Anda di halaman 1dari 77

MODUL PRAKTIKUM PERPAJAKAN

PENYUSUTAN

Penyusutan
Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau
perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak
guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan
dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi
harta tersebut.

Tarif dan Masa Manfaat Penyusutan Fiskal


Kelompok Masa Tarif – Tarif -
Harta Berwujud Manfaat Metode garis Lurus Metode Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Tidak Permanen 10 tahun 10%
Permanen 20 tahun 5%

Jenis-Jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 1


Tarif Penyusutan = 25%
Masa Manfaat = 4 Tahun

Jenis Harta Berwujud Kelompok 1


Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang
bukan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara
seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
a. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung,
duplikator, mesin fotokopi, mesin
akunting/pembukuan, komputer,printer, scanner dan
sejenisnya.
b. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette,
video recorder, televisi dan sejenisnya.
c. Sepeda motor, sepeda dan becak.
d. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa
yang bersangkutan.
e. Dies, jigs, dan mould
f. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon,
faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.
PRAKTIKUM PERPAJAKAN 1
2 Pertanian, Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti
perkebunan, cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.
kehutanan,
3 Industri makanan Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti,
dan minuman huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan
sejenisnya.
4 Transportasi dan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai
Pergudangan angkutan umum.
5 Industri semi Falsh memory tester, writer machine, biporar test
konduktor system, elimination (PE8-1), pose checker.
6 Jasa Persewaan Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys,
Peralatan Tambat Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.
Air
Dalam
7 Jasa telekomunikasi Base Station Controller.
selular

Jenis-Jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 2


Tarif Penyusutan = 12,5%
Masa Manfaat = 8 Tahun

Jenis Harta Berwujud Kelompok 2


Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
1 Semua jenis usaha b. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Mobil, bus, truk,
speed boat dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya.
2 Pertanian, a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin
perkebunan, bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan
kehutanan, sejenisnya.
perikanan b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memproduksi bahan atau barang pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
3 Industri makanan a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas
dan minuman dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan
ikan.
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin
minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi,
kembang gula, mesin pengolahbiji-bijian seperti
penggilingan beras, gandum, tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman
dan bahan-bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-
bahan makanan dan makanan segala jenis.
4 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan
(misalnya mesin jahit, pompa air).

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 2
5 Perkayuan, a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.
kehutanan b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memproduksi bahan atau barang kehutanan.
6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump
truck, crane buldozer dan sejenisnya.
7 Transportasi dan a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat,
Pergudangan truk peron, truck ngangkang, dan sejenisnya.
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat
untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya
gandum, batu - batuan, bijitambang dan sebagainya)
termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal
penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai
berat sampai dengan 100 DWT;
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya mempunyai berat sampai dengan 100
DWT;
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat sampai dengan 250 DWT;
e. Kapal balon.
8 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon;
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan
penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
9 Industri semi Auto frame loader, automatic logic handler, baking
Konduktor oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic),
cleaning machine, coatingmachine, curing oven, cutting
press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear
test, dynamic burn-in system oven, dynamic testhandler,
eliminator (PGE-01), full automatic handler, full
automatic mark, hand maker, individual mark, inserter
remover machine, lasermarker (FUM A-01), logic test
system, marker (mark), memory test system, molding,
mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S
testermanual, pass oven, pose checker, re-form machine,
SMD stocker, taping machine, tiebar cut press,
trimming/forming machine, wirebonder, wire pull tester.
10 Jasa Persewaan Spoolling Machines, Metocean Data Collector
Peralatan Tambat
Air Dalam
11 Jasa Mobile Switching Center, Home Location Register,
Telekomunikasi Visitor Location Register. Authentication Centre,
Seluler Equipment Identity Register, IntelligentNetwork Service
Control Point, intelligent Network Service Managemen
Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal
SDH/Mini Link, Antena

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 3
Jenis-Jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 3
Tarif Penyusutan = 6,25%
Masa Manfaat = 16 Tahun

Jenis Harta Berwujud Kelompok 3


Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
1 Pertambangan Pertambangan selain minyak dan
selain minyak dan Gas
gas
2 Permintalan, a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk
Pertenunan dan tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan,
Pencelupan wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani,
kain-kain bulu, tule).
b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing,
printing, finishing, texturing, packaging dan
sejenisnya.
3 Perkayuan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk
kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan
anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4 Industri kimia a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan
produk industri kimia dan industri yang ada
hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan
kimia anorganis, persenyawaan organis dan
anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif,
isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk,
obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris
dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat
kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan
organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat,
bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy
piroforis, barang fotografi dan sinematografi.
b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri
lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester
dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit
samak, jangat dan kulit mentah).
5 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin
kapal).
6 Transportasi dan a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat
Pergudangan untuk pengangkutan barang-barang tertentu
(misalnya gandum, batu-batuan,biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal
tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan
1.000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 4
kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal
keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan
1.000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat di atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala
jenis.
7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.

Jenis-Jenis Harta Berwujud Yang Termasuk Dalam Kelompok 4


Tarif Penyusutan = 5%
Masa Manfaat = 20 Tahun

Jenis Harta Berwujud Kelompok 4


Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi
2 Transportasi dan a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
Pergudangan b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan
batere atau dengan tenaga listrik dari sumber
luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang,
termasuk kontainer khusus dibuat dan
diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat
atau beberapa alat pengangkutan.
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal
khusus dibuat untuk pengangkutan barang-
barang tertentu (misalnya gandum, batu-
batuan, biji tambang dan sejenisnya)
termasuk kapal pendingin dan kapal tangki,
kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-
keran terapung dan sebagainya, yang
mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
g. Dok-dok terapung.

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 5
Contoh Perhitungan

1. PT. A membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga
Rp.200.000.000 pada bulan Januari 2020. Hitunglah pembebanan atas biaya penyusutan
aktiva tersebut berdasarkan metode garis lurus dan metode saldo menurun!
Jawab:

Metode Garis Lurus


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa
2020 25% Rp.200.000.000 Rp.50.000.000 Rp.150.000.000
2021 25% Rp.200.000.000 Rp.50.000.000 Rp.100.000.000
2022 25% Rp.200.000.000 Rp.50.000.000 Rp. 50.000.000
2023 25% Rp.200.000.000 Rp.50.000.000 0

Metode Saldo Menurun


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa
2020 50% Rp.200.000.000 Rp.100.000.000 Rp.100.000.000
2021 50% Rp.100.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000
2022 50% Rp. 50.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 25.000.000
2023 50% Rp. 25.000.000 Rp. 12.500.000 Disusutkan sekaligus

2. PT. B membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga
Rp.300.000.000 pada bulan Juli 2020. Hitunglah pembebanan atas biaya penyusutan
aktiva tersebut berdasarkan metode garis lurus dan metode saldo menurun!
Jawab:

Metode Garis Lurus


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa
2020 25% 6/12 x Rp.300.000.000 Rp.37.500.000 Rp.262.500.000
= Rp.150.000.000
2021 25% Rp.300.000.000 Rp.75.000.000 Rp.187.500.000
2022 25% Rp.300.000.000 Rp.75.000.000 Rp.112.500.000
2023 25% Rp.300.000.000 Rp.75.000.000 Rp. 37.500.000
2024 25% 6/12 x Rp.300.000.000 Rp.37.500.000 0
= Rp.150.000.000

Metode Saldo Menurun


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa
2020 50% 6/12 x Rp.300.000.000 Rp.75.000.000 Rp.225.000.000
= Rp.150.000.000
2021 50% Rp.225.000.000 Rp.112.500.000 Rp.112.500.000
2022 50% Rp.112.500.000 Rp. 56.250.000 Rp. 56.250.000
2023 50% Rp. 56.250.000 Rp. 28.125.000 Rp. 28.125.000
2024 50% 6/12 x Rp.28.125.000 = Rp. 14.062.500 Disusutkan sekaligus
Rp.150.000.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 6
STUDY CASE
PENYUSUTAN

1. PT MANTAB membeli mesin pertanian pada tanggal 14 Mei 2020 dengan biaya
Rp.500.000.000. Hitunglah penyusutan atas mesin pertanian tersebut!
Jawab:

Metode Garis Lurus


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

Metode Saldo Menurun


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

2. Pada tanggal 03 April 2019 PT Surla Profit mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli
sebuah mesin fotokopi untuk operasional kantor dengan harga Rp.12.000.000. Hitunglah
penyusutan atas mesin pertanian tersebut!
Jawab:

Metode Garis Lurus


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 7
Metode Saldo Menurun
Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

3. Pada tahun 2019, PT ABC membeli sepeda motor untuk operasional kantor dengan harga
Rp.35.000.000. Hitunglah penyusutan atas sepeda motor tersebut!
Jawab:

Metode Garis Lurus


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

Metode Saldo Menurun


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 8
AMORTISASI

Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya
termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah
(goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dilakukan dalam bagian-bagian yang
sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung
dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran tersebut atau atas nilai sisa buku
dan pada akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus dengan syarat dilakukan secara taat asas.

Masa Manfaat dan Tarif Amortisasi


Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

Contoh Perhitungan
PT. Sentosa bulan januari 2020 mengeluarkan uang sebesar Rp 800.000.000 untuk
memperoleh waralaba “mango king” selama 4 tahun untuk memproduksi mango king.
Buatlah perhitungan amortisasi untuk setiap metode!

Tahun Garis lurus Saldo Menurun


Amortisasi Nilai Sisa Buku Amortisasi Nilai Sisa Buku
2016 25% x Rp 800.000.000 Rp 600.000.000 50% x Rp 800.000.000 Rp 400.000.000
= Rp 200.000.000 = Rp 400.000.000
2017 25% x Rp 800.000.000 Rp 400.000.000 50% x Rp 400.000.000 Rp 200.000.000
= Rp 200.000.000 = Rp 200.000.000
2018 25% x Rp 800.000.000 Rp 50% x Rp 200.000.000 Rp 100.000.000
= Rp 200.000.000 200.000.000 = Rp 100.000.000
2019 25% x Rp 800.000.000 0 Sisa nilai buku tahun Susut sekaligus
= Rp 200.000.000 2014 Rp 100.000.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 9
STUDY CASE
AMORTISASI

1. Pada tahun 2019, PT Sun Profit membeli francise sebuah perusahaan dagang PT
Indoapril seharga Rp.450.000.000 (termasuk kelompok 2). Hitunglah amortisasi atas
francise tersebut!
Jawab

Metode Garis Lurus


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

Metode Saldo Menurun


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

2. PT Asti Jaya pada tahun 2019 mengeluarkan uang sebanyak Rp.800.000.000 untuk
memperoleh hak lisensi dari Phoenixcyle Ltd. selama 4 tahun untuk memproduksi
Sepeda Phoenix. Hitunglah amortisasi atas lisensi tersebut!
Jawab

Metode Garis Lurus


Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 10
Metode Saldo Menurun
Tahun Tarif Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 11
PAJAK PENGHASILAN 21
PEGAWAI TETAP

Contoh Perhitungan
Tono memperoleh gaji sebulan Rp.10.000.000. Tono membayar iuran pensiun sebesar
Rp.100.000. Tono menikah tetapi belum mempunyai anak.

Jawab:

Gaji sebulan Rp. 10.000.000


Lembur 0
Premi JKK 0
Premi JKM 0
Tunjangan lain 0
Gaji Bruto Sebulan Rp. 10.000.000

Pengurang:
Biaya Jabatan Rp. 500.000
Iuran Pensiun Rp. 100.000
Iuran Jaminan Hari Tua 0
Iuran lainnya 0
Total Pengurang Rp. 600.000

Penghasilan Netto Sebulan Rp. 9.400.000


Penghasilan Netto Setahun Rp. 112.800.000

PTKP:
WP Sendiri Rp. 54.000.000
WP Kawin Rp. 4.500.000
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak 0
Total PTKP Rp. 58.500.000

PHKP Rp. 54.300.000

PPh 21 terutang setahun Rp. 3.145.000

PPh 21 terutang sebulan Rp. 262.083


Sanksi tidak punya NPWP 0

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 12
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 21 PEGAWAI TETAP

1. Edward (belum mempunyai NPWP) bekerja pada PT. Takashida yang berstatus belum
menikah dan tidak mempunyai tanggungan dengan memperoleh gaji sebesar
Rp.10.500.000 sebulan. Tunjangan yang diberikan kepada Edward adalah sebesar
Rp.350.000. Iuran pensiun yang dibayar oleh Edward adalah sebesar Rp.225.000 per
bulan.
Buatlah Perhitungan PPh Pasal 21 per bulan bagi Edward!

