WEB APLIKASI MOODLE PADA SISWA KELAS X MA AS’ADIYAH SENGKANG Oleh Muhsyanur
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMKN 7 PADANG Oleh Ismarianti
PEMBELAJARAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
BERKELANJUTAN DALAM PENGGUNAAN SUMBER DAYA SECARA EFISIEN EFEKTIF DAN BERKEADILAN Oleh Hasan Boinauw
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA PADA KELAS XI IPS DI SMA BAITURRAHMAH PADANG Oleh Yenni Melia
APLIKASI PEDAGOGI DALAM PEMBINAAN ATLET
MENUJU PRESTASI TINGGI Oleh Jonas Solissa
KEPEMIMPINAN TUANKU DI LEMBAGA PENDIDIKAN
SURAU DALAM PENGKADERAN ULAMA DI SUMATERA BARAT Oleh Yusutria
KREATIVITAS MENULIS KARANGAN PERSUASI
SISWA SMP Oleh Novita Tabelessy
PENGARUH PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP
MOBILITAS SOSIAL TERHADAP MOTIVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN * Yenita Yatim ** Darmairal Rahmad *** Dita Apriani
Volume ke-10 Cetakan ke-23 17 Oktober 2017
KEPEMIMPINAN TUANKU DI LEMBAGA PENDIDIKAN SURAU DALAM PENGKADERAN ULAMA DI SUMATERA BARAT
Oleh Yusutria
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat
Abstrak: Ideologi yang ditanamkan, jiwa sehingga dibutuhkan suatu lembaga
kepemimpinan yang kharismatik, yang mampu mencetak pemimpin yang membangun jiwa sosial yang baik dan dibutuhkan tersebut. (Farhan, 2016: mampu berkomunikasi, serta 15). memberikan solusi dalam setiap Lembaga yang berfungsi untuk permasalahan terutama masalah mengembangkan nilai-nilai moral keagamaan. Di samping softskill juga agama dan budaya di Minangkabau memberikan keterampilan yang bisa adalah surau. Dari suraulah cikal bakal menopang kehidupan akan keutuhan dan keutamaan masyarakat kemandirian yang merupakan pola Minangka bau beradat dan beragama kepempinan Tuanku dalam dijalankan secara bersamaan. pengkaderan ulama dari segi personal. Keberhasilan ditandai apabila Adanya syarat yang harus dipenuhi anak pandai mengaji, taat beribadah, untuk menjadi guru di surau, kitab-kitab berakhlak dan berbudi pekerti luhur. yang telah ditetapkan, teutama yang Mampu memakaikan tata krama adat, memuat tarekat. Sistem pengajaran pandai petatah petitih adat, menguasai dengan tidak merubah kurikulum kesenian anak nagari diri (pencak silat). surau, masih mempertahankan non Keberadaan lembaga perguruan klasikal, evaluasi tidak bertujuan untuk Islam di Minangkabau, sejak masa mencari kesalahan dengan secara awal telah mendapat perhatian yang menyeluruh dan kenaikan tingkat cukup besar. Pada masa ini, surau ditandai dengan tamat (khatam kitab) merupakan lembaga pendidikan Islam melainkan ada izin dari guru, hal ini yang sangat strategis. Eksistensi surau merupakan kebijakan Tuanku di memiliki fungsi ganda, yaitu di samping lembaga pendidikan Surau dalam sebagai tempat ibadah, pendidikan proses pembelajaran untuk mengkader serta tempat berkumpulnya anak laki- ulama yang tangguh. laki. Fenomena ini telah ikut Kata-Kata Kunci: Kepemimpinan memperlancar terjadinya proses Tuanku, Pendidikan Surau, Ulama. pendidikan Islam secara efektif. Surau memberikan pengajian yang diberikan PENDAHULUAN oleh guru atau ulama dengan Setiap generasi membutuhkan menggunakan huruf Arab-Melayu. Di pemimpin yang handal, kompoten dan surau, diajarkan berbagai pengetahuan