HASRUL
By : Hasrul
Al-Quran
dengan
adalah
Kemukjizatan
kitab-kitab lainnya.
kitab
dan
Salah
suci
umat
Keistimewaan
satu
Islam
yang
keistimewaan
yang
sarat
tidak
dimiliki
tersebut
terletak
pada gaya bahasanya yang penuh dengan irama dan lagu. Irama
dan lagu tersebut sama sekali berbeda dengan jenis irama atau
jenis lagu dengan yang lainnya.
Sayyid Qutub mengatakan bahwa gaya bahasa dan untaian kata
al-Quran bebas sepenuhnya dari belenggu sajak dan segala bentuk
kaidahnya harus diindahkan dalam penggubahan syair Arab. Dengan
demikian, susunan kalimat dan gaya bahasa al-Quran bebas pula dari
tujuan yang umum dikenal dalam syair-syair dan sajak-sajak.
Demikian keterangan Subhi al-Shalih dalam bukunya.
Keterangan Sayyid Qutub di atas, mengingatkan bahwa karya
sastra bangsa Arab sekalipun, berbeda dengan Irama dan Lagu alQuran, apalagi irama dan lagu dari bangsa atau daerah lainnya.
Melantunkan ayat-ayat al-Quran dengan irama dan lagu dituntut dengan
baik, fasih, serta suara yang indah yang memang merupakan kewajiban
bagi setiap muslim. Menurut Muhsin Salim, Dosen Tajwid, Nagham dan
Qiraat Istitut PTIQ Jakarta, arah tuntutan tersebut ialah pola bacaan
tartil yang berlaku bersamaan dengan turunnya al-Quran. Hal ini
ditegaskan dalam surah al-Furqan ayat 32:
.
Artinya: Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa alQuran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah
By : Hasrul
.
Artinya: Bacalah al-Quran dengan Tartil yang optimal. (Q.S.
al-Muzzammil: 4)
Penekanan ayat di atas untuk membaca al-Quran bukan hanya
sekedar tartil, melainkan dengan tartil yang benar-benar berkualitas.
Demikian pesan Ahmad Fathoni, salah satu dosen Tajwid dan Qiraat
Institut PTIQ Jakarta dan IIQ Jakarta. Menurut Ali bin Abi Thalib, tartil
di sini mempunyai arti, (), yaitu membaguskan
bacaan huruf-huruf al-Quran dan mengetahui hal-ihwal waqaf.
Sehingga, maksud tartil di sini ialah melafazkan ayat-ayat al-Quran
sebagus dan semaksimal mungkin.
Demikianlah sekilas gambaran makna tartil dalam perspektif
untuk membaca al-Quran. Dalam ayat-ayat al-Quran, terdapat kata lain
yang sinonim (mutaradif) dengan kata Tartil tetapi memiliki makna yang
berbeda, yaitu Qiraah dan Tilawah. Untuk melihat sisi perbedaan ketiga
kata ini yang sama-sama diartikan membaca dalam bahasa Indonesia,
perhatikan definisinya masing-masing di bawah ini:
Tartil, yaitu membaca dengan ittisaq (terpadu) dan intizham
(tersistem)
secara
konsisten (istiqamah).
Tartil
menekankan
By : Hasrul
By : Hasrul
:
.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah,
telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al-Zuhri, dari Abu
Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw, beliau
bersabda: Allah tidak mengizinkan pada sesuatu pun, sebagaimana
Allah mengizinkan kepada Nabi untuk melagukan al-Quran. (H.R. AlBukhari, hadis ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim)
Abu Sufyan Wakie bin al Jarrah berkata terkait hadis di atas,
Tafsirnya ialah ( ) menyenandungkannya. Sebagian Sahabat
mengartikannya ( ) , yaitu melagukannya dengan suara
yang keras.
Dalam hadis lain, nabi menyatakan:
:
:
.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah
menceritakan kepada kami Abu Ashim, telah mengabarkan kepada kami
Ibn Juraij, telah mengabarkan kepada kami Ibn Syihab, dari Abu
Salamah, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda: Bukan
termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan al-Qur'an. (H.R.
Al-Bukhari)
Adapun keterangan mengenai keindahan beberapa bacaan
Sahabat ialah:
:
Dimensi Tartil, Qiraah, Tilawah, dan Nagham dalam al-Quran
By : Hasrul
.
:
- -
.
By : Hasrul
By : Hasrul
:
.
By : Hasrul
takalluf
(pemaksaan),
pembacanya
dianggap
terlalu
memaksakan untuk meniru lagu yang tidak lazim dalam membaca alQuran.
3. Adanya ashabiyah (fanatisme kesukuan). Syeikh Ali mencurigai
adanya kesan terlalu menonjolkan kejawaan atau keindonesiaan. Hal
ini dianggap membangun sikap ashabiyyah dalam ber-Islam. Padahal,
ashabiyah itu hukumnya haram.
By : Hasrul
10
By : Hasrul
11
By : Hasrul
Daftar Pustaka
Abu Da>wud, Sunan Abu Da>wud, Beirut, Da>r al-Kitab al-Araby, tt
Al-Bukha>ri>, Shahih Bukha>ri>, Beirut: Da>r Ibn Kas|i>r, 1407 H/1987 M
Al-Nasa>i>, Sunan al-Nasa>i>, Cet. I, Beirut: Da>r al-Kitab al-Ilmiyah, 1991
Al-Qattan, Manna Khalil. Studi Ilmu-ilmu al-Quran, Cet. XIV, Bogor:
Pustaka LiteraAntarNusa, 2011
Fathoni, Ahmad. Petunjuk Praktis Tahsin Tartil al-Quran, Jakarta:
Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ, 2010
Ibnu Maja>h, Sunan Ibnu Maja>h, Cet. III, Beirut: Da>r al-Fikr, tt
Majelis Ulama Indonesia, http://mui.or.id/mui/
Muhsin Salim, Ilmu Nagham al-Quran: Metode Membaca al-Quran
dengan Lagu, cet. III, Jakarta : YATAQI, 2008
Muslim Media News (MMM), http://www.muslimedianews.com/
Muslim, S{ah}i>h} Muslim, Beirut: Da>r al-Jiil, 1955
Qiraah,
Tartil,
dan
Tilawah,
https://web.facebook.com/notes/al-
falihin/qiraah-tartil-dan-tilawah-membaca/10153320506205136
Rima News; Bersuara denga Hari, http:// rimanews.com/
Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-ilmu al-Quran, Cet. XI, Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2011
Shihab, Quraish. Wawasan al-Quran; Tafsir Maudhui atas Pelbagai
Persolan Umat, Cet. XVIII, Bandung: Mizan, 2007
12