Anda di halaman 1dari 27

Pengelompokan & Tarif Penyusutan Aktiva Tetap Fiskal

Berdasarkan PERATURAN MENTERI KEUANGAN No. 96/PMK.03/2009


Tentang : : JENIS-JENIS HARTA YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK
HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN UNTUK KEPERLUAN PENYUSUTAN
Dibawah ini merupakan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap Fiskal :
A. Kelompok 1
Tarif Penyusutan : 25 %
Masa Manfaat : 4 Tahun
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku,
kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.

b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin


fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan
sejenisnya.
Semua jenis c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder,
usaha televisi dan sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang
bersangkutan.
f. Dies, jigs, dan mould.
g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon
seluler dan sejenisnya.
Pertanian, perkebunan, Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul,
2
kehutanan, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.
Industri makanan dan Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller,
3
minuman pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.
Transportasi dan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan
4
Pergudangan umum.
Falsh memory tester, writer machine, biporar test system,
5 Industri semi konduktor
elimination (PE8-1), pose checker.
Jasa Persewaan Peralatan Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel
6
Tambat Air Dalam Wire Ropes, Mooring Accessoris.
7 Jasa telekomunikasi selular Base Station Controller
B. Kelompok 2
Tarif Penyusutan : 12,5 %
Masa Manfaat : 8 Tahun
NomorJenis Usaha Jenis Harta
a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi,
lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari
bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan
1 Semua jenis usaha sejenisnya.
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya.
Pertanian, a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak,
2
perkebunan, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.
kehutanan, b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi
perikanan bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan.
a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan
perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak
kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin
Industri makanan pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
3
dan minuman
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-
bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan
dan makanan segala jenis.
Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya
4 Industri mesin
mesin jahit, pompa air).
a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.
Perkayuan,
5 b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi
kehutanan
bahan atau barang kehutanan.
Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane
6 Konstruksi
buldozer dan sejenisnya.
a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron,
truck ngangkang, dan sejenisnya;
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk
pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu – batuan,
biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal
tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai
Transportasi dan berat sampai dengan 100 DWT;
7
Pergudangan c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong
kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran
terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan
100 DWT;
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat
sampai dengan 250 DWT;
e. Kapal balon.
a. Perangkat pesawat telepon;
8 Telekomunikasi b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan
radio telegraf dan radio telepon.
Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear
tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating
machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die
bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test
handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic
Industri semi
9 mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser
konduktor
marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test
system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S
tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD
stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming
machine, wire bonder, wire pull tester.

Jasa Persewaan
10 Peralatan Tambat Spoolling Machines, Metocean Data Collector
Air Dalam
Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location
Jasa Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register,
11 Telekomunikasi Intelligent Network Service Control Point, intelligent Network
Seluler Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver Unit,
Terminal SDH/Mini Link, Antena
C. Kelompok 3
Tarif Penyusutan : 6,25 %
Masa Manfaat : 16 Tahun
NomorJenis Usaha Jenis Harta
Pertambangan
Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk
1 selain minyak dan
mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.
gas
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk tekstil
Permintalan, (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan
2 pertenunan dan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule).
pencelupan b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing,
finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk kayu,
3 Perkayuan barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industri
kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia
(misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan
anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia
organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat,
4 Industri kimia
pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat
kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis
pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk
pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan
sinematografi.
b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya
(misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa,
karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).

Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat


5 Industri mesin
(misalnya mesin mobil, mesin kapal).
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk
pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-
batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan
kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal
Transportasi dan
6 suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
Pergudangan
sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan
1.000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di
atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.
D. Kelompok 4
Tarif Penyusutan : 5 %
Masa Manfaat : 20 Tahun
NomorJenis Usaha Jenis Harta
1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi
a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan
tenaga listrik dari sumber luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer
khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau
beberapa alat pengangkutan.
Transportasi dan e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk
2
Pergudangan pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-
batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan
kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai
berat di atas 1.000 DWT.

f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal


suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung
dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

Pengertian
Aset tetap merupakan salah satu pos di neraca di samping aset lancar, investasi
jangka panjang, dana cadangan, dan aset lainnya. Aset tetap mempunyai peranan
yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila
dibandingkan dengan komponen neraca lainnya.
18
Aset tetap dan akuntansi penyusutan diatur dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 16 tentang Aset Tetap dan Aset Lain-Lain.
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiataan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
2.4.2 Klasifikasi aset
Aset tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat diklasifikasikan berdasarkan
umurnya, substansinya, cara penyusutan/ depresiasinya dan jenis fisiknya. Secara
akuntansi, aset tetap harus diklasifikasikan berdasarkan pada karakteristik fisik
mereka. Aset tertentudengan karakteristik yang sama dapat digabungkan ke
dalamsatu akun saja (single account).
Dalam PSAK (IAI, 2009: 16.7) klasifikasi aset tetap adalah
pengelompokkan aset yang memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam
operasi normal entitas. Berikut adalah contoh kelompok aset yang terpisah:
a. Tanah
b. Tanah dan bangunan
c. Mesin
d. Kapal
e. Pesawat udara
f. Kendaraan bermotor
19
g. Perabotan
h. Peralatan

Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang
masa manfaat yang diestimasi (PSAK 17). Penyusutan perlu dilakukan karena
manfaat yang diberikan dan nilai dari aset tersebut semakin berkurang.
Pengurangan nilai aset dibebankan secara bertahap.
Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan tiga hal, yaitu
keadilan pajak, kebijakan ekonomi, dan administrasi, penjelasannya sebagai
berikut:
1. Keadilan Pajak (tax equity)
Untuk keadilan pajak perlu diperhatikan jenis kegiatan dari Wajib Pajak,
apakah perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa, bagaimana struktur
modalnya, padat modal (capital intesive) atau padat karya (labour
intensive). Dengan adanya penyusutan maka kegiatan usaha manufaktur dan
jenis usaha yang padat modal akan lebih diuntungkan dibandingkan dengan
yang lainnya.
2. Kebijakan ekonomi
Dengan adanya penyusutan membawa akibat pada peningkatan modal
(capital growth). Jika penyusutan besar maka laba setelah pajak juga besar,
pengembalian atas investasi (return on investment_ROI) besar, sehingga
arus kas menjadi tinggi. Menurut ketentuan perpajakan, perhitungan
20
penyusutan dimulai pada tahun perolehan. Secara ekonomis dapat diatur
dengan peraturan tertentu secara selektif, untuk mendorong atau
menghambat suatu peningkatan modal. Penyusutan secara selektif dapat
dibedakan menjadi:
a. Penyusutan untuk barang baru atau barang bekas
b. Penyusutan berdasarkan jenis industri
c. Penyusutan berdasarkan jenis aset
d. Penyusutan berdasarkan lokasi (terpencil).
3. Administrasi `
Secara administrasi penyusutan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sederhana dan kompleks. Pemilihan jenis penyusutan, baik yang sederhana
maupun yang kompleks, bergantung pada beberapa hal, seperti besarnya
biaya administrasi, sumber daya manusia, dan kepatuhan dari Wajib Pajak.
2.4.4 Karakteristik aset tetap yang dapat disusutkan:
1. Penggunaan dalam kegiatan usaha (use in a trade or business)
Aset yang boleh disusut adalah aset yang dipakai dalam usaha atau
menjalankan usaha.Aset ini dapat dibedakan menjadi business asets, mixed
asets, dan private asets. Untuk business asets dapat disusutkan semuanya,
sedangkan untuk mixed asets boleh disusutkan sebagian sesuai dengan yang
digunakan dalam kegiatan usaha.
2. Nilainya menurun secara perlahan/bertahap (gradual declining in value)
21
Nilai aset yang dapat disusutkan harus menurun secara perlahan/bertahap
baik karena semakin buruk fisiknya atau karena factor kualitas.Kalau
nilainya tidak menurun secara bertahap maka tidak dapat disusutkan tetapi
langsung dibiayakan.Adapun aset yang tidak dapat disusutkan adalah tanah,
financial assets, barang dagangan, dan persediaan.
3. Aset berwujud dan tidak berwujud (tangible and intangible asets)
Aset berwujud maupun tidak berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari
satu periode dapat disusutkan.Untuk penyusutan aset tidak berwujud
penyusutannya disebut amortisasi.
4. Pihak yang berhak melakukan penyusutan (claiming depreciations) adalah:
a. Pihak yang menggunakan aset tersebut dalam kegiatan usaha
b. Pemilik, dapat dibagi menjadi legal owner dan beneficial owner.
5. Saat dilakukan penyusutan (timing of depreciation)
Secara umum saat dilakukan penyusutan adalah saat digunakan, tetapi
adakalanya saat tahun perolehan.
6. Dasar untuk melakukan penyusutan (basis of depreciation)
Pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga:
a. Harga perolehan (historical cost)
b. Harga penggantian (replacement cost)
c. Revaluasi
a. Penentuan Masa Manfaat Aset Tetap Berwujud
SAK No. 16 (2011:16.17) menyatakan bahwa dalam menentukan masa
manfaat suatu faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan:
22
1) Ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebut
dinilai dengan merujuk pada ekspektasi kapasitas aset atau keluaran
fisik dari aset;
2) Ekspektasi tingkat keausan fisik, yang tergantung pada faktor
pengoperasian aset tersebut seperti jumlah penggiliran (shifts)
penggunaan aset dan program pemeliharaan aset dan perawatannya,
serta perawatan dan pemeliharaan aset pada saat aset tersebut tidak
digunakan (menganggur);
3) Keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh
perubahan atau peningkatan, atau karena perubahan permintaan pasar
atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut, dan;
4) Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan
tertentu, seperti berakhirnya waktu penggunaan sehubungan dengan
sewa.
Masa manfaat juga dapat diartikan sebagai taksiran kapasitas atau manfaat
yang dapat dipakai, yang bisanya dinyatakan dalam tahun. Masa manfaat
(ekonomis) dari suatu aset yang dapat disusutkan untuk suatu perusahaan
mungkin lebih pendek dari usia fisik atau usia teknisnya. Sebagai akibat tambahan
terhadap aus dan kerusakan fisik yang bergantung pada faktor operasional (seperti
frekuensi penggunaan aset, program perbaikan dan pemeliharaan), faktor-faktor
lain juga perlu dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut termasuk keusangan yang
timbul dari perubahan dalam permintaan pasar terhadap output produk atau jasa
dari pembatasan hukum seperti tanggal batas penggunaan.
23
Masa manfaat suatu aset tetap harus ditelaah ulang secara periodik dan bila
harapan berbeda secara signifikan dengan estimasi sebelumnya, maka beban
penyusutan untuk periode sekarang dan masa yang akan datang harus disesuaikan.
Apabila manfaat ekonomi suatu aset tetap tidak lagi sebesar jumlah yang
sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa, penurunan nilai kegunaaan
aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi. enyusutan
Kelompok dan Gabungan
Untuk memudahkan kegiatan administrasi, ada kalanya perusahaan memilih cara
penyusutan dengan mengelompokkan aset ke dalam beberapa kelompok. Dalam
ketentuan fiskal disebut dengan golongan harta. Besarnya penyusutan dengan cara
mengalikan tarif ke nilai seluruh aset yang sejenis. Apabila kelompok aset tidak
sejenis maka penyusutan dihitung dengan cara gabungan (composite
depreciation). Besarnya penyusutan tiap tahun adalah penyusutan tiap jenis aset
yang dihitung dengan metode garis lurus.
2.4.7 Saat dimulainya penyusutan
Pada umumnya penyusutan dimulai pada tahun pengeluaran. Untuk aset tetap
yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutan dimulai pada saat selesainya
pengerjaan tersebut.
2.4.8 Dasar penyusutan
Dasar penyusutan yang digunakan adalah biaya perolehan awal, baik melalui
pembelian, maupun pendirian, penambahan dan perbaikan.Apabila perusahaan
melakukan penilaian kembali (revaluasi) maka dasar penyusutannya adalah nilai
setelah revaluasi.
25
2.4.9 Pengungkapan
Pemilihan suatu metode alokasi dan estimasi masa manfaat adalah suatu
pertimbangan. Pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi manfaat atau
tingkat penyusutan yang digunakan menyediakan bagi para pengguna laporan
informasi yang membuat mereka menelaah kebijakan yang dipilih manajemen dan
dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain.
2.5 Penyusutan Berdasarkan Peraturan Perpajakan
Berdasarkan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 pengeluaran untuk
memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun harus dibebankan sebagai pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan dengan mengalokasikan pengeluaran tersebut selama
masa manfaat harta tersebut melalui penyusutan.
Hal ini sesuai dengan kelaziman dunia usaha dan selaras dengan prinsip
penandingan antara pengeluaran dan penerimaan (matching cost againsts
revenue). Dalam ketentuan ini pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan
mempertahankan penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun tidak dapat dikurangkan sebagai biaya sekaligus pada tahun
pengeluarannya. Namun demikian, dalam penghitungan dan penetapan tarif
penyusutan untuk keperluan pajak, perlu diperhatikan dasar hukum penyusutan
fiskal, karena dapat berbeda dengan penyusutan untuk akuntansi (komersial).
Mulai tahun 1995 ketentuan fiskal mengharuskan penyusutan harta tetap
dilakukan secara individual per aset, tidak lagi secara gabungan (berdasarkan
26
golongan) seperti yang berlaku sebelumnya kecuali untuk alat-alat kecil (small
tools) yang sama atau sejenis masih boleh menggunakan penyusutan secara
golongan.
2.5.1 Saat mulainya penyusutan fiskal
Undang-Undang Pajak Penghasilan secara khusus dan eksplisit menetapkan saat
dimulainya penyusutan fiskal adalah pada bulan perolehan. Penyusutan fiskal
harus dilakukan sebulan penuh. Pengecualian dari ketentuan itu hanya dapat
terjadi karena hal-hal berikut ini.
1. Harta/aset yang masih dalam proses pengerjaan.
Untuk harta/aset dalam proses pengerjaaan, penyusutannya dimulai pada
tahun selesainya pekerjaan tersebut. Jadi, walaupun pada umumnya
penyusutan atas harta/aset dimulai pada tahun perolehan tetapi untuk
harta/aset yang masih dalam proses pengerjaannya memerlukan waktu lebih
dari satu tahun, perhitungan penyusutan dimulai saat selesainya harta/aset
yang bersangkutan.
2. Harta/aset dalam sewa guna usaha (leasing).
Penyusutan terhadap harta dalam usaha sewa guna usaha khususnya sewa
guna usaha tanpa hak opsi dimulai pada bulan harta tersebut
disewagunausahakan.
3. Wajib pajak yang mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak.
27
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak, apabila
tidak mengikuti prinsip umum penyusutan. Misalnya penyusutan baru
dilakukan pada tahun harta/aset tersebut menghasilkan.
Dalam sistem penyusutan menurut UU PPh, semua aset tetap berwujud yang
memenuhi syarat penyusutan fiskal harus dikelompokkan terlebih dahulu menjadi
dua golongan sebagai berikut:
1. Harta berwujud kelompok bukan bangunan.
2. Harta berwujud kelompok bangunan.
Tabel 2.3
PENGELOMPOKKAN HARTA BERWUJUD

Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat


I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun
Kelompok 2 8 Tahun
Kelompok 3 16 Tahun
Kelompok 4 20 Tahun
II. Bangunan 20 Tahun
Bangunan permanen 10 Tahun
Bangunan bukan permanen

----------------------

2.1. Aktiva Tetap


2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan semua aktiva perusahaan aktiva yang dimiliki dan
dipergunakan (dalam operasi) oleh perusahaan karena bermanfaat dalam proses
mendapatkan penghasilan untuk beberapa periode akuntansi dan masih
mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut Kusnadi dkk (2000;270) pengertian aktiva tetap adalah sebagai
berikut:
“Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh
perusahaan yang memiliki nilai guna ekonomis serta umur
(masa) manfaat lebih dari satu periode akuntansi (satu
tahun) dan diakui serta diukur berdasarkan prinsip
akuntansi yang berterima umum.”
Menurut Sofyan Syafri Harahap, (1999;20) pengertian aktiva tetap
adalah sebagai berikut:

“Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik


perusahaan dan dipergunakan secara terus menerus dalam
kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”

Menurut Standar Akuntansi keuangan (2004;PSAK no. 16;16.2)

pengertian aktiva tetap dalah sebagai berikut:

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam


bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap itu
antara lain mempunyai manfaat lebih dari satu tahun, digunakan dalm operasional
perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal
perusahaan.

2.1.2. Penggolongan Aktiva Tetap


Menurut Sofyan Syafri Harahap, (1999;22) aktiva tetap
dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain:

1. Sudut substansi
a. Tangible assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin gedung, dan
peralatan.
b. Intangible assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti, HGU, HGB,
goodwill-pateents, copyright, hak cipta, franchise, dan lain-lain.

2. Sudut Disusutkan atau Tidak.


a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti
building (bangunan), equipment(peralatan), machinary(mesin), inventaris,
jalan, dan lain-lain.
b. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak disusutkan seperti land
(tanah).
3. Jenis Aktiva Tetap
Aktiva tetap berdasarkan jenisnya dapat dibagi sebagai berikut:
a. Lahan.
Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan
yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari
lahan itu sendiri. Khusus bangunan yang dianggap sebagai sebagian dari
lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya, seperti riol,
jalan, dan lain-lain maka dapat digabungkan dalam nilai lahan
b. Bangunan Gedung.
Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahan
atau air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi
gedung itu.
c. Mesin.
Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.
d. Kendaraan.
Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, grader, traktor,
forklift, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.
e. Perabot.
Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot
pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
f. Inventaris/Peralatan.
Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang diguinakan dalam
perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris
laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain.
g. Prasarana.
Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat
klasifikasi khusus prasarana seperti: jalan, jembatan, riol, pagar, dan lain-
lain.
2.1.3. Pengakuan Aktiva Tetap
Menurut Standar Akuntansi keuangan (2004;PSAK no. 16:6) suatu
benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai
aktiva tetap bila:

1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang


akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam
perusahaan.
2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus
diukur berdasarkan biaya perolehan.

Menurut PSAK no. 16 tahun 2004 pengakuan awal dari suatu aktiva tetap
dilihat dari perolehannya, yaitu sebagai berikut:
1. Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea
impor dan PPN masukan tak boleh restitusi (non-refundable), dan setiap biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke
kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga
pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
adalah:
a. Biaya persiapan tempat;
b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-
muat (handling costs);
c. biaya pemasangan (installation costs); dan
d. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.
2. Perolehan secara Gabungan
Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang
bersangkutan.
3. Pertukaran Aktiva
Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian
untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos
semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang
diperoleh, yang mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva
yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas
yang ditransfer. Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu
aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha
yang sama dan memiliki suatu nilai wajar serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat
dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam kedua
keadaan tersebut, karena proses perolehan penghasilan (earning process) tidak
lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dalam transaksi.
Sebaliknya, biaya perolehan aktiva baru adalah jumlah tercatat dari aktiva
yang dilepaskan. Tetapi, nilai wajar aktiva yang diterima dapat menyediakan
bukti dari suatu pengurangan (impairment) aktiva yang dilepaskan.-Dalam
keadaan ini aktiva yang dilepaskan diturun-nilai buku-kan (written down) dan
nilai turun nilai buku (written down) ini ditetapkan untuk aktiva baru. Contoh
dari pertukaran aktiva serupa termasuk pertukaran pesawat terbang, hotel,
bengkel dan properti real estate lainnya. Jika aktiva lain seperti kas termasuk
sebagai bagian transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos
yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa.
4. Aktiva Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun "Modal
Donasi”.
2.1.4. Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap
Menurut Stice, Stice & Skousen yang diterjemahkan oleh Safrida &
Ahmad Maulana (2005;10) ketika suatu aktiva dibeli secara tunai, maka
perolehannya hanya dicatat pada jumlah kas yang dibayar, termasuk semua
pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian dan persiapan aktiva untuk
penggunaan yang direncanakan. Tetapi, aktiva tetap juga dapat dibeli dengan
berbagai perjanjian lain, yang sebagian diantaranya memiliki masalah khusus
mengenai harga perolehan yang akan dicatat. Perolehan aktiva dan pencatatannya
akan dibahas berikut ini:
1. Pembelian Secara Paket
Dalam beberapa pembelian, sejumlah aktiva dapat dibeli dalam suatu
pembelian secara paket. Untuk mencatat aktiva tersebut secara terpisah, maka
total harga belinya harus dialokasikan ke masing-masing aktiva tersebut. Jika
sebagian dari harga beli dapat secara jelas diidentifikasi dengan suatu aktiva
secara khusus, maka pembebanan biaya ke aktiva tersebut harus dilakukan dan
sisa harga beli dialokasikan ke aktiva yang tersisa. Jika tidak ada bagian dari
harga beli dapat dihubungkan dengan suatu aktiva tertentu, maka jumlah
keseluruhananya harus dialokasikan keberbagai aktiva berbeda yang
diperoleh. Harga penilaian atau bukti serupa yang diberikan oleh suatu otoritas
independen yang kompeten harus dicari untuk mendukung pengalokasian
tersebut. Penting untuk diketahui bahwa alokasi harga perolehan secara paket
ini bukan hanya merupakan suatu latihan teoritis. Beberapa aktiva dalam
kelompok tersebut dapat disustkan, sementara yang lainnya tidak. Aktiva yang
disusutkan mungkin memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Beban
penyusutan periodik dapat secara signifikan dipengaruhi oleh proporsi harga
pembelian yang dialokasikan pada aktiva dengan masa manfaat yang relatif
panjang. Ayat jurnal untuk mencatat perolehan ini dengan asumsi dilakukan
secara tunai adalah sebagai berikut:
Dr. Tanah xxx
Bangunan xxx
Peralatan xxx
Cr. Kas xxx

2. Pembayaran Yang Ditangguhkan


Perolehan real estate atau properti lainnya terkadang berupa pembayaran yang
ditangguhkan untuk semua atau sebagian dari harga pembelian. Pembeli
menadatangani suatu wesel atau hipotek yang menentukan persyaratan
penyelesaian kewajiban. Kontrak utang tersebut bisa saja meminta suatu
pembayaran pada tanggal tertentu di masa yang akan datang atau syat
rangkaian pembayaran pada jangka waktu tertentu. Bunga yang dikenakan
terhadap saldo yang belum lunas dari kontrak tersebut harus diakui sbagai
beban.Ayat jurnal untuk mencatat perolehan ini dengan asumsi membeli tanah
yang dibayar dengan uang muka terlebih dahulu kemudian sisanya dibayar
kemudian adalah sebagai berikut:
Jurnal pada saat perolehan:
Dr. Tanah xxx
Cr. Kas xxx
Wesel Bayar xxx

3. Sewa Guna Usaha


Sewa guna usaha adalah suatu kontrak dimana satu pihak (penyewa-leese)
diberikan hak untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh pihak lain, yaitu
pihak yang menyewakan (lessor) untuk suatu periode tertentu. Sebagian besar
sewa guna usaha memiliki karakteristik yang serupa dengan penyewaan. Ini
disebut dengan sewa guna usaha operasi (operating leases). Tetapi, sewa guna
usaha lain yang disebut dengan sewa guna usaha modal (capital lease) secara
ekonomis sama dengan penjualan aktiva yang disewagunausahakan di mana
pemberi sewa mengizinkan penyewa untuk membayar aktiva tersebut dengan
suatu rangkaian pembayaran ”sewa guna usaha” selama beberapa waktu.
Dalam kondisi seperti ini, pembayaran sewa guna usaha setara dengan
pembayaran hipotek. Dalam kasus-kasus tersebut aktiva yang
disewagunausahakan harus dicatat sebagai aktiva dalam pembukuan
perusahaan penywa yang menggunakan aktiva, dan bukan dalam pembukuan
perusahaan yang secara hukum masih memiliki aktiva tesebut, dalam hal ini si
pemberi sewa (lessor). Aktiva pada sewa guna usaha modal dicatat pada nilai
sekarang dari pembayaran sewa guna usaha di masa depan.
Jika suatu sewa guna usaha tidak dianggap sama dengan suatu pembelian dan
pembayaran periodik dicatat sebagai beban sewa, pembayaran diawal untuk
sewa guna usaha atau perbaikan pada suatu aktiva yang dilakukan oleh
penyewa dapat diperlakukan sebagai pengeluaran modal. Karena perbaikan
dalam gedung yang disewa, seperti partisi dalam suatu banguan,
penambahan-penambahan serta peralatan yang melekat, dikembalikan kepada
pemilik pada saat berakhirnya sewa guna usaha tersebut, maka seluruhnya
dikapitalisasi dalam pembukuan penyewa dan diamortisasi selama sisa waktu
sewa guna usaha. Sebagian biaya sewa guna usaha benar-benar merupakan
beban pada suatu periode dan tidak boleh dikapitalisasi. Biaya-biaya tersebut
meliputi perbaikan yang dinuat untuk penggantian dalam penyewaan.
4. Pertukaran aktiva Nonmoneter
Dalam beberapa kasus, suatu perusahaan memperoleh suatu aktiva baru
dengan cara menukarkannya dengan aktiva nonmoneter yang ada. Umumnya,
aktiva yang baru harus dinilai pada nilai pasar wajarnya atau pada nilai pasar
wajarnya atau pada nilai pasar wajar dari aktiva yang diserahkan, yang mana
dapat ditentukan dengan lebih jelas. Jika aktiva nonmoneter tersebut adalah
peralatan yang sudah terpakai, maka nilai pasar wajar dari aktiva baru
umumnya dapat dengan lebih mudah ditentukan, karena nilai tersebut
digunakan untuk mencatat pertukaran tersebut. Harus diketahui bahwa
menentukan nilai pasar wajar dari suatu aktiva terkadang sulit dilakukan.
Harga yang tertera untuk suatu aktiva tidak selalu merupakan indikator yang
baik dari nilai pasar dan seringkali lebih tinggi dari pada harga tunai aktual
untuk aktiva tersebut. Harga yang mengalami inflasi memungkinkan penjual
untuk meningkatkan pertukaran dari aktiva lama. Harga untuk memperoleh
aktiva tersebut dalam transaksi tunai adalh nilai wajar yang harus digunakan
untuk mencatat perolehan. Jika aktiva nonmoneter yang diserahkan untuk
memperoleh aktiva baru adalah properti atau peralatan, maka penjualan suatu
properti terjadi bersamaan dengan perolehan tersebut. Apabila pertukaran
aktiva nonmoneter terjadi, maka penggunaan nilai pasar wajar akan
menyebabkan adanya keuntungan atau kerugian dari pelepasan aktiva
nonmoneter tersebut. Pada beberapa kondisi, suatu keuntungan dapat
ditangguhkan dan diakui sepanjang umur aktiva yang baru.
5. Perolehan Dengan Penerbitan Surat Berharga
Suatu perusahaan dapat memperoleh properti tertentu dengan cara
menerbitkan obligasi atau saham. Jika nilai pasar dari efek tersebut dapat
ditentukan, maka nilai tersebut akan digunakan sebagai nilai aktiva. Jika tidak
ada nilai pasar dari efek tersebut, maka digunakan nilai pasar wajar dari aktiva
yang diperoleh. Jika suatu efek tidak memiliki pasar, maka penilaian oleh
suatu otoritas independen atas aktiva yang diperoleh mungkin diperlukan
untuk mendapatkan nilai pasar wajar. Ayat jurnal yang digunakan untuk
mencatat perolehan ini dengan asumsi perusahaan menerbitkan saham biasa
untuk memperoleh sebidang tanah, dimana harga nominal saham biasa lebih
kecil dari harga pasarnya adalah sebagai berikut:
Dr.Tanah xxx
Cr. Saham Biasa xxx
Tambahan modal disetor (Agio Saham) xxx

6. Kontruksi Sendiri
Kadang kala bangunan atau peralatan dibangun atau dibuat sendiri oleh
perusahan untuk digunakan sendiri. Hal ini mungkin dilakukan untuk
menghemat biaya, untuk menggunakan fasilitas yang menganggur atau untuk
mendapatkan kualitas bangunan yang lebih baik. Aktiva yang dibuat sendiri
sama halnya dengan aktiva yang dibeli, aktiva ini dicatat pada harga
perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang terjadi untuk membuat
aktiva dan mempersiapkan aktiva tersebut untuk digunakan sesuai dengan
rencana.
7. Perolehan Melalui Sumbangan Atau Penemuan
Ketika aktiva diperoleh melalui sumbangan (donation), tidak ada biaya yang
dapat digunakan sebagai dasar perhitungannya. Meskipun ada pengeluaran
tertentu yang harus dikeluarkan secara insidental untuk mendapatkan hadiah
tersebut, tetapi pengeluaran tersebut biasanya jauh lebih kecil dibandingkan
dengan nilai aktiva tersebut. Dalam hal ini, biaya tertentu saja tidak dapat
dijadikan dasar penilaian. Properti yang diperoleh melalui donasi harus
diperkirakan nilainya dan dicatat sesuai dengan harga pasar wajarnya.
Sumbangan diakui sebagai pendapatan atau keuntungan pada saat diterima.
Ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat perolehan melalui sumbangan
adalah sebagai berikut:
Dr. Tanah xxx
Gedung xxx
Cr. Pendapatan atau keuntungan xxx

Penyusutan aktiva yang diperoleh melalui sumbangan dicatat seperti biasa,


nilai yang diberikan untuk aktiva tersebut menjadi dasar untuk perhitungan
penyusutan. Jika suatu sumbangan disertai persyaratan yang harus dilakukan
penerima, tidak ada aktiva yang dicatat sampai persyaratan dipenuhi. Pada
saat itu, peningkatan dalam aktiva dan pendapatan atau keuntungan harus
diakui dalam akun-akun dan laporan keuangan.
Adakalanya, sumber daya yang berharga ditemukan pada lahan yang telah
dimilki. Penemuan (dicovery) ini sangat meningkatan nilai aktiva. Tetapi,
karena harga perolehan tanah tidak dipengaruhi oleh penemuan tersebut, maka
praktik yang umum dilakukan adalah mengabaikan kenaikan nilai ini. Secara
serupa, kenaikan dalam nilai aktiva yang berubah berubah dengan berjalannya
waktu. Kelalaian untuk mengakui penemuan maupun penambahan nilai ini
mengabaikan realita ekonomis dari situasi tersebut dan cenderung menyatakan
nilai aktiva perusahaan terlalu rendah secara material. Satu pengecualian
dalam praktik akuntansi yang mengabaikan nilai aktiva yang ditemukan
adalah tambahan yang diwajibkan atas cadangan minyak bumi dan gas.
8. Perolehan Dengan Biaya Restorasi Yang Signifikan Pada Saat Penghentian
Pemakaian
Terkadang tindakan untuk memperoleh aktiva operasi jangka panjang secara
legal mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan biaya restorasi dimasa
depan ketika aktiva tersebut dihentikan pemakaiannya. Akuntansi
mengharuskan agar kewjiban penghentian aktiva diakui, pada perkiraan nilai
wajarnya pada saat terjadinya, dan agar nilai wajar dari kewajiban ini
ditambahkan pada biaya untuk memperoleh aktiva operasi jangka panjang
tersebut. Contohnya suatu perusahaan yang melakukan eksplorasi minyak
dengan mendirikan kilang minyak guna mendukung operasi pengeborannya,
diwajibkan secara hukum untuk membongkar dan memindahkan kilang
tersebut ketika pengeboran selesai. Ayat jurnal untuk mencatat perolehan ini
dan pengakuan kewajiban penghentian aktiva terkait adalah sebagai berikut:
Dr. Kilang Minyak xxx
Cr. Kas xxx

Dr. Kilang Minyak xxx


Cr. Kewajiban Penghentian Aktiva xxx

9. Akuisisi Suatu Perusahaan Secara Keseluruhan


Dari pada membeli aktiva tertentu dari perusahaan lain, seperti dalam
pembelian paket, kadang kala perusahaan membeli perusahaan lain tersebut
secara keseluruhan. Hal ini disebut dengan penggabungan usaha. Prosedur-
prosedur akuntansi untuk penggabungna usaha sama dengan prosedur yang
digunakan dalam pembelian secara paket. Perbedaan utamanya adalah bahwa
dalam suatu penggabungan usaha, jumlah nilai wajar dari aktiva yang dapat
diidentifikasi biasanya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah total yang
dibayarkan untuk membeli perusahaan. Kelebihan ini disebut
dengan goodwill, dan mencerminkan nilai dari sinergi karena memiliki seluruh
aktiva produktif sebagai suatu kesatuan yang berfungsi.

2.1.5. Pengeluaran Setelah Perolehan


Menurut Stice, Stice & Skousen yang diterjemahkan oleh Safrida &
Ahmad Maulana (2005;28) selama umur ekonomis aktiva, timbul pengeluaran-
pengeluaran reguler dan khusus pengeluaran tertentu diperlukan untuk
memelihara dan memperbaiki aktiva, sementara pengeluaran-pengeluaran lain
untuk menambah umur ekonomis atau kapasitas aktiva. Setiap pengeluaran
membutuhkan analisis yang cermat untuk memutuskan apakah pengeluaran
tersebut akan dibebankan atau dikapitalisasi. Berikut ini adalah jenis pengeluaran
setelah perolehan aktiva tetap:
1. Pemeliharaan Dan Perbaikan (Maintenance and Repairs)
Pengeluaran untuk menjaga agar aktiva tetap ada dalam kondisi operasi yang
baik disebut dengan pemeliharaan (maintenance). Pengeluaran untuk
pemeliharaan adalah hal yang biasa, berulang-ulang dan tidak memperbaiki
aktiva maupun menambah masa manfaat, oleh karena itu dicatat sebagai beban
pada saat terjadinya. Pengeluaran untuk mengembalikan aktiva ke kondisi
operasi yang baik karena adanya kerusakan atau untuk memperbaiki dan
mengganti bagian-bagian yang rusak disebut dengan perbaikan atau reparasi
(repairs). Ini adalah pengeluaran yang biasa dan berulang-ulang sehingga
hanya bermanfaat untuk operasi yangh berjalan. Dengan demikian,
pengeluaran ini juga harus dibebankan.
2. Pembaharuan Dan Penggantian (Renewals And Replacements)
Pengeluaran untuk perbaikan menyeluruh atas aktiva sering disebut dengan
pembaruan (renewals). Jumlah pengeluaran tersebut harus dicatat sebagai
beban pada saat terjadinya. Penggantian komponen tertentu atau keseluruhan
unit dari aktiva tetap disebut dengan penggantian (replacements). Jika suatu
komponen dipindahkan dan diganti dengan komponen yang berbeda, maka
harga perolehan dan akumulasi penyusutan yang terkait dengan komponen
yang diganti harus dipindahkan dari akun, dan nilai buku yang tersisa dari
komponen yang diganti ditambahkan pada beban penyusutan periode berjalan.
Jika komponen pengganti tersebut memiliki masa manfaat yang berbeda
dengan masa manfaat yang tersisa dari aktiva tetap dimana komponen tersebut
menjadi bagiannya, maka harga perolehan komponen tersebut harus dicatat
sebagai suatu aktiva terpisah yang dapat disusutkan.
3. Penambahan Dan Perbaikan (Addition And Betterments)
Perluasan dan penambahan fasilitas yang sudah ada disebut dengan
penambahan (additons). Jumlahnya harus dibebankan pada saat terjadinya.
Perubahan pada aktiva untuk meningkatkan atau memperbaiki manfaatnya
disebut dengan perbaikan besar (betterments). Jika penambahan atau
perbaikan besar tidak mengganti komponen dari aktiva yang sudah ada, maka
pengeluaran yang terjadi harus dikapitalisasikan dengan menambahkannya
pada harga perolehan aktiva, atau jika komponen baru memiliki masa manfaat
yang berbeda dengan aktiva yang lebih besar di mana komponen itu menjadi
bagiannya, maka harus dibuat akun yang terpisah untuk komponen tersebut.
4. Pengeluaran Untuk Penelitian Dan Pengembangan (Research And
Development)
Secara historis, pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan (research
and development) kadang kala dicatat sebagai beban. FASB mewarisi masalah
ini dari Acconting Principles Board (APB) dan menjadikan hal ini sebagai
standar definitifnya yang pertama. APB mendefinisikan aktivitas penelitian
atau riset (research) sebagai aktivitas yang dilaksanakan untuk menemukan
ilmu pengetahuan baru yang akan menghasilkan perbaikan-perbaikan yang
signifikan pada produk atau proses yang sudah ada. Aktivitas pengembangan
(development) meliputi penerapan hasil penelitian untuk mengembangkan
suatu rencana atau rancangan untuk produk atau proses yang baru atau lebih
baik. Kegiatan pengembangan meliputi perumusan, perancangan, dan
pengujian produk, pembuatan prototipe, dan menjalankan pabrik untuk
percobaan. Pengeluaran untuk beberapa hal tertentu yang memiliki alternatif
penggunaan dimasa depan, baik dalam proyek penelitian, tambahan atau
keperluan produksi, dapat dicatat sebagai aktiva dan dialokasikan ke proyek
masa depan atau ke beberapa periode sebagai beban penelitian dan
pengembangan. Pengecualian ini mengizinkan penangguhan biaya yang
terjadi untuk bahan-bahan, peralatan, fasilitas, dan pembelian aktiva tak
berwujud, tetapi hanya jika ada alternatif penggunaan yang dapat
diidentifikasikan.

2.1.6. Penyusutan Aktiva Tetap


Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004;PSAK no. 16:5)

pengertian penyusutan adalah sebagai berikut:

“Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat


disusutkan
dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat.”

Menurut Stice, stice skousen yang diterjemahkan oleh Safrida & Ahmad
Maulana (2005;104) penyusutan bukanlah proses dimana perusahaan
mengakumulasikan dana untuk mengganti aktiva tetapnya. Penyusutan bukan pula
cara untuk menghitung nilai yang berlaku dari aktiva tetap. Penyusutan adalah
alokasi yang sistematis dari harga perolehan aktiva selama periode-periode
berbeda yang memperoleh manfaat dari dari pengguna suatu aktiva. Akumulasi
penyusutan bukanlah dana dana penggantian aktiva, melainkan jumlah seluruh
harga perolehan aktiva yang telah dipergunakan selama periode-periode
sebelumnya. Nilai buku (harga perolehan dikurang akumulasi penyusutan) aktiva
adalah harga perolehan aktiva yang tersisa yang akan diakumulasiklan pada
periode-periode yang akan datang tetapi bukan merupakan suatu perkiraan harga
yang berlaku dari aktiva tersebut.
Sedangkan beban penyusutan adalah pengakuan penggunaan manfaat
potensial dari suatu aktiva. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban penyusutan
tahunan adalah sebagai berikut:
 Harga Perolehan Aktiva
Harga perolehan suatu aktiva meliputi semua pengeluaran yang berhubungan
dengan perolehan dan persiapan penggunaan aktiva tersebut. Harga perolehan
dikurangi dengan nilai sisa, jika ada adalah harga perolehan yang dapat
disusutkan, atau dasar penyusutan, yaitu jumlah harga perolehan aktiva yang
akan dibebankan pada peride-peride mendatang.
 Nilai Sisa atau Nilai Residu
Nilai sisa (residu) suatu aktiva adalah perkiraan harga penjualan aktiva pada
saat aktiva tersebut dijual setelah dihentikan pemakaiannya. Nila sisa
tergantung pada kebijaksanaan penghentian aktiva dalam perusahaan serta
keadaan pasar dan faktor-faktor lainnya.
 Masa Manfaat
Aktiva operasi tidak lancar selain tanah memiliki masa manfaat yang terbatas
sebagai akibat dari faktor fisik dan fungsional. Faktor fisik yang membatasi
masa manfaat suatu aktiva adalah kerusakan, keausan, dan kehancuran.
 Pola Penggunaan
Untuk mengaitkan harga perolehan aktiva dengan pendapatan, maka
penyusutan periodik harus mencerminkan pola penggunaanya setepat
mungkin. Jika aktiva tersebut menghasilkan pola pendapatan yang berbeda-
beda, maka biaya penyusutannya harus berbeda-beda pula sesuai dengan
penggunaannya.
Sistem penyusutan fiskal disebut Accelerated Cost Recovery System
(ACRS) yang berlaku sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 1994 dan kemudian
tahun 1995 sampai sekarang menggunakan sistem Modefied Accelerated Cost
Recovery System (MACRS) yang diterjemahkan bebasnya dapat diartikan sebagai
modefikasi sistem pengembalian biaya dipercepat. Sedang metode
penyusutannya dibatasi pada metode garis lurus (straight line), metode saldo
ganda menurun (double declining balance), dan metode satuan produksi (units
of production method).
Format sistem MACRS ini secara garis besar dilakukan sebagai berikut:
1. Harta berwujud atau harta tidak berwujud perusahaan dibagi-bagi dalam
kelompok bangunan dan bukan bangunan dan diamortisasi. Kelompok
bangunan dipisahkan lagi antara kelompok bangunan yang sifatnya permanen
dan bangunan tidak permanen, sedang kelompok bukan bangunan dirinci lagi
atas kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, dan kelompok 4. Harta tidak
berwujud hanya dibagi atas empat kelompok saja, yaitu kelompok 1, kelompok
2, kelompok 3, dan kelompok 4.
2. Masing-masing kelompok harta berwujud tersebut ditetapkan pula masa
manfaatnya, yaitu dimulai dengan masa manfaat 20 tahun untuk bangunan
yang permanen dan 10 tahun untuk bangunan yang tidak permanen, sedang
untuk yang bukan bangunan dan harta tidak berwujud masa masa manfaatnya
ditetapkan 4 tahun (kelompok 1), 8 tahun (kelompok 2), 16 tahun (kelompok
3), dan 20 tahun (kelompok 4).
3. Wajib pajak dapat memilih, apakah akan menggunakan metode garis lurus atau
saldo ganda menurun tergantung pada kebijakan perusahaan, dengan catatan
tarifnya pun baik harta berwujud maupun harta tidak berwujud telah ditetapkan
sebagai berikut:

4. Pengelompokkan Harta
5. Untuk mengetahui di kelompok berapa aktiva atau harta yang kita gunakan,
kita—Wajib Pajak—harus melihat pada Lampiran I s.d. Lampiran IV yang ada di
PMK Nomor 96/PMK.03/2009. Di lampiran tersebut sudah ditentukan jenis-
jenis aktiva untuk masing-kelompok harta yang disebutkan di tabel di atas,
sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan Wajib Pajak. PMK ini berlaku umum
untuk seluruh Wajib Pajak, kecuali bagi Wajib Pajak yang disebutkan dalam
PMK Nomor 249/PMK.03/2008.
6. Kemudian jika misalnya kita punya aktiva tetapi aktiva kita tidak tercantum
dalam Lampiran I hingga Lampiran IV PMK tersebut, maka aktiva kita itu
dianggap masuk Kelompok 3. Itu artinya aktiva kita tadi harus disusutkan
selama 16 tahun [Pasal 2 ayat (1) PMK Nomor 96/PMK.03/2009).
7. Namun jika kita bisa menunjukkan bahwa aktiva kita yang tidak tercantum
dalam lampiran-lampiran PMK tersebut bukan termasuk Kelompok 3, maka
kita bisa mengajukan permohonan untuk penetapan kelompok atas aktiva kita
tersebut sesuai dengan masa manfaat yang sebenarnya. Permohonan ini harus
diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP setempat, sesuai dengan Peraturan
Dirjen Pajak Nomor PER-55/PJ./2009. Tanpa ada surat persetujuan dari Kepala
Kantor Wilayah DJP, aktiva kita yang tidak tercantum dalam Lampiran I hingga
Lampiran IV akan tetap dianggap masuk Kelompok 3.
8. Khusus bagi Wajib Pajak bidang usaha tertentu, ketentuan mengenai
penyusutan aktiva atau hartanya diatur secara khusus melalui PMK Nomor
249/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Penyusutan Atas
Pengeluaran Untuk Memperoleh Harta Berwujud Yang Dimiliki Dan Digunakan
Dalam Bidang Usaha Tertentu.
9.
10. Non-Depreciable Assets
11. Dalam ketentuan fiskal, ada aktiva yang digolongkan sebagai aktiva yang tidak
boleh disusutkan (non-depreciable assets) yaitu tanah hak milik, termasuk
tanah yang berstatus hak guna bangun, hak guna usaha, dan hak pakai yang
pertama kali. Terkait dengan tanah, hanya perpanjangan hak guna bangun, hak
guna usaha, atau hak pakai saja yang boleh disusutkan melalui mekanisme
amortisasi sesuai Pasal 11A UU PPh.

12. Misalnya di tahun 2012 ini kita membeli sebidang tanah


seharga Rp 1.500,- dengan rincian Rp 1.000,- sebagai harga pokok tanah, Rp
300,- sebagai penggantian hak guna bangun yang tersisa dan Rp 200,-
sebagai biaya notaris dan biaya perolehan lainnya. Dalam hal ini seluruh biaya
pembelian tanah Rp 1.500,- tidak boleh disusutkan yang artinya tidak akan
pernah ada biaya terkait dengan tanah tersebut.
13. Jika misalnya terhadap tanah tadi kita perpanjang hak guna bangunnya dengan
biaya Rp 500,- untuk masa hak guna bangun 20 tahun, maka terhadap biaya
perpanjangan ini bisa disusutkan melalui mekanisme amortisasi seperti yang
diisyaratkan Pasal 11A UU PPh.
14. Menurut penjelasan Pasal 11 ayat (1) UU PPh, tanah bisa saja disusutkan dan
dibebankan menjadi biaya usaha apabila tanah tersebut berkurang karena
penggunaannya untuk memperoleh penghasilan. Misalnya tanah yang
dipergunakan oleh perusahaan genteng, keramik atau batu bata untuk
memproduksi genteng, keramik dan batu batanya.
15.
16. Depreciable-Not-Deductible
17. Aktiva atau harta yang tergolong depreciable-not-deductible-assets adalah
aktiva-aktiva yang oleh ketentuan dan peraturan pajak dianggap tidak memilki
hubungan dengan kegiatan usaha untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan/3M.
18. Misalnya saja asset berupa perumahan atau mess karyawan bagi Wajib Pajak
yang tidak mendapat penetapan sebagai pengusaha di daerah terpencil. Dalam
hal ini, kita boleh saja menghitung penyusutan atas mess atau perumahan
tersebut untuk kepentingan penyusunan laporan laba rugi komersial kita.
Tetapi saat akan membuat SPT Tahunan PPh, biaya penyusutan mess atau
perumahan itu harus dikoreksi positif.
19. Meski asset yang kita miliki kita gunakan dalam kegiatan usaha atau terkait
3M, tetapi apabila penghasilan dari kegiatan usaha kita itu dikenakan PPh
bersifat final, maka penyusutan asset itu pun tidak boleh dibebankan sebagai
biaya. Misalnya jika kita bergerak di bidang usaha jasa konstruksi dan kita
memiliki alat-alat berat konstruksi. Dalam hal ini, karena penghasilan dari
usaha jasa konstruksi sudah dikenakan PPh Final Pasal 4 ayat (2), maka
penyusutan atas alat-alat konstruksi itu tidak boleh dibiayakan lagi.
20.
21. Depreciable – Deductible Only 50%

22. Untuk asset berupa kendaraan dinas dan telepon selular


milik perusahaan, yang boleh dibawa pulang oleh pegawai tertentu berlaku
ketentuan bahwa penyusutannya hanya boleh dibebankan sebesar 50% dari
total penyusutan fiskal yang berlaku. Ketentuan ini di atur melalui Keputusan
Dirjen Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tanggal 18 April 2002 dan dijelaskan
lebih lanjut dalam Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-09/PJ.42/2002 tanggal
17 Mei 2002.

Anda mungkin juga menyukai