaran:
6. Bahan bacaan:
b. Swanburg . R.C. 1996. Management and Leadership for Nurse Managers. London: Jones and Bartlett
Publishers.
c. H.A.S. Moenir. l995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.
d. Eleanor J. Sullivan & Phillip J.Decker, 1985, Effective Management In Nursing, Addison-Wesley
Publishing Company, California
Deskripsi materi:
Kode Etik Keperawatan Indonesia Bab III, Pasal 10 yang berbunyi : “Perawat senantiasa memelihara
hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh”. Hal tersebut mengharuskan perawat untuk memahami pentingnya kolaborasi perawat
dengan dokter, tenaga kesehatan lain dan pasien seperti pada model praktek kolaboratif.
Tujuan materi:
1. Memahami model praktek kolaboratif, peran perawat dalam pelayanan kepada pasien
2. Memahami karakteristik yang menunjang suksesnya model kolaborasi dan kemitraan: jejaring,
kepemimpinan dan visi.
Materi pembelajaran:
3. Bahan bacaan:
a. Baggs, J. G. and Schmitt, M. H. (1988), Collaboration Between Nurses and Physicians. Journal of
Nursing Scholarship, 20: 145–149.
b. Feiger, S. M. and Schmitt, M. H. (1979). Collegiality in interdisciplinary health teams: Its measurement
and its effects. Social Science& Medicine, 13A, 115-120.
d. Evans, S. A. and Carlson, R. 1992, Nurse-physician collaboration: solving the nursing shortage crisis.
Journal of the American College of Cardiology, 20:1669-1673.
e. Kramer, M., & Schmalenberg, C. E. (2003). Magnet hospital staff nurses describe clinical autonomy.
Nursing Outlook, 51, 13-19.
f. Kramer, M., & Schmalenberg, C. E. (2003). Magnet hospital nurses describe control over nursing
practice. Western Journal of Nursing Research, 25, 434-452.
g. Siegler, E.L. and Whitney, F.W. 1996. Kolaborasi Perawat – Dokter. EGC: Penerbit Buku Kedokteran.
Deskripsi materi:
Rumah sakit sebagai institusi yang menyelenggarakan jasa pelayanan medik tidak lepas dari penggunaan
prinsip-prinsip ilmu ekonomi dalam pengelolaannya. Keselamatan pasien menjadi salah satu factor
penting yang mempengaruhi perilaku pelanggan dalam memilih jasa pelayanan medik di Rumah sakit,
begitu juga dengan tarif dan jenis pelayanan yang diberikan.
Sesi ini berfokus pada bagaimana mengupayakan keselamatan pasien, mengenal kebutuhan dan
harapan pelanggan sebagai persyaratan dalam mendesain dan menyelenggarakan pelayanan, dan
mahasiswa akan diarahkan pada bagaimana mengelola sistem mikro secara efektif dan efisien.
Tujuan materi:
Materi pembelajaran:
3. Bahan bacaan:
a. Bade, Robin; Michael Parkin (2001). Foundations of Microeconomics. Addison Wesley Paperback 1st
Edition.
b. Berwick, Donald. 1991. Improving Health Care Quality, Boston: Institute for Healthcare Improvement.
d. Mas-Colell, Andreu; Whinston, Michael D.; and Jerry R. Green. Microeconomic Theory. Oxford
University Press, US: 1995.
e. Nelson EC, et al. Microsystems in health care: Part 2. Creating a rich information environment. Joint
Commission Journal on Quality and Patient Safety. 2003 Jan; 29(1): 5-15.
f. Nelson EC, et al. Microsystems in health care: Microsystems in health care: Part 3. Planning patient-
centered services. Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety. 2003 Apr; 29(4): 159-70.
g. Nelson EC, et al. Microsystems in health care: Part 6. Designing Patient Safety into the Microsystems.
Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety. 2003 Aug; 29(8): 401-408
h. Nicholson, Walter. Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions. South-Western College
Pub, 8th Edition: 2001.
Deskripsi Materi
Tarif adalah Nilai suatu kesediaan RS member jasa pelayanan, sejumlah uang
Konsep Ekonomi terdiri dari Demand supply, dimana menurut data, jumlah RS lebih banyak pada daerah
dengan kekuatan masyarakat ekonomi tinggi dan kekuatan ekonomi Pemerintahnnya tinggi, Biaya dan
tarif, Penetapan tarif, Perilaku tenaga kesehatandan, dan Sistem asuransi kesehatan.
Untuk menentukan Unit Cost dan tentunya sekaligus menentukan tarif,
Kita membutuhkan System Akuntansi, terdiri dari Accountant, System akuntansi, dan Software.
System pembatasan insentif dan gaji para tenaga medis dibuat dalam bentuk Pajak Progressive,
bertujuan untuk membatasi Dokter bekerja sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang
lain.
Tujuan materi:
Materi pembelajaran:
Deskripsi materi:
Fungsi penggunaan dana terdiri dari beberapa bagian, yaitu investasi, pendanaan, kebijakan deviden
dan fungsi manajemen resiko. Investment Decision (Uses of Funds) dalam RS, terdiri dari Strategic
Decision untuk meningkatkan strategic position (Praktek Dokter), Expansion decision, Increase
operational capability (Office space), dan Replacement Decision, Replace older with newer (Tools).
Sedangkan Hospital Revenues terdiri dari, Medical Services, Nonmedical Services (Cafeteria—Gift Shop
—Parking garage—Space & Equipment rentals—research grants), Donations, dan juga dalam investasi.
Pengeluaran RS terbesar terdiri dari Gaji (59%), dan juga kebutuhan dan supplies (30%)
Tujuan materi:
Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami fungsi-fungsi dana rumah sakit
2. Memahami penggunaan dana dalam rumah sakit
3. Memahami cara mengefektifkan penggunaan dana rumah sakit
Materi pembelajaran:
1. Hand-out fungsi penggunaan dana rumah sakit
2. Hand-out health informatics pada sistem mikro
3. Bahan bacaan :
a. Sarah Gunther Lane, Elizabeth Longstreth and Victoria Nixon (ed). 2001. A Community Leader's
Guideto Hospital Finance. Harvard School of Public Health.
Deskripsi
Kebutuhan tenaga di tingkat unit sangat penting untuk diperhitungkan untuk menjaga kelancaran
pelayanan kepada pasien. Jumlah perawat dan dokter yang bertugas dalam satu unit telah ditentukan
secara normative oleh Kementrian Kesehatan. Namun demikian, seiring dengan banyaknya variasi,
situasi dan kasus, maka masing-masing rumah sakit atau unit perlu menghitung kembali kebutuhan
tenaga kesehatan sesuai dengan keadaan nyata di lapangan.
Kebutuhan tenaga dapat dipandang dari 2 sisi, yaitu sisi kuantitas dan kualitas. Standar kebutuhan
tenaga yang tersedia saat ini lebih banyak mempertimbangkan aspek kuantitas dibandingkan aspek
kualitas. Oleh sebab itu, banyak unit di rumah sakit yang membuat perencanaan kebutuhan berdasarkan
aspek kuantitas saja. Selain mudah dilakukan, tindak lanjutnya juga lebih mudah dijalankan. Dari sudut
pandang manajerial, jumlah tenaga yang banyak belum tentu efektif untuk mendukung pelayanan dan
biaya yang diperlukan untuk memberi kompensasi menjadi besar. Sehingga sangat penting untuk
mengkombinasikan kedua aspek tersebut dalam memperhitungkan kebutuhan SDM di tingkat unit.
Tugas Kelompok
Mencari literatur dengan keyword perencanaan SDM, perencanaan Rumah Sakit. Kemudian dibuatkan
summaryzing review kedalam power point.
Deskripsi
Clinical Governance adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan sistematik yang
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas layanan terhadap pasien pada suatu sistem
kesehatan. Clinical governance hadir untuk menyempurnakan program Total Quality Management
(TQM) dan Continuous Quality Improvement (CQI) untuk pelayanan kesehatan. Clinical Governance
terdiri dari 4 pilar antara lain Nilai pelanggan (Consumer value) , Kinerja Klinis dan Evaluasi (Clinical
performance and evaluation), Risiko klinis (Clinical risk), Manajemen dan pengem bangan profesional
(Professional Development and Management). Terdapat 7 garis besar penerapan konsep dasar clinical
governance yaitu membangun kepemimpinan yang efektif ; menyusun quality action plan ; fokus pada
pasien ; informasi, analisis, pemahaman, dan tindak lanjut ; orang biasa mengerjakan hal yang luar
biasa ; merancang pelayanan yang baik (best practice) ; dan memastikan efektifitas pelayanan klinis
(clinical effectiveness ) .
Salah satu pilar dari clinical governance adalah clinical risk management. Pilar ini didasari oleh
pentingnya patient safety dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. Pada study yg dilakukan di Jawa
Tengah (15 Rumah Sakit dan 12 Puskesmas) didapatkan hasil adverse events yang terjadi pada sistem
pelayanan kesehatan berkisar antara 1.8% - 88.9%. Pada modul kali ini kita akan belajar bagaimana
menerapkan clinical risk management pada sistem pelayanan kesehatan.
Tujuan Materi
Materi Pembelajaran
1. Quality Interagency Coordination Task Force 2000, Doing What Counts for Patient Safety: federal
actions to reduce medical errors and their impact, Report of the Quality Interagency Coordination Task
Force to the President, Nancy Foster Agency for Healthcare Research and Quality, February.
2. Wingart, SN, Wilson, RMcL, Gibberd, RW & Harrison, B 2000, „Epidemiology of Medical Error ‟ , BMJ,
vol. 320, pp 774-777.
3. Brennan, TA, Leape LL, Laird, NM, Hebert, L, Localio, AR, Lawthers, AG 1991, „Incidence of Adverse
Events and Neglicence in Hospitalized Patients ‟ , N Engl J Med, vol. 324, pp. 370-376.
4. Wilson, RM, Cunciman, WB, Gibberd, RW, Harrison, BT, Newby, L & Hamilton, JD 1995, „The Quality in
Australian Health Care Study ‟ , Med J, vol. 163, pp. 458-471.
5. Classen, DC, Pestonik, SL, Evans, RS & Burke, JP 1991, „Computerized surveillance of adverse drug
events and potential adverse drug events, JAMA, vol. 266, pp. 2847-51.
6. Bates, DW, Cullen, DJ, Laird, N, Petersen, LA, Small, SD, Servi, D, et al, 1995, „Incidence of adverse
drug events and potential adverse drug events ‟ , JAMA, vol. 274, pp. 29-34.
7. Reason, J 2000, „Human Error: models and management, BMJ, vol. 320, pp. 768-770.
8. Dwiprahasto, I, Soerojo, E & Andajaningsih 1993, Evaluasi Paruh Waktu Proyek Pengkajian Sumber
Daya Kesehatan, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Depkes RI.
9. Kristin, E, Thobari, JA, Kirmawanto, P & Dwiprahasto, I 1998, Laporan Studi Data Dasar Pengelolaan
dan Penggunaan Obat di Dati II Propinsi Jawa Timur, Bagian Farmakologi FK UGM dan Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan RI.
10. Ashraf, H 2000, „UK General Practitioner quilty of killing 15 patients ‟ , The Lancet, pp. 355-471.
11. June Huntington, Stephen Gillam, Rebecca Rosen 2000, „Clinical governance in primary care :
Organisational development for clinical governance ‟ , BMJ 2000;321:679–82.
12. Sylvia Godden, Azeem Majeed, Allyson Pollock and Andrew B. Bindman, „ How are Primary Care
Groups Approaching Clinical Governance? A Review of Clinical Governance Plans from Primary Care
Groups in London ‟ , Journal of Public Health 200 2 ; vol. 24, no.3 p 165-169 .
Deskripsi
Peningkatan kualitas layanan kesehatan tidak hanya menuntut penerapan standar profesi, tapi juga
etika professional, karena profesi kesehatan merupakan profesi yang diharapkan bersih dari keburukan
dalam arti moralitas. Meskipun dalam prakteknya hubungan dokter dan pasien mulai bergeser ke arah
konsumen dan penyedia jasa, namun profesi dokter sebagai sebuah profesi tetap harus ditekankan pada
peran sosial, bukan komersialnya. Di samping itu, perkembangan sosial yang terjadi membuat para
tenaga kesehatan harus kembali menilik segala sisi yang memungkinkan mereka berbuat kesalahan baik
dalam hal keilmuan maupun sikap dan perilaku.
Tujuan khusus
4. Mengaplikasikan etika medis seorang tenaga medis dalam konteksnya sebagai peneliti, klinisi,
maupun pengajar
3. Menjelaskan model pendidikan tenaga medis yang memenuhi standar sesuai undang-undang yang
berlaku
Untuk melakukan kegiatan pada materi ini, mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang
disarankan maupun mencari sendiri, serta mengerjakan tugas dalam rangka pendalaman materi.
Aktivitas Pembelajaran
1. Membuka blok keterampilan belajar di Gamel, dan memahami materi Standar dan Etika
Profesional dengan membaca handout, referensi yang disarankan ataupun materi lainnya yang
ditemukan sendiri.
2. Mengerjakan setiap tugas rumah,latihan, atau studi kasus yang diberikan oleh dosen pengampu
ke dalam dokumen elektronik, dan memunggahnya ke Gamel
3. Mendiskusikan materi yang belum dipahami tentang Standar dan Etika Profesional dengan
dosen pengampu via surat elektronik atau sarana lain
4. Peserta diharuskan memiliki folder khusus yang terstruktur untuk setiap blok untuk menyimpan
berkas yang terkait dengan seluruh proses pembelajaran di MMR
Perkiraan waktu yang diperlukan untuk pembelajaran ini adalah sekitar 5 jam, di luar waktu diskusi via
surat elektronik atau sarana berkirim pesan lainnya, dan di luar waktu membaca referensi yang
disarankan.
2. BMC Medical Ethics, no year. BioMed Central Medical Ethics. [online] Available at: <
http://www.biomedcentral.com/bmcmedethics/> [Accessed Date 04 September 2010]
3. John R. Williams, 2005. Medical Ethics Manual. Translated from English by Tim Penerjemah PSKI FK
UGM. [online] Available at: <http://www.wma.net/en/30publications/30ethicsmanual/pdf/> [Accessed
05 October 2010)
ethics_manual_indonesian.pdf
Deskripsi
Kompleksitas hubungan dokter-pasien seringkali tidak hanya bisa dipandang dalam sudut etika semata.
Unsur sosial bercampur dengan motif ekonomi. Pergeseran pola hubungan dokter-pasien ke arah
produsen-konsumen kini harus mulai dikelola dengan profesional dan dengan lebih memerhatikan aspek
legal yang dapat melindungi kedua belah pihak jika terjadi konflik yang terjadi antara keduanya.
Tujuan khusus
4. Mengaplikasikan hak dan kewajiban tenaga kesehatan dan pasien dalam hubungan keduanya
Untuk melakukan kegiatan pada materi ini, mahasiswa diharapkan membaca sumber pustaka yang
disarankan maupun mencari sendiri, serta mengerjakan tugas dalam rangka pendalaman materi.
Aktivitas Pembelajaran
1. Membuka blok keterampilan belajar di Gamel, dan memahami materi Aspek Legal dalam
Hubungan Dokter-Pasien dengan membaca handout, referensi yang disarankan ataupun materi
lainnya yang ditemukan sendiri.
2. Mengerjakan setiap tugas rumah,latihan, atau studi kasus yang diberikan oleh dosen pengampu
ke dalam dokumen elektronik, dan memunggahnya ke Gamel
3. Mendiskusikan materi yang belum dipahami tentang Aspek Legal dalam Hubungan Dokter-
Pasien dengan dosen pengampu via surat elektronik atau sarana lain
4. Peserta diharuskan memiliki folder khusus yang terstruktur untuk setiap blok untuk menyimpan
berkas yang terkait dengan seluruh proses pembelajaran di MMR
Perkiraan waktu yang diperlukan untuk pembelajaran ini adalah sekitar 5 jam, di luar waktu diskusi via
surat elektronik atau sarana berkirim pesan lainnya, dan di luar waktu membaca referensi yang
disarankan.
1. Djamhoer Martaadisoebrata, 2009. Dimensi Etik Pada Informed Consent. [online] (Updated 19 Jan
2010) Available at: < http://obginsosrshs.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=89:dimensi-etik-pada-informed-
consent&catid=39:artikel&Itemid=57> [Accessed Date 05 October 2010]
2. Endang Kusuma Astuti, no year. Hubungan Hukum Antara Dokter dengan Pasien dalam Upaya
Pelayanan Medis. [online] Available at: <
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/legality/article/viewFile/292/
304_umm_scientific_journal.doc> [Accessed Date 06 September 2010]
3. Prasko, no year. Malpractice and Health Law. [online] Available at: < http://www.prasxo.co.cc/>
[Accessed 06 October 2010)
Hand out Aspek Legal Hub Dokter dan Pasien PDF document