kredibel. Memiliki keteladanan yang seperti pengetahuan agama, ilmu silat, patut dalam memimpin umat secara kebudayaan atau adat istiadat, dan benar lahir maupun batin. Islam, juga ilmu politik. Pada tahap ini belum dikenal adanya pembagian kelas dalam karena kecakapan khusus atau belajar, yang menjadi tujuan pokok berbagai sumber yang dimilikinya pengajaran adalah agar pakiah dapat dirasakan mampu memecahkan memahami agama Islam dengan benar persoalan yang ada serta memenuhi dan menerapkannya dalam kehidupan kebutuhan yang bersangkutan. sehari-hari. (Sakdiah, 2016: 31). Sehingga surau pada Kepemimpinan yaitu proses hakekatnya "ba surau" adalah yang dilakukan oleh seorang pemimpin "imamah" yaitu meletakan seseorang untuk mempengaruhi para pengikutnya yang diikuti oleh orang lain atau agar memahami dan melakukan yang pengikutnya sebagai pemimpin yang seharusnya dilakukan sesuai memiliki ilmu agama, istiqomah, taqwa, wewenang melalui komunikasi dan iman dan akhlaqu al-karimah serta sufi. koordinasi untuk m,encapai tujuan yang Menjadi "imamah" diperkuat diinginkan. (Intan Wijayati, 2016: 394). dengan tingkahlaku yang baik dan memberikan suritauladan yang baik Pola Kepemimpinan Tuanku dalam serta mendapat posisi yang mulia di mengkader Ulama hati masyarakat dan menjadi pemimpin Pola kepemimpian Tuanku yang sesuai dengan konsep Rasulullah dalam kepribadian merupakan elemen yaitu “STAF” (Shiddiq, Tabliqh, dari sebuah surau. Itulah sebabnya Amanah dan Fathanah).Kesukesan kelangsungan hidup sebuah surau Rasulullah dalam menjadi pemimpin sangat bergantung pada sebuah surau terletak pada community resources, tersebut untuk memperoleh seorang community educator dan community Tuanku pengganti yang developer yang patut diteladani. berkemampuan cukup tinggi pada (Sakdiah, 2016: 29). waktu ditinggal mati Tuanku. Memahami fenomena tersebut, Tuanku merupakan sosok yang bisa dijelaskan pada suatu konsep paling penting (key person) dan tentang pola kepemimpinan Tuanku di menentukan dalam pengembangan lembaga pendidikan surau dalam dan manajemen lembaga pendidikan pengkaderan ulama di Sumatera Barat. surau. Berkaitan dengan kepemimpinan tersebut, terdapat teori PEMBAHASAN kepemimpinan yang sesuai dengan Kepemimpinan dapat diartikan Tuanku yaitu teori perilaku (behavior sebagai kegiatan untuk mempengaruhi theory), yang mendasarkan asumsi orang-orang yang diarahkan terhadap berkaitan dengan kepemimpinan harus pencapaian tujuan. (R. B. Khatib dipandang sebagai hubungan antar Pahlawan Kayo, 2005: 25). orang. Dengan kata lain, teori ini Kepemimpinan terjadi melalui dua sangat memperhatikan perilaku bentuk yaitu kepemimpinan formal pemimpin sebagai aksi dan respons (formal leadership) terjadi dilingkungan kelompoknya yang dipimpin sebagai otoritas formal terdiri dari orang-orang reaksi. (Helmi Aziz, 2016: 12) yang ditunjuk atau dipilih melalui Semakin kharismatik Tuanku, proses seleksi. Kepemimpinan informal semakin besar kecenderungan (informal leadership) berasal dari masyarakat mempersepsi kebesaran orang-orang yang muncul dan surau tersebut. Melalui gaya berpengaruh terhadap orang lain kepemimpinan kharismatik ini pula instruksi dari Tuanku dapat begitu keunggulan wibawanya dalam lancar dijalankan oleh