Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AWAL PRATIKUM FISIKA

VEKTOR GAYA

(M2)

NAMA : NADIA UTAMI EKSA PUTRI

No BP : 2014210111

JURUSAN : TEKNIK SIPIL C S1

FAKULTAS : FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANA

HARI/TGL : 20-Desember-2014

KELOMPOK : F6

REKAN KERJA : 1. IRAWAN (20142101

2. RIKI DARMA S (20142101

ASISTEN :

DOSEN : MELI MUCHLIAN M.SI

LABORATORIUM FISIKA

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG


2014

TUJUAN

Menentukan resultan gaya-gaya yang bekerja pada suatu titik

BAB I

1.1 Landasan teori

Besaran-besaran fisika berdasarkan arah dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu


besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki nilai
saja, seddangkan besaran vektor adalah besaran yang selain memiliki nilai dan arah.
Misalkan vektor posisi titik A adalah Ā, sedangkan posisi titik B ditinjau dari titik A
adalah . vektor posisi B adalah vektor C dan dapat dinyatakan sebagai
jumlahan vektor A dan vektor B, + = (lihat gambar 1.1)

gambar vektor + =

Gambar 1.1
BESARAN VEKTOR

  Penggolongan besaran-besaran dalam kehidupan sehari-hari digolongkan


menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Namun ada juga
pengelompokan lain berdasarkan nilai dan arah besaran. Penggolongan semacam ini
membedakan  besaran-besaran menjadi dua kelompok, yaitu besaran skalar dan
besaran vektor. Besaran skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai
saja,contoh : besaran massa, panjang,waktu masing-masing memiliki nilai saja yaitu
misal 5 kg,6 m,7 menit . sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki
nilai dan arah contoh : besaran kecepatan, gaya masing-masing 5 m/s ke utara ,6
newton ke timur .Jarak termasuk besaran skalar, sedangkan perpindahan dikatakan
sebagai besaran vektor. Orang mengukur jarak adalah menghitung seluruh lintasan
gerak yang ditempuh, sedangkan mengukur perpindahan  berarti mengukur panjang
dari titik awal ke arah titik akhir lintasan. Jadi kalau seorang atlit berlari dari suatu
sudut mengelilingi lapangan sepak bola satu kali putaran, berarti Ia menempuh jarak
keliling lapangan sepak bola itu, tetapi dikatakan perpindahannya nol. Contoh
besaran skalar lainnya adalah panjang, massa, waktu, suhu, kelajuan. perlajuan,
usaha, daya sedangkan contoh besaran vektor diantaranya perpindahan, kecepatan,
percepatan, gaya, momentum dan sebagainya.

Gambar berikut ini merupakan besaran vektor diantaranya kecepatan angin,


kecepatan arus air laut yang menggerakkan kapal laut, kecepatan pesawat tempur.

A . Menggabungkan atau menjumlahkan Vektor


1. Menggunakan metode grafis (Gambar)
2. Menggunakan metode analitis (Perhitungan)
Dalam menggabungkan vektor secara grafis dapat dilakukan seperti contoh
berikut
1. Menggunakan aturan poligon (sudut banyak)
Yaitu dengan cara menghubungkan vektor yang dijumlahkan secara berurutan sesuai
besar dan arahnya, kemudian menghubungkan titik awal dan akhirnya sehingga
seperti contoh dibawah ini.

Gambar 1.2

b. Menggunakan aturan jajaran genjang


Yaitu menggambarkan kedua vektor dari titik awal yang sama, kemudian
gambarlah garis sejajar vektor dari masing ujung vektor yang digabung sehingga
diperoleh titik temu, setelah itu hubungkan titik awal sampai titik temu kedua garis
diatas seperti pada contoh di bawah, maka itulah vektor resultan dari keduanya.

Gambar 1.3

Untuk menggabungkan vektor secara analitis atau perhitungan dapat dilakukan


dengan mengikuti aturan sbb :
a. Jika arah vektor yang digabungkan sama maka resultan vektor dapat dihitung
dengan menjumlahkan kedua vektor tersebut, atau dihitung dengan rumus :
b. Jika arah vektor yang digabungkan berlawanan, maka resultan vektor dapat
dihitung dengan mengurangkan atau menghitung selisih keduanya, Bisa juga dihitung
dengan rumus :

c. Jika arah vektor yang digabungkan tidak searah atau tidak berlawanan arah  disebut
mengapit sudut, dan Resultannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

B. Menguraikan vektor
Sebuah vektor dapat juga diuraikan menjadi dua vektor baru, hasil penguraian ini
biasanya disebut komponen vektor.
Dibawah adalah contoh gambar vektor P yang diuraikan menjadi (Px) dan (Py)
C. Perkalian vektor
Perkalian vektor terdiri dari :
a. Perkalian vektor dengan vektor hasilnya bukan vektor (dot product)
Perkalian dot Product dapat dihitung dengan rumus :

b. Perkalian vektor dengan vektor hasilnya juga vektor (Kros product)


Perkalian Kros product dapat dihitung dengan rumus :

c. Perkalian vektor dengan bilangan skalar


Perkalian vektor dengan skalar dihitung dengan rumus :

Apabila kamu diminta untuk menggeser suatu meja, apa yang pertama kali kamu
lakukan? Tentu kamu akan menayakan digeser berapa meter ke arah mana?. Berapa
meter menayakan besar pergeseran sedang arah mana menayakan arah pergeseran.
Sehingga pergeseran dinyatakan dengan besar dan arah. Besaran yang memiliki nilai
dan arah disebut dengan besaran vektor. Sedangkan besaran yang hanya memiliki
nilai saja disebut besaran skalar.
Pada besaran vektor arah memiliki arti yang sangat penting. Apakah sama
kondisi meja di atas apabila digeser 2 meter ke timur dengan digeser 2 meter ke
barat? Tentu saja hasil berbeda.

No Besaran

Vektor Skalar

1 Perpindahan Jarak.

2 Kecepatan Kelajuan.

3 Percepatan Perlajuan.

4 Gaya Usaha ( energi )

5 Berat Massa.

6 Luas Waktu.

Vektor disimpulkan dengan v dan digambar dengan anak panah. Panjang anak
panah menyatakan besar vektor sedangkan arah panah menyatakan arah vektor.

BAB II

Prosedur kerja

2.1. Alat dan Bahan

1. Meja Gaya

2. Beban (10-200g)

3. Busur

4. Kertas milimeter

5. Benang
2.2. Cara Kerja

I. Menentukan massa pada pengait

II. Diletakkan kertas milimeter pada pusat simpulan benang

III. Ditarik garis pada benang dan disesuaikan panjang dengan penskalaan yang
telah ditetapkan sebelumnya

2.3. Skema Alat

2.4 meja gaya

Meja gaya adalah alat sederhana untuk mendemostrasikan hukum 1 newton dan
vektor alami dari gaya

Jawaban pertanyaan

1. Gaya pegas, Gaya gesek, Gaya gravitasi, Gaya otot, Gaya magnet, Gaya
listrik,dan gaya magnet.

2. Hukum I newton :jika resultan gaya pada suatu benda=0 maka benda yang
mula-mula diam akan terus diam,sedangkan benda yang bergerak akan terus
bergerak dengan kecepatan tetap.
Contoh: Penumpang akan serasa terdorong kedepan apabila mobil yang bergerak
cepat mengerem mendadak.

Hukum II newton :percepatan suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya
(resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut) dan berbanding terbalik dengan
massanya.
contoh: Mobil yang melaju dijalan raya akan mendapatkan percepatan yang
sebanding dengan gaya dan berbading terbalik dengan massa mobil tersebut

Hukum III newton :Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain maka
benda yang dikenai gaya akan mengerjakan gaya yang besarnya sama dengan
gaya yang diterima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan..
Contoh: Ketika adanya gaya gravitasi,Peristiwa gaya magnet,Gaya listrik

3. Jika gaya-gaya bekerja pada arah horisontal saja (satu dimensi), maka kita
cukup menggunakan persamaan 1. Huruf x menunjuk sumbu horisontal pada
koordinat kartesius (koordinat x, y, z). Jika gaya-gaya bekerja pada arah vertikal
saja (satu dimensi), maka kita cukup menggunakan persamaan 2. Huruf y
menunjuk sumbu vertikal pada koordinat kartesius.

Apabila gaya-gaya bekerja pada bidang (dua dimensi), maka kita menggunakan
persamaan 1 dan persamaan 2. Sebaliknya jika gaya-gaya bekerja dalam ruang
(tiga dimensi), maka kita menggunakan persamaan 1, 2 dan 3.
BAB III

3.1 JURNAL
VEKTOR GAYA (M2)

No. Vektor A Vektor B Vektor C


m (gr) θ (°) m (gr) θ (°) m (gr) θ (°)
1 227 148 200 220 3.2
2 249 146 206 224 3.4
3 246 149 210 229 3.5

3.2 PERHITUNGAN ANALITIS

Data 1

MA = 0,227 kg θA = 148º

MB = 0,2 kg θB = 220º

Tanya : FRAB

Jawab :

FA = MA.g

= 0,227 kg . 10 m/s2

= 2,27 N

FB = MB.g

= 0,2 kg . 10 m/s2

=2N
θAB = θB – θA

= 220º - 148º

= 72º

= 2,54 N

FRAB = -FC

2,9 = -3,4

Data 2

MA = 0,249 kg θA = 146º

MB = 0,206 kg θB = 224º

Tanya : FRAB

Jawab :

FA = MA.g
= 0,249 kg . 10 m/s2

= 2,49 N

FB = MB.g

= 0,206 kg . 10 m/s2

= 2,06 N

θAB = θB – θA

= 224º - 146º

= 78º

= 3,2 N

FRAB = -FC

3,2 = - 3,5
Data 3

MA = 0,146 kg θA = 149º

MB = 0,210 kg θB = 229º

Tanya : FRAB

Jawab :

FA = MA.g

= 0,146 kg . 10 m/s2

= 1,46 N

FB = MB.g

= 0,21 kg . 10 m/s2

= 2,1 N

θAB = θB – θA

= 229º - 149º

= 80º
-Fc

2,33= -2,9 N

3.3 PERHTUNGAN GRAFIS

Data 1
FA
3,2 cm
2,54 cm

FB FC

Data 2
FA

3,5 cm

cm 2,
9 0 6
2,4 cm

FB
3,2 cm

FC

Data 3

FA
2,9 cm

6 cm
1,4
FB
2,3 cm

FC
BAB IV
KESIMPULAN
Semakin besar sudut yang dibentuk dua vektor gaya, maka resultan gayanya akan
semakin kecil. Rumus yang digunakan untuk menentukan resultan (R) dua vektor
adalah R2= F12+ F22+2F1F2 cosα. Atau bisa juga menggunakan metode yang lain.
Seperti metode jajar genjang dan metode penguraian vektor.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/7875919/Fisikakelasxbab2vektor
http://fauzyandre.blogspot.com/2012/09/vektor-gaya-gerak.html
http://cepitem.blogspot.com/2010/11/vektor.html

http://basicsphysics.blogspot.com/2008/12/gaya-gesek.html 

Silaba & Sucipto. 1985. Fisika Dasar Jilid 1. Jakarta. Erlangga


Wijaya. 2008. Fisika Dasar Jilid 2. Jakarta. Erlangga 
Redaksi Kawan Pustaka. 2008. Rangkuman Rumus MIPA SMA. Jakarta. PT. Kawan
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai