dan pengisian %ekungan selama &osen dan memun%ak pada fase longsoran
tarikan post-rift dengan
dengan diendapkannya serpih laut dangkal dan karbonat selama 'ligosen
akhir! $ase #eogen dimulai se"ak Miosen Ba(ah sampai sekarang, menghasilkan
progradasi delta dari Cekungan Kutai sampai lapisan Paleogen! Pada Miosen Tengah
dan lapisan yang lebih muda di bagian pantai dan sekitarnya berupa sedimen klastik
regresif yang mengalami progradasi ke bagian timur dari )elta Mahakam se%ara
progresif lebih muda men"auhi timur! Sedimen-sedimen yang mengisi Cekungan Kutai
banyak terdeformasi oleh lipatan-lipat
lipatan-lipatan
an yang subparalel dengan pantai! *ntensitas
perlipatan semakin berkurang ke arah timur, sedangkan lipatan di daerah dataran pantai
dan lepas pantai ter"al, antiklin yang sempit dipisahkan oleh sinklin yang datar!
Kemiringan %enderung meningkat sesuai umur lapisan pada antiklin! +ipatan-lipatan
terbentuk bersamaan dengan sedimentasi berumur #eogen! Banyak lipatan-lipatan yang
asimetris terpotong oleh sesar-sesar naik yang ke%il, se%ara umum berarah timur, tetapi
se%ara lokal berarah barat!
0eferensi 1
$rom Pi%asa blog
$rom
'pabila kita meneliti stratigrafi atau urutan $ertikal dari umur-sumur
pemboran, baik itu lithostratigrafi ataupun biostratigrafi yang dapat
dikorelasikan maka log dari sumur-sumur tersebut dapat digunakan untuk
menentukan fasies dan interpretasi lingkungan pengendapan dari suatu
batuan reser$oir, meliputi
meliputi erkirakan bentuk geometri
geo metri dan orientasi nya. *ari
beberapa studi lingkungan pengendapan modern yang ada memperlihatkan
adanya ciri-khas tertentu dari ukuran butir profil $ertikal sebagai contoh ika
endapan channel seringkali menghalus keatas (fining upward), mulai dari
bawah dengan endapan "basal" konglomerat menerus keatas menadi pasir,
lanau dan lempung. Sebaliknya, delta progradasi dan endapan "barrier island"
sering-kali menunukkan profil $ertikal yang semakin kasar keatas
(coarsening upward). Sehingga dari profil $ertikal ukuran butir (grain si+e
profile) dapat digunakan sebagai analisa fasies, yang mana ini dapat dilihat
indikasi nya pada log S danatau log amma ay.
%og S banyak dikontrol oleh sifat permeabelitas suatu batuan, dimana
semakin permeabel akan mempunyai defleksi kekiri atau lebih kecil, dengan
kata lain semakin permeabel maka ukuran butir semakin besar be sar.. Sama halnya
uga dengan log amma ay, ay, dimana kandungan mineral
mineral lempung (yang kaya
kaya
unsur radioaktif) dari suatu endapan menunukkan adanya halusnya ukuran
butir. engecualian dari hal ini adalah adanya endapan lempung dengan
fragmen konglomerat atau hadirnya mineral radioaktif seperti lauconite, !ica
dan /ircon (ider, 0112).
Bentuk motif log S dan amma ay, pada dasarnya dapat dibagi menadi 3
bentuk dasar yaitu4
0. Bell
Bell !o
!oti
tiff (!o
(!oti
tiff %onc
%oncen
eng
g Bel
Bel),
), ya
yait
itu
u enda
endapa
pan
n pas
pasir
ir yan
yang
g meng
mengha
halu
lus
s
keatas dengan bagian dasar yg taam.
5. unn
unnel
el !o
!oti
tiff (!ot
(!otif
if 6o
6oro
rong
ng),
), ya
yait
itu
u end
endap
apan
an pa
pasi
sirr yan
yang
g men
menga
gasa
sarr
keatas dengan bentuk taam diatas.
3. Bloc
Blocky
ky !o
!oti
tiff (!o
(!oti
tiff blo
blok)
k),, yai
yaitu
tu en
enda
dapa
pan
n pas
pasir
ir bers
bersih
ih de
deng
ngan
an ba
bagi
gian
an
taam pada batas atas dan bawahnya.
7ariasi dari ketiga pola tersebut bisa saa terlihat halus atau kasar dan tidak
7ariasi
ada motif log yang baku untuk satu pengendapan
pe ngendapan tertentu, tapi dengan
menggabungkan dari beberapa analisa profil log-log tersebut maka dapat
dilakukan interpretasi lingkungan pengendapannya, tentunya dengan
memperhatikan kandungan mineral lauconite, shell debris, carbonaceous
material dan mineral mica.
!ineral lauconite terbentuk selama proses diagenesis awal dari suatu
dengapan sedimen laut dangkal (shallow marine), begitu mereka terbentuk
maka akan bersifat stabil pada lingkungan tersebut, tapi dapat uga terbawa
ke arah pantai atau kearah kipas-kipas laut dalam (deepsea fans).
Bagaimanapun, adanya mineral lauconite menandakan endapan dari
lingkungan laut. Sedangkan shell-shell keras pada suatu endapan
menandakan dari lingkungan dari air tawar atau air laut, tapi shell-shell yang
berpasir atau berasosiasi pasir cenderung dari lingkungan air laut. Sebetulnya
kita dapat lebih auh meneliti fossil-fossil dari lingkungan laut dengan lebih
elas. Kandungan
Kandungan "carbonaceous" seperti 6oal, fragmen
fragmen tumbuhan dan
kerogen, biasanya berasal dari lingkungan darat ataupun laut, namun begitu
kandungan organik yang terawetkan biasanya menandakan pengendapan
yang cepat, dengan adanya mineral-mineral "reworked" dan tanda-tanda
oksidasi. Sama halnya, kehadiran mineral !ica menandakan pengendapan
yang cepat baik lingkungan darat maupun lingkungan laut.
Keempat kandungan tersebut (lauconite, Shell fragmen, 6arbonaceous
material, dan !ica) biasanya dicatat dalam deskripsi serbuk bor dalam suatu
pemboran oleh seorang wellsite geologist. *engan mempelaari beberapa
motif-motif log dengan mempertimbangkan keempat kandungan yang sudah
dibicarakan diatas, akan banyak sekali membantu dalam menganalisa dan
meperkirakan bentuk geometri dan trend reser$oir (%ihat gambar dibawah).
$rom Pi%asa blog
$rom
$rom Pi%asa blog
$rom
$rom Pi%asa blog
$rom
'nalisa fasies akan semakin mudah dilakukan ika profil ukuran butir
digabungkan dengan gambaran struktur sedimen dari alat logging "image".
=ang
=ang kemudian orientasi struktur sedimen, misalnya cross bedding dapat
digunakan untuk menentukan arah arus purba dan tentu
ten tu saa arah
*aftar ustaka4
011>)
• eological 'pplications of ?ireline %og (@urst ', %o$ell !, !oreton ' 6,
0112)