ISSN 2089-8835
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019: 59-70
Titin Yuniartin
IAI Darussalam, Ciamis, Indonesia
ummiazy@yahoo.com
Abstract
This paper discusses the political identity of the Prosperous Justice Party (PKS). PKS is one of
the parties based on Islam but stands firmly in the auspices of the Unitary State of the Republic
of Indonesia. PKS is born from movement, LDK-KAMMI-PK-PKS. The ideals of the Khilafah
Islamiyah are always present in the ideals of the movement. Although in the auspices of plural
and multicultural country, the PKS still exists to adjust with the Republic of Indonesia. PKS
political identity for some may seem gray. This is understandable, especially if we look at it
from the perspective of incomplete Islamic understanding. The concept of the caliphate of
Islamiyah ala PKS is different from what is understood and developed in other activism. In
essence, the Islamic caliphate that the PKS wants to uphold is international justice,
international welfare, international harmony, and world prosperity. It starts from building
prosperity, harmony, and national justice.
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang identitas politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS
adalah salah satu Partai yang berasaskan Islam, namun berdiri tegak dalam naungan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. PKS lahir dari harakah (gerakan), LDK-KAMMI-
PK-PKS. Cita-cita Khilafah Islamiyah selalu ada dalam cita-cita gerakannya. Walau
dalam naungan Negara yang plural dan multikultural, PKS tetap bereksistensi
menyesuaikan dengan NKRI. Identitas politik PKS bagi sebagian pihak mungkin
terkesan abu-abu. Hal ini bisa dimaklumi, terutama bila kita memandangnya dari
perspektif pemahaman pemikiran keislaman yang belum utuh. Konsep khilafah
Islamiyah ala PKS berbeda dengan apa yang dipahami dan dikembangkan dalam
harokah-harokah lain. Pada intinya khilafah Islamiyah yang ingin ditegakkan PKS
adalah keadilan internasional, kesejahteraan internasional, kerukunan internasional,
dan kemakmuran dunia. Hal ini dimulai dari membangun kesejahteraan,
kemakmuran, kerukunanan, keadilan nasional.
59
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
ISSN 2089-8835
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019
bahwa politik merupakan bagian terakhir ini, menghendaki satu
integral dari ajaran Islam. Kedua, kepemimpinan terpusat sedunia, tanpa
kelompok yang berpendapat politik ada batas teritori negara-bangsa (nation
bukan sebagai bagian dari ajaran state) (Wawancara dengan Ust
Islam. Kelompok pertama melahirkan Fadlulloh, 2017).
konsep din ad-daulah. Kelompok kedua Terkait dengan studi ini,
melahirkan konsep negara sekuler. Muzakki dalam tulisannya “Islamisme
Kesamaan militansi kedua kelompok dan Politisasi Agama Model PKS Dalam
inimemicu munculnya kelompok Pilpres 2009” mengungkapkan bahwa
ketiga yang mencari jalan tengah, dalam dekade terakhir ini, Islamisme
yakni negara dapat mengadopsi nilai- sebagai konsep politik dan mungkin
nilai ajaran agama, tanpa mendirikan sebagai ideologi telah mendapat
negara agama (Zainal, t.t: 1). momentum kuat di Indonesia. Studi
Menurut Munawir Sjadzali ini tertarik untuk mengeksplorasi
(1991: 3)) bahwa dalam mengkaji ekspresi dan aktualisasi Islamisme
hubungan antara Islam dan politik dengan meneliti perilaku politik Partai
(ketatanegaraan) perlu dijelaskan Keadilan dan Kesejahteraan (Partai
terlebih dulu apa yang dimaksudkan Keadilan) Sejahtera / PKS) selama
dengan sistem politik itu. “Sistem pemilihan presiden 2009. Muzakki
politik adalah suatu konsepsi yang sendiri sangat tertarik melihat
berisikan antara lain ketentuan- penggunaan simbol dan ritus
ketentuan tentang siapa sumber keagamaan oleh partai untuk
kekuasaan Negara; siapa pelaksana kepentingan politik yang jelas dan
kekuasaan tersebut; apa dasar dan berpendapat bahwa Islamisme telah
bagaimana cara untuk menentukan dimanipulasi oleh PKS selama
kepada siapa kewenangan pemilihan tersebut sebagai wahana
melaksanakan kekuasaan itu untuk mendapatkan kekuasaan. Oleh
diberikan; kepada siapa pelaksana karena itu, masalah utama yang
kekuasaan itu bertangggung jawab dihadapi sebenarnya adalah gagasan
dan bagaimana bentuk tanggung tentang politisasi agama oleh partai
jawab itu. politik yang mengklaim telah
Objek penelitian ini adalah mewakili Islam dan ajaran mulia
salah satu partai politik Islam di (Muzakki, 2010: 1).
