Anda di halaman 1dari 11

POKOK - POKOK PIKIRAN BPD

DESA MANTAAS
DISAMPAIKAN PADA ACARA
MUSYAWARAH TENTANG PERENCANAAN DESA
PENYUSUNAN RPJM DESA
TAHUN 2022 - 2028

DISUSUN OLEH:
BPD DESA MANTAAS
Tahun 2022
1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 55, Badan Permusyawaratan Desa
mempunyai tiga fungsi, yaitu (1) membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan
Desa bersama Kepala Desa, (2) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa
dan (3) melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
BPD merupakan lembaga desa yang mempunyai kedudukan sejajar dengan Kepala
Desa dan menjadi mitra Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab, BPD harus dapat mewujudkan diri menjadi
mitra dari berbagai kelembagaan yang ada di desa, khususnya kepala desa dalam
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan desa. Hal ini penting dapat
berpengaruh pada kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta
pelaksanaan berbagai program yang masuk ke desa.
Berangkat dari dasar tersebut, maka langkah awal pembangunan Desa diharuskan
memiliki Perencanaan Pembangunan Desa yang disusun oleh Pemerintah Desa sesuai
dengan Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan berskala lokal
Desa dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota dengan
melibatkan unsur masyarakat Desa.
Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi: Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan
Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah
Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan
ditetapkan dengan Peraturan Desa. Kemudian diperkuat dalam Pasal 115 Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa Perencanaan
pembangunan Desa menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dalam menyusun
rancangan RPJM Desa, RKP Desa, dan daftar usulan RKP Desa.
Maka, dalam hal Musyawarah Desa tentang Perencanaan Desa Penyusunan RPJM
Desa 2022-2028, sebagaimana fungsinya dalam menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat Desa, BPD menyusun “pokok-pokok pikiran BPD”, guna disampaikan
sebagai dasar awal bersama visi misi kepala desa dalam merancang visi misi desa ke
depannya.

1.2. DASAR HUKUM


Landasan hukum yang digunakan dalam Penyusunan pokok-pokok Pikiran BPD
antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat
Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan
sebagai Undang-Undang (Lembar Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1820);
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 57);

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 1
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Repubik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Berita Negara Repubik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kerja
Sama Desa di Bidang Pemerintahan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1444);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2018 Tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa Dan Lembaga Adat Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 569);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor
17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1261);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor
18 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pendampingan Masyarakat Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1262);
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan
Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Berita Negara Repubik Indonesia Tahun
2020 Nomor 1633);
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2022 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 961);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2010 Nomor 07);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 4 Tahun 2017 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Hulu Sungai Tengah Tahun 2017 Nomor 4)
18. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tahun 2017 Nomor 5);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 5 Tahun
2017 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu
Sungai Tengah Tahun 2020 Nomor 2);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 9
Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan
Pelantikan Serta Pemberhentian Pembakal (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu
Sungai Tengah Tahun 2021 Nomor 5);
21. Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2019 Nomor
30).

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan Dokumen Pokok-pokok Pikiran BPD dimaksudkan sebagai upaya BPD
Desa Mantaas dalam mengarahkan dan mengawasi perencanaan program
pembangunan di Desa Mantaas dalam upaya mewujudkan tercapainya visi dan misi
Kepala Desa Mantaas
Adapun tujuan disusunnya Pokok-pokok Pikiran BPD yaitu :
1. Memberikan bahan, arahan sekaligus masukan kepada Pemerintah Desa Mantaas,
dalam menyusun dokumen RPJM Desa tahun 2022-2028.
2. Memudahkan dan mengefektifkan penyusunan dokumen RPJM Desa tahun 2022-
2028
3. Mengarahkan dan memfokuskan upaya pencapaian visi dan Misi Kepala Desa
melalui perencanaan Pembangunan.
4. Mewujudkan aspirasi masyarakat Desa Mantaas dalam pelaksanaan Perencanaan
pembangunan melalui fungsi BPD Mantaas
5. Mendukung terwujudnya tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Mantaas yang
lebih baik.