para guru dan memimpin organisasi, pemimpin pakiah tanpa hambatan psikologis. mempunyai tujuan hidup untuk menjadi Dengan kharismatik ini pula lembaga surau sebagai ladang amal surau mempunyai daya pikat tersendiri ibadah yang membuat menjadi terkenal dan Kepemimpinan memerlukan dikunjungi oleh calon pakiah dari berbagai keterampilan dan sifat, serta berbagai penjuru. Hal ini sesuai dengan komitmen terhadap prinsip-prinsip rumusan, kepemimpinan Islam yang terurai dalam al-Qur’an dan kharismatikmemiliki energi, daya tarik hadits yang akan menjamin kepatuhan untukmempengaruhi orang lain, setiap orang. Nilai-nilai dasar sehingga mempunyai pengikut yang kepemimpinan Islami dijadikan rambu- sangatbesar jumlahnya. rambu dalam pengambilan keputusan Seorangyang memiliki kharisma untuk menjadi seorang pemimpin. dianggap mempunyai kekuatan (Subhan, 2013: 139). ghaib(supernatural power) dan Tuanku memberikan semangat kemampuan-kemampuan sebagai kepada guru dan pakiah bahwa Allah karunia Allah. Tuanku banyakmemiliki tidak pernah mensia-siakan hidup inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan hambaNya selama hambaNya masih teguh pada pendiriansendiri. Totalitas tetap istiqomah di jalan Allah dan kepribadian pemimpin itu membela agamaNya. Hal ini sesuai memancarkan pengaruh dandaya tarik dengan firman Allah pada Q.S. An- yang teramat besar. (Ara Hidayat, Nisa’ ayat 175. 2010: 86). Pola kepemimpinan Tuanku Peranan dan kepribadian dalam proses pembelajaran. Hal ini Tuanku sangat menentukan dan sesuai dengan konsep J.R.P French Jr. kekharismatikan. Sikap hormat, takzim dan B. Raven memasukkan model dan kepatuhan mutlak kepada Tuanku kepemimpinan Tuanku dalam kategori adalah satu nilai pertama yang pemegang kekuasaan yang ditanamkan. (Martin, 2012: 86). dilandaskan pada aspek kewibawaan. Kredibilitas surau sebagai lembaga (Timple, 1993:34).Sebagai seorang pendidikan Islam memang sangat pemimpin juga memberikan semangat ditentukan oleh kredibilitas Tuanku berjuangan di jalan Allah. sebagai figur sentral. Kesalehan dan keutamaan Tuanku dalam ilmu agama, Pola Kepemimpinan Tuanku dalam keutamaan yang dimiliki pada aspek Hubungan Sosial. moralitas dan kepribadian sangat Hubungan sosial Tuanku dengan menentukan integritas dan loyalitas masyarakat sangat baik hal ini bisa kepada Tuanku dan agamanya. dilihat dalam keseharian ulama (Dhofier, 1982:20). Pandangan fakiah, dengan masyarakat yang saling bahwa kharisma Tuanku merupakan menghormati norma-norma yang ada suatu karunia yang diperoleh dari sehingga akan mempermudah Tuhan, yang memancarkan dari masyarakat menilai kepribadian keikhlasan dan kesucian seorang ulama. Karena, di samping hatinya.(Azizah, 2014:3). menjadi ulama dia juga menjadi Berdasarkan keberhasilan panutan dalam setiap perbuatan yang Tuanku lebih disebabkan oleh dilakukan dan masyarakat menjadikan pendidikan dengan memberi ulama tersebut seperti seorang ulama. keteladanan, membangun kemauan, Tuanku memiliki hubungan sosial dan mengembangkan kreativitas yang baik dengan masyarakatdalam peserta didik dalam proses kehidupan sehari-hari mulaidari pembelajaran. urusan agama sampai urusan sosial Hal tersebut juga sesuai dengan seperti pengajian tarekat, pengajian Undang-Undang RI