Anda di halaman 1dari 39

PENYUSUTAN DAN

AMORTISASI
Gabriela Santoso 3203016014
Cicilia 3203016031
Debby Kurniawati 3203016036
Helena Tiffani Marie Jie 3203016181
PERBEDAAN PENYUSUTAN KOMERSIAL DAN FISKAL

Komersial Fiskal
Dasar penyusunan laporan keuangan menggunakan Dasar penyusunan laporan keuangan adalah UU
SAK Perpajakan
Mengakui adanya nila residu Tidak mengakui adanya nilai residu
Masa manfaat harta berdasarkan umur ekonomis Masa manfaat harta ditentukan UU dalam
penggolongan tertentu
Hanya mengakui prinsip akrual basis Mengakui adanya prinsip kas basis dan akrual basis
Tujuan untuk menghitung laba bersih, mengukur kinerja Tujuan untuk menghitung besarnya pajak terutang.
dan kekayaan. Laporannya diajukan untuk pihak Laporannya ditujukan kepada fiskus
ketiga dan manajemen
HARTA YANG DAPAT DISUSUTKAN SECARA FISKAL
( PASAL 11 UU PPH)

• Harta yang dapat disusutkan secara fiskal adalah harta berwujud yang
memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara objek pajak.

• Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan


memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara fiskal.

• Harta yang tidak disusutkan secara fiskal tersebut dijual atau dialihkan,
sebagai tambahan kemampuan ekonomis. Keuntungannya merupakan
objek pajak.
HARTA YANG DAPAT DISUSUTKAN SECARA FISKAL
( PASAL 11 UU PPH)
TEORI 3 VARIASI PENYUSUTAN TAHUNAN PADA SAAT KRITIS

Awal Tahun Setengah Tahun Pertama


atau Pemakaian

Akhir Tahun
HARTA YANG DAPAT DISUSUTKAN SECARA FISKAL
( PASAL 11 UU PPH)
KELOMPOK DAN MASA MANFAAT HARTA
Kelompok Harta Masa Manfaat Metode yang
Berwujud Digunakan
Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun
Kelompok 2 8 Tahun
Garis Lurus
Kelompok 3 16 Tahun
Kelompok 4 20 Tahun
Garis Lurus /
Bangunan
Permanen 20 Tahun
Saldo Menurun
Tidak Permanen 10 Tahun
HARTA YANG DAPAT DISUSUTKAN SECARA FISKAL
( PASAL 11 UU PPH)
■ WP dapat menyusutkan harta mulai bulan digunakannya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada
bulan mulai menghasilkan sehingga terpenuhi prinsip matching costs
against revenue
■ Dasar penyusutan fiskal adalah nilai perolehan tanpa nilai residu
karena bersifat taksiran tidak nyata
■ Apabila WP melakukan penilaian kembali aktiva, maka dasar
penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian
kembali dengan masa manfaat penuh seperti awal mula perolehan
harta. Ada 2 metode penilaian harta setelah pengakuan pertama
yaitu metode biaya dan metode revaluasian
Harga Perolehan Harta
■ Harta yang diperoleh dari transaksi jual beli yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa dinilai sejumlah yang sesungguhnya
dikeluarkan untuk mendapatkan harta. Apabila dipengaruhi
hubungan istimewa, dinilai berdasarkan jumlah yang seharusnya
dikeluarkan
■ Harta yang diperoleh dari tukar-menukar dinilai berdasar jumlah
yang seharusnya dikeluarkan menurut harga pasar
■ Harta yang diperoleh dalam rangka likuidasi, penggabungan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha dinilai
sejumlah yang seharusnya dikeluarkan berdasarkan harga pasar
wajar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan
Harga Perolehan Harta
■ Harta yang diperoleh karena sumbangan, bantuan, zakat, hibah
serta warisan yang memenuhi syarat Pasal 4 (3)(a) dan (b) UUPPh
dinilai sebesar nilai sisa buku fiskal harta/nilai yang ditetapkan
Dirjen Pajak dan bagi pemberi tidak dapat diakui sebagai
kerugian. Apabila tidak memenuhi syarat Pasal 4(3)(a), maka nilai
harta adalah sama dengan nilai pasar
■ Harta yang diperoleh dalam rangka setoran modal sebagai
pengganti saham / penyertaan modal badan adalah nilai pasar
harta (Pasal 4(3)(c))
■ Apabila WP melakukan penilaian kembali aktiva, maka dasar
penyusutan harta adalah nilai setelah penilaian kembali
Harga Perolehan Harta
■ Harga perolehan aktiva yang dibangun sendiri adalah sebesar
biaya pembangunan aktiva tersebut. Jika aktiva dibangun dengan
dana pinjaman, biaya bunga pinjaman selama masa
pembangunan harus dikapitalisir menjadi unsur harga perolehan
aktiva
■ Pajak masukan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
yang benar-benar telah dibayar dan terkait dengan kegiatan
memperoleh penghasilan sehubungan dengan perolehan harta
berwujud/tidak berwujud serta biaya lainnya yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 tahun harus dikapitalisasi menjadi
unsur harga perolehan harta dan dibebankan melalui
penyusutan/amortisasi
Harga Perolehan Harta

■ Terdapat 2 metode akuntansi pencatatan nilai harta yang


diperoleh dengan valas yaitu dual perspective method dan
single perspective method
■ Selama pemanfaatan aktiva kalau terjadi pergantian
sparepart yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
tahun yang mempengaruhi kegunaan aktiva atau nilainya
material yang atas kebijakan manajemen dikapitalisasi,
maka pencatatan harta berwujud atau penilaiannya
mengikuti praktik pembukuan WP
Masa Manfaat dan Metode Penyusutan
Harta
■ Terdapat 2 metode penyusutan fiskal aktiva tetap yaitu saldo menurun
(declining-balance method) dan garis lurus (straight-line method)
■ Ketentuan penggunaan kedua metode tersebut adalah:
 Atas aktiva bukan bangunan yang termasuk kelompok 1 s.d 4, WP
diperkenankan untuk memilih antara metode garis lurus atau saldo menurun
 Atas aktiva kelompok bangunan, WP harus menerapkan metode garis lurus
 Penggunaan metode penyusutan harus dilakukan secara taat azas
 Masa manfaat dan tarif penyusutan aktiva untuk masing” kelompok adalah
sebagai berikut:
Masa Manfaat dan Metode Penyusutan
Harta
Masa Manfaat dan Metode Penyusutan
Harta
■ Penetapan kelompok-kelompok aktiva tetap diatur dengan PMK Kelompok
aktiva bukan bangunan diatur dengan PMK-96/PMK.03/2009
■ Bangunan tidak permanen adalah bangunan yang bersifat sementara dan
terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat
dipindah-pindahkan masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun
■ Untuk menyesuaikan karakteristik bidang-bidang usaha tertentu, perlu
diberikan pengaturan tersendiri untuk penyusutan harta berwujud yang
digunakan dalam usaha tertentu tersebut
■ Apabila terjadi pengalihan/penarikan aktiva tetap, maka jumlah nilai sisa
buku fiskal aktiva dibebankan sebagai biaya dan jumlah harga
jual/penggantian asuransi yang diterima/diperoleh diakui sebagai
penghasilan pada tahun pengalihan
Masa Manfaat dan Metode Penyusutan
Harta
■ Jika jumlah penggantian asuransi yang akan diterima baru
dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian, maka dengan
persetujuan Dirjen Pajak jumlah nilasi sisa buku fiskal aktiva
dapat dibebankan sebagai biaya masa kemudian
■ Pengalihan harta untuk bantuan, sumbangan, atau hibah yang
memenuhi syarat Pasal 4(3)(a) dan (b) UUPPH, maka nilai sisa
buku fiscal harta tersebut tidak dapat dibebankan sebagai
biaya/kerugian bagi pihak yang mengalihkan dan bukan
penghasilan bagi pihak yang menerima
Kelompok Jenis Harta
Berwujud
Harta Berwujud Kelompok I
No Jenis Usaha Jenis harta
1. Semua jenis usaha • Mebel dan peralatan dari kayu dan/ rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan
sejenisnya yg bukan bagian dari bangunan
• Mesin kantor (mesin tik, mesin hitung, duplicator, mesin fotokopi, mesin akunting, computer,
printer, scanner, dan sejenisnya
• Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi
• Sepeda motor, sepeda, dan becak
• Tools bagi industry/jasa yang bersangkutan
• Dies, jigs, dan mould
• Alat-alat komunikasi (pesawat telepon, fax, telepon seluler, dsb)
2. Pertanian, perkebunan, Alat yg digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu, dan lain-
kehutanan lain.

3. Industri makanan dan minuman Mesin ringan yg dapat dipindahkan (huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet)

4. Transportasi dan pergudangan Mobil taksi, bus, dan truk yang digunakan untuk angkutan umum
5. Industri semi konduktor Flash memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker

6. Jasa Persewaan Peralatan Anchor, anchor chains, polyester rope, steel buoys, steel wire ropes, mooring accessoris
Tambat Air Dalam

7. Jasa Telekomunikasi selular Base station controller


Harta Berwujud Kelompok II
No Jenis Usaha Jenis harta
1. Semua jenis usaha • Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian bangunan. Alat pengatur udara (AC, kipas angin, dsb)
• Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya
• Container dan sejenisnya
2. Pertanian, perkebunan, kehutanan, • Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, dsb
perikanan • Mesin yg megolah/menghasilkan/memproduksi bahan/barang pertanian, perkebunan, kehutanan, dan
perikanan
3. Industri makanan dan minuman • Mesin yg mengolah produk asal binatang, unggas, perikanan (pabrik susu, pengalengan ikan)
• Mesin yg mengolah produk nabati
• Mesin yg menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis
• Mesin yg menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis
4. Industri mesin Mesin yg menghasilkan mesin ringan, misal mesin jahit
5. Perkayuan, kehutanan • Mesin dan peralatan penebangan kayu
• Mesin yg mengolah/menghasilkan bahan/barang kehutanan
6. Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer

7. Transportasi dan Pergudangan • Truk kerja utk pengangkutan dan bongkar muat
• Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat utk pengangkutan brg tertentu (gandum, bat-
batuan, biji tambang)
• Kapal yg khusus utk menghela/mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran
• Perahu layar pakai atau tanpa motor (berat sampai dengan 250 DWT)
• Kapal balon
No Jenis Usaha Jenis harta

8. Telekomunikasi • Perangkat pesawat telepon


• Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio tlp

9. Industri semi konduktor Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler
(automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut
machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler,
eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark,
inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory
test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose
checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming
machine, wire bonder, wire pull tester.
10. Jasa Persewaan Peralatan Spoolling Machines, Metocean Data Collector
Tambat Air Dalam

11. Jasa Telekomunikasi Seluler Mobile switching center, home location register, visitor location register, authentication centre,
equipment identity register, intelligent network service control point, intelligent network service
management point, radio base station, transceiver unit, terminal SDH/mini link, antenna.
Harta Berwujud Kelompok III
No Jenis Usaha Jenis harta
1. Pertambangan selain minyak dan gas Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin - mesin yang mengolah produk
pelikan

2. Permintaian, pertenunan dan • Mesin yang mengolah / menghasilkan produk-produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat
pencelupan buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule)
• Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.
3. Perkayuan • Mesin yang mengolah / menghasilkan produk - produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan
bahan anyaman lainnya.
• Mesin dan peralatan penggergajian kayu
4. Industri kimia • Mesin peralatan yang mengolah / menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya
dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam
mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna,
cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun,
detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik,
korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.
• Mesin yang mengolah / menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester
dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).
5. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).
No Jenis Usaha Jenis Harta

6. Transportasi dan Pergudangan • Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang
tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal
pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat
di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
• Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
• Dok terapung
• Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.
• Pesawat terbang dan helicopter-helicopter segala jenis.
7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.
Harta Berwujud Kelompok IV
No Jenis Usaha Jenis harta
1. Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi
2. Transportasi dan Pergudangan • Lokomotif uap dan tender atas rel
• Lokomotif uap atas rel, dijalankan dengan baterai atau dengan tenaga listrik dari
sumber lua
• Lokomotif atas rel lainnya
• Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan
diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan
• Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan
barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan
sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
• Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan sebagainya, yang
mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
• Dok-dok terapung
Jenis-jenis Harta berwujud untuk keperluan penyusutan bagi
kontraktor yang melakukan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan
Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil dengan Pertamina

 Kelompok I Tarif penyusutan 50% untuk kontraktor bagi hasil


yang memenuhi persyaratan khusus:

 Mobil penumpang, Pick-Up dan Bis


 Truk ringan (5 ton atau kurang) dan Traktor
 Truk berat diatas 5 ton dan truk gandengan
 Pesawat terbang
 Peralatan Konstruksi
 Peralatan perkantoran dan rumah tangga.
Jenis-jenis Harta berwujud untuk keperluan penyusutan bagi
kontraktor yang melakukan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan
Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil dengan Pertamina

 Kelompok I Tarif penyusutan 50% untuk kontraktor bagi hasil


yang tidak memenuhi persyaratan khusus:

 Mobil penumpang, Pick-Up dan Bis


 Truk ringan (5 ton atau kurang) dan Traktor
 Truk berat diatas 5 ton dan truk gandengan
Jenis-jenis Harta berwujud untuk keperluan penyusutan bagi
kontraktor yang melakukan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan
Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil dengan Pertamina

