disebut deret ukur. Misalkan bentuk umum pernyataan jumlah pembagian kita sebut
sebagai Sn, suatu fungsi dari n. Jika persamaan (1-4) dikalikan dengan p, maka :
ap + ap2 + ap3 + . . . + apn + . . . (1-5)
dan disebut dengan Sn.p ika persamaan (1-4) dikurangkan dengan persamaan (1-5)
diperoleh :
1
Sn = (1-6)
dengan a = suku pertama dan p = rasio antara suku-suku yang ada pada deret tersebut.
Karena akan berharga atau 0 tergantung dari p apakah >, < atau = 1, sehingga
S= (1-
6a)
Sehingga (1-6) dapat diketahui jumlah terhingganya jika deretnya terbatas. Jika harga n
membesar maka harga Sn juga membesar, dengan suku-suku n positif. Akibat lainnya,
walaupun n terus membesar, belum tentu harga Sn terus membesar.
S= (1-6b)
Deret S dikatakan divergen jika n tak terhingga, maka Sn juga menjadi tak terhingga.
Sebaliknya deret S tersebut konvergen ke suatu limit apabila n terhingga sehingga S n
mendekati suatu harga tertentu yang terbatas mendekati harga limitnya.
Sehingga untuk deret yang suku-sukunya membesar, yakni an+1 > an, maka deret
tersebut dikatakan divergen. Sebaliknya, deret dengan suku-sukunya mengecil, sehingga
Dari apa yang dikemukakan di atas, maka dapat diberikan definisi seperti
berikut:
2
Bingkai 1: Deret ukur 5 – 10 + 20 – 40 + . . .
Tentukan apakah deret tersebut konvergen ?
Jika jawabanmu, deret tersebut konvergen, karena suku ke- n-nya adalah 5/3,
berarti berhingga, maka jawabmu benar, karena deret ukur yang diberikan
mempunyai a = 5 dan p = -2.
Bingkai 2: Tentukan limit barisan 0,3333 dan selidiki kebenaran jawaban tersebut ?
Akan diberikan 0,3333 dalam bentuk deret
=
Jika 10 > yakni n > log ( ) = N. Jadi terbukti bahwa limit barisannya
Jika diketahui sebuah deret di mana an > 0 adalah konvergen dan ada deret
konvergen.
3
Untuk deret =1+
yang tidak lain adalah deret turun, dan kelihatannya deret juga , maka deret
juga konvergen.
b. Cara Integral
a. Jika f (x) an, dengan n > N (N adalah batas) dan ternyata ada dan
maka
adalah divergen.
integral?
Penyelesaian:
Lakukan langkah-langkah seperti berikut:
4
Masukkan dalam fungsi = - = 1, ternyata hasilnya terbatas,
maka
deret konvergen.
i. Masukkan sesuai fungsi f(x) dx. Fungsi yang sersesuaian adalah dan
iii. Lihat hasilnya. Jika p > 1, limit ini ada harganya dan terbatas, sehingga
deretnya konvergen.
Untuk p < 1, maka dari langkah 2) di atas, limitnya tidak ada dan deretnya
divergen.
c. Cara Nisbah (Rasio)
= n = (1-7)
dan jika :
5
b. > 1, maka adalah divergen.
c. = 1, maka dikatakan uji dengan cara ini gagal, sehingga harus dilakukan uji
dengan cara lain.
(1-8)
deret ini adalah sebuah deret selang-seling, karena harganya berselang antara positif dan
negatif. Seperti halnya deret positif, deret selang-seling tak akan konvergen dalam artian
mencapai nilai limit tertentu, apabila nilai mutlak suku-sukunya an, tidak semakin kecil.
Dalam deret positif, mengecilnya suku-suku bahkan sampai mendekati nol, belum
mencukupi syarat konvergensinya. Untuk deret selang-seling, mengecilnya suku-suku
sampai mendekati nol, sudah cukup untuk menjamin konvergensinya.
Jika kita menuliskan deret selang-seling dalam bentuk :
S = a1 – a2 + a3 – a4 + . . . (1-8a)
dengan mengelompokkan suku-suku yang berharga negatif, maka persamaan (1-8a)
dapat ditulis dalam bentuk :
S = (a1 – a2) + (a3 - a4) + . . .
dengan an > 0, untuk semua n, diperoleh harga S bernilai positif. Persamaan (1-8a) dapat
pula ditulis dalam bentuk :
S = a1 – (a2 – a3) – (a4 – a5) - . . . (1-8b)
dan diperoleh harga S lebih kecil daripada a1. Dari (1-8a) dan (1-8b) maka harga S
mempunyai harga pada
0 < S < a1 (1-8c)
Jika harga S pada persamaan (1-8c) digeser menjadi S2n, maka deret selang-seling tadi
mempunyai suku pertama a2n+1, sehingga (1-8c) berubah menjadi :
0 < S - S2n < a2n+1 (1-8c)
6
dengan memasukkan S2n ke masing-masing ruas pada (1-8c), maka persamaan tersebut
berubah menjadi
S2n < S < S2n+1 (1-8c)
mengingat S2n + a2n+1 = S2n+1. Dari hubungan di atas, jelaslah bahwa apabila =
yang berarti baik S2n+1 maupun S2n dan begitu pula secara umum Sn, mendekati suatu
harga tertentu, yakni S. Harga S ini kita sudah buktikan bahwa deret tersebut konvergen.
Bentuk umum xn dengan an adalah koefisien ke-n dan x adalah variabel, maka :
Deret pangkat suatu fungsi perlu diketahui apakah deret tersebut konvergen atau
divergen. Untuk menguji kekonvergenan suatu deret pangkat digunakan uji nisbah
seperti pada persamaan (1-7).
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh yang berkenaan dengan deret
pangkat :
a)
b) (1-10a)
c)
7
d)
= n =
jadi n = <1
artinya n = atau
Bingkai 8: Carilah selang konvergensi untuk deret (1-10a) bagian (d) di atas ?
Lakukan langkah-langkah seperti berikut :
a) Cari harga n dengan melakukan uji nisbah seperti (1-7)
n =
= n =
atau
=
Deret akan konvergen jika < 1, atau -1< x + 2 < 1 atau -3 < x + 2 < -
1
c) Tentukan selang konvergensinya
8
Jika x = -3, maka :
1-
1-
1+
Deret ini divergen dengan uji integral, sehingga selang konvergensi deret
pada (1-10a) bagian (d) adalah -3 x < -1.
f (x) = (1-11)
(1+x)p = 1 + p x +
sin x x -
sin x akan dinyatakan sebagai suatu deret pangkat x yang semakin membesar,
dengan bentuk deretnya adalah :
sin x a + a1x + a2x2 + a3x3 + a4x4 + … + anxn + (1-12)
9
Dengan a, a1, a2, a3, a4, dan seterusnya adalah koefisien-koefisien yang konstan.
Pertama masukkan harga x = 0 ke persamaan (1-12), begitu seterusnya, sehingga
harga a dapat diperoleh
sin 0 = a0 + 0 + 0 + 0 + 0 + ......
dengan a0 = 0. Ini kita baru mengetahui a0 = 0.
Kuncinya adalah kembali perhatikan persamaan (1-12) dan lakukan diferensiasi,
sehingga ruas kiri kita memperoleh cos x, dan suku-suku pada ruas kanan
mengandung x, jadi diperoleh :
cos x = a1 + 2a2x + 3a3x2 + 4a4x3 + … + nanxn-1 +
Kemudian masukkan kembali harga x = 0 dan diperoleh a 1 = 1. Ini menjadi mudah
dan untuk mencari koefisien yang lain, tinggal kita melakukan hal yang sama dan
akhirnya kita tinggal memasukkan kembali harga koefisien-koefisien konstan ini ke
dalam persamaan (1-11), sehingga :
sin x x - (1-12a)
konvergen untuk
cos x = 1 - semua x
ex =1+x+ semua x
ln ( 1 + x ) = x - -1x1
Dari harga-harga di atas, dapat ditentukan harga fungsi lain atau gabungan
fungsi di atas, seperti pada bingkai 10 berikut.
