Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RONA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KABUPATEN KUDUS, JAWA TENGAH


Dosen pengampuh : Ari Zaky Al Faritsy, S.T.,M.T

Disusun oleh :
1. Naufal Hardika Isham (5210611039)
2. Chintya Paramitha S (5210611056)
3. Nanda Didi Ardila (5210611087)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2023
RONA LINGKUNGAN HIDUP
1.1 Komponen Fisika-Kimia

Data iklim diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika serta Stasiun
Meteorologi Pertanian Kabupaten Kudus, Profinsi Jawa Tengah. Data iklim yang diperoleh
bertujuan untuk memberikan deskripsi rona awal curah hujan, suhu udara, arah dan
kecepatan angin di kabupaten Kudus.

1.1.1 Iklim

1. Data Iklim
Iklim Kota Kudus dideskripsikan melalui parameter-parameter yang meliputi
tipe iklim, curah hujan, suhu udara, kelembabab, arah dan kecepatan angin pada
tahun 2017-2021.

a. Tipe Iklim

Menurut Stasiun Meteorologi Pertanian Kabupaten Kudus, daerah ini


memiliki iklim tropis dengan temperatur sedang, bercurah hujan rendah
dengan rata-rata di bawah 3000 mm/tahun.

b. Curah Hujan

Untuk menunjukkan variasi dalam bulan-bulan dan bukan hanya total


bulanan, kami menunjukkan curah hujan yang terakumulasi selama periode
31-hari bergeser yang berpusat di sekitar setiap hari dalam setahun. Kudus
mengalami variasi musiman ekstrim dalam curah hujan bulanan. Curah
hujan sepanjang tahun in Kudus. Bulan dengan curah hujan terbanyak di
Kudus adalah Januari, dengan rata-rata curah hujan 300 milimeter. Bulan
dengan curah hujan paling sedikit di Kudus adalah Agustus, dengan curah
hujan rata-rata 29 milimeter.
c. Suhu Udara

Musim panas berlangsung selama 4,4 bulan, dari 26 Juni sampai 7


November, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di atas 32°C. Bulan
terpanas dalam setahun di Kudus adalah Oktober, dengan rata-rata suhu
terendah 32°C dan tertinggi 25°C.

Musim dingin berlangsung selama 2,7 bulan, dari 18 Desember sampai 8


Maret, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 30°C. Bulan
terdingin dalam setahun di Kudus adalah Januari, dengan rata-rata
terendah 25°C dan tertinggi 29°C.

Sedangkan bedasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus


tahun 2020 suhu udara Kabupaten kudus dapat terlihat pada gambar
d. Kelembaban

Kami mendasarkan tingkat kenyamanan kelembapan pada titik embun,


karena ini menentukan apakah keringat akan menguap dari kulit, sehingga
mendinginkan tubuh. Titik embun yang lebih rendah terasa lebih kering dan
titik embun yang lebih tinggi terasa lebih lembab. Tidak seperti suhu, yang
biasanya sangat bervariasi antara malam dan siang, titik embun cenderung
berubah lebih lambat, jadi meskipun suhu bisa turun pada malam hari, hari
yang lembab biasanya diikuti dengan malam yang lembab.

Tingkat kelembaban yang dirasakan di Kudus, yang diukur dengan


persentase waktu di mana tingkat kenyamanan kelembaban lembab dan
panas, menyesakkan, atau menyengsarakan, tidak bervariasi secara
signifikan sepanjang tahun, tetap dalam rentang 4% dari 96%.

e. Arah dan Kecepatan Angin

Bagian ini membahas vektor angin rata-rata per jam dengan area luas
(kecepatan dan arah) di 10 meter di atas permukaan tanah. Angin yang
dialami di lokasi tertentu sangat bergantung pada topografi lokal dan faktor
lainnya, dan kecepatan dan arah angin seketika sangat bervariasi daripada
rata-rata per jam.
Rata-rata kecepatan angin per jam di Kudus mengalami variasi
musiman signifikan sepanjang tahun.
Masa yang lebih berangin dalam setahun berlangsung selama 2,3 bulan,
dari 25 Desember sampai 4 Maret, dengan kecepatan angin rata-rata lebih
dari 11,3 kilometer per jam. Bulan paling berangin dalam setahun di Kudus
adalah Januari, dengan kecepatan angin rata-rata per jam 13,6 kilometer per
jam.
Masa angin lebih tenang dalam setahun berlangsung selama 9,7 bulan,
dari 4 Maret sampai 25 Desember. Bulan paling tidak berangin dalam
setahun di Kudus adalah November, dengan kecepatan angin rata-rata per
jam 8,7 kilometer per jam.

