Anda di halaman 1dari 2

Apakah Nabi Muhammad itu adalah Nabi yang buta huruf (ummi) atau tidak?

Dalam sebuah
video di salah satu media visual internet ada seorang ulama menyangkal dan mengatakan
bahwa adalah tidak masuk akal seandainya Nabi itu adalah seorang yang ummi,
argumentasinya :

Pertama, Cerita tentang nabi yang menerima wahyu yang pertama melalui melaikat Jibril
melalui sebuah hadits. Hadits tersebut tidak masuk akal karena hadits tersebut menceritakan
dengan sangat detil seakan-akan ada orang yang melihat secara langsung peristiwa itu.
Kecuali nabi sendiri yang menceritakan hal tersebut.

Kedua, Ketika nabi seorang yang ummi tetapi turun wahyu yang memerintahkan untuk
membaca, padahal nabi tidak bisa membaca dan menulis. Dalam hal ini lebih lanjut dikatakan
bahwa Allah Swt tidak mungkin tidak mengetahui bahwa nabi tidak bisa membaca (ummi).

Ketiga, pada saat itu apakah malaikat Jibril membawa kitab berupa kertas, memakai khat apa,
bagaimana tulisannya, hal ini juga selalu menjadi pertanyaan dan pedebatan di kalangan
ulama.

Keempat, al-Quran turun secara berangsur-angsur. Kemudian dilakukan pengelompokan dan


kodefikasi. Ini menunjukkan bahwa nabi dapat membaca, mustahil orang yang ummi mampu
melakukan hal tersebut.

Kelima, Jibril tidak membawa kitab al-Quran akan tetapi melainkan dalam bentuk perkataan.
Ini artinya wahyu itu tidak dalam bentuk kitab melainkan dalam bentuk perkataan.

Argumen-argumen tersebut dia atas dijadikan dasar untuk mempertanyakan dan menyangkal
bahwa Nabi Muhammad itu adalah seorang yang ummi.

Untuk menjawab argumen-argumen tersebut tentunya harus melakukan analisa dari berbagai
sumber, sehingga kesimpulan yang dibangun nantinya kokoh dan memiliki hujjah. Tidak
cukup hanya dengan berkata bahwa hal tersebut tidak masuk akal tanpa memiliki landasan
yang kuat. Sumber yang paling otoritatif dan memiliki hujjah yang kokoh dan kuat adalah
tidak lain adalah menggali dari al-Quran itu sendiri.

/‫ل‬//‫ٰيٓاَيُّهَا ْال ُم َّز ِّم ۙ ُل قُ ِم الَّ ْي َل اِاَّل قَلِ ْياًل ۙ نِّصْ فَ ٗ ٓه اَ ِو ا ْنقُصْ ِم ْنهُ قَلِ ْياًل ۙ اَوْ ِز ْد َعلَ ْي ِه َو َرتِّ ِل ْالقُرْ ٰانَ تَرْ تِ ْياًل ۗ اِنَّا َسنُ ْلقِ ْي َعلَ ْيكَ قَوْ اًل ثَقِ ْياًل ( الم ّز ّم‬
)5-1 :73

Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad), bangunlah (untuk salat) pada malam hari,
kecuali sebagian kecil, (yaitu) seperduanya, kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua)
itu. Bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan
perkataan yang berat kepadamu. (Al-Muzzammil/73:1-5)

Ayat tersebut di atas diturunkan pada awal-awal kenabian yakni dalam periode Mekkah, di
dalam ayat tersebut bahwa al-Quran memang diturunkan dalam bentuk perkataan secara
berangsur-angsur bukan dalam bentuk tulisan yang didiktekan secara langsung oleh malaikat
Jibril. Ini memberikan legitimasi bahwa al-Quran memang diturunkan dalam bentuk
perkataan.
Untuk menjawab argumentasi yang kedua al-Quran menjawabnya dengan surat yang pertama
turun surat al-alaq 1-5

َ ُّ‫ق اِ ْق َرْأ َو َرب‬


)5-1 :96/‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم َعلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم ( العلق‬ ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬
َ َ‫ق خَ ل‬ َ ِّ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب‬
َ ۚ َ‫ك الَّ ِذيْ َخل‬

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-'Alaq/96:1-5)

Di dalam ayat lain Allah Swt mewahyukan kepada nabi melalui malaikat Jibril dalam QS. Al
Qiyamah (75): 16-19)

ٰ (
/‫ة‬//‫القيم‬ ۗ ٗ‫ه‬//َ‫ا بَيَان‬//َ‫رِّك بِ ٖه لِ َسانَكَ لِتَ ْع َج َل بِ ٖ ۗه اِ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهٗ َوقُرْ ٰانَهٗ ۚ فَاِ َذا قَ َرْأ ٰنهُ فَاتَّبِ ْع قُرْ ٰانَهٗ ۚ ثُ َّم اِ َّن َعلَ ْين‬
ْ ‫اَل تُ َح‬
)19-16 :75
Terjemah Kemenag 2019

Jangan engkau (Nabi Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Quran) karena
hendak tergesa-gesa (menguasai)-nya. Sesungguhnya tugas Kamilah untuk mengumpulkan
(dalam hatimu) dan membacakannya. Maka, apabila Kami telah selesai membacakannya,
ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya tugas Kami (pula)-lah (untuk)
menjelaskannya. (Al-Qiyamah/75:16-19).

Dalam ayat tersebut di atas al-Quran dengan sangat gamblang menyatakan bahwa
“Sesungguhnya tugas Kamilah untuk mengumpulkan (dalam hatimu) dan
membacakakannya”. Hal ini memberikan bukti bahwa al-Quran itu diwahyukan melalui
malaikat Jibril yang langsung diajarkan oleh malaikat Jibril dengan membacakannya kepada
nabi muhammad dan kemudian nabi mengulanginya sampai betul betul telah menghafalnya
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Jibril ke dalam jiwa dan memori Nabi sehingga tidak
akan lupa karenanya. Allah Swt berfirman:

)7-6 :87/‫ك فَاَل تَ ْن ٰس ٓى ۖ اِاَّل َما َش ۤا َء هّٰللا ُ ۗاِنَّهٗ يَ ْعلَ ُم ْال َجه َْر َو َما يَ ْخ ٰفىۗ ( االعلى‬
َ ‫َسنُ ْق ِرُئ‬
Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak
akan lupa, kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan
yang tersembunyi. (Al-A'la/87:6-7)

Ayat tersebut di atas menjawab langsung argumen kedua dalam video tersebut bahwa tidak
mungkin Allah menurunkan wahyu-Nya untuk dibaca seandainya nabi itu adalah seorang
yang ummi dan Allah sangat mengetahui hal tersebut (bahwa nabi seorang yang ummi). Ini
berarti bahwa betul al-Quran itu diwahyukan kepada nabi bukan dibaca oleh beliau akan
tetapi dibacakan oleh malaikat Jibril untuk ditiru dan diulangi oleh Nabi.

Anda mungkin juga menyukai