Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN 2 Suwawa
Kelas / Semester : V /Genap
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (3.3 & 4.3)
Pertemuan ke- :1
Alokasi waktu : 2 x 35 Menit (2 JP)
Hari, Tanggal : 2,4, Januari 2023

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

Muatan : Bahasa Indonesia


No Kompetensi
3. 6 Menggali isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan dan tulis dengan tujuan
untuk kesenangan.

4.6 Melisankan pantun hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
C. TUJUAN
1. Dengan kegiatan mencari tahu tentang pantun nasihat dapat menjelaskan makna pantun,
bagian-bagian pantun, dan ciri-ciri pantun dengan benar.
2. Dengan kegiatan mencari tahu tentang pantun, siswa dapat membuat pantun yang
mengandung nasihat dan menuliskan maknanya secara tepat

D. MATERI

1. Ciri-ciri pantun nasihat.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : TGT (Team Tag Tournament )
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Guru tema 4
Buku siswa tema 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan 15 menit
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara
selama 15-20 menit materi non pelajaran seperti tokoh dunia,
kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita
inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan buku guru
menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak siswa
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini

Inti Langkah-Langkah Pembelajaran

 Pertama guru menjelaskan ciri-ciri pantun kepada peserta


didik
 Peserta didik diminta untk memperhatikan penjelasan guru
 Setelah penjelasan peserta didik diminta untuk menjelaskan
makna pantun dalam bentuk tulisan.
 Siswa membacakan pantun didepan kelas dengan lafal dan
intonasi yang sesuai.
 Pembagian Kelas Menjadi Tim (Teams)
a. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri
dari 5-6 orang.
b. Tiap kelompok memilih seorang ketua dan seorang
sekretaris.
 Penjelasan Materi
a. Guru memberikan penjelasan singkat kembali tentang
struktur dan ciri-ciri pantun.
b. Guru memberikan contoh pantun kepada setiap kelompok.
c. Siswa membaca pantun dan mencari ciri-ciri pantun.
 Permainan Kompetitif (Games)
a. Setiap kelompok bermain game "Teeka Kata" dengan
memilih salah satu kata yang sudah disiapkan oleh guru dan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
membuat pantun yang berisi kata tersebut.
b. Setiap kelompok mendapatkan poin jika pantun yang
mereka buat sesuai dengan struktur dan ciri-ciri pantun.
 Turnamen (Tournaments)
a. Setiap kelompok membuat pantun dengan tema yang telah
ditentukan oleh guru.
b. Setiap kelompok mempresentasikan pantun yang mereka
buat dan dinilai oleh kelompok lain.
c. Setiap kelompok mendapatkan poin berdasarkan penilaian
dari kelompok lain.
 Evaluasi
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur
pemahaman mereka tentang struktur dan ciri-ciri pantun.
b. Siswa mendiskusikan jawaban mereka bersama dengan
anggota tim.

Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 15


2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Penugasan dirumah
 Untuk mengoptimalkan kerja sama, siswa dapat berbagai
peran dan tugas denga orang tuanya.
5. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

H. PENILAIAN
 Sikap
 Pengetahuan
 Ketrampilan

Mengetahui Suwawa, 2 Januari 2023


Kepala Sekolah Guru Kelas

ABDUL LATIEF ALI UMAR, S.Pd SUTRISNO F S MOHI,S.Pd


NIP. 19680520 199310 1 001 NIP. 20190205 201903 1 003

Materi
1. Pengertian Pantun Pantun adalah bentuk puisi lama yang berasal dari Indonesia. Pantun
terdiri dari empat baris yang memiliki rima akhir yang sama pada baris kedua dan
keempat. Pantun biasanya dibuat dengan bahasa Melayu, dan sering kali digunakan untuk
menghibur dan mengungkapkan pesan tertentu.

Rubrik Penilaian
Teori Belajar
Teori pembelajaran perilaku (behavior) dalam pembelajaran TGT. Teori ini menekankan pada
peran stimulus dan respons dalam pembelajaran, sehingga dapat membantu dalam merancang
pengaturan stimulus (seperti aturan permainan) dan respons yang dapat mempengaruhi perilaku
belajar anggota tim dalam pembelajaran TGT.

Teori pembelajaran humanistik juga dapat diterapkan dalam pembelajaran TGT. Teori ini
menekankan pada pengembangan potensi diri individu dan kebutuhan untuk mencapai
aktualisasi diri. Dalam pembelajaran TGT, pendekatan humanistik dapat digunakan untuk
memperkuat motivasi dan kepercayaan diri anggota tim, sehingga mereka dapat merasa lebih
termotivasi untuk berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif dalam pembelajaran.

Dalam pendekatan humanistik, perhatian diberikan pada pengembangan kemampuan dan


potensi diri individu, sehingga dapat membantu anggota tim dalam mengembangkan kemampuan
mereka secara optimal. Selain itu, dalam pendekatan humanistik, penting juga untuk
memperhatikan aspek psikologis dan emosional individu, sehingga dapat membantu anggota tim
merasa nyaman dan terlibat dalam proses pembelajaran TGT secara positif.

Teori pembelajaran kognitivisme dapat sangat relevan dalam pembelajaran TGT karena
teori ini menekankan pada pengolahan informasi dan konstruksi pengetahuan dalam otak
individu. Dalam pembelajaran TGT, individu perlu dapat memproses informasi dengan cepat dan
akurat, dan kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan tugas atau
masalah yang diberikan.

Pendekatan kognitivis dalam pembelajaran TGT dapat digunakan untuk mengoptimalkan


pengembangan pengetahuan dan keterampilan anggota tim. Dalam pembelajaran TGT, anggota
tim perlu dapat memproses informasi dan memecahkan masalah dengan cepat dan akurat,
sehingga penggunaan strategi kognitif seperti pengorganisasian informasi, pengkodean
informasi, dan pengambilan keputusan dapat membantu meningkatkan kinerja anggota tim.

Selain itu, dalam pembelajaran TGT, kognitivisme juga dapat membantu dalam
pengembangan strategi metakognitif, yaitu kemampuan individu untuk mengawasi dan
mengontrol pemahaman mereka sendiri terhadap materi pembelajaran. Strategi metakognitif
dapat membantu anggota tim dalam memahami dan mengaplikasikan pengetahuan dengan lebih
efektif, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan hasil pembelajaran tim secara keseluruhan.

Teori pembelajaran konstruktivisme juga dapat relevan dalam pembelajaran TGT karena
teori ini menekankan pada peran aktif individu dalam membangun pengetahuan dan pemahaman
mereka. Dalam pembelajaran TGT, anggota tim perlu aktif berpartisipasi dalam membangun
pemahaman dan pengetahuan mereka, baik melalui kolaborasi dan diskusi dengan anggota tim
lainnya, maupun melalui refleksi dan pengalaman pribadi.
Pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran TGT dapat digunakan untuk memperkuat
interaksi dan kolaborasi antara anggota tim, serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
mereka secara bersama-sama. Pendekatan ini juga dapat membantu anggota tim dalam
membangun pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam dan bermakna tentang materi
pembelajaran.

Selain itu, dalam pendekatan konstruktivis, penting untuk memperhatikan konteks dan
pengalaman individu dalam membangun pengetahuan dan pemahaman mereka. Dalam
pembelajaran TGT, konteks permainan dan pengalaman tim dalam bekerja sama dapat menjadi
faktor penting dalam membangun pemahaman dan pengetahuan mereka tentang materi
pembelajaran. Oleh karena itu, pendekatan konstruktivis dapat membantu dalam merancang
pengalaman pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi anggota tim.

Anda mungkin juga menyukai