Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.
2.
3.
4.
4.1 Hasil
4.1.1 Perhitungan EWH ( effective working hours) di PT. Rimau
Energy Mining
EWH di PT. REM pada bulan februari adalah sebagai berikut :
Total hari = 29 hari
Libur nasional = Tidak ada
Machine avaibility = 65 %
Waktu yang tersedia = Total hari – Libur nasional
= 29 – 0 = 29
Shift = 2 kali
Total jam/hari = 24 jam
Total jam/bulan = Total waktu tersedia – total jam/hari
= 29 x 24 jam
= 696 jam
Jumlah loss time
Change shift = jumlah Shift x 1 jam
= 2 x 1 jam
= 2 jam
P2H = 15 menit = 0,25 jam
Ibadah Jumat = 4 kali/bulan x 1 jam = 4 jam/bulan
Total loss time = ( change shift +Ishoma + P2h/hari) x waktu
tersedia + jumlah jam ibadah jumat
= (2 + 1 + 0,25) x 29 + 4
= 98.25
Jam kerja/bulan = total jam /bulan - Total loss time bulan
= 696 jam – 98.25 jam
= 597.75 jam
Total jam kerja bersih = Jam kerja/bulan x machine avaibility
= 597.75 jam x 0,65
= 388.53 jam/bulan
= 12.95 jam/hari

4.1.2 Perhitungan Produktivitas Excavator


Data Produktivitas Alat gali muat Excavator yang dipakai
adalah :
a. Data Cycle Time Excavator SUMITOMO SH 490 LHD, pada
pengamatan gali-muat overburden di Pit Putut Tawuluh , Senin
10 Februari 2020
b. Data Cycle Time Excavator Sany SY 365 H , pada pengamatan
gali-muat overburden di Pit Putut Tawuluh , Selasa 10 Februari
2020

4.1.2.1 Perhitungan Produktivitas Excavator SUMITOMO SH

490 LHD Pit Putut Tawuluh

Data Tabel Cycle Time dapat dilihat pada Lampiran,


dengan ringkasan data sebagi berikut :

a. Total Waktu Pengamatan = 3600 detik


b. Waktu Tidak Efektif Excavator Bekerja = 1521 detik
c. Rata-rata Cycle Time = 17 detik
d. Target isi 1 ADT = 16 BCM, Kapasitas Bak isi ADT
e. Pengisian Bucket Maksimal untuk 1 ADT = 13 kali
f. Pengisian Bucket Minimal untuk 1 ADT = 3 kali
g. Rata-rata Pengisian Bucket untuk 1 ADT = 7 kali
h. Kondisi Material= Material Waste dengan cara Free
Digging
Maka, Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Produktivitas (Q) = q x 3600 / CTrata-rata x Eff x BF x SF
Dengan,
Q = Produktivitas (BCM/Jam)
q = Volume Real Bucket saat Menggali (BCM)
3600 = Jumlah Detik dalam 1 Jam (Detik/Jam)
CT = Waktu Siklus (detik)
Eff = Effisiensi Kerja (%)
BFF = Bucket Fill Factor (%)
SF = Swell Factor

 Effisiensi Kerja

Eff =

( Total Waktu Tersedia−Waktu Kerja Tidak Efektif


Total Waktu Tersedia
x 100 % )

Eff = ( 3600 detik−1521


3600 detik
detik
x 100 % )

Eff = ( x 100 % )
2079 detik
3600 detik
Eff = ( 0,57 x 100 % )
Eff = 57 %

 Bucket Fill Factor

Kapasitas Bucket = ( Rata−rata Pengisian1 ADT )


Volume Rata−rata 1 ADT

( 16 BCM
=
7 )
= 2,3 BCM

BFF = ( Volume
Volume Real Bucket
Handbook Bucket
x 100 % )

BFF = ( x 100 % )
2,28 BCM
1.88 BCM
BFF = ( 1.21 x 100 % )
BFF = 121 %

 Swell Factor

SF = 0,74 (Tanah lempung, dari Keadaan Gembur (Loose)


menjadi Keadaan Asli (Bank), dalam Nabar,1998.
Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat)

