PASCA KEMERDEKAAN
Balqish Abiyyah Gholibah (11200110000074)
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jl. . Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan Kota Tangerang Selatan, 15412
ABSTRAK
a. Latar Belakang
Indonesia, sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah
menyaksikan perjalanan panjang Gerakan Politik Islam pasca kemerdekaan. Setelah meraih
kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam membangun
negara yang demokratis dan berkeadilan. Salah satu aspek penting dalam perjalanan politik
Indonesia adalah peran Gerakan Politik Islam yang telah memberikan kontribusi yang
signifikan dalam proses pembangunan negara ini.
Tujuan makalah ini adalah untuk menggambarkan sejarah Gerakan Politik Islam di
Indonesia pasca kemerdekaan. Penulis akan melacak perjalanan gerakan ini dari awal
kemerdekaan hingga era kontemporer, menyoroti perkembangan, perubahan, dan peran penting
yang dimainkan oleh politik Islam dalam membentuk politik, sosial, dan ekonomi Indonesia.
Penulisan makalah ini didasarkan pada studi literatur dan analisis sejarah. Penulis merujuk
pada berbagai sumber, termasuk buku-buku, artikel akademis, dan sumber-sumber sejarah yang
relevan untuk membangun gambaran yang komprehensif tentang sejarah Gerakan Politik Islam
di Indonesia pasca kemerdekaan.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Gerakan Politik Islam di Indonesia pasca kemerdekaan?
2. Apa peran ulama dalam Gerakan Politik Islam dan bagaimana pengaruhnya terhadap
perjalanan politik di Indonesia?
3. Bagaimana kontribusi Gerakan Politik Islam dalam proses pembangunan nasional di
Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan pemikiran politik Islam di Indonesia dari masa ke masa?
5. Bagaimana peran tokoh-tokoh politik Islam dalam menggerakkan Gerakan Politik Islam di
Indonesia?
c. Tujuan Penulisan
1. Menganalisis perkembangan Gerakan Politik Islam di Indonesia pasca kemerdekaan.
2. Menjelaskan peran ulama dalam Gerakan Politik Islam dan pengaruhnya terhadap politik
di Indonesia.
3. Mengidentifikasi kontribusi Gerakan Politik Islam dalam proses pembangunan nasional
di Indonesia.
4. Membahas perkembangan pemikiran politik Islam dari masa ke masa di Indonesia.
5. Menyoroti peran tokoh-tokoh politik Islam dalam menggerakkan dan mempengaruhi
Gerakan Politik Islam di Indonesia.
Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang sejarah Gerakan Politik Islam di Indonesia pasca kemerdekaan, serta menggambarkan
peran, kontribusi, dan perkembangan pemikiran dalam gerakan ini.
II. PEMBAHASAN
Pada saat yang sama, Pendidikan Islam di Indonesia mengalami berbagai perubahan
mengikuti Gerakan politik yang terjadi di Indonesia. Dalam penelitiannya, Hanipuddin
menyatakan, pada periode kolonial, pendidikan Islam yang berbasis pesantren, dimana pada
saat yang bersamaan pula pemerintah kolonial mempunyai misi yang sama yaitu mendirikan
sekolah missionaris. pada saat tersebut pesantren dan madrasah dijadikan sebagai sasaran target
politik pemerintah kolonial Belanda, karena sebagai pusat perlawanan kaum Muslim. Akan
tetapi segera setelah kemerdekaan, pendidikan Islam mendapat banyak mengalami perubahan
dengan mengadopsi berbagai sistem pendidikan, dengan memasukan berbagai mata pelajaran
yang berasal dari non Islam. Pada tahap selanjutnya rekonstruksi pendidikan mencapai tahap
yang yang diinginkan yaitu deikeluarkannya SKB tiga menteri, yang menjadikan posisi
madrasah setara dengan pendidikan formal.1
Setelah meraih kemerdekaan, Indonesia menjalani proses panjang untuk membentuk negara
yang kuat dan berdaulat. Proses pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia melibatkan
diskusi, perundingan, dan penyusunan konstitusi. Dalam konteks ini, Gerakan Politik Islam
turut berkontribusi dalam merumuskan visi dan peran Islam dalam negara ini.
Tentulah hal ini, di iringi dengan kesadaran warga negara Indonesia, dan juga semangat
juang warga negara Indonesia untuk menggapai kemerdekaan. Menurut salah seorang
sejarawan Australia terkemuka yang banyak menulis tentang sejarah Indonesia ini, "ide tentang
Indonesia yang telah berlangsung selama satu abad atau lebih itu tidak menunjukkan ada tanda-
tanda surut dalam kekuatannya yang menggairahkan". Lebih lanjut ia mengatakan bahwa,
kegairahan untuk terus hidup itu didukung oleh banyak orang Indonesia yang benar-benar
menyadari bahwa, "negara bangsa ini benar-benar negerinya, dan mereka sendirilah yang harus
tetap menjaganya" 2. Kesadaran dan semangat juang ini terus di pegang erat oleh setiap individu
masyarakat Indonesia untuk kemerdekaan bangsanya.
Pasca kemerdekaan, Indonesia menghadapi tugas besar dalam membangun negara yang
demokratis, berkeadilan, dan sejahtera. Pilar-pilar pembangunan bangsa seperti pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur menjadi fokus utama dalam pembangunan nasional.
Gerakan Politik Islam juga memiliki peran penting dalam mendorong pembangunan
berkelanjutan yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi, agama menjadi salah satu pilar terpenting.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Muhammad Ramadhan, bahwa agama merupakan
aspek yang tidakdapat dilepaskan dari kehidupan aktivitas manusiam, khususnya di
1
Hanipudin, Sarno. "Pendidikan Islam di Indonesia dari Masa ke Masa." Matan: Journal of Islam and Muslim
Society 1.1 (2019): 39-53.
2
Elson, R. E. (2008). The Idea of Indonesia: A History. Cambridge University Press.
Indonesia, Hal ini menjadi penting untuk dirumuskan terkaitpembangunan agama yang
berbasis nilai-nilai agama3. Musa Asy’arie juga telah mencoba menformulasikan tentang
paradigma pembangunanekonomi yang berbasis nilai agama dengan menekankan nilai-
nilaiagama dalam konteks Indonesia.
Tulisan ini akan melanjutkan dengan penjelasan tentang pemahaman awal Gerakan Politik
Islam dan awal mula gerakan politik Islam pasca kemerdekaan di Indonesia pada halaman
berikutnya.
3
Ramadhan, M. (2018). Politik Islam Dalam Narasi Pembangunan Nasional. Yogyakarta: LKiS.
a. Pembentukan Partai Masyumi
Salah satu tonggak penting dalam Gerakan Politik Islam pasca kemerdekaan adalah
pembentukan Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) pada tahun 1945. Masyumi
merupakan partai politik Islam yang menjadi wadah bagi berbagai organisasi Islam di
Indonesia. Partai ini memiliki peran signifikan dalam mengartikulasikan aspirasi politik Islam
di parlemen dan memperjuangkan implementasi nilai-nilai Islam dalam negara.
b. Peran Tokoh-tokoh Politik Islam
Tokoh-tokoh politik Islam memiliki peran yang krusial dalam menggerakkan Gerakan
Politik Islam di Indonesia pasca kemerdekaan. Beberapa tokoh seperti Mohammad Natsir, KH
Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, dan lainnya, memainkan peran penting dalam
menginspirasi dan memimpin gerakan ini. Mereka mewakili suara politik Islam dan berperan
dalam mempengaruhi kebijakan politik di tingkat nasional.
c. Kontribusi Gerakan Politik Islam dalam Masa Stabilisasi Politik
Gerakan Politik Islam turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas politik pasca
kemerdekaan. Melalui partisipasinya dalam proses demokrasi, Gerakan Politik Islam berperan
dalam merawat persatuan dan menghadapi tantangan politik yang dihadapi negara pada masa-
masa awal kemerdekaan. Kontribusi ini mencakup pembentukan kebijakan, pemikiran keadilan
sosial, dan upaya memperkuat legitimasi negara.
Pada periode Orde Lama di Indonesia (1950-an hingga 1960-an), Gerakan Politik Islam
memiliki hubungan yang kompleks dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden
Soekarno. Meskipun terdapat beberapa kolaborasi antara pemerintah dan gerakan ini dalam
beberapa kebijakan politik, seperti nasionalisasi perusahaan asing, Gerakan Politik Islam juga
mengalami tekanan dan pembatasan dari pemerintah. Kontroversi dan ketegangan politik sering
mewarnai hubungan ini.
Meskipun menghadapi kendala dan tantangan, Gerakan Politik Islam memberikan kontribusi
penting dalam pembangunan nasional pada periode Orde Lama. Gerakan ini turut serta dalam
usaha membangun ekonomi, sosial, dan pendidikan di Indonesia. Lembaga-lembaga
keagamaan yang berbasis pada Gerakan Politik Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan
Muhammadiyah berperan dalam pengembangan infrastruktur sosial dan pendidikan di berbagai
daerah.
Pada periode Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto (1966-1998), terjadi
pergeseran dalam Gerakan Politik Islam. Pemerintah Orde Baru mendorong politik identitas
yang lebih inklusif, mengintegrasikan unsur-unsur Islam dalam ideologi nasional yang disebut
"Pancasilaisme." Hal ini mengakibatkan beberapa organisasi Gerakan Politik Islam, seperti
Masyumi, dibubarkan dan digantikan oleh partai politik yang lebih sesuai dengan pemerintah.
Pergeseran politik di bawah pemerintahan Orde Baru juga mengakibatkan pemecahan dalam
Gerakan Politik Islam. Munculnya berbagai partai politik Islam baru, seperti Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN),
mencerminkan perbedaan strategi dan pandangan politik di dalam gerakan ini. Persaingan
politik antara partai-partai Islam tersebut membentuk dinamika politik baru di Indonesia.
Meskipun dihadapkan pada tekanan dan pembatasan, Gerakan Politik Islam juga menjadi
bagian dari perlawanan terhadap pemerintah Orde Baru. Beberapa tokoh dan kelompok dalam
gerakan ini aktif dalam memperjuangkan demokrasi, kebebasan beragama, dan hak asasi
manusia. Mereka berperan penting dalam pergerakan mahasiswa dan aktivisme politik yang
melawan rezim otoriter.
Periode Orde Lama dan Orde Baru menandai perjalanan yang signifikan dalam sejarah
Gerakan Politik Islam di Indonesia. Halaman 5 dan 6 membahas peran gerakan ini dalam
periode tersebut, termasuk hubungan dengan pemerintah, kontribusi dalam pembangunan
nasional, pergeseran politik, dan peran dalam perlawanan terhadap pemerintah Orde Baru.
6. Era Reformasi dan Revitalisasi Gerakan Politik Islam
a. Pergolakan Politik dan Munculnya Partai Politik Islam
Era Reformasi yang dimulai pada akhir tahun 1990-an membawa perubahan signifikan
dalam landscape politik Indonesia. Pergolakan politik dan jatuhnya rezim Orde Baru membuka
ruang baru bagi Gerakan Politik Islam. Berbagai partai politik Islam seperti Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) muncul sebagai kekuatan politik yang
signifikan dalam sistem demokrasi baru.
Gerakan Politik Islam terus memainkan peran penting dalam dinamika politik kontemporer
Indonesia. Partai-partai Islam memperjuangkan agenda politik berbasis agama, seperti
penerapan hukum syariah di tingkat lokal dan perlindungan hak-hak Islam. Gerakan ini juga
berupaya mempengaruhi kebijakan publik dan memperjuangkan keadilan sosial berdasarkan
prinsip-prinsip Islam.
Untuk mencapai harmoni dan stabilitas politik, penting bagi gerakan politik Islam dan
pemerintah untuk terus mendorong dialog dan kolaborasi. Dialog yang konstruktif antara
pemerintah dan gerakan ini dapat memperkuat pemahaman bersama, meredakan ketegangan,
dan mencapai kesepakatan dalam menghadapi isu-isu sensitif.
Pendidikan dan penelitian yang berkualitas dalam gerakan politik Islam sangat penting
untuk menghasilkan pemimpin yang terdidik, terinformasi, dan berkualitas. Penguatan lembaga
pendidikan, pesantren, dan pusat penelitian dalam gerakan ini akan membantu membangun
intelektualitas dan kapasitas dalam menghadapi tantangan zaman.
Gerakan politik Islam perlu mengembangkan narasi yang inklusif dan memperkuat toleransi
agama. Melalui pendekatan yang inklusif, gerakan ini dapat memperluas basis dukungan dan
membangun hubungan yang harmonis dengan kelompok agama lainnya. Mendorong dialog
antaragama, pengenalan budaya agama, dan kerjasama antarlembaga keagamaan adalah
langkah-langkah penting dalam memperkuat toleransi dan keberagaman.
Gerakan politik Islam perlu mengupayakan keseimbangan antara agama dan politik. Penting
bagi gerakan ini untuk menghindari instrumentalisasi agama dalam tujuan politik yang sempit
dan memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat serta memperjuangkan nilai-nilai keadilan
sosial dan kesejahteraan umat.
Untuk memperkuat peran dan pengaruh gerakan politik Islam, partisipasi politik yang
berkelanjutan menjadi kunci penting. Gerakan ini perlu melibatkan generasi muda, perempuan,
dan kelompok marginal untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik, baik dalam pemilihan
umum, kegiatan advokasi, maupun pembuatan kebijakan.
V. PENUTUP
Dalam penutup, dapat disimpulkan bahwa Gerakan Politik Islam di Indonesia pasca
kemerdekaan memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Gerakan ini telah mengalami
transformasi, tantangan, dan perubahan dalam perjalanan waktu. Dari peran dalam
mempertahankan kemerdekaan hingga menjadi kekuatan politik yang signifikan dalam sistem
demokrasi, gerakan ini terus beradaptasi dengan tuntutan masyarakat dan dinamika politik.
Melalui kesadaran akan sejarah, tantangan, dan prospek gerakan politik Islam di Indonesia,
diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih baik tentang peran dan pengaruh gerakan ini
dalam politik dan masyarakat. Dengan adanya pemahaman yang mendalam, kita dapat
membangun negara yang berlandaskan nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan toleransi, serta
menghadapi masa depan yang kompleks dengan kesatuan dan harmoni.
Liddle, R. W., & Mujani, S. (2007). The Revival of Political Islam in Indonesia.
Contemporary Islam, 1(3), 229-250.
Barton, G. (2013). Islam in Indonesia: The Contest for Society, Ideas and Values. Journal of
Current Southeast Asian Affairs, 32(1), 91-113.
Fealy, G., & White, S. (2008). Expressing Islam: Religious Life and Politics in Indonesia.
Singapore: ISEAS Publishing.
Hadiz, V. R. (2011). Islamic Populism in Indonesia and the Middle East. Cambridge
University Press.
Tomsa, D. (2016). Party System Institutionalization and Party Organization in Southeast Asia:
A Comparative Analysis of Indonesia, the Philippines, and Thailand. Democratization,
23(4), 619-638.
Woodward, M. (2017). Indonesia: The Rise of Political Islam. Southeast Asian Affairs, 125-
142.
Ramadhan, M. (2018). Politik Islam Dalam Narasi Pembangunan Nasional. Yogyakarta: LKiS.
Hanipudin, Sarno. "Pendidikan Islam di Indonesia dari Masa ke Masa." Matan: Journal of Islam
and Muslim Society 1.1 (2019): 39-53.