Npm : 2011050261
Kelas : 4C
1. Deret Tak-Terhingga
Misalkan barisan tak hingga, jumlah suku-suku dari tak hingga disebut deret tak hingga
dan ditulis sebagai :
Contoh 1:
Penyelesaian :
Sehingga,
b.
Penyelesaian :
Deret pada a memiliki rasio | | maka barisan divergen. Sedangkan deret
atau tidak ada, maka deret tersebut divergen. Deret harmonik adalah divergen.
Contoh 3
Perlihatkan bahwa deret harmonik adalah deret divergen
Penyelesaian :
Kita perlihatkan bahwa bertambah tanpa batas. Bayangkan n besar dan tuliskan
( ) ( ) ( )
yang kita kehendaki ke dalam persamaan yang terakhir. Jadi tumbuh tanpa batas,
sehingga divergen. Dengan demikian, deret harmonik adalah deret divergen.
Sifat-Sifat Deret Konvergen
Teorema B (Linearitas Deret Konvergen)
Jika ∑ dan ∑ keduanya konvergen dan c sebuah konstanta, maka
∑ dan ∑ juga konvergen, dan
(i) ∑ ∑
(ii) ∑ ∑ ∑
Contoh 4:
Hitunglah ∑ [ ( ) ( ) ].
Penyelesaian :
∑ [ ( ) ( ) ] ∑ ( ) ∑ ( )
Teorema C
Jika ∑ divergen dan maka ∑ divergen.
2. Deret Positif : Uji Integral
Teorema A (Uji Jumlah-Terbatas)
Suatu deret ∑ yang sukunya tak-negatif konvergen jika dan hanya jika jumlah
parsialnya terbatas di atas.
Teorema B (Uji Integral)
Misalkan f adalah fungsi yang kontinu, positif, tidak naik pada interval dan
andaikan bahwa untuk semua bilangan bulat positif k. Maka deret tak-terhingga
∑
Konvergen jika dan hanya jika integral tak-wajar
∫
Konvergen.
Contoh 1
Tentukan apakah ∑ konvergen atau divergen
Penyelesaian :
Hipotesis dalam Uji Integral dipenuhi untuk pada . Bahwa
intervalnya adalah dan bukannya tidak menjadi masalah seperti kita catat
segera setelah Teorema B.
∫ ∫ ( ) ]
Jadi, ∑ divergen.
Sebuah deret yang suku-sukunya lebih kecil daripada suku-suku yang berpadan dari
suatu deret konvergen seharusnya konvergen. Sedangkan, sebuah deret yang suku-
sukunya lebih besar daripada suku-suku yang berpadan dari suatu deret divergen,
seharusnya divergen. Hal ini, dituangkan dalam teorema berikut.
Teorema A (Uji Banding Biasa)
Andaikan 0 n n untuk
Penyelesaian :
Kita dapat menduga deret divergen, sebab suku ke-n mirip dengan 1/5n untuk n besar.
Perhatikan
Kita ketahui jika deret harmonik ∑1/n divergen, sehingga ∑ juga divergen.
∑
√
Penyelesaian :
Kita gunakan uji perbandingan limit
√
Penyelesaian :
Dengan untuk semua n. contoh penting adalah deret harmonik berganti tanda
Konvergen. Hitunglah dan estimasikan galat yang dibuat dari penggunaan ini sebagai
nilai jumlah keseluruhan deret tersebut.
Penyelesaian :
Uji deret berganti tanda (teorema A) berlaku dan menjamin konvergensi.
| |
B. Konvergensi mutlak
Deret ∑ dikatakan konvergen mutlak :
Bila ∑ konvergen dan ∑ | | konvergen.
Teorema B (uji konvergensi mutlak)
Jika ∑ | | konvergen, maka ∑ konvergen.
Teorema C (Uji Rasio Mutlak)
Misalkan ∑ adalah deret yang suku-sukunya bukan nol dan andaikan bahwa
| |
| |
Contoh 5
Penyelesaian ;
| |
| |
Kita simpulkan dari uji rasio mutlak bahwa deret ini konvergen secara mutlak.
C. Konvergensi bersyarat
Deret ∑ dinamakan konvergen bersyarat jika ∑ konvergen tetapi ∑ | |
divergen.
Teorema D (Teorema Penyusunan Ulang)
Suku-suku suatu deret yang konvergen secara mutlak dapat disusun ulang tanpa
mempengaruhi konvergensi maupun jumlah deret tersebut.
Misalnya, deret
3. Deret Pangkat
Bentuk umum deret pangkat dalam x yaitu :
Teorema A
Himpunan konvergensi dari deret pangkat ∑ selalu berupa interval yang berbentuk :
Titik tunggal x = 0 .
Interval konvergensi dengan kemungkinan-kemungkinannya adalah
]atau ]
Seluruh garis bilangan riil.
Teorema B
Deret pangkat ∑ konvergen secara mutlak pada bagian dalam interval
konvergensinya.
Contoh 6
Penyelesaian :
Kita terapkan uji rasio mutlak.
| |
| |
| |
Jadi, deret konvergen jika | | jika deret divergen jika | | .
A. Deret Taylor
Teorema A (Teorema Ketunggalan)
Andaikan f memenuhi
Untuk semua x dalam suatu interval disekitar , maka . Pernyataan deret
Deret taylor
B. Deret maclaurin
Jika nilai a di deret Taylor pada persamaan diteorema taylor adalah 0 maka diperoleh
deret MacLaurin
Penjumlahan sampai suku- suku yang berorde lebih tinggi dalam deret Taylor
biasanya akan memberikan aproksimasi yang lebih baik. Jadi, polinomial kuadrat :
Polinomial Maclaurin
1. Parabola
Merupakan himpunan titik-titik P yang berjarak sama dari direktris t dan fokus F yaitu
yang memenuhi :
| | | |
√ √
Contoh 1
Carilah persamaan parabola dengan puncak di titik asal dan fokus di (0,5)
Penyelesaian :
Persamaaan baku elips untuk elips, 0< e < 1 sehingga positif. Untuk
menyederhanakan cara penulisan, misalkan √ maka persamaan yang
diturunkan diatas akan berbentuk :
mengambil bentuk
Elips merupakan himpunan titik di bidang, yang jumlah jaraknya dari dua titik tetap
(fokus) berupa konstanta positif 2a yang diberikan.
Hiperbola merupakan himpunan titk di bidang, yang selisih jaraknya dari dua titik
tetap (fokus) berupa konstanta positif 2a yang diberikan.
Contoh 3
Carilah persamaan himpunan titik-titik yang jumlah jaraknya dari sama dengan
10.
Penyelesaian :
Carilah koordinat baru P(-6,5) setelah sumbu-sumbu digeser ke titik asal baru di (2,-4)
Penyelesaian :
Persamaan Derajat-Dua
Rotasi , sumbu-u dan sumbu-v dengan titik asal sama seperti sumbu-x dan sumbu-y tetapi
diputar sampai membuat sudut . Sebuah titik P memiliki dua himpunan koordinat : (x,y) dan
(u,v). Dengan melihat segitiga OPM
Sehingga,
Sikloida
Merupakan kurva yang ditelusuri oleh sebuah titik P pada pelek roda apabila
roda ini menggelinding tanpa tergelincir sepanjang sebuah garis lurus
Teorema A
Pemberian jarak berarah dari sepasang sumbu yang tegak lurus bukanlah satu-satunya
jalan untuk merinci suatu titik cara lain untuk melakukan ini adalah dengan memberikan
apa yang disebut Koordinat Polar.
Koordinat Polar koordinat polar dimulai dengan sebuah setengah garis tepat disebut
sumbu polar memancar dari sebuah titik tepat disebut polar atau titik asal. Sembarang titik
P selain dari polar adalah perpotongan antara sebuah lingkaran tunggal yang berpusat di
O. Jika r adalah sejajar lingkaran dan adalah salah satu sudut antara sinar pada sumbu
polar maka adalah sepasang koordinat polar untuk P (gambar 2). Gambar 3
memperlihatkan beberapa titik yang di plot pada suatu kisi polar.
Grafik persamaan polar simetris terhadap titik asal (polar jika penggantian
oleh (atau oleh menghasilkan persamaan yang ekuivalen (gambar
3).
Dengan dan positif. Grafik mereka dinamakan limason, dengan khusus untuk
disebut sebagai kardiodia. Grafik-grafik khas diperlihatkan pada gambar 4.
Contoh 1
Analisis persamaan untuk simetri dan sketsakan grafiknya.
Penyelesaian :
Karena dan ]
Maka grafik simetris terhadap kedua sumbu. Jelas, grafik simetri juga terhadap titik
asal. Tabel nilai-nilai dan grafik diperlihatkan pada gambar 6.
Mawar
Spiral
Dalam koordinat cartesius, semua titik perpotongan dua kurva dapat dicari dengan
jalan menyelesaikan persamaan-persamaan kurva secara serempak. Namun, dalam
kondisi polar, tidak selalu demikian kasusnya. Ini disebabkan sebuah titik P memiliki
banyak koordinat polar, dan satu pasangan dapat memenuhi persamaan polar satu kurva
dan pasangan yang lain dapat memenuhi kurva lain. Misalnya (lihat gambar 9),
Contoh 3
Carilah titik potong dua kardiodia dan
Penyelesaian :
bahwa kita telah melewatkan titik potong yang ketiga , yaitu polar. Alasan kita terlewat
adalah bahwa dalam persamaan ketika tetapi dalam
persamaan
ketika .
Gambar 2
] ]
Sehingga
∑ ] ∑ ∑ ]
Anggota pertama dan ketiga pertidaksmaan ini adalah jumlah Riemann untuk integral
yang sama : ∫ ] . Ketika norma partisi kita biarkan menuju nol, kita peroleh
∫ ]
Jadi,
Yakni,
Rumus yang baru saja diturunkan menjadi sederhana jika grafik melalui
polar sebagai contoh, andaikan untuk suatu sudut dan
maka (dipolar tersebut) rumus kita untuk adalah :
∑( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
√
Diketahui sin dan cos maka deret diatas sama dengan :
√ √
cos x = ( ) ( ) ( )
Penyelesaian :
Berkutnya akan kita lihat bentuk masing-masing suku deret yang diberikan dan dibuat
pecahan parsialnya menjadi :
=
Karena,
Sehingga
( ) ( ) ( ) ( ) ( )