Bingkai 10: Tentukan deret dari ex cos x, sampai empat suku pertama ?
Lakukan langkah-langkah seperti berikut :
10
a) Perhatikan apakah fungsi tersebut sudah ada dalam catatanmu, jika tidak
maka buatlah seperti pada bingkai 9.
b) Cari fungsi tersebut, ternyata merupakan gabungan dari fungsi ex dan cos x
yang ada di dalam catatanmu, sehingga :
ex = 1 + x +
dan
cos x = x -
ex cos x = (1 + x + )
(1 - )
d) Hasilnya :
ex cos x = 1 + x + +...
+
+
e cos x
x
=1+x+0x - 2
- =1+x- -
Untuk menyelesaikan soal seperti ini, maka yang perlu diperhatikan adalah lakukan
perkalian dengan setiap suku-sukunya, kemudian susun dalam bentuk kolom yang
sesuai, sehingga tersusun dalam bentuk x3. x2 dan seterusnya.
11
(1-13)
dengan A dan B adalah konstan. Ini akan dibahas lebih lanjut pada persoalan gerak
harmonik sederhana pada persamaan diferensial orde dua.
Persoalan lain, misalnya peluruhan unsur radioaktif. Jika sebuah unsur radioaktif
pada saat t = 0, jumlah unsur adalah N o. Jika diketahui bahwa sisa unsur pada saat t
diberikan oleh rumus :
N = No e-t (1-15)
di mana adalah konstanta peluruhan. Pengukuran dilakukan di laboratorium dan
biasanya berkaitan dengan waktu paruh (T1/2) suatu unsur. Waktu paruh (T 1/2) adalah
waktu yang diperlukan suatu unsur agar aktivitasnya menjadi setengah aktivitas mula-
mula. Dalam penggunaannya, biasanya dilakukan dengan melakukan plot setiap harga
Sehingga dari grafik tersebut dapat diperoleh hubungan antara persamaan (1-15)
Dengan jumlah unsur yang meluruh (dN) persatuan waktu (t).
Karena maka:
- No e-t = (1-16)
- t = - =
(1-17)
karena t = t2 – t1, persamaan (1-17) dapat dituliskan dalam deret pangkat jika t
menjadi kecil, sehingga :
- t = - t -
12
- t =1+
(1-18)
=1
atau -
akhirnya (1-19)
ini biasanya digunakan untuk melakukan plot grafik, dan dengan mudah diketahui.
Selanjutnya aplikasi lain dari deret adalah pengecekan integral. Banyak fungsi
integral yang dipakai dalam ilmu terapan sulit untuk dianalisis secara biasa. Misalnya
integral Fresnel (integral dari sin x2 dan cos x2) yang terjadi pada masalah difraksi
Fresnel untuk topik optik.
Bentuk integral ini akan dengan mudah diselesaikan dengan pendekatan deret,
karena seperti yang diungkapkan (1-12a) :
sin x = x -
dan
sin x2 = x2 -
maka
0,31027
13
menghitung operasi-operasi tersebut dengan membuatnya dalam bentuk deret kemudian
melihat keberartian angka yang dihitungnya.
Uraian Mac-Laurin tidak lain daripada deret fungsi yang berupa polinomial
variabel fungsi. Jika f(x) diuraikan dalam deret di sekitar x = 0, maka :
a. b. c.
14
1 + ¾ + ( ¾ )2 + ( ¾ )3 + . . .
Berapakah jarak total yang ditempuhnya sampai kelereng itu diam ?
4. Apakah deret di bawah ini konvergen atau divergen ?
a) b)
a) b) c)
e) f) g). h).
i) j) k)
a) b) c). d)
e). f). g) h)
i). j) k) l)
m) n) o) p)
c) d)
15
d) esin x f)
16