Berbagai pelatihan NLP, telah membawa para peserta secara otomatis dalam
kepemilikan dan penguasaan hebatnya sikap, pengetahuan, kemampuan dan
kompetensi dalam menggunakan bebrapa teknik NLP. Karena kita sangat mengangap
penting NLP untuk aplikasi keseharian dalam kehidupan dan program pelatihan
ataupun buku-buku NLP merupakan program jawaban yang sangat tepat.
Dengan pemberdayaan NLP, akhirnya bisa menikmati hidup dengan lebih hidup,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan, kesuksesan dan kemuliaan. Sangat
berbahagia sudah mempelajari tentang NLP, karena NLP saat ini merupakan suatu
bidang baru yang amat digandrungi oleh berbagai pihak tidak saja di Amerika, Inggris
Jadi NLP adalah suatu model keunggulan manusia. Berisi suatu set teknik-
teknik canggih dan attitude untuk menggunakan keseluruhan dari sumberdaya
pikiran, mental, dan fisik. NLP memberikan kemampuan Anda untuk mengubah,
mengadopsi, atau menghapuskan perilaku-perilaku sesuai keinginan Anda, dan
memberikan kemampuan untuk memilih sendiri kondisi mental, emosional, dan
kondisi fisik.
NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan
seluruh dunia, belakangan Anthony Robbins membuat merek sendiri, yakni NAC
(Neuro Associations Conditioning). Barisan pelopor NLP lantas mulai mengibarkan
sayapnya merambah dataran aplikasi di luar terapi. Ilmu memodel ini
dikembangluaskan untuk memodel berbagai keunggulan manusia; antara lain untuk
memodel keunggulan dari orang yang berprestasi unggul di bidang komunikator,
olahraga / atlit, leadership, sales, pengajar, bisnisman, karyawan, penyanyi,
meditasi, dan berbagai orang sukses lainnya.
Pola-pola inilah yang kemudian disusun ulang dengan urutan dan kombinasi
tertentu dan jadi model of excellence yang dengan mudah diduplikasikan pada orang
lain. Beberapa nama besar yang tercatat menggunakan ilmu NLP dalam meraih
kesuksesannya adalah : Michael Gorbachev, Bill Clinton, Andre Agassi, Lady Di,
Nelson Mandela, Tiger Wood dan juga banyak tokoh lainnya.
Berbagai sistem lain diluar NLP juga sangat baik dalam menemukan
permasalahan, tapi tidak memberikan tools yang dapat digunakan secara mandiri
(tidak tergantung orang lain : terapis, coach, dll), tanpa rasa sakit, dan menjanjikan
perubahan yang lebih cepat dengan cara yang menyenangkan.
Secara definitif NLP sering dinyatakan demikian oleh beberapa sumber :"NLP is an
attitude and a methodology that leaves behind a trail of techniques." (Richard
Bandler), "NLP is an accelerated learning strategy for the detection & utilization of
patterns in the world" (John Grinder), "NLP is whatever works, and NLP is the Study
of the Structure of Subjective Experience" (Robert Dilts), “NLP itu sederhana lagi
menyederhanakan, hebat lagi menghebatkan” (Abdul Aziez), dan banyak interpretasi
lain mengenai NLP.
Pikiran sadar adalah dunia akibat sedangkan pikiran bawah sadar adalah dunia sebab. Kedua
aspek pikiran ini adalah sifat laki dan perempuan dari pikiran. Pikiran sadar adalah laki dan
pikiran bawah sadar adalah perempuan. Pikiran sadar menghasilkan ide atau bentuk pikiran
dan menanam ide-ide ini di pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar menerima ide dan
memberi bentuk dan wujud pada ide ini menjadi realita seseorang.
Berdasar hukum ini, pertama menghasilkan suatu ide dan selanjutnya menanam ide ini di
pikiran bawah sadar, semua realita terbentuk. Pikiran sadar menanam benih ide sementara
pikiran bawah sadar mengekspresikan semua yang ia terima menjadi bentuk atau realita fisik.
Pikiran bawah sadar tidak pernah menghasilkan ide atau pemikiran. Ia menerima sebagai
kebenaran semua yang dirasa benar oleh pikiran sadar. Dan melalui proses dan mekanisme
yang hanya diketahui oleh pikiran bawah sadar ide-ide ini mewujud menjadi realita fisik.
Mekanisme kreasi ini tersembunyi jauh di dalam kedalaman pikiran bawah sadar, aspek
perempuan dari pikiran atau rahim penciptaan realita. Pikiran bawah sadar melampaui logika
dan tidak terpengaruh oleh fakta. Ia menerima perasaan atau emosi sebagai fakta atau
kebenaran. Dan berdasar “kebenaran” ini ia memberi wujud atau bentuk pada perasaan atau
emosi. Proses penciptaan bermula dari ide dan berlanjut dengan perasaan dan berakhir
dengan dorongan bertindak dan menghasilkan akibat.
Ide tertanam di pikiran bawah sadar, salah satunya, melalui media perasaan. Saat suatu ide
dengan muatan emosi, baik positif atau negatif, diterima pikiran bawah sadar, ide ini pasti
diwujudkan menjadi realita, tidak peduli ide ini baik atau buruk.
Mengendalikan perasaan tidak berarti menahan atau menekan perasaan Anda. Mengendalikan
perasaan berarti Anda disiplin hanya membayangkan dan merasakan perasan positif yang
membuat Anda merasa nyaman dan bahagia.
Sangatlah penting untuk mengendalikan perasaan. Jangan pernah memelihara atau terus
membiarkan diri Anda merasakan perasaan-perasaan negatif, apapun perasaan negatif ini.
Jangan pernah membiarkan diri Anda larut dalam perasaan negatif, baik ini perasaan Anda
sendiri atau karena memikirkan orang lain, membaca atau mendengar berita negatif,
menyaksikan tayangan tv atau film negatif, atau mendegar lagu dengan lirik negatif.
Mengapa? Karena perasaan ini, apapun penyebab atau sumbernya, Anda yang merasakannya,
bukan orang lain.
Dengan demikian apapun yang Anda lakukan atau pikirkan, baik itu mengenai diri Anda atau
mengenai orang lain, bila ini membuat Anda mengalami atau merasakan emosi negatif harus
dihindari.
Setiap perasaan meninggalkan kesan atau impresi di pikiran bawah sadar dan bila tidak
dinetralkan oleh perasaan lain yang lebih kuat, perasaan ini pasti akan terwujud menjadi
realita. Anda perlu hati-hati mencermati mood dan perasaan Anda, karena realita atau dunia
Anda adalah hasil ciptaan perasaan Anda.
Salah satu cara paling mudah dan akurat untuk mengenali mood atau emosi dominan dalam
diri seseorang adalah melalui tubuhnya. Tubuh berfungsi sebagai filter yang menunjukkan
emosi seseorang. Gangguan emosi, khususnya emosi yang ditekan, adalah akar dari berbagai
penyakit fisik yang dialami seseorang.
Pikiran bawah sadar tidak pernah gagal mewujudkan benih pikiran yang tertanam di
dalamnya. Saat ia menerima benih pikiran ini, ia mulai bekerja, dengan berbagai cara yang
seringkali tidak disadari atau diketahui pikiran sadar, mewujudkannya menjadi realita fisik.
Pikiran bawah sadar tidak pernah mengubah kepercayaan yang telah diterima sebagai
kebenaran oleh seseorang.
Walau pikiran bawah sadar dengan patuh mewujudkan ide pikiran sadar, hubungan mereka
tidak seperti seorang majikan dan hamba, seperti yang selama ini orang pikirkan. Pikiran
bawah sadar tidak suka dipaksa. Ia memberi respon yang lebih baik pada rayuan/bujukan
daripada perintah. Dengan demikian pikiran bawah sadar lebih menyerupai kekasih daripada
pelayan atau hamba.
Ide atau pemikiran Anda baru akan tertanam di pikiran bawah sadar saat Anda yakin dan
merasakan bahwa ide ini telah terwujud dalam pikiran Anda. Impresi menentukan ekspresi.
Pikiran bawah sadar menerima apa yang Anda rasa sebagai hal yang benar, bukan apa yang
Anda pikir benar. Dengan demikian perasaan Anda yang dominanlah yang menentukan realita
Anda.
Jangan pernah menyia-nyiakan satu detikpun dalam hidup Anda dengan merasa bersalah,
menyesal, sedih, atau emosi negatif lainnya, karena dengan merasakan kembali emosi yang
berasal dari kejadian masa lalu, Anda kembali menanamkan ide buruk di pikiran bawah sadar
Anda.
Memahami hukum pikiran dan cara menggunakan hukum ini akan memampukan manusia
untuk mencapai kualitas hidup yang didambakan. Dilengkapi dengan pengetahuan ini, Anda
dapat membangun dunia ideal Anda.
Dari sini kita tahu ternyata setiap orang mendengarkan dengan bahasa mental yang berbeda.
Yang satu melihat gelasnya separuh ‘kosong’ sementara yang lain melihat gelasnya separuh
‘penuh’. Kalau kita berbicara kepada seseorang dengan ‘kunci’ yang tepat, kita bisa
melakukan apapun. Kalau kita menggunakan kunci yang keliru kita tidak bisa melakukan
apapun.
Meta program adalah kunci cara seseorang memproses informasi. Meta program adalah
program- program internal yang kita gunakan dalam memperhatikan atau memutuskan apa.
Apakah informasi yang kita terima akan kita distorsikan, kita hapuskan atau kita
generalisakan karena pikiran sadar kita tidak bisa memperhatikan sekian banyak informasi
sekaligus.
Semua perilaku manusia berkisar di seputar desakan untuk mendapatkan kesenangan dan
menghindari kepedihan. Ada orang yang cenderung enerjik, pengambil resiko yang sangat
ingin tahu, mungkin merasa leluasa, tertantang, adrenalinnya meningkat ketika mendekati
sesuatu yang membangkitkan semangat mereka. Sebaliknya, ada orang yang cenderung hati-
hati, curigaan, melindungi diri, ia memandang dunia ini sebagai tempat yang penuh resiko
dan ancaman, ia cenderung mengambil tindakan menjauhi hal-hal yang berbahaya.
Strategi yang digunakan tergantung sepenuhnya pada strategi orang dengan siapa anda
berurusan. Demikian pula halnya dalam urusan pribadi. Misal dalam memotivasi anak agar
tekun belajar, kita bisa katakan padanya: “Ayo nak yang rajin belajar! Kalau tidak nanti kamu
nggak bisa masuk perguruan tinggi yang baik!” Atau kita katakan, ” Lihat tuh si A, enggak
mau belajar makanya dikeluarkan dari sekolah, seumur hidup paling cuma bisa. Jadi petugas
pompa bensin!”. Seberapa efektifkah strategi tersebut? Ya tergantung kepada anaknya,
apakah ia kecenderungannya mendekat atau menjauh?
Coba tanyakan kepada seseorang, “Bagaimana ia tahu kalau kerjanya bagus?” Bagi
sementara orang, buktinya dari luar: Bosnya menepuk punggungnya dan mengatakan hasil
kerjanya bagus. Bonusnya dinaikkan atau dapat penghargaan sebagai karyawan teladan dsb.
Bagi yang lain buktinya berasal dari dalam, “Pokoknya saya tahu hasil kerja saya bagus”.
Katakanlah misalnya seorang arsitek, walaupun bisa merancang gedung dan memenangkan
berbagai macam penghargaan arsitektur, kalau ia tidak merasakannya sebagai hal yang
istimewa, dukungan dari luar sebesar apapun tidak akan meyakinkannya demikian.
Ada orang yang memandang interaksi manusia itu terutama dari sudut, “Apa untungnya buat
saya”. Ada juga yang dari sudut apa yang bisa diperbuat bagi diri sendiri maupun sesama.
Tentu orang tidaklah selalu jatuh pada ekstrem yang satu atau yang lain. Hal ini lebih kepada
kecenderungan seseorang. Dalam proses perekrutan pagawai misalnya, tidakkah kita ingin
tahu dimana posisi sang calon dalam hal ini? Bagaimana bisa mencocokkan jabatan dengan
orang yang tepat dalam hal keterampilan yang dibutuhkan, kemampuan belajar dan strategi
intertnalnya. Kalau untuk auditor mungkin sebaiknya merekrut orang yg menyortir demi diri
sendiri, tapi tentu saja enggak cocok untuk customer servis atau frontliner, misalnya. Enggak
juga untuk pekerja sosial, Dokter dll.
Ada orang yang menanggapi dunia dengan menemukan kesamaan. Mereka melihat
segalanya, dan mereka melihat kesamaannya. Ini termasuk yang cenderung mencocokkan.
Ada juga orang yang cenderung melihat segala sesuatunya dari segi perbedaannya. Untuk
mengetahuinya cobalah tanyakan hubungan antara berbagai objek atau situasi, lalu
perhatikan apakah fokus pada kesamaannya atau perbedaannya.
Untuk mengetahuinya kita harus terlebih dahulu menemukan landasan sensorik apa yang
dibutuhkan untuk menjadi yakin, lalu harus menemukan juga seberapa sering ia harus
menerima stimuli tersebut untuk mejadi yakin. Untuk menemukan metaprogram seseorang
dalam hal ini cobalah tanyakan, “Bagaimana anda tahu kalau seseorang itu pandai dalam
pekerjaannya?
Ada juga yang termotivasi untuk mencari berbagai kemungkinan. Mereka lebih termotivasi
ole apa yang INGIN mereka kerjakan daripada yang HARUS mereka kerjakan. Mereka mencari
pilihan-pilihan, pengalaman-pengalaman, jalan-jalan. Seandainya anda seorang pemberi
kerja, tipe orang yang seperti apa yang akan anda rekrut?
Semua orang mempunyai strateginya sendiri dalam bekerja. Ada orang yang tidak senang
kecuali dirinya mandiri, kesulitan bekerja dekat-dekat dengan sesamanya dan tidak bisa
bekerja dibawah pengawasan yang ketat. Ada juga seseorang yang berfungsi paling baik
sebagai bagian dari kelompok, ia menyukai kerja team, ini yang disebut kooperatif.
Dalam keseharian kita sangat sering mengalami Anchoring. Misalnya saat mendengarkan sebuah lagu, kita
tiba-tiba kita terbawa pada suatu perasaan saat kejadian lampau. Yang teringat karena sebab lagu tersebut.
Misal suatu kenangan romantis yang sangat membuat bahagia bersama kekasih. Saat bersama dia, berada
di taman, sambil mendengarkan musik berdua. Hati terasa sangat nyaman dan tentram. Dipenuhi dengan
bunga-bunga cinta. Suatu ketika saat terdengar lagu itu lagi, perasaan terbawa seperti merasakan saat
lampau tersebut. Ikut merasakan nyaman, tentram dan bahagia.
Hal tersebut merupakan proses Anchoring, yang sering terjadi pada banyak hal. Namun bukan karena
kesengajaan. Sedangkan dalam proses intervensi dengan NLP, Anchoring ini disengajakan. Baik dalam
menentukan sumberpenyebab ‘rasa’-nya, hingga memperkuat rasa yang terjadi dengan visualisasi atau
membayangkan.
Catatan :
- Sumber untuk anchoring bisa saja merupakan kejadian imajinasi, namun harus bisa membawa
perasaan pada kejadian tersebut dengan sungguh-sungguh. Jadi walaupun imajinasi, seolah kita
benar-benar mengalami.
Selamat melakukan dan dapatkan nilai hidup yang lebih hidup dengan program ini. Silahkan kontak secara
langsung, jika ada hal yang belum jelas dalam melakukannya. Terimakasih.
By Yant Subiyanto, Int’l NLP Trainer & Coach