Anda di halaman 1dari 17

Capaian Pembelajaran:

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai rahasia bank dan tindak pidana
perbankan
Indikator :
Memahami mengenai rahasia bank dan tindak pidana perbankan

Soal Tugas Tutorial 2

Secara eksplisit ada dua jenis tindak pidana yang ditentukan oleh Pasal 47 Undang-Undang
No. 10 Tahun 1998 yang berkaitan dengan rahasia bank. Pertama, tindak pidana yang
dilakukan oleh mereka yang tanpa membawa perintah atau izin dari Pimpinan Bank Indonesia
dengan sengaja memaksa bank atau pihak yang terafiliasi untuk memberikan keterangan yang
harus dirahasiakan oleh bank. Hal ini ditentukan oleh Pasal 47 ayat (1). Kedua, tindak pidana
yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank, atau pihak terafiliasi
lainnya, yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan oleh bank.
Tindak pidana tersebut ditentukan oleh Pasal 47 ayat (2)

1. Uraikan siapa para pihak yang dapat dikatagorikan sebagai pihak terafiliasi yang
tercantum dalam Pasal 47 Undang-Undang Perbankan dimaksud? (skor 50)
2. Bentuk peraturan perundang-undangan apa saja yang terkait dengan tindak pidana
perbankan? (skor 50)

*) coret yang tidak perlu

Tugas 2
1. Prinsip kehati-hatian (prudent
banking principle) adalah suatu
asas yang mengatakan bahwa
bank dalam menjalankan fungsi
dan kegiatan usahanya wajib
menerapkan prinsip kehati-
hatian
dalam rangka melindungi dana
masyarakat yang dipercayakan
padanya.
Pertanyaan
Menurut saudara mengapa
perbankan harus menerapkan
prinsip kehati-hatian ? dan
bagaimana akibat tidak
menjalankan prinsip kehati-
hatian ?
2. Rahasia Bank adalah segala
sesuatu yang berhubungan
dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpanan dan
simpanannya.” Prinsip
kerahasiaan bank bermula
timbul dari tujuan
untuk melindungi kepentingan
nasabah bank agar terlindungi
kerahasiaan yang menyangkut
keadaan keuangannya dan data
pribadi nasabah.
Pertanyaan
bagaimana menurut pendapat
saudara kenapa rahasia bank itu
sangat penting, adakah
pengecualian dari rahasisa
bank? berikan analisis jawaban
anda
Jawaban
1. Prinsip kehati-hatian
pelaksanaan perbankan yang
baik dan benar sesuai dengan
Pasal 2
Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan
mengatur keharusan
penggunaan
prinsip kehati-hatian oleh
perbankan Indonesia dalam
menjalankan usahanya.
Ketentuan dalam
Pasal 2 tersebut tidak
diubah oleh undang-undang
perbankan yang baru,
Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998.
Selain itu bank merupakan
lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya berkaitan
dengan berbagai risiko, dan
sebuah bank harus dapat survive
di tengah- tengah risiko
tersebut.
Oleh karena itu, bank harus
dapat mencapai target- target
yang diamanatkan pemegang
saham
di tengah-tengah risiko yang
ada. Caranya adalah dengan
menerapkan Prinsip kehati-
hatian.
Selain itu Prinsip kehati-hatian
juga diterapkan dalam rangka
melindungi dana masyarakat
yang
dipercayakan kepada bank.
Pelanggaran terhadap prinsip
kehati-hatian dalam
pemberian kredit oleh bank
dapat
dilihat pada kasus pelanggaran
Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK) yang pernah
terjadi
di Indonesia pada masa Orde
Baru. Dengan adanya
pelanggaran prinsip kehati-
hatian dalam
pemberian kredit oleh bnak
menimbulkan akibat hukum,
dimana kepada pihak yang
melakukan
pelanggaran itu dapat
diberikan sanksi hukum
berupa sanksi pidana paling
banyak
Rp.100.000.000.000,-.
Sebagaimana diatur Pasal 49
ayat 2 huruf b Undang -Undang
Nomor 10
Tahun 1998 Tentang
Perbankan.
2. Kerahasiaan bank sangat
penting karena bank
memerlukan kepercayaan dari
masyarakat
yang menyimpan uangnya di
bank. Orang hanya
mempercayakan uangnya pada
bank atau
memanfaatkan jasa bank
apabila bank memberikan
jaminan bahwa pengetahuan
bank tentang
simpanan dan keadaan
keuangan nasabah tidak akan
disalahgunakan.
Eksistensi ketentuan
kerahasiaan bank dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan
tingkat
kepercayaan masyarakat
terhadap dunia perbankan.
Semula dimaksudkan untuk
melindungi
kepentingan nasabah semata,
namun kini juga bagi bank yang
bersangkutan, dan sekaligus
Indonesia OneSearch atau IOS adalah sebuah pintu pencarian tunggal untuk semua
koleksi publik dari perpustakaan, museum, dan arsip di seluruh Indonesia. Selain itu,
portal ini juga menyediakan akses ke sumber elektronik internasional (e-resources)
yang dilanggan oleh Perpusnas RI untuk semua anggota yang terdaftar.

Untuk bergabung dengan IOS, setiap repositori harus menyediakan API berbasis OAI-
PMH (Open Archive Initiatives), sebuah protokol pengambilan metadata yang sudah
digunakan oleh 75% lebih repositori di dunia.

PERAN GENDER DALAM MEMODERASI PENGARUH PERCEIVED BENEFIT DAN PERCEIVED


COST TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN ASURANSI JIWA DI KOTA DENPASAR
 SARI, LIDYA RATNA; FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
Fri, 16 Sep 2016

korelasi yang positif antara komitmen organisasi dan self efficacy . Pada penelitian ini gender memiliki
kegunaan sebagai variabel moderasi yaitu memberikan efek untuk memperkuat atau memperlemah
manfaat yang didapatkan terhadap niat penggunaan .

H3 : Gender memoderasi pengaruh perceived benefit terhadap niat menggunakan Gender adalah


pandangan masyarakat tentang perbedaan peran , fungsi , dan tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat dan dapat
diubah sesuai dengan perkembangan jaman . Kirana ( 2013 ) yang di dalam penelitiannya menemukan
bahwa adanya pengaruh peran gender sebagai moderasi pada persepsi biaya yang dikeluarkan
terhadap niat menggunakan sebagai variabel dalam memperkuat dan memperlemah . Bae and lee
( 2011 ) dalam penelitiannya menemukan bahwa perbedaan gender memiliki hasil yang signifikan dalam
persepsi konsumen , tinjauan pada konsumen online .

H4 : Gender memoderasi pengaruh perceived cost terhadap niat menggunakan Pendekatan pada


penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang terbentuk penelitian asosiatif . Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua
variabel atau lebih .

Penelitian peran gender dalam memoderasi pengaruh perceived benefit dan perceived cost
terhadap niat menggunakan asuransi jiwa dilakukan di Kota Denpasar dengan

ID: IOS264.article-14204
PERAN GENDER DALAM MEMODERASI PENGARUH PERCEIVED BENEFIT DAN PERCEIVED
COST TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN ASURANSI JIWA DI KOTA DENPASAR
 SARI, LIDYA RATNA; FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
Fri, 16 Sep 2016

pertimbangan bahwa Kota Denpasar merupakan ibukota provinsi , memiliki jumlah penduduk yang
padat , masyarakatnya modern dan memiliki mobilitas yang tinggi menjadikan masyarakatnya lebih peduli
terhadap kesehatan . Obyek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah peran gender dalam
memoderasi pengaruh perceived benefit dan perceived cost terhadap niat menggunakan asuransi jiwa
di Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Denpasar yang
memiliki niat menggunakan asuransi jiwa yang jumlahnya tidak diketahui . Metode penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan teknik purposive sampling
yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono , 2010:122 ) .
Adapun pertimbangan yang diambil untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah responden dengan
pendidikan telah lulus SMA/SMK sederajat karena dianggap telah memahami tentang produk dan isi
kuisioner yang diberikan dan responden bertempat tinggal di Kota Denpasar , serta responden
memiliki niat untuk menggunakan asuransi jiwa . Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah
100 responden , karena jumlah tersebut dirasa sudah cukup untuk mewakili populasi secara
keseluruhan . Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner . Skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert , dengan skala 1 5 . Untuk teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda . Analisis ini
digunakan untuk mengetahui ketergantungan suatu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen adalah

ID: IOS264.article-14204
PERAN GENDER DALAM MEMODERASI PENGARUH PERCEIVED BENEFIT DAN PERCEIVED
COST TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN ASURANSI JIWA DI KOTA DENPASAR
 SARI, LIDYA RATNA; FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
Fri, 16 Sep 2016

Hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa keempat instrumen penelitian
memiliki koefisien Cronbach 's Alpha lebih dari 0,60 . Hal ini dapat dikatakan bahwa semua instrumen
reliabel sehingga dapat digunakan untuk Variabel perceived benefit dalam penelitian ini merupakan
variabel bebas yang diukur dengan menggunakan 3 pernyataan yang berhubungan dengan persepsi
manfaat responden terhadap niat menggunakan asuransi jiwa di Kota Denpasar .

Secara rinci hasil penelitian mengenai persepsi responden terhadap variabel perceived benefit disajikan
pada Tabel 5 Nilai Validitas Model Perceived Benefit Nilai Validitas Cut Off --

Hasil Analsis Kete

Rangan
KMO ( Kaiser Meyer Olkin ) ≥ 0,50 0,767 Valid X2 ( Chi Square ) , = 0,05 ; df = 3 ≥ 7,81 247,089 Valid
Significance Probability < 0,05 0,000 Valid Eigen Value > 1,00 2,654 Valid Varians kumulatif ≥ 60 %
88,4677 Valid Anti Image ≥ 0,50 0,753 sampai dengan Loading factor ≥ 0,50 0,934 sampai dengan
perceived benefit ( X1 ) 0,946 Reliabel perceived cost ( X2 ) 0,873 Reliabel niat menggunakan ( Y )
0,932 Reliabel

ID: IOS264.article-14204
PERAN GENDER DALAM MEMODERASI PENGARUH PERCEIVED BENEFIT DAN PERCEIVED
COST TERHADAP NIAT MENGGUNAKAN ASURANSI JIWA DI KOTA DENPASAR
 SARI, LIDYA RATNA; FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
Fri, 16 Sep 2016

Tabel 5 menunjukkan bahwa semua kriteria penilaian tentang validiatas model Perceived benefit
terpenuhi ( valid ) sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga indikator tersebut valid membentuk model
atau konstruk perceived benefit .

Variabel perceived cost dalam penelitian ini merupakan variabel bebas yang diukur
dengan menggunakan 4 pernyataan yang berhubungan dengan persepsi beban biaya responden
terhadap niat menggunakan asuransi jiwa di Kota Denpasar . Secara rinci hasil penelitian mengenai
persepsi responden terhadap variabel perceived cost Nilai Validitas Model Perceived cost Taktis
terpenuhi ( valid ) sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat indikator tersebut valid membentuk model
atau konstruk Taktis .

Variabel niat menggunakandalam penelitian ini merupakan variabel bebas yang responden


terhadap niat menggunakan asuransi jiwa di Kota Denpasar . Secara rinci

melindungi kepentingan
masyarakat umum dalam
rangka menciptakan sistem
perbankan yang
sehat dan transparan.
Pengecualian terhadap
ketentuan rahasia bank menurut
UU No 7 Tahun 1992 Jo UU
No
10 Tahun 1998 adaah mengacu
kepada ketetuan Pasal 40 ayat
(1) UU No 10 tahun 1998
menentukan : bahwa bank wajib
merahasiakan keterangan
mengenai nasabah penyimpan
dan
simpanan, kecuali dalam
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 41, 41A Pasal 42, Pasal
43 dan
Pasal 44A.
 Untuk kepentingan
Perpajakan (Pasal 41 Ayat (1)
UU No 10 Tahun 1998)
 Untuk kepentingan
penyelesaian Piutan Bank
yang telah diserahkan
kepada
BUPLN/PUPN (Pasal 41A Ayat
(1) UU No 10 Tahun 1998)
 Untuk Kepentingan
Peradilan Perkara Pidana (Pasal
42 Ayat (1) UU No 10 Tahun
1998)
 Dalam Perkara Perdata
antara Bank dengan Nasabah
(Pasal UU No 10 Tahun 1998)
 Dala tukar menukar
informasi antarbank (Pasal 44
UU No 10 Tahun 1998)
 Atas permintaan ,
persetujuan atau kuasa dari
nasabah penyimpan atau ahli
waris (Pasal
44 A UU No 10 Tahun 1998)
Referensi:
Modul Hukum Perbankan dan
Tindak Pidana Pencucian Uang
Universitas Terbuka
Akibat Hukum Pelanggaran
Prinsip Kehati-Hatian Dalam
Pemberian Kredit Oleh Bank
oleh
Liabrintika Oktaviani Gunawan,
Dewa Gde Rudy, Suatra
Putrawan
Penerapan Kerahasiaan Bank
Untuk Meningkatkan
Kepercayaan Terhadap Bank
(Studi
Putusan Mahkamah Agung No.
2735 K/Pid.Sus/2016) oleh
Dian Natasia Br. Siregar
https://www.coursehero.com/file/176451091/TUGAS-2-HKUM4308-HUKUM-PERBANKAN-
DAN-TPPUdocx/

Anda mungkin juga menyukai