Anda di halaman 1dari 13

Lontar: Journal of Community Health

Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 171

Hygiene, Sanitation, and The Contents of Escherichia coli in Ice Cubes at


Pasar Malam Kampung Solor, Kupang
Fitria S. Wahyuni 1*, Agus Setyobudi2, Indriati A. Tedju Hinga3
1, 2, 3
Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana

ABSTRACT

Ice cubes are complementary food products that are added to drinks to make them cool and
refreshing and are also in great demand by the public. Therefore, the ice cube production process
must also meet food safety for the sake of public health. The research design used descriptive
observation, to describe or provide an overview of the hygiene and sanitation of ice cube processing,
as well as the bacteriological content of ice cubes produced by households at Pasar Malam Kampung
Solor by conducting the Most probable Number (MPN) Escherichia coli test. The sample used the
purposive sampling technique. Data collection techniques using interviews and observation. The
results of this study indicate that the hygiene and sanitation of ice cube processing for the home
industry at Pasar Malam Kampung Solor have not met the requirements, seen from the use of raw
water, the behavior of handlers, equipment, and unhygienic processing methods. The results of
laboratory examinations found that 50% of the ice cube samples were negative and 50% of the ice
cube samples were positive containing Escherichia coli bacteria with levels of Escherichia coli
bacteria, namely 20 MPN/100 ml and 240 MPN/100 ml (not eligible) or exceeding the threshold > 0
MPN /100 ml according to Permenkes 492/Menkes/PER/IV/2010.
Keywords: ice cube, hygiene, sanitation, Escherichia coli

PENDAHULUAN
Pangan merupakan semua produk Sanitasi memiliki peranan penting untuk
hayati berasal dari pertanian, perkebunan, mencegah mikroorganisme patogen tumbuh
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan berkembang pada makanan, minuman,
dan air, baik yang diolah ataupun tanpa alat-alat, dan bangunan dengan melakukan
diolah untuk konsumsi manusia yang sebagai pengendalian kondisi lingkungan.(3)
makanan atau minuman, termasuk bahan Air yang jernih, tidak berasa, tidak
tambahan pangan, bahan baku pangan dan berbau, dan tidak mengandung zat-zat
bahan lainnya yang digunakan untuk berbahaya yang dapat mengganggu
penyiapan, pengolahan dan/atau pembuatan kesehatan merupakan air minum yang baik
makanan atau minuman.(1) dan aman untuk dikonsumsi. Konsumsi air
Keamanan bahan baku pangan minum ada dua jenis, yaitu air yang
merupakan keadaan dan usaha yang perlu dikonsumsi secara langsung dan air yang
dilakukan untuk menghindarkan bahan sebelum dikonsumsi harus melalui proses
tambahan pangan dari pencemaran yang bisa pengolahan. Proses pembekuan merupakan
menyebabkan gangguan, kerugian, dan salah satu cara mengolah air minum, yang
berbahaya bagi kesehatan konsumen. ditandai dengan terjadinya perubahan wujud
Penerapan higiene dan sanitasi bertujuan air menjadi es.(4)
untuk membebaskan pangan dari Es batu adalah produk pangan
pencemaran yang dapat berasal dari pelengkap yang menimbulkan rasa dingin
penjamah dan alat-alat yang dipakai untuk dan menyegarkan dan biasanya ditambahkan
mengolah makanan atau minuman tersebut.(2) pada minuman, juga banyak diminati oleh
Higiene pedagang sangat berpengaruh masyarakat. Es batu sebagai produk pangan
terhadap keamanan pangan untuk pelengkap banyak ditemui terutama pada
menghindari bahan pangan tidak tercemar. minuman, baik pada pedagang kaki lima,
*Corresponding author: kantin maupun warung makan. Cara
fitriasrywahyuni8@gmail.com penyajian es batu pun beragam baik yang

e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.


https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 172
digunakan langsung pada minuman atau tersebut dibuktikan dengan ditemukannya
yang hanya digunakan sebagai pendingin bakteri Escherichia coli sebanyak 23 (50%)
minuman dari luar. dari 46 sampel es batu yang digunakan oleh
Mikroorganisme yang ada pada es batu pedagang tidak memenuhi syarat
mengakibatkan kualitas es batu menjadi bakteriologis sesuai dengan SNI 013839-
rendah, dikarenakan mikroorganisme akan 1995 mengenai mutu es batu di Indonesia.
berada dalam keadaan “tidur” (dorman) pada Hal ini dikarenakan pedagang belum
suhu rendah, sehingga proses pertumbuhan menerapkan prinsip higiene dengan baik dan
mikroorganisme akan terhenti sementara benar.(9)
waktu. Hal ini dikarenakan suhu Bakteri koliform juga ditemukan pada
mempengaruhi penguraian metabolisme semua sampel es batu yang bervariasi mulai
dengan bantuan enzim dan juga dari 96/100 ml sampai 240/100 ml dan
mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatis. bakteri Escherichia coli mulai dari 38/100
Es batu yang tercemar mikroorganisme ml sampai 240/100 ml sampel.(10)
patogen dapat mengakibatkan konsumen Nurmalasari tidak menemukan adaya
terpapar bakteri dalam proses perbedaan antara kualitas es batu kristal dan
pengonsumsiannya dikarenakan suhu es akan es batu kemasan plastik. Hal tersebut
kembali naik dan bakteri yang dorman akan disebabkan pada es batu kristal dan es batu
kembali beraktivitas.(5) kemasan plastik mengandung bakteri
Mikroorganisme yang paling sering koliform dan Escherichia coli. Hal ini
mengkontaminasi air berasal dari golongan dipengaruhi oleh faktor seperti penggunaan
Enterobacteriaceae atau bakteri enteric. sumber air baku, tempat penyimpanan,
Bakteri anggota famili Enterobacteriaceae personal hygiene, dan peralatan pemecah es
juga biasa mengkontaminasi makanan dan batu.(11)
minuman, baik yang telah dimasak, Berdasarkan hasil pengamatan dan
dibekukan, maupun yang tidak dimasak dan wawancara yang dilakukan terhadap 16
tidak dibekukan.(6) pedagang minuman di wilayah Pasar Malam
Beberapa bakteri anggota famili Kampung Solor diketahui bahwa es batu
Enterobacteriaceae bersifat patogen yang digunakan dalam pembuatan minuman
penyebab infeksi saluran cerna, di antaranya bukan merupakan hasil olahan sendiri
genus Escherichia coli, Shigela, Salmonella, melainkan dibeli dari pedagang es batu yang
Enterobacter, Klebsiella, Serrtia dan ada di sekitar wilayah Pasar Malam
Proteusi. Escherichia coli merupakan flora Kampung Solor, yakni terdapat tiga
normal usus yang ikut bersama feses pedagang es batu yang menyuplai kebutuhan
sehingga bila ditemukan di dalam air dengan es batu di Pasar Malam Kampung Solor,
kadar tertentu dapat digunakan sebagai dengan area pendistribusian es batu meliputi
parameter bakteriologis penilaian Pasar Malam Kampung Solor dan warung
(7)
pencemaran pada air. makan disekitarnya. Jumlah produksi es batu
Escherichia coli yang ada dalam dari masing-masing pedagang pun beragam
makanan dan minuman memungkinkan mulai dari 20 sampai 60 balok tiap harinya.
terjadinya penularan penyakit secara fekal Produksi es batu tesebut diperuntukkan guna
oral. Escherichia coli akan masuk ke dalam memenuhi permintaan kebutuhan es batu
saluran pencernaan dan berkembang biak di oleh para pedagang minuman di Pasar
usus halus, dan dapat menimbulkan reaksi Malam Kampung Solor yang beragam mulai
pada konsumen yang berdampak pada dari 2 balok, 4 balok, 5 balok, 6 balok, dan 8
kejadian penyakit, seperti diare yang secara balok tiap malamnya.
pasif ditularkan melalui makanan dan Es batu yang didistribusikan di Pasar
minuman.(8) Malam Kampung Solor dominan
Es batu yang dijual di warung makan menggunakan air baku dari air PDAM dan
kebanyakan telah terkontaminasi bakteri. Hal air sumur yang sebelumnya tidak melalui

e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.


https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 173
proses pemasakan terlebih dahulu (air personal higiene penjamah, higiene sanitasi
mentah). Air PDAM dan air sumur air baku, higiene sanitasi peralatan, dan
merupakan air bersih yang harus diolah higiene sanitasi cara pengolahan mengacu
terlebih dahulu untuk dapat dikonsumsi pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
tetapi berdasarkan observasi di lapangan air 942 tahun 2003 tentang pedoman persyaratan
yang digunakan tidak dimasak melainkan higiene sanitasi makanan jajanan. Sedangkan
langsung dipakai dalam pengolahan es batu. untuk kandungan bakteriologis Eschrichia
Hasil observasi juga menunjukkan coli menggunakan uji laboratorim yang
bahwa pedagang es batu kurang standarnya mengacu pada SNI 01-3839-1995
memperhatikan kebersihan kuku. Hal ini (es batu) dan Permenkes
dilihat dari kondisi kuku pedagang yang 492/MENKES/PER/IV/2010 (kualitas
tidak digunting, dan dalam proses mikrobiologi). Data yang sudah diolah
pengolahan es batu air yang digunakan kemudian dinilai kuantitas bakteriologis
ditampung dalam drum yang ditutup dengan Eschrichia coli disajikan dalam bentuk tabel
seng, lalu air yang ditampung dialiri melalui dan dideskripsikan dalam bentuk narasi.
selang menuju ke baskom kemudian ditimba Penelitian ini telah mendapatkan persetujun
dengan menggunakan gayung. Peralatan etik (etichal aprroval) dari Komisi Etik
yang digunakan untuk pembuatan es batu Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan
sama dengan peralatan yang digunakan Masyarakat Universitas Nusa Cendana
untuk keperluan sehari-hari, sehingga dengan Nomor 2020181.
kebersihan peralatannya kurang terjamin.
Hal-hal inilah yang bisa menjadi sumber HASIL
cemaran Escherichia coli ke dalam es batu.
1. Karakteristik Responden
METODE Responden dalam penelitian ini
Desain penelitian menggunakan sebanyak empat orang, dengan jenis kelamin
observasional deskriptif, untuk laki-laki sejumlah dua orang dan perempuan
mendeskripsikan atau memberikan gambaran sejumlah dua orang. Distribusi responden
tentang hygiene dan sanitasi pengolahan es berdasarkan lama berjualan es batu paling
batu, serta kandungan bakteriologis pada es sedikit < 6 tahun yaitu satu orang (25%), dan
batu produksi rumah tangga di Pasar Malam lama berjualan terbanyak ≥ 6 tahun yaitu tiga
Kampong Solor dengan melakukan uji Most orang (75%).
Probable Number (MPN) Escherichia coli.
2. Higiene dan sanitasi pengolahan es batu
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Pasar
Malam Kampung Solor dan uji laboratorium Hasil pengamatan yang dilakukan
dilakukan di UPTD Laboratorium Kesehatan terhadap produsen es batu dapat dilihat pada
Provinsi NTT pada bulan Desember tahun tabel berikut.
2020. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua produsen es batu rumah tangga yang
menyuplai es batu bagi pedagang minuman
dipasar malam kampung solor yang
bejumlah empat orang. Jumlah sampel dalam
penelitian ini yang memenuhi syarat
sebanyak empat produsen es batu yang
dipilih menggunakan teknik total sampling.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah wawancara dan observasi dengan
instrument yang digunakan adalah lembaran
observasi. Hasil analisis berupa gambaran

e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.


https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 174
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan higiene sanitasi air baku, penjamah, peralatan dan cara
pengolahan es batu produksi rumah tangga di Pasar Malam Kampung Solor Tahun 2020

No. Variabel Jumlah Persentase (%)


Higiene sanitasi air baku
1 Memenuhi syarat 2 50
2 Tidak memenuhi syarat 2 50
Higiene sanitasi penjamah
1 Memenuhi syarat 0 0
2 Tidak memenuhi syarat 4 100
Higiene sanitasi peralatan
1 Memenuhi syarat 0 0
2 Tidak memenuhi syarat 4 100
Higiene sanitasi cara pengolahan
1 Memenuhi syarat 0 0
2 Tidak memenuhi syarat 4 100

Higiene sanitasi air baku menunjukkan Penilaian kategori ini didasarkan pada aspek
bahwa responden yang memenuhi syarat mencuci peralatan dengan air bersih
higiene sanitasi air baku sebanyak dua orang menggunakan sabun, dikeringkan dengan
(50%), sedangkan lainnya tidak. Penilaian kain lap/serbet dan disimpan di tempat
kategori memenuhi syarat didasarkan pada kering dan aman. Penilaian kategori
penggunaan air baku dalam pembuatan es dikatakan memenuhi syarat jika responden
batu, yaitu melalui proses pengolahan menjawab “ya” untuk setiap kriteria dan
terlebih dahulu dengan memasak air sampai tidak memenuhi syarat jika ada salah satu
mendidih, sedangkan yang tidak memenuhi jawaban yang tidak sesuai dengan penilaian
syarat karena responden tersebut kategori.
menggunakan air tanpa melalui proses Higiene sanitasi cara pengolahan
pengolahan terlebih dahulu sebagai air baku menunjukkan bahwa seluruh responden tidak
untuk membuat es batu. memenuhi syarat higiene sanitasi cara
Higiene sanitasi penjamah pengolahan. Penilaian kategori ini
menunjukkan bahwa seluruh responden tidak didasarkan pada aspek, meliputi mencuci
memenuhi syarat higiene sanitasi penjamah tangan sebelum mengolah es batu,
makanan. Penilaian kategori ini didasarkan menggunakan alat khusus (gayung/gelas)
pada aspek tidak menderita batuk atau pilek, untuk mengambil air, alat tersebut hanya
saat batuk atau bersin menutup mulut atau digunakan khusus untuk mengolah es batu
hidung, tidak menggaruk anggota badan, dan tenaga pengolah bekerja dengan cara
mencuci tangan setiap hendak membuat es yang bersih. Penilaian kategori dikatakan
batu, menjaga kebersihan kuku, memakai memenuhi syarat jika responden menjawab
sarung tangan, menjaga kebersihan rambut, “ya” untuk setiap kriteria dan tidak
menutup kepala, menjaga kebersihan memenuhi syarat jika ada salah satu jawaban
pakaian, menutup luka, tidak merokok, dan yang tidak sesuai dengan penilaian kategori.
menggunakan masker. Penilaian kategori
dikatakan memenuhi syarat jika responden
menjawab “ya” untuk setiap kriteria dan
tidak memenuhi syarat jika ada salah satu
jawaban yang tidak sesuai dengan penilaian
kategori.
Higiene sanitasi peralatan
menunjukkan bahwa seluruh responden tidak
memenuhi syarat higiene sanitasi peralatan.

e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.


https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 175
3. Kandungan bakteri Escherichia coli
Tabel 2 Distribusi bakteri Escherichia coli berdasarkan keberadaan, jumlah, dan tingkat cemaran
pada es batu produksi rumah tangga di Pasar Malam Kampung Solor tahun 2020

Kode Sampel Jumlah Keberadaan bakteri Tingkat cemaran


(Nilai MPN)
Sampel A 0 Negatif Memenuhi syarat
Sampel B 20 Positif Cemaran sedang
Sampel C 0 Negatif Memenuhi syarat
Sampel D 240 Positif Cemaran berat

Tabel 2 hasil uji pemeriksaan es batu menggunakan air baku untuk membuat es
di UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi batu berasal dari air yang telah melalui
NTT menunjukkan bahwa sampel A dan C proses pengolahan terlebih dahulu dengan
negatif bakteri Escherichia coli 0 MPN/100 memasak air sampai mendidih (memenuhi
ml, sedangkan sampel B dan D positif syarat), sedangkan dua responden lainnya
mengandung bakteri Escherichia coli dengan tidak memenuhi syarat karena responden
jumlah bakteri berturut-turut, yaitu 20 tersebut menggunakan air yang tidak melalui
MPN/100 ml dan 240 MPN/100 ml. proses pengolahan terlebih dahulu yaitu
Berdasarkan hasil uji laborarium dapat menggunakan air mentah yang telah
dinilai tingkat cemaran bakteri Escherichia ditampung di dalam drum sebagai air baku
coli, yaitu yang memenuhi syarat ada dua untuk membuat es batu. Air tanpa proses
(sampel A dan C), yang termasuk dalam pengolahan terlebih dahulu adalah sarana
kategori cemaran sedang ada satu sampel yang menunjang tempat hidup
(Sampel B), dan yang termasuk dalam mikroorganisme, apabila tidak dimasak
kategori cemaran berat ada satu sampel melalui proses perebusan hingga mendidih
(Sampel D). maka kemungkinan bakteri masih dapat
ditemukan pada air sehingga dapat memicu
PEMBAHASAN terjadinya kontaminasi.(12) Hal inilah yang
menyebabkan masih ditemukannya bakteri
1. Higiene sanitasi air baku
Escherichia coli pada es batu di Pasar
Air yang merupakan bahan utama Malam Kampung Solor.
untuk membuat es batu harus mempunyai Berdasarkan wawancara alasan
kualitas yang sama dengan air minum sesuai pedagang es batu rumah tangga
dengan syarat mutu es batu (SNI 01-3839- menggunakan air tanpa pengolahan terlebih
1995) dan sealan dengan Permenkes RI dahulu adalah karena lebih praktis, hemat
No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang waktu dan biaya, serta keuntungannya lebih
persyaratan kualitas air minum, yaitu besar. Hasil pengamatan di lapangan juga
kandungan bakteri Colifrom dan Escherichia menunjukkan bahwa air baku yang
coli tidak boleh melebihi ambang batas digunakan oleh responden untuk membuat es
0/100 ml. Keberadaan Escherichia coli batu, yaitu tiga responden menggunakan air
menjadi indikator pemeriksaan dalam baku yang bersumber dari PDAM dan satu
hygiene pangan, di mana apabila terdapat responden menggunakan air baku dari air
mikroorganisme di dalam air menunjukkan sumur, di mana dua dari empat responden
bahwa mutu air tersebut buruk dan tidak menggunakan air PDAM yang sudah melalui
aman untuk dikonsumsi. Penggunaan air proses pengolahan dengan cara memasak air
baku untuk membuat es batu harus sama hingga mendidih, sedangkan dua responden
dengan mutu air minum. lainnya yang menggunakan air baku yang
Berdasarkan hasil observasi dan berasal dari air PDAM dan air sumur yang
wawancara diperoleh dua responden yang tidak melalui proses pengolahan terlebih
e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.
https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 176
dahulu. Air baku yang sumbernya berasal menemukan tiga responden yang tidak
dari air hujan, air tanah (air sumur) dan air menderita batuk atau pilek, menutup mulut
permukaan (air PDAM) mempunyai saat batuk atau bersin, tidak menggaruk
kekeruhan yang berubah-ubah dan dapat anggota badan, dan mencuci tangan setiap
dicemari oleh zat-zat kimia dan organisme hendak membuat es batu. Semua responden
penyebab penyakit, maka diperlukan menjaga kebersihan kuku, rambut, dan
pengolahan terlebih dahulu supaya air yang pakaian. Namun, penggunaan alas tangan
masuk ke dalam tubuh manusia baik berupa dalam hal ini adalah sarung tangan saat
minuman ataupun makanan tidak membawa membuat es batu tidak dilakukan oleh semua
bibit penyakit.(12) responden. Sebanyak dua responden yang
Hasil penelitian Hadi dkk. di Pasar memiliki kebiasaan menutup luka dan dua
Lubuk Buaya Kota Padang menemukan responden yang berjenis kelamin perempuan
bahwa penjual minuman menggunakan es menutup kepalanya dengan menggunakan
batu yang telah terkontaminasi bakteri hijab, namun jilbab bukan tergolong ke
koliform. Bakteri tersebut mengakibatkan dalam perlengkapan topi penjamah. Semua
rendahnya kualitas es batu dikarenakan responden baik laki-laki ataupun perempuan
penggunaan air baku yang tidak dimasak tidak merokok saat membuat es batu.
sampai mendidih, sehingga bakteri koliform Sebanyak dua responden tidak menggunakan
tidak mati dan masih ditemukan di dalam masker. Hal ini menggambarkan bahwa
air.(13) Hal ini didukung oleh penelitian empat produsen es batu yang menyuplai
Rahman dan Rahayu yang menyatakan kebutuhan es batu di Pasar Malam Kampung
bahwa kurangnya kesadaran penjamah Solor tidak memenuhi syarat sesuai dengan
tentang higiene personal mengabatkan air dengan Kepmenkes RI No.
baku terkontaminasi Escherichia coli.(14) 942/Menkes/SK/VII tahun 2003. Hal ini
dikarenakan semua responden tidak
2. Higiene sanitasi penjamah memakai sarung tangan, masih ada satu
responden yang menggaruk anggota badan
Penjamah adalah orang yang memiliki
saat membuat es batu, terdapat dua
kontak langsung ataupun tidak dengan
responden yang tidak menutup kepala,
makanan dan peralatannya mulai dari tahap
sebanyak dua responden tidak menutup luka,
persiapan, pembersihan, pengolahan,
masih ada satu responden yang tidak
pengangkutan sampai dengan
(15) mencuci tangan sebelum mengolah es batu,
penyajiannya. Penerapan higiene sanitasi
serta sebanyak dua responden yang tidak
penjamah merupakan suatu usaha
menggunakan masker.
menyehatkan makanan atau minuman sebab
Penjamah makanan seharusnya
penjamah memiliki potensi untuk
memenuhi persyaratan higiene sanitasi
menularkan bakteri secara pasif. Penjamah
dalam melakukan penanganan makanan
harus menjaga higiene personalnya, seperti
jajanan sesuai Kepmenkes RI No.
selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
942/Menkes/SK/VII tahun 2003. Persyaratan
mengalir serta menggunakan sabun sebelum
tersebut meliputi tidak menderita batuk atau
memegang makanan untuk menghindari
pilek, saat batuk atau bersin menutup mulut
kontaminasi bakteri patogen terhadap
atau hidung, tidak menggaruk anggota
makanan atau minuman yang diolah.
badan, mencuci tangan setiap hendak
penjamah juga harus menutup luka, bila
membuat es batu, menjaga kebersihan kuku,
terdapat luka pada tangan dengan
memakai sarung tangan, menjaga kebersihan
menggunakan media pelindung kedap air,
rambut, menutup kepala, menjaga kebersihan
misalnya dengan menggunakan plester
pakaian, menutup luka, tidak merokok, dan
luka.(16)
menggunakan masker.
Penelitian yang telah dilakukan
Menurut observasi dan wawancara
terhadap empat penjamah yang menyuplai es
yang dilakukan masih ada penjamah es batu
batu di Pasar Malam Kampung Solor telah
e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.
https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 177
rumah tangga yang tidak mencuci tangan makanan dan minuman. Hygiene sanitasi
sebelum membuat es batu dan ada juga yang peralatan penting untuk menjaga kebersihan
mencuci tangan menggunakan sabun, namun semua alat-alat yang dipakai dalam
bukan pada air yang mengalir melainkan pengolahan dan penyajian makanan dan
menggunakan air yang ditampung dalam minuman.(15) Kepmenkes RI No.
wadah. Penjamah es batu yang tidak 942/Menkes/SK/VII tahun 2003 tentang
menutup luka yang terdapat pada tangannya, pedoman persyaratan higiene sanitasi
membiarkan luka tersebut terbuka dengan makanan jajanan juga memuat mengenai
asumsi bahwa luka akan lebih cepat peralatan yang digunakan untuk mengolah
mengering dan sembuh bila terkena angin. dan menyajikan makanan harus memenuhi
Penjamah juga memiliki kebiasaan persyaratan higiene sanitasi, guna menjaga
menggaruk anggota tubuh saat membuat es pemeliharaan peralatan harus melakukan
batu dan seluruh penjamah tidak proses pencucian alat menggunakan air
menggunakan alas tangan saat membuat es bersih dan sabun, lalu dikeringkan dengan
batu. Hal-hal inilah yang memungkinkan kain lap/serbet, kemudian disimpan di
terjadinya kontaminasi bakteri yang tempat yang bersih dan aman serta bebas dari
bersumber dari tangan penjamah saat proses kontaminasi. Penelitian yang dilakukan
pengolahan berlangsung. Penyebab yang terhadap empat produsen es batu, diperoleh
paling umum mengakibatkan kontaminasi bahwa masih ada responden yang tidak
bakteri yaitu melalui sentuhan tangan saat mencuci alat-alat yang digunakan dengan air
proses pengolahan makanan atau minuman. bersih dan sabun, semua responden tidak
Hasil penelitian Apriany dkk. mengeringkan alat-alat dengan kain
menemukan bahwa ada hubungan antara lap/serbet, kemudian terdapat dua responden
higiene sanitasi penjamah makanan dengan yang tidak menyimpan peralatan ditempat
kontaminasi bakteri Escherichia coli (p value yang kering dan aman, seperti baskom yang
= 0,002) di Kecamatan Medan Amplas.(17) dipakai dalam membuat es batu diletakkan
Sejalan juga dengan penelitian Harnani dan begitu saja di tanah yang berpeluang
Rozie yang juga menyatakan bahwa personal terkontaminasi oleh debu dan bakteri. Hal ini
hygiene pedagang termasuk dalam kategori berpotensi untuk meningkatakan kontaminasi
kurang baik, dikarenakan pedagang tidak terhadap peralatan yang sudah dibersihkan
berperilaku bersih, tidak mencuci tangan namun tidak disimpan pada tempat yang
setiap hendak mengambil minuman, selalu terlindung dari sumber pencemaran seperti
berbicara sewaktu bekerja, tidak memakai lalat atau debu. Hal ini menggambarkan
celemek, tidak menjaga kebersihan bahwa empat responden tidak memenuhi
peralatan, dan kerapkali melakukan gerakan syarat sesuai dengan Kepmenkes RI No.
seperti menggaruk bagian tubuh.(18) Tangan 942/Menkes/SK/VII tahun 2003. Kebersihan
merupakan ujung tombak dalam melakukan alat yang digunakan dalam pengolahan
berbagai kegiatan sehingga dalam merupakan salah satu syarat penyajian
melakukan kegiatan apapun akan lebih dulu pangan untuk menghindari kontaminasi bibit
berinteraksi dengan tangan termasuk saat penyakit yang dapat dilakukan dengan
mengolah es batu. Kondisi tangan yang kotor mengeringkan peralatan dengan serbet dan
akan berpengaruh terhadap kebersihan dibiarkan kering di udara terbuka dan bebas
proses pengolahan es batu karena akan pencemaran.(19)
memungkinkan terjadinya perpindahan bibit Penelititian ini sejalan dengan Isnawati
penyakit yang berasal dari tangan penjamah dalam Rahman dan Rahayu yang
es batu. menemukan bahwa kontaminasi bakteri
bersumber dari peralatan yang digunakan
3. Higiene sanitasi peralatan untuk penyiapan, pembuatan, penyimpanan
dan penyajian es batu, di mana peralatan
Peralatan merupakan alat-alat yang
yang digunakan masih dalam keadaan kotor
dibutuhkan untuk proses penanganan
e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.
https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 178
sehingga memungkinkan terjadinya sehari-hari. Semua tenaga pengolah bekerja
(14)
kontaminasi. kontaminasi silang dapat dengan cara yang tidak bersih. Hal ini
terjadi apabila tidak menjaga kebersihan dari menggambarkan bahwa higiene sanitasi cara
peralatan yang digunakan dalam mengolah pengolahan es batu tidak memenuhi syarat
es batu. Hal ini didukung oleh penelitian sesuai dengan pedoman persyaratan higiene
Cahya dkk. yang menerangkan bahwa sanitasi makanan jajanan, di mana sebagian
kebersihan alat yang kurang diperhatikan besar responden sebelum mengolah es batu
dalam proses pembuatan es batu dapat mencuci tangan dengan sabun namun bukan
menjadi faktor pemicu ditemukannya bakteri pada air yang mengalir, bahkan ada satu
patogen dan mengakibatkan rendahnya responden yang tidak mencuci tangan
kualitas es batu yang diproduksi.(20) sebelum mengolah es batu. Kebersihan
tangan dari tenaga pengolah es batu memiliki
4. Higiene sanitasi cara pengolahan peranan yang penting dalam memungkinkan
terjadinya transmisi bakteri dari manusia ke
Pengelolaan makanan adalah
makanan, sehingga perlu dilakukan upaya
serangkaian kegiatan yang dimulai dari tahap
untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi
pemilihan bahan baku, pembuatan,
dengan mencuci tangan pada air bersih yang
pengubahan bentuk, pengemasan,
mengalir menggunakan sabun. Kegiatan
pewadahan, pengangkutan, dan penyajian.
mencuci tangan merupakan hal sederhana
Pengolahan makanan merupakan suatu cara
yang harus dilakukan sebelum mengolah es
yang dilakukan untuk mengubah bentuk dari
batu, namun masih ada tenaga pengolah yang
bahan baku menjadi makanan jadi, yang
tidak menerapkan hal tersebut. Semua
mengacu pada pedoman cara pengolahan
responden menggunakan media gayung
yang baik dan benar meliputi tempat
untuk mengambil air yang tidak hanya
pengolahan yang sesuai dengan persyaratan
dikhususkan untuk pengolahan es batu
higiene sanitasi untuk meminimalisir
melainkan juga digunakan untuk kebutuhan
makanan/minuman terkonaminasi;
sehari-hari, seperti pemanfaatan gayung
menggunakan wadah yang mempunyai tutup
untuk menimba air pada wadah/gentong
dan dapat menutup dengan sempurna;
penampungan air bersih untuk kegiatan
menggunakan peralatan bersih yang siap
memasak dan mencuci peralatan dapur.
pakai; memperhatikan kebersihan peralatan
Penggunaan gayung tersebut dapat
serta kondisi peralatan harus utuh dan tidak
menyebabkan terjadinya kontaminasi silang
retak; menyiapkan semua peralatan yang
akibat ketidaktahuan dalam proses
akan digunakan dan bahan
pengolahan, di mana memungkinkan peluang
makanan/minuman yang akan diolah sesuai
terjadinya transmisi bakteri dari penggunaan
prioritas; serta dilakukan secara hati-hati
gayung untuk aktivitas sebelumnya dan
sesuai dengan prinsip higiene sanitasi.(21)
digunakan lagi untuk pembuatan es batu.
Jumlah produksi es batu dalam sehari
Tenaga pengolah perlu untuk menyediakan
dari keempat responden bervariasi mulai dari
gayung khusus dalam pembuatan es batu
30-60 es kemasan plastik, dengan sistem
guna meminimalisir peluang terjadinya
pendistribusiannya diantar langsung oleh
transmisi bakteri. Kontaminasi silang dapat
produsen kepada para pedagang minuman di
dihindari dengan melakukan penggunaan alat
Pasar Malam Kampung Solor maupun para
khusus dengan memisahkan peralatan yang
konsumen yang mengambil sendiri di lokasi
digunakan untuk menangani bahan pangan
produksi. Hasil observasi dan wawancara
mentah dan pangan masak.(22)
diperoleh bahwa sebanyak tiga reponden
Hasil penelitian Septiani dkk.
mencuci tangan sebelum mengolah es batu.
menunjukkan bahwa titik kritis pencemaran
Semua responden juga menggunakan gayung
bakteri pada produsen es batu skala rumah
untuk mengambil air. Gayung tersebut tidak
tangga meliputi penggunaan air baku tanpa
hanya digunakan untuk mengolah es batu
proses pemasakan terlebih dahulu, serta cara
melainkan juga digunakan untuk keperluan
e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.
https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 179
pengisian air ke dalam kantong plastik proses pengolahan terlebih dahulu dengan
menyebabkan peluang terjadinya cara memasak air hingga mendidih,
kontaminasi silang.(23) melainkan ada juga yang menggunakan air
yang tanpa proses pengolahan terlebih
5. Keberadaan bakteri Escherichia coli dahulu.
Penelitian yang dilakukan oleh
Proses pembekuan tidak mematikan
Warsiyah & Warniningsih menunjukkan
bakteri sehingga masih ditemukan di dalam
bahwa es batu yang didistribusikan ke pasar
air, oleh karena itu ketika es batu mencair
Kota Gede Yogyakarta mengandung bakteri
maka akan memungkinkan bakteri yang
Escherichia coli yang melebihi syarat
dorman kembali beraktivitas.(5) Hal inilah
kesehatan yaitu di atas 0 MPN/100 ml.25
yang perlu diperhatikan bahwa pada suhu
Escherichia coli yang ditemukan pada es
rendah bakteri Escherichia coli yang terdapat
batu karena adanya sumber cemaran yang
pada es batu tidak mati selama proses
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu bahan
pembekuan tetapi mengalami dorman di
baku, alat dan praktik higiene yang buruk.(26)
mana perkembangannya terhambat utuk
sementara waktu namun masih dapat 6. Jumlah bakteri Escherichia coli
bertahan hidup. Bakteri Escherichia coli
yang masih terkandung dalam es batu Perhitungan bakteri bisa diketahui
cenderung akan memulihkan kelangsungan dengan melakukan uji MPN (Most Probable
hidupnya saat es batu mencair ke dalam Number). MPN merupakan suatu metode
minuman, kemungkinan bakteri dapat yang dipakai dalam menghitung jumlah
bertahan hidup dan bila dikonsumsi dalam bakteri menggunakan data kualitatif dari
jumlah tertentu akan membahayakan hasil pertumbuhan dalam seri tabung untuk
kesehatan.(24) mendapatkan jumlah data kuantitatif bakteri,
Hasil uji pemeriksaan laboratorium terutama mikroba dari golongan koliform
menunjukkan bahwa dua sampel es batu pada medium berbentuk cair.(27)
negatif dan dua sampel es batu lainnya Hasil uji laboratorium memperlihatkan
positif mengandung bakteri Escherichia coli. ada dua sampel es batu yang tidak melebihi
Pengujian terhadap sampel yang positif ambang batas yaitu 0 MPN/100 ml, satu
mengindikasikan bahwa masih terdapat es sampel es batu dengan kadar bakteri
batu rumah tangga yang tercemar bakteri Escherichia coli 20 MPN/100ml, dan satu
Escherichia coli yang digunakan di Pasar sampel lainnya memiliki kadar bakteri
Malam Kampung Solor. Es batu yang Escherichia coli sebanyak 240 MPN/100 ml.
memiliki kandungan bakteri Escherichia coli Berdasarkan hasil uji laboratorium tersebut,
di dalamnya tidak layak untuk dikonsumsi dapat dikatakan bahwa dua sampel es batu
karena melebihi ambang batas. Hal ini sesuai memenuhi syarat, sedangkan dua sampel es
dengan Permenkes batu lainnya tidak memenuhi syarat karena
492/Menkes/PER/IV/2010 bahwa kandungan terkontaminasi bakteri Escherichia coli yang
bakteri Escherichia coli tidak boleh melebihi melebihi ambang batas sesuai dengan syarat
0 MPN/100 ml. mutu es batu SNI 013839-1995 (es batu)
Hasil observasi dan wawancara, yang sejalan dengan Permenkes
menunjukkan bahwa kesadaran produsen es No.492/Menkes/PER/IV/2010 untuk melihat
batu tentang praktik higiene sanitasi masih kandungan bakteri Escherichia coli, bahwa
kurang. Kebiasaan yang sering diabaikan kandungan bakteri Escherichia coli tidak
oleh produsen es batu di antaranya adalah boleh melebihi ambang batas > 0/100ml air.
mencuci tangan dengan sabun namun bukan Penelitian yang dilakukan oleh
pada air yang mengalir. Produsen juga Yudhiyanti dan Sasongko menunjukkan
kurang memperhatikan kebersihan peralatan bahwa 16 sampel yang diperiksa positif
yang dipakai, tidak semua produsen mengandung bakteri koliform yang melebihi
menggunakan air baku yang telah melalui ambang batas sesuai dengan Permenkes No.
e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.
https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 180
492/Menkes/PER/IV/2010.(28) Pemeriksaan digunakan tidak dikeringkan dengan kain
es batu dengan metode MPN terhadap lap/serbet dan tidak disimpan pada tempat
delapan sampel es batu kristal menunjukkan yang kering dan aman. Sampel D yang
bahwa seanyak enam sampel didapatkan tergolong cemaran berat diolah dengan
hasil positif terkontaminasi bakteri menggunakan air baku yang tanpa proses
Escherichia coli dan dua sampel lainnya pengolahan terlebih dahulu, penjamah tidak
negatif.(29) mencuci tangan sebelum mengolah es batu,
menggaruk anggota badan, tidak memakai
7. Tingkat cemaran bakteri Escherichia sarung tangan, alat yang sudah dipakai hanya
coli dicuci dengan air tanpa menggunakan sabun,
alat tersebut tidak dikeringkan dengan kain
Penilaian status cemaran ini sesuai
lap/serbet dan tidak disimpan dengan baik.
dengan KepmenLH No. 115 tahun 2003
Es batu rumah tangga sampel A dan C layak
tentang penentuan status mutu air untuk
untuk dikonsumsi, sedangkan es batu sampel
mengukur cemaran bakteri dengan
B dan D tidak layak untuk dikonsumsi
menggunakan sistem nilai dari “US-EPA
dikarenakan es batu tersebut telah tercemar
(Enviromental Protection Agency). Tingkat
bakteri Escherichia coli melebihi ambang
cemaran pada sampel es batu dapat dibagi
batas yaitu > 0 MPN/100 ml.
menjadi empat macam, yaitu 1) memenuhi
Penelitian yang dilakukan oleh Saadah
syarat bila jumlah mikroba 0; 2) cemaran
menunjukkan bahwa es batu yang dijual di
ringan bila jumlah mikroba 1-10; 3) cemaran
kantin UIN Raden Intan Lampung sebagian
sedang bila jumlah mikroba 11-30; dan 4)
besarnya terkontaminasi bakteri koliform
cemaran berat bila jumlah mikroba > 30.
dengan tingkat cemaran, yaitu empat sampel
Hasil uji laboratorium terhadap
media MacConkey dan delapan sampel
kandungan bakteri Escherichia coli juga
media Eosin Methylene Blue (EMB)
dapat dilihat status cemaran pada es batu di
tergolong cemaran berat, enam sampel media
Pasar Malam Kampung Solor, diperoleh dua
MC, dan empat sampel media EMB
sampel es batu, yaitu sampel A dan C
tergolong cemaran sedang, sembilan sampel
memenuhi syarat, yang termasuk dalam
MC, dan enam sampel EMB tergolong
kategori cemaran sedang ada satu sampel
cemaran ringan, serta dua sampel MC dan
(Sampel B), dan yang termasuk dalam
satu sampel EMB tergolong memenuhi
kategori cemaran berat ada satu sampel
syarat.(30)
(Sampel D). Titik kritis pencemaran es batu
kemungkinan berasal dari penggunaan air KESIMPULAN
baku, higiene personal, dan kebersihan
peralatan yang digunakan. Hal ini berkaitan Higiene dan sanitasi pengolahan es
dengan praktik higiene dan sanitasi dalam batu industri rumah tangga di pasar Malam
