Anda di halaman 1dari 4

KEBERADAAN POLITIK ISLAM DI INDONESIA

Nia Putri Ramadhani Polem (0404221009)


Program Studi Pemkiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
polemnia4@gmail.com

Abstrak
Hubungan agama dan negara tidak dapat dipisahkan, menurut pemikir Islam abad ini.
Negara membutuhkan agama, dan sebaliknya. Ketika Snouck Hurgronje menjadi penasihat
pemerintah di Hindia Belanda, terutama pada perempatan terakhir abad ke-19, istilah Islam
politik atau politik Islam berkembang dalam konteks keindonesiaan. Ia membagi Islam
sebagai agama politik dan Islam sebagai agama ibadah atau ritual. Sistem politik Islam
Indonesia telah diwarnai oleh berbagai pro dan kontra. Hal ini telah menyebabkan situasi
politik Indonesia tidak hanya dipenuhi tuntutan terhadap kehidupan politik yang lebih
demokratis dan pengelolaan negara yang bersih dan transparan, tetapi juga munculnya
kelompok-kelompok Islamis (Islam Politik) yang menuntut Indonesia dekat kepada shari’at
Islam. Dalam artikel ini penulis menggunakan metode studi literatur dengan penelitian
kualitatif untuk memgetahui bagaimana keberadaan Politik Islam di Indonesia. Artikel ini
juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana keberadaan politik Islam atau Islam politik di
Indonsia sebegai representasi hubungan agama dengan Negara.
Kata Kunci : Politik, Islam

PENDAHULUAN dan menangani kebutuhan duniawiyah


Hubungan agama dan negara tidak (siyasah ad-dunya).
dapat dipisahkan, menurut pemikir Islam Walaupun agama dan negara tidak
abad ini. Negara membutuhkan agama, satu dan tidak pisah, agama tampaknya
dan sebaliknya (Kamil, 2013). Sebagai selalu berhubungan satu sama lain dan
contoh, Al-Mawardi berpendapat bahwa saling membutuhkan. Dalam situasi seperti
kepemimpinan politik Islam didirikan ini, agama membutuhkan negara sebagai
untuk melanjutkan tugas-tugas kenabian, alat untuk melestarikan dan
yaitu memelihara agama (harasah ad-din) mengembangkan agamanya. Sebaliknya,
negara juga membutuhkan agama karena

