Anda di halaman 1dari 21

WORKSHOP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI FKTP

Latar Belakang:

Data global angka kejadian HAIs (Healtcare Associated Infection) menunjukkan


rata- rata 1 dari 10 pasien terkena HAIs. Di negara maju setiap 100 pasien ditemukan 7
kasus HAIs sedangkan di negara berkembang terdapat 15 kasus. Jauh lebih tinggi di
atas negara maju. Diperkirakan 15 % belanja Kesehatan habis terpakai oleh karena
kesalahan penanganan atau akibat pasien terinfeksi saat perawatan di Rumah Sakit.
Beban pembiayaan meningkat disebabkan oleh waktu rawat lebih Panjang. Oleh
karena itu HAIs menambah beban kemanusiaan dan ekonomi akibat kematian yang
sebenarnya tidak seharusnya terjadi.

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Permenkes No 27 Tahun 2017 tentang


Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan
ditetapkannnya Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FKTP, yang
wajib dilaksanakan oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan.

FKTP merupakan fasilitas kesehatan yang berada di garda terdepan yang


mengutamakan upaya preventif dan promotif dengan tidak meninggalkan aspek kuratif
dan rehabilitatif. Oleh karena itu, penerapan PPI mencakup infeksi terkait pelayanan
kesehatan, upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang bersumber dari
masyarakat sanagat tepat dilaksanakan secara dini di FKTP. Petugas Kesehatan di
FKTP wajib menerapkan PPI secara konsisten saat memberikan pelayanan di dalam
fasilitas Kesehatan maupun saat di masyarakat.

Pengalaman sangat berharga dengan pandemi covid-19 yang melanda kurang


lebih 220 negara, khususnya di Indonesia, menjadi catatan penting bahwa penerapan
PPI sesuai standar wajib dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.

Agar seluruh stakeholder dan pelaksana di FKTP dapat memahami perkembangan


kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk mendukung layanan Kesehatan
yang bermutu aman dan nyaman, Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia
(ADINKES) Bersama Komisi Akreditasi Kesehatan Pratama (KAKP)
menyelenggarakan workshop dengan topik “Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di FKTP” dengan mengacu pada kebijakan yang berlak
Tujuan

a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat memahami dan meningkatkan tugas pembinaan


dan pendampingan terhadap Implementasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di FKTP.
b. FKTP memahami dan mampu dalam mengimplementasikan Pencegahan dan Pengendalian
Infekai (PPI) yang baik, untuk mendukung peningkatan pelayanan Kesehatan yang aman,
bermutu secara konsisten di era pandemi Covid 19 dan adaptasi kebiasaan baru.

Waktu Kegiatan:

Kegiatan workshop diselenggarakan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 20 Mei sd 21 Mei
2022 sebagaimana jadwal terlampir.

Penyelenggara:
Workshop ini diselenggarakan oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES)
dan Komite Akreditasi Kesehatan Pratama (KAKP)

Peserta:
 Dinas Kesehatan
 Puskesmas
 Klinik
 Fasyankes lain
 Surveior FKTP
 Lain-lain.
Jadwal Acara:

JADWAL ACARA
WORKSHOP PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FKTP
Tanggal 20 s/d 21 Mei 2022

