Anda di halaman 1dari 15

- 216 -

Untuk pencatatan
pelaporan kasus TB
melalui aplikasi SITB.

Jenis pelaporan
elektronik mengikuti
pemberlakukan saat
dilaksanakan survei.

Standar 4.5 Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya.

Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya diselenggarakan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan kesehatan primer dengan mendorong upaya promotif dan
preventif..

Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi hipertensi, diabetes melitus, kanker
payudara dan leher rahim, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), serta Program Rujuk Balik (PRB) penyakit tidak menular
(PTM) dan penyakit katastropik lainnya sesuai dengan kompetensi di tingkat primer, juga penanganan faktor risiko PTM melalui
pelayanan terpadu penyakit tidak menular (Pandu PTM) sesuai dengan algoritma Pandu..

a. Kriteria 4.5.1
- 217 -

Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor risikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan
ditindaklanjuti.

Elemen Penilaian R D O W S NILAI


a) Ditetapkan SK indikator dan target Bukti pencapaian Kepala
indikator kinerja kinerja PTM yang indikator kinerja PTM Puskesmas, Pj
pengendalian merupakan bagian yang disertai dengan UKM, Koordinator
penyakit tidak dari indikator & target analisisnya P2P dan
menular yang kinerja pelayanan pelaksanan PTM:
disertai capaian dan UKM di bab II
analisisnya (R, D, Penggalian
W). informasi terkait
proses penetapan
indikator,
pencapaian dan
analisanya.

b) Ditetapkan program 1. RUK dan RPK Kepala


pengendalian terkait dengan Puskesmas, Pj
Penyakit Tidak kegiatan program UKM, Koordinator
Menular termasuk pengendalian P2P dan
rencana Penyakit Tidak pelaksanan PTM:
- 218 -

peningkatan Menular yang


kapasitas tenaga terintegrasi dengan Penggalian
terkait P2PTM (R, RUK dan RPK informasi terkait
W). pelayanan P2 proses penetapan
program PTM
2. RPK Bulanan
program
pengendalian
Penyakit Tidak
Menular

3. KAK terkait
program
pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
c) Kegiatan 1. SK tentang media 1. Bukti koordinasi Kepala
pengendalian komunikasi dan kegiatan Puskesmas, Pj
penyakit tidak koordinasi di peningkatan UKM, Koordinator
menular Puskesmas. (lihat program P2P & Pelaksana
dikoordinasikan dan bab I) pengendalian PTM kader dan
dilaksanakan sesuai Penyakit Tidak sasaran PTM:
- 219 -

dengan rencana 2. SOP komunikasi Menular


yang telah disusun dan koordinasi lihat Penggalian
bersama lintas bab II) 2. Bukti hasil informasi terkait
program dan lintas pelaksanaan koordinasi dan
sektor sesuai kegiatan sesuai pelaksanaan
dengan kebijakan, dengan RPK dan kegiatan
pedoman/panduan, RPKB, serta Penanggulangan
prosedur dan mengacu pada SK, PTM
kerangka acuan SOP dan KAK yang
yang telah ditetapkan. (lihat
ditetapkan (R, D, dokumen regulasi
W). pada EP b).

d) Diselenggarakan 1. SK tentang Bukti pelaksanaan Pengamatan Kepala


tahapan kegiatan pemeriksaan PTM di PTM di Posbindu surveior Puskesmas, Pj
dan pemeriksaan Posbindu terhadap UKM, Koordinator
PTM di Posbindu pelaksanaan P2P & Pelaksana
sesuai dengan 2. SOP terkait kegiatan pelayanan PTM dan kader:
ketentuan yang PTM di Posbindu Posbindu
berlaku (R, D, O, Penggalian
W). informasi terkait
pelaksanaan
- 220 -

pelayanan PTM di
Posbindu
e) Dilakukan tata Telaah rekam medis Pengamatan Pj UKP, DPJP
laksana Penyakit terkait tata laksana surveior
Tidak Menular PTM secara terpadu terhadap tata Penggalian
secara terpadu terhadap pasien laksana PTM informasi terkait
mulai dari secara terpadu tata laksana PTM
diagnosis, secara terpadu
pengobatan,
pemantauan,
evaluasi, dan tindak
lanjut sesuai
dengan panduan
praktik klinis dan
algoritma pelayanan
PTM oleh tenaga
kesehatan yang
berkompeten ( D, O,
W).
f) Dilakukan 1. Jadwal Kepala
pemantauan, pemantauan dan Puskesmas, Pj
evaluasi, dan tindak evaluasi UKM, Koordinator
- 221 -

