KARYA
BAHTIAR EFFENDY
DISUSUN OLEH;
HASRUL
(NIM: 21150340000010)
Judul Asli
Penulis
Bahtiar Effendy
Penerjemah
Penerbit
Democracy Project
(Paramadina dalam Edisi
Cetak)
Kota Terbit
Jakarta
Tahun
2011
Tebal Buku
512 Halaman
(Edisi Cetak)
Indeks
Ada
Daftar Pustaka
Ada
Biodata
Ada
Kata Pengantar
Ada
ISBN
A. PENGANTAR ISI
Sejak berakhirnya kolonialisme Barat pada pertengahan abad
ke-20, negara-negara Muslim (misalnya Turki, Mesir, Sudan,
Maroko, Pakistan, Malaysia, Aljazair) mengalami banyak
kesulitan dalam upaya mereka mengembangkan sintesis yang pas
antara gerakan-gerakan dan gagasan-gagasan politik Islam
dengan negara dalam lokalitasnya masing-masing. Di negaranegara tersebut, hubungan politik antara Islam dan negara
ditandai oleh ketegangan-ketegangan yang tajam, bahkan sampai
pada tahap permusuhan. Sehubungan dengan posisi Islam yang
menonjol
di
wilayah-wilayah
tersebut,
yakni
karena
kedudukannya sebagai agama yang dianut sebagian besar
penduduk, ini tentu saja merupakan kenyataan yang
menimbulkan tanda tanya. Kenyataan inilah yang telah menarik
perhatian sejumlah pengamat Islam politik, dan mereka pun
mengajukan pertanyaan: apakah Islam bisa sungguh-sungguh
sejalan dengan sistem politik modern, di mana gagasan negarabangsa merupakan salah satu unsur pokoknya. 1
Fenomena di ataslah yang menjadi inspirasi dan landasan
bagi penulis, Bahtiar Effendy dalam penyusunan buku ini.
Pembahasannya menyajikan secara mendalam akan hubungan
politik antara Islam dan negara di Indonesia. Buku ini
sebenaranya berasal dari disertasi penulis untuk meraih gelar
doktor pada Departemen Ilmu Politik, Ohio State University,
Amerika Serikat (AS). Judul aslinya adalah Islam and the State:
The Transformation of Islamic Political Ideas and Practices in
Indonesia, dan berhasil penulis pertahankan pada akhir musim
gugur tahun 1994.
Di Indonesia, dalam hal hubungan politiknya dengan negara,
sudah lama Islam mengalami jalan buntu. Baik rezim Presiden
Soekarno maupun Presiden Soeharto memandang partai-partai
politik yang berlandaskan Islam sebagai kekuatan-kekuatan
pesaing potensial yang dapat merobohkan landasan negara yang
nasionalis. Terutama karena alasan ini, sepanjang lebih dari
empat dekade, kedua pemerintahan di atas keras berupaya untuk
melemahkan dan menjinakkan partai-partai Islam. Akibatnya,
1 Bahtiar Effendy, Islam dan Negara; Transformasi Gagasan dan Praktik
Politik Islam di Indonesia (Jakarta: Democracy Project, 2011), Edisi Digital, h. 2.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
29
1965.
23
Alvabet, 1999.
24
C. APRESIASI ISI
Setelah memberikan uraian panjang lebar dan beberapa
komentar yang telah dikemukakan di atas dalam buku ini. Maka
sudah selayaknya juga memberikan beberapa penilaian,
diantaranya penilaian dalam bentuk apresiasi. Ini sudah
sepatutnya menjadi catatan penting mengingat isi dari buku ini,
yang berjudul Islam dan Negara; Transformasi Gagasan dan
Praktik Politik Islam di Indonesia karya Bahtiar Effendy
menyajikan dan mengeksplorasi informasi perkembangan dan
pertumbuhan politik di Indonesia, khususnya politik Islam.
Olehnya itu, berikut beberapa apresiasi yang patut diberikan
terhadap buku tersebut.
1. Gambaran yang Rinci Mengenai Hubungan Politik Islam di
Indonesia
Buku karya Bahtiar Effendy tersebut memberikan
pemahaman yang luas dan mendalam mengenai perkembangan
politik di Indonesia dan lebih khusus lagi dinamika politik
Islam. Beliau menyusun buku ini dalam 9 bab dan sebuah epilog
yang secara sistematis memberikan gambaran rinci seluk beluk,
perkembangan, hambatan dan rintangan serta solusi politik
Islam di Indonesia. Sisi uraian yang mendalam dari penulis
buku tersebut sungguh layak mendapatkan apresiasi dari
seganap pembaca.
2. Jawaban dan Solusi yang Memuaskan Terkait Dinamika Politik
Islam dan Negara
Selain uraian yang luas dan rinci mengenai politik Islam di
Indonesia dalam buku Islam dan Negara, karya Bahtiar Efendy,
juga menawarkan sejumlah penemuan-penemuan berupa
jawaban dan solusi dalam menjawab tantangan dan
permasalahn politik di Indonesia yang layak mendapatkan
apresiasi. Misalnya, perolehan suara politik Islam dalam
berbagai pemilihan umum relatif kalah bersaing dengan partai
nasionalis padahal penduduk Indonesia mayoritas Muslim.
Bahkan statistik menunjukkan semakin menurun. Uraian
jawaban pernyataan ini dapat dipahami dalam buku tersebut. 31
Lihat Bahtiar Effendy, Islam dan Negara; Transformasi Gagasan dan
Praktik Politik Islam di Indonesia (Jakarta: Democracy Project, 2011), h. 422.
31
25
26
E. PENUTUP
Hubungan politik dan agama tidak dapat dipungkiri akan
keterkaitannya dalam kehidupan. Politik sebagai wahana untuk
mencapai tujuan-tujuan dalam kehidupan bersama, adapun
Agama menjadi tuntunan untuk memperoleh keselamatan di hari
kemudian. Hubungan keduanya dalam praktik kehidupan
ternyata tidak semulus dengan perkiraan secara sepintas. Inilah
salah satu orientasi utama yang disinggung oleh Bahtiar Effendy
dalam penelitiannya.
Tema pembicaraan ini menjadi sangat penting untuk
diketahui demi memahami permasalahan di dalamnya, agar setiap
orang dapat memberikan reaksi yang positif dalam menangani
hubungan di antara keduanya, yaitu agama dan politik (negara).
Dikalangan masyarakat Islam pada umumnya kurang melihat
hubungan masalah politik dengan agama. Hal ini antara lain
disebabkan karena pemahaman yang kurang utuh terhadapan
cakupan ajaran Islam itu sendiri. Kuntowijoyo misalnya
mengatakan: Banyak orang bahkan pemeluk Islam sendiri, tidak
sadar bahwa Islam tidak hanya agama tetapi juga sebuah
komunitas (umat) tersendiri yang mempunyai pemahaman,
kepentingan dan tujuan-tujuan politik sendiri. Banyak orang
beragama tetapi hanya menganggap Islam adalah agama
individual, dan lupa kalau Islam juga merupakan kolektivitas.
Sebagai keloktivitas, Islam mempunyai kesadaran, struktur, dan
mampu melakukan aksi bersama.32
Senada dengan ungkapan Kuntowijoyo di atas, kehadiran
buku Bahtiar Effendy ini merupakan salah satu upaya untuk
memperlihatkan realita politik sesungguhnya agar dapat dipahami
bersama dalam kehidupan bernegara. Melalui buku ini yang
dianalisa dengan pendekatan historis dan interpretatif, semoga
dapat memberikan pemahaman yang komplit kepada semua orang
bahwa sesungguhnya antara agama dan negara dapat terjalin
hubungan yang harmonis. Seperti nampak dalam sejarah awal
Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad Saw, disamping ia
sebagai pemimpin agama, beliau juga sebagai pemimpin negara.
27
DAFTAR PUSTAKA
Basyaib, Hamid. dan Hamid Abidin (eds.), Mengapa Partai
in Indonesia.
28