PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tulisan ini antra lain:
1. Untuk mengetahui mengenai Fisiografi Tarakan.
2. Untuk mengetahui mengenai Stratigrafi Tarakan.
3. Untuk mengetahui mengenai Struktur Geologi Tarakan.
4. Untuk mengetahui mengenai Sejarah Geologi Tarakan Basin.
1
5. Untuk mengetahui Petroleum System di Cekungan Tarakan.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Gambar 1. Fisiografi Pulau Kalimantan (Van Bemmelen,1949).
4
•Formasi Selor Formasi Selor terdiri dari lapisan-lapisan batubara dan Batugamping
mikritik yang diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Sujau.
•Formasi Mangkabua Formasi Mangkabua yang terdiri dari serpih laut dan napal
yang berumur Oligosen.
•Formasi Tempilan Formasi Tempilan terdiri dari fasies klastik basalt.
•Formasi Taballar Formasi Taballar terdiri dari batugamping mikritik yang
merupakan sikuen paparan karbonat dengan perkembangan reef lokal Oligosen Akhir
sampai Miosen Awal.
•Formasi Mesalai Formasi ini secara gradual cekungan menerus dari formasi Taballar
menipis ke arah formasi mesalai. Pada formasi ini terdiri dari napal.
•Formasi Naintupo Formasi ini terdiri dari batulempung dan serpih.
•Formasi Meliat Formasi ini diendapkan secara tidak selaras dengan Serpih
Naintupo. Formasi initerdiri dari batupasir kasar, serpih karbonatan, dan batugamping
tipis. Di beberapa bagian, Formasi Meliat terdiri dari batulanau dan serpih dengan
sedikit lensa-lensa batupasir.
•Formasi Tabul Formasi ini terdiri dari batupasir, batulanau, dan serpih yang kadang
disertai dengan kemunculan lapisan batubara dan batugamping.
Formasi Santul Pada formasi ini sering dijumpai lapisan batubara tipis yang
berinterkalasi dengan batupasir, batulanau, dan batulempung.
•Formasi Tarakan Formasi ini terdiri dari interbeding batulempung, serpih, batupasir,
dan lapisan-lapisan batubata lignit, dasar dari Formasi Tarakan pada beberapa
ditepresentasikan oleh ketidakselarasan.
•Formasi Bunyu Formasi Bunyu terdiri dari batupasir tebal, berukuran butir medium
sampai kasar,kadangkala konglomeratan dan interbeding batubara lignit dengan
serpih. batupasir formasi ini lebih tebal, kasar, dan kurang terkonsilidasi jika
dibandingkandengan batupasir Formasi Tarakan.
5
Gambar 2. Kolom Stratigrafi Cekungan Kalimantan Timur Utara da Kolom
Stratigrafi Cekungan Kalimantan Timur Utara (kiri: dimodifikasi dari Heriyanto
dkk., 1991)
6
Oligosen sampai Miosen Awal terendapkan sedimen yang terdiri dari Formasi Seilor,
Mankabua, Tempilan, Tabalar, Mesaloi dan Naintupo. Kedua tahap post-rift tersebut
berlangsung pada fase transgresi.
Pada fase Regresi, menumpang secara tidak selaras di atas sedimen post-rift 2
adalah sedimen delta dan sekitarnya berturut-turut Formasi Meliat, Tabul, Santul, Tarakan
dan Bunyu. Pengendapan yang berlangsung cepat pada Formasi Santul menyebabkan
pembebanan lebih sehingga terjadi re-juvenasi patahan membentuk patahan tumbuh. Patahan
tumbuh ini berlanjut hingga umur Pliosen dengan pengendapan siklus ke-4 pada Formasi
Tarakan. Aktivitas tektonik selama Pliosen Akhir sampai Pleistosen berubah ke kompresi
menghasilkan patahan geser yang di beberapa tempat dijumpai mono-antiklin dan patahan
naik. Selama proses ini terjadi pengendapan Formasi Bunyu.