Indonesia, yaitu Partai Keadilan Muslihudin dalam
Sejahtera (selanjutnya disingkat PKS). tulisannya”Model Pesantren Kader;
Pentingnya studi ini untuk membahas Relasi Ideologis PP Husnul Khotimah
identitas politik PKS berangkat dari dengan PKS, serta Artikulasinya dalam
adanya beberapa peneliti yang Kegiatan Kepesantrenan” membahas
“menyangka” bahwa ideologi politik tentang beberapa lembaga pendidikan
PKS, terkait dengan komitmennya yang dapat dengan mudah dibaca
terhadap Negara Kesatuan Republik sebagai lembaga pendidikan beraroma
Indonesia (NKRI), terkesan abu-abu. PKS. Ada sejumlah asumsi yang
Di satu sisi, partai ini mengakui mendasari kesan tersebut; 1) pendiri
Pancasila sebagai dasar Negara sekolah tersebut dan pengelolanya
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), adalah kader PKS, 2) mengusung
tetapi di sisi lain ia ingin menegakkan simbol-simbol PKS, 3) mengajarkan
Khilafah Islamiyah. Konsep yang Islam ala PKS, 4) menjadi basis
Titin Yuniartin - 61
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
ISSN 2089-8835
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019
partai yang didirikan di Negara NKRI.Jadi sangat jelas posisi Partai
Kesatuan Republik Indonesia, PKS Keadilan Sejahtera dalam wacana
memiliki visi menjadi partai pelopor bentuk Negara atau hubungan antara
dalam mewujudkan cita-cita nasional agama-negara. Bentuk negara dan
bangsa Indonesia sebagaimana hubungan agama-negara yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang- realistik-obyektif untuk Indonesia
Undang Dasar (UUD) Negara dengan pluralitas dan keimanan
Republik Indonesia Tahun penduduknya adalah Masyarakat
1945.Adapun misi partai ini adalah Madani, NKRI Yang Berketuhanan
menjadikan Partai sebagai sarana Yang Mahaesa. Dalam Negara dijamin
perwujudan masyarakat madani yang kebebasan pemeluknya untuk beriman
adil, sejahtera, dan bermartabat yang secara tauhid, kepada Tuhan Yang
diridhai Allah subhanahu wata’ala, Maha Esa. Secara subyektif PK
dalam keutuhan Negara Kesatuan Sejahtera memiliki hajm ma’nawi
Republik Indonesia (AD-ART PKS, (kapasitas moral), hajm fikri (kapasitas
2009: 25). idealita), hajm ijtima’i (kapasitas
Tujuan didirikannya PK sosialkemasyarakatan), hajm ta’tsiri
Sejahtera, sebagaimana tertuang dalam (kekuatan pengaruh), hajm siyasi
AD/ART, adalah “Terwujudnya (kapasitas politik), sehingga dakwah
masyarakat madani yang adil dan mampu secara struktural memberikan
sejahtera yang diridhoi Allah SWT pengaruh melalui public reason
dalam bingkai Negara (Platform PKS, 2008: v).
KesatuanRepublik Indonesia”.PK PKS pada awalnya adalah Partai
Sejahtera menyadari pluralitas etnik Keadilan (PK), yang didirikan pada
dan agama masyarakat Indonesia yang tanggal 20 Juli 1998. PK lahir dari
mengisi wilayah beribu pulau dan momentum euphoria reformasi setelah
beratus suku yang membentang dari lengsernya Soeharto tahun 1998. Basis
Sabang hingga Merauke, yang dilalui Partai ini adalah gerakan Tarbiyah
garis khatulistiwa di dalamnya model Ikhwanul Muslimin di Mesir.