Jawab:
Gaji sebulan
Lembur
Premi JKK
Premi JKM
Tunjangan lain
Gaji Bruto Sebulan

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Iuran Jaminan Hari Tua
Iuran lainnya
Total Pengurang

Penghasilan Netto Sebulan


Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun

PPh 21 terutang sebulan


Sanksi tidak punya NPWP

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 13
2. Andi bekerja pada PT. ABC yang berstatus belum menikah dan tidak mempunyai
tanggungan dengan memperoleh gaji sebesar Rp.8.500.000 sebulan. Andi mendapatkan
uang lembur sebesar Rp.3.500.000. Iuran pensiun yang dibayar oleh Andi adalah sebesar
Rp.200.000 per bulan.
Buatlah Perhitungan PPh Pasal 21 per bulan bagi Andi!

Jawab:
Gaji sebulan
Lembur
Premi JKK
Premi JKM
Tunjangan lain
Gaji Bruto Sebulan

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Iuran Jaminan Hari Tua
Iuran lainnya
Total Pengurang

Penghasilan Netto Sebulan


Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun

PPh 21 terutang sebulan


Sanksi tidak punya NPWP

3. Sonia merupakan seorang karyawati pada perusahaan PT. Eifel dengan status menikah
dan mempunyai tiga anak. Suami Sonia merupakan seorang pegawai negeri sipil di
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Status Sonia dan suaminya “pisah harta”. Sonia
menerima gaji Rp.8.750.000 per bulan. PT. Eifel mengikuti program pensiun dan BPJS
Kesehatan. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan, sebesar Rp.90.000 per bulan. Sonia juga
membayar iuran pensiun sebesar Rp.80.000 per bulan.
Di samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap
bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Ika membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 14
bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1,00% dan 0,30% dari
gaji.
Pada bulan Juli di samping menerima pembayaran gaji, Sonia juga menerima uang
lembur (overtime) sebesar Rp 2.750.000.

Pertanyaan:
Buatlah perhitungan PPh Pasal 21 bulan Juli! Asumsikan Sonia tidak memiliki NPWP,
maka berapa PPh 21 yang dibayarkan Sonia!

Jawab:
Gaji sebulan
Lembur
Premi JKK
Premi JKM
Tunjangan lain
Gaji Bruto Sebulan

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Iuran Jaminan Hari Tua
Iuran lainnya
Total Pengurang

Penghasilan Netto Sebulan


Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun

PPh 21 terutang sebulan


Sanksi tidak punya NPWP

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 15
4. Rafael (K/1) merupakan seorang karyawan pada PT Makmur dengan gaji per bulan
sebesar Rp.17.225.000 per bulan. Rafael membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan sebesar Rp.250.000 sebulan. Rafael
merupakan karyawan pada PT Makmur tersebut yang baru mulai bekerja pada bulan
Maret. Pada bulan Juli, Rafael mendapatkan THR sebesar dua kali gaji per bulannya.

Buatlah perhitungan atas:


PPh Pasal 21 atas Gaji dan THR!
PPh Pasal 21 atas Gaji setahun!
PPh Pasal 21 atas THR

Jawab:
PPh Pasal 21 atas Gaji dan THR!
Gaji Bruto setahun
THR

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun Setahun
Iuran Jaminan Hari Tua Setahun
Iuran lainnya Setahun
Total Pengurang

Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun atas


Gaji dan THR

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 16
PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun
Gaji Bruto setahun

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun Setahun
Iuran Jaminan Hari Tua Setahun
Iuran lainnya Setahun
Total Pengurang

Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun


Perhitungan PPh 21 atas THR

PPh 21 atas Gaji dan THR setahun = ..........................


PPh 21 atas Gaji setahun = .......................... –
PPh 21 atas THR setahun = ..........................
PPh 21 atas Gaji sebulan = .......................... +
PPh 21 atas THR = ..........................

5. Fina merupakan seorang karyawan belum menikah pada PT Makmur dengan gaji per
bulan sebesar Rp.15.780.000 per bulan. Fina membayar iuran pensiun BPJS sebesar
Rp.200.000 sebulan. Pada bulan Juni, Fina mendapatkan Bonus sebesar Rp.25.000.000.

Buatlah perhitungan atas:


PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus!
PPh Pasal 21 atas Gaji setahun!
PPh Pasal 21 atas Bonus!

Jawab:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 17
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus
Gaji Bruto setahun
THR

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun Setahun
Iuran Jaminan Hari Tua Setahun
Iuran lainnya Setahun
Total Pengurang

Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun atas


Gaji dan THR

PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun


Gaji Bruto setahun

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun Setahun
Iuran Jaminan Hari Tua Setahun
Iuran lainnya Setahun
Total Pengurang

Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun


PRAKTIKUM PERPAJAKAN 18
Perhitungan PPh 21 atas Bonus

PPh 21 atas Gaji dan THR setahun = ..........................


PPh 21 atas Gaji setahun = .......................... –
PPh 21 atas THR setahun = ..........................
PPh 21 atas Gaji sebulan = .......................... +
PPh 21 atas THR = ..........................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 19
PAJAK PENGHASILAN 21
PEGAWAI TIDAK TETAP

Contoh Perhitungan
1. Fahri belum menikah dan bekerja sebagai pegawai tidak tetap di sebuah perusahaan. Ia
bekerja sepuluh hari selama bulan Desember dengan upah Rp.450.000 sehari.

Jawab:
Karena upah Fahri sehari Rp 450.000 dan sebulan adalah Rp.4.500.000, maka sesuai
ketentuan, upah tidak dipotong PPh 21.

2. Jika Fahri bekerja sebelas hari, maka upah kumulatif sebulan melebihi Rp 4.500.000,
maka Fahri dikenai PPh 21.

Jawab:
Cara Pertama:
Menghitung PPh 21 atas upah kumulatif
PHKP = Upah kumulatif sebulan – PTKP sebenarnya
PHKP = (11 x Rp 450.000) – (11 x Rp 150.000)
PHKP = Rp 4.950.000 – Rp 1.650.000
PHKP = Rp 3.300.000

PPh 21 terutang sampai hari ke-11


= 5% x Rp 3.300.000 = Rp 165.000

Maka pada hari ke-11 Fahri menerima upah


= Rp 450.000 – Rp 165.000 = Rp 285.000

Cara Kedua:
Menghitung PPh 21 atas upah rata-rata sehari
PPh 21 = (Upah rata-rata sehari-PTKP sehari) x 5%
PPh 21 = (Rp 450.000 – Rp 150.000) x 5%
PPh 21 = Rp 15.000

PPh 21 terutang sampai hari ke-11


= 11 x Rp 15.000 = Rp 165.000

3. Fahri masih bekerja pada hari kedua belas, maka upahnya akan dipotong PPh 21 atas
upah rata-rata sehari yaitu sebesar Rp.15.000.

Jawab:
Upah yang diterima pada hari ke-12:
= Rp 450.000 – Rp 15.000
= Rp 435.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 2
0
4. Ronny menerima upah harian sebesar Rp.250.000 selama 20 hari. Pada bulan yang sama
(Januari), Ronny menerima bonus kerja dari perusahaan sebesar Rp 6.000.000. Berapa
total PPh 21 terutang bulan Januari?

Jawab:
Upah Januari 2016: 20 x Rp 250.000 = Rp 5.000.000
Penghasilan setahun: Rp 5.000.000 x 12 = Rp 60.000.000
Bonus: (Rp 6.000.000)
Penghasilan neto setahun = Rp 66.000.000

PTKP (K/0) = (Rp 58.500.000)


PHKP: Rp 66.000.000 – Rp 58.500.000 = Rp 7.500.000

PPh 21 terutang Gaji + Bonus = 5% x Rp 7.500.000


= Rp 375.000

PPh 21 terutang Bonus = Rp 375.000 – Rp 75.000


= Rp 300.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 21
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 21 PEGAWAI TIDAK TETAP

Soal Perhitungan
1. Gilang dengan status belum menikah pada bulan Januari bekerja sebagai buruh harian PT
XYZ. Ia bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar Rp 450.000. Berapa
PPh 21 yang dikenakan?

Jawab:

2. Gilang dengan status belum menikah pada bulan Januari bekerja sebagai buruh harian PT
XYZ DAN menerima upah harian sebesar Rp 450.000. Berapa PPh 21 saat hari ke 11?

Jawab:

3. Heri belum menikah pada bulan Maret 2020 bekerja pada perusahaan PT Jaya, menerima
upah sebesar Rp.650.000 per hari. Berapa PPh 21 nya?

Jawab:

4. Bejo adalah seorang karyawan yang bekerja sebagai perakit lemari pada PT B. Perolehan
upah Bejo dihitung berdasarkan jumlah unit pekerjaan yang dapat diselesaikan yaitu
sebesar Rp.130.000 per lemari dan dibayarkan setiap minggu. Dalam 1 minggu (6 hari
kerja), Bejo dapat menyelesaikan pekerjaan sebanyak 20 lemari dengan upah
Rp.3.200.000. Berapa PPh 21nya?
Jawab:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 22
5. Dendi bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar upah harian yang dibayarkan
bulanan. Dalam bulan Januari 2020 Dendi hanya bekerja 22 hari dan upah sehari sebesar
Rp.280.000. Bagus sudah menikah tapi belum memiliki anak. Berapa PPh 21 bulan
Januari?

Jawab:

6. Pada bulan yang sama Januari Dendi menerima gaji sebesar menerima bonus kerja dari
perusahaan sebesar Rp 5.500.000. Berapa total PPh 21 terutang bulan Januari?
Jawab:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 23
PAJAK PENGHASILAN 21
PEGAWAI RESIGN

Contoh Perhitungan
1. Jafar yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Codet di Yogyakarta - DIY.
Memimili NPWP. Sejak 1 Oktober 2020, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT
Codet. Gaji Jafar setiap bulan memperoleh sebesar Rp6.000.000,00 dan yang
bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp100.000,00 setiap bulan. Selama
bekerja di PT Codet, Jafar hanya menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh 21
yang dipotong setiap bulan!

Jawab:

PPh 21 yang dipotong selama 1 Tahun Berjalan


Gaji sebulan Rp. 6.000.000
Lembur 0
Premi JKK 0
Premi JKM 0
Tunjangan lain 0
Gaji Bruto Sebulan Rp. 6.000.000

Pengurang:
Biaya Jabatan 5% x Rp. 6.000.000 Rp. 300.000
Iuran Pensiun Rp. 100.000
Iuran Jaminan Hari Tua 0
Iuran lainnya 0
Total Pengurang Rp. 400.000

Penghasilan Netto Sebulan Rp. 5.400.000


Penghasilan Netto Setahun Rp. 64.800.000

PTKP:
WP Sendiri Rp. 54.000.000
WP Kawin 0
WP Istri Kerja (Gabung Suami) 0
WP Anak 0
Total PTKP Rp. 54.000.000

PHKP Rp. 13.200.000

PPh 21 terutang setahun 5% x Rp. 13.200.000 Rp. 660.000

PPh 21 terutang sebulan Rp. 660.000 : 12 bulan Rp. 55.000


Sanksi tidak punya NPWP 0

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 24
PPh 21 Selama Januari - September
Gaji 9 bulan x Rp.6.000.000 Rp. 54.000.000
Lembur 0
Premi JKK 0
Premi JKM 0
Tunjangan lain 0
Gaji Bruto 9 Bulan Rp. 54.000.000

Pengurang:
Biaya Jabatan 5% x Rp. 54.000.000 Rp. 2.700.000
Iuran Pensiun 9 bulan x Rp. 100.000 Rp. 900.000
Iuran Jaminan Hari Tua 0
Iuran lainnya 0
Total Pengurang Rp. 3.600.000

Penghasilan Netto 9 bulan Rp. 50.400.000

PTKP:
WP Sendiri Rp. 54.000.000
WP Kawin 0
WP Istri Kerja (Gabung Suami) 0
WP Anak 0
Total PTKP Rp. 54.000.000

PHKP NIHIL

PPh 21 terutang setahun NIHIL

PPh 21 terutang sebulan NIHIL


Sanksi tidak punya NPWP

PPh 21 untuk Januari – September 2020 NIHIL


PPh 21 yang sudah di potong sampai Agustus 2020
= 8 bulan x Rp. 55.000 = Rp. 440.000
PPh 21 lebih potong = Rp. 440.000

Kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp440.000,00 dikembalikan oleh PT Codet


kepada yang bersangkutan pada saat pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21.
*) telah disesuaikan dengan PMK no 101 th 2016

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 25
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 21 PEGAWAI RESIGN

1. Tejo yang berstatus menikah dan memiliki 1 anak adalah pegawai pada PT ABC.
Memimili NPWP. Sejak 1 Juni 2020, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT ABC.
Gaji Tejo setiap bulan memperoleh sebesar Rp.8.500.000,00 dan yang bersangkutan
membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp.150.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di
PT ABC, Tejo hanya menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh 21 yang
dipotong setiap bulan!

Jawab:

PPh 21 yang dipotong selama 1 Tahun Berjalan


Gaji sebulan
Lembur
Premi JKK
Premi JKM
Tunjangan lain
Gaji Bruto Sebulan

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Iuran Jaminan Hari Tua
Iuran lainnya
Total Pengurang

Penghasilan Netto Sebulan


Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun

PPh 21 terutang sebulan


Sanksi tidak punya NPWP

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 26
PPh 21 Selama Januari - Mei
Gaji
Lembur
Premi JKK
Premi JKM
Tunjangan lain
Gaji Bruto … Bulan

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Iuran Jaminan Hari Tua
Iuran lainnya
Total Pengurang

Penghasilan Netto … bulan

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun

PPh 21 terutang sebulan


Sanksi tidak punya NPWP

Note

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 27
2. Ranti yang berstatus menikah dan memiliki 2 anak adalah pegawai pada PT X. Memimili
NPWP. Sejak 1 Agustus 2020, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT X. Gaji Ranti
setiap bulan memperoleh sebesar Rp.7.200.000,00 dan yang bersangkutan membayar
iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan sejumlah Rp.180.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di PT X, Ranti
hanya menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh 21 yang dipotong setiap
bulan!

Jawab:

PPh 21 yang dipotong selama 1 Tahun Berjalan


Gaji sebulan
Lembur
Premi JKK
Premi JKM
Tunjangan lain
Gaji Bruto Sebulan

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Iuran Jaminan Hari Tua
Iuran lainnya
Total Pengurang

Penghasilan Netto Sebulan


Penghasilan Netto Setahun

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun

PPh 21 terutang sebulan


Sanksi tidak punya NPWP

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 28
PPh 21 Selama Januari - Juli
Gaji
Lembur
Premi JKK
Premi JKM
Tunjangan lain
Gaji Bruto … Bulan

Pengurang:
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Iuran Jaminan Hari Tua
Iuran lainnya
Total Pengurang

Penghasilan Netto … bulan

PTKP:
WP Sendiri
WP Kawin
WP Istri Kerja (Gabung Suami)
WP Anak
Total PTKP

PHKP

PPh 21 terutang setahun

PPh 21 terutang sebulan


Sanksi tidak punya NPWP

Note

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 29
PAJAK PENGHASILAN BADAN

Contoh Perhitungan
Peredaran Bruto PT Asia Baja Perkasa dalam Tahun Pajak 2019 sebesar Rp.6.245.753.000.
atau melebihi Rp.4.800.000.000, maka Perhitungan PPh Badan adalah berdasarkan Pasal
17dan 31E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Karena Peredaran Bruto PT Asia Baja Perkasa dalam Tahun Pajak 2020 sebesar Rp
7.256.458.000 atau melebihi Rp.4.800.000.000, maka Perhitungan PPh Badan dihitung
dengan cara Penghasilan Kena Pajak dikenai tarif Pajak penghasilan dengan mendapatkan
fasilitas pengurangan 50% dan yang tidak mendapatkan pengurangan 50% yang dihitung dari
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.765.459.000.

Jawab:
Perhitungan Penghasilan Kena Pajak :
Penghasilan Kena Pajak yang mendapat fasilitas :
4.800.000.000 x 765.459.000 = 506.335.625
7.256.458.000

Penghasilan Kena Pajak yang tidak mendapat fasilitas :


765.459.000 - 506.335.625 = 259.123.375

Pajak Penghasilan yang terutang :


Pajak Penghasilan yang mendapat fasilitas :
25 % x 50 % x 506.335.625 = 63.291.875

Pajak Penghasilan yang tidak mendapat fasilitas :


25% x 259.123.375 = 64.780.750.

Total PPh Badan Terutang :


63.291.875 + 64.780.750 = 128.072.625

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 3
0
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN BADAN

1. PT. Sentosa memiliki peredaran bruto dari usaha sebesar Rp 5.000.000.000 dan
peredaran bruto dari luar usaha sebesar Rp.1.000.000.000. Diketahui PKP sebesar Rp
2.200.000.000.
Hitunglah PPh terutangnya!

Jawab:

PPh terutang =

2. PT. Giant memiliki peredaran bruto dari usaha sebesar Rp 4.000.000.000 dan peredaran
bruto dari luar usaha sebesar Rp 2.000.000.000. Diketahui PKP sebesar Rp
2.200.000.000.
Hitunglah PPh terutangnya!

Jawab:

PPh terutang =

3. PT. Warehouse memiliki peredaran bruto dari usaha sebesar Rp 60.000.000.000 dan
peredaran bruto dari luar usaha sebesar Rp 70.000.000.000. Diketahui PKP sebesar
Rp.5.500.000.000.
Hitunglah PPh terutangnya!

Jawab:

PPh terutang =

4. PT. Adil Makmur memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp.2.000.000.000 dan


pengeluaran (biaya) sebesar Rp. 200.000.000.
Hitunglah PPh terutangnya!

Jawab:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 31
PPh terutang =

5. Misalkan PT. Sentosa Abadi memperoleh penghasilan kotor di tahun 2019 sebesar
Rp.10.000.000.000, dan Penghasilan Kena Pajak adalah Rp.3.000.000.000, maka besar
pajak PT. Sentosa Abadi adalah

Jawab:

PPh terutang =

6. Misalkan PT. Nyiur Hijau memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp.70.000.000.000,


dan dan pengeluaran (biaya) sebesar Rp.42.000.000.000, maka besar pajak PT. Nyiur
Hijau adalah

Jawab:

PPh terutang =

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 32
PAJAK PENGHASILAN 22

Contoh Perhitungan
Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs yang
ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp10.000. Hitunglah PPh Pasal 22
yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT ABC memili API (Angka Pengenal Impor) dan
jika tidak memiliki API?

Jawab:
Keterangan Perhitungan Nilai
A Harga Faktur (Cost) US $ 100.000
B Biaya Asuransi (Insurance) (5% x US $ 100.000) US $ 5.000
C Biaya Angkut (Freight) (10% x US $ 100.000) US $ 10.000
CIF (A + B + C) US $ 115.000
(Cost, Insurance, Freight)
D CIF (dalam Rupiah) (US $ 115.000 x Rp.10.000) Rp. 1.150.000.000
E Bea Masuk (20% x Rp. 1.150.000.000) Rp. 230.000.000
F Bea Masuk Tambahan (10% x Rp. 1.150.000.000) Rp. 115.000.000
Nilai Impor (D + E + F) Rp. 1.495.000.000

PPh 22 = 2,5% x Nilai Impor


Jika Memiliki API = 2,5% x Rp. 1.495.000.000 Rp. 37.375.000
PPh 22 = 7,5% x Nilai Impor
Jika Tidak Memiliki API = 7,5% x Rp. 1.495.000.000 Rp. 112.125.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 33
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 22

1. PT Ganteng Motor mengimpor barang dari Jepang. PT Ganteng Motor adalah importir
motor gede yang telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT Ganteng Motor mengimpor
unit 75 motor gede, dengan harga faktur $ 18.000 per unit. Biaya asuransi dan biaya
angkut yang berkaitan dengan impor motor gede tersebut masing-masing adalah 2% dan
4%. Bea masuk yang dibayar oleh PT Ganteng Motor sebesar 5% dari CIF dan bea
masuk tambahan sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh Menteri
Keuangan sebesar $1 = Rp 13.900.

Pertanyaan:
Berapa PPh pasal 22 yang harus dibayar?

Jawab:

Keterangan Perhitungan Nilai


A Harga Faktur (Cost)
B Biaya Asuransi (Insurance)
C Biaya Angkut (Freight)
CIF
(Cost, Insurance, Freight)
D CIF (dalam Rupiah)
E Bea Masuk
F Bea Masuk Tambahan
Nilai Impor

PPh 22
Jika Memiliki API
PPh 22
Jika Tidak Memiliki API

2. Perusahaan Deans Art memasukkan barang ke wilayah pabean Indonesia dengan cost
sebesar us $ 65.000. biaya angkut luar negeri ke pelabuhan tujuan sebesar us $ 2.800 &
premi asuransi perjalanan yang dibayar diluar negeri ke pelabuhan tujuan sebesar us $
350. Bea masuk yang dibebankan sebesar Rp. 35.500.000 & pungutan pabean lain yang

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 34
resmi sebesar Rp. 15.600.000 dan kurs yang berlaku saat terjadi import adalah us $ 1 =
Rp. 13.650.

Pertanyaan:
Hitunglah pajak penghasilan pasal 22 bea cukai, dalam kondisi baik importir memiliki
API/APIS/APIT & jika importir belum memiliki API/APIS/APIT?

Jawab:

Keterangan Perhitungan Nilai


A Harga Faktur (Cost)
B Biaya Asuransi (Insurance)
C Biaya Angkut (Freight)
CIF
(Cost, Insurance, Freight)
D CIF (dalam Rupiah)
E Bea Masuk
F Bea Masuk Tambahan
Nilai Impor

PPh 22
Jika Memiliki API
PPh 22
Jika Tidak Memiliki API

3. PT. Jaya Raya Abadi melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $ 38.000
(kurs KMK berlaku Rp 13.350/ dollar). Perusahaan membayar biaya asuransi dan
pengangkutan masing – masing sebesar 7,5% dan 5% dari nilai pembelian. Bea Masuk
sebesar 10% dari CIF dan Bea Masuk lainnya $ 2.500. Penyerahan barang dikenai PPN
dan PPnBM 20%.

Pertanyaan:
Hitunglah PPh 22 (Jika perusahaan memiliki API)?

Jawab:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 35
Keterangan Perhitungan Nilai
A Harga Faktur (Cost)
B Biaya Asuransi (Insurance)
C Biaya Angkut (Freight)
CIF
(Cost, Insurance, Freight)
D CIF (dalam Rupiah)
E Bea Masuk
F Bea Masuk Tambahan
Nilai Impor

PPh 22
Jika Memiliki API
PPN
PPnBM

SOAL 4
PT. Pertamina merupaka produsen dan importer bahan bakar minyak, gas dan pelumas. Pada
bulan agustus 2019 melakukan penyerahan sebagai berikut:

Pertanyaan:
Hitunglah PPh 22?

a. Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp 816.000.000 kepada SPBU Pertamina

Jawab:

PPh 22 = tarif x penjualan tidak termasuk PPN


= ....... x Rp ............................
= Rp .....................................

b. Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp 523.000.000 kepada Non SPBU

Jawab:

PPh 22 = tarif x penjualan tidak termasuk PPN


= ....... x Rp .............................
= Rp ......................................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 36
c. Penyerahan bahan bakar gas senilai Rp 179.800.000 kepada Blue Gas Distributor

Jawab:

PPh 22 = tarif x penjualan tidak termasuk PPN


= ....... x Rp ...............................
= Rp .......................................

d. Penyerahan pelumas minyak senilai Rp 278.900.000 kepada SPBU Pertamina

Jawab:

PPh 22 = tarif x penjualan tidak termasuk PPN


= ....... x Rp .................................
= Rp .......................................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 37
PAJAK PENGHASILAN 23

Contoh Perhitungan
1. Pada tanggal 3 Januari 2015, PT Sejahtera melakukan pembayaran bunga obligasi
kepada PT Damai Sentosa sebesar Rp75.000.000. Obligasi tersebut tidak diperdagangkan
di Bursa Efek Indonesia.

Jawab:
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Sejahtera adalah
= 15% x Rp75.000.000 = Rp11.250.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari 2015

2. PT ABCD, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu dan
beralamat di Jl. Terusan No.11, Jakarta Selatan. PT ABCD telah memiliki NPWP
01.111.444.8-061.000. Pada tanggal 10 Juli 2013, perusahaan membayar dividen tunai
kepada pemegang saham yang sebelumnya telah diumumkan melalui RUPS. Berikut
data yang diperlukan dalam pembayaran dividen tunai.
% Penyertaan
Pemegang Saham NPWP Dividen
Modal
PT Perkasa 01.589.365.8-039.000 26% Rp130.000.000
PT Cakrawala 01.125.735.8-045.000 15% Rp75.000.000
PT Matahari 01.156.198.8-026.000 10% Rp50.000.000
PT Angkasa 01.754.125.8-039.000 18% Rp90.000.000
CV Bahari Jaya 01.342.657.8-039.000 12% Rp60.000.000
CV Karya Raya 01.453.198.8-039.000 11% Rp55.000.000
PT BNI (BUMN) 01.354.344.8-045.000 8% Rp40.000.000

Jawab:
Dari data tabel di atas, berikut perhitungan PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT ABCD.

Pemegang % Penyertaan
Dividen PPh Pasal 23 yang Dipotong
Saham Modal

PT Cakrawala 15% Rp75.000.000 15% x Rp75.000.000 = Rp11.250.000


PT Matahari 10% Rp50.000.000 15% x Rp50.000.000 = Rp7.500.000
PT Angkasa 18% Rp90.000.000 15% x Rp90.000.000 = Rp13.500.000
CV Bahari
12% Rp60.000.000 15% x Rp60.000.000 = Rp9.000.000
Jaya
CV Karya
11% Rp55.000.000 15% x Rp55.000.000 = Rp8.250.000
Raya
Jumlah Rp330.000.000 Rp49.500.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 38
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 23

1. Tono merupakan salah satu anggota koperasi TEGAR. Pada bulan Agustus 2020, ia
menerima bunga simpanan dari koperasi sebesar Rp.1.000.000 dan menerima pembagian
sisa hasil usaha koperasi sebesar Rp.2.500.000. Hitunglah PPh pasal 23!

Jawab:

2. PT ABCD, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu dan
beralamat di Jl. Terusan No.11, Jakarta Selatan. PT ABCD telah memiliki NPWP
01.111.444.8-061.000. Pada tanggal 10 Juli 2013, perusahaan membayar dividen tunai
kepada pemegang saham yang sebelumnya telah diumumkan melalui RUPS. Berikut
data yang diperlukan dalam pembayaran dividen tunai.
% Penyertaan
Pemegang Saham NPWP Dividen
Modal
PT Ferry 01.589.365.8-039.000 27% Rp130.000.000
PT Selera 01.125.735.8-045.000 18% Rp75.000.000
PT Bintang 01.156.198.8-026.000 12% Rp50.000.000
PT Galaksi 01.754.125.8-039.000 16% Rp90.000.000
PT Titanium 01.342.657.8-039.000 15% Rp60.000.000
PT Delima 01.453.198.8-039.000 12% Rp55.000.000
PT BRI (BUMN) 01.354.344.8-045.000 9% Rp40.000.000

Jawab:
Dari data tabel di atas, berikut perhitungan PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT ABCD
% Penyertaan
Pemegang Saham NPWP Dividen
Modal
PT Ferry 01.589.365.8-039.000 27%
PT Selera 01.125.735.8-045.000 18%
PT Bintang 01.156.198.8-026.000 12%
PT Galaksi 01.754.125.8-039.000 16%
PT Titanium 01.342.657.8-039.000 15%
PT Delima 01.453.198.8-039.000 12%
PT BRI (BUMN) 01.354.344.8-045.000 9%

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 39
3. PT. Kassa merupakan perusahaan penerbitan dan percetakan. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 2001, beralamat jalan semangat pejuang No 9 Bandung, NPWP:
01.555.444.1.541.000. Pembayaran honorarium dan imbalan lain sehubungan dengan
PPh Pasal 23 selama bulan Oktober 2019 sebagai berikut:

Pertanyaan :
- Hitunglah PPh pasal 23 dari setiap transaksi dibawah ini (a – e)!
- Buatlah jurnalnya!

a. Pada tanggal 10 oktober 2020, membayar bunga pinjaman deposito kepada Bank
mandiri Yogyakarta sebesar Rp1.000.000. Bank Mandiri beralamat jalan
Diponegoro No 133 Yogyakarta, NPWP: 01.222.333.2.541.000.

Jawab:

b. Pada tanggal 15 Oktober 2020, membayar royalti kepada beberapa penulis yaitu:

Nama Alamat NPWP Jumlah Royalti


Melli Jalan Podang No 6 04.111.333.1.541.000 Rp 20.000.000
Yogyakarta
Desta Jalan Merdeka No 11 - Rp 5.000.000
Yogyakarta
Lena Jalan Kalimantan No 04.222.555.1.541.000 Rp 10.000.000
10 Yogyakarta

Jawab:

Nama PPh yang dipotong Tambahan PPh Total PPh yang


karena tidak punya dipotong
NPWP
Melli
Desta
Lena

c. Pada tanggal 20 Oktober 2020, membayar jasa perbaikan mesin produksi yang telah
rusak sebesar Rp15.000.000 kepada PT. Abadi, yang beralamat di jalan Semangat
No 8 Bandung, NPWP: 01.446.577.2.541.000.

Jawab:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 4
0
d. Pada tanggal 22 Oktober 2020, membayar fee sebesar Rp.22.000.000 kepada Kantor
Akuntan Publik Dwiananda, yang beralamat di jalan Berliku No 123 Bandung
Selatan, NPWP: 04.322.233.2.541.000.

Jawab:

e. Pada tanggal 29 Oktober 2020, membayar sewa kendaraan untuk mendistribusikan


hasil produksi ke beberapa KPTA. Sewa dibayar kepada Rian Rental yang beralamat
di jalan Setiabudi No 77 Bandung Barat, NPWP: 01.111.333.1.541.000 sebesar
Rp.8.600.000.

Jawab:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 41
PAJAK PENGHASILAN 24

Tata cara menghitung Pajak Penghasilan 24 yang dapat dikreditkan di Dalam Negeri
1. Cari Penghasilan Kena Pajak (PKP) = PNDN + PNLN
Catatan :
 Jika DN rugi diperhitungkan sebagai pengurang dalam menghitung PKP
 Jika LN rugi tidak diperhitungkan sebagai pengurang dalam menghitung PKP
(diabaikan)

2. Cari Pajak Penghasilan Terutang Dari Penghasilan Kena Pajak (PKP).


3. Cari Pajak yang telah dibayar di Luar Negeri.
4. Cari Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN):
KPLN = Penghasilan Luar Negeri x PPh terutang
Penghasilan Kena Pajak

5. Bandingkan antara Pajak yang telah dibayar di Luar Negeri (point 3) dengan kredit Pajak
Luar Negeri (point 4), Lalu pilih yang terendah.
6. Jumlahkan point 5 untuk mencari besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan.

Contoh Perhitungan
PT Sinar Gemilang di Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2020:
Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000
Penghasilan dari Vietnam (tarif pajak 20%) Rp200.000.000

Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar Gemilang tahun 2020?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 24 adalah sebagai berikut:

No Keterangan Nilai
1 Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dalam negeri Rp. 400.000.000
Penghasilan dari luar negeri:
- Vietnam Rp. 200.000.000
Total Penghasilan Netto Rp. 600.000.000

2 Menghitung total PPh terutang


Pajak terhutang 25% x Rp 600.000.000 Rp. 150.000.000

3 Menghitung PPh maksimum yang dapat


dikreditkan:
= (penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x
total PPh terutang
= (Rp200.000.000 : Rp600.000.000) x Rp150.000.000 Rp. 50.000.000
= Rp49.999.999 (dibulatkan)

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 42
4 Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di
Luar Negeri:
= 20% x Rp200.000.000 Rp. 40.000.000

5 PPh 24 yang di kreditkan Rp. 40.000.000


(Memilih nilai yang terendah)

Dari perhitungan di atas, kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah sebesar
Rp40.000.000 atau sebesar PPh yang terutang atau dibayar di Luar Negeri. Jumlah ini
diperoleh dengan membandingkan penghitungan PPh maksimum yang boleh dikreditkan
dengan PPh yang terutang atau dibayar di Luar Negeri, kemudian pilih jumlah yang
terendah.

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 43
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 24

1. PT. Cahaya Langit yang berlokasi di Jakarta, selama tahun 2020 memperoleh
penghasilan baik dari usahanya dari dalam negeri ataupun beberapa cabangnya yang
berada di luar negeri. Penghasilan Netto dari dalam negeri Rp 3.500.000.000.000
sedangkan usahanya di luar negeri, seperti Jepang memperoleh penghasilan Rp
3.000.000.000 dan di Korea memperoleh penghasilan Rp 4.000.000.000 sedangkan di
China mengalami rugi Rp 1.000.000.000. Pajak yang telah dibayar diluar negeri sebesar
22% untuk Jepang, 30% untuk Korea dan 20% untuk China.

Pertanyaan:
Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk dikreditkan dengan pajak penghasilan
yang harus dibayar didalam negeri?
Hitung PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020!

Jawab:
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri
No Keterangan Nilai
1 Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dalam negeri
Penghasilan dari luar negeri:
-
-
-
Total Penghasilan Netto

2 Menghitung total PPh terutang


Pajak terhutang

3 Menghitung PPh maksimum yang dapat


dikreditkan:
(penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x
total PPh terutang

4 Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di


Luar Negeri:

5 PPh 24 yang di kreditkan


(Memilih nilai yang terendah)

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 44
PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020:
= Rp ........................ – Rp .........................
= Rp ...........................

2. Sandy merupakan seorang wajib pajak pribadi dalam negeri. Sandy berstatus kawin dan
punya anak 4. Selama tahun 2020 memperoleh penghasilan baik dari usahanya dari
dalam negeri ataupun beberapa cabangnya yang berada di luar negeri. Penghasilan Netto
dari dalam negeri Rp 15.000.000.000 sedangkan usahanya di luar negeri, seperti Jepang
memperoleh penghasilan Rp 30.000.000.000 dan di Korea memperoleh penghasilan Rp
40.000.000.000 sedangkan di China mengalami rugi Rp 10.000.000.000. Pajak yang
telah dibayar diluar negeri sebesar 25% untuk Jepang, 30% untuk Korea dan 20% untuk
China.

Pertanyaan:
Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk dikreditkan dengan pajak penghasilan
yang harus dibayar didalam negeri?
Hitung PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020!

Jawab:
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri

No Keterangan Nilai
1 Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dalam negeri
Penghasilan dari luar negeri

Penghasilan Kena Pajak

2 Menghitung total PPh terutang

3 Menghitung PPh maksimum yang dapat


dikreditkan:
(penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x
total PPh terutang

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 45
4 Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di
Luar Negeri:

5 PPh 24 yang di kreditkan


(Memilih nilai yang terendah)

PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020:
Rp ........................ – Rp ......................... = Rp ...........................

3. PT Extera pada tahun 2020 memperoleh penghasilan neto sebagai berikut: Penghasilan
berupa laba netto usaha di dalam negeri Rp 4.000.000.000. Penghasilan berupa laba netto
usaha dari negara A Rp 2.000.000.000. Penghasilan berupa laba netto usaha dari negara
B Rp 4.000.000.000 dan rugi usaha dari negara C Rp 2.500.000.000. Jika tarif pajak
yang berlaku di negara A, B dan C masing-masing 18%, 20% dan 17%. Peredaran bruto
dari kegiatan usaha sebesar Rp 4.600.000.000.

Pertanyaan:
Hitung PPh pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia!
Hitung PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020!

Jawab:
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri

No Keterangan Nilai
1 Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dalam negeri
Penghasilan dari luar negeri:
-
-
-
Total Penghasilan Netto

2 Menghitung total PPh terutang


Pajak terhutang

3 Menghitung PPh maksimum yang dapat


dikreditkan:
(penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x
total PPh terutang

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 46
4 Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di
Luar Negeri:

5 PPh 24 yang di kreditkan


(Memilih nilai yang terendah)

PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020:
= Rp ........................ – Rp .........................
= Rp ...........................

4. PT. TRI Darma pada tahun 2020 dengan peredaran bruto Rp.12.500.000.000
memperoleh Penghasilan Kena Pajak sebagai berikut:
- Di Australia, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 1.000.000.000 dengan tarif pajak
35%
- Di Belanda, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 3.000.000.000 dengan tarif pajak
20%
- Di Cina, menderita kerugian Rp. 2.000.000.000
- Di Indonesia, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 4.000.000.000

Pertanyaan:
Hitung PPh pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia!
Hitung PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020!

Jawab:

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri.


No Keterangan Nilai
1 Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dalam negeri
Penghasilan dari luar negeri:
-
-
-
Total Penghasilan Netto

2 Menghitung total PPh terutang


Pajak terhutang

3 Menghitung PPh maksimum yang dapat


PRAKTIKUM PERPAJAKAN 47
dikreditkan:
(penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x
total PPh terutang

4 Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di


Luar Negeri:

5 PPh 24 yang di kreditkan


(Memilih nilai yang terendah)

PPh yang harus disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2020:
= Rp ........................ – Rp .........................
= Rp ...........................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 48
PAJAK PENGHASILAN 25

Tata Cara Menghitung Angsuran PPh Pasal 25 bagi wajib pajak orang prbadi

Rumus:
PPh terutang berdasarkan SPT tahunan (tahun lalu) xxx
Pengurangan kredit pajak:
- PPh pasal 21 xxx
- PPh pasal 22 xxx
- PPh pasal 23 xxx
- PPh pasal 24 xxx
Total kredit pajak xxx –
Dasar penghitungan angsuran xxx

Angsuran PPh pasal 25 = dasar penghitungan angsuran dibagi 12 bulan (atau banyaknya
bulan dalam bagian tahun pajak)

Tata Cara Menghitung Angsuran PPh Pasal 25 bagi wajib pajak badan

Rumus:
PPh terutang berdasarkan SPT tahunan (tahun lalu) xxx
Pengurangan kredit pajak:
- PPh pasal 22 xxx
- PPh pasal 23 xxx
- PPh pasal 24 xxx
Total kredit pajak xxx –
Dasar penghitungan angsuran xxx

Angsuran PPh pasal 25 = dasar penghitungan angsuran dibagi 12 bulan (atau banyaknya
bulan dalam bagian tahun pajak)

Contoh Perhitungan
Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Purnama yang terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh
2019 sebesar Rp50.000.000. Jumlah kredit pajak Tuan Purnama pada tahun 2014 adalah
Rp21.500.000, dengan rincian sebagai berikut:

PPh Pasal 21 Rp10.000.000


PPh Pasal 22 Rp5.000.000
PPh Pasal 23 Rp3.000.000
PPh Pasal 24 Rp3.000.000

Berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25 Tuan Purnama untuk tahun 2020:

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 49
Jawab:
PPh terutang tahun 2019 Rp. 50.000.000
Kredit Pajak:
PPh 21 Rp. 10.000.0000
PPh 22 Rp. 5.000.0000
PPh 23 Rp. 3.000.0000
PPh 24 Rp. 3.500.0000
Jumlah kredit pajak Rp. 21.500.000-
Dasar Perhitungan PPh 25 Rp. 28.500.000

PPh 25 tahun 2020 Rp. 28.500.000/12 bulan Rp. 2.375.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 5
0
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 25

1. Pajak penghasilan yang terhutang untuk Pak Bejo berdasarkan surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan tahun 2019 sebesar Rp 50.000.000. Pajak yang telah dipotong
atau dipungut pleh pihak ketiga serta yang terutang atau dibayar diluar negeri sebagai
berikut:
- Pemotongan PPh pasal 21 melalui pemberi kerja sebesar Rp 15.000.000
- Pemotongan PPh pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp 10.000.000
- Pemotongan PPh pasal 23 oleh penyelengraan kegiatan sebesar Rp 2.500.000
- Pembayaran pajak di luar negeri sebesar Rp 7.500.000 seluruhnya dapat dikreditkan
(sebagai PPh pasal 24)

Pertanyaan:
Hitunglah angsuran PPh pasal 25 tahun 2020!

Jawab:

PPh terutang tahun 2019


Kredit Pajak:
PPh 21
PPh 22
PPh 23
PPh 24
Jumlah kredit pajak
Dasar Perhitungan PPh 25

PPh 25

2. Pajak pengahsilan yang terutang untuk PT. Utama Jaya berdasarkan surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan tahun 2019 sebesar Rp 125.000.000. Pajak yang telah
dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga serta yang terutang atau dibayar diluar negeri
sebagai berikut:
- PPh pasal 22 yang dipungut oleh pihak lain sebesar Rp 30.000.000
- PPh pasal 23 yang dipotong oleh pihak lain sebesar Rp 15.000.000
- Pajak penghasilan yang dibayar diluar negeri sebesar Rp 42.500.000 tetapi berdasar
ketentuan yang dapat dikreditkan (PPh pasal 24) sebesar Rp 40.000.000.

Pajak penghasilan yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak lain dan yang
dibayarkan atau terutang di luar negeri untuk bagaian tahun pajak yang meliputi masa 8
bulan tahun 2020.

Pertanyaan:
Hitunglah angsuran PPh pasal 25 tahun 2020!

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 51
Jawab:

PPh terutang tahun 2019


Kredit Pajak:
PPh 21
PPh 22
PPh 23
PPh 24
Jumlah kredit pajak
Dasar Perhitungan PPh 25

PPh 25

3. Dalam SPT Tahun pajak 2018 Hendri wajib pajak perseorangan. Penghasilan kena pajak
sebesar Rp 1.680.000.000, bukti-bukti kredit pajak yaitu PPh pasal 21 Rp. 75.250.000,
PPh pasal 22 Rp.150.000.000, PPh pasal 23 Rp 75.000.000, PPh pasal 24 Rp 25.000.000.

Pertanyaan:
Hitunglah angsuran PPh pasal 25 tahun 2019!

Jawab:

PPh terutang tahun 2019

Kredit Pajak:
PPh 21
PPh 22
PPh 23
PPh 24
Jumlah kredit pajak
Dasar Perhitungan PPh 25

PPh 25

4. Penghasilan PT. Agung Sedaya Tahun 2020 adalah sebesar Rp 350.000.000. sisa
kerugian tahun 2019 yang sudah diasumsikan sebesar Rp 400.000.000. Sisa kerugian
yang belum dikompensasikan sebesar Rp 50.000.000. Pada tahun 2020 PPh yang
dipotong atau dipungut pihak lain adalah sebesar Rp 1.000.000 dan tidak ada pajak yang
dibayar atau terhutang di luar negeri.

Pertanyaan:
Hitunglah angsuran PPh pasal 25 PT. Agung Sedaya!

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 52
Jawab:

PPh terutang tahun 2019

Kredit Pajak:
PPh 21
PPh 22
PPh 23
PPh 24
Jumlah kredit pajak
Dasar Perhitungan PPh 25

PPh 25

5. PT Galaksi dalam bidang penjualan mebel memiliki penjualan netto tahun 2019 sebesar
Rp.25.000.000.000. Seluruh biaya-biaya yang berkaitan dengan PT. Galaksi sebesar
Rp.3.400.000.000. Kemudian memeliki penghasilan diluar usaha sebesar Rp 50.000.000
dan biaya di luar negeri sebesar Rp 30.000.000. PT. Galaksi memiliki sisa kerugain
tahunan yang masih belum dikompensasikan sebesar Rp 10.000.000.

Pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga serta yang terutang atau
dibayar diluar negeri sebagai berikut:
- PPh pasal 22 yang dipungut oleh pihak lain sebesar Rp 10.000.000
- PPh pasal 23 yang dipotong oleh pihak lain sebesar Rp 16.000.000
- PPh 24 sebesar Rp 15.000.000

Pertanyaan:
Hitunglah angrusan pajak PPh pasal 25 tahun 2020!

Jawab:

Penjualan Netto = Rp ........................


Biaya 3 M (Mendapatkan, Menagih dan Memelihara Penghasilan) = Rp ........................ –
Laba usaha (Penghasilan neto usaha) = Rp ........................

Penghasila di luar usaha = Rp .....................


Biaya – biaya di luar usaha = Rp ..................... –
Penghasilan netor dari luar usaha = Rp ........................ +
Jumlah Penghasilan Netto = Rp ........................
Kompensasi Kerugian = Rp ........................ –
Penghasilan Kena Pajak = Rp ........................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 53
PPh terutang tahun 2019
Kredit Pajak:
PPh 21
PPh 22
PPh 23
PPh 24
Jumlah kredit pajak
Dasar Perhitungan PPh 25

PPh 25

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 54
PAJAK PENGHASILAN 26

Objek dan Tarif Pajak Penghasilan 26


Penghasilan yang dipotong PPh pasal 26 adalah :
1. Yang bersumber dari modal (20% x penghasilan bruto)
a. Deviden
b. Bunga, termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
c. Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan
e. Hadiah dan penghargaan
f. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
g. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
h. Keuntungan karena pembebasan utang

2. Penghasilan dari penjualan harta atau pengalihan harta di Indonesia, yang berupa :
a. Perhiasan mewah
b. Berlian
c. Emas
d. Intan
e. Jam tangan mewah
f. Barang antik
g. Lukisan mobil
h. Motor
i. Kapal pesiar
j. Pesawat terbang ringan
Dengan nilai Rp. 10.000.000,00 ke atas untuk setiap jenis transaksi dipotong PPh pasal
26 sebesar 20% x penghasilan neto.Besarnya perkiraan penghasilan neto untuk penjualan
harta adalah 25% dari harga jual.

3. Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan luar negeri dipotong PPh pasal 25
sebesar 20% dari perkiraan penghasilan neto. Besarnya perkiraan neto untuk premi
asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan pada perusahaan asuransi luar negeri
adalah sebagai berikut :
a. Atas premi yang dibayarkan tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri
baik secara langsung maupun melalui pialang, sebesar 50% dari jumlah premi yang
dibayar.
b. Atas premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang berkedudukan di Indonesia
kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun melalui
pialang, sebesar 10% dari jumlah premi yang dibayar.

4. Penghasilan kena pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk tetap di Indonesia
dikenai pajak sebesar 20%, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di
Indonesia, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan. Atas penghasilan ini dikenai pajak sebesar 20% x (PKP – PPh
terutang)

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 55
Contoh Perhitungan
1. PT Abadi Berkarya memiliki perwakilan di luar negeri dan mengasuransikan bangunan
bertingkat ke PT XYZ yang merupakan perusahaan asuransi di luar negeri dengan
membayar jumlah premi pada tahun 2020 sebesar Rp.2.000.000.000.
Hitunglah PPh Pasal 26 dari PT Abadi Berkarya tahun 2020?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

Perkiraan penghasilan neto = 50% x Rp2.000.000.000 = Rp. 1.000.000.000


PPh Pasal 26 = 20% x Rp1.000.000.000 = Rp. 200.000.000

2. Aland Addison yang adalah seorang warga negara Inggris yang memiliki 25% saham
atas PT Jayaraya Indonesia. Tahun ini Aland menjual seluruh sahamnya senilai Rp8
miliar kepada Charles seorang warga negara Argentina. Asumsikan tidak ada P3B antara
Indonesia dan Argentina serta Inggris sehubungan dengan transaksi tersebut. Hitunglah
PPh Pasal 26 dari transaksi tersebut?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

PPh Pasal 26 = 20% x 25% x Rp.8.000.000.000 = Rp. 400.000.000


(Bersifat Final)

3. Mike adalah karyawan asing pada perusahaan PT Dira Consulting. Mike tinggal di
Indonesia kurang dari 183 hari. Mike sudah beristri dan mempunyai seorang anak. Pada
bulan april 2020 Mike memperoleh gaji sebesar US$10.000 sebulan. Kurs yang berlaku
adalah Rp10.500,- per US$ 1. Hitunglah PPh Pasal 26?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

Penghasilan bruto = US $ 10.000 x Rp.10.500 = Rp. 105.000.000


PPh Pasal 26 = 20% x Rp.105.000.000 = Rp. 21.000.000

4. Penghasilan kena pajak bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia pada tahun 2015 sebesar
Rp17.500.000.000. Pajak penghasilan yang harus dibayarkan yaitu sebesar 25% x
Rp17.500.000.000 = Rp4.375.000.000. Penghasilan BUT setelah kena pajak yaitu
sebesar Rp13.125.000.000. Hitunglah PPh Pasal 26?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

PPh Pasal 26 = 20% x Rp.13.125.000.000 = Rp.2.625.000.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 56
STUDY CASE
PAJAK PENGHASILAN 26

1. Daren merupakan seorang seorang pengusaha yang memiliki kegiatan bisnis di Eropa
melalui pemberian dana pinjaman berbunga rendah. Selama 2019, Daren telah
meminjamkan dana dengan rata – rata pokok pinjaman tertimbang sebesar $ 5.000.000
dan tingkat bunga rata – rata 7,2% p.a. Kurs KMK ditetapkan konstan sepanjang tahun
pada tingkat Rp 13.810/ $.

Pertanyaan:
Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dipotong oleh para debitur Daren?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

Penghasilan bruto = =
PPh Pasal 26 = =

2. Michael merupakan seorang dokter berkewarganegaraan asing yang selama periode


Januari – Maret 2020 tinggal di Indonesia untuk memberikan jasa pendampingan riset
bagi suatu rumah sakit yang baru berdiri. Michael menerima pembayaran senilai $43.850
yang dibayarkan sekaligus di muka kontrak. Kurs KMK yang berlaku di awal januari
adalah Rp.14.050 /$.

Pertanyaan:
Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dikenakan atas penghasilan Barbarossa?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

Penghasilan bruto = =
PPh Pasal 26 = =

3. Suatu badan Subjek Pajak Dalam Negeri membayarkan royalti sebesar Rp.100.000.000
kepada Wajib Pajak Luar Negeri

Pertanyaan:
Hitunglah Pajak Penghasilan 26? Buatlah jurnalnya!

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

PPh Pasal 26 = =

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 57
5. Selena merupakan pegawai asing yang berada di Indonesia kurang dari 12 bulan, status
kawin mempunyai dua orang anak. Ia memperoleh gaji pada bulan maret 2020 sebesar
US$ 4.575 sebulan. Kurs yang berlaku adalah Rp.13.920 per US $ 1,00.
Pertanyaan:
Hitunglah PPh 26! Buatlah jurnalnya!

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

Penghasilan bruto = =
PPh Pasal 26 = =

6. PT Sehat Sentosa merupakan perusahaan persewaan gedung kantor. Pada tahun 2016
mengasuransikan bangunan bertingkat ke perusahaan asuransi di luar negeri Cakra Life
Inc. Premi yang dibayar oleh PT Sehat Sentosa kepada Cakra Life Inc, sebesar
Rp.1.000.000.000.

Pertanyaan:
Berapakah PPh 26 yang seharusnya dikenakan atas penghasilan PT Sehat Sentosa?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

PPh Pasal 26 = =

7. PT Fujitsu tidak mengasuransikan bangunannya langsung ke perusahaan asuransi di luar


negeri, tetapi mengasuransikan bangunan yang dimiliki kepada perusahaan asuransi
dalam negeri, yaitu perusahaan asuransi Bumi Jaya dengan jumlah premi sebesar
Rp.750.000.000. untuk mengurangi risiko, Beringin Jaya mengasuransikan sebagian
polis asuransinya kepada perusahaan asuransi di luar negeri Towe Insurance Ltd dengan
premi sebesar Rp.500.000.000.

Pertanyaan:
Berapakah PPh 26 yang seharusnya dikenakan atas penghasilan PT Fujitsu?

Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:

PPh Pasal 26 = =

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 58
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PERTAMBAHAN
BARANG MEWAH

Contoh Perhitungan
1. PKP “A” menjual tunai Barang Kena Pajak dengan Harga Jual Rp 25.000.000.

Jawab:
Penghitungan PPN adalah sebagai berikut:

PPN = 10% x Rp.25.000.000 = Rp. 2.500.000

2. PKP “B” melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak dengan memperoleh Penggantian
sebesar Rp20.000.000

Jawab:
Penghitungan PPN adalah sebagai berikut:

PPN = 10% x Rp.20.000.000 = Rp. 2.000.000

3. Seseorang mengimpor Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan Nilai Impor
sebesar Rp15.000.000.

Jawab:
Penghitungan PPN adalah sebagai berikut:

PPN = 10% x Rp.15.000.000 = Rp. 1.500.000

4. Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah
dengan Nilai Impor sebesar Rp5.000.000,00 Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
tersebut selain dikenai PPN juga dikenai PPnBM misalnya dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah tersebut adalah:

Jawab:
Penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut:

PPN = 10% x Rp.5.000.000 = Rp. 500.000


PPnBM = 20% x Rp.5.000.000 = Rp.1.000.000

5. Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang produksi film, pada suatu saat
beliau membeli sebuah mobil sport mewah dengan harga Rp900.000.000. Berdasarkan

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 59
DPP, mobil tersebut terkena tarif PPnBM sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang yang
harus dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa masuk mobilnya ke Indonesia?

Jawab:
Jumlah yang harus dibayarkan adalah:
A Harga = = Rp. 900.000.000
B PPnBM = 40% x Rp.900.000.000 = Rp. 360.000.000
DPP A-B Rp. 540.000.000
C PPN = 10% x Rp.540.000.000 = Rp. 54.000.000
Jumlah yang = A + B +C = Rp.1.314.000.000
harus dibayar

6. PT Irsyadin Jaya merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam


barang elektronik mewah seperti AC dan lemari pendingin. Barang yang diproduksi di
sini termasuk dalam kategori barang mewah dengan tarif PPnBM sebesar 40%.

Pada bulan Desember tahun 2020, PT Irsyadin Jaya menjual lemari pendingin ke Toko
Ahmad dengan sebanyak 30 unit dengan harga jual per barang sekitar Rp6.000.000.
Lalu, berapakah nilai PPN dan PPnBm yang harus dipungut dan dibayarkan PT Irsyadin
Jaya ke pemerintah?

Jawab:
Jumlah yang harus dibayarkan adalah:
A Harga = 30 unit x Rp.6.000.000 = Rp. 180.000.000
B PPnBM = 40% x Rp.18.000.000 = Rp. 72.000.000
DPP A-B Rp. 108.000.000
C PPN = 10% x Rp.108.000.000 = Rp. 10.800.000
Jumlah yang = A + B +C = Rp. 262.800.000
harus dibayar

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 6
0
STUDY CASE
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PERTAMBAHAN
BARANG MEWAH

Soal Perhitungan
1. PKP Tuan A bulan Januari 2020 menjual tunai barang kena pajak dengan harga jual
Rp10.000.000.

Pertanyaan:
a. Hitunglah PPN terutang
b. Hitunglah Jumlah yang harus dibayar pembeli

Jawab :
Penghitungan PPN adalah sebagai berikut:

PPN = 10% x Rp.5.000.000 = Rp. 500.000

Jumlah yang harus dibayar pembeli adalah sebagai berikut:

DPP = =
PPN = =
Jumlah yang = =
dibayar

2. Bapak Anton merupakan seorang pengusaha yang memilih menjadi PKP. Pada
Desember tahun 2019 bapak anton melakukan kegiatan sebagai berikut :
- Membeli BKP Rp 800.000.000
- Menjual BKP ke PKP Rp 600.000.000
- Menjual BKP ke bukan PKP Rp 210.000.000
- Menjual BKP ke Luar Negeri/Ekspor Rp 900.000.000

Persediaan barang awal dan akhir di anggap tidak ada.

Pertanyaan:
a. Hitunglah Pajak Masukan
b. Hitunglah Pajak Keluaran

Jawab :
Penghitungan Pajak Masukan adalah sebagai berikut:

Pajak Masukan = =

Penghitungan Pajak Keluaran adalah sebagai berikut:

Pajak Keluaran = =

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 61
3. Herry seorang pengusaha kena pajak membeli barang kena pajak Rp.600.000.000,-
kemudian barang tersebut dijual kedalam negeri seharga Rp.300.000.000,- dan di ekspor
Rp.900.000.000,- persediaan awal dan akhir di anggap tidak ada.

Pertanyaan:
a. Hitunglah Pajak Masukan
b. Hitunglah Pajak Keluaran
c. Hitunglah PPN Lebih Bayar/Kurang Bayar

Jawab :
Penghitungan Pajak Masukan adalah sebagai berikut:

Pajak Masukan = =

Penghitungan Pajak Keluaran adalah sebagai berikut:

Pajak Keluaran = =

PPN Lebih Bayar/Kurang Bayar


Pajak Keluaran = =
Pajak Masukan = =
Lebih/Kurang = =

4. Bapak Gerald seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 20%
seharga Rp 200.000.000.

Pertanyaan:
a. Hitunglah PPN dan PPN-BM
b. Hitunglah jumlah yang di bayar Bpk.Andi

Jawab :
Penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut:

PPN = =
PPnBM = =

Jumlah yang harus dibayar pembeli adalah sebagai berikut:

A Harga = =
B PPnBM = =
DPP
C PPN = =
Jumlah yang = =
harus dibayar

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 62
5. PT. Lentera membeli kendaraan bermotor dengan motor bakar cetus api, berupa: Sedan
dengan kapasitas 2.800 cc dari pabrik seharga Rp.1.200.000.000, kemudian barang
tersebut dijual lagi seharga Rp 1.550.000.000 di dalam negeri.

Pertanyaan:
a. Hitunglah PPN dan PPN BM yang dibayar PT Lentera
b. Hitunglah Jumlah Yang dibayar pembeli

Jawab :
Penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut:

PPN = =
PPnBM = =

Jumlah yang harus dibayar pembeli adalah sebagai berikut:

A Harga = =
B PPnBM = =
DPP
C PPN = =
Jumlah yang = =
harus dibayar

6. Bapak Tejo seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 30% seharga
Rp.850.000.000.

Pertanyaan:
a. Hitunglah PPN dan PPnBM
b. Hitunglah Jumlah yang harus dibayar

Jawab :
Penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut:

PPN = =
PPnBM = =

Jumlah yang harus dibayar pembeli adalah sebagai berikut:

A Harga = =
B PPnBM = =
DPP
C PPN = =
Jumlah yang = =
harus dibayar

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 63
7. Fandy membeli town house dari jenis nonstrata title dengan luas bangunan 350 meter
seharga Rp.3.000.000.000.

Pertanyaan:
a. Hitunglah PPnBM nya
b. Jumlah yang harus dibayar fandy
Jawab:
Penghitungan PPnBM adalah sebagai berikut:

PPnBM = =

Jumlah yang harus dibayar pembeli adalah sebagai berikut:

A Harga = =
B PPnBM = =
DPP
C PPN = =
Jumlah yang = =
harus dibayar

8. Bakrie corporate membeli helikopter pribadi seharga Rp.21.500.000.000.

Pertanyaan:
a. Hitunglah PPnBM nya
b. Jumlah yang harus dibayar bakrie corporate

Jawab:
Penghitungan PPnBM adalah sebagai berikut:

PPnBM = =

Jumlah yang harus dibayar pembeli adalah sebagai berikut:

A Harga = =
B PPnBM = =
DPP
C PPN = =
Jumlah yang = =
harus dibayar

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 64
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Besarnya NJKP ditetapkan sebesar


a. Obyek pajak perkebunan, kehutanan dan pertambangan sebesar 40 % (empat puluh
persen ) dari Nilai jual Objek Pajak.
b. Objek pajak lainnya:
- Sebesar 40 % ( empat puluh persen ) dari Nilai Jual Objek Pajak apabila Nilai Jual
Objek Pajaknya Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah ) atau lebih.
- Sebesar 20 % (dua puluh persen ) dari Nilai Jual Objek Pajak apabila Nilai Jual Pajak
Objeknya kurang dari Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)

NJOPTKP ditetapkan setinggi-tingginya Rp 12.000.000 (dua belas juta rupiah) untuk setiap
wajib pajak. Apabila seorang wajib pajak memiliki beberapa objek pajak, maka yang
diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang mempunyai nilai jual paling besar.
Sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi dengan
NJOPTKP.

Jika NJOP wajib pajak kurang dari nilai NJOPTKP, maka dianggap bukan objek pajak.

Tata Cara Perhitungan PBB:


1. Cari NJOP untuk perhitungan PBB (NJOPK) = NJOP – NJOPTK
2. Penetuan tarif NJOP
3. Setelah tau tarif NJOP dikalikan dengan hasil “NJOP untuk perhitungan PBB (NJOPK)”
4. Hitung perhitungan PBB

Contoh Perhitungan
Pak Amin memiliki rumah seluas 50 meter persegi yang berdiri di atas sebidang tanah seluas
100 meter persegi. Diketahui harga bangunan tersebut adalah Rp500.000, sedangkan harga
tanah tersebut adalah Rp1.000.000. Jadi berapakah PBB yang harus dibayarkan oleh Pak
Amin?

Jawab:
Perhitungan PBB sebagai berikut:

NJOP Tanah 100 meter x Rp.1.000.000 Rp. 100.000.000


NJOP Bumi 50 meter x Rp.500.000 Rp. 25.000.000
Total NJOP Rp. 125.000.000

NJOPTKP Rp. 12.000.000


NJKP Rp. 113.000.000
PBB 0,5 % x 20% x Rp.113.000.000 Rp. 113.000

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 65
STUDY CASE
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

1. Diketahui Nilai Jual Objek Pajak untuk perhitungan PBB sebesar Rp.487.325.000. Nilai
jual kena pajak 20% dan besarnya tariff PBB 0,5%.

Pertanyaan:
Hitunglah PBB-nya !

Jawab:
Perhitungan PBB sebagai berikut:

NJOP Tanah
NJOP Bumi
Total NJOP

NJOPTKP
NJKP
PBB

2. Tejo merupakan seorang mahasiswa DIII perpajakan Unibraw pada tahun 2019 hanya
memiliki sebuah objek pajak berupa bumi di kawasan Soekarno-Hatta, Malang dan
diketahui Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi tersebut sebesar Rp. 10.000.000.

Pertanyaan:
Berapakah Besar PBB yang terhutang pada tahun 2019 milik Tuan Bonco !

Jawab :

3. Tuan Ponco seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah pada tahun 2019, objek
pertama terletak di desa Wlingi, Blitar dan Objek kedua terletak di desa Bendo, Blitar.
Diketahui bahwa untuk objek pertama NJOP Bumi sebesar Rp.1.500.000.000 dam NJOP
Bangunan sebesar Rp 2.200.000.000. Untuk Objek yang kedua diketahui NJOP bumi
sebesar Rp 2.300.000.000 dan NJOP Bangunan sebesar Rp 2.750.000.000

Jawab:
Perhitungan PBB sebagai berikut:

Rumah 1 Rumah 2
NJOP Tanah
NJOP Bumi
Total NJOP

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 66
NJOPTKP
NJKP
PBB

4. Tuan Poneng adalah seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah yang terletak di
Blitar. Objek pertama terletak di jalan semeru dan objek kedua terletak di jalan raya
rinjani. Diketahui objek pertama NJOP bumi sebesar Rp.1.000.000.000 dan NJOP
bangunan Rp.3.500.000.000 sedangkan untuk yang kedua diketahui NJOP bumi sebesar
Rp.1.000.000.000 dan NJOP Bangunan sebesar Rp 4.500.000.000.

Pertanyaan:
Hitunglah PBB terhutang Tuan Poneng atas kedua objek tersebut.

Jawab:
Perhitungan PBB sebagai berikut:

Rumah 1 Rumah 2
NJOP Tanah
NJOP Bumi
Total NJOP

NJOPTKP
NJKP
PBB

5. Bapak Surya seorang pegawai negeri yang memiliki 2 buah rumah pada suatu Kawasan
Real Estate bernama Pondok Indah. Objek pertama terletak di Pondok Indah Estate
dengan NJOP sebesar Rp.28.000.000.000 dan NJOP Bangunan sebesar
Rp.23.500.000.000 Untuk Objek kedua terletak di Puncak Dieng dengan NJOP Bumi
sebesar Rp.31.000.000.000 dan NJOP Bangunan sebesar Rp.10.000.000. 000

Pertanyaan:
Hitunglah PBB terhutang pada tahun 2019 dari Tuan Surya !

Jawab:
Perhitungan PBB sebagai berikut:

Rumah 1 Rumah 2
NJOP Tanah
NJOP Bumi
Total NJOP

NJOPTKP
NJKP
PBB

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 67
6. Pak Gery mempunyai tanah yang luasnya 825 meter persegi dengan harga jual
Rp.300.000/meter persegi. Di atas tanah berdiri bangunan yang luasnya sebesar 420
meter persegi dan mempunyai nilai jual Rp.525.000/meter persegi. Selain bangunan, Pak
Gery juga mempunyai taman mewah seluas 210 meter persegi dengan nilai jual
Rp.1250.000/meter persegi. Apabila di tetapkan nilai jual kena pajak sebesar 20%.

Pertanyaan:
Berapakah besarnya tarif pajak PBB yang ditanggung Pak Gery?

Jawab:

Nilai Jual Sebagai Dasar Pengenaan Pajaknya Tiap Bangunan:


- Nilai Jual tanah ........ m2 x Rp........................./m2 = Rp ................................
- Nilai Jual Bangunan ............2 x Rp............../m2 = Rp ................................
- Nilai Jual tanah mewah ...........m2 x Rp.........../m2 = Rp ................................

Nilai Jual dasar pengenaan Pajak = Nilai Jual Tanah + Nilai Jual Bangunan + Nilai Jual
Tanah Mewah
= Rp ..................... + Rp ................... + Rp ...................
= Rp ...................

Selanjutnya menentukan NJOPKP = Nilai Jual sebagai dasar pengenaan - NJOPTK


= Rp ......................... - Rp .........................
= Rp ........................

NJOPKP = ........ x Rp ................................


= Rp ......................................

Pajak PBB yang terutang = ........ x Rp ................................


= Rp ....................................

7. Pak Hadi punya Rumah mewah berikut fasilitasnya sebagai berikutt:Diketahui:


Luas tanah = 850 m2, kelas 045 Kelas 010 : Rp. 6.950.000
Bangunan rumah = 250 m2, kelas 010 Kelas 015 : Rp. 7.150.000
Taman = 150 m2, kelas 030 Kelas 020 : Rp. 1.516.000
2 Kelas 025 : Rp. 1.670.000
Kolam renang = 250 m , kelas 020
2 Kelas 030 : Rp. 264.000
Pagar mewah = 180 m , kelas 020 Kelas 040 : Rp. 5.150.000
Kelas 045 : Rp. 5.625.000
Pertanyaan:
Hitunglah PBB rumah mewah Pak Bondan!

Jawab:

Perhitungan PBB

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 68
Luas tanah = ......... m2 x Rp ......................... = Rp ..........................
Bangunan rumah = ......... m2 x Rp ......................... = Rp ..........................
Taman = ......... m2 x Rp ......................... = Rp .........................
Kolam renang = ......... m2 x Rp ......................... = Rp ..........................
Pagar mewah = ......... m2 x Rp ........................ = Rp .......................... +
NJOP = Rp ..........................
NJOPTKP = Rp .......................... –
NJOPKP = Rp ..........................

Tarif PBB = ......... x ........ x Rp ....................... = Rp ..........................

8. Objek perumahan:
- Luas Bumi 1.000 m2 dengan nilai jual Rp 840.000/m2. Nilai jual tanah tersebut
termasuk kelas 17 dengan nilai jual Rp 802.000/m2
- Luas Bangunan 400 m2 dengan nilai jual Rp 1.000.000/m2. Nilai jual bangunan
tersebut termasuk kelas 2 dengan nilai jual Rp 968.000/m2

Pertanyaan:
Hitunglah PBB!

Jawab:

Penghitungan PBB-nya :
- Jumlah NJOP bumi ........ x Rp .................... = Rp ...............................
- Jumlah NJOP Bangunan 400 x Rp 968.000 = Rp ...............................
- NJOP sebagai dasar pengenaan PBB = Rp ...............................
- NJOPTKP = Rp ............................... –
- NJOP untuk penghitungan PBB = Rp ...............................

- NJKP ......... x (NJOP – NJOPTKP) =...... x (Rp................ – Rp .................)


= ....... x Rp .........................
= Rp ..............................

PBB yang terutang:

.........% x Rp ........................... = Rp ................................

9. Objek perumahan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau dimanfaatkan oleh PNS, ABRI dan
para pensiunan termasuk janda dan dudanya.
- Luas Bumi 1.000 m2 dengan nilai jual Rp 840.000/m2. Nilai jual tanah tersebut
termasuk kelas 17 dengan nilai jual Rp 802.000/m2
- Luas Bangunan 400 m2 dengan nilai jual Rp 1.000.000/m2. Nilai jual bangunan
tersebut termasuk kelas 2 dengan nilai jual Rp 968.000/m2

Pertanyaan:
Hitunglah PBB rumah mewah Pak Bondan!

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 69
Jawab:

Penghitungan PBB-nya :
- Jumlah NJOP bumi ........ x Rp ........................... = Rp ...............................
- Jumlah NJOP Bangunan ........ x Rp ................... = Rp ...............................
- NJOP sebagai dasar pengenaan PBB = Rp ...............................
- NJOPTKP = Rp ............................... –
- NJOP untuk penghitungan PBB = Rp ...............................

NJKP .......% x (NJOP – NJOPTKP) = .........% x (........................ – .....................)


= .........% x Rp ......................
= Rp. ..........................

PBB yang terutang

.......% x Rp .................................. = Rp ..................................

10. Pak Johan memiliki tanah 100 m2 dan bangunan 80 m2. Nilai jual objek pajak tanah di
daerahnya Rp 916.000 per m2 dan nilai jual objek pajak bangunan Rp.700.000 per m2 .
Bila NJOP tidak kena pajak Rp.12.000.000, Nilai Jual Kena Pajak sebesar 20% dan tariff
PBB ditetapkan sebesar 0,5%.

Pertanyaan:
Hitung PBB yang harus dibayar Pak Ali!

Jawab:

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)


2
 Tanah (........m x Rp .............................) Rp ................................
2
 Bangunan (......... m x Rp ............................) Rp ................................ +
Rp ................................
Rp ................................ -
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

NJOP-NJOPTKP Rp ................................

Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) (...... x Rp..........................) Rp ................................


Rp ................................
PBB Terutang (........x Rp .....................................)

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 70
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)

A. OBJEK BPHTB
yang menjadi objek BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan tersebut meliputi:
1. Pemindahan Hak karena :
a. JUAL BELI
BPHTB = (NJOP - NJOPTKP) x 5
BPHTB = (NJOP - 60 juta) x 5%
b. TUKAR MENUKAR
Apabila terjadi tukar menukar objek BPHTB adalah selisih dari nilai objek tukar
menukar. Misalnya A memiliki Bangunan dan/atau tanah senilai Rp. 500 juta
B memiliki bangunan dan/atau tanah senilai Rp. 700 juta maka yang menjadi objek
BPHTB adalah sebesar Rp.200 juta. jadi A dikenakan BPHTB sebesar (200 juta -
60 juta) x 5%
c. HIBAH
 Hibah dari Orangtua ke anak, BPHTB = (NJOP-60 juta) x 5 % x 50 %
 Hibah tanpa adanya hubungna darah dan hibah antara adik kakak atau
hubungan darah bukan satu derajat keatas maupun kebawah, BPHTB = (NJOP
- 60 juta) x 5%
 Hibah antara suami istri selama masa perkawinan berlangsung tidak bisa
dilakukan, kecuali untuk benda-benda bergerak.
d. WARIS
 Apabila tidak meninggalkan janda/duda (suami istri/ayah ibu kedua-duanya
telah meninggal), BPHTB = (NJOP-300 juta) x 5 % x 50 %
 Apabila meninggalkan janda/duda, BPHTB = (NJOP:2)-300 juta x 5% x 50%

e. APHB (AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA)


 Karena Pewarisan
BPHTB yang dikenakan hanya BPHTB Waris saja karena jika APHB
dikenakan maka akan terjadi pengenaan pajak ganda, hal ini bertentangan
dengan Azas Hukum Pajak yang melarang terjadinya praktek pemungutan
pajak ganda. Pengenaan APHB sama dengan poin 4 (perolehan hak karena
warisan).
 APHB karena Tujuan Bersama
misalnya A dan B bersama-sama membeli sebidang tanah seharga 200 juta
dalam sertipikat dicantumkan nama A dan B, kemudian karena sesuatu hal A
menyerahkan seluruh bagiannya kepada B maka BPHTB terutang kepada B
adalah sebesar 1/2 NJOP - 60 juta x 5 %. NJOP yang dikenakan BPHTB hanya
sebagian karena sebagian adalah milik B sebelumnya.
f. HIBAH WASIAT
pengenaan BPHTB nya sama dengan Waris
g. Pemasukan dalam Perseroan atau Badan Hukum
BPHTB terutang = (NJOP - 60 juta) x 5 %
h. Penunjukan Pembeli dalam Lelang
BPHTB = (NJOP-60 juta) x 5%
i. Pelaksanaan keputusan hakim yang mempunyai Kekuatan Hukum Tetap
PRAKTIKUM PERPAJAKAN 71
BPHTB = (NJOP - 60 juta) x 5%
j. Penggabungan, peleburan, pemekaran usaha
BPHTB = (NJOP - 60 juta) x 5%
PBB terutang muncul pada saat dibuat akta oleh PPAT
k. Hadiah (untuk benda tidak bergerak, (tanah atau bangunan))
BPHTB = (NJOP - 60 juta) x 5%
PBB terutang muncul pada saat dibuat akta oleh PPAT
l. Pemberian Hak Baru Karena:
 Kelanjutan Pelepasan Hak, pajak terutang timbul pada saat SK BPN keluar
yang dilanjutkan dengan pendaftaran pengalihan hak ke BPN
 diluar pelepasan hak, pajak timbul pada saat dibuat akta oleh PPAT dan/atau
pada saat pendaftaran permohonan/pengalihan hak ke BPN

- Khusus untuk tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk kegiatan sosial dan pendidikan
yang tidak mencari keuntungan seperti tanah dan bangunan untuk panti asuhan, panti jompo
dan rumah yatim piatu, pendidikan umum, rumah sakit swasta, tanah yang dibeli dari wajib
pajak dan hasil ganti rugi pembebasan tanah dari pemerintah yang jumlahnya dibawah NJOP
PBB, tanah yang diperoleh wajib pajak dari pemerintah sebagai ganti atas tanah dan
bangunan lama yang dibebaskan pemerintah untuk pelaksanaan pembangunan seperti untuk
kepentingan umum, rehabilitiasi pemukiman kumuh, jalan umum, waduk dan bendungan,
tanah dan bangunan yang tidak berfungsi karena bencana alam, kebakaran, banjir, tanah
longsor, perhitungan pajak BPHTBnya adalah (NJOP-60 juta) x 5% x 50%

- tanah dan bangunan rumah dinas pemerintah yang dibeli veteran, PNS, anggota ABRI,
Pensiunan PNS, Purnawirawan ABRI atau Janda/duda PNS/ABRI, perhitungan pajak
BPHTBnya adalah (NJOP-60 juta) x 5% x 25% (ada pengurangan 25 %)

2. Pemberian Hak Baru karena :


a. Kelanjutan Pelepasan Hak
b. Diluar Pelepasan Hak

Sedangkan jenis-jenis hak atas tanah yang perolehan haknya dikenakan BPHTB
sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat (3) UU BPHTB meliputi :
a. Hak Milik
b. Hak Guna Usaha
c. Hak Guna Bangunan
d. Hak Pakai
e. Hak Milik atas satuan Rumah Susun
f. Hak Pengelolaan

Berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat (1) terdapat beberapa objek pajak yang tidak
dikenakan BPHTB yaitu:
a. Objek yang diperoleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasar azas perlakuan
timbal balik
b. Objek yang diperoleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan atau untuk
pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum
c. Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha/kegiatan lain
diluar fungsi dan tugasnya

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 72
d. Objek yang diperoleh orang pribadi/Badan karena KONVERSI HAK atau karena
perbuatan Hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama
e. Objek yang diperoleh orang pribadi/Badan karena WAKAF
f. Objek yang diperoleh orang pribadi/Badan karena kepentingan IBADAH

B. SUBJEK BPHTB
yang menjadi subjek BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas
Tanah dan atau Bangunan.

C. Dasar Pengenaan BPHTB


Dasar pengenaan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP)

D. TARIF BPHTB
BPHTB = 5 % X (NPOP – NPOPTKP)

Denda kurang bayar 2 x 2% x nominal kurang bayar


Denda kurang bayar tambahan : sanksi administrasi sebesar 100%

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 73
STUDY CASE
BPHTB

SOAL 1
Pada tanggal 1 Maret 2019, Bapak Jefri membeli sebuah rumah seluas 200 M2 yang berada
diatas sebidang tanah hak milik seluas 552 M2 di Kota Surabaya dengan harga perolehan
sebesar Rp.700.000.000,. Berdasarkan data SPPT PBB atas objek tersebut ternyata NJOPnya
sebesar Rp.800.000.000,- (tanah dan bangunan).

Pertanyaan:
Hitung BPHTB yang harus dipenuhi oleh Bapak Jefri?

Jawab:

BPHTB = ........ x (Rp ......................... – Rp ..............................) = Rp ................................

SOAL 2
Seorang cucu menerima hibah wasiat dari kakeknya sebidang tanah seluas 300 M2 dengan
nilai pasar pada waktu pendaftaran hak sebesar Rp.380.000.000. Terhadap tanah tersebut
telah diterbitkan SPPT PBB pada tahun pendaftaran hak dengan NJOP sebesar
Rp.275.000.000.

Pertanyaan:
Hitunglah BPHTB yang terutang?

Jawab:

BPHTB = ........ x ...... x (Rp ........................ – Rp ...........................) = Rp ...........................

SOAL 3
Sebuah perusahaan negara milik daerah (BUMD Perpakiran) menerima hak pengelolaan dari
pemerintah sebidang tanah untuk parkir untuk digunakan seluruh masyarakat tanpa dipungut
biaya, tanah parkir memiliki nilai pasar pada waktu penerbitan hak sebesar Rp.1.000.000.000
Terhadap tanah tersebut telah diterbitkan SPPT PBB dengan NJOP sebesar
Rp.1.250.000.000.

Pertanyaan:
Hitunglah besarnya BPHTB yang harus dibayar oleh BUMD Perpakiran tersebut?

Jawab:

BPHTB = ........ x ...... x (Rp ........................ – Rp ...........................) = Rp ...........................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 74
SOAL 4
Bapak Mario membeli sebidang tanah di Surabaya pada tanggal 5 Januari 2019 dengan harga
perolehan menurut PPAT sebesar Rp.3.000.000.000 dan BPHTB nya telah dibayar lunas
pada tanggal tersebut. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan PBB
Surabaya Satu pada tanggal 7 Februari 2019, ternyata NJOP PBB atas tanah tersebut adalah
sebesar Rp.3.500.000.000 Pada tanggal 1 Maret 2019 diperoleh data baru (novum), ternyata
transaksi yang benar atas tanah tersebut adalah sebesar Rp.4.000.000.000 Atas temuan-
temuan tersebut diatas Kepala Kantor Pelayanan PBB Surabaya Satu telah menerbitkan
SKBKB pada tanggal 7 Februari 2019 dan SKBKBT pada tanggal 1 Maret 2019

Pertanyaan:
a. Hitunglah BPHTB yang dibayar tanggal 5 januari 2019, 7 februari 2019 dan 31 maret
2019!
b. Berapa BPHTB yang telah dibayar dan BPHTB kurang/lebih bayar?
c. Berapa denda yang dikenakan?

Jawab :
a. BPHTB yang telah dibayar pada tanggal 5 Januari 2019
BPHTB = ........ x (Rp ......................... – Rp ..............................) = Rp ................................

BPHTB yang seharusnya terutang tanggal 7 Februari 2019


BPHTB = ........ x (Rp ......................... – Rp ..............................) = Rp ................................

BPHTB yang seharusnya terutang tanggal 1 Maret 2019


BPHTB = ........ x (Rp ......................... – Rp ..............................) = Rp ................................

b. BPHTB yang telah dibayar = Rp .................................


BPHTB yang seharusnya = Rp .................................
BPHTB kurang bayar pertama = Rp .................................

BPHTB yang telah dibayar = Rp .................................


BPHTB yang seharusnya = Rp .................................
BPHTB kurang bayar tambahan = Rp .................................

c. Denda kurang bayar pertama = ......... x ........ x Rp ..................... = Rp ..................

Denda kurang bayar tambahan = .......................................


= Rp ................... x (......... x Rp ............................)
= Rp ...................................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 75
SOAL 5
Wajib Pajak badan PT Semesta memperoleh hak baru Hak Guna Bangunan atas sebidang
tanah seluas 100m2 dan di atasnya telah berdiri sebuah bangunan dengan luas 250m2. SPPT
PBB atas objek tersebut telah diterbitkan dengan NJOP tanah sebesar Rp.546.400.000 dan
NJOP bangunan Rp.2.200.000 per meter2 . NPOPTKP yang ditetapkan Kanwil setempat
Rp.50.000.000.
Pertanyaan:
Hitunglah BPHTB tanah dan selain tanah!
Berapa BPHTB hasil pengurangan perolehan hak baru selain Hak Pengelolaan?

Jawab:

BPHTB yang seharusnya terutang adalah :

= .......................... x (Rp .............................. – Rp...............................)


= …...................... x .............. x Rp ...............................
= Rp ..................................

BPHTB selain tanah = ….... x (.................... x Rp ..............................) = Rp …........................

Apabila Wajib Pajak mengajukan permohonan pengurangan BPHTB, maka BPHTB Hasil
Pengurangan karena perolehan hak baru selain Hak Pengelolaan adalah sebesar :

= Rp …......................... – Rp ................................
= Rp .............................

Perhitungan Besaran PBB:


Sebuah rumah dengan bangunan 100 m² berdiri di atas lahan 200 m². Misalnya, berdasarkan
NJOP (nilai jual obyek pajak) harga tanah Rp700.000 per m² dan nilai bangunan Rp600.000
per m².

Pertanyaan:
Berapa besaran PBB yang harus dibayar?

Jawab:

* Harga tanah = Rp .......................


* Harga Bangunan = Rp .......................+
* NJOP sebagai dasar pengenaan PBB = Rp .......................
* NJOP Tidak Kena Pajak = Rp .......................
* NJOP untuk penghitungan PBB = Rp .......................
* NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) = Rp .......................

* Pajak Bumi dan Bangunan terutang = Rp .......................


* Faktor Pengurangan / Stimulus = Rp .......................–

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 76
PBB YANG HARUS DIBAYARKAN = Rp .......................

Perhitungan Besaran BPHTB


Seseorang membeli sebuah rumah di Jakarta dengan luas tanah 200 m² dan luas bangunan
100 m². Berdasarkan NJOP, harga tanah Rp700.000 per m² dan nilai bangunan Rp600.000
per m².

Pertanyaan:
Berapa besaran BPHTB yang harus dikeluarkan oleh pembeli rumah tersebut?

Jawab:

* Harga Tanah = Rp .......................


* Harga Bangunan = Rp .......................+
* Jumlah Harga Pembelian Rumah = Rp .......................
* Nilai Tidak Kena Pajak = Rp....................... –
* Nilai untuk penghitungan BPHTB = Rp .......................

BPHTB yang harus dibayar ....... x Rp ..................................... = Rp .......................

PRAKTIKUM PERPAJAKAN 77

Anda mungkin juga menyukai