Anda di halaman 1dari 11

Nama : Devi Nurcahya Romadhoni

No : 03

Kelas : XI AKL 2

LAMPIRAN KHUSUS NOMOR 1A

Formulir Lampiran Khusus 1A / 1B merupakan formulir isian untuk memberitahukan daftar


aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dan penyusutan fiskalnya untuk tahun yang
bersangkutan. Formulir ini harus disampaikan apabila terdapat data yang harus diisikan. Apabila
tidak ada, maka tidak perlu dilampirkan pada saat penyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.Pada
lampiran khusus nomor 1a berisi tentang daftar penyusutan dan amortisasi fiskal. Metode
penyusutan/amortisasi diisi dengan kode sebagaimana pada tabel berikut.

Metode Penyusutan/Amortisasi Kode Penggunaan

Garis Lurus GL Komersial/ Fiskal

Jumlah Angka Tahun JAT Komersial

Saldo Menurun SM Komersial/ Fiskal

Saldo Menurun Ganda SMG Komersial

Jumlah Jam Jasa JJJ Komersial

Jumlah Satuan Produksi JSP Komersial/Amortisasi Fiskal

Metode Lainnya ML Komersial


Bagi Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat,
perhatikan ketentuan mengenai kurs konversi aktiva tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan
Dengan Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.011/2012.
METODE PENYUSUTAN

Berdasarkan penjelasan pasal 11 ayat (1 dan 2) Undang Undang nomor 7 tahun 1983 stdtd
Undang Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) dikatakan bahwa
metode penyusutan yang dibolehkan berdasarkan ketentuan ini dilakukan:

1. dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta
tersebut (metode garis lurus atau straight-line method); atau

2. dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa
buku (metode saldo menurun atau declining balance method).

Penggunaan metode penyusutan atas harta harus dilakukan secara taat asas. Untuk harta
berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus. Harta berwujud
selain bangunan dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau metode saldo menurun. Dalam
hal Wajib Pajak memilih menggunakan metode saldo menurun, nilai sisa buku pada akhir masa
manfaat harus disusutkan sekaligus. Sesuai dengan pembukuan Wajib Pajak, alat-alat kecil
(small tools) yang sama atau sejenis dapat disusutkan dalam satu golongan.

a. Metode garis lurus (straight line method)

Metode ini dasar penyusutannya adalah harga perolehan dengan menganggap aktiva tetap akan
memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya,
sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke
periode hingga aktiva ditarik dari penggunaannya.

Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”,
metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak
terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk/jasa yang dihasilkan. Misalnya : bangunan,
peralatan kantor

b. Metode saldo menurun (declining balance method)

Metode ini dasar penyusutannya adalah nilai sisa buku fiskal, aktiva tetap dianggap akan
memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal-awal masa penggunaanya, dan akan
mengalami tingkat penurunan fungsi yang semakin besar di periode berikutnya seiring dengan
semakin berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut.

Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya
tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva mesin produksi.

Cara perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tetap pada akhir masa manfaat yang disusutkan
dengan metode saldo menurun adalah nilai sisa buku suatu aktiva pada akhir masa manfaat yang
disusutkan dengan metode saldo menurun harus disusutkan sekaligus.
TARIF PENYUSUTAN DAN KELOMPOK AKTIVA YANG DISUSUTKAN

Biaya yang boleh dikurangi dari penghasilan bruto adalah biaya yang mempunyai hubungan
langsung dengan usaha atau kegiatan, biaya-biaya dan penyusutan. Biaya yang tidak boleh
dikurangi dari penghasilan bruto adalah biaya yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
usaha atau kegiatan, biaya-biaya dan penyusutan. Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak
dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau
amortisasi.

Sesuai dengan kelaziman usaha, pengeluaran yang mempunyau peranan terhadap penghasilan
untuk beberapa tahun, pembebanannya dilakukan sesuai dengan jumlah tahun lamanya
pengeluaran tersebut berperan terhadap penghasilan. Contoh: pada bulan April 2017 wajib pajak
menyewa sebuah kantor untuk jangka waktu lima tahun sebesar Rp60.000.000,00. Maka biaya
sewa tahun 2017 hanya sebesar atau sebesar Rp9.000.000,00 saja.

Walaupun demikian, tidak ada larangan jika wajib pajak melakukan amortisasi atas biaya sewa
tersebut. Larangan hanya untuk pembebanan sekaligus. Metode untuk penyusutan dan amortisasi
untuk keperluan pajak sebagai berikut:

a. Garis Lurus (GL), yaitu dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa
manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.

b. Saldo Menurun (SM), yaitu dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa
manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada
akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat
asas.

Berikut tarif yang berlaku untuk penyusutan:

KELOMPOK HARTA MASA TARIF DEPRESIASI


BERWUJUD MANFAAT
GARIS LURUS SALDO MENURUN
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% –
Tidak Permanen 10 tahun 10% –
Kelompok 1

Nomor Jenis Usaha Jenis Harta


a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
bagian dari bangunan.

b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung,


duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan,
komputer, printer, scanner dan sejenisnya.

c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette,


video recorder, televisi dan sejenisnya.
1 Semua jenis usaha
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.

e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa


yang bersangkutan.

f. Dies, jigs, dan mould.

g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon,


faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.
Pertanian, perkebunan, Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti
2
kehutanan, cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti,
Industri makanan dan
3 huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan
minuman
sejenisnya.
Transportasi dan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai
4
Pergudangan angkutan umum.
Industri semi Falsh memory tester, writer machine, biporar test system,
5
konduktor elimination (PE8-1), pose checker.
Jasa Persewaan
Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys,
6 Peralatan Tambat Air
Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.
Dalam
Jasa telekomunikasi
7 Base Station Controller
selular
Kelompok 2

Nomor Jenis Usaha Jenis Harta


a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara
seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
1 Semua jenis usaha
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

c. Container dan sejenisnya.


a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin
bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan
Pertanian, sejenisnya.
2 perkebunan,
kehutanan, perikanan b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan.
a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas
dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .

b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin


minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang
gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan
Industri makanan dan
3 beras, gandum, tapioka.
minuman
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan
bahan-bahan minuman segala jenis.

d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan


makanan dan makanan segala jenis.
Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan
4 Industri mesin
(misalnya mesin jahit, pompa air).
a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.
5 Perkayuan, kehutanan
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memproduksi bahan atau barang kehutanan.
Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump
6 Konstruksi
truck, crane buldozer dan sejenisnya.
a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk
peron, truck ngangkang, dan sejenisnya;
Transportasi dan
7
Pergudangan
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat
untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum,
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
batu – batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk
kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan
sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100
DWT;

c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau


mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran,
kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang
mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai


berat sampai dengan 250 DWT;

e. Kapal balon.
a. Perangkat pesawat telepon;
8 Telekomunikasi
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan
penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven,
ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning
machine, coating machine, curing oven, cutting press,
dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test,
dynamic burn-in system oven, dynamic test handler,
eliminator (PGE-01), full automatic handler, full
Industri semi
9 automatic mark, hand maker, individual mark, inserter
konduktor
remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test
system, marker (mark), memory test system, molding,
mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual,
pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker,
taping machine, tiebar cut press, trimming/forming
machine, wire bonder, wire pull tester.
Jasa Persewaan
10 Peralatan Tambat Air Spoolling Machines, Metocean Data Collector
Dalam
Mobile Switching Center, Home Location Register,
Visitor Location Register. Authentication Centre,
Jasa Telekomunikasi Equipment Identity Register, Intelligent Network Service
11
Seluler Control Point, intelligent Network Service Managemen
Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal
SDH/Mini Link, Antena
Kelompok 3

Nomor Jenis Usaha Jenis Harta


Pertambangan selain Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan,
1
minyak dan gas termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk
tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol
Permintalan, dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain
2 pertenunan dan bulu, tule).
pencelupan
b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing,
printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk
kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan
3 Perkayuan anyaman lainnya.

b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.


a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk
industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan
industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis,
persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia,
elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk
farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis,
minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian,
obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan
4 Industri kimia
organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan
peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis,
barang fotografi dan sinematografi.

b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri


lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan
eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak,
jangat dan kulit mentah).
Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah
5 Industri mesin
dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat
untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya
gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya)
termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal
Transportasi dan
6 penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat
Pergudangan
di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong


kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk,
keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di
atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

c. Dok terapung.

d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai


berat di atas 250 DWT.

e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.


7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.

Kelompok 4

Nomor Jenis Usaha Jenis Harta


1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi
a. Lokomotif uap dan tender atas rel.

b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere


atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.

c. Lokomotif atas rel lainnya.

d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk


kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik
dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.

Transportasi dan e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat


2
Pergudangan untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya
gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya)
termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal
penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di
atas 1.000 DWT.

f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong


kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk,
keran-keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai
berat di atas 1.000 DWT.

g. Dok-dok terapung.
Bangunan Permanen

Pengertian Bangunan Permanen adalah bangunan yang bersifat tetap dan terbuat dari bahan yang
tahan lama atau bangunan yang dapat tidak dapat dipindah-pindahkan, yang mempunyai masa
manfaat 20 (dua puluh) tahun.Contoh Bangunan Permanen antara lain :

 Gedung kantoryang dibuat dari batu bata, semen dan lain-lain.


 Gudangyang dibuat dari batu bata, semen dan lain-lain.
 Bangunan Pabrikyang dibuat dari batu bata, semen dan lain-lain.
 Rumahyang dibuat dari batu bata, semen dan lain-lain.

Bangunan Tidak Permanen

Pengertian Bangunan Tidak Permanen adalah bangunan yang bersifat sementara dan terbuat dari
bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dapat dipindah-pindahkan, yang masa
manfaatnya tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Contoh Bangunan Tidak Permanen antara lain:

 Barak yang dibuat dari kayu untuk karyawan


 Asramayang dibuat dari kayu untuk karyawan.

Bila lembaga menggunakan kategori pengelompokkan aset, metode perhitungan dan tarif yang
berbeda dengan yang diatur oleh UU Perpajakan, maka pada saat pengisian SPT pajak
penghasilan badan perlu dilakukan rekonsiliasi. Artinya, dari daftar aset lembaga perlu dihitung
ulang dengan metode yang diakui oleh perpajakan. Kemudian dihitung dengan tarif penyusutan
perpajakan untuk mendapatkan total biaya penyusutan setahun. Tentu saja jumlah biaya ini bisa
berbeda dengan jumlah biaya penyusutan yang dihitung oleh bagian keuangan lembaga bila
metode dan tarifnya bebeda dengan perpajakan.

MENENTUKAN HARGA PEROLEHAN DAN HARGA PENJUALAN

Penentuan harga perolehan dan harga penjualan aktiva tetap dapat terjadi dalam beberapa situasi
atau kondisi. Situasi atau kondisi yang dimaksud, diantaranya saat jual beli harta, tukar menukar
harta, pengambilalihan usaha, hibah/ bantuan/ sumbangan, pengalihan harta termasuk setoran
tunai sebagai pengganti penyertaan modal, serta penilaian atau pemakaian persediaan. Berikut ini
masing-masing penjelasannya.

1. Jual Beli Harta

Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang
sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah
jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.
2. Tukar Menukar Harta

Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.

3. Pengambilalihan Usaha

Pada prinsipnya apabila terjadi pengalihan harta, penilaian harta yang dialihkan dilakukan
berdasarkan harga pasar. Pengalihan harta tersebut dapat dilakukan dalam rangka pengembangan
usaha berupa penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha.
Selain itu pengalihan tersebut dapat dilakukan pula dalam rangka likuidasi usaha atau sebab
lainnya. Selisih antara harga pasar dengan nilai sisa buku harta yang dialihkan merupakan
penghasilan yang dikenakan pajak.

4. Hibah/Bantuan/Sumbangan

Dalam hal terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi syarat
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a atau warisan, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima
harta adalah nilai sisa buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan. Apabila Wajib Pajak
tidak menyelenggarakan pembukuan sehingga nilai sisa buku tidak diketahui, maka nilai
perolehan atas harta ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Dalam hal terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang tidak memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka nilai perolehan bagi pihak
yang mengalihkan adalah harga pasar.

5. Pengalihan Harta Termasuk Setoran Tunai sebagai Pengganti Penyertaan Modal

Penyertaan Wajib Pajak dalam permodalan suatu badan dapat dipenuhi dengan setoran tunai atau
pengalihan harta. Penilaian harta yang diserahkan sebagai pengganti saham atau penyertaan
modal akan dinilai berdasarkan nilai pasar dari harta yang dialihkan tersebut.

6. Penilaian atau Pemakaian Persediaan

Pada umumnya terdapat 3 (tiga) golongan persediaan barang, yaitu barang jadi atau barang
dagangan, barang dalam proses produksi, bahan baku dan bahan pembantu. Penilaian persediaan
barang hanya boleh menggunakan harga perolehan. Penilaian pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok hanya boleh dilakukan dengan cara rata-rata atau dengan cara
mendahulukan persediaan yang didapat pertama (“first-in first-out atau disingkat FIFO”). Sesuai
dengan kelaziman, cara penilaian tersebut juga diberlakukan terhadap sekuritas. Sekali Wajib
Pajak memilih salah satu cara penilaian pemakainan persediaan untuk penghitungan harga pokok
tersebtu, maka untuk tahun-tahun selanjutnya harus digunakan cara yang sama.
CONTOH PERHITUNGAN PENYUSUTAN

1. Straight line method

PT. Dongan Sahuta membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan
aktiva tersebut berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut :

Tahun Nilai Sisa Buku


Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan

2009 Rp.100.000.000 25% Rp.12.500.000 Rp.87.500.000

2010 25% Rp.25.000.000 Rp.62.500.000

2011 25% Rp.25.000.000 Rp.37.500.000

2012 25% Rp.25.000.000 Rp.12.500.000

2013 25% Rp.12.500.000 Rp. 0

2. Double declining method

PT. Ai So Ise membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan
aktiva tersebut berdasarkan metode saldo menurun adalah sebagai berikut :

Tahun
Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku

2009 Rp.100.000.000 50% Rp.25.000.000 Rp.75.000.000

2010 50% Rp.37.500.000 Rp.37.500.000

2011 50% Rp.18.750.000 Rp.18.750.000

2012 50% Rp. 9.375.000 Rp. 9.375.000

2013 Disusutkan sekaligus 50% Rp. 9.375.000 Rp. 0

Anda mungkin juga menyukai