(Platform PKS, 2008: iv). Tokoh utamanya adalah Hasan Al-
Masyarakat Madani yang Banna. Gerakan Tarbiyah ini menurut
dimasksud adalah masyarakat yang Norma Permata, seperti dikutip oleh
berperadaban tinggi dan maju yang Muslihudin, adalah gerakan yang
berbasiskan pada: nilai-nilai, norma, mengadopsi konsep Islamisasi secara
hukum, moral yang ditopang oleh gradual (gradual Islamisation), yaitu
keimanan; menghormati pluralitas; berawal dari individu ke dalam
bersikap terbuka dan demokratis; dan keluarga, ke dalam masyarakat, dan
bergotong royong menjaga kedaulatan kemudian ke dalam politik
negara. Pengertian genuin dari (Muslihudin, 2013: 9).
Masyarakat Madani itu perlu Menurut Pratama, seperti
dipadukan dengan konteks dikutip Muslihudin, seperti halnya
masyarakat Indonesia di masa kini Ikhwanul Muslimin, doktrin politik
yang terikat dalam ukhuwah Islamiyyah PKS berkembang dalam proses
(ikatan keislaman), ukhuwah pengembangan sistem masyarakat
wathaniyyah (ikatan kebangsaan), dan Islam melalui tahapan-tahapan
ukhuwah basyariyyah (ikatan (gradual), sebagai berikut: pertama,
kemanusiaan) dalam bingkai ta’sisi (the formation stage), yaitu
Titin Yuniartin - 63
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
ISSN 2089-8835
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019
membangun sebuah Negara. Negara Sejahtera mendorong agar Indonesia
akan rapuh jika keluarga-keluarganya Baru ke depan berada pada kondisi
pun rapuh. Peran ayah dan ibu sangat politik yang sehat dan dinamis,
dituntut dalam membentuk jundi- dimana terjadi pematangan dari
jundiyah (putra-putri) mereka, kondisi transisi menuju konsolidasi
sehingga menjadi generasi harapan demokrasi yang mantap, yang
bangsa. Tradisi membawa anak-anak ditandai dengan terbuka lebarnya
ikut demonstrasi adalah bagian dari ruang berekspresi masyarakat dalam
mengajarkan perjuangan semenjak koridor hukum dan tertib sosial.
dini. Bahwa semangat berjuang itu Ketiga, berkaitan dengan model
harus diajarkan sejak dini, sehingga demokrasi.Eksperimentasi politik di
diharapkan di kemudian hari, anak- masa transisi saat ini ditandai dengan
anak tersebut menjadi generasi yang terbuka lebarnya ruang ekspresi dan
militan. Dalam setiap kegiatannya pun ledakan partisipasi politik dalam
PKS selalu melibatkan anak-anak bentuk munculnya banyak partai
hingga dewasa. Anak-anak dibiasakan politik, namun tetap dalam format
bersosialisasi dengan banyak orang, sistem presidensial. Sejarah
melihat situasi dunia sekitar yang perpolitikan Tanah Air sejak era
amat sangat rumit. Sehingga kelak di Demokrasi Parlementer, Demokrasi
kemudian hari generasi PKS menjadi Terpimpin di zaman Orde Lama, serta
generasi yang tangguh dalam Demokrasi Presidensial di zaman Orde
menjawab tantangan global. Baru, sampai hari ini di era Reformasi
dengan praktek ”Demokrasi Parlemen
2. Identitas Politik PKS Multi Partai” memperlihatkan
Dalam kancah perpolitikan, pergerakan bandul sejarah dari sistem
setidaknya ada tujuh peranan yang liberal.
PKS dermakan untuk Indonesia.Hal Keempat, berkaitan dengan
ini sebagaimana diungkapkan dalam sistem ketatanegaraan PK Sejahtera
Platform Kebijkan Partai Keadilan berkeyakinan, bahwa pemerintah
Sejahtera. Sebagai berikut: mestilah efisien dan efektif dalam
Pertama, berkaitan dengan mengelola negara.Secara bertahap
bentuk negara. Sebagai wujud dari bersama tumbuhnya kekuatan negara,
rasa tanggung jawab kaum Muslimin maka pemerintah mengambil posisi
terhadap rumah besarnya yang pada pengelolaan fungsi minimal
bernama Indonesia, dan panggilan negara, dan menyerahkan fungsi
dakwah yang menjadi rahmat bagi lainnya bagi partisipasi masyarakat.
semesta alam, PK Sejahtera bahu- Kelima, berkaitan dengan tata
membahu bersama entitas politik hubungan pemerintahan secara
lainnya untuk mengisi pembangunan vertikal serta otonomi daerah, maka
menuju Indonesia yang maju, kuat, PK Sejahtera berkeyakinan, bahwa
aman, adil, sejahtera dan bermartabat hubungan ini dilaksanakan dengan
sesuai dengan cita-cita universal, yakni menjalankan kewenangan pusat secara
Negara Kesatuan Republik Indonesia lebih efektif sekaligus dengan
yang adil dan makmur di bawah meningkatkan kualitas pelaksanaan
lindungan Allah. kewenangan daerah melalui
Kedua berkaitan dengan penguatan kelembagaan, pembinaan
dinamika politik nasional, PK SDM, dan peningkatan kapasitas.
Titin Yuniartin - 65
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
ISSN 2089-8835
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019
Terkait dengan bahasan teologi
PKS ini, PKS tidak berbeda dengan Setiap tetes peluh dan darah,
Ikhwanul Muslimin, yang memiliki Tak akan sirna ditelan masa
lima slogan organisasi yaitu: Allah Segores luka di jalan ﷲ,
adalah tujuan kami, Al-Quran adalah Kan menjadi saksi pengorbanan
konstitusi kami, Rasulullah adalah
pimpinan kami, jihad adalah jalan Allohu ghoyatuna
kami, dan syahid adalah cita-cita kami Ar Rosulu qudwatuna
(Yakin, 2016: 226). Al Qur’anu dusturuna
Hal di atas senada dengan apa Al Jihadu sabiluna
yang didengung-dengungkan PKS AlMautu fi sabilillah, asma amanina
sebagaimana yang dinyanyikan oleh
salah satu Grup Nasyid favorit PKS ﷲadalah tujuan kami,
Rasulullah teladan kami
yakni Shoutul Harokah yang berjudul
Alqur’an pedoman hidup kami,
Bingkai Kehidupan. Syair lagu tersebut
Jihad adalah jalan juang kami
sebagai berikut:
Mati di jalan ﷲadalah,
Cita-cita kami tertinggi
Bingkai Kehidupan
Cita-cita kami tertinggi
Ha hahaha hahaha hahaha
Haaa hahahaaa hahahaha hahahaha
Bila kita telaah, dari syair lagu
Mengarungi samudra kehidupan, di atas yang saya beri tanda tebal dan
Kita ibarat para pengembara miring sangat mirip dengan slogan
Hidup ini adalah perjuangan, Ikhwanul Muslimin. Saya berhipotesis
Tiada masa tuk berpangku tangan bahwasannya PKS merindukan apa
yang dirindukan Ikhwanul Muslimin,
Setiap tetes peluh dan darah, yakni tegaknya Khilafah Islamiyah.
Tak akan sirna ditelan masa Hal ini diperkuat oleh beberapa
Segores luka di jalan ﷲﺍ, pendapat para kader PKS, bahwa di
Kan menjadi saksi pengorbanan dalam dada-dada para kader PKS
sangat merindukan Khilafah
Allohu ghoyatuna Islamiyah.
Ar Rosulu qudwatuna Walau demikian, cita-cita PKS
Al Qur’anu dusturuna untuk menegakkan khilafah
Al Jihadu sabiluna Islamiyyah tersebut tidak kemudian
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina membuat partai ini menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan.
ﷲadalah tujuan kami, Partai ini cukup kontekstual
Rasulullah teladan kami menuangkan pemikiran-pemikiran
Alqur’an pedoman hidup kami, politiknya sesuai dengan konteks
Jihad adalah jalan juang kami keindonesiaan.
