ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
dalam keterbukaan ideologi yang dilakukan DPW PKS Jawa Barat. Untuk menjawab permasalahan
tersebut,dilakukan analisis terhadap pokok pertanyaan penelitian, yaitu: komunikasi politik DPW PKS Jawa
Barat dalam keterbukaan ideologi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
studi etnografi komunikasi. Subjek penelitian adalah DPW PKS Jawa Barat. Dalam penelitian ini narasumber
wawancara dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal, yang dipilih secara purposive sampling (sampel
bertujuan) dengan jumlah narasumber internal 5 orang dan narasumber eksternal 4 orang. Data penelitian
diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka. Adapun teknis analisis data
dengan mereduksi data, mengumpulkan data, menyajikan data, menarik kesimpulan, dan evaluasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, komunikasi politik yang berlangsung dalam keterbukaan ideologi DPW PKS
Jawa Barat melibatkan komunikator-komunikator politik dari dalam dan luar PKS. Selain itu, komunikasi
juga melibatkan kader, simpatisan, masyarakat Jawa Barat serta tamu undangan sebagai komunikannya.
Komunikasi politik yang terjadi dalam keterbukaan ideologi melalui pesan verbal dan nonverbal yang
disampaikan dalam beberapa kegiatan DPW PKS Jawa Barat seperti; Muswil, Rakerwil dan Rakorwil.
Komunikasi politik dalam keterbukaan ideologi DPW PKS Jawa Barat terjadi melalui pola komunikasi
organisasi, dengan penyampaian pesan berupa pidato serta arahan. Dalam komunikasi politik, kegiatan
tersebut merupakan bentuk dari retorika, propaganda, public relations, kampanye politik, serta lobi politik..
Kata-kata Kunci: Komunikasi politik, keterbukaan ideologi, pola komunikasi, DPW PKS, Jawa Barat
ABSTRACT
This study aims to analyze the political communication of Prosperous Justice Party (PKS) towards an
open ideology. To address these problems, author should answer the research question, namely: political
communication of DPW PKS West Java in the ideology of openness. This study used a qualitative method
with communication ethnographic design. Research subject was DPW PKS West Java. In this study,
informant divided into two groups, internal and external. Informant were selected by purposive sampling
(samples intended). Internal speaker consist of 5 person and external speakers consist of 4 person. Data
were obtained through interviews, observation, documentation, literature. Data analysis comprehend of
reduction, collecting data, presenting data, draw conclusions, and evaluation. The results showed that,
political communication that takes place in the ideology of openness DPW PKS West Java involve political
communicators from inseide and outside PKS. Moreover, PKS involves cadres, sympathizers, people of West
Java as well as invited guests as communicators. Political communication occurs in verbal and nonverbal
messages which are delivered in several activities such as West Java branch of MCC; Muswil, Rakerwil and
Rakorwil. The political communication occur through organizational communication patterns, where the
message delivered through speeches and directives. In political communication, such activities are a form of
rhetoric, propaganda, public relations, political campaigns and political lobbying.
Keywords: Political communication, public ideology, communication pattern, DPW PKS, West Java
______________________________________________________________________________________
Korespondensi: Erfina Nurussa’adah, M.I.Kom. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jl.
Laksda Adisucipto, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.
Email: nurussaadaherfina@gmail.comgmail.com
44 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 43–52
mengemukakan beberapa konsep dari teori: secara basis sosiologis yaitu (1) partai massa,
(1) Tindakan. Mead menganggap tindakan (2) partai kader, (3) partai lindungan, dan (4)
sebagai “unit paling primitif” di dalam teorinya. partai ideologi (Arifin, 2011: 30).