No 14 tahun 2005 rutin dengan menjelaskan kandungan tentang Guru dan Dosen Bab IV pasal ayat suci al-qur’an atau hadist maupun 8 Guru wajib memiliki kualifikasi kitab secara perlahan. Sehingga pola akademik, kompetensi, sertifikat kepemimpinan Tuanku dengan pendidik, sehat jasmani dan rohani, masyarakat sesuai dengan pasal 4 serta memiliki kemampuan untuk tentang kewajiban guru dengan mewujudkan tujuan pendidikan masyarakat. (Keputusan Kobgres XXI nasional. PGRI, 2013). Surau merupakan salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang Pola kepemimpinan Tuanku dalam mampu memberi pengaruh yang cukup Proses Pembelajaran. besar dalam dunia pendidikan, baik Segala bentuk kebijakan jasmani, rohani, maupun intelegensi, manajerial pendidikan di lingkungan karena sumber nilai dan norma-norma surau baik yang menyangkut kurikulum, agama merupakan acuan dan berfikir proses dan metode pengajaran, serta sikap ideal pakiah. evaluasi pembelajaran, keterlibatan Sehingga surau disebut sebagai aktivitas pakiah di luar surau adalah alat transformasi kultural. fungsi surau wewenang mutlak Tuanku. adalah mencetak ulama dan ahli Ada tidaknya otonomi dalam agama. Kegiatan pembelajaran yang pembelajaran di surau ditandai oleh terjadi di surau tidak sekedar sejauhmana lembaga pendidikan surau pemindahan ilmu pengetahuan dan dalam memiliki dan menggunakan keterampilan tertentu tetapi yang otoritas (kewenangannya) dalam terpenting adalah penanaman dan pengaturan kemana dan bagaimana pembentukan nilai-nilai tertentu kepada penyelenggaraan pendidikan diarahkan pakiah. oleh Tuanku (Burhattati, 2016:402). Sistem pengajaran di surau Lembaga pendidikan surau, juga dengan tidak merubah kurikulum surau mengacu kepada ajaran tarekat yang dengan kurikulum pemerintah, dan akan disampaikan oleh Tuanku kepada masih mempertahankan non klasikal, para pakiah, sebab seorang penganut dan tidak adanya jenjang pendidikan. tarekat harus melalui beberapa Kenaikan tingkat pakiah ditandai tahapan atau yang disebut dengan dengan tamat (khatam) atau maqam-maqam. Diantara maqam- bergantinya kitab yang dipelajari oleh maqam tersebut adalah taubat, wara’, seorang pakiah. zuhud, sabr, tawadu’, taqwa, tawakkal, Tuanku merupakan penggerak rida, mahabbah dan ahwal (Farhan, bagi sumber yang ada di surau 2016:16). terutama pada gurunya. Tuanku Hal ini sesuai dengan undang- mempunyai peran penting dalam undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 memberdayakan para guru, karena tentang prinsip penyelenggaraan Tuanku memegang tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang Pola kepemimpinan Tuankudalam berkenaan dengan mutu di surau, proses pembelajaran dengan adanya sehingga menghasilkan lulusan atau syarat yang harus dipenuhi oleh out put yang sesuai dengan apa yang seseorang untuk menjadi guru, kitab- diharapkan oleh masyarakat. Oleh kitab kuning yang dipakai, sistem sebab itu Tuanku mengambil langkah- pengajaran dengan tidak merubah langkah dengan meningkatkan mutu kurikulum surau, masih pakiah dengan meningkatkan kualitas mempertahankan non klasikal, evaluasi gurunya agar mampu mendidik dan tidak bertujuan untuk mencari membina para pakiah dengan kesalahan, sifat penilaian dilakukan kompetensi dan ketrampilan