1
agama akan membantu membina agama politik dan Islam sebagai agama
moralitas, etika, dan spiritualitas negara. ibadah atau ritual.
Dalam konteks ini Ibn Taimiyah Dalam artikel kali ini, akan
mengatakan bahwa adanya kekuasaan dijelaskan bagaimana keberadaan politik
yang mengatur kehidupan manusia Islam atau Islam politik di Indonsia
merupakan kewajiban agama yang paling sebegai representasi hubungan agama
besar karena tanpa kekuasaan negara, dengan Negara.
maka agama tidak bisa berdiri tegak.
Statemen tersebut tentu meligitimasi METODE
bahwa antara agama dan negara Artikel ini menggunakan
merupakan dua entitas yang berbeda, pendekatan penelitian kualitatif dari studi
tetapi saling membutuhkan. Oleh kepustakaan (Library Research), yang
karenanya, konstitusi yang berlaku dalam mudah digunakan karena hanya
paradigma ini tidak saja berasal dari menggunakan berbagai sumber atau data
adanya social contract, tetapi bisa saja dari beberapa buku, artikel atau jurnal
diwarnai oleh hukum agama (sharī’ah). sebagai bahan refrensi. Menurut Mestika
Beberapa negara yang sebagian Zed (2003) Studi pustaka dapat diartikan
besar mengadopsi model multikulturalistik dengan serangkaian kegiatan yang
ini, seperti Amerika Latin, Inggris, dan berkenaan dengan pengumpulan data
Indonesia sendiri, mengadopsi Pancasila pustaka, membaca dan mencatat serta
sebagai dasar negara mereka yang mengeloah bahan penelitian.
menunjukkan hubungan yang selaras Teknik pengumpulan data
antara kejujuran negara dan prinsip agama digunakan dalam artikel ini dengan
yang dipeluknya. Meskipun agama masih melakukan penelaahan buku,
dapat memengaruhi kehidupan bernegara, catatan,artikel, jurnal, dan berbagai
dan negara selalu mengayomi kehidupan laporan yang berkaitan dengan judul
keagamaan di Indonesia, Indonesia penelitian. Fokus penelitian ini adalah
bukanlah negara sekular dan agama. untuk menjelaskan keberadaan Islam
Ketika Snouck Hurgronje menjadi politik atau Islam politik di Indonesia.
penasihat pemerintah di Hindia Belanda,
terutama pada perempatan terakhir abad HASIL PEMBAHASAN
ke-19, istilah Islam politik atau politik Istilah "Islam politik" atau "politik
Islam berkembang dalam konteks Islam" berkembang dalam konteks ke
keindonesiaan. Ia membagi Islam sebagai Indonesiaan ketika Snouck Hurgronje
2
menjadi penasihat pemerintah Hindia lebih besar daripada konflik yang pernah
Belanda, terutama pada perempatan terjadi dalam tubuh Sarekat Islam (SI).
terakhir abad ke-19. Ia membagi Islam Pada tahap berikutnya, dua kelompok
menjadi agama politik dan agama yang inilah yang mengendalikan perdebatan
digunakan untuk ibadah dan ritual. panjang tentang karakteristik nasionalisme
Penggunaan Islam politik harus dibatasi Indonesia.
oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, jenis Ini adalah peristiwa politik awal
Islam ini berusaha untuk menghentikan kemerdekaan yang tampaknya memiliki
penjajahan Belanda dan menggantinya sejarah panjang dalam ideologi politik
dengan politik pan-Islam yang membawa Islam. Penulis percaya bahwa ada dua
kekhilafahan. Snouck Hurgronje kategori politik Islam dalam kaitannya
berpendapat bahwa kemajuan politik Islam dengan masalah politik Islam di Indonesia.
dapat membahayakan kelangsungan Pertama, politik Islam diwakili oleh partai
kekuasaan Belanda di Hindia Belanda, Islam yang terlibat dalam proses dan
sehingga harus dihentikan. Islam yang sistem. Politik yang sah; mereka berusaha
sekarang dikenal sebagai Islam kultural mencapai tujuan politik tertentu, seperti
sangat berbeda dari Islam yang digunakan penerapan syariah Islam dan pembentukan
untuk ibadah atau ritual. Menurut Snouck negara Islam. Masyumi, Nahdlatul Ulama
Hurgronje, pemerintah harus memiliki (NU), dan beberapa partai Islam gurem di
kemampuan untuk menerima dan Indonesia mewakili Islam politik jenis ini
memfasilitasi Islam ritual dalam konteks pada 1950-an. Selama pemerintahan
Islam kultural atau membiarkan Islam Soeharto, Partai Persatuan Pembangunan
kultural berkembang sendiri. (PPP) mewakili Islam politik, dan setelah
Sejak Indonesia memperoleh Soeharto, beberapa partai politik Islam
kemerdekaan, membahas ideologi politik baru, seperti Partai Bulan Bintang (PBB),
Islam tampaknya telah menjadi masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan
politik untuk waktu yang lama. lainnya, berfungsi sebagai representasi.
Nasionalisme dimotori muncul sebagai Kedua, politik Islam ditampilkan
dasar gerakan ini oleh Soekarno, yang oleh beberapa kelompok atau organisasi
harus menghadapi kekuatan politik Islam Muslim. Kelompok pertama memiliki
dalam konteks hubungan agama (Islam) agenda politik yang hampir sama. Karena
dan negara untuk membangun ideologi mereka tidak mengakui proses dan sistem
negara Indonesia. Jumlah konflik antara politik saat ini, kelompok atau organisasi
aktifis Islam dan kelompok nasionalis jauh ini bukan partai politik. Selain itu, mereka
3
tidak percaya pada organisasi sosial Gerakan nasionalis Indonesia telah
keagamaan Islam kultural dan partai menjadi isu politik sejak lama, dengan
politik Islam, yang merupakan bagian dari munculnya partai-partai nasionalis seperti
tradisi Islam di Indonesia. Mereka Partai Persatuan Nasional (NU) dan Partai
berpendapat bahwa partai politik dan Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKS).
organisasi Islam arus utama yang moderat Sistem politik Islam Indonesia telah
terlalu banyak menerima dan menerima dibentuk oleh berbagai kelompok yang pro
apa yang mereka anggap sebagai praktik dan kontra, menghasilkan pemerintahan
politik dan sistem yang tidak Islami. yang lebih demokratis dan transparan,
Sistem politik Islam Indonesia serta sistem politik Islam yang kuat. Hal
telah diwarnai oleh berbagai pro dan ini telah menyebabkan perpecahan antara
kontra. Hal ini telah menyebabkan situasi mereka yang mendukung Syariah Islam
politik Indonesia tidak hanya dipenuhi dan mereka yang menentangnya.
tuntutan terhadap kehidupan politik yang
DAFTAR PUSTAKA
lebih demokratis dan pengelolaan negara
yang bersih dan transparan, tetapi juga Jufri, A. "KONSEPSI POLITIK ISLAM
munculnya kelompok-kelompok Islamis DAN REALITAS RELASI ISLAM
(Islam Politik) yang menuntut Indonesia DAN." Jurnal Pemikiran Konstruktif
dekat kepada shari’at Islam. Kelompok ini Bidang Filsafat dan Dakwah, 2018: 43-55.
terentang dari mereka yang menginginkan
shari’ah Islam diberlakukan dalam bingkai Majdid, Nurcholis. "Agama dan Negara

negara Republik Indonesia hingga dalam Islam: Telaah Krisis atas Fiqh

kelompok-kelompok yang menginginkan Siyasah." Journal Article/ Jurnal Dakwah

Indonesia menjadi negara Islam. UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Suminto, H Aqib. Politik Islam Hindia


KESIMPULAN
Beland. Jakarta: LP3ES, 1985.
Berdasarkan pembahasan di atas,
penulis mengambil kesimpulan sebagai Zulifan, Muhammad. "Politik Islam di
berikut: Politik Islam bertujuan untuk Indonesia: Ideologi, Transformasi dan
menjadikan Islam sebagai alat politik dan Prospek dalam Proses Politik Terkini."
agama bagi pemerintah dan bangsa. Politik Indonesia: Indonesian Political
Pemerintah harus memiliki kemampuan Science Review, Juli 2016: 171-195.
untuk mengenali dan mengintegrasikan
ritual Islam ke dalam konteks budaya.
4

Anda mungkin juga menyukai