Dalam menganalisis tindakan pendekatan Sebagai partai politik, PKS tentu
yang digunakan Mead adalah behavioris yang melakukan komunikasi politik dalam setiap
berfokus pada stimulus dan respon, (2) Gerak aktivitas politik yang dilakukan, baik dalam
Isyarat (gestur). Gerak isyarat diartikan bahwa segi pemikiran politik, pembicaraan politik
tindakan suatu individu tanpa berpikir panjang dan tindakan politik. Aktivitas politik yang
dan secara otomatis mendatangkan suatu reaksi dilakukan PKS tidak terlepas dari keterbukaan
oleh individu lain, (3) Simbol-simbol signifikan. ideologi partai yang mereka usung saat ini.
Simbol signifikan memungkinkan interaksi Keterbukaan ideologi tersebut akan membawa
simbolik. Yaitu orang dapat berinteraksi citra baru bagi PKS, yang awalnya eksklusif
satu sama lain bukan hanya melalui gerak menjadi inklusif.
insyarat tetapi juga melalui simbol signifikan. Kebebasan dalam berkomunikasi yang
Kemampuan tersebut membuat perbedaan mewarnai kehidupan politik, berdampak
dan memungkinkan pola-pola interaksi dan terhadap tuntutan demokratisasi bernegara
bentuk-bentuk organisasi sosial yang jauh yang faktual melalui pemilihan umum yang
lebih kompleks dari pada yang dimungkinkan berkeadilan dan menghasilkan anggota legislatif
melalui gerak insyarat saja. Simbol signifikan yang berpihak kepada rakyat (Susanto, 2013).
jelas memainkan suatu peran sentral di Komunikasi politik dalam suatu partai politik
dalam pemikiran Mead, (4) Pikiran (mind). merupakan penghubung segala informasi atau
Kemampuan individu membangkitkan di dalam pesan baik verbal maupun nonverbal terhadap
dirinya bukan hanya respon tunggal dari orang masyarakat luas dan anggota partai politik itu
lain tetapi respon komunitas secara keseluruhan. sendiri. DPW PKS Jawa Barat menggunakan
(5) Diri (self). Pada dasarnya kemampuan untuk komunikasi politik untuk menyampaikan
menjadikan diri sendiri sebagai objek. Diri keterbukaan ideologi politik mereka. Salah
adalah kemampuan khas untuk menjadi subjek satunya dengan penyampaian beberapa slogan
dan objek. Menurut konsep utama Mead, diri partai seperti “bersih dan peduli”, “partai kita
mengendalikan suatu proses sosial komunikasi semua”, “PKS untuk semua” “berkhidmat
di antara manusia, dan (6) Masyarakat (society). untuk rakyat” di semua level.
Istilah masyarakat menurut Mead adalah proses Merujuk dari uraian di atas dapat di
sosial yang terus menerus yang mendahului rumuskan bahwa komunikasi politik adalah
pikiran maupun diri. Yang artinya bahwa pembicaraan yang bertujuan memengaruhi
masyarakat ada sebelum individu dan proses dalam kehidupan bernegara (Arifin, 2011: 8-9).
mental atau proses berpikir muncul dalam Perpaduan komunikasi dan politik membuat
masyarakat. Karena menurut Mead masyarakat komunikasi keluar dari “tempurung” proses yang
sebagai pola interaksi dan intuisi sosial. bersifat mekanistis yang disebut “komunikasi
Secara umum Miriam Budiharjo (dalam mikro”. Sedangkan komunikasi politik yang
Arifin, 2011: 30) menjelaskan bahwa partai mengaitkan komunikasi dengan kekuasaan,
politik merupakan suatu kelompok yang ideologi, demokrasi dan sebagainya, telah
terorganisasi, anggota-anggotanya memiliki membawa komunikasi ke arah lintas disiplin
orientasi nilai-nilai yang sama untuk memperoleh atau multi disipliner yang disebut “komunikasi
kekuasaan dan merebut kedudukan politik makro”. Komunikasi politik juga bersifat “tidak
agar dapat melaksanakan programnya karena bebas nilai” yang sangat terkait dengan faktor
kekuasaan dan kedudukan politik diperoleh sejarah dan kultural, termasuk ideologi, sistem
secara konstitusional untuk mempengaruhi dan politik, sistem sosial dan sistem ekonomi suatu
melaksanakan kebijakan umum (public policy). negara-bangsa.
Dari hal tersebut menjadikan partai politik Keterbukaan terhadap partai yang memiliki
memiliki basis sosiologis yaitu cita-cita dan platform yang berbeda menandakan bahwa jarak
kepentingan yang diarahkan untuk memperoleh ideologi di antara partai-partai politik saat ini
kekuasaan. Sehingga partai politik mampu semakin menyatu dan tidak ada sekat di antara
membangun citra dirinya dengan pendukungnya, partai yang memiliki ideologi yang berbeda.
yang menjadikan pengelompokan partai politik Giovanni Sartori menyebut fenomena ini sebagai
46 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 43–52
kecenderungan sentripetal dalam partai politik semakin jauh jarak partai itu sendiri dari basis
(Surbakti, 2010: 128). Menurut Sartori, dalam historis pendirinya, dan perlu dipertanyakan
demokrasi yang sudah terinstitusionalisasi lagi akan kosistensi ideologi partai yang
secara baik, ideologi partai akan mengarah ke menjadi nafas perjuangan partai. Pertimbangan
tengah dan membuat sekat ideologi antar partai lain adalah kurangnya kepercayaan masyarakat
semakin tidak jelas. Dengan kata lain partai- terhadap partai-partai yang membawa ideologi
partai politik akan semakin pragmatis dalam sebagai asas perjuangan, seperti misalnya partai
upaya mendapatkan kekuasaan (Surbakti, 2010: berbasis Islam. Kondisi tersebut yang kemudian
128). Walau demikian terdapat hasil penelitian menyebabkan berkurangnya perolehan suara
yang menyebutkan bahwa: perhatian masyarakat beberapa partai Islam pada pemilu belakangan.
lebih banyak ditujukan pada kasus politik yang Dengan demikian keterbukaan ideologi partai
melibatkan public figure yang diberitakan dan politik mempunyai kontribusi terhadap perilaku
diisukan (Wibowo & Mirawati, 2013). Artinya masyarakat secara tidak langsung.
pemahaman masyarakat belum mengarah pada Pemahaman tersebut penting karena dalam
faktor ideologi partai politik. sebuah keterbukaan ideologi yang terjadi
Seiring dengan perkembangannya, perlu di dalam partai politik terdapat komunikasi
kita telaah lebih lanjut di mana PKS sebagai yang melingkupinya. Komunikasi tersebut
partai baru yang berbeda dari partai politik dipertukarkan melalui cara berbicara, pola
kebanyakan, dan terlebih lagi dapat diketahui komunikasi yang akrab dari para anggota,
bahwa PKS berasal dari komunitas Muslim baru komunitas bahasa, situasi bahasa, peristiwa
di Indonesia. Dalam perkembangan kepartaian bahasa, tindak bahasa, kegunaan tindak bahasa,
saat ini, ada kesan ideologi yang diusungnya aturan berbicara, serta fungsi bahasa. Sebuah
semakin bergerak ke tengah. PKS memilih aktivitas politik sangat dipengaruhi oleh
untuk menjadi partai politik yang terbuka bagaimana komunikasi personal, komunikasi
atau bisa dimaknai bahwa Partai Keadilan intra personal, komunikasi organisai dan
Sejahtera (PKS) saat ini memilih untuk menjadi komunikasi massa dalam kontes komunikasi
partai yang plural, menerima perbedaan dan politik. Situasi tersebut berimplikasi pada
keberagaman. hasil aktivitas politik. Dalam penelitian ini
Komunikasi politik PKS tidak terlepas dari komunikasi politik yang berlangsung dapat
kegiatan retorika, agitasi politik, propaganda, memberikan ruang bagi pertukaran informasi
Public Relation (PR) Politic, kampanye serta interaksi yang tidak dapat dibatasi
politik, lobi politik, serta lawat media massa organisasi partai PKS dari keadaan lama yang
dalam mengusung keterbukaan ideologinya. eksklusif menjadi inklusif khususnya di Jawa
Penyampainan perubahan visi, misi, AD/ART, Barat.
semboyan partai, paltform kebijakan partai, Maksud dari penelitian ini adalah
khittah perjuangn serta tujuan politik lainnya untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi
yang mendukung keterbukaan ideologi politik komunikasi politik dalam keterbukaan ideologi
PKS dilakukan melalui beberapa bentuk DPW PKS Jawa Barat. Tujuan dari penelitian
komunikasi politik tersebut. ini adalah untuk mengetahui komunikasi politik
Sebagaimana telah dipaparkan di atas, DPW PKS Jawa Barat dalam keterbukaan
keterbukaan ideologi partai politik akan ideologinya.
mempengaruhi strategi komunikasi politik Hasil penelitian ini diharapkan dapat
partai baik itu bagi partai yang berkuasa maupun memberikan manfaat teoritis dan manfaat
saat pemilu. Kondisi ini juga terjadi pada PKS. praktis, yakni memberikan kontribusi terhadap
Keputusan untuk membuka diri pada semua pemahaman tentang teori interaksi simbolik.
golongan akan mempengaruhi komunikasi Selain itu penelitian ini diharapkan dapat
politik sebuah partai politik, baik internal memperkaya kajian dalam bidang komunikasi
maupun eksternal. Keterbukaan ideologi dipilih terkait komunikasi politik khususnya.
dengan pertimbangan bahwa dalam kehidupan Kemudian penelitian ini diharapkan dapat
politik di Indonesia, fenomena keterbukaan menjadi kerangka acuan partai politik dalam
ideologi bukan saja membuat masyarakat mengkomunikasikan keterbukaan ideologinya
kesulitan melihat perbedaan partai kiri dan baik secara aplikatif atau praktik melalui
partai kanan. Lebih penting dari itu adalah komunikasi antar pribadi, komunikasi organisasi
KOMUNIKASI POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM KETERBUKAAN IDEOLOGI 47
komponen yang utuh yang dimulai dengan berupa ungkapan verbal, yakni who says what
tujuan umum komunikasi, topik umum yang in which channel to whom with what effect?
sama, dan melibatkan partisipan yang secara Bila dijabarkan berdasarkan model tersebut,
umum menggunakan varietas bahasa yang maka unsur-unsur komunikasi politik meliputi
sama, mempertahankan tone yang sama, kaidah- komunikator politik, pesan politik, media
kaidah yang sama untuk interaksi, dalam setting komunikasi politik, komunikan politik dan efek
yang sama, dan (c) Tindakan komunikatif, yaitu apa yang terjadi setelah komunikan menerima
fungsi interaksi tunggal, seperti penyataan, pesan politik dari komunikator politik (Mulyana
permohonan, perintah, ataupun perilaku non dalam Permana, 2015).
verbal. Komunikasi politik yang berlangsung
Teknis pengumpulan data yang dilakukan dalam keterbukaan ideologi DPW PKS Jawa
adalah observasi partisipan, wawancara Barat melibatkan komunikator-komunikator
mendalam, dan telaah dokumen. Analisis data politik dari PKS dan dari luar PKS. Selain itu,
dilakukan dengan meringkas data, memilih, komunikasi juga melibatkan kader, simpatisan,
menerjemahkan dan mengorganisasikan data. masyarakat Jawa Barat serta tamu undangan
Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan sebagai komunikannya. Komunikasi politik
dengan cara perpanjangan keikutsertaan, yang terjadi dalam keterbukaan ideologi
ketekunan pengamatan, triangulasi, analisis melalui pesan verbal dan nonverbal yang
kasus negatif, kecakupan referensi, pengecekan disampaikan dalam beberapa kegiatan DPW
anggota, uraian rinci, dan auditing. Penelitian PKS Jawa Barat seperti; Muswil, Rakerwil
dilakukan di Kota Bandung sejak bulan Juli dan Rakorwil. Komunikasi politik dalam
2015 dan selesai pada bulan Februari 2016. keterbukaan ideologi DPW PKS Jawa Barat
terjadi melalui pola komunikasi organisasi. Hal
HASIL DAN PEMBAHASAN ini dikarenakan aktivitas komunikasi dilakukan
oleh organisasi politik/partai politik. Menurut
Hasil penelitian ini mencakup satu pokok Pace & Faules (dalam Mulyana, 2006: 31-33),
permasalahan yaitu komunikasi politik DPW komunikasi organisasi merupakan perilaku
PKS Jawa Barat dalam keterbukaan ideologi. pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana
Pokok permasalahan tersebut akan diuraikan mereka terlibat dalam proses itu bertransaksi
secara runtut beserta modelnya. dan memberi makna atas apa yang terjadi. Selain
Komunikasi dalam suatu organisasi selalu itu komunikasi politik merupakan suatu proses
merupakan komunikasi satu arah maupun dua pengoperan lambang-lambang atau simbol-
arah, demi kepentingan semua pihak. Dalam simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan
berkomunikasi kita menciptakan persamaan politik dari seseorang atau kelompok kepada
pengertian, ide, pemikiran, dan sikap tingkah orang lain dengan tujuan untuk membuka
laku kita terhadap orang lain. Komunikasi wawasan atau cara berpikir, serta memengaruhi
politik merupakan bagian dalam komunikasi di sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi
organisasi politik, kodisi ini dapat dilihat dari target politik (Cangara, 2014: 30).
pola komunikasi dalam komunikasi politik yang Komunikasi politik dalam keterbukaan
juga terdapat dalam komunikasi organisasi, ideologi DPW PKS Jawa Barat terjadi dalam
seperti komunikasi internal, dan eksternal, lingkup organisasi politik, di mana komunikasi
komunikai vertikal, horizontal, komunikasi satu tersebut mempertukarkan pesan-pesan
arah dan dua arah serta komunikasi verbal, dan politik baik pesan verbal maupun nonverbal.
nonverbal. Komunikasi terjadi pada kegiatan-kegiatan
Selain itu, berdasarkan unsur-unsur kepartaian yang dilaksanakan oleh DPW PKS
komunikasi pada umumnya, maka komunikasi Jawa Barat seperti; Musyawarah wilayah, Rapat
politik pun terdiri dari beberapa unsur. Salah kerja wilayah dan Rapat koordinasi wilayah.
satu model komunikasi yang cukup simpel Dalam komunikasi politik melalui kegiatan
dan mewakili aspek-aspek dalam komunikasi tersebut, keterbukaan ideologi disampaikan
adalah model yang dikemukakan oleh Harold DPW PKS Jawa Barat melalui pidato, serta
Lasswell (1948) yang menggambarkan proses arahan. Pada komunikasi politik melalui
komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya beberapa kegiatan tersebut, keterbukaan
dalam masyarakat. Model komunikasi Lasswell ideologi merupakan salah satu strategi partai
KOMUNIKASI POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM KETERBUKAAN IDEOLOGI 49
untuk memperoleh konstituen yang lebih luas semua kegiatan seperti misalnya saat pidato
serta meningkatkan konsolidasi di tingkat atau arahan disampiakan, baik di dalam ruangan
intenal dan eksternal partai, serta terciptanya maupun di luar ruangan pada acara Muswil,
citra partai yang inklusif, partisipasi politik Rakerwil dan Rakorwil. Selain dengan proses
serta rekrutmen politik. komunikasi satu arah, pada komunikasi politik
Komunikasi politik dalam keterbukaan dalam keterbukaan ideologi DPW PKS Jawa
ideologi menggunakan pola komunikasi Barat juga menggunakan proses komunikasi
ke bawah (downward communication). dua arah (two way communication). Namun
Menurut Lewis (1987) dalam Muhammad komunikasi dua arah hanya terjadi dengan
(2001: 8), komunikasi ke bawah adalah untuk intensitas rendah dan hanya terjadi saat Rakorwil
menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, yaitu saat Syaikhu menanyakan kesiapan
membentuk pendapat, mengurangi ketakutan kader yang menjadi peserta Rakorwil untuk
dan kecurigaan yang timbul karena salah membangun Jawa Barat lebih baik bersama
informasi, mencegah kesalah pahaman karena semua elemen bangsa.
kekurangan informasi dan mempersiapkan Keterbukaan ideologi merupakan bagian
anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dari upaya mendapatkan kekuasaan serta
dengan perubahan. Pesan tersebut biasanya mempertahankannya. Demokrasi yang sudah
berhubungan dengan pengarahan, tujuan, terinstitusionalisasi secara baik, ideologi
disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijakan partai akan mengarah ke tengah dan membuat
umum. sekat ideologi antar partai semakin tidak jelas.
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Dengan kata lain partai-partai politik akan
Jawa Barat melakukan komunikasi politik semakin pragmatis dalam upaya mendapatkan
dalam keterbukaan ideologi melalui kegiatan kekuasaan (Surbakti, 2010: 128). Begitu juga
Muswil, Rakerwil dan Rakorwil. Komunikasi yang dilakukan PKS, dari beberapa komunikasi
melalui kegiatan tersebut dilakukan oleh politik yang dilakukan DPW PKS Jawa Barat,
berberapa komunikator politik dari internal disampaikan mengenai target-terget perolehan
serta eksternal PKS, dengan komunikan suara ke depan, strategi-strategi partai yang
juga dari internal dan eksteral. Komunikator lebih berorientasi pada market/pasar, serta
memberikan pesan dalam bentuk pidato dan tujuan politik yang jelas yaitu mencapai
arahan. Hal ini dilakukan dengan pemahaman kekuasaan, memiliki posisi dan jabatan dalam
menganai keterbukaan ideologi melalui pesan- pemerintahan.
pesan politik yang disampaikan dan diusung Selain itu, komunikasi politik dalam hal
oleh PKS. Kemudian secara simbolis DPW keterbukaan ideologi yang dilakukan DPW
PKS Jawa Barat juga menunjukkan keterbukaan PKS Jawa Barat terjadi tidak secara alami.
ideologi dalam bentuk simbol-simbol nonverbal Berbagai kegiatan komunikasi yang dilakukan
seperti; undangan pada parti lain, ormas Islam merupakan bagian dari strategi politik untuk
dsb, melalui pelestarian seni serta budaya membangun citra partai yang inklusif dan
daerah, serta kegiatan kemasyarakatan, sehingga menghilangkan citra partai yang eksklusif. Citra
akan terbangun citra partai yang inklusif dan tersebut tentu dibangun salah satunya melalui
berkidmad untuk rakyat. kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Keterbukaan ideologi yang diusung oleh Pembahasan pada beberapa kegiatan
DPW PKS Jawa Barat disampaikan dalam tersebut sama-sama menekankan pada tujuan
komunikasi verbal dilakukan dengan komunikasi partai, visi, misi yang ingin dicapai. Komunikasi
ke bawah, dengan proses komunikasi satu arah dikemas dalam bentuk komunikasi politik
(one way communication) di mana komunikasi berupa pidato dan arahan. Menurut Arifin
hanya berlangsung pada satu pihak yaitu dalam Hikmat (2011: 37-38), bentuk-bentuk
komunikator internal maupun eksternal PKS, komunikasi politik yang dilakukan komunikator
dilakukan secara tatap muka (face to face) dalam infrastruktur politik untuk mencapai
menyampaikan pidato serta arahan kemudian tujuan politik diantaranya adalah retorika,
komunikan internal serta eksternal partai propaganda, serta public relations. Komunikasi
mendengarkan, tanpa memberikan respon/ politik yang dilakukan DPW PKS Jawa Barat
umpan balik dengan intensitas komunikasi merupakan bentuk dari retorika, propaganda
tinggi. Kondisi tersebut hampir terjadi pada dan public relations.
50 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 43–52
Hal tersebut sejalan dengan Teori interaksi Kemudian masyarakat, dalam hal ini
simbolik yang dinyatakan oleh Herbert Mead masyarakat dilihat sebagai ideologi partai yang
(dalam Syam, 2012: 48) bahwa hubungan antara terbentuk, maksudnya adalah berdasarkan
simbol dan interaksi, memahami bagaimana tindakan personal dari anggota/ kader PKS
manusia bersama dengan manusia lainnya terkait keterbukaan ideologi, kemudian akan
menciptakan dunia simbolik dan bagaimana mengarah pada tindakan komunitas (bersama)
simbol tersebut membentuk perilaku manusia. seperti yang telah dijelaskan pada pemaparan
Keadaan tersebut dapat dipahami bahwa sebelumnya mengenai tindakan-tindakan yang
keterbukaan ideologi yang dilakukan oleh mengarah pada keterbukaan ideologi DPW
DPW PKS Jawa Barat adalah objek yang bisa PKS Jawa Barat.
secara langsung ditelaah dan dianalisis melalui Kemudian simbol-simbol signifikan,
interaksi manusia dengan lingkungannya. yang dimaksud dengan simbol signifikan
Dalam hal ini interaksi melalui komunikasi disini adalah simbol-simbol yang mendukung
politik. keterbukaan ideologi itu sendiri. Simbol
Berdasarkan hasil observasi dan signifikan dilihat dari tindakan sosial yang
wawancara yang peneliti temui di lapangan, mendukung keterbukaan ideologi DPW PKS
komunikasi politik yang dilakukan oleh DPW Jawa Barat.
PKS Jawa Barat terdiri dari beberapa tahapan, Sehingga komunikasi politik dalam
yaitu tindakan, gerak isyarat, simbol-simbol keterbukaan ideologi DPW PKS Jawa Barat
signifikan, pikiran (mind), diri (self), dan merupakan bentuk serta tindakan yang telah
masyarakat (society) (Mead dalam Ritzer, 2012: diatur dan merupakan bagian dari tujuan
603-623). Pikiran merupakan kemampuan komunikasi politik, dengan mempertimbangkan
individu membangkitkan di dalam dirinya bukan ekaspektasi komunikan atau sasaran dalam
hanya respon tunggal dari orang lain tetapi komunikasi politik. Dalam konteks ini makna
respon komunitas secara keseluruhan. Pada yang diciptakan berupa kekuatan PKS sebagai
konteks komunikasi politik dalam keterbukaan partai politik yang kini lebih moderat, toleransi,
ideologi DPW PKS Jawa Barat, pikiran di sini menerima pluralitas, mau bekerjasama dengan
diartikan bahwa penelitian ini berangkat dari semua elemen bangsa, dan inklusif (terbuka).
satu asumsi keterbukaan ideologi itu sudah ada, Secara ringkas, komunikasi politik dalam
dan itu diartikan bahwa kader/anggota PKS keterbukaan ideologi DPW PKS Jawa Barat
memiiki pikiran yang sama (intensi) bahwa disajikan dalam Gambar 1.
mereka harus terbuka. Menurut Arifin dalam (Hikmat, 2011:
Selanjutnya, diri (self) muncul seiring 39-41) tujuan komunikasi politik adalah
dengan perkembangan melalui kegiatan dan penyampaian pesan politik dalam sebuah
hubungan sosial. Untuk melihat pikiran, individu sistem politik tertentu oleh komunikator politik
melihat dari berbagai tindakan, baik tindakan kepada komunikan politik. Tujuan komunikasi
verbal maupun tindakan nonverbal, yang juga politik yaitu meliputi: citra politik, pendapat
merupakan bagian dari gerak isyarat (gestur). umum, partisipasi politik, sosialiasasi politik,
Dalam konteks penelitian ini, DPW PKS Jawa pendidikan politik dan rekrutmen politik.
Barat melihat diri mereka melalui pesan-pesan Dalam komunikasi politik “perilaku” atau
verbal yang telah disampaikan, seperti: pesan ”tindakan” sama dengan komunikasi yang
untuk bekerjasama dengan semua elemen memiliki kepentingan politik. Beberapa
bangsa, dengan partai lain dan stakeholder kegiatan yang dilakukan DPW PKS Jawa Barat
di Jawa Barat, meningkatkan konsolidasi dalam bahasa nonverbal di atas merupakan
internal dan eksternal, menerima pluralitas, komunikasi politik yang mereka sampaikan
meningkatakan pelayanan, pemberdayaan melalui beberapa perilaku serta tindakan yang
dan pembelaan, penentuan target-target menyangkut kekuasaan, pengaruh, autoritas,
perolehan suara pada pemilu, moderatisme, konsensus dan kerjasama.
serta objektivikasi nilai-nilai Islam. Sedangkan Tujuan utama dalam komunikasi politik
tindakan nonverbal DPW PKS Jawa Barat adalah penyampaian pesan politik verbal
adalah undangan ke partai lain, ormas Islam, maupun nonverbal. Kodisi ini juga terjadi pada
pertujukan musik Islam yang berpadu dengan komunikasi politik dalam keterbukaan ideologi
alat musik kontemporer, pertujukan puisi dll. DPW PKS Jawa Barat. Pesan-pesan verbal
KOMUNIKASI POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM KETERBUKAAN IDEOLOGI 51
Kegiatan
Musyawarah
Wilayah
Kegiatan Rapat
Koordinasi
Wilayah
Interaksi simbolik
• Tindakan
• Gerak isyarat (gestur)
• Simbol-simbol signifikan
• Pikiran (mind)
• Diri (self)
• Masyarakat (society)
Keterbukaan ideologi:
• Moderat,
• Toleransi,
• Pluralitas,
• Bekerjasama dengan semua elemen
bangsa,
• Inklusif (terbuka).
disampaikan dalam bentuk pidato dan arahan tersebut membentuk perilaku manusia. Keadaan
pada kegiatan Muswil, Rakerwil dan Rakorwil. tersebut dapat dipahami bahwa keterbukaan
Kemudian pesan nonverbal disampaikan dalam ideologi yang dilakukan oleh DPW PKS Jawa
bentuk tindakan serta perilaku politik pada Barat adalah objek yang bisa secara langsung
kegiatan tersebut. Menurut Mulyana (2013: ditelaah dan dianalisis melalui interaksi manusia
92) simbol adalah sesuatu yang digunakan dengan lingkungannya. Dalam hal ini interaksi
untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan melalui komunikasi politik.
kesepakan sekelompok orang. Simbol meliputi
kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, SIMPULAN
dan objek yang disepakati bersama.
Hal tersebut sejalan dengan teori interaksi Komunikasi politik DPW PKS Jawa Barat
simbolik Herbert Mead (dalam Syam, 2012: 48) dalam keterbukaan ideologi merupakan proses
yang menekankan pada hubungan antara simbol komunikasi dalam lingkup organisasi politik
dan interaksi, memahami bagaimana manusia melalui kegiatan resmi kepartaian seperti
bersama dengan manusia lainnya menciptakan Musyawarah Wilayah (Muswil), Rapat Kerja
dunia simbolik dan bagaimana nantinya simbol Wilayah (Rakerwil) dan Rapat Koordinasi
52 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 43–52