WAKTU MATERI PEMBICARA


PIC : RJ Sukowidodo,
JUM'AT, 20 MEI 2022 SKM,MPH
07.30-08.00 WIB Peserta Log in Panitia
Prof. dr. Budi Sampurna,
08.00-08.10 WIB Pengantar
DFM, SH,SpF,SP
08.10-08.15 WIB Tata Tertib Workshop Panitia
Sambutan Ketua Adinkes & membuka
08.15-08.25 WIB dr H.M. Subuh,MPPM
acara
08.25-08.45 WIB PRE TEST Panitia
Wardanela Yunus,
08.45-09.30 WIB Pengantar PPI
CVRN,SKM,MM
Elis Pujiutami,
09.30-10.15 WIB Penggunaan APD
Skep.Ns.MPH
Wardanela Yunus,
10.15 -11.00 WIB Hand Hygiene
CVRN,SKM,MM
11.00-12.45 WIB ISHOMA
Pengendalian lingkungan dan dr Tjahjono
12.45-13.30 WIB
pengelolaan limbah Kuntjoro,MPH,DrPH
dr Tjahjono
13.30-14.15 WIB PPI pada era Adaptasi Kebiasaan Baru
Kuntjoro,MPH,DrPH
Dekontaminasi peralatan perawatan
drg Tritarayati, SH,MHKes
14.15-15.00 WIBpasien & Linen
15.00-15.45 WIBPenempatan pasien Ns Kuraessin. CVRN, Skep
Perlindungan kesehatan petugas dan dr Rachmat Santika,
15.45-16.30 WIB
Tatalaksana Pajanan SpA(K)
16.30 WIB SELESAI
SABTU, 21 MEI 2022 PIC : Adinkes
07.30-08.00 WIB Peserta Log in Panitia
Wardanela Yunus,
08.00-08.45 WIB Bundles PPI
CVRN,SKM,MM
Infection Control Risk Assesemen Wardanela Yunus,
08.45-09.30 WIB (ICRA) PPI CVRN,SKM,MM
Gortap Sitohang,
09.30-10.15 WIB Tata udara/ruang
S.Kep,MPH
10.15-11.00 WIB Monitoring & Surveilans PPI dr K.M. Taufik, MMR
11.00-11.45 WIB Kewaspadaan berdasar transmisi drg Tritarayati, SH,MHKes
11.45 -12.45 WIB ISHOMA
12.45-13.30 WIB Penyusunan Program PPI drg Tini Suryanti,Mkes
13.30-14.15 WIB Pelaporan Program PPI drg Tini Suryanti,Mkes
Peran Dinkes terhadap pemantauan
14.15-15.00 WIB Kadinkes Kab/Kota
Program PPI di Puskesmas

15.00-15.45 WIB Penerapan PPI di Puskesmas Kepala Puskesmas

15.45-16.05 WIB POST TEST Panitia


16.05 WIB Penutupan Panitia
MATERI KEGIATAN

I . Alat Pelindung Diri (APD)


1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari
kewaspadaan standart.
2. Alat pelindung diri adalah pakaina khusus atau peralatan yang dipakai bertugas untuk
memproteksi diri dari bahaya fisik,kimiawi,biologi/bahan infeksisus.
3. Tujuan menggunakan APD : umtuk melindungi kulit dan membrane mukosa dari
resiko pajama darah,cairan tubuh,secret,elsekret,kulit yang tidak utuh dan selaput
lender dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
4. Indikasi penggunaan APD : jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau
mambran mukosa terkena percikan darah atau cairan tubuh pasien.
5. Jenis Alat Pelindung Diri : topi,sarung tangan,masker/respirator partikulat,pelindung
mata/gpgle/pelindung wajah,gaun,sandal/sepatu tertutup/boot.
6. Cara memilih APD : kaji risiko terkontaminasi ke petugas dan kaji resiko
terkontaminasi dari petugas ke pasien.
7. Straegi penggunaan APD di era Pandemi COVID 19
 Optimalisasi penggunaan APD melalui perencanaan berdasarkan jenis
kegiataan yang dilakukan.
 Melalui monitoring evaluasi terhadap ketersidaan APD sesuai fungsi dan
standartnya.
 Penggunaan APD berdasarkan resiko penularanya yang dikaitkan dengan
kewaspadaan standart dan berbasis tranmisisi.
8. Penggunaan jenis APD berdasarkan kategori risiko penularan : berdasarkan
indikasi,target pasien yang dilayani,risiko paparan,dinamika tranmisi.

II.Hand Heigene
1. Kebersihan tangan adalah salah satu terpenting untuk mengurangi penularan infeksi di
tempat perawatan kesehatan.
2. Di era pandemic covid setahun terakhir menempatkan kebersihan dalam sorotan lebih
dari sebelumnya dan mengembalikan focus pada pentingnya cuci tangan dan
kebersihan tangan meskipun sebagian besar masih menggunakan istilah cuci tangan di
masyarakat.
3. Kebersihan tangan merupakan salah satu kewaspadaan standart.
4. Pengertian hand Heigene adalah merupakan salah satu prosedur paling penting dan
efektif mencegah Healcare Associated Infection (HAIs) bila dilakukan dengan benar
dan baik.
5. Merupakan pilar dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
6. Kebersihan tangan dengan handrub : untuk antiseptic tangan,bila tangan tidak terlihat
kotor,atau pada kondisi yang tidak memungkinkan mencuci dengan air mengalir.
7. Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun : diduga kotor atau terkontaminasi
materi protenius,terkena darah cairan tubuh,kulit yang tidak utuh.
8. 5 Moment kebersihan tangan : sebelum menyentuh pasien,setelah kontak dengan area
perawatan,setelah kontak dengan cairan tubuh pasien,setelah menyentuh pasien,dan
setelah menyentuh objek apapun di sekitar pasien.
9. Pemakaiain sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk kebersihan tangan.

III. Pengendalian Lingkungan dan Pengolahan Limbah


1. Lingkup Pengendalian Lingkungan
2. Limbah B3
 Upaya perbaikan kualitas udara,kualitas air,dan permukaan lingkungan.
 Desain dan kotruksi bangunan.
 Dilakukan untuk mencegah tranmisis mikroorganisme kepada
pasien,petugas,pengunjung.
1. Kualiatas Udara
 Pembatasan jumlah personil di ruangan
 Ventilasi yang memadai
 Tiadk dianjurkan fogging dan sinar UV untuk kebersihan udar,kecuali
penggunaan dry mist dengan penggunaan H2O2 dan pengunaan sinar UV
untuk terminal
 Tidak dianjurkan melakukan kultur permukaan lingkungan secar rutin
kecuali ada out break.
2. Kualitas Air
 Persyaratan kualitas air bersih : bau,rasa,warna,susunan kimia,dan debit
(sesuai peraturan perundangan)
 Perhatikan system jaringan ( ada saluran cadangan)
 System stop kran dan velve
3. Permukaan Lingkungan
 Permukaan lingkungan datar
 Bebas debu,sampah,serangga,binatang pengganggu
 Dibersihkan secara rutin.
4. Pembersihan area Sekitar Pasien
 Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan secara rutin setiap
hari,teermasuk setiap kali pasien pulang /keluar fanyaskes.
 Pembersihan juga dilakukan terhadap barang yang sering tesrentuh tangan
misalnya : gagang pintu,tombol telepen,permukaan meja.
5. Desain dan kontruksi bangunan
 Jumlah petugas kesehatan
 Desain ruang rawat
 Luas ruangan yang tersedia
 Jumlah dan jenis pemeriksaan/prosedur
 Air,listrik,dan sanitasi,
 Ventilasi dan kualitas udara
 Pengelolaan alat medis reused dan disposable
 Pengelolaan makanan,limbah,dan londry.
IV.Penempatan Pasien
1. Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien nin infeksisus
2. Penempatan pasien disesuaikan dengan pola tranmisisi infeksi penyakit pasien
( kontak,airbone<droplet) sebaiknya ruangan tersendiri
3. Semua ruangan terkait cohorting harus diberi tanda kewaspadaan berdasarkan
jenis tramisisnya.
4. Pasien HIv tidak diperkanakan dirawat bersama dengan pasien TB dalam satu
ruangan tetapi pasien TB-HIV dirawat dengan pasien sesame TB.
5. Tatalaksana Penempatan pasien :
 Pengedalian administrative
 Pengendalian Lingkungan
 Pengendalian Perlindungan Diri
6. 5 tahap Penegndalian Administratif
 Skrining : mengidentifaikasi pasien batuk saat dating/sedang menunggu
diruang pendaftaran.
 Edukasi : etika batuk,menyediakan tisu dan masker,tempat pembuangan
tissue dan dahak yang benar.
 Ruang atau loket pendaftaran khusus : menempatkan semua pasien suspek
Tb dan pasien Tb diruang tunggu yang mempunyai ventilasi baik
 Pemisahan : mempercepat penatalaksaanaan bagi pasien
 Diagnosis dan terapi: lakukan diagnosis dengan cepat dan tepat dan
memeberikan pengobatan standart.

V.Perlindungan Kesehatan Petugas dan Tatalaksana Pajanan

1. Definisi : Agar terciptanya tatanan kerja di FKTP yang mempertimbangkan aspek


keselamatan dan ksehatan petugas kesehatan terutama resiko pajanan penyakit
infeksi.
2. Tujuan : Melindungi petugas kesehatan dan keselamatan petugas baik tenaga
medis,perawat,bidan,maupun petugas bpenunjang sebagai orang yang paling
berisiko terpapar penyakit infeksi.
3. Semua petugas kesehatan menggunakan APD sesuai indikasi saat memberi
pelayanan yang berisiko terjadi paparan darah,cairan tubuh,bahan infeksis atau
bahan berbahaya lainya.
4. Adaptasi Kebiasaan Baru di puskesmas pada pandemic Civid 19
 Pengaturan alur
 Skrining dan triase
 Protokol kesehatan
 Pelaksaanaan kepatuhan terhadap kewaspadaan isolasi
 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
 Pelajari dan laksanakan panduan pelayanan kesehatan masa pandemic
covid 19
5. Protokol bagi petugas kesehatan
 Sebelum berangkat ke RS : Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan
sehat,lapor pada pimpinan jika sakit dan istirahat sampai sembuh,tidak
memakai perhiasaan dan aksesoris ke rs,selalu pakai masker,siap hand
sanitizer,
 Di Rumah sakit : bagi petugas yang melakukan kontak dengan pasien ganti
baju pribadi dengan baju jaga,diwajibkan mencuci denagn sabun dan air
mengalir 40 s/d 60 detik,selalu menggunakan masker saat bekerja.
6. Alur paparan pasca pajanan setiap FKTP
 Tertusuk jarum terkontaminasi : cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun,segera lapor ke atasan,buat laporan treatment klinik,staf periksa
darah,HBsAG-AntiHCV Pasien dan HIV(+) kemudian follow up 3,5,9
bulan,1 tahun
 Terpajan Cairan tubuh : Pada kulit cuci dengan sabun dan air mengali,pada
mukosa cuci dengan air,segera lapor kea san,buat laporan treatment
klinik,periksa darah HBsAG-AntiHCV Pasien dan HIV(+) kemudian
follow up 3,5,9 bulan,1 tahun

VI. Pengelolaan Peralatan Kesehatan dan Linen


1. Dekontaminasi adalah suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis/objek,melalui
proses preclening,cleaning,desinfeksi dan sterilisasi sehingga alat tersebut
siap,aman untuk digunakan.
2. Klasifikasi alat kesehatan
 Tinggi ( Critical)
Kontak dengan jaringan steril,system peredaran darah,seperti intrumen
bedah,laparoskop,kateter jantung,scapel,implant.

 Sedang (Semi Critikal)


Kontak dengan mambran mukosa yang utuh,mudah terkontaminasi
mikroba,seperti endoscope,laryngoscope,dan segala media yang
mempunyai scope.
 Rendah ( non-Ctitical)
Kontak dengan kulit yang utuh dan tidak menegnai mambran
mukosa,lingkungan secara tidak langsung seperti
stetoskope,linen,tensimeter,lantai dinding,tempat tidur.
3. Prinsip Dekontaminasi
 Precleaning
 Pembersihan
 Disenfektan
 Sterilisasi
4. Pengelolaan Linen
 Terkontaminasi : Hilangkan bahan padat,kmasukan kantong
kuning,diangkut memakai trolley tertutup
 Kotor : masukan kantong hitam,angkut dengan trolley tertutup.

VII.Budles Pencegahan dan Penedalian Infeksi


Strategi Pencegahan dan Manajemen HAIs
1. Ventilator Associated Infention
2. Infeksi aliran darah (IAD)
3. Infeksi saluran kemih ( ISK
4. Infeksi daerah operasi (IDO)
5. Infeksi Lainya
Masalah terkait pelaksanaan BUNDLES
1. Faktor perilaku individu
2. Manajemen perubahan
3. Sumber daya ( Peralatan dan Petugas)
4. Team work dan komunikasi

VIII.Infection Contro Risk Assement (ICRA) dalam PPPI


ICRA adalah system yang digunakan untuk menilai bahaya dari infeksi di fasilitas kesehatan
yang dapat menyebabkan kerugian bagi pasien,keluarga,petugas,pengunjung,lingkungan.

ICRA dibagi menjadi :


1. ICRA Program : identifikasi resiko,analisa resiko,penilaian dan penentuan
skor,peneglolaan resiko,dan membuat plan of action ( rencana kegiataan)
2. ICRA kontruksi : Suatu pengkajian multidisilinyang prosesnya di dokumentasikan untuk
mengidentifikasisecara proaktif dan mengurangi resiko infeksi yang bias terjadi selama
kegiataan kontruksi.
Kajian Resiko Pelayanan puskesmas
 Tindakan pelayana poli gigi
 Pertolongan persalinan
 Nebulier oksigen
 Penyuntikan yang aman
 Hasil audit program PPI

IX.Tata Udara Dan Ruang

Kualitas Udara
 Tidak bau bebas H2S,amoniak,debu asbes,
 Cahaya intensitas yang baik
 Ventilasi ruang operasi dan ruang isolasi pasien imunokompromise dijaga pada tekanana
lebih posistif sedikit
 Ventilasi ruang isolasi penyakit menular harus dijaga pada tekanan lebih negative dari
lingkungan luar.
Pengendalian Tata Udara
 Tekanan seimbang tekanan negative
 Tekanan posistif
 Suhu
 Kelembabapan
 ACH/sirkulasi/Aliran
Rekayasa Lingkungan Selama Pandemi Covid 19
 Pemisahan pintu dan masuk pasien ,petugas
 Membuka jendela 3 kali sehari
 Pemasangan exhause fan setiap ruangan tertutup
 Memasang pembatas dan menjaga jarak antar tiap ruangan.
 Pemisahan poli demam dengan taat udara menggunakan hepafilter atau pemasangan
exhause fan.
 Area tindakan aerososl di pasang sekat dan pasang exhause fan
 Ruang pasien dan pasien suspek dipisahkan
 Pembuataan ruang tunggu yang terbuka
 Pendaftaran online dengan mengatur jam kedatangan mengurangi penumpukan.