Maka,

Produktivitas (Q) = q x( 3600


CT rata−rata )
detik / jam
x Eff x BFF x SF

Produktivitas (Q) = 2,3 m x ( ) x 57% x


3600 detik / jam
3
17 detik
121% x 0.74
Produktivitas (Q) = 2,3 m3 x 211.76 x 57% x 121 % x 0.74
Produktivitas (Q) = 248,57 Bcm/Jam

4.1.2.2 Perhitungan Produktivitas Excavator SANY SY 365 H di

Pit Putut Tawuluh

Data Tabel Cycle Time dapat dilihat pada Lampiran,


dengan ringkasan data sebagi berikut :

a. Total Waktu Pengamatan = 3600 detik


b. Waktu Tidak Efektif Excavator Bekerja = 1850 detik
c. Rata-rata Cycle Time = 17 detik
d. Target isi 1 DT = 16 BCM, Kapasitas Bak isi ADT
e. Pengisian Bucket Maksimal untuk 1 ADT = 13 kali
f. Pengisian Bucket Minimal untuk 1 ADT = 4 kali
g. Rata-rata Pengisian Bucket untuk 1 ADT = 7 kali
h. Kondisi Material = Material Waste dengan cara Free
Digging
Maka, Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Produktivitas (Q) = q x 3600 / CTrata-rata x Eff x BF x SF
Dengan,
Q = Produktivitas (BCM/Jam)
q = Volume Real Bucket saat Menggali (BCM)
3600 = Jumlah Detik dalam 1 Jam (Detik/Jam)
CT = Waktu Siklus (detik)
Eff = Effisiensi Kerja (%)
BFF = Bucket Fill Factor (%)
SF = Swell Factor

 Effisiensi Kerja

Eff =

( Total Waktu Tersedia−Waktu Kerja Tidak Efektif


Total Waktu Tersedia
x 100 % )

Eff = ( 3600 detik−1850


3600 detik
detik
x 100 % )

Eff = ( x 100 % )
1750 detik
3600 detik
Eff = ( 0,48 x 100 % )
Eff = 48 %

 Bucket Fill Factor


Kapasitas Bucket = ( Rata−rata Pengisian1 ADT )
Volume Rata−rata 1 ADT

=( 716kali )
= 2,3 BCM

BFF = ( Volume
Volume Real Bucket
Handbook Bucket
x 100 % )

BFF = ( x 100 % )
2,28 BCM
1,88 BCM
BFF = ( 1.18 x 100 % )
BFF = 118 %

 Swell Factor

SF = 0,74 (Tanah Lempung, dari Keadaan Gembur (Loose)


menjadi Keadaan Asli (Bank), dalam Nabar,1998.
Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat)

Maka,

Produktivitas (Q) = q x( 3600


CT rata−rata )
detik / jam
x Eff x BFF x SF

Produktivitas (Q) = 1,6 m x ( ) x 48 % x


3600 detik / jam
3
17 detik
118% x 0,74
Produktivitas (Q) = 1,6 m3 x 211.76 x 48 % x 118 % x 0,74
Produktivitas (Q) = 142 Bcm/jam
4.1.3 Perhitungan Produktivitas Dump Truck untuk pengangkutan
overburden
Data Produktivitas Alat angkut yang dipakai adalah :
a. Data Cycle Time Articulate Dump Truck VOLVO 40 F , pada
pengamatan pengangkutan Overburden di Pit Putut Tawuluh ,
Rabu 12 Februari 2020

4.1.3.1 Perhitungan Produktivitas Articulate Dump Truck


VOLVO 40 F
Data Tabel Cycle Time dapat dilihat pada lampiran,
dengan ringkasan data sebagai berikut :
a. Total Waktu Pengamatan = 180 menit
b. Total Waktu Tidak Efektif ADT bekerja = 47 menit
c. Kapasitas bak ADT volvo = 24 m2

Maka Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Produktivitas (Q) = q x ( CTrata−rata


60
) x Eff x SF
Dengan,
Q = Produktivitas (BCM/Jam)
q = Kapasitas Bak DT (m3)
60 = Jumlah Menit dalam 1 Jam (Menit/Jam)
CT = Waktu Siklus (menit)
Eff = Effisiensi Kerja (%)
SF = Swell Factor

 Effisiensi Kerja

Eff = ( 180 menit −47 menit


180 menit
x 100 % )

Eff = ( x 100 % )
133 menit
180 menit
Eff = ( 0,73 x 100 % )
Eff = 73 %

 Swell Factor
SF = 0,74 (Tanah LEMPUNG, dari Keadaan Gembur
(Loose) menjadi Keadaan Asli (Bank), (dalam Nabar,1998.
Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat)

Maka,

Produktivitas (Q) = q x( CT rata−rata )


60 menit / jam
x Eff x SF

Produktivitas (Q) = 24 x (
15.3 menit )
60 menit / jam
x 73% x 0.74

Produktivitas (Q) = 24 x 3,92 kali/jam x 73 % x 0,74


Produktivitas (Q) = 50,82 BCM/Jam

4.1.4 Perhitungan Keserasian Alat (Match Factor)

4.1.4.1 Perhitungan Match Factor Excavator SUMITOMO SH


490 LHD dengan ADT VOLVO 40 F
Data Untuk Perhitungan Keserasian Alat (Match
Factor), adalah data hasil perhitungan produktivitas
Excavator dan Produktivitas ADT VOLVO 40 F, dengan
perbandingan Keserasian Alat pada saat pengamatan adalah
1 Excavator SUMITOMO dan 3 alat angkut Articulated
Dump Truck VOLVO adalah:
a. Jumlah Alat Muat = 1 unit
b. Jumlah Alat Angkut = 3 unit
c. Rata-Rata Pemuatan Alat Muat untuk 1 Alat Angkut = 7
kali
d. Cycle Time Alat Muat = 17
e. Cycle Time Alat Angkut = 910 detik

Perhitungan Keserasian Alat (Match Factor) adalah sebagai


berikut :
Match Factor (MF) =

( Jumlah
Jumlah Alat Muat x Waktu Edar ALat Angkut )
Alat Angkut x Waktu Edar Alat Muat x n

Match Factor (MF) = (


1 x 910 )
2 x 17 x 13

Match Factor (MF) = (


910 )
442

Match Factor (MF) = 0.48


Match Factor (MF) < 1

MF <1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada

kemampuan alat angkut, sehingga ada waktu tunggu bagi alat

gali-muat.

4.1.4.2 Perhitungan Match Factor Excavator SANY SY 356 H


dengan Articulated Dump Truck VOLVO 40 F
Data Untuk Perhitungan Keserasian Alat (Match
Factor), adalah data hasil perhitungan produktivitas
Excavator dan Produktivitas ADT, dengan perbandingan
Keserasian Alat pada saat pengamatan adalah 1 Excavator
SANY 365 untuk 2 articulate dump truck volvo 40f adalah:
a. Jumlah Alat Muat = 1 unit
b. Jumlah Alat Angkut = 2 unit
c. Rata-Rata Pemuatan Alat Muat untuk 1 Alat Angkut = 7
kali
d. Cycle Time Alat Muat = 15
e. Cycle Time Alat Angkut = 910 detik

Data Untuk Perhitungan Keserasian Alat (Match


Factor), adalah data hasil perhitungan produktivitas
Excavator dan Produktivitas ADT, dengan perbandingan
Keserasian Alat pada saat pengamatan adalah 1 Excavator
SANY SY 365 H untuk 2 Articulate Dump Truck VOLVO 40
F

Perhitungan Keserasian Alat (Match Factor) adalah sebagai


berikut :
Match Factor (MF) =

( Jumlah
Jumlah Alat Muat x Waktu Edar ALat Angkut )
Alat Angkut x Waktu Edar Alat Muat x n

Match Factor (MF) = (


1 x 910 )
2 x 15 x 13

Match Factor (MF) = (


910 )
450

Match Factor (MF) = 0,49


Match Factor (MF) < 1

MF <1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada

kemampuan alat angkut, sehingga ada waktu tunggu bagi alat

gali-muat.

4.1.5 Estimasi Perhitungan Produksi Bulan Februari 2020 di PT.


RIMAU ENERGY MINING Pada Pit Putut Tawuluh
4.1.5.1 Estimasi Perhitungan Produksi OverBurden Excavator
SUMITOMO SH 490 LHD
Data yang diperlukan untuk mencari produksi bulan
februari adalah:
EWH = 12.95 jam
Total hari tersedia = 29 hari
Produktivitas = 259,38 Bcm/jam
Jumlah Unit = 1 unit
Perhitungan produksi bulan februari adalah:
Total Produksi = Produktivitas x jumlah unit x
EWH aaax Total hari
= 248,57 bcm/jam x 1 x 12,95 jam x 29
= 93.350 Bcm

4.1.5.2 Estimasi Perhitungan Produksi OverBurden Excavator


SANY SY 365 H Pit Putut Tawuluh
Data yang diperlukan untuk mencari produksi bulan
februari adalah:
EWH = 12.95 Jam
Total hari tersedia = 29 hari
Produktivitas = 142 Bcm/jam
Jumlah Unit = 1 unit
Perhitungan produksi bulan februari adalah:
Total produksi = Produktivitas x jumlah unit x EWH
aax Total hari
= 142 Bcm/jam x 1 x 12.95 jam x
aa29
= 52.328 bcm

4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan EWH ( effective working hours) di PT. RIMAU
ENERGY MINING
Untuk menghitung jumlah overburden dan batubara yang
dihasilkan di suatu perusahaan maka kita harus menghitung jumlah
waktu kerja efektif yang berlaku di perusahaan tersebut. Dengan
waktu kerja efektif kita dapat mengetahui berapa lama alat gali-muat
dan angkut bekerja per hari atau per bulan atau
EWH di PT. RIMAU ENERGY MINING pada bulan februari
adalah 12.95 jam dimana faktor faktor yang mempengaruhi EWH
yaitu :
1. perkiraan hari hujan
2. P2H
3. ibadah jumat
4. machine avaibility
5. waktu ishoma
6. pergantian shift

4.2.2 Perhitungan Produktivitas Excavator


Produktivitas alat gali-muat di PT. REM adalah sebagai
berikut:
a. Produktivitas Excavator SUMITOMO SH 490 LHD, pada
pengamatan gali-muat Overburden di Pit PUTUT TAWULUH ,
Senin Februari 2020 adalah sebesar 248,57 Bcm/jam
b. Produktivitas Excavator SANY SY 365 H, pada pengamatan gali-
muat overburden di Pit Selatan , Selasa Februari 2020 adalah
sebesar 142 bcm/jam .
Faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali-muat
adalah :
a. Faktor tanah sangat berpengaruh terhadap cycle time alat muat.
Di PT. REM faktor tanah yang cukup lunak menguntungkan alat
muat dimana pada saat penggalian tanah tidak terlalu susah
ataupun terhalang sehingga operator excavator juga tidak perlu
memecahkan atau menghancurkan tanah menggunakan bucket
sehingga effisiensi alat pun lumayan baik.
b. Kemampuan operator sudah cukup baik, tetapi terkadang operator
melakukan kesalahan, seperti menjatuhkan bongkah batuan ketika
akan meloading dan juga kadang mengisi bucket Excavator
secara tidak penuh, sehingga membuang waktu ketika melakukan
loading pada ADT .
c. Bulldozer sebagai alat support di loading point cukup baik,
karena mampu mengatur kondisi loading point tetap datar, dan
juga mengumpulkan waste yang tumpah akibat swing yang
dilakukan oleh Excavator.
d. Effisiensi alat juga sangat mempengaruhi produktivitas alat
muat ,dimana semakin besar effisiensi alat atau kinerja excavator
maka semakin besar juga produktivitasnya. Dari pengamatan
yang kami lakukan effisiensi alat excavator di PT.REM cukup
baik .
e. Matching fleet yang sangat berpengaruh dalam produktivitas alat
muat dimana apabila alat muat memiliki waktu tunggu sedangkan
alat angkut bekerja penuh , dalam hal ini berarti fleet tidak
matching yang dapat menurunkan produktivitas alat muat. Hal ini
bisa saja terjadi akibat kinerja hauler yang tidak efisien atau alat
angkut yang terlampau sedikit . Di PT. REM untuk fleet
overburden masih kurang matching karena alat angkut ADT
VOLVO tidak matching dengan excavator SUMITOMO SH 490
LHD dimana alat angkut ADT memiliki waktu tunggu sedangkan
excavator bekerja penuh , hal ini diakibatkan karena kelebihan
ADT. Dan hal ini sangat mempengaruhi dan produktivitas alat
angkut.

4.2.3 Perhitungan Produktivitas Hauler


Produktivitas alat angkut di PT.REM adalah sebagai berikut :
a. Produktivitas Articulated Dump Truck yang di pasangkan dengan
excavator SUMITOMO SH 490 LHD, pada pengamatan
pengangkutan Overburden di Pit Putut Tawuluh , Senin Februari
2020 adalah sebesar 50,82 BCM/Jam.
Faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali-muat
adalah :
a. Jarak angkut dari Loading Point overburden dari front
penambangan ke disposal dengan jarak 1010 m, sehingga tidak
membutuhkan waktu yang banyak dan hal ini sangat
menguntukan perusahaan karena tidak membutuhkan banyak alat
angkut. Jika semakin jauh lokasi dumping atau tempat
pembuangan waste maka produktivitas alat angkut juga akan
semakin kecil sehingga membutuhkan lebih banyak alat angkut
agar mampu bersanding dengan alat muat.

b. Kondisi jalan tambang juga sangat mempengaruhi produktivitas


alat angkut , apabila jalan tambang tidak rata atau adanya
gundukan , jalan yang licin , atau kemiringan yang tidak sesuai
standar , hal ini sangat mempengaruhi produktivitas alat angkut .
serta jalan yang agak sempit mempengaruhi produktivitas alat
angkut

c. Matching fleet yang sangat berpengaruh dalam produktivitas alat


angkut dimana apabila alat excavator sudah bekerja penuh tetapi
alat angkut memiliki waktu kosong atau waktu antri , dalam hal
ini berarti fleet tidak matching yang dapat menurunkan
produktivitas alat angkut. Hal ini bisa saja terjadi akibat kinerja
excavator yang tidak efisien atau alat angkut yang terlampau
banyak. Di PT. REM untuk fleet overburden masih kurang
matching karena alat angkut ADT VOLVO tidak matching dengan
excavator sumitomo dimana alat angkut memiliki waktu tunggu
sedangkan excavator bekerja penuh , hal ini diakibatkan karena
kurangnya alat gali . Dan hal ini sangat mempengaruhi
produktivitas alat angkut dan produktivitas alat gali-muat. Namun
, pada saat pengamatan banyak terjadi alat angkut yang
breakdown sehingga mengakibatkan produktivitas alat angkut
tidak tercapai dan target produksi tidak tercapai

Berikut adalah hambatan hambatan yang ditemui dengan

berdasarkan faktor 4M1E. Hambatan ini di bagi menjadi waktu dapat

diminimalisir atau dihilangkan maupun waktu yang tidak dapat

dihindari.

1) Hambatan yang dapat diminimalisir maupun di hindari

a. Perjalanan Menuju Front

Perjalanan Menuju Front merupakan hambatan yang

dapat dikontrol oleh manusia, apabila operator

menyiapkan lebih dini maka waktu ini dapat diminimalisir

atau di hindari

b. Berhenti Istirahat Lebih Awal

Hambatan ini di akibatkan karena waktu yang sudah

dekat dengan istirahat, apabila untuk melakukan

perjalanan satu kali ritase lagi maka waktu istirahat akan

berkurang.

c. Istirahat Lebih lama


Hambatan ini di sebabkan karena persiapan kurang

dini pada operator untuk melakukan kembali aktivitas

bekerjanya.

d. Pulang sebelum waktunya

Hambatan ini di sebakan karena apabila Dump truck

sudah tidak lagi kembali front, karena apabila akan

melakukan satu kali ritase waktunya terlalu dekat dengan

waktu kerja pulang.

e. Front sempit

Front sempit menyebabkan dump truck

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan

manuver. Bahkan pada saat antri loading, dump truck

harus menunggu lebih sedikit lebih jauh dari front.

f. Fleet yang berdekatan

Fleet yang berdekatan dapat menyebakan dump

truck yang akan ke fleet A harus menunggu dump truck

yang akan manuver ke fleet B menyelesaikan

manuvernya, baru kemudian dump truck tersebut dapat

melewati fleet B menuju ke fleet A.

g. Front basah

Front basah dapat disebabkan drainase yang ada

pada front bocor. Akibat lambatnya penanganan dari unit

support menyebabkan air masuk ke front dan terjadi


genangan pada front. Hal ini juga menjadi penyebab

dumpt truck selip (amblas).

h. Modulasi pada jalan tambang

Modulasi pada jalan tambang menyebabkan dump

truck mengurangi kecepatan. Hal ini akan menyebabkan

cycle time dari dump truck menjadi lebih lama.

i. Alat Angkut Selip ( Amblas )

Hambatan ini diakibatkan karena front dalam

keadaan tidak rata maupun berair, mengakibatkan alat

angkut Dump Truck selip atau amblas. Hal ini akan

menurangi produktivitas alat.

2) Hambatan yang tidak dapat dihindari :

a. Travel Pindah Front

Travel pindah front disebabkan berbagai hal, misal

adanya mata air sewaktu menggali, material yang akan

digali sudah habis, adanya genangan air sehingga

excavator turut membuat saluran drainase maka dari itu

alat gali muat pindah front, agar kegiatan produksi terus

berjalan.

b. Perbaikan front, ramp dan disposal

Hambatan ini tidak dapat dihindari karena akan ada

waktu yang memang digunakan untuk menunjang jalannya

kegiatan produksi, apabila tidak segera dilakukan


perbaikan maka akan menyababkan kerusakan front,ramp,

dan disposal yang lebih besar dan akan menghambat

kegiatan produksi.

c. Tinggi Jenjang Tidak Ideal

Yaitu karena dudukan dari alat muat tidak sejajar

dengan tinggi vessel dari alat angkut, sehingga alat muat

kesulitan untuk menumpahkan material ke dalam vessel,

hal ini dapat memperbesar cycle time dari alat muat.

e. Keperluan Operator

Hambatan ini dikarenakan operator melakukan

kegiatan diluar kegiatan produksi. Misalkan seperti

operator melakukan ibadah, operator mengambil makanan

dan juga oprator buang air kecil dan besar.

f. Pengisian Bahan Bakar dan Perawatan Alat

Setiap alat pasti akan mengalami perawatan dan

pengisian bahan bakar, hal ini tidak dapat dihindari.

Untuk mencapai target produksi yang telah ditentukan oleh

perusahaan, diperlukan adanya penilaian dan perbaikan terhadap

kemampuan produksi dari alat gali muat yang digunakan. Penilaian

tersebut dilakukan dengan cara pengamatan dan penelitian terhadap

keadaan di lapangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan alat-alat tersebut. Dengan mengetahui hal-hal tersebut


diharapkan dapat memberikan saran dan upaya dalam mencapai target

produksi.

Perlunya perbaikan pencapaian produktivitas dari muat agar

dapat tercapai sesuai dengan target perusahaan, dengan cara sebagai

berikut :

1. Alternatif 1 dengan meningkatkan efisiensi kerja

Upaya peningkatan produksi yang dilakukan adalah dengan

meningkatkan efisiensi kerja dan kesediaan alat mekanik dari alat gali

muat angkut sebagai alternatif yang pertama.

2. Alternatif 2 mengurangi hambatan yang dapat di hindari

Hambatan yang ada akan menambah dari waktu edar alat.

Apabila hambatan yang dapat dihindari bisa dikurangi, maka efisiensi

kerja alat juga akan meningkat. Terutama hambatan pada faktor

lingkungan. Apabila front, ramp, dan disposal di lakukan pelebaran

dan perawatan, maka produktivitas pada alat gali muat angkut akan

meningkat.

3. Alternatif 3 menambah unit dump truk

Kurang nya unit dump truk menjadi salah satu factor tidak tercapainya

produktivitas dump truk, apabila unit dump truk ditambah maka

produktivitas dump truk akan bertambah

Anda mungkin juga menyukai