Mati di jalan ﷲadalah, Menurut Ustadz Fadlullah,
Cita-cita kami tertinggi seorang kader militan PKS asal Banten,
PKS sebagaimana IM sangat patriotis
Mengarungi samudra kehidupan, dan nasionalis (Wawancara dengan
Kita ibarat para pengembara Ustadz Fadlullah dengan media
Hidup ini adalah perjuangan, WhatsApp pada tanggal 26 Desember
Tiada masa tuk berpangku tangan
Titin Yuniartin - 67
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
ISSN 2089-8835
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019
menyembunyikan sesuatu dan ada saling mengganggu satu sama
melahirkan apa yang berlainan dengan lain. Pada kekhalifahan ke-2 nanti
hakikat yang tersembunyi di dalam semua masyarakat Muslim di dunia
hati. Dengan kata lain, taqiyyah ialah akan berada dalam naungan satu
tindakan berpura-pura atau hipokrit pemimpin seperti zaman Rasulullah
kerana terpaksa. Konsep Taqiyyah lebih kelak. Jadi sebenarnya Pancasila hanya
sering dipakai di teologi syi’ah. berlaku di Indonesia saja. Sedangkan
Kaitannya dengan studi ini, istilah ini khilafah Islamiyah belum tentu pusat
digunakan untuk merujuk pada khalifahnya di Indonesia. Menurutnya,
anggapan bahwa PKS dasar Negara kita tidak harus Islam
menyembunyikan visi dan misi atau hukum Islam. Dan PKS sendiri
sejatinya yaitu ingin menegakkan tidak berniat mengubah dasar Negara
khilafah Islamiyyah—atau paling tidak, di Negara kita yang plural dan
ingin mendirikan Negara Islam di multikultural ini. Poin pertama harus
Indonesia. diubah itu adalah aqidah dan akhlaq.
Terkait dengan taqiyyah politik Ketika ditanya tentang taqiyyah
PKS ini, Dhume seperti dikutip Abu terhadap kader militan tersebut,
Rokhmad, misalnya menggambarkan menurutnya PKS tidak mau dikatakan
PKS sebagai gerakan gradual dan seperti itu. Karena konsep taqiyyah
evolusioner untuk menegakkan memang ada di teologi Syi’ah. Namun
Negara Islam di Indonesia. Bahkan ia justru ungkapan yang disampaikan
menyamakan cita-cita politik PKS kader tersebut adalah PKS sedang ber-
dengan Jama’ah Islamiyah (JI). Partai taqiyyah untuk keamanan dirinya.
menurutnya hanyalah kedok Mampu melebur di Negara Kesatuan
konstitusional semata (Rokhmad, 2014: Republik Indonesia dengan harapan
3). Oleh karena itu, Steele bahkan dan cita-cita dalam dada-dada mereka
mengingatkan publik untuk adalah tegaknya Khilafah Islamiyah di
mengawasi agenda-agenda muka bumi ini.
tersembunyi PKS yang bermain
melalui isu-isu anti korupsi, tapi secara KESIMPULAN
diam-diam maupun terbuka masih Dari uraian di atas dapat di
konsisten memperjuangkan nilai-nilai simpulkan bahwa PKS adalah salah
fundamentalistik. satu Partai yang berasaskan Islam,
Menanggapi pendapat dua namun berdiri tegak dalam naungan
peneliti di atas, untuk mendapatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
data yang lebih valid dan lebih PKS lahir dari harakah (gerakan), LDK-
meyakinkan. Menurut salah seorang KAMMI-PK-PKS. Cita-cita Khilafah
kader militan PKS, Khilafah Islamiyah Islamiyah selalu ada dalam cita-cita
itu memang merupakan cita-cita gerakannya. Walau dalam naungan
Partai.Ia bahkan adalah cita-cita Negara yang plural dan multikultural,
seluruh Muslim dan berdirinya namun PKS tetap bereksistensi
khilafah Islamiyyah adalah hal yang menyesuaikan dengan NKRI. Terbukti
pasti terjadi, sesuai dengan hadits PKS dalam beberapa kali Pemilu bisa
Rasul. Ia akan terjadi sebelum akhir ikut serta dan duduk di parlemen.
zaman. Ia adalah kekhalifahan yang Terkait dengan isu taqiyyah,
ke-2. Sementara Pancasila hanya tampaknya istilah tersebut sebenarnya
menaungi Negara Indonesia. Tidak tidak tepat disematkan kepada PKS
karena apa yang menjadi cita-cita, visi, Islamiyah PKS tidak disembunyikan,
dan misi partai ini sangat jelas. Tidak bahkan diungkapkan secara terang-
ada yang disembunyikan. Dalam terangan.Dalam dada seluruh kader-
menyuarakan cita-cita khilafah kader PKS mesti ada niat dan cita-cita
Islamiyah, bagi PKS, tidak harus mendirikan Khilafah Islamiyah.
mengubah dasar Negara Pancasila, Namun, konsep khilafah
karena dalam Pancasila sudah Islamiyah ala PKS berbeda dengan apa
termaktub cita-cita tegaknya Khilafah yang dipahami dan dikembangkan
Islamiyah.Yang terakhir ini bisa dalam harokah-harokah lain. Pada
menjadi kenyataan, apabila semua intinya khilafah Islamiyah yang ingin
warga Indonesia bisa mengamalkan isi ditegakkan PKS adalah keadilan
dan ajaran Pancasila. internasional, kesejahteraan
Identitas politik PKS bagi internasional, kerukunan
sebagian pihak mungkin terkesan abu- internasional, dan kemakmuran dunia.
abu. Hal ini bisa dimaklumi, terutama Hal ini dimulai dari membangun
bila dipandang dari perspektif kesejahteraan, kemakmuran,
pemahaman keislaman yang belum kerukunanan, keadilan nasional.
utuh. Sebenarnya niat Khilafah
DAFTAR PUSTAKA
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Partai Keadilan Sejahtera
(PKS). Jakarta: 20 April 2002.
Fitriyah, Afidatul dan M. Y. Tiyas Tinuv, “Strategi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
dalam Pemilu Legislatif 2009, Jurnal Demokrasi&Otonomi Daerah, Vol. 11,
Nomor, I, Juni 2013.
Majelis Pertimbangan Partai Keadilan Sejahtera, Falsafah Dasar Perjuangan dan
Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, Cetakan 1, 2008
Muslihudin, “Model Pesantren Kader: Relasi Ideologis PP Husnul Khotimah dengan
PKS serta Artikulasinya dalam Kegiatan Kepesantrenan”, Holistik, Vol. 14
Number 01, 2013/1435 H.
Muzakki, Akh, Islamisasi Dan Politisasi Agama Model PKS Dalam Pilpres 2009,
Islamica, Vol. 5, No. 1, September 2010.
Noor, Farish A, at. Al., the Madrasa In Asia: Political Activism and Transnational Linkages,
ISIM Series on Contemporary Muslim Societies, Amsterdam University Press,
2007.
Rahawarin, Zainal, Teologi Politik Islam (jurnal fakultas ushuluddin dan dakwah IAIN
Ambon).
Rokhmad, Abu, “Dasar Negara Dan Taqiyyah Politik PKS”, Walisongo, Volume 22,
Nomor 1, Mei 2014.
Sadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. Jakarta: UI
Press. 1991.
Yakin, Ayang Utriza, Islam Moderat dan Isu-Isu Kontemporer Demokrasi,
Pluralisme, Kebebasan Beragama, non-Muslim, Poligami, dan Jihad. Jakarta:
Kencana, 2016.
Titin Yuniartin - 69
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
ISSN 2089-8835
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019
Narasumber
▪ Wawancara dengan Ustadz Fadlullah, kader PKS militan, dengan media WhatsApp
pada tanggal 26 Desember 2017
▪ Wawancara dengan Siti Mukhlishoh, divisi Kaderisasi DPC PKS Cakung Jakarta
Timur, dengan media WhatsApp pada tanggal 24 Desember 2017
▪ Wawancara dengan Mahardika Vika widjaya, divisi Kewanitaan DPC PKS
Parongpong Bandung Barat, dengan media WhatsApp pada tanggal 23 Desember
2017