Anda di halaman 1dari 8

 

Tektonik Cekungan Kutai


 Tektonik
Cekungan Kutai di sebelah utara berbatasan dengan Bengalon dan Zona Sesar
Sangkulirang, di selatan berbatasan dengan Zona Sesar Adang, di barat dengan
sedimen-sedimen Paleogen dan metasedimen Kapur yang terdeformasi kuat dan
terangkat dan membentuk daerah Kalimantan Tengah, sedangkan di bagian timur
terbuka dan terhubung denganlaut dalam dari Cekungan Makassar bagian tara!

Elemen Struktur bagian timur Cekungan Kutai. (Beicip, 1992, op.cit.


Allen dan Chambers, 199. !
Cekungan Kutai dapat dibagi men"adi fase pengendapan transgresif Paleogen dan
pengendapan regresif #eogen! $ase Paleogen dimulai dengan ekstensi pada tektonik

dan pengisian %ekungan selama &osen dan memun%ak pada fase longsoran
 

tarikan  post-rift dengan
dengan diendapkannya serpih laut dangkal dan karbonat selama 'ligosen
akhir! $ase #eogen dimulai se"ak Miosen Ba(ah sampai sekarang, menghasilkan
progradasi delta dari Cekungan Kutai sampai lapisan Paleogen! Pada Miosen Tengah
dan lapisan yang lebih muda di bagian pantai dan sekitarnya berupa sedimen klastik
regresif yang mengalami progradasi ke bagian timur dari )elta Mahakam se%ara
progresif lebih muda men"auhi timur! Sedimen-sedimen yang mengisi Cekungan Kutai
banyak terdeformasi oleh lipatan-lipat
lipatan-lipatan
an yang subparalel dengan pantai! *ntensitas
perlipatan semakin berkurang ke arah timur, sedangkan lipatan di daerah dataran pantai
dan lepas pantai ter"al, antiklin yang sempit dipisahkan oleh sinklin yang datar!
Kemiringan %enderung meningkat sesuai umur lapisan pada antiklin! +ipatan-lipatan
terbentuk bersamaan dengan sedimentasi berumur #eogen! Banyak lipatan-lipatan yang
asimetris terpotong oleh sesar-sesar naik yang ke%il, se%ara umum berarah timur, tetapi
se%ara lokal berarah barat!
 

Cekungan Kutai dari "ligosen akhir # sekarang.


dan Chambers, 199.! (Beicip, 1992, op.cit. Allen

Pada Kala 'ligosen Tersier


Tersier a(al Cekungan Kutai mulai turun dan terakumulasi
sediment-sediment laut dangkal khususnyamudstone, batupasir sedang dari $ormasi
serpih Bogan dan $ormasi Pamaluan! Pada a(al Miosen, pengangkatan benua  )ataran
Tinggi Ku%ing ke arah barat dari tun"aman menghasilkan banyak sedimen yang mengisi
Cekungan Kutai pada formasi delta-delta sungai, salah satunya di ka(asan Sangatta! Ciri
khas sedimen-sedimen delta terakumulasi pada $ormasi Pulau Balang, khususnya
sedimen dataran delta bagian ba(ah dan sedimen batas laut, diikuti lapisan-lapisan dari
$ormasi Balikpapan yang terdiri atasmudstone , bataulanau, dan batupasir dari
lingkungan pengendapan sungai yang banyak didominasi substansi gambut delta
 plain bagian atas yang kemudian membentuk lapisan-lapisan batubara pada endapan di
bagian barat ka(asan Pinang! Subsidence  yang berlangsung terus pada (aktu itu
kemungkinan tidak seragam dan meyebabkan terbentuknya sesar-sesar pada sedimen-
sedimen! Pengendapan pada $ormasi Balikpapan dilan"utkan dengan akumulasi lapisan-
lapisan Kampung Baru pada kala Pliosen! Selama Kala Pliosen, serpih dari serpih Bogan
dan $ormasi Pamaluan yang sekarang terendapkan sampai kedalaman ./// meter,
men"adi kelebihan tekanan dan tidak stabil, menghasilkan pergerakan diapir dari serpih
ini mele(ati sedimen-sedimen diatasnya menghasilkan struktur antiklin-antiklin rapat
yang dipisahkan oleh sinklin lebih datar mele(ati Cekugan Kutai dan pada ka(asan
Pinang terbentuk struktur Keru%ut Pinang dan Sinklin +embak!

0eferensi 1

Allen, G.P., dan Chambers,J.L.C.,1998, Sedimentation in the Modern


G.P.,
and Miocen Mahakam Delta. IPA, hal. 156-165

Ellis & singer 2!


 

Dasar Penggunaan Log dalam Analisa Fasies


Blog ini saya tulis saat saya masih menikmati "days
"d ays off" (waktu libur) saya,
ditengah-tengah sayup-sayup musik dangdut sekitar dari tayangan layar
tancep di kampung sebelah. Sementara itu, saya menyadari akan seringnya
saya lupa akan dasar-dasar yang perlu saya pahami untuk analisa fasies.
Kata-kata "analisa
"analisa fasies", "interpretasi lingkungan pengendapan" dan "log
motif" sering menakuti saya karena terdengar seperti sangat sulit dan elimet.
!aka saya coba baca-baca buku geologi dan laporan-laporan dari beberapa
pekeraan "ormation #$aluation %og" yang pernah saya buat. Baiklah saya
mulai saa ya&

$rom  Pi%asa blog
$rom
'pabila kita meneliti stratigrafi atau urutan $ertikal dari umur-sumur
pemboran, baik itu lithostratigrafi ataupun biostratigrafi yang dapat
dikorelasikan maka log dari sumur-sumur tersebut dapat digunakan untuk
menentukan fasies dan interpretasi lingkungan pengendapan dari suatu
batuan reser$oir, meliputi
meliputi erkirakan bentuk geometri
geo metri dan orientasi nya. *ari
beberapa studi lingkungan pengendapan modern yang ada memperlihatkan
adanya ciri-khas tertentu dari ukuran butir profil $ertikal sebagai contoh ika
endapan channel seringkali menghalus keatas (fining upward), mulai dari
bawah dengan endapan "basal" konglomerat menerus keatas menadi pasir,
lanau dan lempung. Sebaliknya, delta progradasi dan endapan "barrier island"
sering-kali menunukkan profil $ertikal yang semakin kasar keatas
(coarsening upward). Sehingga dari profil $ertikal ukuran butir (grain si+e
profile) dapat digunakan sebagai analisa fasies, yang mana ini dapat dilihat
indikasi nya pada log S danatau log amma ay.
%og S banyak dikontrol oleh sifat permeabelitas suatu batuan, dimana
semakin permeabel akan mempunyai defleksi kekiri atau lebih kecil, dengan
kata lain semakin permeabel maka ukuran butir semakin besar be sar.. Sama halnya
 uga dengan log amma ay, ay, dimana kandungan mineral
mineral lempung (yang kaya
kaya
unsur radioaktif) dari suatu endapan menunukkan adanya halusnya ukuran
butir. engecualian dari hal ini adalah adanya endapan lempung dengan
fragmen konglomerat atau hadirnya mineral radioaktif seperti lauconite, !ica
dan /ircon (ider, 0112).
Bentuk motif log S dan amma ay, pada dasarnya dapat dibagi menadi 3
bentuk dasar yaitu4
 

0. Bell
Bell !o
!oti
tiff (!o
(!oti
tiff %onc
%oncen
eng
g  Bel
Bel),
), ya
yait
itu
u enda
endapa
pan
n pas
pasir
ir yan
yang
g meng
mengha
halu
lus
s
keatas dengan bagian dasar yg taam.
5. unn
unnel
el !o
!oti
tiff (!ot
(!otif
if 6o
6oro
rong
ng),
), ya
yait
itu
u end
endap
apan
an pa
pasi
sirr yan
yang
g men
menga
gasa
sarr
keatas dengan bentuk taam diatas.
3. Bloc
Blocky
ky !o
!oti
tiff (!o
(!oti
tiff blo
blok)
k),, yai
yaitu
tu en
enda
dapa
pan
n pas
pasir
ir bers
bersih
ih de
deng
ngan
an ba
bagi
gian
an
taam pada batas atas dan bawahnya.

7ariasi dari ketiga pola tersebut bisa saa terlihat halus atau kasar dan tidak
7ariasi
ada motif log yang baku untuk satu pengendapan
pe ngendapan tertentu, tapi dengan
menggabungkan dari beberapa analisa profil log-log tersebut maka dapat
dilakukan interpretasi lingkungan pengendapannya, tentunya dengan
memperhatikan kandungan mineral lauconite, shell debris, carbonaceous
material dan mineral mica.
!ineral lauconite terbentuk selama proses diagenesis awal dari suatu
dengapan  sedimen laut dangkal (shallow marine), begitu mereka terbentuk
maka akan bersifat stabil pada lingkungan tersebut, tapi dapat uga terbawa
ke arah pantai atau kearah kipas-kipas laut dalam (deepsea fans).
Bagaimanapun, adanya mineral lauconite menandakan endapan dari
lingkungan laut. Sedangkan shell-shell keras pada suatu endapan
menandakan dari lingkungan dari air tawar atau air laut, tapi shell-shell yang
berpasir atau berasosiasi pasir cenderung dari lingkungan air laut. Sebetulnya
kita dapat lebih auh meneliti fossil-fossil dari lingkungan laut dengan lebih
 elas. Kandungan
Kandungan "carbonaceous" seperti 6oal, fragmen
fragmen tumbuhan dan
kerogen, biasanya berasal dari lingkungan darat ataupun laut, namun begitu
kandungan organik yang terawetkan biasanya menandakan pengendapan
yang cepat, dengan adanya mineral-mineral "reworked" dan tanda-tanda
oksidasi. Sama halnya, kehadiran mineral !ica menandakan pengendapan
yang cepat baik lingkungan darat maupun lingkungan laut.
Keempat kandungan tersebut (lauconite, Shell fragmen, 6arbonaceous
material, dan !ica) biasanya dicatat dalam deskripsi serbuk bor dalam suatu
pemboran oleh seorang wellsite geologist. *engan mempelaari beberapa
motif-motif log dengan mempertimbangkan keempat kandungan yang sudah
dibicarakan diatas, akan banyak sekali membantu dalam menganalisa dan
meperkirakan bentuk geometri dan trend reser$oir (%ihat gambar dibawah).
 

$rom  Pi%asa blog
$rom

Sebetulnya teknik analisa ini diperkenalkan oleh Selley (0189). :dealnya


analisa fasies didasarkan pada sedimentologi dan analisa core (inti batuan).
ambar dibawah ini menunukkan integrasi dari beberapa log dan data
batuan, sebetulnya contoh-contoh didalam endapan modern delta !ahakam
sudah banyak sekali dipelaari oleh beberapa ahli geologi :ndonesia ataupun
perusahaan - perusahaan minyak dan gas bumi (ertamina, ;otal,
;otal, 6he$ron -
dulu <nocal, dll).
 

$rom  Pi%asa blog
$rom

$rom  Pi%asa blog
$rom
'nalisa fasies akan semakin mudah dilakukan ika profil ukuran butir
digabungkan dengan gambaran struktur sedimen dari alat logging "image".
=ang
=ang kemudian orientasi struktur sedimen, misalnya cross bedding dapat
digunakan untuk menentukan arah arus purba dan tentu
ten tu saa arah
 

pelamparan lapisan reser$oir


reser$oir..

*aftar ustaka4

• #lements of etroleum eology, Second


Second #dition, (ichard 6. Selley,

011>)
• eological 'pplications of ?ireline %og (@urst ', %o$ell !, !oreton ' 6,
0112)

Anda mungkin juga menyukai