lanjut terhadap P2P & Pelaksana


pelaksanaan 2. Hasil pemantauan PTM:
program dan evaluasi sesuai
pengendalian dengan jadwal Penggalian
penyakit tidak informasi terkait
menular (D, W). 3. Bukti hasil kegiatan
tindaklanjut dari pemantauan dan
pelaksanaan evaluasi
pemantauan dan penanggulangan
evaluasi PTM
g) Dilaksanakan 1. SK tentang 1. Bukti pencatatan Kepala
pencatatan, dan Pencatatan dan kasus PTM di Puskesmas, Pj
dilakukan pelaporan Pelaporan Puskesmas UKM, Koordinator
kepada kepala 2. Bukti pelaporan P2P & Pelaksana
puskesmas dan 2. SOP pencatatan dan kasus PTM kepada PTM:
dinas kesehatan pelaporan Catatan: Kepala Puskesmas
daerah SK dan SOP sesuai mekanisme Penggalian
kabupaten/kota pencatatan dan yang telah informasi terkait
sesuai dengan pelaporan lihat di ditetapkan. dengan
prosedur yang telah bab I 3. Bukti pelaporaan pencatatan dan
ditetapkan (R, D, W) kasus PTM pelaporan kepada
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan
- 222 -

Dinas Kesehatan. Daerah Kab/Kota


sesuai dengan
regulasi yang
ditetapakan.

Catatan:
Pencatatan pelaporan
mengikuti regulasi
saat ini, jika ada
sistem pelaporan
elektonik yang
ditetapkan oleh
Kemenkes maka
pastikan Puskesmas
sudah melaksanakan.

Pencatatan pelaporan
kasus PTM
menggunakan aplikasi
ASIK

Jenis pelaporan
- 223 -

elektronik mengikuti
pemberlakukan saat
dilaksanakan survei

BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS (PMP)


Standar 5.1 Peningkatan mutu berkesinambungan
Peningkatan mutu dilakukan melalui upaya berkesinambungan terdiri atas upaya peningkatan mutu, upaya keselamatan
pasien, upaya manajemen risiko, dan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan meminimalkan risiko bagi pasien, keluarga, masyarakat, petugas, dan lingkungan.

a. Kriteria 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab mutu, tim mutu dan program peningkatan mutu Puskesmas.

Elemen Penilaian R D O W S NILAI


a) Kepala Puskesmas 1. Program Kepala 0
membentuk tim peningkatan mutu Puskesmas dan
mutu sesuai dengan yang terintegrasi PJ mutu 5
persyaratan, dalam RUK
dilengkapi dengan Puskesmas Penggalian 10
uraian tugas, dan informasi terkait
menetapkan program 2. Kerangka acuan penyusunan
peningkatan mutu kegiatan program mutu di
- 147 -

petugas pencatatan pelaporan terlatih (R).


d) Tersedia logistik, baik OAT maupun non-OAT, sesuai
dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai
dengan prosedur (R, D, O, W).
e) Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai
dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi,
dan tindak lanjut sesuai dengan kebijakan,
pedoman/panduan, dan prosedur yang telah
ditetapkan ( R, D, O, W).
f) Dikoordinasikan dan dilaksanakan program
penanggulangan tuberkulosis sesuai dengan rencana
yang disusun bersama secara lintas program dan
lintas sektor (R, D, W).
g) Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak
lanjut upaya perbaikan program penanggulangan
tuberculosis (D, W).
h) Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan
kepada kepala puskesmas, dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (R, D,W).

5. Standar 4.5 Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor


risikonya.
Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya
diselenggarakan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan
kesehatan primer dengan mendorong upaya promotif dan preventif.
Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular
utama yang meliputi hipertensi, diabetes melitus, kanker payudara
dan leher rahim, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), serta
Program Rujuk Balik (PRB) penyakit tidak menular (PTM) dan
penyakit katastropik lainnya sesuai dengan kompetensi di tingkat
primer, juga penanganan faktor risiko PTM melalui pelayanan
terpadu penyakit tidak menular (Pandu PTM) sesuai dengan
algoritma Pandu.

jdih.kemkes.go.id
- 148 -

a. Kriteria 4.5.1
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
serta faktor risikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau,
dan ditindaklanjuti.
1) Pokok Pikiran:
a) Peningkatan faktor risiko dan penyakit tidak menular
tidak hanya berdampak pada terjadinya peningkatan
angka morbiditas, mortalitas, dan disablilitas, tetapi
juga berdampak kehilangan produktivitas yang
berdampak pada beban ekonomi baik tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat.
b) Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan
melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
c) Deteksi dini atau skrining perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya peningkatan kasus PTM.
d) Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak
menular, seperti pola makan tidak sehat, kurang
aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko yang lain,
dilakukan secara terintegrasi melalui pendekatan
keluarga dengan PIS- PK dan gerakan masyarakat.
e) Kegiatan promotif dan preventif dilakukan melalui
upaya sebagai berikut:
(1) Promotif
Upaya ini dilakukan dengan memberikan
informasi dan edukasi seluas- luasnya kepada
masyarakat agar tumbuh kesadaran untuk ikut
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri dan
lingkungannya, antara lain, dengan:
(a) melaksanakan promosi kesehatan/KIE
tentang pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular kepada masyarakat
minimal sebulan sekali, antara lain, pola
konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang,
pencegahan obesitas, penghentian kebiasaan
merokok, aktivitas fisik, faktor risiko kanker
leher rahim dan kanker payudara, faktor

jdih.kemkes.go.id
- 149 -

risiko PTM lainnya, pemanfaatan teknologi


informasi dan komunikasi dan materi PTM
lainnya; dan
(b) menyediakan media KIE PTM dalam bentuk
cetakan, tautan yang bisa diunduh, atau
dalam bentuk media lainnya.
(2) Preventif
(a) Penyelenggaraan UKBM melalui Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
1. Penyelenggaraan UKBM melalui
posbindu PTM dilakukan secara berkala
dan teratur serta sesuai dengan jumlah
sasaran dalam melakukan deteksi dini
faktor risiko PTM yang dilakukan oleh
kader posbindu terlatih.
(a) Ukur Berat Badan (BB);
(b) Ukur Tinggi Badan (TB);
(c) Ukur Tekanan Darah (TD);
(d) Gula Darah Sewaktu (GDs);
(e) Indeks Masa Tubuh (IMT) dan
Lingkar Perut (LP); dan
(f) Pemeriksaan tajam penglihatan (E-
tumbling atau hitung jari) dan tajam
pendengaran menggunakan tes
berbisik modifikasi;
(g) Penapisan PPOK dengan kuesioner
PUMA (Prevalence StUdy and
Regular Practice, Diagnosis and
TreatMent, Among General
Practitioners in Populations at Risk
of COPD in Latin America).
Instrumen PUMA digunakan untuk
mendeteksi PPOK menggunakan
tujuh kuesioner dengan nilai jika
lebih dari tujuh, pasien diarahkan
melanjutkan pemeriksaan dengan
spiro untuk penegakan

jdih.kemkes.go.id
- 150 -

diagnosisnya. Dilakukan di FKTP


dan posbindu oleh kader atau
nakes;
(h) Pemberian edukasi dilakukan
sesuai dengan kebutuhan.
2. Tahapan kegiatan posyandu terdiri atas
lima tahap, yaitu
(a) pendaftaran peserta;
(b) wawancaran FR;
(c) pengukuran FR yang terdiri atas
pengukuran berat badan,
pengukuran tinggi badan,
pengukuran lingkar perut,
penghitungan IMT, wawancara
PUMA, serta pemeriksaan tajam
penglihatan dan tajam
pendengaran;
(d) pemeriksaan FR PTM yang terdiri
atas pengukuran tekanan darah
dan pemeriksaan kadar gula darah;
dan
(e) identifikasi FR PTM, edukasi, dan
tindak lanjut dini.
3. Pelaksanaan pemeliharaan sarana
pendukung posbindu PTM dilakukan
dengan kalibrasi terhadap alat ukur
digital.
(b) Penyelenggaraan layanan konseling upaya
berhenti merokok (UBM) melalui tenaga
terlatih.
(c) Pembuatan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di
lingkungan Puskesmas melalui kerja sama
dengan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan instansi terkait untuk
mendorong dan mengawasi penerapatan KTR
di tujuh tatanan (fasyankes, sekolah, tempat
kerja, tempat ibadah, angkutan umum,

jdih.kemkes.go.id
- 151 -

tempat bermain anak, dan tempat umum


lainnya yang ditetapkan).
(d) Preventif di FKTP dilakukan melalui deteksi
dini kanker payudara dan kanker leher rahim
dengan pemeriksaan payudara klinis
(SADANIS) dan inspeksi visual asam asetat
(IVA) pada perempuan usia 30—50 tahun
yang sudah pernah melakukan kontak
seksual.
f) Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan, antara
lain, melalui upaya
(1) menguatkan akses pelayanan terpadu PTM di
Puskesmas dengan menguatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam penanganan PTM dan
faktor risiko PTM sesuai dengan wewenang dan
kompetensi di FKTP;
(2) menguatkan sistem rujukan dari UKBM ke FKTP;
(3) menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM;
(4) menindaklanjuti pelayanan paliatif berbasis
komunitas sesuai dengan standar; dan
(5) menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan
panduan praktik klinis bagi dokter di Puskesmas
dan algoritma penyakit PTM, antara lain,
pelayanan hipertensi, DM, serta deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara.
g) Penyelenggaraan PTM oleh Puskesmas dilakukan
melalui kegiatan:
(1) memanfaatkan charta obesitas di Puskesmas dan
di luar Puskesmas;
(2) melakukan pembinaan kepada posbindu PTM
minimal dua kali per tahun;
(3) menyediakan charta prediksi faktor risiko PTM
bagi Puskesmas yang sudah melaksanakan Pandu
PTM; dan
(4) menguatkan keterampilan penanganan kasus
PTM, terutama pada dokter dan tenaga kesehatan,
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya

jdih.kemkes.go.id
- 152 -

komplikasi dengan
pelatihan/lokakarya/peningkatan kemampuan
teknis penanganan kasus PTM.
h) Penetapan indikator kinerja stunting terintegrasi
dengan penetapan indikator kinerja Puskesmas.
i) Puskesmas melakukan pengukuran dan analisis
terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode
analisis sesuai dengan pedoman dan panduan yang
berlaku, misal dengan merujuk pada metode analisis
situasi yang terdapat di dalam buku Pedoman
Manajemen Puskesmas.
j) Pencatatan dan pelaporan pelayanan pengendalian
penyakit tidak menular dan faktor risikonya, baik
secara manual maupun elektronik, dilakukan secara
lengkap, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan
prosedur. Pelaporan kepada kepala puskesmas dan
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan/atau
pihak lainnya mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pelaporan kepada kepala
puskesmas dapat dilakukan secara tertulis atau
penyampaian secara langsung melalui pertemuan-
pertemuan seperti lokakarya mini bulanan, pertemuan
tinjauan manajemen, dan forum lainnya.
k) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut
dilakukan secara terintegrasi lintas program dan lintas
sektor.
l) Rencana program penanggulangan penyakit tidak
menular dan faktor risikonya disusun dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif
berdasarkan hasil analisis masalah penyakit tidak
menular di wilayah kerja Puskesmas dengan pelibatan
lintas program yang terintegrasi dengan RUK dan RPK
pelayanan UKM serta UKP, laboratorium, dan
kefarmasian.
2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan indikator kinerja pengendalian penyakit

jdih.kemkes.go.id
- 153 -

tidak menular yang disertai capaian dan analisisnya


(R, D, W).
b) Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak
Menular termasuk rencana peningkatan kapasitas
tenaga terkait P2PTM (R, W).
c) Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah disusun bersama Lintas program
dan Lintas Sektor sesuai dengan kebijakan,
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan
yang telah ditetapkan (R, D, W).
d) Diselenggarakan tahapan kegiatan dan pemeriksaan
PTM di Posbindu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku (R, D, O, W).
e) Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular
secara terpadu mulai dari diagnosis, pengobatan,
pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut sesuai
dengan panduan praktik klinis dan algoritma
pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten ( D, O, W).
f) Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan program pengendalian
penyakit tidak menular (D, W).
g) Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan
kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan (R, D, W).

E. BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS (PMP)

1. Standar 5.1 Peningkatan mutu berkesinambungan.


Peningkatan mutu dilakukan melalui upaya berkesinambungan
terdiri atas upaya peningkatan mutu, upaya keselamatan pasien,
upaya manajemen risiko, dan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan meminimalkan
risiko bagi pasien, keluarga, masyarakat, petugas, dan lingkungan.

jdih.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai