Anda di halaman 1dari 7

RAYHAN DEWANGGA SAPUTRA

041911535026

Tugas Resume

Pertemuan 11

“Mengelola Kinerja dan Mutu”

Mengelola Kinerja dan Mutu

Pengertian kontrol proses sistematis


• Kontrol organisasi: proses sistematis dalam mengatur aktivitas organisasi agar tetap konsisten
dengan pengharapan yang telah dibangun dalam rencana, target, dan standar kinerja.
• Menurut Douglas S. Sherwiin : kontrol adalah tindakan yang menyesuaikan operasional dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, dan dasarnya adalah informasi di tangan manajer.
• Untuk mengontrol suatu organisasi secara efektif, manajer-manajer harus:
1. Menentukan informasi seperti apa yang penting
2. Bagaimana cara mereka mendapatkan informasi tersebut
3. Bagaimana mereka bisa dan harus merespons informasi tersebut
• Manajer-manajer memutuskan standar, ukuran, dan metrik mana yang dibutuhkan untuk secara
efektif mengawasi dan mengontrol organisasi dan membuat sistem untuk memperoleh informasi
tersebut.
1. Memilih standard dan ukuran
2. Kartu skor berimbang : sistem kontrol manajemen komprehensif yang meyeimbangkan ukuran
keuangan tradisional dengan ukuran operasional yang berhubungan dengan faktor-faktor
kesuksesan penting yang ada di perusahaan (dengan ditautkan pada strategi dan tujuan
organisasi.
➢ Manajer-manajer mencatat, menganalisis, dan membahas metrik-metrik ini untuk
menentukan seberapa baik organisasi dapat dapat mencapai tujuan-tujuan strategisnya.
➢ Kartu skor digunakan dari tingkat atas organisasi hingga ke tingkat bawah, sehingga
setiap orang menjadi terlibat dalam perumusan dan pembahasan strategi.
➢ Kartu skor berimbang tidaklah cocok untuk setiap organisasi dalam setiap situasi.
Kesederhanaan sistem ini menyebabkan beberapa manajer memandang rendah waktu
dan komitmen yang di butuhkan agar pendekatan ini dapat menjadi sistem kontrol
manajemen yang benar-benar berguna. Jika manajer menerapkan kartu skor berimbang
dengan menggunakan orientasi pengukuran kinerja dari pada pendekatan manajemen
kinerja yang menautkan target dan pengukuran dengan strategi perusahaan,
penggunaan kartu skor benar-benar dapat mengganggu atau bahkan mengurangi
kinerja organisasi.

Model kontrol umpan balik


Semua system control yang dirancang dengan baik akan melibatkan penggunaan umpan balik
untuk menentukan apakah kinerja memenuhi standar yang telah dibuat. Manajer membutuhkan umpan
balik, misalnya, dalam setiap kategori dari empat kategori kartu skor berimbang. Kartu skor digunakan
sebagai agenda untuk rapat manajemen bulanan. Manajer berfokus pada berbagai elemen dari kartu
skor untuk menentukan target, mengevaluasi kinerja, dan membimbing diskusi tentang tindakan apa
yang harus dilakuakan selanjutnya. Pada bagian ini, kita akan menguji langkah-langkah penting dalam
model control umpan balik dan kemudian melihat bagaimana model tersebut berlaku bagi anggaran
organisasi.Langkah-langkah Kontrol Umpan Balik.

Langkah – Langkah Kontrol Umpan Balik:


1. Membangun Standar Kinerja.
Mencerminkan aktivitas yang berkontribusi pada strategi organisasi secara keseluruhan dengan
cara yang signifikan, juga agar pegawai mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan dapat
menentukan apakah aktivitas mereka sesuai target.
2. Mengukur Kinerja yang Ada.
Dapat dilakukan dengan pengukuran kinerja kuantitatif, dimana harus berhubungan dengan
standar yang telah ditetapkan.Namun manajer juga harus turun langsung untuk melihat
bagaimana segala hal berjalan.
3. Membandingkan Kinerja dengan Standar.
Manajer harus melakukan pendekatan yang bersifat menyelidiki untuk memperoleh
pemahaman yang luas dari faktor yang mempengaruhi kinerja. Kinerja manajemen yang baik
melibatkan penilaian subjektif dan diskusi bersama pegawai serta analisis objektif terhadap data
kinerja.
4. Melakukan Tindakan Korektif
Kontrol Keuangan

• Kontrol Keuangan adalah upaya yang dilakukan agar investasi, alokasi biaya, dan perolehan laba
berjalan sesuai dengan rencana perusahaan. Kontrol keuangan adalah tahap dimana rencana
keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang
diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada
sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi.

• Kontrol Keuangan dilakukan pada Laporan Keuangan suatu organisasi yang terdiri dari:

➢ Neraca Keuangan, menunjukan posisi keuangan yang berhubungan dengan asset dan
kewajiban pada waktu tertentu

➢ Laporan Laba Rugi, meringkas kinerja keuangan perusahaan untuk interval tertentu,biasanya

satu periode pembukuan.

• Analisis keuangan, proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan
untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga
mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan
sekarang.

• Dalam melaporkan, analisis keuangan menggunakan:


1. Rasio likuiditas: perbandingan keuangan yang menunjukkan kemampuan organisasi untuk
memenuhi kewajiban utangnya.
2. Rasio aktivititas: rasio keuangan yang mengukur kinerja internal organisasi yang berhubungan
dengan aktivitas penting yang ditentukan oleh manajemen.
3. Rasio keuntungan: rasio keuangan yang menggambarkan keuntungan milik perusahaan yang
berkenaan dengan sumber daya keuntungan. Misalnya, penjualan atau jumlah asset.
4. Rasio leverage: aktivitas pendanaan dengan uang pinjaman.
Filosofi Kontrol yang Berubah-ubah
• Pendekatan yang dilakukan manajer untuk menjalankan kontrol terus – menerus berubah dalam
banyak organisasi saat ini .Berkenaan dengan pergerakan menuju partisipasi dan pemberdayaan
pegawai, banyak perusahaan mengadopsi proses kontrol desentralisasi daripada hierarki. Kontrol
tersebut mewakili filosofi budaya perusahaan yang berbeda.
1. Pendekatan Hierarki versus Pendekatan Desentralisasi.
➢ Kontrol hierarki merupakan penggunaan aturan, kebijakan, hirarki wewenang dan alat
formal lainnya untuk memengaruhi perilaku pegawai dan menilai kinerja. Kontrol Hierarki
adalah penggunaan aturan, kebijakan, hierarki wewenang, dan alat formal lainnya untuk
memengaruhi perilaku pegawai dan menilai kinerja. Kontrolnya bergantung pada
wewenang yang didesentralisasi, hierarki formal, dan supervisal pribadi yang ketat.
Tanggung jawab kendali mutu berada di tangan inspektur dan pengawas kendali mutu
daripada di tangan pegawai.
➢ Kontrol Desentralisasi merupakan penggunaan nilai budaya perusahaan ,tradisi,
keyakinan dan kepercayaan dalam mencapai tujuan organisasi. Kontrol didesentralisasi
didasarkan pada nilai – nilai dan asumsi yang hampir berlawanan dengan dasar dasar
Kontrol Hierarki . Kontrol Desentralisasi adalah penggunaan budaya perusahaan, norma
kelompok, dan fokus terhadap tujuan, daripada aturan dan prosedur, untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
2. Manajemen Buka Buku.
Berbagai informasi keuangan dan hasil-hasilnya dengan semua pegawai di organisasi.
Manajemen ini membuat pegawai mempelajari sendiri melalui grafik, gambar, rapat dan
sebagainya. Manajemen ini juga akan memberikan penghargaan kepada pegawai apabila
mencapai kesuksesan. Satu aspek penting didesentralisasi di banyak organisasi adalah
manajemen buku buku. Manajemen Buka-Buku adalah berbagai informasi keuangan dan hasil-
hasilnya dengan semua pegawai di organisasi. Pegawai mengelola informasi sendiri dan
tujuannya adalah membuat setiap pegawai berfikir dan bertindak seperti seorang pemilik
bisnis.
Manajemen Kualitas Total

Manajemen kualitas total adalah komitmen seluruh anggota perusahaan untuk menanamkan kualitas ke
dalam setiap aktivitas dengan cara melakukan perbaikan terus menerus.

• Teknik-Teknik TQM:
1. Siklus Kualitas: Sebuah kelompok yang terdiri atas 6 hingga 12 pegawai sukarela yang
bertemu secara rutin untuk membahas dan menyelesaikan masalah yang memengaruhi
kualitas kerja mereka.
2. Tolok Ukur: Proses terus mnerus dalam mengukur produksi, layanan dan praktik dengan
dibandingkan pada pesaing – pesaing besar atau perusahaan yang unggul di industrinya.
3. Six Sigma: Pendekatan kendali mutu yang memperhitungkan segala hal dan menekankan
pengejaran yang disiplin dan gigih untuk mencapai kualitas yang lebih tinggi serta biaya yang
lebih rendah.
4. Pengurangan Siklus Waktu: Siklus waktu merupakan langkah yang diambil oleh perusahaan
untuk menyelesaikan suatu proses.
5. Perbaikan Terus Menerus: Pelaksanaan sejumlah besar perbaikan tambahan kecil di semua
area organisasi secara terus-menerus.
• Faktor-faktor Kesuksessan TQM :
➢ Faktor positif :
1. Tugas-tugas yang ada menuntut pegawai yang berketerampilan tinggi.
2. TQM berguna untuk memperkaya pekerjaan dan memotivasi pegawai.
3. Keterampilan memecahkan masalah ditingkatkan untuk semua pegawai.
4. Partisipasi dan kerja tim digunakan untuk menghadang permasalahan yang signifikan.
5. Perbaikan terus-menerus adalah cara hidup.
➢ Faktor negatif :
1. Ekspektasi manajemen biasanya tinggi.
2. Manajer tingkat menengah merasa tidak puas jika kehilangan wewenang.
3. Para pekerja tidak puas dengan beberapa aspek kehidupan organisasi.
4. Pemimpin serikat pekerja tidak disertakan dalam diskusi kendali mutu.
5. Manajer manunggu inovasi yang besar dan dramatis.
TREN DALAM KENDALI MUTU DAN KEUANGAN

Banyak perusahaan menjawab realitas ekonomi yang berubah-ubah serta kompetisi global dengan
menilai kembali manajemen dan proses-proses di organisasinya sendiri, diantaranya mekanisme kontrol.

• Standar Kualitas Internasional.


Daya dorong untuk melakukan manajemen kualitas di Amerika Serikat adalah signifikasi yang
meningkat dari ekonomi global. Standar ISO 9000 merupakan standar yang merupakan hasil dari
konsensus internasional tentang syarat manajemen kualitas yang baik, sebagaimana yang diuraikan
oleh Internasional Organization for Standardization.
• Sistem Kontrol Keuangan Baru
1. Pertambahan Nilai Ekonomis.
Sistem kontrol yang mengukur kinerja yangberkenaan dengan keuntungan setelah pajak
dikurangi biaya modal yang diinvestasikan pada saat nyata.
2. Pertambahan Nilai Pasar.
Sistem kontrol yang mengukur perkiraan pasar saham terhadap nilai perusahaan terdahulu dan
proyek investasi modal yang diharapkan.
3. Pembiayaan Berbasis Aktivitas.
Sistem kontrol yang mengidentifikasi beragam aktifitas yang dibutuhkan untuk menyediakan
produk dan mengalokasikan biaya sesuai aktivitas tersebut.
4. Tata Kelola Perusahaan.
Sistem tata kelola organisasi sehingga kepentingan pemilik perusahaan dapat dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai