Anda di halaman 1dari 22

Al-Dhikra: Jurnal Studi Quran dan Hadis

Vol. 2 No. 1, 2020; Hlm. 61-82


P-ISSN: 2503-2232

PERSPEKTIF AL-QUR’AN TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA

Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

(Institut PTIQ Jakarta)

Abstrak: Artikel ini mengungkap nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam Al-Qur’an yang
posisinya sebagai kitab suci umat Islam. Sedangkan Pancasila sendiri sebagai ideologi Negara
Indonesia yang dulunya dirumuskan atas kesepakatan para tokoh dari berbagai latar belakang
agama. Akan tetapi nilai-nilai tauhid dimuat dalam Pancasila justru terdapat di dalam Al-Qur’an,
yang meliputi sila pertama, sila kedua, sila ketiga, sila keempat, dan sila kelima. Artikel ini
membantah adanya penolakan dari sebagian kelompok HTI yang tidak dapat menerima ideologi
Pancasila karena dianggap bertentangan dengan prinsip Islam bahkan dianggap sebagai ideologi
kafir. Untuk menjawab problem tersebut, artikel ini mengungkap esensi dari isi Pancasila
kemudian mempertemukan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan. Sebagai argumen pelengkap,
penulis mengutip pendapat dari berbagai mufasir yang berbicara tentang tema ini. Dan semua
mufasir yang penulis kutip sepakat bahwa ayat-ayat yang penulis lihat difahami sebagaimana
terdapat dalam nilai Pancasila tanpa ada pertentangan sedikitpun. Itu artinya bahwa Pancasila
dapat ditafsirkan sesuai dengan nilai dan moral yang dikehendaki oleh Islam.

Abstact: This article is talking about the values of Pancasila in al-Qur’an; muslim’s holy book.
Pancasila which become an indonesian ideology has been formulated by prominent figures of
various religious backgrounds. However, the values of tauhid (the oneness of God) contained in
Pancasila are actually found in al-Qur’an including all principles of Pancasila. This article refuses
HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) groups opinion who rejects Pancasila as an ideology due to its
contradiction to Islamic principles and even supposes it as an unbeliever’s ideology. To answer this
problem, this article tries to explore the essence of Pancasila and its relevant to qur’anic verses. As
a complementary argument, I take various comments of exegetes discussing about this theme. I
have found that all commentators agree that al-Qur’an is containing the values of Pancasila without
any contradictions. This means that some verses of al-Qur’an have many interpretations dealing
with the values of Pancasila.

Kata Kunci: Nilai-nilai Pancasila, Perspektif Al-Qur’an, Negara Indonesia.

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


62 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

PENDAHULUAN lainya di Indonesia. Jejak ini bisa dilihat ketika


Indonesia masih merupakan kerajaan-kerajaan
Proses sejarah konseptualisasi Pancasila atau pada masa Nusantara. Ini merupakan
melintasi rangkaian perjalanan yang panjang, permasalahan pokok, sehinga pada saat itu
setidaknya dimulai sejak awal 1900-an dalam terdapat dua kelompok dalam memperjuangkan
bentuk ide-ide dari para pejuang-pejuang sebuah Ideologi negara pertama adalah
kemerdekaan Indonesia1. Walaupun pada kelompok nasionalis dan yang kedua adalah
dasarnya nilai-nilai inti Pancasila jauh telah kelompok agamis.
ada sebelum memasuki abad ke-19. Negara
Indonesia yang merupakan negara kepulauan Pada golongan agamis mengajukan
terbesar di Dunia memiliki sebuah pegangan usulan bahwa negara Indonesia agar
hidup bagi bangsanya yang merdeka dari mengunakan hukum Islam atau dalam agama
jajahan negara lain, pegangan hidup bangsa Islam disebut dengan Hukum Syari>at, dari
Indonesia itu disebut dengan Pancasila. golongan nasionalis menolak usulan tersebut
sehinga terdapat perdebatan yang dinamis
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa dalam menentukan landasan negara Indonesia
setatus negara yang memiliki wilayah yang coba kita perhatikan bersama-sama bagimana
luas seperti Indonesia ini terdapat warna warni para pendahulu kita berusaha menentukan satu
dalam setiap ruang dan waktu.Pancasila sendiri kebijakan yang bisa merangkul seluruh
tidak lahir dan muncul di negara Indonesia golongan rakyat Indonesia sebelum dan
begitu saja, melainkan hasil dari perjuangan sesudah dibacakanya proklamasi 17 Agustus
para pendahulu kita danpara peserta Panitia 1945 tersebut. Bagi sebagian Muslim,
BPUPKI dan PPKI. Tentu itu semua tidak Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dapat
mudah, karena semua pendahulu kita saja dianggap sebagai penghalang cita-cita
mencurahkan pikiranya dan fisiknya untuk negara Islam, dan menghianati kaum
menyelimuti negara Indonesia yang luas itu Muslimin.3 Pokok masalahnya, karena negara
dalam satu selimut ideologi Pancasila yang tidak secara eksplisit dan tegas mendasarkan
merupakan cikal bakal pegangan hidup bangsa pada Al-Qur’an dan Hadis.
Indonesia. Pada dasarnya setiap manusia di
dunia ini memiliki semangat mencintai tempat Pemikiran Islam dalam wawasan
dimana mereka tumbuh di dalamnya. Manusia kebangsaan Indonesia secara langsung telah
menginginkan tempat kelahirannys menjadi melahirkan Negara Kesatuan Republik
tempatnya menua dan menghabiskan masa Indonesia (NKRI). Ia tidak lahir begitu saja
hidupnya.2 dalam benak para bapak bangsa, melainkan ia
telah bersama dalam perjalanan sejarah bangsa
Salah satu yang dihadapi oleh para Indonesia.4 Asal-usul dan pertumbuhan
pendahulu kita dalam menentukan Ideologi gerakan politik di kalangan Muslim di
bangsa Indonesia ini adalah agama dan negara. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal
Jauh sebelum Indonesia merdeka, agama Islam usul dan pertumbuhan Sarekat Islam.5 Sarekat
telah ada dan memiliki peran penting dan kuat Islam atau SI sendiri bisa dikatakan sebagai
khususnya wilayah Sumatera dan pulau-pulau nasionalis religius politk, selanjutnya lumpuh

1 3
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi Nur Khalik Ridwan, Negara Bukan-Bukan
MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan Prisma Pemikiran Gus Dur tentang Negara Pancasila
Berbangsa dan Bernegara, hal. 27 (Yogjakarta: IRCiSoD, 2018), hal. 51
2 4
Lufaefi, Bela Indonesia Bela kemanusiaan Fokky Fuad Wasitaatmadja, Falsafah
Merekat Kesadaran Umat tentang Kekerasan atas Nama Pancasila (Epistemologi Keislaman Kebangsaan)
Agama, Nasionalisme, dan Formalisasi Syariat Islam (Depok: Prenamedia Group, 2018), hal. 3
5
Perspektif Al-Qur’an (Jawa Timur: Mitra Karya, 2019), Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di
hal. 49 Indonesia 1900 – 1942 (Jakarta: LPPES, 1980), hal. 114

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 63

oleh karena tindakan yang dilakukan oleh pada hal yang pertama bagaimana penolakan
Belanda. Tokoh-tokoh Islam yang berjuang Piagam Djakarta 22 Juli 1945 yang berisi
melahirkan negara republik Indonesia seperti klausul: “Ketuhanan dengan kewajiban
Samanhoedi, Cokrominoto, Agus Salim, menjalankan syari’at Islam bagi pemeluknya,”
Syaikh Ahmad Syurkati, Ahmad Dahlan, padahal piagam Djakarta tersebut sudah
Hasyim Asy’ari, dan lain-lain.6 disetujui oleh sidang konstituante, dalam
penolakan ini, “konsep presiden Soekarno
Ide kebangsaan dan ide ke-Islaman tentang Pancasila, walaupun ia tahu bahwa
menjadi menarik setidaknya disebabkan oleh agama adalah pilar penting masyarakat,
beberapa hal: pertama, dilihat bahwa nilai menolak posisi penting Islam dalam struktur
moral Islam telah membentuk dan menjadi roh negara, sebagaimana yang telah diperjuangkan
yang mengisi setiap nilai tauhid yang terdapat oleh kelompok Islam.”9 Sehinga menimbulkan
pada Pancasila. Sebuah Gagasan sila rasa benci kelompok Islam terhadap Soekarno
Ketuhanan yang Maha Esa tidak dari ruang dan pendukungnya.
hampa tanpa makna. Sila pertama pada
Pancasila lahir dari suatu konsep tauhid yang Pancasila kemudian menjadi basis
murni Islam yang memandang Allah sebagai ideologi negara Indonesia sampai saat ini.
titik awal berangkat, berkreasi membangun keberadaan Pancasila sebagai falsafah dasar
bangsa. Nilai tauhid itu menjadi roh utama negara semakin kuat setelah keluarnya intruksi
yang membentuk sila-sila selanjutnya dalam presiden RI nomor 12, tahun 1968, yang isinya
falsafah bangsa Pancasila. Kedua, bahwa menyebutkan bahwa Pancasila yang tata
wacana keislaman dengan tauhid sebagai urutan atau rumusan sila-silanya terdapat di
pondasi berbangsa melalui Pancasila dalam dalam alinea ke-4 pada pembukaan undang-
perjalanan sejarahnya telah mengalami pasang undang dasar 1945 maka itulah Pancasila yang
surut. Banyak pihak yang berupaya resmi, antara lain memuat unsur: Ketuhanan
memisahkan bahkan membenturkan nilai-nilai yang Maha Esa, Kemanusian yang Adil dan
tauhid dengan Pancasila, dengan kata lain Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
Islamversus Pancasila.7 yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan, Keadilan
Kelompok HTI misalnya, Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
mempertanyakan Pancasila sebagai dasar
negara yang sah secara keagamaan. Dalam Al- Riset ini mempertanyakan bagaimana
Banshasila Falsafah Kufr La> Tattafiq Ma’al perspektif Al-Qur’an terhadap nilai-nilai
Isla>m (Pancasila Falsafah Kafir Tidak Sesuai falsafah dalam Pancasila? Selama ini belum
dengan Islam) HTI mengkafirkan Pancasila banyak yang mengulas esesi Pancasila dari
karena dua alasan. Pertama, ia mengakomodir perspektif tafsir Al-Qur’an. Oktavia dalam
pluralisme agama. Kedua, memuat pluralisme skripsinya yang berjudul “Esensi Pancasila
Ideologi seperti humanisme, nasionalisme, Dalam Al-Qur’an (Studi Penafsiran Hamka dan
demokrasi dan sosialisme.8Kedua macam Quraish Shihab)” tahun 2018 lalu hanya
pluralisme ini mencederai kebenaran Islam mengurai pendapat Quraish Shihab. Lalu
sebagai agama dan Ideologi. Ini bisa dilihat makalah program Magister (S2) pendidikan
Islam dengan judul Pancasila dalam perspektif
6
Moeflich Habullah, Sejarah Sosial Intelektual Al-Qur’an (kaitan dengan Ideologi Negara)
Islam di Indonesia (Bandung: Pustaka setia 2012), hal. karya Ahmad Mulyono mahasiswa
29 pascasarjana institut Perguruan Tinggi Ilmu
7
Fokky Fuad Wasitaatmadja, Falsafah
Pancasila (Epistemologi Keislaman Kebangsaan, hal 4
8 9
Syaiful Arif, Islam, Pancasila, dan Moeflich Habullah, Sejarah Sosial Intelektual
Deradikalisasi meneguhkan Nilai Keindonesiaan Islam di Indonesia (Bandung: Pustaka setia, 2012), hal.
(Jakarta: PT Alex media kompotindo, 2018), hal. 185 39

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


64 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

Al-Qur’an Jakarta tahun 2016, hanya mencari merdeka.13 Kemudian penguatannya di era
kesesuaian nilai pancasila dengan ayat-ayat Al- kemerdekaan Indonesia baru terwujud melalui
Qur’an. Adapun yang dijadikan rujukan dalam setidaknya dua proses yaitu awal tahun 1900-
riset ini mengambil dari kitab Luba>b al-Tafsi>r an yang dimulai dengan organisasi-organisasi
min ibni kas\i>r, Tafsi>r al-Muni>r, Tafsir al- yang menyuarakan kemerdekaan. Dan yang
Misbah, Tafsir karya Prof. Dr. M. Yunan kedua pada saat pembentukan panitia BPUPKI
Yusuf. guna membahas segala persiapan menuju
kemerdekaan. Sejak wilayah negara Indonesia
masih menjadi Nusantara atau sebutan para
orang-orang Arab terhadap orang Indonesia
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
dengan sebutan al-Ja>wi (wilayah Nusantara),
Ideologi Pancasila merupakan kempulan sebelum kemerdekaan Indonesia, sebenarnya
gagasan dan keyakinan yang dipercayai dan nilai-nilai Pancasila itu sudah ada di dalam
dianut oleh suatu kelompok, dengan demikian lingkungan berkehidupan masyarakat kita, baik
Pancasila sebagai ideologi negara yang dari zaman Nusantara, sampai pada zaman
mengandung gagasan dan keyakinan yang penjajahan kolonialisme Belanda.14
dianut oleh seluruh bangsa Indonesia.10 Dengan
Nilai-nilai itu bisa diamati pada
demikian ideologi merupakan kumpulan-
kumpulan ilmu dan pemikiran yang menjadi perjalanan kesejarahan Indonesia. Namun jika
ditinjau dari segi bahasa, kata Pancasila sendiri
sesuatu konsep keyakinan yang dipegang oleh
berasal dari India yakni bahasa sansekerta
seseorang atau kelompok. Setiap ideologi
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat
idielanya harus mampu memadukan unsur
biasa adalah Prakerta. Bagi umat Budha
keyakinan (mitos), pengetahuan (logos), dan
terdapat suatu ajaran moral untuk mencapai
Tindakan (etos) yang di arahkan untuk
mewujudkan visi dan misi.11 Sedangkan sesuatu yang disebut dengan Nirwana untuk
mencapainya maka harus melalui Samadhi, dan
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari
setiap golongan memiliki perbedaan ajaran-
sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
ajaran moral, ada tiga ajaran moral tersebut
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat
pertama, yaitu: Dasasyiila, kedua, yaitu:
adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep
Saptasyiila, dan ketiga, yaitu: Pancasyiila.15
dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Lalu setelah berakhirnya masa kerajaan
Filsafat bisa juga diartikan sebagai suatu sikap Majapahit yang menganut agama Hindu-
seseorang yang sadar dan dewasa dalam Budha, berakhir juga popularitas bahasanya.
memikirkan segala sesuatu secara mendalam Kemudian Islam datang mengantikan kejayaan
dan ingin melihat dari segi yang luas dan Majapahit dan masuknya ajaran Islam tersebut
menyeluruh dengan segala hubungan.12 membawa perubahan terutama Pancasila yang
dimana nila-nilai Jawa yang kuat dan
Sejarah Pancasila tidak lahir mendadak
selanjutnya nilai-nilai tersebut mengalami
pada tahun 1945 akan tetapi perjalanan
pengaruh Islam yang tercermin dalam tradisi
Ideologi Pancasila memiliki proses yang
Islam Jawa yang dikenal dengan “lima
panjang berabad-abad jauh sebelum Indonesia
larangan” atau “lima pantangan” dalam tata

13
Zainul Ittihad Amin, Pendidikan
10
Yana Suryana Dkk, Pancasila dan Konstitusi, Kewarganegaraan (Jakarta: Penerbit Universitas
hal. 20 Terbuka, 2018), hal. 23
11 14
Yudi Latif,Wawasan Pancasila Bintang Yosua Praditya, Keamanan Di Indonesia
Penuntun Pembudayaan (Jakarta: Mizan, 2018), hal. 66 “Sebuah Kajian Strategi” (Depok: Nadi Pustaka, 2016),
12
Sarinah, Pendidikan Pancasila dan hal. 160
15
Kewarganegaraan PPKN di Perguruan Tinggi, hal. 24 Kaelen M.S, Pendidikan Pancasila, hal. 12

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 65

kehidupan masyarakat Indonesia. Lima norma Pancasila sebagai dasar negara dimulai
ini merupakan larangan bagi masyarakat Jawa pada persidangan pertama Badan Penyelidik
yang sesungguhnya bersifaat universal, Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
pertama, yaitu: Mateni, artinya membunuh; Indonesia (BPUPKI) yang didirikan oleh
kedua, Maling, artinya mencuri; ketiga, pemerintahan Jepang. Pembentukan BPUPKI
Madon, artinya berzina; keempat, Mabok, merupakan respon balasan Indonesia terhadap
artinya minum-minuman keras atau mengisap janji Jepang yang merupakan strategi Jepang
candu; dan yang kelima, Main, artinya dalam mengumpulkan kekuwatan guna
berjudi.16 melawan musuh-musuhnya pada perang dunia
ke-2. Dalam sidang BPUPKI terdapat dua kali
Kelima larangan ini tidak lain pertemuan sidang, kemudian sidang pertama
merupakan norma-norma sosial yang berlaku dan sidang kedua memiliki agenda yang
pada zamanya, jika dilanggar bisa berakibat berbeda.19 Adapun pada sidang pertama yang
pada kekacauan sosial, atau setidaknya terjadi dilaksanakan pada tanggal 29 Mei di gedung
pelanggaran hak asasi seseorang oleh angota Chuo Sangi In atau kantor Volksraad, DPR di
masyarakat lainnya. Ajaran-ajaran moral zaman pemerintah penjajahan Hindia
tersebut merupakan cikal bakal nilai-nilai yang Belanda.20
tertera pada setiap sila Pancasila. Ketika
bangsa Indonesia menyatakan untuk FUNGSI PANCASILA
melakukan perlawanan terhadap bangsa
penjajah ketika itu yaitu Belanda pada abad ke- Jika lebih dipahami dan diperhatikan Pancasila
20, maka pada saat itulah tampil dua sosok memiliki banyak fungsi dalam Negara
kelompok yaitu kelompok pembaharuan dan Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan
dan kelompok tradisional.17 Kedua kelompok hanya sebagai landasan Negara Indonesia, akan
tersebut saling bahu membahu dan bekerja tetapi bisa dikatakan sebagai ruh atau jiwa
sama melawan kolonialisem. bagi Bangsa Indonesia.

Kemudian selanjutnya menurut Fungsi pertama: Pancasila sebagai jiwa Bangsa


Suryana, dalam melihat asal mula hadirnya Indonesia.
Pancasila harus ada dua proses kausalitas yang Von Savigny menyatakan bahwa setiap
perlu diketahui, yaitu asal mula langsung dan bangsa mempunyai jiwanya masing-masing
asal mula yang tidak langsung.18 Pertama, pada
yang disebut dengan Volkgeist (jiwa rakyat
asal mula langsung, dijelaskan bahwa Pancasila atau jiwa bangsa).21 Jika dilihat sebelum
adalah ideologi yang murni dan lahir dari diri
Indonesia merdeka, Pancasila sebagai jiwa
bangsa Indonesia dan bukan filsafat atau bangsa Indonesia telah lahir yaitu pada masa
ideologi yang datang dari luar. Selanjutnya
Sriwijaya dan Majapahit, kemudian dipertegas
yang kedua, asal mula tidak langsung, oleh. Pringgodigdo dalam tulisan beliau
maksudnya nilai-nilai Pancasila sudah ada “Sekitar Pancasila” beliau mengatakan tanggal
sebelum kemerdekaan Indonesia dan nilai-nilai 1 Juni 1945 merupakan hari lahir istilah
tersebut adalah nilai dari segi agama, adat Pancasila, akan tetapi Pancasila itu sendiri
istiadat, dan budaya yang sudah ada sejak telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan
zaman dahulu.

19
Abu Tamrin dkk, Hukum Tata Negara, hal.
16
A. Ubaedillah, Pancasila Demokrasi dan 34
20
Pencegahan Korupsi (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 36 Zaim Uchrowi, Karakter Pancasila
17
Einar Martahan sitompul, NU dan Pancasila Membangun Pribadi Bangsa Bermartabad (Jakarta: PT
(Yogjakarta: LkiS, 2010), hal. 13. Balai Pustaka), hal. 29
18 21
Yosua Praditya, Keamanan Di Indonesia Darji Darmodiharjo dkk, Santiaji Pancasila,
“Sebuah Kajian Strategi”, hal. 155. hal. 6

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


66 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

adanya bangsa Indonesia. Searah dengan Yudi dimaksud sebagai kepribadian Bangsa
Latif, menurut beliau Presiden Soekarno 26
Indonesia. Menurut Dewan Perancang
mengatakan bahwa ia bukanlah penemu Nasional yang dimaksudkan dengan
gagasan Pancasila, karena nilai Pancasila sudah kepribadian Indonesia yakni: keseluruhan ciri-
ada sejak dahulu.22Presiden Soekarno hanya ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan
mengakui sebagai penggali nilai-nilai Pancasila bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
yang pada kenyataannya sudah ada sejak lama. lainya.27Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan dari garis
Fungsi kedua: Pancasila sebagai Perjanjian pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Luhur Bangsa Indonesia pada waktu Indonesia sepanjang masa.
Mendirikan Negara Indonesia,
Fungsi keempat: Pancasila sebagai Nilai dasar
Presiden Soeharto dalam pidatonya di Fundamental bagi Bangsa dan Negara
depan sidang DPRGR pada tanggal 16 Agustus Republik Indonesia.
1967, menyatakan bahwa Pancasila adalah
perjanjian luhur seluruh rakyat Indonesia yang Sebagai dasar filsafat negara serta
harus selalu kita bela selama-lamanya.23 sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
Konsep NKRI dan Pancasila adalah hasil hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang
ijtihad inklusif kelompok Islam dalamera bersifat sistematis, fundamental dan
pembentukan Negara Indonesia. Kewajiban menyeluruh, sehingga sila-sila Pancasila
umat Islam, sebagaimana kelompok lainya merupakan suatu kesatuan yang bulat dan
adalah menjaga dan melestarikan kesepakatan utuh, hierarkhis dan sistematis.28Pancasila
para pendiri bangsa untuk membentuk serta sebagai filsafat bangsa dan negara Republik
membangun bangsa yang ideal yang aman, Indonesia mengandung makna bahwa dalam
tentram dan damai.24 Sepanjang kekuasaan setiap aspek kehidupan kebangsaan
Orde Baru, Pancasila Hadir dalam setiap pidato kemasyarakatan dan kenegaraan harus
kepala negara dan pejabat bawahanya, hampir berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
tiada hari tanpa Pancasila. Masyarakat
Indonesia setiap saat mendengarkan pidato Fungsi kelima: Pancasila sebagai Pemersatu
pemimpin negara yang menyatakan arti Bangsa.
penting Pancasila dalam derap pembangunan Jika diperhatikan Bangsa Indonesia
Indonesia.25
yang terdiri dari berbagai pulau dan ragam
Fungsi ketiga: Pancasila sebagai Kepribadian suku budaya sehingga dikatakan sebagai suku
Bangsa Indonesia. bangsa yang pluralis, maka oleh karena itu,
sangatlah tepat jika ketika Pancasila dijadikan
Diwujudkan dalam sikap mental dan suatu pemersatu bangsa, karena jika
tingkah laku serta amal perbuatan sikap diperhatikan Pancasila memiliki nilai-nilai
mental. Sikap mental dan tingkah laku umum yang universal.29 Nilai-nilai inilah yang
mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan mampu mengakomodir semua perikehidupan
dengan bangsa yang lain. Ciri khas inilah yang yang ber-Bhinneka Tunggal Ika di
Indonesia.Maka dari itu, Pancasila juga dapat
22
Yosua Praditya, Keamanan Di Indonesia
“Sebuah Kajian Strategi” (Yogyakarta: Nadi Pustaka,
26
2016), hal. 161 Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar
23
Darji Darmodiharjo dkk, Santiaji Pancasila, Negara, hal. 13
27
hal. 7 Fokky Fuad Wasitaatnadja dkk, Spiritual
24
Abd. Muid N., Arah Baru Demokrasi Pancasila (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), hal. 13
28
Indonesia (Jakarta: Lecture Publisher, 2013) hal. 51 Kaelen M.S, Pendidikan Pancasila, hal. 67
25 29
A. Ubaedillah, Pancasila Demokrasi dan Yosua Praditya, Keamanan Di Indonesia
Pencegahan Korupsi (Jakarta: kencana, 2015), hal. 25 “Sebuah Kajian Strategi”, hal. 159

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 67

diterima oleh semua pihak.Wakil ketua MPR e. Nilai dan jiwa keadilan sosial.
Mayudi memberi keterangan Indonesia sebagai
negara besar yang memiliki banyak pulau, Fungsi ketujuh: Pancasila sebagai cita hukum
suku, budaya, dan bahasa karena kita punya (Rechtsidee) atau sumber segala sumber
Pancasila sebagai perekat bangsa Indonesia hukum.
yang majemuk ini. Masyarakat seharusnya
menyadari itu.Masyarakat harus memahami Pancasila sebagai cita hukum berarti
Pancasila sebagai Idealogi.30 segala bentuk hukum haruslah berdasar dan
berorientasi pada Pancasila. Menurut Purwoto,
cita hukum negara dan bangsa kita adalah
Fungsi keenam: Pancasila sebagai Pandangan Pancasila yang merupakan dasar negara dan
Hidup Bangsa Indonesia. falsafah atau pandangan hidup bangsa
Indonesia dan telah ditetapkan sebagai sumber
Setiap orang di manapun pasti dari segala sumber hukum dalam negara
mempunyai pedoman sikap hidup yang Republik Indonesia.33 Dalam tata hukum
menjadi peganganya dalam bersosialisasi atau Indonesia, yaitu muncul pasca reformasi
bermasyarakat. Demikian juga di Indonesia melalui Tap MPR Nomor 3 tahun 2000, yang
sikap hidup yang diyakini kebenaranya selanjutnya diubah dengan UU Nomor 10
tersebut disebut dengan Pancasila.31Nilai-nilai tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
yang terkandung dalam Pancasila tersebut Perundang-undangan, yang dinyatakan bahwa
berasal dari budaya masyarakat bangsa sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila.
Indonesia sendiri, maka pancasila merupakan Hal ini dipertegas dalam Muqadimah Undang-
inti dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia Undang 1945, serta batang tubuhnya.34
sehingga pancasila dapat disebut sebagai cita- Sebagaimana telah diketahui bahwasanya
cita moral bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dalam ranah falsafah hukum Pancasila, hukum
hidup bangsa atau Way of Life mengandung setidak-tidaknya harus mengandung dimensi
makna bahwa semua aktifitas kehidupan ketuhanan atau tidak bertentangan dengan
bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai ajaran agama, menghargai dan menjunjung
dengan sila-sila dari Pancasila, karena tinggi nilai kemanusiaan, menjaga persatuan
Pancasila juga merupakan kristalisasi dari dan kesatuan, berwatak demokratis, dan
nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari berintikan keadilan sosial.35
kehidupan bangsa Indonesia sendiri. 32 Nilai-
nilai yang dimiliki dan bersumber dari Fungsi kedelapan: Pancasila sebagai Sumber
kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Adapun Nilai.
nilai-nilai tersebut yaitu:
Pancasila sebagai sumber nilai bagi
a. Nilai dan jiwa ketuhanan dan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
keagamaan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Artinya,
b. Nilai dan jiwa kemanusiaan seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa
c. Nila dan jiwa persatuan dan negara Indonesia mengunakan Pancasila
d. Nilai dan jiwa kerakyatan- sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur
demokrasi

30
Https://aktual.com/mpr-pancasila-jadi-
33
panutan-dalam-kehidupan-keseharian dikutip pada Faiz Yonas Bo’a, Pancasila dalam Hukum,
tanggal 19/03/2021 pukul 08.50 hal. 18
31 34
Fokky Fuad Wasitaatnadja dkk,Spiritual Yosua Praditya, Keamanan Di Indonesia
Pancasila (Jakarta: prenadamedia group, 2018), hal. 11 “Sebuah Kajian Strategi,” hal. 158
32 35
Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia
Negara, hal. 13 (Yogyakarta: PTLKiS Pelangi Aksara, 2005), hal. 153.

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


68 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, ekonomi.40 Perlu dipahami bahwa pengertian
perbuatan dan tingkah laku.36 demikian merupakan penjelasan Pancasila yang
bersifat yuridis-ketatanegaraan.
Fungsi kesembilan: Pancasila Sebagai Dasar
Negara. Pancasila memenuhi syarat sebagai
dasar negara bagi negara kesatuan Republik
Sebagai dasar negara, Pancasila menata Indonesia dengan alasan sebagai berikut:41
negara yang merdeka dan berdaulat sehingga
tujuan nasional yang tecantum dalam UUD a. Pancasila memiliki potensi menampung
1945 alinea ke- 4 dapat tercapai. Selain itu keadaan pluralistik masyarakat
juga Pancasila merupakan sebagai dasar Indonesia yang beraneka ragam suku,
Negara, arah, dan petunjuk aktivitas agama, ras, dan antar golongan secara
perikihidupan bangsa Indonesia dalam berkeadilan yang sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. 37 Pancasila yang kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini
berkedudukan sebagai dasar negara maka ditunjukkan dengan sila kemanusiaan
seluruh kehidupan bernegara dan yang adil dan beradab.
bermasyarakat yang terkait dengan hal–hal b. Pancasila memiliki potensi menjamin
pokok kenegaraan di samping penyelenggaraan keutuhan negara kesatuan Republik
negara, semua harus sesuai dan dapat diatur Indonesia yang terbentang dari Sabang
berdasarkan Pancasila, di antaranya masalah sampai Marauke, yang terdiri atas
politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum ribuan pulau sesuai dengan sila
pendidikan dan lain-lain, termaksud juga persatuan Indonesia.
hubungan antara rakyat, kekuasaan serta c. Pancasila memberikan jaminan
penguasa.38 Sesuai dengan Pembukaan UUD berlangsungnya demokrasi dan hak-hak
1945, fungsi pokok Pancasila adalah sebagai asasi manusia sesuai dengan budaya
dasar negara, yang pada hakikatnya adalah bangsa. Hal ini selaras dengan
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau berkerakyatan yang dipimpin oleh
sumber dari tertib hukum, sebagaimana yang hikmat kebujaksanaan dalam
tertuang dalam Ketetapan MPRS permusyawaratan/perwakilan.
No.XX/MPRS/1966 (ketetapan MPR d. Pancasila menjamin terwujudnya
No.V/MPR/1973 dan ketetapan MPR masyarakat yang adil dan sejahtera
No.IX/MPR/1978).39 sesuai dengan sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat sebagai acuan dalam
Pada masa Orde Baru terdapat satu mencapai tujuan tersebut.
sistem hukum nasional, yaitu hukum yang e. Pada sila Ketuhanan yang Maha Esa,
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menjamin kebebasan untuk beribadah
dijadikan sebagai salah satu sarana penunjang sesuai dengan agama dan keyakinan
dan pelengkap terhadap pembangunan masing-masing. Kenudian pada sila
persatuan Indonesia, mampu mengikat
keanekaragaman dalam satu kesatuan
36
bangsa yang tetap menghormati
Yana Suryana Dkk, Pancasila dan Konstitusi,
masing-masing seperti apa adanya.
hal. 27
37
Yosua Praditya, Keamanan Di Indonesia f. Pancasila memberi jaminan
“Sebuah Kajian Strategi,” hal. 158 trealisasinya kehidupan yang
38
Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila
(Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia)
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2011),
40
hal. 84 Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia
39
Darji Darmodiharjo dkk, Santiaji Pancasila, (Yogyakarta: PTLKiS Pelangi Aksara, 2005), hal. 152
41
hal. 9 Irwan dkk, Pendidikan Pancasila, hal. 8

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 69

pluralistik, dengan menunjung tinggi antara lain dikemukakan oleh Muhammad


dan menghargai keberadaan. Yamin, Wiranatakoesoema, Soerio, Soesanto,
Tirtoprodjo, Dasaad, Agoe Salim, Abdoel
rachim Pratalykrama, Abdoel Kadir, Sanoesi,
NILAI-NILAI PANCASILA Bagoes Haikoesoemo, Soekarno bahkan
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila mengantarkan Mohammad Hatta dan Soepomo. 44 Ketuhanan
berasal dari kata Tuhan, yaitu Allah, pencipta
masyarakat Indonesia memiliki suatu akhlak
segala yang ada dan semua makhluk sedangkan
atau etika dalam tujuan hidup. Sesuatu
yang Maha Esa berarti Yang maha tunggal,
dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu:
tidak sekutu: esa dalam zat-Nya, esa dalam
berguna, berharga (nilai kebenaran, indah (nilai
sifatnya, Esa dalam perbuatanya, artinya
estetis), baik (nilai moral dan etis), religious
bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat yang
(nilai agama).42 Pengamalan nilai-nilai
banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat tuhan
Pancasila hanya dapat terlaksanakan apabila
adalah sesempurna-sempurnanya, bahkan
ada ketaatan dari penyelenggara negara dan
perbuatan Tuhan tidak dapat disamai oleh
warga negara.43 Ketaatan kenegaraan ini,
siapa pun. Jadi ketuhanan Yang Maha Esa
menurut Notonagoro (1974) dapat dirinci
mengandung pengertian keyakinan adanya
sebagai berikut:
Tuhan Yang Maha Esa.45
1. Ketaatan hukum, yang terkandung
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Pasal 27 (1) UUD 1945,
berdasarkan keadilan legal. mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
2. Ketaatan kesusilaan, berdasarkan atas
sila kedua Pancasila yakni sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini
menyatakan bahwa angsa Indonesia adalah
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
bangsa yang religius, bukan bangsa yang
3. Ketaatan keagamaan, berdasarkan atas
ateis.46 Sehinga pengakuan terhadap Tuhan
sila pertama Pancasila; Pasal 29 (1)
diwujudkan dengan perbuatan untuk taat pada
UUD 1945; berkat rahmat Allah Yang
perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya
Maha Kuasa dalam alinea ketiga
sesuai dengan ajaran atau tuntunan agama
Pembukaan UUD 1945.
yang dianutnya.
4. Ketaatan mutlak atau kodrat atas dasar
bawaan kodrat daripada organisasi Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan
hidup bersama dalam bentuk beradab.
masyarakat, lebih-lebih dalam bentuk
negara serta organisasi 1) Mengakui persamaan derajat,
kemasyarakatan, yang meliputi persamaan hak, dan persamaan
lingkungan hidup kebendaan, kewajiban antara sesama manusia.
kerohanian dan religius; lingkungan 2) Saling mencintai sesama manusia.
hidup sosial-ekonomis, sosial-politis 3) Mengembangkan sikap tenggang rasa
dan sosial-kultural. dan teposeliro.
4) Tidak semena-mena terhadap orang
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Pernyataan akan pentingnya nilai
ketuhanan sebagai fundamen kenegaraan 44
Yudi Latif, Mata Air Keteladanan Pancasila
dalam Perbuatan (Jakarta: Mizan, 2016), hal. 10
42 45
C.S.T. Kansil, Pancasila dan Undang-undang Darji Darmodiharjo dkk, Santiaji Pancasila,
Dasar 1945 (Jakarta: Pradnya paramita, 2000), hal. 89 hal. 29
43 46
Yudi Latif, Wawasan Pancasila Bintang Yulia Djahir, Suplemen Buku Ajar
Penuntun Pembudayaan (Jakarta: Mizan, 2018), hal. 144 Pendidikan Pancasila, hal. 23

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


70 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

6) Gemar melakukan kegiatan dipupuk, dan dipelihara hingga menjadi sikap


kemanusiaan. yang betul-betul kuat. Persatuan Indonesia
7) Berani membela kebenaran dan dalam Sila ketiga ini mencakup persatuan
keadilan. dalam arti ideologis, politik, ekonomi sosial
8) Bangsa Indonesia merasa dirinya budaya dan keamanan.
sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkan Persatuan Indonesia ialah persatuan
sikap hormat menghormati dan bekerja kebangsaan Indonesia yang dibentuk atas
sama dengan bangsa lain.47 bersatunya beragam latar belakang sosial,
budaya, politik, agama, suku, bangsa, dan
Jika disarikan, nilai-nilai yang ideologi yang mendiami wilayah Indonesia
terkandung dalam Pancasila dalam sila kedua bersepakat menyatakan sebagai satu bangsa,
ada dua poin yaitu: Pertama perlakuan satu tanah air, dan satu bahasa yang didorong
terhadap manusia secara adil, tidak memihak untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
dan berpegang kepada kebenaran dan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan
kedua beradab maksudnya berbudi luhur, berdaulat dengan satu bendera Negara, satu
sopan, dan bersusila.48 Dalam sila kemanusiaan bahasa Negara, satu lambang Garuda
terkandung nilai-nilai bahwa negara harus Pancasila, serta satu Lagu Kebangsaan
menjunjung tinggi harkat dan martabat Indonesia Raya.49 Menurut sensus BPS (Badan
manusia sebagai makhluk yang beradab. Maka Pusat Statistik) suku dan ras di Indonesia
dari itu dalam kehidupan kenegaraan ini mencapai 300 kelompok etnik dan 1.340 suku
khususnya dalam peraturan perundang- bangsa di Indonesia.50
undangan negara harus mewujudkan Dalam agama Islam persatuan
tercapainya tujuan ketinggian harkat dan merupakan hal yang sangat penting dan
martabad manusia, terutama hak-hak, kodrat merupakan sebuah asas kekuatan dan
manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus kebahagian dalam kehidupan. Pada kitab suci
dijamin dalam peraturan perundang-undangan Al-Qur’an tidak hanya menekankan semangat
negara Indonesia. Sehingga nilai kemanusiaan pengorbanan diri, akan tetapi juga mendesak
yang beradab merupakan perwujudan nilai para pemeluknya untuk menjauhkan diri dari
kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya
sebuah sikap mementingkan diri sendiri.51
bermoral dan beragama. Begitu juga dalam hadis-hadis Rasulullah saw
Sila ketiga: Persatuan Indonesia. juga banyak menjelaskan sebuah persatuan dan
sikap saling menghormati dan menjaga yang
Pada sila ketiga ini Bersatu menjadi wajib diperhatikan dan dilakukan dalam
sikap yang terpenting dalam keseharian kehidupan sehari-hari. Kedudukan agama
bermasyarakat. Sikap demikian terbangun dari dalam bernegara adalah menciptakan sebuah
kesadaran mendalam bahwa bangsa ini perdamaian dan memupuk sebuah kesatuan
terbangun oleh beragam manusia dengan ciri manusia di mana saja. Kitab suci umat Islam
dan latar belakang yang berbeda-beda. Semua yaitu Al-Qur’an memerintahkan umat Islam
orang yang terikat oleh rasa kasih sayang itu untuk tidak saja memperhatikan dan mengurus
telah bersatu membangun bangsa dan negara diri sendiri. Ciri-ciri kreteria umat Islam yaitu
Semestinya wujud bersatu itu terus disiram,
49
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi
47
Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan
Kewarganegaraan, hal. 41 Bebangsa dan Bernegara, hal. 64
48 50
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Yosua Praditya, Keamanan Di Indonesia
Indonesia, Bahan Tayang Materi Sosialisasi (Pancasila, “Sebuah Kajian Strategi” hal.174
51
UUD NKRI Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Abdurahman Wahid dkk, Islam tanpa
Ika), hal. 8 kekerasan (Yogyakarta: LkiS, 2000), hal. 164

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 71

memperhatikan kondisi dan keadaan dalam arti masyarakat memiliki kekuasaan


lingkungan saudaranya bukan hanya sepenuhnya dalam menjaga kesetabilitasan
lingkungan pribadinya saja. negara khususnya Indonesia yang
menganutsistem Demokrasi Pancasila. Salah
Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh satu keunggulan dari sistem demokrasi ialah
Hikmat Kebijaksanaan dalam adanya hak dan kewajiban bagi rakyat untuk
Permusyawaratan/Perwakilan. mengontrol, mengawasi, menasehati, dan
mengkritisi pemimpin yang berkuasa.55
Musyawarah berasal dari bahasa Arab
Bermusyawarah sendiri telah dicontohkan oleh
yaitu syawara yang memiliki arti berunding,
Rasulullah saw dalam menyelesaikan
urun rembuk atau mengatakan atau
permasalahan-permasalahan yang ada pada
mengajukan sesuatu, maka dari itu
zaman itu. Rasul selalu mengajak para kerabat
musyawarah adalah suatu upaya untuk
dan sahabat untuk senan tiasa dalam
memecah persoalan (mencari jalan keluar) guna
bermusyawarah hal ini adalah bentuk aplikasi
mengambil keputusan bersama dalam
dari Al-Qur’an yaitu pada ayat 223 pada surat
penyelesaian atau pemecahan masalah yang
al-Baqarah, dan 38 pada surat Asy-syura.
menyangkut urusan keduniawian dan
musyawarah sendiri merupakan bagian dari
sistem Demokrasi.52 Sila kelima: keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Arti dari musyawarah-mufakat dalam
kehidupan bebangsa dan bernegara adalah Dalam sila kelima ini mengandung
nilai-nilai yang merupakan tujuan negara
bahwa sebuah keputusan yang dihasilkan tidak
didikte oleh golongan mayoritas atau kekuatan sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di
dalam sila kelima tersebut mengandung nilai
elite politik dan pengusaha, melainkan
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan
dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan yang
bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai
memuliakan daya-daya rasionalitas
oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu
deliberative dan kearifan setiap warga negara
keadilan dalam hubungan manusia dengan
tanpa pandang bulu.53 Maka nilai-nilai yang
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain,
terdapat pada sila keempat kerakyatan yang
manusia dengan masyarakat, bangsa dan
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
negaranya serta hubungan manusia dengan
permusyawaratan/perwakilan mengandung
nilai-nilai sebagai berikut: Tuhan.56 Secara khusus, keadilan sosial dalam
sila kelima Pancasila ini menjelaskan prinsip
1. Rakyat memiliki kedaulatan; keadilan dan kesejahteraan ekonomi, atau apa
2. Nilai Demokrasi; yang disebut Soekarno sebagai prinsip social
3. Prinsip Musyawarah; rechtvaardigheid. Yakni, bahwa persamaan,
4. Rakyat memiliki Perwakilan.54 emansipasi dan partisipasi yang dikehendaki
bangsa ini bukan hanya di bidang politik,
Demokrasi merupakan kekusaan melainkan juga di bidang perekonomian.
sepenuhnya yang dipegang oleh masyarakat Prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial

52
Edi Warsidi, Pancasila dalam Praktik
Bermasyarakat, hal. 50
53
Wimmy Halim, Bangkitlah Pancasila Sebuah
Gagasan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Jawa
Timur: Universitas Brawijaya Press, 2014), hal. 12
54 55
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Afifuddin Muhajir, Fiqih Tata Negara:
Indonesia, Bahan Tayang Materi Sosialisasi (Pancasila, Upaya Mendialogkan Sistem Ketatanegaraan Islam,
UUD NKRI Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal (Yogjakarta: IRCiSoD, 2017), hal. 109
56
Ika), hal. 8 Kaelen M.S, Pendidikan Pancasila, hal. 77

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


72 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

menurut sila kelima Pancasila tidaklah sama agama, dan tidak dipergunakan untuk
dengan prinsip komunisme dan liberalism.57 menggantikan kedudukan agama.
b. Sila ketuhanan yang maha esa sebagai
Keadilan sosial adalah menerapkan dasar negara menurut pasal 29 ayat 1
masyarakat pada kedudukan yang sama dalam UUD 1945 yang menjiwai sila-sila
hukum dan hak sebagai warga negara yang lain mencerminkan tauhid
(equality). Di samping itu memiliki menurut pengertian keimanan dalam
kesempatan yang sama terhadap akses Islam.
pelayanan untuk public seperti pendidikan, c. Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah
kesehatan, peningkatan daya beli, dan lain akidah dan syari’ah meliputi aspek
lain.58 Dalam lingkungan masyarakat Islam, hubungan manusia dengan Allah dan
para pemilik kekayaan dan mereka yang hubungan antar manusia.
memiliki kendali atas sarana produksi harus d. Penerimaan dan pengamalan Pancasila
mengelola dan memanfaatkan kekuasaan merupakan perwujudan dan upaya
ekonomi, hak milik dan sumber daya sebagai umat Islam Indonesia untuk
amanah masyarakat, bukan hanya sebagai menjalankan kewajiban agamanya.
pemegang mutlak atau penguasa.59 Pada saat e. Sebagai konsekuensi dari sikap
setiap individu masyarakat berakhlak dan tersebut di atas, Nahdlatul Ulama
berpola pikir ilahiah, maka masyarakat itu berkewajiban mengamankan pengertian
sendirilah yang nantinya bangkit menegakkan yang benar tentang Pancasila dan
keadilan serta membentuk tatanan kehidupan pengamalannya yang murni dan
yang adil. Sebagai negara Yang menjunjung konsekuen oleh semua pihak.60
tinggi nilai-nilai kesejahteraan dalam
bernegara oleh sebab itu negara republik Gus Dur sudah memikirkan sejak awal
Indonseia bukan negara Yang memiliki paham tentang penerimaan negara Pancasila, jauh
ekonomi pasar Yang bebas Dan bursa ide Yang lebih dulu dari pada keputusan Munas Alim
bebas. Kebijakan tersebut di terapkan guna Ulama di Situbondo yang menghasilkan
melindungi rakyat Indonesia dari perampasan keputusan soal Pancasila (yang diadakan pada
ekonomi Yang dilakukan oleh pemilik modal. bulan Desember Tahun 1983).61 Dalam
Pandangan Gus Dur, meskipun negara
Pandangan Ulama Tentang Ideologi Pancasila
Pancasila tidak secara tegas sebagai negara
Dalam Deklarasi Hubungan Pancasila agama, bukan berarti negara Pancasila tidak
dan Islam, sebagai keputusan Munas Alim membolehkan umat Islam menjalankan syariat
Ulama Nahdlatul Ulama tahun 1983 di agamanya. Ideologi Pancasila tidak berada
Situbondo, sebagai berikut: pada kedudukan lebih tinggi dari agama Islam
atau agama lainya, terutama karena Pancasila
a. Pancasila sebagai dasar dan falsafah menjamin hak setiap pemeluk agama untuk
Negara Republik Indonesia adalah melaksanakan kewajiban agama masing-
prinsip fundamental namun bukan masing.62 Ada enam agama yang diakui atau
agama, tidak dapat mengantikan dianut oleh bangsa Indonesia (Islam, Kristen
60
Tim Bahtsul Masail Himasal, Fikih
Kebangsaan (Merajut Kebersamaan di Tengah
57
Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi Kebhinekaan), (Lirboyo: Lirboyo Press dan LTN
MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan Himasal Pusat, 2018), hal. 31
61
Bebangsa dan Bernegara, hal. 79 Nur Khalik Ridwan, Negara Bukan-Bukan
58
Sa’adih Al-Batawi, Islam Dan Restorasi (Prisma Pemikiran Gus Dur tentang Negara Pancasila),
Pancasila (Jakarta: Saluni, 2018), hal. 167 hal. 191
59 62
Abdurahman Wahid, Islam tanpa kekerasan Ali Masykur Musa, Pemikiran dan Sikap
(Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2000), hal. 130 Politik Gus Dur, hal. 101

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 73

Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan disadari bahwa itu merupakan bagian nilai-
Konghuchu) agama ilahi yang mewarnai ragam nilai Pancasila.65
bangsa Indonesia, maka dari itu, negara
mengatur semua hal-hal tentang keagamaan Kemudian menurut ketua Tanfidiyah
serta toleransi antar umat beragama yang PBNU yaitu As’ad Said Ali bahwa Pancasila
tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 merupakan suatu konsensus dasar yang
pasal 29 ayat 2, “Negara menjamin menjadi syarat utama terwujudnya bangsa
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk yang demokratis.66 Merujuk pernyataan
memeluk agamanya masing-masing dan untuk Ahmad Siddiq, Peletak Dasar Khitthah NU:
beribadat menurut agamanya dan “Nahdlatul Ulama menerima Pancasila
kepercayaannya.63 menurut bunyi dan makna yang terkandung di
dalam Undang-undang 1945 (bil lafd}i wal
Gus Dur menganggap Pancasila sebagai ma’na al mura>d), dengan rasa tanggung jawab
kompromi kehidupan politik yang dan tawakal kepada Allah.67
memungkinkan semua warga Indonesia hidup
bersama dalam satu kesatuan pada linkup Ahmad Sidiq dalam argumennya
nasional di negara non-Islam.64 Pancasila menjelaskan mengenai ideologi, menurutnya
sendiri merupakan asas toleransi untuk ideologi adalah salah satu tujuan secara filosofi
menciptakan sebuah masyarakat yang terkait program perjuangan, taktik dan strategi,
demokratis, khususnya dalam masyarakat target dan lain-lain, dan setiap ideologi
Islam itu sendiri. merupakan hasil dari buah pemikiran manusia
yang sangat baik tapi tidak akan menjadi
Hasyim Muzadi pada acara Gerakan agama tak terkecuali Pancasila yang
Pemantapan Pancasila dalam rangka merupakan ideologi nasional. Ahmad Sidiq
memperingati Hari Kesaktian Pancasila di juga menjelaskan Pancasila sebagai sebuah
Taman Mini Indonesia Indah pada tanggal 1 ideologi buatan manusia oleh karena itu, dia
Oktober 2012, beliau berargumen, tanda dari menyarankannya membicarakannya dengan
Pancasila itu sakti, yaitu ketika tenggelam atau rasio dan ilmu pengetahuan yang berkembang,
ditenggelamkan, maka bangsa ini akan dan tidak mencampurkannya dengan agama.
“semrawut” dan “korat-karit” seperti yang saat
ini kita rasakan tanda-tandanya. Bangsa Pancasila bersifat duniawi, maka
kehilangan jimat “Kalimo Sodo”. Bangsa yang seharusnya tidak menjadi agama, dan agama
kehilangan pegangan ini bisa beranggapan Ilahi pun seharusnya tidak menjadi Pancasila.
bahwa sesuatu yang fatamorgana menjadi Agama Islam adalah agama wahyu Allah,
terlihat seperti kebenaran. Lanjut Hasyim bukan hasil pemikiran manusia, bahkan bukan
menegaskan bahwa jika Dunia ini bersedia hasil dari pemikiran Nabi Muhammad saw.
jujur, sebetulnya dunia pelan-pelan menjurus menurutnya, seorang penganut agama apapun
kepada Pancasila, sekalipun itu tidak mungkin menyetujui filsafat, ideologi, budaya,
diketahui, apakah itu Pancasila atau tanpa dasar negara, dan sebagainya, selama sebagai

65
Sofiuddin, Pusaka Kebangsaan (Sinergitas
Islam dan Indonesia) (Tangerang: Pustaka Compass,
2018), hal. 96
66
Afifuddin Muhajir, Fiqih Tata Negara (Upaya
63
Abd. Muid N, Arah Baru Demokrasi Mendialogkan Sistem Ketatanegaraan Islam),
Indonesia, hal. 63 (Yogjakarta: IRCiSoD, 2017), hal. 22
64 67
Gustiana Isya Marjani, Wajah Toleransi NU Tim Bahtsul Masail Himasal, Fikih
(Sikap NU terhadap Kebijakan Pemerintah atas Umat Kebangsaan (Merujut Kebersamaan di Tengah
Islam), hal. 118 Kebhinekaan), hal. 31

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


74 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

ideologi dan lain-lain tidak bertentangan ESENSI PANCASILA PERSPEKTIF AL-


dengan agama.68 QUR’AN
Wawasan kebangsaan yang dianut oleh Sila Pertama
NU sejalan dengan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945. Penerimaan Pancasila bagi Akar kata Tauhid adalah Ahad (Satu
NU memberi makna politik bahwa penafsiran atau Esa) tauhid adalah fondasi dari semua
Pancasila bukan monopoli pemerintah semata, agama samawi. Tauhid berarti ke-Tuhanan
melainkan dapat ditafsirkan oleh seluruh warga yang maha Esa. Dan semua agama Samawi
Negara. Lanjut Gus Dur menjelaskan hubungan mengajak dan menggingatkan umatnya agar
antara keputusan NU dan konsep NU sendiri mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan,
tentang Pancasila dengan menyatakan menolak tidak menyembah kecuali kepada Allah swt. 71
penafsiran pemerintah tentang Pancasila yang Unsur paling penting dari akidah ialah
serba mencakup dan mendominasi berdasarkan keyakinan yang bulat dan mutlak bahwa Allah
konsep negara integralistik.69 Swt itu Esa atau tunggal (monoteisme) tidak
Pancasila tidak bertentangan dengan berbilang atau banyak (politeisme) Tauhid.72
agama Islam. Pancasila yang merupakan asas Aqidah berasal dari kata ’aqd yang memiliki
tunggal dalam kehidupan berbangsa dan arti pengikatan. ‫ اعتقدْت كذا‬artinya “saya ber-
bernegara tidak memiliki nilai-nilai yang itikad begini”. Maksudnya saya mengikat hati
bertentangan dengan agama Islam. Bahkan jika terhadap hal tersebut. Jadi akidah adalah apa
dilihat dan diperhatikan lebih jelas lagi ke-lima yang diyakini oleh seseorang. Dan jika
nilai-nilai pancasila mengandung nilai-nilai dikatakan, “dia memiliki akidah yang benar,”
Islam yang menjunjung tinggi kemanusiaan, berarti akidahnya bebas dari keraguan.73
seperti: Tauhid adalah meyakinkan keesaan
a. Menghormati perbedaan keyakinaan. Allah dalam rububiyah, ikhlas beribadah
b. Bersikap netral di antara para pemeluk kepadanya, serta menetapkan baginya nama-
agama berbeda. nama dan sifat-sifatnya, dan tauhid terbagi tiga
c. Menjaga hak-hak kemanusiaan macam yaitu: tauh}i>d rububiyah, tauh}i>d
d. Menjaga hak-hak perbedaan pendapat. ulu>hiyyah, tauh}i>d asma’ wa sifat.74 Kemudian
e. Menjaga hak dan kewajiban sesuai sebagian besar ayat-ayat monoteistik Al-
dengan undang-undang yang telah Qur’an bersandar pada “tauhid dalam perintah
disepakato bersama.70 dan petunjuk” dan “tauhid dalam ibadah dan
ketaatan” kepada satu Tuhan.75 Menurut Prof.
Muhsin Qiraati dalam bukunya, Tauhid adalah
mengakui hanya Allah-lah “Raja bagi

71
Muhammad Thohir, Ayat-ayat Tauhid
(Pencerahan Aqidah Tauhid Berpadu Logika Sains
68
Gustiana Isya Marjani, Wajah Toleransi NU IPTEK), (Surabaya: PT bina ilmu, 2009), hal. 19
72
(Sikap NU terhadap Kebijakan Pemerintah atas Umat Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah
Islam), hal. 122 Al-Qur’an, hal. 24
69 73
Ali Masykur Musa, Pemikiran dan S\ikap Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan,
Politik Gus Dur, hal. 103 Kitab Tauhid 1 (Jakarta: Akafa press, 1998), hal. 3
70 74
Tim Bahtsul Masail Himasal, Fikih Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan,
Kebangsaan (Merujut Kebersamaan di tengah Kitab Tauhid 1 (Jakarta: Akafa press, 1998), hal.19
75
Kebhinekaan) (Lirboyo: Liroboyo pres dan LTN Muhammad Husayni Beheshti, Tuhan
Himasal Pusat, 2018), hal. 27 menurut Al-Qur’an, (Jakarta: Al-Huda, 2003), hal. 86

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 75

manusia”, beriman kepada ketunggalan Allah, anak.78 Mengharapkan kehadiran seorang anak
dan meyakini Allah itu Esa.76 bagi mahkluk, terutama manusia adalah
sesuatu yang sangat berarti. Juga bila Dia
Islam sebagai agama memiliki beberapa diperanakkan membuat Dia tidak tunggal lagi.
prinsip yang harus dipegang teguh oleh
pemeluknya, salah satu prinsip krusial yang Pengakuan terhadap ke Maha Esaan
terdapat dalam agama Islam ialah prinsip Allah berarti meyakinkan, bahwa tidak ada
tauhid, dan pada prinsip ini menjelaskan bahwa sesuatu pun yang menyamaiNya. Dengan
seluruh manusia ada di bawa ketetapan yang demikian berarti mengakui nya sebagai wujud
sama sebagai hamba Allah swt. 77 Dalam mutlak yang merupakan sumber dari segala
prinsip tauhid mengesakan Allah swt wujud yang ada, sedangkan selainNya adalah
merupakan sesuatu yang tidak bisa diubah- nisbi belaka. Kemutlakan Tuhan berarti Dia
ubah. Mengesakan Allah swt merupakan mampu mengatasi segalanya. Ia tidak
kewajiban yang kuat bagi pemeluk Islam. terjangkau oleh makhluk dan tak terbatas oleh
Sehingga suatu pelanggaran yang berat bagi ruang dan waktu.79
umat Islam yang melanggar prinsip tauhid atau
menduakan keesaan Allah swt Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-
An’am ayat 103:
Allah swt berfirman di surat Ali Imran
ayat 64: ُ ِ‫يف ا ْل َخب‬
‫ير‬ ُ ِ‫ار ۖ َوه َُو اللاط‬
َ ‫ص‬َ ‫ار َوه َُو يُد ِْركُ ْاْل َ ْب‬
ُ ‫ص‬َ ‫ََّل تُد ِْركُهُ ْاْل َ ْب‬

‫س َواءٍ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَكُ ْم أ َ اَّل نَ ْعبُدَ إِ اَّل‬


َ ‫ب تَعَالَ ْوا إِلَ ٰى َك ِل َم ٍة‬ ِ ‫قُ ْل يَا أ َ ْه َل ا ْل ِكت َا‬ “Dia, tak dapat dicapai oleh
َ
ِ ‫ضنَا بَ ْعضًا أ ْربَابًا مِ ْن د‬
‫ُون‬ ُ ‫ش ْيئًا َو ََّل يَتاخِ ذَ بَ ْع‬ َ ‫َّللا َو ََّل نُ ْش ِركَ بِ ِه‬ َ‫ا‬ penglihatan mata, sedang dia dapat melihat
‫م‬ ‫ل‬‫س‬ ‫م‬
َ‫ِ ُ ْ ِ ُ ون‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫أ‬ ‫ب‬ ‫ُوا‬ ‫د‬‫ه‬َ ْ
‫ش‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬‫و‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ف‬ ‫ا‬‫و‬ْ َ ِ ِ ‫اللا‬
‫ا‬ ‫ل‬‫َو‬ ‫ت‬ ْ
‫ن‬ ‫إ‬ َ ‫ف‬ ‫ه‬ segala yang kelihatan: dan dialah yang
mahaluas lagi maha mengetahui”.
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) Kemudian Al-Qur’an mengunggkapkan
yang tidak ada perselisihan antara kami dan tentang Tuhan melalui nama-namanya dan
kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah nama-namaNya yang paling banyak disebut di
dan tidak kita persekutukan dia. Dia dengan dalam Al-Qur’an ialah lafad} jala>lah “Allah”,
sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita yang diungkap sebanyak 2799 kali dan lafaz
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan Allah tersebut berasal dari akar kata “ila>h”
selain Allah”. Jika mereka berpaling maka (yang disembah), yang dihilangkan “hamzah”
katakanlah kepada mereka: “saksikanlah, kemudian diganti dengan “alif” dan “lam”
bahwa kami adalah orang-orang yang berserah sehingga ditulis “Allah”.80 Pada sila pertama
diri (kepada Allah).” dalam Pancasila yakni membahas mengenai
Ketuhanan yang maha Esa. Di dalam Al-
Sebagai eksistensi Yang Maha Esa dan Qur’an banyak sekali pernyataan yang
eksistensi yang menjadi tumpuan harapan, menyatakaan bahwa Allah (Tuhan itu hanyalah
memang tidaklah beranak dan juga satu) dengan mengunakan berbagai bentuk
diperanakan. Sebab bila Dia beranak, Dia tidak kalimat seperti “Wah}i>d, Wa>h}idin, Wah}dahu
lagi menjadi tumpuan harapan. Malah Dia yang
menghendaki seluruh makhlukNya memiliki

78
M. Yunan Yusuf, Tafsir Juz Amma as-sirajul
Wahhaj (Jakarta: Panamadani dan az-Zahrah, 2010), hal.
76
Muhsin qiraati, Membangun Agama (Bogor: 844
79
Penerbit cahaya, 2004), h. 33 Azyumardi Azra, Kajian Tematik Al-Qur’an
77
Ali Nurdin, Al-Qur’an Solusi Kehidupan tentang Ketuhanan, (Bandung: Angkasa, 2008), hal. 7
80
(Tangerang selatan: Yayasan Nurummubin, 2018) hal. Azyumardi Azra, Kajian Tematik Al-Qur’an
196 tentang Ketuhanan, (Bandung: Angkasa, 2008), hal. 4

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


76 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

dan Ah}ad dan terdapat pada 28 tempat dalam dengan-Nya, tidak ada pembantu, sekutu
Al-Qur’an.81 sebanding atau seimbang dengan nya. Kata ٌ‫أ َ َحد‬
tidak disebutkan dalam bentuk kalimat positif,
Dan dalam Al-Qur’an kalimat ‫ أحد‬yang kecuali untuk Allah. Sebab, dia sempurna di
terdapat pada surat ‫اإلخال ص‬memiliki arti Esa. semua sifat dan perbuatanya.84
dan kalimat ‫ أحد‬dalam Al-Qur’an terulang
sebanyak 20 kali dalam letak surat yang Dari segi bahasa, kata ٌ‫أ َ َحد‬, walaupun
berbeda.82 yakni antara lain terdapat pada berakar sama dengan ‫واحد‬, masing-masing
surat: dalam surat ‫التوبة‬ayat 127 Allah SWT memiliki makna dan penggunaan tersendiri.
berfirman: Kata ٌ‫ أ َ َحد‬hanya digunakan untuk sesuatu yang
tidak dapat menerima penambahan baik dalam
ٍ ‫ض ُه ْم إِلَ ٰى بَ ْع‬
‫ض‬ َ َ‫ورة ٌ ن‬
ُ ‫ظ َر بَ ْع‬ َ ‫س‬ ُ ‫ت‬ ْ َ‫َوإِذَا َما أ ُ ْن ِزل‬ benak apalagi dalam kenyataan. Oleh karena
‫ف ا‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ص َر‬ َ ‫ص َرفُوا‬ َ ‫ه َْل َي َرا ُك ْم ِم ْن أَ َح ٍد ث ُ ام ا ْن‬ itu, kata ini ketika berfungsi sebagai sifat tidak
termaksud dalam rentetan bilangan berbeda
َ‫قُلُوبَ ُه ْم ِبأَنا ُه ْم قَ ْو ٌم ََّل يَ ْفقَ ُهون‬ halnya dengan ‫واحد‬, (satu). Bisa ditambah
sehingga menjadi dua, tiga, dan seterusnya
walaupun penambahan itu hanya dalam benak
Dan apabila diturunkan suatu surah, pengucapan atau pendengaran.85
satu sama lain di antara mereka saling
berpandangan (sambil berkata). “adakah Kemudian mengenai lafaz ٌ‫" أ َ َحد‬Yang
seseorang (dari kaum muslimin) yang melihat Maha Esa" al-Qurthubi berkata, “Maksudnya
kamu?” setelah itu mereka pun pergi. Allah yang satu lagi tunggal, yang tidak memiliki
memalingkan hati mereka disebabkan mereka bandingan, tidak memiliki tandingan, tidak
adalah kaum yang tidak memahami. memiliki istri, tidak memiliki anak, dan juga
tidak memiliki sekutu.”86
Surat ‫اإلخال ص‬Allah SWT berfirman:
Sila Kedua
ٌ‫ص َمدُ لَ ْم يَ ِلدْ َولَ ْم يُولَدْ َولَ ْم يَكُ ْن لَهُ كُفُ ًوا أ َ َحد‬ ‫َّللاُ أ َ َحد ا‬
‫ٌَّللاُ ال ا‬ ‫قُ ْل ه َُو ا‬
Dalam bahasa Arab kemanusian disebut
“Katakanlah
(Muhammad) “Dialah dengan ‫اإلنسانيّة‬.87 Tiap-tiap diri kita mempunyai
Allah, yang maha Esa. Allah tempat meminta hak atas keselamatan jiwa kita. Oleh karena
segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan juga itu, tiap-tiap diri kita mempunyai kewajiban
tidak diperanakan.Dan tidak ada sesuatu yang untuk memelihara keselamatan jiwa kita dan
setara dengan nya,” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4) jiwa orang lain.88 Kemudian ada tiga kata
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’b dalam pengungkapan Al-Qur’an yang biasa
bahwa orang-orang musyrik berkata kepada diartikan sebagai manusia dan ketiga nya ini
Nabi Muhammad, “Wahai Muhammad, memiliki makna yang berbeda-beda, ketiga
sebutkanlah nasab Tuhanmu kepada kami!” kata tersebut diantaranya adalah al-basyar, dan
maka Allah SWT menurunkan surah ini.”83 al-insa>n atau an-na>s yang merupakan bentuk

Pada firman Allah ٌ‫َّللاُ أ َ َحد‬


‫ قُ ْل ه َُو ا‬Allah 84
Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, Mudah
maha Esa, maha tunggal. Tidak ada yang sama Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 (Jakarta: Maghfirah Pustaka,
2017), hal. 720
85
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid XV
81
Syahminan Zaini, Isi Pokok Ajaran Al- (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 717
86
Qur’an, hal. 57 Asy-Syanqithi, Tafsir Ad}wa’ al-Baya>n, Jilid
82
Muhammad Abdul Baqi, Mu’jam Mufahras li XI (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), hal. 702
87
al-fa>d} Al-Qura>n al-Kari>m, hal. 20 Asad M. Alkalali, Kamus Indonesia-Arab (
83
Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, Mudah Jakarta: Bulan bintang, 1987), hal. 406
88
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 (Jakarta: Maghfirah Pustaka, Abdoerraoef, al-Qur’an dan Ilmu Hukum
2017), hal. 718 (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hal. 68

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 77

plural (jama’) dari kata al-insa>n. Kata al-basyar Sila Ketiga


diungkap sebanyak 36 kali yang terdapat dalam
26 surat. Di antaranya 25 kali berbicara Al-Qur’an menjelaskan pada dasarnya
mengenai “kemanusiaan” para rasul dan nabi, manusia itu merupakan satu umat atau satu
sedangkan 13 ayat menggambarkan polemic kelompok, dan trem yang digunakan Al-Qur’an
para rasul dan nabi dengan orang-orang kafir; yaitu ummatan wa>h}idah. Trem tersebut terdiri
yang isinya penolakan orang kafir terhadap dari dua kata yaitu ummatan dan wa>h}idah,
ajaran-ajaran yang dibawa oleh para utusan secara umum kata ummatan berarti
Allah swt.89 sekelompok masyarakat atau manusia.
Sedangkan kata wa>h}idah merupakan bentuk
Dalam ayat-ayat Al-Qur’an banyak muannas dari kata wa>h}id yang memiliki arti
membicarakan mengenai kemuliaan manusia di satu. Kemudian ungkapan ini terulang
antaranya terdapat pada surat an-Nisa ayat 1, sebanyak sembilan kali dalam surah yang
al-Hujurat ayat 13, al-isra ayat 70. Menurut berbeda di antaranya al-Baqarah 213, al-
Muhammad Hamdi Zaqzuq hak-hak asasi Maidah 48, an-Nahl 93.
manusia dalam Islam dibangun atas dua prinsip
utama, yaitu prinsip persamaan manusia (al- Dari ayat-ayat tersebut bisa difahami
musawah) dan prinsip kebebasan setiap bahwa persatuan dalam Islam merupakan hal
individu (al-h}urriyyah), pada prinsip pertama yang sangat penting dan wajib untuk
bertumpu pada dua pilar kokoh ajaran Islam: dipertahankan. Sebagai muslim menjaga
kesatuan asal muasal umat manusia dan sebuah persatuan dan menghindari perpecahan
kehormatan kemanusian universal.90 itu merupakan hal yang wajib. Dalam Al-
Qur’an sendiri terdapat ayat-ayat yang
Agama Islam sangat memperhatikan menganjurkan umat Islam untuk selalu bersatu
aspek kemanusiaan dalam kehidupan, Islam dan menghindari sebuah perpecahan seperti
melarang keras pembunuhan, dan melukai yang terdapat pada surat al-An’am ayat 153,
terhadap mahkluk ciptaan Allah swt. Pada ali-Imran 105, al-Hasyr 14, ali-Imran 103.
surat al-Hijr ayat 29 yang dimaksud adalah
bukan menyembah kepada manusia. Akan Al-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim
tetapi disini sebagai penghormatan. Menurut meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata
Islam, manusia adalah mahkluk Allah yang Sebab turunya Ayat 103 pada surat ali-Imran
termulia di muka bumi ini. Manusia menurut yakni “pada masa Jahiliah, kaum Aus dan
Islam sama harkatnya di sisi Allah, Khazraj saling bermusuhan. Dan pada zaman
perbedaannya hanya karena, iman, takwa, agama Islam, ketika mereka sedang duduk-
akhlak, dan amalnya. Tidak ada perbedaan duduk bersama, tiba-tiba mereka menyebut-
harkat berdasarkan ras, warna kulit, nyebut dan menginggat kembali permusuhan
kebangsaan, dan sebagainya.91 yang terjadi sehingga membuat emosi di antara
dua kaum tersebut sama-sama terpancing. Dan
kemudian kedua kaum tersebut saling
mempersiapkan diri untuk mengulang seperti
kejadian pada masa jahiliah. Lalu turunlah ayat
101 sampai 103 ini.92
89
Azyumardi Azra, Kajian Tematik Al-Qur’an
tentang Ketuhanan (Bandung: Angkasa, 2008), hal. 60 Dalam kitab tafsirnya, Imam al-
90
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Baghawi pada kata ‫ ِب َح ْب ِل‬sahabat Ibn Mas’ud
LITBANG dan DIKLAT Kementrian Agama RI, Tafsir
Al-Qur’an Tematik (Hukum Keadilan dan Hak Asasi
Manusia) (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an, 2010), hal. 13
91 92
Palmawati Tahir, Hukum Islam (Jakarta: Wahbah al-Zuhaili, Tafsi>r al-Muni>r, Jilid XV
sinar grafik, 2018), hal. 8 (Depok: Gema Insani, 2014), hal. 359

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


78 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

menafsirkan kata tersebut sebagai jamaah.93 Kata “permusyawaratan” sendiri adalah salinan
Pada kata ‫َص ُمو‬ِ ‫ َوا ْعت‬terambil dari kata ‫عْصم‬ dari syu>ra> dalam teks asli.97
‘as}ama, yang memiliki makna yaitu
menghalangi dan pada penggalan ayat ini Salah satu ayat Al-Qur’an yang
mengandung perintah untuk berpegang teguh menjadi acuan prinsip syura (musyawarah)
kepada tali Allah yang berfungsi menghalangi dalam islam terdapat pada surat asy-syuura
seseorang terjatuh. Sedangkan kata ‫ َحبْل‬yang ayat 38, ali-Imran 159. Kata musyawarah
berarti tali adalah apa yang digunakan untuk terambil dari kata dasar syawara (‫ )شور‬yang
mengikat sesuatu guna mengangkatnya ke atas pada dasarnya memiliki makna mengelurkan
atau menurunkanya ke bawah agar sesuatu itu sari madu dari sarang lebah. Sehingga makna
tidak jatuh atau terlepas. Kemudian pada ini kemudian berkembang sehingga mencakup
firman-Nya ‫قُلُوبِكُ ْم‬ َ‫بَيْن‬ َ ‫فَأَلا‬
‫ف‬ yaitu segala sesuatu yang dapat diambil/dikeluarkan
mengharmoniskan atau mempersatukan hati dari yang lain (termaksud pendapat). Kata
kamu menunjukan berapa kuat jalinan kasih musyawarah pada hakikatnya, hanya
sayang dan persatuan mereka karena yang digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan
diharmoniskan Allah bukan hanya langkah- dengan makna dasar di atas.98 Madu bukan saja
langkah mereka tetapi hati mereka. Jikalau hati manis, akan tetapi madu merupakan obat dari
telah menyatu, segala sesuatu menjadi ringan banyak penyakit, dan sekaligus menjadi
dipikul dan segala kesalahpahaman jika sumber kesehatan dan kekuatan.
seandainya muncul maka akan mudah َ ْ ‫ َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي‬memiliki makna yaitu
‫اْل ْم ِر‬
diselesaikan.94 mintalah pendapat mereka pada setiap urusan
Presiden pertama kita yakni Soekarno yang penting, seperti masalah-masalah yang
pernah menyitir ayat Al-Qur’an pada surat al- terkait dengan peperangan dan perdamaian.99
Hujurat ayat 13 dan surat Ali-Imraan ayat 129 Rasulullah saw. selalu mengajak para
yang menurut Soekarno bahwa kekuatan sahabatnya untuk senantiasa bermusyawarah di
penolakan kapitalisme sekaligus menunjukkan dalam semua urusan untuk membujuk dan
adanya satu persatuan dan kesatuan bangsa.95 membuat hati mereka senang serta agar mereka
mau mengikuti sunnah beliau.
Sila Keempat
Sejak zaman dulu bermusyawarah itu
Menurut istilah musyawarah itu sudah menjadi hal yang baik bagi umat Islam.
sebagai jalan mengambil dan Hal ini bisa dilihat dari contoh-contoh yang
mempertimbangkan pendapat orang lain diberikan oleh Rasulullah saw dari berbagi
terhadap masalah yang dibicarakan. peristiwa-peristiwa penting seperti perang dan
Implementasi musyawarah, meluputi berbagai lain sebagainya. Bermusyawarah merupakan
bidang kehidupan: individual, sosial, dan sebuah konsep yang sangat baik yang
utamanya praktik politik yang memerlukan dianjurkan agama Islam dalam menyelesaikan
kematangan desaindan implementasinya.96 sebuah masalah yang bersifat duniawi seperti
Politik yang merupakan ruang lingkup yang
93
Tim Bahtsul Masail Himasal, Fikih
Kebangsaan (Merujut Kebersamaan di Tengah Al-Qur’an Tematik Al-Qur’an dan Kenegaraan (Jakarta:
Kebhinekaan) (Lirboyo: Lirboyo Press dan LTN Himasal Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010), hal. 121
97
Pusat, 2018), hal. 3 Syu’bah Asa, Dalam Cahaya Al-Qur’an
94
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid II, Tafsir Ayat-ayat Sosial-Politik, (Jakarta: PT Gramedia
hal. 207 Pustaka Utama, 2000) hal. 107
95 98
Fokky Fuad Wasitaatmadja, Falsaafah Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid II,
Pancasila Epistemologi Keislaman Kebangsaan (Depok: hal. 312
99
Prenadamedia Group, 2018), hal. 9 Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Tafsi>r Al-Qura>n
96
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Al-Aisar, Jilid VII, (Jakarta:Darus Sunnah Press, 2006),
LITBANG dan DIKLAT Kementrian Agama RI, Tafsir hal. 241

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 79

besar, akan tetapi bermusyawarah itu sendiri biasa. Pernyataan tersebut juga diperkuat
bukan saja hanya dalam ruang lingkup politik dalam surat al-Maidah ayat 8.
saja, melainkan seluruh kegiatan-kegiatan yang
dilakukan manusia dalam kehidupanya. Dalam ayat tersebut disebutkan adanya
Dengan bermusyawarah kita dapat kesaksian. Di sini, yang dimaksud menyatakan
menghindari berbagai pemikiran dan kebenaran kepada hakim, supaya diputuskan
perasangkaan buruk terhadap sesama manusia. hukum berdasarkan kebenaran itu. Atau, hakim
itulah yang menyatakan kebenaran dengan
Sila Kelima memutuskan atau mengakuinya bagi yang
melakukan kebenaran. Intinya, dalam Islam,
Keadilan sendiri merupakan sebuah keadilan itu merupakan suatu kewajiban yang
prinsip asasi yang sangat ditekankan dalam harus ditunaikan tanpa pandang bulu.102
Islam. Maka dari itu, perintah berbuat adil
dalam Al-Qur’an dinyatakan berulang kali Kata adil juga disampaikan dalam Al-
terutama dalam konteks penegakan hukum, Qur’an dengan bentuk al-Qist} yang terulang
seperti terdapat pada surat an-Nisa ayat 58, al- sebanyak 15 kali. Dari beragam kata adil yang
Ahzab 72, dan lain sebagainya. termuat dalam Al-Qur’an mengindikasikan
bahwa bersikap adil itu lebih dekat kepada
Namun perlu diperhatikan sebelumnya, taqwa. Sikap adilah yang menegakkan langit
bahwa menetapkan hukum bukanlah perkara dan bumi. Allah pun memrintahkan kalian
mudah dan wewenang setiap orang. Ada untuk bersikap adil, dan jangan sampai faktor
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tampil kekerabatan kalian membuat persaksian
melaksanakanya, antara lain pengetahuan menguntungkan keluarga kalian.103 Dalam
tentang hukum dan tata cara menetapkanya pengetahuan ilmu sosial disebutkan bahwa
serta khasus yang dihadapi. Bagi yang mengembangkan tingkat kesejahteraan
memenuhi syarat-syaratnya dan bermaksud masyarakat merupakan usaha kesejahteraan
tampil menetapkan hukum, kepadanyalah sosial yang sekurang-kurangnya mencakup
ditujukan perintah di ayat tersebut dengan pada lima bidang utama yang disebut dengan
adil.100 big five, yaitu:
Dalam Al-Qur’an, kata adil disebutkan 1. Bidangkesehatan
sebanyak 54 kali dan juga semakna denganya 2. Bidang pendidikan
yaitu qist} dengan berbagai musytaq 3. Bidang perumahan
(derivasinya) sebanyak 25 kata. Dan kosakata 4. Bidang jaminan sosial
adil sudah menjadi bahasa Indonesia yang juga 5. Bidang pekerjaan sosial.104
diartikan seimbang. Sehingga keseimbangan
adalah keadilan juga.101 Misalnya dalam surat Sehingga dalam hal ini pemerintah,
al-Talaq ayat 2. Dalam ayat tersebut justru kesejahteraan sosial mengacu kepada kebijakan
membicarakan keadilan yang harus dilakukan pemerintah dalam memberikan pelayanan
secara merata, dan dari lingkup yang terkecil sosial kepada fakir miskin dalam ke-lima
sekalipun, misal adil untuk keluarga, kawan bidang tersebut.Ini merupakan tugas
dekat, orang kaya, orang miskin, atau orang pemerintah yang memegang kebijakan dan

100 102
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid II, Ahmad Mustofa al-Maragi, Tafsir al-Maragi,
hal. 582 Jilid II (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1992), hal. 129
101 103
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Aidh al-Qarni, Tafsir Miyassar, Jilid 1, terj.
Badan LITBANG dan DIKLAT Kementrian Agama RI, Qisthi Press (Jakarta: Qisthi Press, 2008), hal. 493
104
Tafsir Al-Qur’an Tematik Al-Qur’an dan Kenegaraan Asep usman ismail, Al-Qur’an dan
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010), Kesejahteraan Sosial (Tanggerang: lentera hati, 2012),
hal. 113-114 hal. 4

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


80 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

juga tugas kita sebagai masyarakat Indonesia Indonesia, dikarenakan nilai-nilai yang
yang memiliki satu rasa dan tujuan. Suatu terdapat pada sila-sila pancasila sama sekali
masyarakat terdiri atas kelompok manusia tidak bertolak belakang dengan ajaran-ajaran
yang saling terikat oleh sistem-sistem, adat umat Islam yang termaktub didalam Al-Qur’an
istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum yang maupun al-Hadis.
khas, dan yang hidup bersama.105

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nilai-nilai yang terdapat pada setiap sila pada
Pancasila pada hakikatnya tidak saling Abdoerraoef. Al-Qur’an dan Ilmu Hukum.
bertolak dengan ajaran-ajaran agama Islam Jakarta: Bulan Bintang. 1970.
sebagaimana diajarkan oleh Al-Qur’an. Dari Arif, Syaiful. Islam, Pancasila, dan
ayat-ayat yang penulis klasifikasikan Deradikalisasi Meneguhkan Nilai
mengandung nilai-nilai yang sinkron ndengan Keindonesiaan. Jakarta:
ideologi Pancasila, menurut mayoritas mufasir PT Alex Media Kompotindo. 2018.
mengakui bahwa esensi dari ayat-ayat tersebut Amin, Zainul Ittihad. Pendidikan
adalah sebagaimana yang ada di dalam Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit
Pancasila. Sehingga Islam mengajarkan kita Universitas Terbuka.
persatuan, Islam mengajarkan kita untuk 2018.
membela keadilan dan selalu mengharagai Asa, Syu’bah. Dalam Cahaya Al-Qur’an Tafsir
sesama ciptaan Tuhan yang hidup di muka ayat-ayat Sosial-Politik. Jakarta: PT Gramedia
bumi ini. Dan di dalam Islam juga menjelaskan Pustaka Utama. 2000.
mengenai Tuhan yang maha Esa. Sebagai umat Azra, Azyumardi. Kajian Tematik Al-Qur’an
Islam wajib hukumnya mengimani dan tentang Ketuhanan. Bandung: Angkasa. 2008.
melaksanakan perintah-perintah Allah swt Beheshti, Muhammad Husayni. Tuhan
yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Menurut Al-Qur’an. Jakarta: Al-Huda. 2003.
mengikuti ajaran-ajaran yang telah Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah.
dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sebagai Kitab Tauhid 1. Jakarta: Akafa press. 1998.
umat manusia kita harus siap terhadap Fuad, Mahsun. Hukum Islam Indonesia.
perkembangan zaman dan sistem yang ada di Yogyakarta: PTLKiS Pelangi Aksara. 2005
dalam kehidupan kita ini. Sebagai umat Islam Habullah, Moeflich. Sejarah Sosial Intelektual
perintah-perintah yang ada di dalam Al-Qur’an Islam di Indonesia. Bandung: Pustaka setia.
merupakan petunjuk yang sangat nyata dan 2012.
benar sehingga kita harus selalu mendekatkan Habullah, Moeflich. Sejarah Sosial Intelektual
diri kepada Al-Qur’an dan mempelajarinya Islam di Indonesia. Bandung: Pustaka setia.
untuk senantiasa diamalkan dalam kehidupan 2012.
kita sehari-hari. Pancasila sendiri sudah final, Halim, Wimmy. Bangkitlah Pancasila Sebuah
dari kalangan ulama baik yang ikut dalam Gagasan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
persidangan BPUPKI dan PPKI ketika itu Jawa Timur: Universitas Brawijaya
hingga ulama di zaman sekarang ini sudah press. 2014.
tidak mempermasalahkan lagi mengenai Himasal, Tim Bahtsul Masail. Fikih
Esistensi Pancasila sebagai dasar negara Kebangsaan (MerujutKkebersamaan di Tengah
Kebhinekaan). Lirboyo: Lirboyo Press
dan LTN Himasal Pusat. 2018.
105
Murtadha mutahhari, Society and
history/masyarakat dan sejarah terjemajan (Bandung:
MIZAN 1986), hal. 15

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


Perspektif Al-Qur’an Terhadap Nilai-Nilai Pancasila - 81

Ismail, Asep Usman. Al-Qur’an dan Praditya. Yosua. Keamanan Di Indonesia


Kesejahteraan Sosial. Tanggerang: Lentera “Sebuah Kajian Strategi.” Depok: Nadi
Hati. 2012. Pustaka.
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Tafsir Al-Qur’an 2016.
Al-Aisar. Jilid VII. Jakarta: Darus Sunnah al-Qarni, Aidh. Tafsir Miyassar. Jilid 1, terj.
Press. Qisthi Press. Jakarta: Qisthi Press. 2008.
2006. Qiraati, Muhsin. Membangun Agama. Bogor:
Kansil, C.S.T.. Pancasila dan Undang-undang Penerbit Cahaya. 2004.
Dasar 1945. Jakarta: Pradnya Paramita. 2000. Ridwan, Nur Khalik. Negara Bukan-Bukan
Al-Khalidi, Shalah Abdul Fattah. Mudah Prisma Pemikiran Gus Dur tentang Negara
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6. Jakarta: Maghfirah Pancasila. Yogjakarta: IRCiSoD. 2018.
Pustaka. Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah vol 15.
2017. Jakarta: Lentera Hati. 2002.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Asy-Syanqithi. Tafsir Adhwa’ul Bayan 11.
LITBANG dan DIKLAT Kementrian Agama Jakarta: Pustaka Azzam. 2011.
RI, Sitompul. Einar Martahan. NU dan Pancasila.
Tafsir Al-Qur’an Tematik Al-Qur’an Yogjakarta: LkiS. 2010.
dan Kenegaraan. Jakarta: Lajnah Setijo, Pandji. Pendidikan Pancasila
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2010. (Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa
Latif, Yudi. Wawasan Pancasila bintang Indonesia). Jakarta:
penuntun pembudayaan. Jakarta: Mizan. 2018. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Lufaefi, Bela Indonesia Bela kemanusiaan 2011.
Merekat Kesadaran Umat tentang Kekerasan Sa’adih Al-Batawi. Islam Dan Restorasi
atas Pancasila. Jakarta: Saluni. 2018.
Nama Agama, Nasionalisme, dan Sofiuddin, Pusaka Kebangsaan (Sinergitas
Formalisasi Syariat Islam Perspektif Al- Islam dan Indonesia). Tanggerang: Pustaka
Qur’an. Jawa Compass. 2018.
Timur: Mitra Karya. 2019. Tahir, Palmawati. Hukum Islam. Jakarta: Sinar
M. Alkalali, Asad. Kamus Indonesia-Arab. Grafika. 2018.
Jakarta: Bulan bintang. 1987. Thohir, Muhammad. Ayat-ayat Tauhid
al-Maragi, Ahmad Mustofa. Tafsir al-Maragi. (Pencerahan Aqidah Tauhid Berpadu Logika
Jilid II. Semarang: PT Karya Toha Putra. 1992. Sains
Muhajir, Afifuddin. Fiqih Tata Negara upaya IPTEK). Surabaya: PT bina ilmu. 2009.
Mendialogkan Sistem Ketatanegaraan Islam. Ubaedillah, A.. Pancasila Demokrasi dan
Yogjakarta: IRCiSoD. 2017. Pencegahan Korupsi. Jakarta: Kencana. 2015.
Muid N., Abd., Arah Baru Demokrasi Uchrowi, Zaim. Karakter Pancasila
Indonesia. Jakarta: Lecture Publisher. 2013. Membangun Pribadi Bangsa Bermartabat.
Mutahhari, Murtadha. Society and Jakarta: PT Balai
History/Masyarakat dan Sejarah Terjemahan. Pustaka. 2010.
Bandung: Yusuf, M. Yunan. Tafsir Juz Amma as-siraju’l
MIZAN. 1986. Wahhaj. Jakarta: Panamadani dan az-Zahrah.
Nurdin, Ali. Al-Qur’an Solusi Kehidupan. 2010.
Tangerang Selatan: Yayasan Nurummubin. Wasitaatnadja, Fokky Fuad, dkk. Spiritual
2018. Pancasila. Jakarta: Prenadamedia Group. 2018
Noer, Deliar. Gerakan Moderen Islam di Wasitaatmadja, Fokky Fuad. Falsafah
Indonesia 1900 – 1942. Jakarta: LPPES. 1980. Pancasila (Epistemologi Keislaman
Kebangsaan).
Depok: Prenamedia Group. 2018.

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020


82 | Laode Moh. Nanang Pribadi Rere

Wahid, Abdurahman, dkk. Islam Tanpa


Kekerasan. Yogyakarta: LkiS. 2000.
Wasitaatmadja, Fokky Fuad. Falsaafah
Pancasila Epistemologi Keislamaan
Kebangsaan.
Depok: Prenadamedia Group. 2018.
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir al-Munir. Jilid XV.
Depok: Gema Insani. 2014.
Refrensi Internet:
Https://aktual.com/mpr-pancasila-jadi-
panutan-dalam-kehidupan-keseharian dikutip
pada tanggal 19/03/2021 pukul 08.50

Al-Dhikra | Vol.2, No.1, 2020

Anda mungkin juga menyukai