Disusun oleh :
1. Naufal Hardika Isham (5210611039)
2. Chintya Paramitha S (5210611056)
3. Nanda Didi Ardila (5210611087)
Data iklim diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika serta Stasiun
Meteorologi Pertanian Kabupaten Kudus, Profinsi Jawa Tengah. Data iklim yang diperoleh
bertujuan untuk memberikan deskripsi rona awal curah hujan, suhu udara, arah dan
kecepatan angin di kabupaten Kudus.
1.1.1 Iklim
1. Data Iklim
Iklim Kota Kudus dideskripsikan melalui parameter-parameter yang meliputi
tipe iklim, curah hujan, suhu udara, kelembabab, arah dan kecepatan angin pada
tahun 2017-2021.
a. Tipe Iklim
b. Curah Hujan
Bagian ini membahas vektor angin rata-rata per jam dengan area luas
(kecepatan dan arah) di 10 meter di atas permukaan tanah. Angin yang
dialami di lokasi tertentu sangat bergantung pada topografi lokal dan faktor
lainnya, dan kecepatan dan arah angin seketika sangat bervariasi daripada
rata-rata per jam.
Rata-rata kecepatan angin per jam di Kudus mengalami variasi
musiman signifikan sepanjang tahun.
Masa yang lebih berangin dalam setahun berlangsung selama 2,3 bulan,
dari 25 Desember sampai 4 Maret, dengan kecepatan angin rata-rata lebih
dari 11,3 kilometer per jam. Bulan paling berangin dalam setahun di Kudus
adalah Januari, dengan kecepatan angin rata-rata per jam 13,6 kilometer per
jam.
Masa angin lebih tenang dalam setahun berlangsung selama 9,7 bulan,
dari 4 Maret sampai 25 Desember. Bulan paling tidak berangin dalam
setahun di Kudus adalah November, dengan kecepatan angin rata-rata per
jam 8,7 kilometer per jam.
Arah angin per jam rata-rata yang dominan di Kudus bervariasi sepanjang
tahun.
Angin paling sering bertiup dari timur selama 7,3 bulan, dari 29
Maret hingga 7 November, dengan persentase tertinggi 69% pada
tanggal 14 Mei. Angin paling sering bertiup dari selatan selama 2,3 minggu,
dari 7 November hingga 23 November, dengan persentase
tertinggi 31% pada tanggal 7 November. Angin paling sering bertiup
dari barat selama 4,2 bulan, dari 23 November hingga 29 Maret, dengan
persentase tertinggi 71% pada tanggal 1 Januari.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara biasanya disinkronkan dengan kualitas udara ambien disuatu
daerah. Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa
adanya yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini
akan terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas
karbon dioksida (0,03%). Berikut ini adalah kualitas udaraambien di Kabupaten
Kudus dengan pengambilan sampel di 5 lokasi yang mewakili area pemukiman,
perdagangan, industri dan transportasi.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa kualitas udara ambien di Kabupaten
Kudus masih memenuhi standar baku mutu kualitas udara ambien daerah
(Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu
Udara Ambien di Propinsi Jawa Tengah).
3. Kebisingan
Dari data hasil pengukuran tingkat kebisingan tahun 2013 di sekitar pabrik rokok
Kabupaten Kudus, masyarakat sekitar pabrik rokok masih aman untuk tinggal di
sekitar pabrik rokok terkait dengan tingkat kebisingan yang dihasilkan dari
pabrik rokok. Hasil data tingkat kebisingan yang hampir mencapai nilai 55 db
seperti 53,1 db pada PT Trasentra Tobacco semester I, 52,9 db pada PT Djarum
unit Krapyak semester II, 52,2 db pada PT Trasentra Tobacco pada semester II,
dan 52,4 db pada PT Victory Supra Sigaret menunjukkan nilai agak tinggi
menyebabkan masyarakat bisa mendengar suara-suara bising dari dalam pabrik
ketika waktu produksi rokok
Terdapat 61 sungai baik sungai besar maupun sungai kecil yang mengalir di
Kabupaten Kudus. Kondisi sungai-sungai di Kabupaten Kudus seperti kondisi
sungai-sungai pada umumnya, kuantitas air sungai melimpah pada musim
penghujan bahkan cenderung menyebabkan banjir di sekitar sungai sebaliknya
di musim kemarau kuantitas air sangat kecil bahkan beberapa sungai kering tidak
berair.