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 3
2
KONDISI UMUM DAN PERMASALAHAN
2.1. KONDISI UMUM
Desa Mantaas merupakan salah satu dari  16 Desa yang terletak di Utara
Kecamatan Labuan Amas Utara dengan luas wilayah. .….. Km2, secara geografis Desa
Mantaas berada di dataran rendah sehingga sebagian besar merupakan wilayahnya
berupa lahan rawa. Sedangkan sisanya diperuntukkan sebagai  lahan pekarangan
,perkantoran dan tanah lainnya.
Desa Mantaas terletak pada ketinggian ± 4 meter dari permukaan laut. Sedangkan
jumlah penduduk laki-laki  1.067 jiwa, perempuan 1.169 jiwa, jumlah seluruhnya
2.236 jiwa, atau 791 KK dengan kepadatan penduduk …….. / km.
Batas batas wilayah Desa Mantaas:
• Sebelah Utara : Desa Babirik, Kab HSU
• Sebelah Timur : Desa Rantau Bujur, Kab. HST
• Sebelah Selatan : Desa Danau Bangkau, Kab. HSS
• Sebelah Barat : Desa Pihanin Raya, Kab. HSS
Sedangkan keadaan orbisitas dan jarak tempuh Desa 19 kilometer dengan kota
Kecamatan Labuan Amas Utara, sedangkan untuk jarak tempuh ke Kota Kabupaten
Hulu Sungai Tengah, Propinsi Kalimantan Selatan 34 kilometer cukup jauh untuk
dijangkau oleh masyarakat Desa. Keterbatasan dan rusaknya akses jalan utama
membuat masyarakat sangat kesulitan. Ini terbukti lambatnya gerak perekonomian dan
perdagangan masyarakat Desa.
Untuk mengetahui letak / jarak Desa Mantaas dengan pusat – pusat Ekonomi dan
Pemerintahan yang ada di Hulu Sungai Tengah dapat disimak sebagai berikut :
• Jarak ke Ibu kota Kecamatan : 16 km
• Jarak ke Ibu kota Kabupaten : 34 km
• Jarak ke Ibu kota Propinsi : 129 km
• Waktu tempuh ke ibu kota Kecamatan : 20 menit
• Waktu tempuh ke ibu kota Kabupaten : 40 menit
• Waktu tempuh ke ibu kota Propinsi : 3 jam

A. KEADAAN  SOSIAL
Tingkat Kemajuan Suatu Desa pada dasarnya dapat dilihat dari tingkat
pendidikan warga masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu pembangunan bisa maju
bila didukung oleh sumber daya manusia yang memadai, oleh karenanya
pendidikan sudah semestinya mendapat perhatian dari kita semua karena
pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama baik Pemerintah, Pemerintah
Desa dan Masyarakat. Tingkat Pendidikan Desa Mantaas mengalami perkembangan
dan kemajuan yang cukup signifikan hal ini terbukti dengan berkurangnya angka
putus sekolah dan berdirinya lembaga lembaga pendidikan yang ada seperti
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK/RA sebanyak 1 (satu) lembaga, SD
sebanyak 3 (tiga) lembaga dan pendidikan Kesetaraan, hal ini menunjukkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin tinggi. Untuk itu
Pemerintah Desa Mantaas melalui Dana Desa berkewajiban untuk memenuhi salah
satu kebutuhan Hak Dasar dari manusia yakni disektor Pendidikan sejak adanya
dikucurkannya Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) Pemeintah Desa
Mantaas sudah membiayai dan menganggarkan untuk kegiatan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dan Taman Posyandu baik untuk Honor untuk Tutor Guru PAUD
dan TP dan juga memenuhi Operasional kegiatan belajar lembaga tersebut.
Dibidang Kesehatan dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang cukup
baik hal ini ditandai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan dalam menunjang derajad kesehatan mereka sehari-hari, hal ini dapat
dilihat dari kunjungan masyarakat ketempat tempat pelayan kesehatan seperti
Puskesmas, Puskesmas pembantu Polindes dan kehadiran Balita di Posyandu serta
menurunnya angka kematian bayi dan mulai meningkatnya kondisi gizi masyarakat.