X.Monitoring Dan Survailace PPI

Monitoring
 Monitoring adalah untuk memastikan agar pelkasaanan program sesuai dengan
perencanaan kegiataan /kebijakan SOP program PPI.
 Monitoring harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan dalam rangkaperbaikan
kinerjaprogram PPI
Evaluasi
 Untuk menilai atau membandingkan antara realisasi capain dan target yang diharapkan
dari kerja program PPI
 Untuk memperbaiki system kerja
Tahapan Melakuakan MONEV
1. Menetapkan instrument,standart,kriteria monev
2. Pelaksanaan MONEV
3. Melakukan GAP antara pelaksanaan dengan standart/kriteria yang digunakan
4. Identifikasi permasalahan,apa akr masalahnya,solusi perbaikan serta target yang ingin
dicapai
Monev dapat dialkukan dengan cara : Lokmin,audit,supervise,rapat tinjauan manajmeen.

Audit PPI
 Pengertian adalah kegiataan mengumpulakan data dan informs yang factual dan
signifikan melalui interaksi secara sistematis,objektif,dan terdokumen.
 Tujuan : untuk menilai adanya kesenjangan antara target yang dietapkan dengan capaian
pelaksanaan di pelayanan kesehatan dan menilai keptuhan terhadap standart
 Sasaran : saran dan prasarana,kepatuhan petugas terhadap standar PPI,factor resiko
penyabab terjadinya infeksi.

Lingkup yang dapat Diaudit di PPI


 Aspek manajerial
 Aspek kepatuhan
 Saraana dan prasarana
 Sarana penunjang pelayanan

Langkah _ langkah Audit PPI


 Mmebuat rencana audit sesuai prioritas masalah
 Menyiapkan tools audit
 Lakukan audit dengan waktu 15-30 menit
 Lakukan penilaian dan analisi data
 Bandingkan hasil penilaian dengan krieria yang digunakan.

Waktu pelaksanaan audit


 Selama jam sibuk atau pelayanan sedang berlangsung
 Waktu 15 – 30 menit (kebersihan tangan)
 Dilakukan sesuai program PPI atau jika ada temuan
 Dalkukan oleh orang yang terlatih dan pengamatan langsung lebih akurat

XI.Kewaspadaan Tranmisi

1. Pengertian
 Yaitu tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilaukan baik yang
belum atau yang sudah terdiagnosa penyakit infeksi.
 Kewaspadaan ini diterapkan untuk mencegah dan memutus rantai penularan
penyakit lewat kotak,droplet dan udara
2. Indikasi
 Saat pertama kali menerima pasien di triage
 Saan akan melakukan tindakan pemasangan alat
 Saat akan melakukan tindakan bedah
 Saat melayani langsung pasien dengan infeksi menular ditranmisikan
kontak,droplet,dan udara
 Saaat melakukan tindakan yang menghasilkan aerosol.

XII.Penyusunan Program PPI

Program PPI
 Kewaspadaan standart
 Pencegahan PPI dengan BUNDLES HAIs
 Survailance HAIs
 Pendidikan dan pelatihan PPI
 Pengunaan AB yang bijak
Tahapan implementasi PPI dalam program PPI
 Fanyaskes ( RS,Puskesmas,Klinik) membentuk komite PPI/Tim PPI yang berada
dibawah Direktur/kepala puskesmas/pemilik klinik
 komite PPI/Tim PPI bertugas dan memiliki fungsi dan kewenangan yang jelas
sesaui pedoman pencegaha dan pengendalian infeksi
 pelaksan atau penunjuk komite PPI/Tim PPI berdasarkan SK yang memiliki peran
fungsi dan tanggung jawab yang jelas

Dokumentasi Kegiatan :
Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah
Atas Nama :Ni Made Ikawati

250.000.00,-

Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah


Atas Nama :dr. Ni Putu Purlimaningsih,S.Ked.,M.Kes

250.000.00,-

Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah


Atas Nama :dr. I Gede Sukma Okta Perdana.,SH.,S.Ak.,MH

250.000.00,-

Anda mungkin juga menyukai