7
2.4 Struktur dan Tektonika
Struktur geologi yang terdapat di lembar Tarakan dan Sebatik adalah lipatan, sesar
dan kelurusan. Lipatan berupa antiklin dan sinklin dengan sumbu lipatan berarah batarlaut-
tenggara dan melibatkan semua formasi batuan di lembar ini. Sesar yang dijumpai pada
umumnya berupa sesar normal yang sebagian merupakan hasi pengaktifan kembali sesar-
sesar yang telah terbentuk sebelumnya. Sesar dan kelurusan umumnya berarah baratlaut-
tenggara dan beberapa berarah baratdaya-timurlaut. Dibeberapa tempat sesar-sesar ini
ditempati batuan beku.
Dari hasil pengamatan struktur sedimen dan komposisi batuan Tersier pada umumnya
diduga daerah lembar Tarakan dan Sebatik telah mengalami beberapa kali kegiatan tektonik.
Pengendapan kala Tersier diawali oleh pengendapan batugamping foraminifera dan sedimen
turbidit dari formasi Sembakung pada lingkungan laut dangkal sampai laut dalam.
Penangkatan daratan Sunda yang berlangsung pada Akhir Eosen telah diikuti oleh penurunan
dasar cekungan secara perlahan – lahan mulai dari kala Oligosen sampai Miosen Akhir.
Periode ini merupakan masa pengendapan dalam pola regresi hampir diseluruh
cekungan Tarakan yang menghasilkan endapan paralik sampai laut dalam yang membentuk
runtunan batuan dari formasi Naintupo, Meliat dan Tabul. Bersama dengan periode ini di
daerah daratan terjadi kegiatan gunung api dan magmatic yang menghasilkan batuan gunung
api formasi Jelai dan terobosan batuan beku granitan. Periode tektonik selanjutnya
berlangsung pada Miosen Akhir atau Pliosen Awal sampai kala Plistosen. Fase ini merupakan
masa terjadinya kegiatan pengangkatan kembali tepi cekungan yang ditandai dengan
8
pembentukan endapan paralik – fluvial delta seperti batupasir, batubara dan batugamping dari
formasi Sajau.
Pada masa ini juga di daerah daratan terjadi kegiatan gunung api yang menghasilkan
batuan gunung api dari formasi Sinjin dan terobosan andesit, dasit dan basal yang berupa stok
dan dike. Kegiatan tektonik terakhir terjadi pada kala Plistosen yang menghasilkan perlipatan
dan sesar yang membentuk struktur geologi seperti sekarang.
Gambar 5. Kolom Stratigrafi Cekungan Kalimantan Timur Utara (kiri: dimodifikasi dari
PERTAMINA, 1993)
2.5 Petroleum System
Faktor-faktor yang menjadi perhatian studi Petroleum System adalah batuan sumber
(source rocks), reservoir, migrasi, perangkap (trap), batuan penyekat (sealing rock).
Source Rock
Merupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang cukup
untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan terbeut tertimbun dan
terpanaskan, dan dapat mengelurakan minyak dan gas bumi tersebut dalam jumlah yang
ekonomis. Bahan organik yang terkandung disebut kaorgen. Karogen memiliki 4 tipe
yaitu:
• Tipe 1
Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon. Tipe seperti ini dapat
mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan gas.
• Tipe 2
Campuran dari tumbuhan dan mikroorganisme laut. Tipe seperti ini merupakan bahan
9
utama minyak dan gas bumi
• Tipe 3
Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe seperrti ini umumnya
menghasilkan gas dan sedikit minyak.
• Tipe 4
Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak mampu menghasilkan
minyak dan gas.
Reservoir Rock
Batuan yang mampu menyimpan dan mampu mengalirkan hidrokarbon. Diman
batuan tersebut harus memiliki porositas sebagai penyimpan hidrokarbon dan permibilitas
sebgai temppat megalirnya hidrokarbon. Jenis jenis Reservoir adalah:
• Siliclastic rock
• Carbonate Rock
• Igneous Rock (Batuan Beku)
• Metamorphic Rock
Migrasi
Proses transportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju Reservoir. Dalam
transportasi hidrokarbon terjadi beberapa proses yaitu:
10
Gambar 6. Penampang Petroleum System (Anonim,2012)
11
BAB III
PEMBAHASAN
2. Reservoir
Karakteristik batuan yang terdapat pada Formasi Sembakung, Meliat/Latih, Tabul,dan
Tarakan/Sanjau menunjukkan potensial sebagai reservoir. Batuan mempunyai kastika kasar
dengan geometri sedimen deltaik yang penyebarannya terbatas. Berdasarkan Indonesia
Basins Summaries (2006), Formasi Meliat, Tabul, Santul, dan Tarakan merupakan seri delta
dengan batupasir berbentuk channel dan bar.Formasi Meliat berisi batupasir dan shale
dengan lapisan tipis batubara. Kualitas reservoir yang ada termasuk sedang-bagus dengan
pelamparan yang cukup luas.Formasi Tabul berisi batupasir, batulanau, shale dengan lapisan
tipis batubara.Tebal formasi mencapai 400-1500 m dan menebal ke arah timur. Formasi
Santul merupakan fasies delta plain sampai delta front proksimal. Formasi ini didominasi
oleh batupasir dan shale dengan lapisan tipis batubara. Batupasir mempunyai ketebalan 40-
60 m. Pada beberapa titik, ada channel batupasir yang tebalnya mencapai 115 m. Formasi
12
Tarakan yang berumur Pliosen merupakan seri delta dengan dominasi litologi berupa pasir,
lempung, dan batubara yang menunjukkan fasies delta plain hingga fluviatil.
3. Seal Rock
Batuan yang menjadi seal atau tudung adalah batuan penyusun Formasi Sembakung,
Mangkabua, dan Birang yang merupakan batuan sedimen klastik dengan ukuran butir halus.
Formasi Meliat/Latih, Tabul dan Tarakan tersusun oleh batulempung hasil endapan delta
intraformational yang berfungsi pula sebagai batuan tudung.
4. Traps
Sistem perangkap hidrokarbon yang terdapat di Cekungan Tarakan adalah perangkap
stratigrafi karena adanya asosiasi litologi batuan sedimen halus dengan lingkungan
pengendapannya delta. Namun pada umur Plio-Pleistosen, terjadi tektonik yang
memungkinkan terbentuknya struktur geologi dan dapat terjadi perangkap hidrokarbon yang
berhubungan dengan syngenetic fault dan struktur antiklin.
5. Migrasi
Model migrasi yang terjadi di Cekungan Tarakan disebabkan oleh sesar normal dan sesar
naik serta perbedaan elevasi. Samuel (1980, dalam Indonesia Basins Summaries 2006)
menyebutkan bahwa migrasi hidrokarbon bekerja pada blokblok yang terbentuk Mio-Pliosen.
Hal itu juga didukung dengan waktu yang tepat proses pematangan hidrokarbon pada Miosen
13
Akhir dari Formasi Tabul dan Tarakan akibat intrusi batuan beku. Pematangan hidrokarbon
terjadi pada kedalaman 4300 m.
14
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Formasi yang berpotensi membentuk Petroleum system di Cekungan Tarakan yaitu :
- Source rock : Fromasi Sembakung,Formasi Meliat,dan Formasi Tabul.
- Reservoir : Formasi Sembakung, Formasi Meliat/Latih, Formasi Tabul,dan Formasi
Tarakan/Sanjau.
- Seal Rock : Formasi Sembakung,Formasi Mangkabua,dan Formasi Birang.
- Trap : Perangkap stratigrafi.
- Migration terjadi akibat adanya perbedaan elevasi,sesar normal,dan sesar naik.
15
DAFTAR PUSTAKA
- Biantoro, E., Kusuma, M.I., dan Rotinsulu, L.F. (1996), Tarakan sub-basin
growth faults, North-East Kalimantan: Their roles hydrocarbon entrapment,
Proceedings of Indonesian Petroleum Association 25th Annual Convention, Jakarta,
Vol. 1, 175-189.
- http://indriafajar.blogspot.co.id/2013/10/geologi-regional-subcekungan-tarakan.html. Di
akses pada tanggal 23 Desember 2017
- https://syawal88.wordpress.com/2013/11/22/tarakan-mutiara-delta-di-timur-laut-kalimantan/.
Di akses pada tanggal 23 Desember 2017
- http://mentarigeologi.blogspot.co.id/2015/11/geologi-lembar-tarakan-dan-sebatik.html. Di
akses pada tanggal 26 Desember 2017
16