pengolahan es batu yaitu sampel A dan C Kampung Solor belum memenuhi syarat
diolah dengan menggunakan air baku yang karena masih ditemukannya penggunaan air
berasal dari air yang telah melalui proses baku berupa air tanpa melalui proses
pengolahan terlebih dahulu dengan memasak pengolahan terlebih dahulu, penjamah es
air sampai mendidih. Sampel B yang batu yang tidak mencuci tangan sebelum
tergolong cemaran sedang diolah dengan mengolah es batu, tidak memakai sarung
menggunakan air tanpa proses pengolahan tangan, menggaruk anggota badan, tidak
terlebih dahulu, yaitu menggunakan air menutup kepala, tidak menutup luka,
mentah yang telah ditampung di dalam drum, peralatan yang digunakan kurang higienis,
penjamah tidak menggunakan sarung tangan dan cara pengolahan yang tidak bersih.
dalam mengolah es batu sehingga terjadi Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
kontak antara tangan penjamah dengan air ditemukan 50% sampel es batu negatif dan
baku saat mengambil gayung yang tercelup 50% sampel es batu positif mengandung
di dalam air, serta peralatan yang sudah bakteri Escherichia coli dengan kadar bakteri
e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.
https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 181
Escherichia coli yaitu 20 MPN/100 ml dan 2000.
240 MPN/100 ml (tidak memenuhi syarat)
atau melebihi ambang batas > 0 MPN/100 ml 6. Darna, Turnip M, Rahmawati.
sesuai dengan Permenkes Identifikasi Bakteri Anggota
492/Menkes/PER/IV/2010. Tingkat cemaran Enterobacteriaceae pada Makanan
bakteri Escherichia coli pada es batu Tradisional Sotong Pangkong. J
produksi rumah tangga di Pasar Malam Labora Med [Internet]. 2018;2(2):6–
Kampung Solor yaitu dua sampel es batu 12. Available from:
memenuhi syarat, satu sampel es batu http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/J
tergolong cemaran sedang dan satu sampel LabMed
es batu tergolong cemaran berat.
7. Rompas TM, Rotinsulu WC, Polii J.
KONFLIK KEPENTINGAN B. Analisis Kandungan E-Coli dan
Total Koliform Kualitas Air Baku dan
Artikel benar-benar dipastikan tidak Air Bersih PAM Manado dalam
memiliki konflik kepentingan, kolaboratif, Menunjang Kota Manado yang
atau kepentingan lainnya dengan pihak Berwawasan Lingkungan. 2019;1(5).
manapun. Available from:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
UCAPAN TERIMA KASIH cocos/article/download/25742/25391
Terima kasih kepada semua responden 8. Melliawati R. Escherichia coli dalam
produsen es batu di Pasar Malam Kampung Kehidupan Manusia. BioTrends
Solor yang telah berpartisipasi dalam [Internet]. 2009;4(1):337–59.
penelitian ini. Available from:
https://terbitan.biotek.lipi.go.id
REFERENSI
9. Rifta R, Budiyono, Darundiati YH.
1. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Studi Identifikasi Keberadaan
Escherichia coli pada Es Batu yang
[Internet]. 2012. Available from:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Deta digunakan oleh Pedagang Warung
Makan di Tembalang. J Kesehat Masy
ils/39100
[Internet]. 2016;4(2):176–85.
2. Sandika Y, Mulasari SA. Hubungan Available from:
antara Higiene Sanitasi Pedagang https://ejournal3.undip.ac.id/11943
dengan Keberadaan Bakteri
10. Hermawan AG. Tinjauan Kualitas Es
Escherichia coli pada Milkshake. Kes
Batu berdasarkan Parameter
Mas J Fak Kesehat Masy [Internet].
Mikrobiologi pada Penjual Minuman
2019;13(1):30–6. Available from:
di Wilayah Wisata Pantai Sanur
http://journal.uad.ac.id/index.php/Kes
[Internet]. Politeknik Kesehatan
Mas/article/view/8683
Kemenkes Denpasar. Politeknik
3. Haridayanti, Ratih. Memproduksi Kesehatan Kemenkes Denpasar; 2019.
Pangan yang Aman. Jakarta: Dian Available from:
Rakyat; 2009. http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/2909
4. Estiasih T, Ahmadi. Teknik
Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi; 11. Nurmalasari E, Yuliawati S,
2009. Kusariana N, Hestiningsih R.
Perbedaan Kualitas Jenis Es Batu
5. Jay JM. Modern Food Mycrobiology. Berdasarkan Kandungan Escherichia
6th ed. Maryland: Aspen Publisher; coli di Warung Makan Kelurahan
e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.
https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 182
Tembalang. J Kesehat Masy pada Minuman Es Cendol di Pasar
[Internet]. 2019;7(1). Available from: Kodim Kota Pekanbaru Tahun 2017.
https://ejournal.undip.ac.id/22863 EcoNews Adv World Inf Environ
[Internet]. 2019;2(2):38–43. Available
12. Sutrisno CT. Teknologi Penyediaan from: https://journal.pasca-
Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta; unri.org/index.php/econews
2002.
19. Rahayu W. Keamanan Pangan. Bogor:
13. Hadi B, Bahar E, Semiarti R. Uji IPB Press; 2011.
Bakteriologis Es Batu Rumah Tangga
yang digunakan Penjual Minuman di 20. Cahya T, Amir M, Manalu RT. Uji
Pasar Lubuk Buaya Kota Padang. J Cemaran Mikroba Es Batu pada
Kesehat Andalas [Internet]. Penjual Minuman di Lingkungan
2014;3(2):119–22. Available from: Pasar Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
https://doi.org/10.25077/jka.v3i2.44 Selatan. J Saintech Farma [Internet].
2019;12(2):78–84. Available from:
14. Rahman A, Rahayu T. Kualitas https://ejournal.istn.ac.id/index.php/sa
Mikrobiologis Es Batu Ditinjau dari intechfarma/article/view/448
ALT Dan MPN E . coli di Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman. J Prodi 21. Kepmenkes RI. Peraturan Menteri
Biol [Internet]. 2018;7(5):290–9. Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Available from: 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/ Higiene Sanitasi Jasaboga [Internet].
index.php/biologi/article/viewfile/130 Kementerian Kesehatan RI, 1096
02/125 2011. Available from:
https://123dok.com/document/zlnknm
15. Kepmenkes RI. Keputusan Menteri oq-permen-kesehatan-nomor-menkes-
Kesehatan Republik Indonesia Nomor tentang-higiene-sanitasi-jasaboga.html
942/Menkes/SK/VII/2003 [Internet].
Kementerian Kesehatan RI, 942 2003. 22. Nurwitri, Rahayu W. Mikrobiologi
Available from: Pangan. Bogor: IPB Press; 2012.
https://fdokumen.com/document/kepm
enkes-942-menkes-sk-vii-2003- 23. Septiani I, Nurwitri CC, Rahayu WP.
pedoman-persyaratan-hygiene- Penentuan Titik Kritis Risiko
sanitasi-makanan.html Mikrobiologi dalam Rantai
Penyediaan Minuman Es di Jakarta. J
16. Marsanti, Widiarini. Buku Ajar Mutu Pangan [Internet].
Higiene Sanitasi Makanan. Ponorogo: 2018;5(2):80–7. Available from:
Uwais Inspirasi Indonesia; 2018. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmpi
/article/view/26226
17. Apriany D, Siregar SD, Girsang E.
Hubungan Sanitasi dan Personal 24. Food and Environmental Hygiene
Hygiene dengan Kandungan E-coli Department. The Microbiological
pada Penjual Es Doger di Kecamatan Quality of Edible Ice From Ice
Medan Amplas. J Kesehat Glob Manufacturing Plants and Retail
[Internet]. 2019;2(2):103. Available Businesses in Hongkong [Internet].
from: Assessment. Hongkong; 2005.
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php Available from:
/jkg https://www.cfs.gov.hk
18. Harnani Y, Rozie F. Analisis 25. Warsiyah, Warningsih. Analisis
Kandungan Bakteri Escherichia coli Kualitas Bakteriologis Es Batu di

e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.


https://doi.org/10.35508/ljch
Lontar: Journal of Community Health
Desember 2021 Vol. 3 (No. 4): p 171 - 183 183
Lingkungan Pasar Kota Gede http://journal2.uad.ac.id/index.php/jiat
Yogyakarta. J Rekayasa Lingkung /article/view/527
[Internet]. 2018;18(1):1–12. Available
from: 29. Sinaga EM. Identifikasi Bakteri
http://journal.it.ac.id/index.php/JRL/ar Escherichia coli pada Es Kristal
ticle/view/21 dengan Menggunakan Metode Most
Probable Number (MPN) yang
26. Alifia ES, Aji OR. Analisis Diperjualbelikan oleh Pedagang di
Keberadaan Koliform dan Escherichia Jalan Kapten Muslim Medan Tahun
coli pada Es Batu dari Jajanan 2017. J Mutiara Kesehat Masy
Minuman di Pasar Tengah Bandar [Internet]. 2017;10(7):43–4. Available
Lampung. Quagga J Pendidik dan from: http://e-journal.sari-
Biol [Internet]. 2020;13(1):74. mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article
Available from: /view/218
https://journal.uniku.ac.id/index.php/q
uagga 30. Sa’adah FP. Analisis Bakteri Koliform
dalam Es Batu dari Berbagai Kantin di
27. Pratiwi ST. Mikrobiologi Farmasi. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Jakarta: Erlangga; 2008. Lampung [Internet]. Unniversitas
Islam Negeri; 2017. Available from:
28. Yudhiyanti R, Sasongko H. https://core.ac.id/download/pdf/29542
Identifikasi Keberadaan Bakteri 3464
Koliform dan Kekeruhan pada Es
Batu Konsumsi di Kedai Jajanan
Sekitar Kampus 3 Universitas Ahmad
Dahlan (UAD) Yogyakarta. J Ilmu
Alam dan Teknol Terap [Internet].
2019;1(01):6–11. Available from:

e-ISSN 2685-2438 Wahyuni et al.


https://doi.org/10.35508/ljch

Anda mungkin juga menyukai