1.2 Komponen Biologis
1.2.1 Fauna Darat
Jenis fauna darat yang sering dijumpai atau dominan didaerah ini yaitu jenis
burung atau ungags yaitu burung cucak ijo (Cholopsis sonneratti), Burung
srigunting kelabu (Dicrurus leucopheaus), Burung jalak gading (Acridotheres
javanicus).
1.3.2 Kependudukan
Peduduk Kabupaten Kudus berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2014 sebanyak
821.136 orang terdiri dari 404.318 laki-laki dan 416.818 perempuan. Sex ratio
Kabupaten Kudus adalah sebesar 97,001 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 3
persen lebih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk perempuan. Apabila dilihat
dari penyebarannya, maka kecamatan yang paling tinggi jumlah penduduknya adalah
Kecamatan Jekulo, Kecamatan Jati, Kecamatan Dawe dan yang paling terkecil
jumlahnya yaitu Kecamatan Bae. Data dari jumlah penduduk Kabupaten Kudus per
tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
2. Sarana Jalan
Perkembangan Kabupaten Kudus sebagai salah satu pusat kegiatan
industri, jasa, perdagangan dan kota pelajar ditandai dengan meningkatnya
jumlah kendaraan dan tumbuhnya pusat-pusat kegiatan perekonomian. jalan
arteri primer meliputi ruas: 1. Jalan Lingkar Kudus; 2. Jalan Raya Kudus-
Pati; 3. jalan arteri sekunder adalah ruas Jalan R. Agil Kusumadya;
3. Sarana Angkutan
Sarana angkutan di kabupaten kudus rata – rata menggunakan angkutan
umum yang bermuatan 9 penumpang. Angkutan umum ini ditandai dengan
3 warna yaitu :
a. Warna ungu, dengan trayek terminal induk Jati ke terminal Jetak.
b. Warna kuning coklat, dengan trayek terminal induk Jati ke terminal
Colo.
4. Sarana Peribadatan
Banyaknya tempat peribadatan di kota kudus, adalah sebagai berikut :
5. Bidang Sosial
Pelaksanaan Urusan Sosial Kudus didominasi oleh belanja tidak
langsung antara lain melalui pemberian fasilitasi bantuan sosial dan hibah
berupa uang kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang
bergerak dibidang sosial, yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara
terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah. Pemberian bantuan sosial kepada individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat bersifat tidak secara terus menerus dan
selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya
resiko sosial. Kinerja pelayanan sosial pada tahun 2013-2017, sebagaimana
pada tabel di bawah ini:
6. Bidang Pendidikan
Banyaknya sarana Pendidikan di wilayah kota kudus, adalah sebagai
berikut:
1.3.4 Kebersihan
Indonesia diperkirakan menghasilkan sampah sebanyak 64 juta ton setiap tahun.
Angka ini sangat tinggi, karena baru 7 persen saja dari jumlah sampah tersebut yang
telah dikelola. Kabupaten Kudus telah mempuyai kebijakan tentang pengelolaan
sampah, namun kebijakan tersebut belum diketahui oleh sebagian besar masyarakat
di Kabupaten Kudus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi
kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Kudus. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, dengan jumlah informan 4 orang. Instrument penelitian
menggunakan panduan wawancara, alat perekam, dan kamera. Metode analisis
menggunakan thematic content analysis. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
pemerintah setempat belum melakukan kegiatan sosialisasi kebijakan pengelolaan
sampah kepada masyarakat secara massif, sehingga banyak masyarakat dari
berbagai kalangan yang belum mengetahui peraturan ini. pelaksanaan pengelolaan
sampah di Kabupaten Kudus juga terkendala dengan keterbatasan anggaran dan
peralatan pengolah sampah. Selain itu, kegiatan monitoring dan evaluasi juga hanya
sebagai formalitas saja, karena tidak ada tindak lanjut dari kegaitan monitoring dan
evaluasi tersebut setiap tahun.