Powerpoint Templates
Templates
Page 2
▪ Ketua Bidang Lit Bang – Mutu – Man Risiko KARS th
2014-2018
▪ Ketua Komite Etik-Disiplin KARS th 2014-2017,
2017-2020
▪ Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
▪ Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem Kes
th 2012-2015, 2016
▪ Ketua KKPRS PERSI IKPRS-Institut Keselamatan
Pasien RS th 2005-2012, 2012-2015, 2015-2018
▪ Advisory Council Asia Pacific, Joint Commission
International, sejak 2009
▪ Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal
Hipertensi RS Mediros, Jakarta, sejak 1996
Powerpoint Templates
Templates
Page 3
▪ Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1996
▪ Konsilor KARS sejak 2012.
▪ Ketua Komite Etik & Disiplin KARS th 2014 - 2017
▪ PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan
Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
▪ Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1983-1993
▪ Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
▪ Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993, 1993–
1996
▪ Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 –
1995
▪ Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
Powerpoint Templates
Templates
Page 4
Profesional Clinical PCC
Pemberi Asuhan Team Leader
DPJP
Perawat/
Bidan Apoteker
Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien
➢ Integritas
NILAI
➢ Profesionalisme
➢ Komitmen ipkt
➢ Team Work
Dit Mutu &akreditasi Yankes, Des 2016
Basic Concepts of Hospital Accreditation
Quality & Safety
Self improvement
PDCA
Learning External Accreditation
evaluation
Self assessment
Process
Standar
RS menerapkan-mematuhi standar
…Berkesinambungan…
• Standar Akreditasi RS
v.2012
• Peraturan Per UU an
!!! Siklus :
• Standar Profesi ¤ Survei
• Standar Internasional : ¤ Survei Verifikasi – 2X
ISQua, WHO, dll
Penilaian Akreditasi
Rumah Sakit
Perjalanan Rumah Sakit Terkait Akreditasi
Proses Implementasi
Standar Akreditasi
Struktur-Proses-Outcome
Survei Akreditasi
Asesmen Pemenuhan
Persiapan Standar
Akreditasi
• Dalam aspek asuhan pasien terdapat 161 standar & 626 elemen
penilaian, jumlah yang cukup banyak
• Elemen yang mencakup struktur dan proses “dibungkus” dgn berbagai
filosofi yang perlu dipahami secara tepat dan komprehensif
• Agar penerapan standar & elemen pada asuhan pasien tidak
menghadapi kendala yang signifikan.
JANGKAR PEMBIMBING STANDAR AKREDITASI RS V.2012 pd KARS
Dr. dr. Sutoto, MKes HPK, SKP, KPS, MPO
PPK, MKI, MDGs,
dr. Djoti Atmodjo, SpA, MARS
Dokumentasi Akreditasi RS
dr. Luwiharsih, MSc PMKP, PPI, TKP, MFK
dr. Nico A Lumenta, K.Nefro, MM, APK, AP, PP, PAB
MHKes
RS.Pendidikan
PPRA
dr. Djoni Darmadjaja, SpB, MARS (Pengendalian,
Pencegahan, Resistensi
Antimikroba
Hari Pertama
Waktu Surveior Manajemen Surveior Medis Surveior Keperawatan
08.00 – 8.30 Pembukaan pertemuan
• Perkenalan
• Penjelasan jadwal acara survei (Ketua Tim Surveior) Pantun KTS
08.30 – 9.30 Petemuan Peningkatan Mutu dan keselamatan Pasien & MDGs
(Presentasi Direktur Utama / Direktur RS tentang Program PMKP & MDGs)
Semua surveior
09.30 - 9.45 REHAT KOPI
Surveior meminta
1. Daftar pasien pulang dua bulan terakhir dan memilihnya,
disiapkan utk telaah RM Tertutup
2. Daftar pasien rawat inap hari ini dan memilihnya, disiapkan utk Telusur pasien
09.45 -12.00 Telaah dokumen Telaah dokumen Telaah dokumen
MPO, PMKP, MFK, TKP, KPS, APK, AP, PP, PAB, MKI, SKP, HPK, PPI, PPK, MDGs,
MKI* KPS* KPS*, MKI*.
12.00 -12.30 Telaah Rekam Medis Tertutup (Staf terkait , Panitia Rekam Medis, DPJP, Keperawatan)
Perencanaan Telusur Pasien
12.30 -13.30 ISHOMA
13.30 -15.30 Telusur Sistem Manajemen Telusur Individu Telusur MDGs
Data APK, AP, PP, PAB Telusur HPK, PPK, SKP, PPI
Telusur MPO
15.30 -16.00 Pertemuan Tim Surveior
Hari Kedua
08.00-08.45 Klarifikasi dan masukan
(Pertemuan surveior dengan para pimpinan RS untuk klarifikasi)
08.45- 09.00 REHAT KOPI
09.00- 12.00 Telusur Telusur Individu Telusur
MFK APK, AP, PP, HPK, PPK, SKP, PPI
PAB
20
Elemen Penilaian
Bentuk
1.Struktur : Regulasi, Program
2.Proses : Kegiatan, Implementasi SPO,
Pedoman, Panduan
3.Hasil / Outcome : Hasil kegiatan, pencapaian
target, hasil pengukuran dgn indicator
21
Std APK 1.1.3.
1. Surveior telusur ke ruangan
2. Mengambil sampel 10 pasien yang mengalami penundaan
pelayanan, wawancara dan membaca RM/status
3. Pasien diwawancara ttg penundaan pelayanan, pemberian
informasinya, pencatatan oleh PPA ybs di form edukasi-
informasi
4. Bila ditemukan 8 pasien memenuhi (80%), maka skor 10
5. Bila ditemukan 7 pasien atau 3 pasien memenuhi, maka skor 5
6. Bila ditemukan 2 pasien memenuhi, maka skor 0
Skor
utk EP 10 5 0
100% 80% 20%
22
Instrumen Akreditasi Rumah Sakit – v.2012
Telusur
Dokumen Skor : 0 / 5 / 10
Sasaran Nilai : %
Std Materi
(Wawancara)
Std. Misalnya Surveior memberi skor 4 EP seperti ini : Nilai: 30:40 = 75,00 %
APK.1.1.3.
EP.1 1. Pimpinan RS Pemberian informasi Regulasi RS :
2. Staf Admisi • Kebijakan/ panduan
kepada pasien bila
Rawat Inap penundaan pelayanan
akan terjadi penundaan atau pengobatan 10
dan Rawat
pelayanan atau • Prosedur pemberian
Jalan informasi
3. Tim Dr dan pengobatan
Dokumen implementasi
EP. 2 Drg Pemberian informasi .. : 10
4. Tim Medical Rekam medis
EP. 3 Information
Pencatatan
5. Staf informasi….. 5
Keperawatan
EP. 4 6. Pasien Penyusunan kebijakan 5
Nilai
utk Bab
%
100% 80% 60% 20%
Remedial :
*Hospital may proceed for remedial (re-survei) 3 – 6 months, for
Chapters that has minimal 60 % or more
*Hospital may wave this process, than accreditation status will applied.
24
Program Chapter Status Criteria
1. Access to Care and Continuity of Care
(APK) Paripurna 15 Ch
2. Patient and Family Rights (HPK) Excellence @>80%
3. Assessment of Patients (AP)
4. Care of Patients (PP)
5. Anesthesia and Surgical Care (PAB) 12 Ch
6. Medication Management and Use (MPO) Utama @>80%
7. Patient and Family Education (PPK) Advance 3 Ch @ >
Regular
Surveyors Survey
Web
MJ, MD, PW Reports Upload Councilor process :
- Offline / Online
- Review reports
- Submit
Councilor Coordinator :
- Review
- Verify
- Submit
Exec Councillor – MJ
Secretariate
Chairman: Councillor –
Surveyor approval Counc
cetak Coordinator MD
Coord
Councillor –
Bila perlu PW
1. Surat Pernyataan Koordinator
Dewan penilai Konsilor
(Jangkar) 2. Surveior membaca kembali hasil
Konsilor utk pembelajaran
Komitmen :
- Pemilik
Persiapan Perlu ada - Direktur RS
akreditasi komitmen - Para pimp
RS di RS
di RS
- Staf klinis
1. MPO 4. MFK
Koordinator kelompok
2. PMKP 5. KPS
Manajemen
3. TKP
Direktur
1. APK 4. PAB
Koordinator kelompok
2. AP 5. MKI
Medis
3. PP 6. (KPS)
1. HPK
Koordinator 5. MDGs
2. PPK
Kelompok keperawatan 6. (KPS)
3. PPI
4. SKP
Persiapan Penilaian Monitoring
PIMPINAN RS
Menetapkan
regulasi di RS
Sistem monev
terhadap Menjamin
regulasi yg kepatuhan staf
ditetapkan pimp terhadap regulasi
yg ditetapkan oleh
pimpinan
Rangkuman
Bab Tata Kelola Kepemimpinan dan Pengarahan
TataKelola Rumah Sakit dlm perspektif Std Akred 2012
Std Yan
Sistem Pelayanan Regulasi :
PCC
• Kebijakan
Fokus Pasien Klinis • Pedoman,
APK, HPK, Asuhan Pasien / Patient Care • Panduan
AP, PP, • SPO
PAB, MPO • Program
PPK Indikator :
Sistem • Ind. Area
Standar Manajemen Klinis
Manajemen • Ind Klinis
PMKP, PPI, • Ind SKP
TKP, MFK, • Ind Upaya
KPS, MKI Manajemen
Sasaran KP
Sasaran Dokumen
MDG’s Implementasi
Good
Patient
PASIEN
Care
Tata Kelola
Asuhan Pasien
Quality & Safety
yang Baik
Good
Sistem Pelayanan • Good Clinical
Clinical Klinis Governance
Governance Asuhan Pasien / Patient Care • Good Hospital
Tata Kelola Klinis Governance &
yang Baik
Sistem
Good
Hospital Manajemen Ps 36 UU 44/2009
Governance
Tata Kelola RS
yang Baik
• Good Patient Care
“Safety is a
fundamental principle
Etik
of patient care and a
critical component of
• Mutu Quality Management.”
4 Fondasi Kebutuhan
• Patient
PPA Asuhan pasien Pasien
Safety (World Alliance for Patient
• Asuhan Medis
Safety, Forward Programme,
• Asuhan Keperawatan
EBM WHO, 2004)
• Asuhan Gizi
• Asuhan Obat VBM • Evidence Based Medicine
• Value Based Medicine
Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien
Dokumen Dokumen
Regulasi di RS Implementasi di RS
Kebijakan – Pedoman – Rekam Medis – Form –
Panduan – SPO – Program Dok bukti lainnya
Penyusunan Pencacatan
o Cermati Gamb Umum Bab o Check list proses konsisten
o Cermati pernyataan Standar o Pencatatan akurat, nama, ttd
o Cermati Maksud & Tujuan Std o Pencatatan terbaca
o Cermati Elemen Penilaian o Wadah Integrasi-komunikasi
o Pahami Filosofi/Konteks Perubahan o Perlindungan hukum
Budaya Q-S
3 2
(People) 3
(System)
1
1
(Structure)
ASUHAN PASIEN
RISIKO SAFETY
MUTU
(Nico Lumenta, 2015)
ASUHAN PASIEN Dimensi Budaya
❖ Good Patient Care
❖ Patient Centered Care
Quality dan Safety
dalam Standar Akreditasi RS
❖ Asuhan Pasien Terintegrasi
❖ PPA sebagai Tim, Kolaborasi
Interprofesional + Kompetensinya
❖ Berpartner dgn Pasien SAFETY
❖ DPJP sebagai Clinical Leader • Just Culture
❖ MDR - Multidisciplinary Round • Reporting Culture
❖ BPIS • Learning Culture
• Informed Culture
RISIKO • Flexible Culture
➢ RS institusi yg kompleks dan • Generative Culture (MaPSaF)
high risk : asuhan multi PPA, • 7 Standar KP, 6 SKP, 7 Langkah
multi budaya, multi regulasi, KPRS, 13 Program WHO-PS
legal, finance, SD
➢ Risk Register MUTU
➢ Matrix Grading Good Corp Governance
➢ FMEA Leadership
➢ Situational Awareness Good Clinical Governance
➢ RCA Standarisasi Input-Proses-Output-
Outcome
Pengukuran Mutu
PDCA (Nico Lumenta, 2015)
The Just Culture Model (simplified)
1969:Enid Balint
coined the term
patient-
centeredness,
contrasted with
“illness-oriented
care.”
Asuhan Pasien
Model
Patient Centered
Care
KARS Dr.Nico Lumenta
Model Tradisional • Dokter merupakan PUSAT / UNIT
SENTRAL dalam Model Tradisional
Fisio asuhan pasien
Ahli terapis • Dokter = Captain of the ship
Gizi • “Medical Paternalism”
• “Disease centred care”
• , tetapi…..Patient safety tidak terjamin !!
Apoteker
Pasien
Perawat Dokter Keluarga
Bidan
Barrier
Radio
Analis
grafer
(Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building
a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)
Laporan
Institute of Medicine – IOM
TO ERR IS HUMAN
Building a Safer Health
System
“Wake-up Call”
…….bagi dunia pelayanan kesehatan…….
Laporan
Institute of Medicine - IOM
TO ERR IS HUMAN
Building a Safer Health System
(Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building
a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)
D A L A M 1 TAHUN
SETIAP HARI
!
1 PESAWAT JUMBO JET
BERPENUMPANG 268 ORANG
J A T U H !!! (Pasien !!)
in a developed country
100
Keselamatan
Pasien !
IpTek
PelayananMedis
Populasi
Menua
Risiko
Klinis ! 0
Waktu 1960 2000 +
Litigasi !
Insiden Keselamatan Pasien RS
PASIEN
Sistem Pelayanan
Klinis Profesional Pemberi Asuhan:
Asuhan Pasien / Patient Care Dokter, Perawat, PPA Lainnya
Sistem Manajemen
Manajemen Pemilik
✓ Technical Skill /
Kompetensi 30 %
✓ Non Technical Skill
Dalam konteks Asuhan Pasien /Patient Care !
PCC merupakan induk dari Standar Akreditasi
Rumah Sakit v. 2012
PFP
Bab 4. PP – Pelayanan Pasien
Bab 5. PAB – Pelayanan
Anestesi dan Bedah
Bab 6. MPO – Manajemen dan
Penggunaan Obat
Bab 7. PPK – Pendidikan
Pasien dan Keluarga 68
Tujuan utama pelayanan kesehatan Rumah
Sakit adalah Pelayanan/Asuhan pasien.
“Core Business RS = Patient Care”
(Standar Pelayanan Pasien -PP/COP)
Asuhan Pasien
(Patient Care)
Cure Care
KARS Dr.Nico Lumenta
CARE = “Commitment – Attention – Respons – Empathy “
Profesional Clinical PCC
Pemberi Asuhan Team Leader
DPJP
Perawat/
Bidan Apoteker
Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien
Pasien :
▪ Masuk RS seperti masuk “hutan”, relatif
banyak yg tidak jelas, pengalaman Pasien
baru….
▪ Pasien tidak “pernah” melalui
“pendidikan untuk menjadi pasien” !!! “Hutan”
▪ Relatif tidak punya kewenangan ikut
ambil keputusan, harus ikut “kata”
dokter…
▪ Ada rasa cemas, ngeri, bingung, takut.
▪ Di RS, Pasien menjalani “3 shift” !! KARS
Patient Centered Care :
▪ PPA sebagai Tim
▪ Kolaborasi Interprofesional
▪ “Partnership” dgn Pasien-Kel
*Std APK 1.2. : Pada admisi RI, pasien & keluarganya mendapat
penjelasan ttg pelayanan yg ditawarkan, hasil yg diharapkan &
perkiraan biaya dari yan tsb.
Elemen penilaian APK 1.2.
1. Pasien & keluarganya diberikan penjelasan pada waktu admisi.
5. Penjelasan cukup bagi pasien & keluarganya utk membuat
keputusan yg benar
*Std PP.2.4 : Pasien & keluarga diberi tahu ttg hasil asuhan dan
pengobatan termasuk kejadian tidak diharapkan / KTD.
*Std PP.6 : Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efekif.
Elemen Penilaian PP.6
3. Berdasarkan lingkup yan yg diberikan, RS menjalankan proses utk
berkomunikasi dan mendidik pasien & keluarga ttg rasa sakit.
Std PPK.4 : Pendidikan pasien & kel termsk topik2 berikut ini, terkait
dgn pelayanan pasien : penggunaan obat yg aman, penggunaan
peralatan medis yg aman, potensi interaksi antara obat dgn makanan,
pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik2 rehabilitasi.
Std MKI. 6 : Informasi ttg pelayanan pasien dan respon thd pelayanan
dikomunikasikan antara tenaga medis, tenaga keperawatan dan
tenaga kes lainnya selama bekerja dalam shift dan antara shift.
84
Perspektif
Profesional Core Concepts of Patient Centered Care
Pemberi Asuhan
1. Berpartner dengan Pasien
• Keputusan klinis berdasarkan (juga) nilai-nilai pasien
• BPIS : Bila Pasien Itu Saya
• Komitmen
2. PPA merupakan Tim Interdisiplin dgn Kolaborasi
Interprofesional
• Profesional Pemberi Asuhan diposisikan mengelilingi pasien bekerja
sebagai Tim dgn Kolaborasi Interprofesional
• Tugas Mandiri, Kolaboratif, Delegatif
• Kompetensi Profesi dan Kompetensi Kolaborasi Interprofesional yang
memadai
3. DPJP adalah Clinical Leader.
• DPJP menyusun kerangka asuhan, melakukan koordinasi, kolaborasi,
sintesis, interpretasi, review dan mengintegrasikan asuhan pasien
4. Asuhan Pasien Terintegrasi
• Asuhan pasien terintegrasi oleh PPA dgn DPJP sbg Clinical Leader
(Nico Lumenta, Sintesis berbagai referensi, 2015)
Standar dan PPA
Dignity &
Respect
Infor-
mation Partici-
Sharing pation
Collaboration
Lainnya
1. PASIEN adalah Pusat Pelayanan, Pasien adalah bagian dari Tim
2. DPJP : sebagai Clinical Leader
Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien
Profesional
ASUHAN
Pemberi
PASIEN
Asuhan
2 PEMBERIAN-
PELAYANAN /
IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING
2. Implementasi Std PP 2, EP 2, PP 5
Pemberian Pelayanan EP 2 & 3, PAB 3 EP 5,
5.3, 6, 7.3,
Monitoring
Pemberian pelayanan/asuhan, pelaksanaan rencana, beserta
monitoringnya 96
Standar
Interprofessionality AP, PP
Kolaborasi Interprofesional
Bila beragam Nakes dari berbagai latar belakang profesi bekerja
bersama menangani pasien, keluarga, pengasuh,serta komunitas
untuk memberikan mutu asuhan terbaik
Pendidikan Interprofesional
Bila peserta didik dari dua profesi atau lebih saling belajar tentang, dari
dan antar mereka untuk mencapai kolaborasi yang efektif dan
meningkatkan hasil di bidang kesehatan
“Tidak lagi cukup bagi para Nakes PPA untuk menjadi sekedar profesional.
Dalam iklim global sekarang, tenaga kesehatan juga dituntut menjadi
interprofesional” (WHO, 2010)
(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
Konsil Kedokteran Indonesia 2012
A. Area Kompetensi
C. Penjabaran Kompetensi
1. Profesionalitas yang Luhur Area Kompetensi
1.1. Kompetensi Inti…
1.2. Lulusan Dokter Mampu :
1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/ Yang Maha Kuasa)
2. Bermoral, beretika, dan berdisiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional
• Menunjukkan karakter sebagai dokter yg profesional
• Bersikap dan berbudaya menolong
• Mengutamakan keselamatan pasien
• Mampu bekerja sama intra- dan inter- profesional
dalam tim pelayanan kesehatan demi keselamatan
pasien
• Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam
kerangka sistem kesehatan nasional dan global.
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
Penampilan tingkah laku dari suatu
Kompetensi
kumpulan terintegrasi dari pengetahuan,
Profesional ketrampilan, dan sikap yang
menggambarkan ranah karya suatu profesi
kesehatan yang spesifik diterapkan dalam
konteks asuhan yang spesifik
(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
KARS Dr.Nico Lumenta
PPA : Kompetensi Kolaborasi Interprofesional
Interprofessional Collaborative Practice Competency
Domains
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative prac
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2
Kompetensi dalam Kolaborasi Interprofesional (38)
Ranah Kompetensi 1: Values/Ethics for Interprofessional Practice
(10)
Bekerja bersama professional pemberi asuhan lain untuk memelihara
iklim saling respek (menghormati) dan berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)
Berkomunikasi dgn pasien, keluarga, komunitas, dan PPA lain dgn cara
yg responsif dan bertangg-jwb yg mendukung suatu pendekatan tim
dlm pemeliharaan kesehatan serta pengobatan penyakit.
Ranah Kompetensi 4: Teams and Teamwork
(11)
Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim utk
kinerja efektif dlm tim dgn peran yg berbeda utk merencanakan dan
memberikan asuhan berfokus pasien-/populasi yg aman, tepat waktu,
efisien, dan wajar.
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
DPJP
adalah Ketua Tim PPA / Interdisiplin / Klinis
Clinical Leader
• Fungsi DPJP sebagai Clinical Leader :
1. Merencanakan/mengarahkan kerangka pokok asuhan
2. Koordinasi asuhan pasien – individual PPA
3. Kolaborasi semua PPA terkait
4. Sintesis semua IAR terkait
5. Interpretasi asesmen
6. Review rencana semua PPA lainnya, buat catatan/notasi di
CPPT, sehingga terlaksana asuhan pasien terintegrasi serta
kontinuitas asuhannya memenuhi kebutuhan pasiennya.
7. Verifikasi telah melakukan review, paraf.
8. Komunikasi dengan Case Manager agar terjaga kontinuitas
pelayanan pasien memenuhi kebutuhan pasiennya
5. The care planned for each patient is reviewed and verified by the
responsible physician with a notation in the progress notes.
108
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT Instruksi PPA DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Termasuk Pasca (Tulis Nama, beri
Profesional
Bedah Paraf, Tgl, Jam)
Tgl, Jam Pemberi
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis (Instruksi ditulis (DPJP harus
Asuhan
Nama, beri Paraf pada akhir catatan) dgn rinci dan membaca/merevi
jelas) ew seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 tiap 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti
Paraf.. inlamasi &
analgesic
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup
Dst…. Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … DPJP
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP tiap lembar
DPJP
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February 2015 )
Why Is It Important to Conduct Multidisciplinary Rounds?
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February 2015 )
Key Components of Reliable Multidisciplinary Rounds
❖ Examples of specific aim statements for MDR are as follows:
• The intermediate medical care unit (IMCU) will conduct daily MDR
including at least four disciplines and document daily goals on each patient
by Dec 31, 2014.
• By June 2015, 4 South will conduct daily MDR and document transition
goals for each patient that is 3 or more days postoperative.
• By March 31, 2015, 80 percent of all neonatal intensive care unit (NICU)
bedside rounding will include a summary in parent-friendly language of all
tests, labs, and procedures completed over the previous 24 hours.
• By February 28, 2015, during MDR on the cardiovascular services unit
(CVSU) and IMCU, clinical care goals and patient-/family-identified needs
and/or goals will be addressed for 90 percent of each unit’s patients.
Dst……
118
UU no 29/2004 Praktik Kedokteran
Permenkes 1438/2010
Standar Pelayanan Kedokteran
Prinsip dasar : Std Pelayanan Kedokteran terdiri dari
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran - PNPK dan SPO
PNPK (Pedoman Nasional
Literatur:
Pelayanan Kedokteran) Artikel asli
Terutama untuk penyakit yang banyak, Meta-analisis
mahal, risiko, bervariasi dalam praktik PNPK (asing)
Dibuat oleh pakar multidisiplin
Ideal, terkini, evidence-based, canggih Buku ajar, etc
Dikoordinasi Kemenkes, disahkan Menkes Panduan profesi, Direktorat,
Kesepakatan staf medis
Diterjemahkan ke fasyankes
menjadi:
Dapat +
Sesuai dengan Pathways Dapat dilakukan
Algoritme tanpa
Jenis dan strata
menunggu PNPK
(hospital specific) Protokol
Prosedur
(Sudigdo Sastroasmoro, Konsorsium Upaya Kesehatan,
Ditjen BUK - Kemenkes RI, 2015) Standing orders
267 hal
❖ Pelayanan terpadu/terintegrasi dan berfokus pasien
❖ Melibatkan semua profesional pemberi pelayanan (dokter,
perawat,bidan, farmasis,nutrisionis, fisioterapis, dll)
❖ Tetapkan waktu pelaksanaan pelayanan/asuhan
❖ Seluruh kegiatan dicatat (rekam medis)
❖ Penyimpangan kegiatan dicatat sebagai varians
❖ CP berfungsi ganda;
1. Sebagai acuan dalam memberikan asuhan pada
pasien dari waktu ke waktu
2. Sebagai alat monitoring kepatuhan staf klinis
PRINSIP DASAR PENYUSUNAN CP
125
STANDAR ASUHAN MEDIS (PPK)
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN NUTRISI
STANDAR ASUHAN FARMASI
STANDAR ASUHAN PPA LAINNYA
PPK
+ Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing orders
+
Panduan Asuhan Keperawatan, Panduan Asuhan Gizi, Panduan
Asuhan Kefarmasian, Panduan Asuhan PPA lainnya
(Partnering with patients to drive shared decisions, better value, and care improvement. INSTITUTE OF MEDICINE, 2014)
Patient Activation Measurement
Pasien
Pasif
Pasrah
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
CASE MANAGER / MANAJER PELAYANAN PASIEN
DPJP
Perawat Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok Fisio Ahli
asuhan terapis Pasien, Gizi
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis Radio Analis
• Interpretasi grafer
• Review
• Integrasi asuhan Lainnya
Yan Kes
/ RS Lain
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
Employer BPJS
Case Management Concept
• Penerapan PCC >
• Kolaborasi PPA >
Pembayar • Kendali mutu asuhan
• Kendali biaya asuhan
PPA • Kendali safety asuhan
Pasien :
▪ Pasien tidak “pernah” melalui
“pendidikan untuk menjadi pasien” !!!
▪ Masuk RS seperti masuk “hutan”, relatif
banyak yg tidak jelas, pengalaman
baru…. “Hutan”
▪ Relatif tidak punya kewenangan ikut
ambil keputusan, harus ikut “kata”
dokter…
▪ Ada rasa cemas, ngeri, bingung, takut.
▪ Individu Pasien @ 24 jam selama asuhan
KARS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Case
Manager
MPP
(Laison “Jembatan”)
• RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Barrier to Patient Centered Care :
Pasien
• Sikap yang pasif
• Kurang percaya diri bertanya
• Tidak cukup pengetahuan utk analisis informasi
• Status social-ekonomi
• Cara pandang dan budaya yang keliru
Dokter/Staf
• Kurangnya pengetahuan, pelatihan ttg PCC
• Kurang waktu, impractical (cara pikir yang berbelit)
• Kurang motivasi
• Kurang dihargai
• Tidak terlatih menangkap ekspresi pasien ttg nilai, ide, perasaan
• Sulit diimplementasi, tidak jelas akan adanya perbaikan outcome
Rumah Sakit
• RS yang enggan melakukan perubahan
• Kurangnya sumber daya
• Dunn,N : Practical Issues Around Putting The Patient in Centre of Care, J R Soc Med. Jul 2003
• Bensberg, M :Patient Centred Care Literatur Review, Dandenong District Division of General Practice, October 2007
Promoting Patient-centered Care
Beberapa elemen pokok untuk keberhasilan RS menerapkan / melaksanakan asuhan
berfokus pasien / PCC adalah :
1. Komitmen kuat senior leadership
2. Komunikasi yang jelas tentang visi strategis,
3. Keikutsertaan aktif dengan pasien dan keluarga di seluruh RS,
4. Fokus terhadap kepuasan staf,
5. Penilaian dan umpan balik secara aktif dalam pelaporan pengalaman pasien,
6. Sumber yg adekuat untuk redesain pemberian asuhan,
7. Capacity building staf,
8. Akuntabilitas dan insentif
9. Budaya yang kuat mendukung perubahan dan pembelajaran.
(Luxford,K., Safran,DG., Delbanco,T . Promoting patient-centered care: a qualitative study of facilitators and barriers in
healthcare organizations with a reputation for improving the patient experience.
Journal for Quality in Health Care, vol 23, 2011)
PFCC Assessment Quiz, November 2014
Question: Is your organization practicing
Person- and Family-Centered Care (PFCC)?
Partnering with Patients and Families to Design a Patient and Family-Centered Health Care System. Johnson, B et al. Institute for Family-Centered Care 2008
Ringkasan
1. Pasien = Pusat dalam proses asuhan pasien (patient care) PCC Patient
Centered Care
2. Konsep inti PCC :
A. Sisi Pasien : Martabat & Respek, Informasi, Partisipasi, Kolaborasi
B. Sisi PPA : Berpartner dgn Pasien, PPA adalah Tim Interdisiplin, DPJP adalah
Clinical Leader, Asuhan Pasien Terintegrasi
3. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) Tim Interdisiplin, Kolaborasi
Interprofesional (Interproffesional Collaboration), dibutuhkan Interproffesional
Competency. Tugas mandiri, delegatif dan kolaboratif
4. DPJP adalah sbg Clinical/Team Leader : kerangka pokok asuhan pasien,
koordinasi, sintesa, interpretasi, review, integrasi asuhan
5. Clinical Pathway terintegrasi
6. Pasien & keluarga adalah Mitra PPA bagian dari tim : mereka ikut memilih
alternatif ikut merasa memiliki keputusan ikut bertanggungjawab
7. Dalam konteks PCC, Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager (berbasis klien)
menjaga kontinuitas pelayanan serta kendali mutu – biaya utk memenuhi
kebutuhan Ps dan keluarga
PASIEN
Pasien
Manajemen
Perawat
Sistem Fisio
Manajemen terapis Apoteker
atas perhatiannya