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 4
Desa Mantaas saat ini memilki 4 (empat) Posyandu, baik Posyandu Balita dan
Posyandu Lansia dan Posbindu yang tersebar di 7 (tujuh) RT dan hal ini tentu
memudahkan pelayananan bagi masyarakat

B. KEADAAN  EKONOMI
Potensi ekonomi Desa Mantaas lumayan besar, meskipun kondisi ekonomi
masyarakat Desa Mantaas tidaklah sama, secara potensi ekonomi Desa Mantaas
terbagi menjadi 2 RW, tentunya karena terbagi menjadi 2 wilayah besar potensi
ekonomi sangatlah berbeda, untuk wilayah barat ada yang bergerak di bidang
industri pembuatan Tahu, ada juga dari sector pertanian, UMKM dll, untuk wilayah
Dusun Tengah mayaritas bertumpu pada sektor pertanian meskipun ada juga yang
bergerak disektor lain seperti industri rumah tangga, untuk wilayah dusun timur
yang secara mayoritas pendudunya berada pada sektor pemerintahan, dan bergerak
di sector swasta sehingga sangat diharapkan untuk wilayah dusun timur potensi
dari sektor perdagangan, pertokoaan, dari ketiga wilayah ekonomi tersebut
sangatlah diharapkan kesemuanya bisa meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat Desa Mantaas dengan naiknya taraf pendapatan penduduk desa
Mantaas.
Di sektor pertanian Desa Mantaas yang berada di dataran rendah sehingga
memungkinkan mendapat cahaya matahari yang penuh maka hal ini berdampak
pada produksi hasil pertanian yang mempunyai kwalitas bagus. Sedangkan untuk
sektor peternakan yang ada di Desa Mantaas tidak setiap rumah tangga yang ada di
Desa Mantaas memiliki ternak besar seperti Kerbau, Penangkaran Sarang Burung
Walet disamping ternak kecil ayam atau itik sehingga hal ini dapat menambah
tingkat perekonomian masyarakat.

C. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA DESA


Keadaan sarana dan prasarana Desa Mantaas secara umum masih belum
cukup memadai baik khususnya pada sarana-prasarana yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah atau Pusat seperti jalan Desa, Jembatan Desa.

Sejak adanya program Dana Desa pada tahun 2015, Desa Mantaas bisa
membangun desa secara berkesinambungan, secara garis besar semua kebutuhan
masyarakat yang bersifat infrastruktur bisa dikatakan masih belum terpenuhi,
karena masih adanya beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan.

D. KONDISI PEMERINTAHAN DESA


Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di hormati dalam
sistem Pemeritahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa terdiri
atas Kepala Desa dan Perangkat Desa. Kepala Desa dipilih langsung oleh dan dari
penduduk Desa Mantaas warga negara Republik Indonesia yang memenuhi
persyaratan dengan masa jabatan enam tahun, dan dapat dipilih kembali untuk dua
kali masa jabatan berikutnya.
Kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab kepada masyarakat Desa yang
prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
Kepala Desa mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan
pemerintah Desa dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Desa,
urusan pemerintahan umum, pembinaan, dan pembangunan masyarakat serta
melaksanakan tugas pembantuan dari pemerintah di atasnya. Sedangkan Sekdes,
Kaur dan Kasi serta Pelaksana Kewilayahan dan Staf Desa tugas dan fungsi sudah
diatur dalam Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Susunan Organisasi Tata Kerja Pemerintah Desa.

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 5
2.2. PERMASALAHAN
Berdasarkan dari kondisi umum yang diuraikan diatas, maka dalam penyampaian
Pokok-pokok Pikiran BPD Mantaas ini dapat kami sampaikan permasalahan-
permasalahan yang mendasar di Desa Mantaas yaitu:
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
a. Perlunya Sosialisasi Dokumen RPJM Desa yang lebih mengena ke
masyarakat, sehingga arah kebijakan pembangunan Desa lebih terarah dan
terukur.
b. Diperlukan sistem informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, sehingga
pelaksanaan pemerintahan Desa lebih transparan dan akuntabel.
c. Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa melalui diklat, workshop, seminar,
study banding dll
d. Peningkatan Kapasitas BPD melalui diklat, workshop, seminar, study banding
dll
2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
 Sub Bidang Pendidikan
a. IPM (indeks Pembangunan Manusia) yang masih rendah hal ini terbukti
dengan adanya masyarakat yang belum menuntaskan wajar 9 tahun dan
Wajar 12 tahun sehingga diperlukan fasilitasi terhadap pendidikan
kesetaraan baik Paket B dan Paket C.
b. Fasilitas/ sarana penunjang untuk PAUD / TP dan RA untuk lebih
diutamakan.
c. Di Desa Mantaas angka melek huruf semakin meningkat, namun demikian
ditengarai ada masyarakat yang masih buta huruf, hal ini perlu dilakukan
pendataan untuk mendapatkan data yang akurat sehingga dapat dilakukan
penanganan yang efektif dan efisien.
d. Diperlukan perhatian khusus (reward) terhadap pelajar-pelajar yang
berprestasi baik di bidang agama, akademik, olah raga dan bidang lainnya,
sehingga keberadaan pemerintah Desa dapat dirasakan oleh masyarakat.

 Sub Bidang Kesehatan


a. Optimalisasi Posyandu yang ada di Desa Mantaas, sehingga penanganan
kesehatan balita,ibu hamil, anak-anak , remaja dan lansia dapat terdeteksi
sedini mungkin.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Desa Mantaas masih perlu
ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari masih banyak masyarakat yang
membuang sampah dan BAB di sungai, pembakaran sampah terbuka, cuci
tangan sebelum makan dll.
c. Penanganan Stunting untuk balita dan anak.
d. Diperlukannya Sarana Prasarana Gedung Posyandu untuk keperluan
pelayanan Kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan Kesehatan kepada
masyarakat
e. Diperlukannya Sarana Prasarana Transportasi untuk pelayanan Kesehatan
masyarakat

 Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


a. Tersedianya ruang publik terbuka hijau ramah anak (RPTHRA).
b. Meningkatkan pembangunan jalan titian ulin agar mempermudah akses
penghubung masyarakat antar lingkungan
c. Mengusulkan agar dapat segara dilakukan pembangunan jalan dan jembatan
utama Desa yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
d. Melakukan pemetaan sosial untuk pembangunan berkelanjutan dan tepat
sasaran
e. Pembangunan / Rehabilitasi Pasar Desa

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 6
 Sub Bidang Pemukiman
a. Rehabilitasi RTLH (rumah tidak layak huni)
b. Pembangunan /Pemeliharaan Saluran Irigasi
c. Pembangunan Sarana Air Bersih / Sanitasi / MCK
d. PJU (penerangan jalan umum)

 Sub Bidang Pariwisata


a. Fasilitasi terhadap produk unggulan Desa yang dapat menarik wisatawan.
b. Fasilitasi terhadap ciri khas Desa yang dapat dijadikan nilai jual sehingga
dapat menarik wisatawan.
c. Penggalian terhadap potensi wilayah yang dapat dijadikan objek wisata.

3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa


 Sub Bidang ketentraman, ketertiban, dan perlindungan masyarakat
a. Adanya peraturan Desa yang mengatur tentang ketentraman, ketertiban, dan
pelindungan masyarakat
b. Sarana poskamling di tiap lingkungan
c. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang peraturan perundangundangan

 Sub Bidang kebudayaan dan kegamaan


a. Fasilitasi terhadap keberadaan seni dan budaya asli Desa
b. Pembinaan terhadap kelompok seni dan budaya yang ada di Desa

 Sub Bidang kepemudaan dan olah raga


 Fasilitasi terbentuknya karang taruna
 Fasilitasi terbentuknya KIM
 Fasilitasi terhadap kelompok-kelompok olah raga yang ada di Desa Mantaas
dan Peningkatan Sarana Olah Desa

 Sub Bidang kelembagaan masyarakat


a. Pembinaan terhadap kelompok atau lembaga yang ada di masyarakat
b. Fasilitasi terhadap kelompok atau lembaga yang ada di masyarakat

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa


 Sub Bidang kelautan dan perikanan

a. Desa Mantaas banyak memiliki aliran sungai yang hanya dimanfaatkan


untuk irigasi, kurangnya minat masyarakat untuk budi daya perikanan air
tawar.
b. Pemanfaatan Lahan kosong untuk budi daya ikan air tawar

 Sub Bidang pertanian dan peternakan


a. Lahan Pertanian yang tertutup tumbuhan gulma menjadi beban besar
masyarakat dalam Bertani, hamper semua lahan tidak dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian sehingga
perlunya bantuan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut
b. Diperlukan upaya pengkajian untuk TTG pertanian dan peternakan.
c. Pemanfaatan Lahan kosong untuk budi daya ikan air tawar

 Sub Bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan


keluarga
a. Fasilitasi terhadap kegiatan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak
dan keluarga.

 Sub Bidang koperasi, usaha mikro kecil dan menengah


a. Masih minimnya usaha mikro kecil dan menengah di Desa Mantaas sehingga
diperlukan upaya fasilitasi, pendampingan, dan kemudahan bagi masyarakat
agar usaha mikro kecil dan menengah tumbuh berkembang

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 7
 Sub Bidang dukungan penanaman modal
a. Penguatan BUMDES dengan penyertaan modal dan penguatan kapasitas
pengurus BUMDES
b. Memperluas jaringan usaha BUMDES.

5. Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat dan Mendesak Desa


 Sub Bidang Penanggulangan Bencana
a. Desa aman Covid
b. Bidang Tak Terduga
 Sub Bidang Keadaan Mendesak
a. Pemberian BLT Dana Desa
b. Bidang Tak Terduga

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 8
3
POKOK-POKOK PIKIRAN BPD
Dalam Undang-Undang Desa Pasal 54 ayat 2 menyebutkan bahwa hal yang bersifat
strategis salah satunya adalah Musyawarah Desa tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Untuk itu,
UU Desa menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu “Desa membangun” dan “membangun
Desa” yang diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan Desa. Pembangunan Desa
dilaksanakan oleh pemerintah Desa dan masyarakat Desa dengan semangat gotong royong
serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa. Pelaksanaan program sector
yang masuk ke Desa diinformasikan kepada pemerintah Desa dan diintegrasikan dengan
rencana pembangunan Desa. Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi dan
melakukan pemantauan mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan Desa.
Pembangunan Desa dilakukan pada wilayah Desa itu sendiri, secara singkat disebut
pembangunan Desa, maupun antar wilayah Desa yang berdekatan atau disebut
pembangunan kawasan perdesaan. Pembangunan kawasan perdesaan merupakan
perpaduan pembangunan antar Desa dalam satu kabupaten sebagai upaya mempercepat dan
meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di
kawasan perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif.
Perencanaan pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga
Desa, dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya Desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Desa.
Sebagai konsekuensi dari pembangunan Desa dan pembangunan kawasan perdesaan,
Desa harus menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan
mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten. Dokumen rencana pembangunan
Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di Desa dan sebagai dasar
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Perencanaan pembangunan
Desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa melalui musyawarah
perencanaan pembangunan Desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa).
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa akan menetapkan prioritas, program,
kegiatan, dan kebutuhan pembangunan Desa yang didanai oleh APB Desa, swadaya
masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/Kota berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa.
Dalam Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 17 Tahun 2019, perencanaan
pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi:
a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun;
dan
b) Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah
Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan Desa dirumuskan
berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi:
1. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar.
2. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan
kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia.
3. Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif.
4. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi.
5. Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa
berdasarkankebutuhan masyarakat Desa.

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 9
4
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pokok-pokok Pikiran BPD yang telah disampaikan di awal maka
dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Desa Mantaas merupakan Desa yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai
Nelayan, peternak dan pedagang sehingga roda perekonomian masyarakat tidak
terlepas dari hal tersebut.
2. Pembangunan akan terlaksana dengan baik jika didukung oleh SDM yang
berkwalitas, mengingat SDM masyarakat Desa Mantaas yang masih rendah
diperlukan upaya Pemerintah ntuk meningkatkan SDM masyarakat Desa Mantaas
3. Diperlukan kreatifitas dan inovasi dalam penggalian potensi Desa sehingga dapat
dikelola dengan baik untuk dapat digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dasar dalam upaya
mempermudah pelayanan terhadap masyarakat.
5. Penguatan lembaga-lembaga yang ada di Desa dan di masyarakat agar mampu
mengolah aspirasi dan berpartisipasi dalam pembangunan.
6. Penguatan Potensi potensi disektor ekonomi melalui Pemberdayaan Masyarakat
perlu ditingkatkan dan persentasi anggaran agar juga lebih ditingkatkan.

4.2. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan diatas Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Mantaas
memberikan rekomendasi dalam penyusunan RPJM Desa tahun 2022-2028 yaitu :
1. Penyusunan RPJM Desa harus mengacu pada Visi dan misi Kepala Desa dan Pokok-
pokok Pikiran BPD.
2. Perencanaan pembangunan Desa harus melibatkan masyarakat dalam setiap
tahapannya.
3. Agar semua yang menjadi usulan atau ide ide dari masyarakat/ Kelompok tidak
berdasarkan keinginan semata akan tetapi berdasarakan kebutuhan dari
masyarakat.

Mantaas, 5 April 2022


Badan Permusyawaratan Desa
Desa Mantaas

H. ZAINUDDIN
Ketua

BPD | Pandangan Resmi BPD Mantaas pada Musyawarah Desa Penyusunan RPJM Desa 10

Anda mungkin juga menyukai