Arah angin per jam rata-rata yang dominan di Kudus bervariasi sepanjang
tahun.
Angin paling sering bertiup dari timur selama 7,3 bulan, dari 29
Maret hingga 7 November, dengan persentase tertinggi 69% pada
tanggal 14 Mei. Angin paling sering bertiup dari selatan selama 2,3 minggu,
dari 7 November hingga 23 November, dengan persentase
tertinggi 31% pada tanggal 7 November. Angin paling sering bertiup
dari barat selama 4,2 bulan, dari 23 November hingga 29 Maret, dengan
persentase tertinggi 71% pada tanggal 1 Januari.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara biasanya disinkronkan dengan kualitas udara ambien disuatu
daerah. Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa
adanya yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini
akan terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas
karbon dioksida (0,03%). Berikut ini adalah kualitas udaraambien di Kabupaten
Kudus dengan pengambilan sampel di 5 lokasi yang mewakili area pemukiman,
perdagangan, industri dan transportasi.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kualitas udara ambien di Kabupaten
Kudus masih memenuhi standar baku mutu kualitas udara ambien daerah
(Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu
Udara Ambien di Propinsi Jawa Tengah).
3. Kebisingan

Dari data hasil pengukuran tingkat kebisingan tahun 2013 di sekitar pabrik rokok
Kabupaten Kudus, masyarakat sekitar pabrik rokok masih aman untuk tinggal di
sekitar pabrik rokok terkait dengan tingkat kebisingan yang dihasilkan dari
pabrik rokok. Hasil data tingkat kebisingan yang hampir mencapai nilai 55 db
seperti 53,1 db pada PT Trasentra Tobacco semester I, 52,9 db pada PT Djarum
unit Krapyak semester II, 52,2 db pada PT Trasentra Tobacco pada semester II,
dan 52,4 db pada PT Victory Supra Sigaret menunjukkan nilai agak tinggi
menyebabkan masyarakat bisa mendengar suara-suara bising dari dalam pabrik
ketika waktu produksi rokok

4. Kuantitas Air Permukaan

Terdapat 61 sungai baik sungai besar maupun sungai kecil yang mengalir di
Kabupaten Kudus. Kondisi sungai-sungai di Kabupaten Kudus seperti kondisi
sungai-sungai pada umumnya, kuantitas air sungai melimpah pada musim
penghujan bahkan cenderung menyebabkan banjir di sekitar sungai sebaliknya
di musim kemarau kuantitas air sangat kecil bahkan beberapa sungai kering tidak
berair.
1.2 Komponen Biologis
1.2.1 Fauna Darat
Jenis fauna darat yang sering dijumpai atau dominan didaerah ini yaitu jenis
burung atau ungags yaitu burung cucak ijo (Cholopsis sonneratti), Burung
srigunting kelabu (Dicrurus leucopheaus), Burung jalak gading (Acridotheres
javanicus).

1.3 Komponen Social, Ekonomi, dan Budaya

1.3.1 Luas Batas Wilayah


Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari tiga puluh lima kabupaten atau
kota dengan luas wilayah terkecil di Propinsi Jawa diantara tengah yakni 42.516 Ha.
Ditinjau dari posisi geografis Kabupaten Kudus terletak 11.036’ - 110.50’ BT serta
6.51’ – 7.16’ LS. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 KM dan dari utara ke
selatan 22 km. Kemudian jarak dengan ibu kota provinsi Jawa Tengah (kota Semarang)
± 51 km di sebelah timur dengan batas-batas administratif antara lain :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Pati
b. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Jepara
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Pati
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.
Menurut data statistik, Kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 Kecamatan, 123
Desa dan 9 kelurahan, serta 707 RW, 3.698 RT dan 4343 Dukuh. Kudus secara umum
mempunyai luas sebesar 42.516 hektar atau sekitar 1,31% dari luas Provinsi Jawa
Tengah. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dawe yaitu 8.584 (20,19%),
sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Kota seluas 1.047 Ha (2,46%) dari luas
Kabupaten Kudus. Luas wilayah tersebut terdiri dari 20.687 Ha (48,66%) merupakan
lahan pertanian sawah dan 7.563 Ha (17,79&) 64 adalah lahan pertanian bukan sawah
sedangkan sisanya adalah lahan bukan pertanian sebesar 14.266 Ha (33,55%).

Ditinjau dari tipografi, Kabupaten Kudus memiliki Katingan terendah 5 meter


diatas permukaan laut berada di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi 11600
meter di atas permukaan air laut berada di Kecamaan Dawe. Kelerengan 0-8%
menempati di daerah antara lain di Kecamatan Undaan (Desa Undaan Kidul, Desa
Undaan Lor, Desa Undaan Tengah), Kecamatan Kaliwungu (Desa Blimbing Kidul,
Desa Sidorekso, Desa Kaliwungu), Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe (Desa
Margorejo, Desa Samirejo, Desa Karangrejo, Desa Cendono, Kecamatan Jekulo (Desa
Jekulo. Kelerengan 8-15 % menempati sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe
sebelah selatan, Kecamatan Gebog (Desa Gribig) dan Kecamatan Mejobo (Desa
Jepang).
Kelerengan 15-20% menempati Kecamatan Dawe (Desa Kajar) dan Gunung
Patiayam di bagian timur. Kelerengan 25-45% e=menempati di Daerah Gunung
Patiayam bagian utara, Kecamatan Gebog (Desa Padurenan). Kelerengan > 45%
menepati Kecamatan Dawe (Desa Ternadi), Kecamatan Gebog (Desa Rahtawu, Desa
Menawan) di daerah Puncak Muria bagian selatan. Bulan Basah jatuh antara bulan
Oktober-Mei dan bulan kering antara Juni-September sedangkan bulan paling kering
jatuh sekitar bulan Agustus. Curah hujam yang jatuh di daerah Kudus berkisar antara
2.000-3.000 mm/tahun dengan curah hujan tertinggi di daerah puncak Gunung Muria
yaitu antara 3.500-5.000 mm/tahun.

1.3.2 Kependudukan
Peduduk Kabupaten Kudus berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2014 sebanyak
821.136 orang terdiri dari 404.318 laki-laki dan 416.818 perempuan. Sex ratio
Kabupaten Kudus adalah sebesar 97,001 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 3
persen lebih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk perempuan. Apabila dilihat
dari penyebarannya, maka kecamatan yang paling tinggi jumlah penduduknya adalah
Kecamatan Jekulo, Kecamatan Jati, Kecamatan Dawe dan yang paling terkecil
jumlahnya yaitu Kecamatan Bae. Data dari jumlah penduduk Kabupaten Kudus per
tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Dengan wilayah Kabupaten Kudus yang seluas 425,16 km², diperoleh


kepadatan penduduk Kabupaten Kudus yaitu 1.829 orang per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk tertinggi kecamatan Kota Kudus yang mencapai 8.861 orang
per kilometer persegi, sedangkan yang paling rendah Kecamatan Undaan sebanyak
926 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk dalam kurun waktu enam
tahun (2008-2014) cenderung mengalami kenaikan seiring kenaikan jumlah
penduduk. Sex ratio terbesar kecamatan Undaan yakni sebesar 98,69 persen dan
yang terkecil terdapat di Kecamatan Kota Kudus yakni sebesar 94,60 persen.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kudus per tahun selama sepuluh tahun
terakhir yakni dari tahun 2003-2013 adalah sebesar 1,05 persen. Hal ini berarti
bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Kudus bertambah satu persen tiap tahunnya.
Kecamatan Jati memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kabupaten
Kudus, yakni sebesar 1,63 persen. Disusul kemudian Kecamatan Bae sebesar 1,57
persen. Laju pertumbuhan yang cukup tinggi ini digambarkan dengan tumbuhnya
permukiman-permukiman baru di wilayah tersebut. Laju pertumbuhan penduduk
paling rendah disandang oleh Kecamatan Kota, yaitu sebesar 0,20 persen. Laju
pertumbuhan yang rendah tersebut bisa dilihat Aru semakin sempitnya lahan
permukiman di wilayah Kecamatan Kota yang bisa dibangun perumahan baru. Oleh
karena itu sebagian penduduk Kecamatan Kota beralih ke wilayah pinggiran kota,
seperti di Kecamatan Jati, Bae, Mejobo dan Kaliwungu.

1.3.3 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang terdapat di Kabupaten kudus dapat diuraikan berikut :
1. Bagunan Rumah Tinggal
Banyaknya bangunan rumah tinggal di Kabupaten kudus, adalah sebagai
berikut :

2. Sarana Jalan
Perkembangan Kabupaten Kudus sebagai salah satu pusat kegiatan
industri, jasa, perdagangan dan kota pelajar ditandai dengan meningkatnya
jumlah kendaraan dan tumbuhnya pusat-pusat kegiatan perekonomian. jalan
arteri primer meliputi ruas: 1. Jalan Lingkar Kudus; 2. Jalan Raya Kudus-
Pati; 3. jalan arteri sekunder adalah ruas Jalan R. Agil Kusumadya;

3. Sarana Angkutan
Sarana angkutan di kabupaten kudus rata – rata menggunakan angkutan
umum yang bermuatan 9 penumpang. Angkutan umum ini ditandai dengan
3 warna yaitu :
a. Warna ungu, dengan trayek terminal induk Jati ke terminal Jetak.
b. Warna kuning coklat, dengan trayek terminal induk Jati ke terminal
Colo.

c. Warna hijau, dengan trayek terminal induk Jati ke terminal Bareng.

4. Sarana Peribadatan
Banyaknya tempat peribadatan di kota kudus, adalah sebagai berikut :
5. Bidang Sosial
Pelaksanaan Urusan Sosial Kudus didominasi oleh belanja tidak
langsung antara lain melalui pemberian fasilitasi bantuan sosial dan hibah
berupa uang kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang
bergerak dibidang sosial, yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara
terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah. Pemberian bantuan sosial kepada individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat bersifat tidak secara terus menerus dan
selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya
resiko sosial. Kinerja pelayanan sosial pada tahun 2013-2017, sebagaimana
pada tabel di bawah ini:

6. Bidang Pendidikan
Banyaknya sarana Pendidikan di wilayah kota kudus, adalah sebagai
berikut:
1.3.4 Kebersihan
Indonesia diperkirakan menghasilkan sampah sebanyak 64 juta ton setiap tahun.
Angka ini sangat tinggi, karena baru 7 persen saja dari jumlah sampah tersebut yang
telah dikelola. Kabupaten Kudus telah mempuyai kebijakan tentang pengelolaan
sampah, namun kebijakan tersebut belum diketahui oleh sebagian besar masyarakat
di Kabupaten Kudus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi
kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Kudus. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, dengan jumlah informan 4 orang. Instrument penelitian
menggunakan panduan wawancara, alat perekam, dan kamera. Metode analisis
menggunakan thematic content analysis. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
pemerintah setempat belum melakukan kegiatan sosialisasi kebijakan pengelolaan
sampah kepada masyarakat secara massif, sehingga banyak masyarakat dari
berbagai kalangan yang belum mengetahui peraturan ini. pelaksanaan pengelolaan
sampah di Kabupaten Kudus juga terkendala dengan keterbatasan anggaran dan
peralatan pengolah sampah. Selain itu, kegiatan monitoring dan evaluasi juga hanya
sebagai formalitas saja, karena tidak ada tindak lanjut dari kegaitan monitoring dan
evaluasi tersebut setiap tahun.

1.4 Kesehatan Masyarakat


1.4.1 Banyaknya Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan Prasarana Kesehatan yang ada di Kabupaten Kudus data tahun 2017
terlampir sebagai berikut :
1.4.2 Banyaknya Dokter Praktek
Jumlah dokter praktek di Kabupaten Kudus menurut Dinas Kesehatan
Kabupaten Kudus tahun 2019 sebagai berikut :
1.5 Transportasi Darat
Jumlah transportasi darat pada Kabupaten Kudus dapat terlihat dari data Polda
Jawa Tengah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai