Anda di halaman 1dari 2

REVIEW BUKU

RELASI ISLAM DAN NEGARA,PERJALANAN INDONESIA


Disusun Sebagai Tugas
Mata Kuliah Sistem politik Islam Dan Politik Indonesia
Dosen Pengampu: A. Suryana Drajat,MA

Disusun Oleh:
FADLI YUHENDRI
51120041
Kelas A2 semester 4

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL,ILMU POLITI,DANHUKUM
INUVERSITAS SERANG RAYA
BAGIAN EMPAT
NO: 6
NKRI dan Pancasila dalam Pandangan NU

Dengan mengambil rujukan kitab Bughyah al-Mustarsyidin karya Al-Hadhrami, dinyatakan


bahwa negara HindiaBelanda wajib dipertahankan dari serangan luar, sebagai kewajiban
agama, karena negara tersebut menjamin kebebasan kepada umat Islam untuk menjalankan
ajaran agama mereka.

Pada ada muktamar Nahdlatul Ulama ke-11 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 8-12 Juni
1935, muncul pertanyaan mengenai status negara Hindia-Belanda yang notabene diperintah oleh
pemerintah yang bukan Islam dan orangorang yang tidak beragama Islam. Lalu keluarlah fatwa, untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan peserta muktamar, atau kongres . Kedua, Islam membiarkan hal-
hal yang berhubungan dengan bentuk negara, sistem pemerintahan, orientasi warga negara dan
ideologi politik mereka ditentukan oleh proses sejarah, di pihak lain. Kedua hal tersebut, menurut Gus
Dur, memungkinkan kaum muslimin untuk sekaligus memiliki kesetian kepada ajaran Islam, di
samping kesetiaan kepada negara yang bukan negara Islam.
Republik Indonesia yang Diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, yang pendiriannya
melibatkan para pemuka Islam, bukanlah negara Islam, meskipun dasar utamanya adalah Ketuhanan,
dan diperintah oleh sebagian besar orang-orang Islam. Maka, ketika negara yang baru berdiri ini
berada dalam ancaman musuh yang hendak meguasai kembali Indonesia, para ulama NU yang
dipelopori K.H. Dalam sidang-sidang Konstituante, Partai NU bersama partai-partai Islam lainnya
memang memperjuangkan agar Islam dijadikan sebagai dasar negara, dalam sebuah undang-undang
dasar yang baru. Sebelum Konstituante Menyelesaikan tugasnya menyusun pengganti UUDS 1950,
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit pada 5 Juli 1959 yang berisi pembubaran Konstituante dan
kembali kepada UUD 1945.
Wahid Hasyim yang ikut merumuskan Pancasila dan UUD 1945. Banyak organisasi yang
curiga, enggan dan menolak, terutama ormas keagamaan, tidak hanya Islam tetapi juga agama yang
lain. Melalui pembicaraan yang intensif antara ulama-ulama NU, khususnya K.H. " "Pancasila dan
Islam adalah hal yang dapat sejalan dan saling menunjang.
"Ibarat makanan, Pancasila itu sudah kita makan selama 38 tahun, kok baru sekarang kita
persoalkan halal dan haramnya." Ratusan kiai yang pada awalnya menolak asas tunggal Pancasila
sebagai satu-satunya asas organisasi, berangsur-angsur berubah sikap dan menyepakatinya. Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat Undang-
Undang Dasar 1945, yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian
keimanan dalam Islam. Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, Nahdlatul Ulama berkewajiban
mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang murni dan
konsekuen oleh semua pihak. Pada muktamar NU ke-27 tahun 1984 yang juga dilangsungkan di
Situbondo, secara tegas NU menyatakan dengan tegas bahwa NKRI dengan Pancasila dan UUD 1945
adalah bentuk final dari perjuangan umat Islam di Indonesia.
Achmad Siddiq kemudian merumuskan tiga model ukhuwah yang sangat terkenal, yaitu
ukhuwah islamiyah , ukhuwah wathaniyah , dan ukhuwah basyariyah atau persaudaraan umat
manusia.

Anda mungkin juga menyukai