 Kelompok II Tarif penyusutan 25% untuk kontraktor bagi hasil


yang memenuhi persyaratan khusus :
 Bangunan sarana dan bangunan penunjang
 Bangunan perkantoran, perumahan dan kesejahteraan
 Fasilitas produksi
 Gerbong kereta dan lokomotif
 Kapal tongkang, kapal tunda dan alat apung yang sejenis
 Perkakas pengeboran dan produksi serta peralatannya dan instrumen
Jenis-jenis Harta berwujud untuk keperluan penyusutan bagi
kontraktor yang melakukan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan
Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil dengan Pertamina

 Kelompok II Tarif penyusutan 25% untuk kontraktor bagi hasil


yang tidak memenuhi persyaratan khusus :
 Pesawat terbang
 Kapal tongkang, kapal tunda dan alat apung yang sejenis
 Perkakas pengeboran dan produksi serta peralatannya dan
instrumen
 Peralatan Konstruksi
 Peralatan perkantoran dan rumah tangga.
Jenis-jenis Harta berwujud untuk keperluan penyusutan bagi
kontraktor yang melakukan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan
Gas Bumi dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil dengan Pertamina
 Kelompok III Tarif penyusutan 10% untuk kontraktor bagi hasil
yang tidak memenuhi persyaratan khusus :
 Bangunan sarana dan bangunan penunjang
 Bangunan perkantoran, perumahan dan kesejahteraan
 Fasilitas produksi
 Gerbong kereta dan lokomotif
Harta Tak Berwujud yang Dapat Diamortisasi
Pasal 11A UUPPh mengatur Amortisasi pengeluaran untuk memperoleh harta tidak
berwujud dan pengeluaran lainnya sebagai berikut:

 Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya,


termasuk biaya perpanjang hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai
dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun,
yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
dapat diamortisasi berdasarkan metode garis lurus atau saldo menurun
sebagai berikut :
Kelompok harta tak Masa manfaat Tarif penyusutan Tarif penyusutan
berwujud metode garis lurus metode saldo
menurun ganda

Kelompok I 4 Tahun 25% 50%


Kelompok II 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok III 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok IV 20 Tahun 5% 10%
Harta Tak Berwujud yang Dapat Diamortisasi

 Pasal 11A(2) UUPPh mengelompokan jenis harta tak berwujud, masa


manfaat dan tarif amortisasi pada tiap metode secara imperatif,
otoritatif dan rijid. Jika harta tak berwujud yang masa manfaatnya
tidak tercantum pada kelompok masa manfaat yang ada, WP dapat
menggunakan masa manfaat yang terdekat.
 Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali
untuk bidang usaha tertentu yang diatur lebih lanjut dengan PMK.
 Dalam amortisasi metode saldo menurun : untuk masa 2 tahun terakhir
harus disusutkan sejumlah yang sama dengan metode garis lurus.
 Pengeluaran untuk biaya pendirian dan poerluasan modal dapat
diamortisasikan dengan metode ini / langsung dibebankan seluruhnya
pada tahun pengeluaran.
Harta Tak Berwujud yang Dapat Diamortisasi

 Pengeluaran yang dilakukan sebelum perusahaan beroperasi


komersial, memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun, dikapitalisasi
(sebagai pengeluaran pra-operasi ) lalu di amortisasi menggunakan
metode saldo menurun.
 Pengeluaran Pra-operasi mencakup : biaya studi kelayakan dan biaya
produksi percobaan, tidak termasuk biaya-biaya yang bersifat rutin.
 Pengeluaran untukn memperoleh hak dan pengeluaran lainnya yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun di bidang
penambangan minyak dan gas bumi diamortisasi dengan
menggunakan metode satuan produksi, dengan cara:

( Realisasi penambangan migas tahun ini : Taksiran deposit migas di lokasi )


x 100%
Harta Tak Berwujud yang Dapat Diamortisasi

 Pengeluaran untuk memperoleh hak penambanga selain migas, Hak


pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam/ hasil alam
lainnya yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun, diamortisasi
dengan menggunakan metode satuan produksi paling tinggi 20%,
dengan cara :

Hak Pengusahaan Hutan (HPH):

(Realisasi produksi tahun ini : Potensi produksi dalam konsesi HPH) x100%,
dengan maksimum 20%

Hak Penambangan Selain Migas :

(Realisasi Produksi mineral tahun ini : Taksiran Deposit mineral yang bisa
ditambang ) x 100%, dengan batas maksimum 20%
Harta Tak Berwujud yang Dapat Diamortisasi

 Dalam perpajakan tidak ada deplesi hak penambangan. Hal ini sudah
diatur dalam Pasal 33(3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat maka WP bukan pemilik sumber daya alam sehingga tidak
dapat mendeplesi.sumber daya alam adalah milik rakyat yang
dikuasakan kepada negara dan dimanfaatkan untyuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. WP pemegang hak penambangan
hanya dapat mengamortisasi hak dimaksud yang secara ekonomis,
pada hakikatnya, sepadan dengan deplesi.
Harta Tak Berwujud yang Dapat Diamortisasi

 Jika jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari jumlah taksiran
produksi dan masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak
atau pengeluaran lainnya (yang belum diamortisasi), maka sisa
pengeluaran tersebut dapat dibebankan dalam tahun pajak yang
bersangkutan.
 Jika terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak-hak lainnya
tersebut, maka nilai sisa buku fiskalnya dibebankan sebagai biaya,
sedangkan jumlah yang diterima atau diperoleh sebagai
penggantinya merupakan penghasilan dalam 1 tahun pengalihan.
 Jika pengalihan tersebut dalam rangka sumbangan, hibah, bantuan,
dan warisan yang memenuhi syarat Pasal 4(3)(a) dan (b) UUPPh,
maka nilai sisa buku fiskal harta tidak dapat diakui sebagai biaya dan
bagi penerimanya bukan penghasilan.
Contoh soal penyusutan :
PT A membeli 1 unit truk untuk distribusi barang pada tanggal 1 Januari
2018 senilai Rp 400.000.000. Hitung penyusutan per tahun!a

Jawab : Menurut PMK-96/PMK.03/2009, truk termasuk Jenis Harta


Berwujud Kelompok II
metode garis lurus = Tarif 12,5 % x Rp 400jt x 12/12 = Rp 50.000.000
metode saldo menurun = Tarif 25 % x Rp 400jt x 12/12 = Rp 100.000.000
Contoh soal penyusutan :
• PT A pada bulan Juli 2009 membeli sebuah alat pertanian yang mempunyai masa
manfaat 4 tahun seharga Rp 1.000.000 . Buatlah perhitungan penyusutannya!
Metode Harga Perolehan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
Tahun %Penyusutan
Garis Lurus (Rp) (Rp) (Rp)

2009 1.000.000 25% 125.000 875.000

2010 1.000.000 25% 250.000 625.000

2011 1.000.000 25% 250.000 375.000

2012 1.000.000 25% 250.000 125.000

2013 1.000.000 25% 125.000 Rp. 0


Metode Saldo Menurun

Biaya Penyusutan
Tahun Harga Perolehan (Rp) %Penyusutan Nilai Sisa Buku (Rp)
(Rp)

2009 1.000.000 50% 250.000 750.000

2010 750.000 50% 375.000 375.000

2011 375.000 50% 187.500 187.500

2012 187.500 50% 93.750 93.750

2013 93.750 50% 93.750 Rp. 0


Contoh soal amortisasi :
Biaya perolehan hak pakai bangunan selama 10 tahun sebesar Rp 1M.
Diperoleh Jan 2017. Berapa Amortisasi Garis Lurus pd th tersebut?
Jawab :
Amortisasi kelompok terdekat yaitu kel 2 = 8 tahun
Amortisasi = 12,5% x 12/12 x Rp 1M = Rp 125.000.000
Contoh soal amortisasi :
PT B pada tanggal 4 Januari 2009 mengeluarkan uang sebanyak Rp
100.000.000 untuk memperoleh hak lisensi dari Phoenyxcycle Ltd
selama 4 tahun untuk memproduksi Sepeda Phoenix. Hitung
amortisasi atas hak lisensi tersebut !
Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun

Amortisasi tahun 2009 : Amortisasi tahun 2009 :


50% x Rp 100.000.000,00 = Rp 50.000.000,00
25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2010 :
Amortisasi tahun 2010 :
50% x (Rp 100.000.000,00 – Rp 50.000.000,00)
25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00 50% x Rp 50.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2011 : Amortisasi tahun 2011 :

25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00 50% x (Rp 50.000.000,00 – Rp 25.000.000,00)


50% x Rp 25.000.000,00 = Rp 12.500.000,00
Amortisasi tahun 2012 :
Amortisasi tahun 2012 :
25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Diamortisasi sekaligus = Rp 12.500.000,00

Anda mungkin juga menyukai