yang secara menyeluruh dan terus menerus dimilikinya agar dapat menghasilkan serta kenaikan tingkat ditandai dengan lulusan yang mampu menguasai ilmu tamat (khatam kitab) setelah ada izin agama dan ilmu sosial serta berwawasan luas. SUMBER RUJUKAN Langkah awal yang dilakukan Bruinessen. Martin Van. 2012. Kitab Tuanku dalam proses pembelajaran Kuning Pesantren dan Tarekat. adalah dengan mengadakan Yogyakarta. Gading Publishing. pembinaan kompetensi professional Dhofier. Zamarkhsyari. 1982. Tradisi dan pembinaan kompetensi Pesantren, Studi tentang kepribadian guru. Hal ini sesuai dengan Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: teori bahwasannya seorang guru LP3ES. memiliki posisi yang sangat penting Pahlawan Kayo. R.B.Khatib. 2005. dan strategi dalam pengembangan Kepemimpinan Islam dan potensi yang dimiliki pakiah. Dakwah. Jakarta. Amzah. Pemimpin mempunyai tanggung Timple. A. Dale. 1993. Kepemimpinan jawab yang besar baik itu secara fisik (Leadership). Jakarta: Gramedia maupun spiritual terhadap keberhasilan Asri Utama. aktivitas, sehingga menjadi pemimpin Keputusan Kongres XXI Persatuan itu tidak mudah dan tidak setiap orang Guru Republik Indonesia, mempunyai kesamaan di dalam Nomor: VI/ Kongres/ XXI/ menjalankan kepemimpinan. PGRI/2013 Tentang Kode Etik Guru Indonesia, Kawajiban guru SIMPULAN dan Masyarakat Pasal 4. Hasil pembahasan tentang pola Aziz. Helmi. Taja. Nadri. 2016. kepemimpinan Tuanku di lembaga Kepemimpinan Kyai Dalam pendidikan surau dalam pengkaderan Menjaga Tradisi Pesantren ulama di Sumatera Barat dilihat pada (Studi Deskriptif di Pondok strategi yang digunakandengan Pesantren Khalafi al-Mu’awanah menanamkan Ideologi, jiwa Kabupaten Bandung Barat). kepemimpinan yang kharismatik, Ta’dib. Jurnal Pendidikan Islam. mampu berkomunikasi, baik dalam Vol V, No. 1. Universitas Islam bermuamalah dan jujur serta Bandung. menguasai masalah dan mampu Azizah. L. 2014. Pengaruh Kharisma menyelesaikannya dan keterampilan Ibu Nyai. Hj. Umi Habibah yang diajarkan. Terhadap Motivasi Menghafal Al- Qur’an Santri Putri Pondok Pesantren Darul Falah Sidoarjo. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Falah. Saiful dkk. 2016. Model Regenerasi dan Kaderisasi Kepemimpinan Dalam Islam. Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis,Vol 2 No. 2 Agustus.
Farhan. 2016. Islam dan Tasawuf di
Indonesia: Kaderisasi Pemimpin Melalui Organisasi “Matan”. Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf. Vol 2. Nomor 1. Fuad. Nurhattati. 2016. Pendidikan Berbasis Masyarakat di Pondok Pesantren (Studi Kasus Pendidikan Berbasis Masyarakat di Pesantren Al-Ittifaq Bandung Jawa Barat). Jurnal Manajemen Pendidikan. UNJ. Hidayat. Ara. Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah). Bandung: Pustaka Educa. Sakdiah. 2016. Karakteristik Kepemimpinan Dalam Islam (Kajian Historis Filosofis) Sifat- Sifat Rasulullah). Jurnal Al- Bayan, Vol. 22 No. 33 Januari- Juni. Subhan. Moh. 2013. Kepemimpinan Islami Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Tadris, Vol 8. No 1 Juni. Wijayati. Intan. 2017. Gaya Kepemimpinan Dalam Pengambilan Kebijakan di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan. Jurnal Muslim Heritage, Vol. 1, No. 2, November 2016 – April 2017.