Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
Alhamdulillahi rabbil alamin. Segala puji kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah sejarah perkembangan Bahasa Indonesia ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, terlepas
dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah sejarah perkembangan Bahasa indonesia. Akhir kata kami
berharap semoga makalah sejarah perkembangan Bahasa indonesia, ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
penulis
ii
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN -------------------------------------------------------------- 17
B. SARAN ----------------------------------------------------------------------- 17
DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------- 18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari
peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada
batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra
(abad ke-16 dan ke-17), seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat Raja-raja Pasai,
sejarah Melayu, Tajussalatin dan Bustanussalatin
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah
diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau,
antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu
tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin
berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai
di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak
budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa,
terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa
Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai
variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia,
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia
dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persurat kabaran, dan
majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
4
Bahasa Indonesia sejak dahulu telah membentuk bangsa dan
mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki tingkat
kemajemukan yang sangat tinggi. Bahasa pada dasarnya adalah media untuk
berkomunikasi ternyata memiliki eksistensi yang lebih lagi. Bahasa mencakup
hampir seluruh lapisan masyarakat, bahkan kebudyaan itu sendiri. Banyak
sumber yang mengupas fungsi bahasa Indonesia, salah satunya Arifin (2008:12)
kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi berikut.
5
tanah Indonesia Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang
satoe, bangsa Indonesia Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng
bahasa persatoean, bahasa Indonesia”
Dengan sangat jelas bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun
diikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa Indonesia
kemudian mulai diterima oleh masyarakat Indonesia. Dengan diterimanya
bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa pemersatu
Indonesia. Diterimanya bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari
diadakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) pada tanggal 25-28 Juni 1938
di Solo.
2. Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang
digunakan selama 54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada
tanggal 18 Agustus. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membuat fase awal bahasa Indonesi
sebagai bahasa pemersatu menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian
ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan
Suwandi karena dianggap lebih menunjukan rasa nasionalisme yang tinggi.
3. Bahasa internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional
merupkan fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan
dilakukan terbukti dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa
Indonesia yang mengambil tempat di Jakarta pada tanggan 28 Oktober hingga
1 November 2018. Undang-undang Nomor 4 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga ikut mendukung
bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya pasal 44 ayat 1.
Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah adanya tenaga dan
buku-buku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.
6
B. PENGERTIAN RAGAM BAHASA INDONESIA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda -
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara. orang yang dibicarakan. serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990). Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat
mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan
itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal
ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi
tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar
(Subarianto, 2000). Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli,
yaitu sebagai berikut.
a. Ragam bahasa menurut Bachman (1999) Ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kavvan bicara. orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara.
b. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999) Sehubungan dengan
pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan takbaku. Dalam situasi remi. seperti di sekolah,
di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya,
dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di taman, atau di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.
c. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968) Suatu ragam bahasa, terutama
ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk
menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan
bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan
dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan
topik pembicaraan.
7
Ragam bahasa Indonesia adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya
yang berbeda-beda dan mengikuti topik pembicaraan. Selain itu, menurut
hubungan pembicara lawan bicara orang yang dibicarakan sekaligus medium
pembicaranya. Seperti yang sudah sempat disinggung pada bahasan sebelumnya.
Secara umum pemakaian bahasa Indonesia dikategorikan menjadi dua jenis
yaitu baku dan tidak baku. Penggunaan bahasa baku tentu saja digunakan saat
situasi resmi seperti rapat, belajar di dalam kelas dan lain sebagainya. Sementara
penggunaan bahasa tidak baku seperti di rumah sendiri atau di pasar.
Pengkategorian ragam bahasa ini dapat diwakili dari tinjauan media atau
sarananya yang mana meliputi ragam bahasa lisan dan tulis. Ragam bahasa lisan
adalah bahasa dihasilkan oleh alat ucap dengan unsur fonem di dalamnya.
Sementara ragam bahasa tulisan dihasilkan dengan tulisan atau rangkaian huruf
sebagai komponennya.
8
a. Ragam Bahasa Lisan
9
tuturan lisan berlangsung cepat, akan dnegan cepat pula pesan yang
disampaikan akan berlalu.
5) sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
6) kesalahan dapat langsung dikoreksi
7) dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu kok.’ .Sementara itu,
ada pula kelemahan ragam bahasa lisan, yaitu:
10
Sebagaimana halnya ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis pun memiliki
ciri-ciri. Ciri-ciri ragam tulis:
1) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas
menjadi media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan.
2) Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan
masyarakatnya.
3) Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata.
4) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan
informasi serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi sehingga
mampu meningkatkan wawasan si pembaca.
11
2. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Cara Pandang Penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri atas
beberapa ragam di antaranya:
a. Ragam dialek
Contoh: ‘Gue udah pernah bilang soal itu.’
b. Ragam terpelajar
Contoh: ‘Saya sudah pernah mengatakan itu.’·
c. Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah pernah mengatakan hal tersebut.’
12
c. Cerita di dalam novel tersebut banyak menggunakan alur flashback.
(termasuk ragam sastra karena digunakannya kata-kata: cerita, novel, alur
flashback)
d. Sejak sepuluh tahun ini, putrinya menderita penyakit TB. (termasuk ragam
kedokteran karena digunakannya kata-kata menderita penyakit dan
penyakit TB)
e. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (termasuk
ragam psikologi karena digunakannya kata-kata penderita autis,
bimbingan yang intensif).
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, di
antaranya:
Chaer (2004:700) membagi ragam bahasa atas lima macam gaya, yaitu:
13
c. Gaya atau ragam usaha (konsultatif)
Gaya atau ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang
lazim dalam pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat, atau pembicaraan
yang berorientasi pada hasil atau produksi. Contohnya adalah rapat yang
dilakukan oleh para mahasiswa yang terhimpun dalam organisasi Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM).
14
C. PENYEMPURNAAN EJAAN
Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Kongres
Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri Moehammad Yamin,
diselenggarakan di Medan pada tahun 1954. Kongres itu mengambil keputusan
supaya ada badan yang me-nyusun peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa
Indonesia. Panitia dimaksud yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956, No. 44876/S,
berhasil merumuskan patokan-patokan baru pada tahun 1957.
15
Di dalam hubungan ini, Panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Sarino Mangunpranoto, sejak tahun 1966 dalam surat
keputusannya tanggal 19 September 1967, No. 062/1967, menyusun konsep
yang ditanggapi dan dikaji oleh kalangan luas di seluruh tanah air selama
beberapa tahun.
16
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Melayu yang telah berada di
Indonesia sejak tahun 680 membuat Indonesia menjadi lebih kokoh. Dengan
berkembangnya zaman dan proses akulturasi, bahasa Indonesia tetap menjaga
keutuhannya. Diawali dengan bahasa pemersatu yang menyatukan setiap suku.
Kemudian menjadi bahasa negara yang berpuluh tahun berlangsung dan kini, di
era moderen, bahasa Indonesia mulai dikenal di belahan bumi lain. Dengan
identitas yang berbeda, warga asing mulai mengucapkan bahasa Indoenesia.
Bahasa Indonesia menyatukan, menjadi identitas, dan menjadi kebanggan
Indonesia. Bahasa Indonesia diharapkan terus merekatkan setiap suku bangsa.
B. SARAN
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan
terdahulu memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi
bahasa pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai
generasi penerus mampu untukmembina, mempertahankan bahasa Indonesia ini,
agar tidak mengalami kemerosotan dandiperguna dengan baik oleh pihak luar.
17
DAFTAR PUSTAKA
18