Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Politik diambil dari bahasa yunani yaitu politea (warga Negara) atau polis (negara kota) berarti
masalah dalam pengaturan Negara atau kota dan masyarakat. 1 Politik secara terminologi adalah proses
dalam pengaturan masyarakat, yang berwujud dalam pembuatan keputusan dalam Negara. Makna politik
dalam Islam tidak berbeda jauh dengan makna politik pada umumnya hanya saja dalam Islam mengikut
sertakan Al-Quran dan Hadist di dalamnya sebagai sumber utamanya, serta adanya sebuah hukum yang
disebut syariat dalam sebuah pemerintahan,2

Bisa dikatakan bahwa politik adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mewujudkan cita-
cita dan tujuan suatu Negara. Sedangkan politik menurut para ahli adalah suatu ilmu dan proses untuk
membuat suatu keputuisan yang tepat dalam sebuah negra atau pemerintahan. 3

PEMBAHASAN
A. Biografi dan sejarah Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun merupakan seorang ilmuan muslim yang sangat terkenal, Ibnu Khaldun memiliki
nama lengkap Abdurrahman Abu Zaid lahir pada 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M di Tunisia,
Afrika Utara, dan wafat di usia 76 tahun pada 25 Ramadhan 808 H atau 1406 M di Kairo. Beliau
mendapatkan sebuah gelar bernama Waliyuddin yang diberikan ketika Ibnu Khaldun menjabat menjadi
seorang hakim di Mesir.4

Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh muslim yang terkemuka dikenal sebagai ilmuan pioner pada
zamannya yang mana menjadikan sebuah sejarah bagian dari ilmu. Ibnu Khaldun juga dikenal sebagai
seorang ilmuan sosiologi, ekonomi, politik, yang juga terlibat langsung dalam dunia politik. Yang
bertanggung jawab pertama kali dalam pendidikan Ibnu Khaldun adalah ayahnya sendiri, pelajaran
pertama yang diajarkan adalah Al-Quran serta Hadist yang menjadi dasar dari semua ilmu. Selanjutnya
ibnu khaldun belajar bahasa kepada Abi Abdillah Muhammad Ibnu al-‘Arabi al-Husairi, Abu al-Abbas
Ahmad Ibnu al-Qushar, serta Abu Abdillah al-Wadiyashi. Ibnu Khaldun juga belajar fiqh kepada Abi
Abdillah Muhammad al-jiyani dan Abu al-Qassim Muhammad al-Qashir. Pelajaran lain yang di pelajari

1
M.Kholid Muslih, tradisi intelektual islam melacak sejarah peradaban ilmu pada masa kejayaan, direktorat
islamisasi ilmu universitas Darussalam gontor, Ponorogo, 2020, p 92.
2
Politik dalam Perspektif Islam - Kompasiana.com diakses pada 25/5/2023
3
Pengertian Politik Menurut Para Ahli dan Secara Umum [Lengkap] (zonareferensi.com) diakses pada 25/5/2023
4
Biografi Singkat Ibnu Khaldun : Profil, Pendidikan, Karya dan Pemikiran - (wislah.com) diakses pada 25/5/2023
oleh Ibnu Khaldun adalah ilmu logika, teologi, matematika, dan astronomi yang digurui oleh Abu
Abdillah Muhammad Ibnu Ibrahim al-‘Arabi.5

Ibnu Khaldun memulai karir politiknya pada tahun 1354, yang menjabat sebagai sekertaris sultan
Abu Inan dari fez maroko. Tetapi masa jabatan tersebut tidak bertahan lama, beliau terpaksa turun jabatan
pada tahun 1357 dikarenakan Ibnu Khaldun di curigai sebagai seorang penghianat yang
mengakibatkannya harus dipenjara selama 21 bulan. Dikarenakan perjalanan karir yang kurang mulus
Ibnu Khaldun terpaksa pindah ke Granada.6

Di Granada Ibnu Khaldun di terima secara hormat oleh Sultan Mahmud V, ketika tahun 1364
Ibnu Khaldun mendapatkan kepercayaan untuk menjadi duta ke istana Pedro el Cruel. Dikarenakan misi
berhasil di kerjakan hal tersebut membuat Perdana Menteri Ibnu al-Khattib merasa popularitas dirinya
memudar. Ketika situasi sedang tidak bersahabat, Ibnu Khaldun mendapatkan undangan dari penguasa
Bouqie yaitu Abu ‘Abdullah yang membuatnya menjadi Perdana Menteri. Setelah lama panjang perjalana
dan lika-liku yang tak kunjung usai akhirnya Ibnu Khaldun meninggalkan panggungnya, dan lebih
memilih memperdalam ilmunya serta mengeluarkan banyak karya-karya ilmiah.. 7

B. Karya-karya Ibnu Khaldun


Ibnu Khaldun hidup pada zaman peradaban islam mulai runtuh tetapi Ibnu Khaldun dapat
menjadi pemikir muslim yang sangat berpengaruh, yang telah melahirkan banyak karya-karya dan
pemikiran-pemikiran yang sangat luar biasa. Beberapa karya Ibnu Khaldun adalah kitab al-I’bar wa
Dhuan al-Mubtada’ wa al-Khabar fi Ayyam al-A’rab wa al-‘Ajam wa al-Barbar wa man ‘Asharahiim
min Dzawi al-Suthan al-Akhbar atau sering di bilang kitab al-‘Ibar atau Tarikh Ibnu Khaldun. Kitab ini
menjelaskan tentang asal-usul dan peristiwa hari-hari arab, Persia, Barbar dan orang-orang yang hidup
pada zaman tersebut.8 Karya selanjutnya adalah kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun yang isinya
menjelaskan tentang masalah-masalah social, Ibnu Khaldun lebih menganggapnya menjadi ensiklopedia, 9
kitab selanjutnya adalah At-Ta’rut bi Ibnu Khaldun kitab ini adalah kitab autobiografi dan catatan dari
kitab sejarah yang dimilikinya.10

5
Biografi Singkat Ibnu Khaldun : Profil, Pendidikan, Karya dan Pemikiran - (wislah.com) diakses pada
25/5/2023
6
Ibnu Khaldun - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas diakses pada 25/5/2023
7
Biografi Ibnu Khaldun: Karya, Teori Beserta Pemikirannya (sahabatmuslim.id) diakses pada 25/5/2023
8
KARYA-KARYA IBNU KHALDUN | (wordpress.com) diakses pada 26/5/2023.
9
Ibid.
10
Kitab karya Ibnu Khaldun - Pinhome diakses pada 26/5/2023.
Karya-karya lain yang dimiliki Ibnu Khaldun adalah Burdah Bushairi, yang menjelaskan tentang
logika dan juga aritmatika, resume fiqh. Serta kitab yang juga benar benar di tulis oleh Ibnu Khaldun
adalah Lubab al-Mushashal fi Ushul al-Din dan kitab Syifa al-Sailfi Tahdzib al-Masatt. 11

C. POLITIK IBNU KHALDUN


Ibnu Khadun hidup pada masa kegelapan Islam hal tersebut terlihat dari sejarah kehidupannya.
Ibnu Khaldun menjadikan sejarah sebagai sumber ilmu dan menjadikannya sebagai pijakan akan semua
persoalan. Konsep ini dinamakan dengan thaba’I al-umran (dinamika internar social masyarakat).

Menurut Ibnu Khaldun politik adalah mekanisme yang menuntun manusia kejalan keselamatan
dunia maupun akhirat. Tanpa adanya Negara yang terorganisir maka masyarakat yang ada di dalamnya
akan berada pada titik kesengsaraan. Maka dari itu pentingnya memilih seorang pemimpin yang baik dari
berbagai aspek. Konsep Negara yang paling terkenal dalam pemikiran Ibnu Khaldun adalah ‘Ashabiyah.

1. Peran Politis ‘Ashabiyah (solidaritas kelompok)


‘Ashabiyah berasal dari kata ‘ashaba yang berarti mengikat, ‘ashabah juga berarti kerabat. jadi
’Ashabiyyah adalah suatu ajakan untuk membela keluarga tidak peduli kerabat tersebut berada di jalan
yang benar ataupun salah, mereka akan melindunginya dari siapapun itu. 12
Ibnu Khaldun menggolongkan kata ashabiyyah kedalam dua makna. Makna pertama memiliki
sifat positif yaitu murujuk kearah konsep persaudaraan (brotherhood). Hal inilah yang membangun
kebangkitan dan kemajuan peradaban islam sebelumnya, karena adanya keselarasan social yang tercipta
di dalamnya.13

Yang kedua memiliki makna negative yaitu menimbulkan kesetiaan serta fanatisme kepada kaum
yang mana tidak didasarkan pada aspek kebenaran didalamnya. Dan hal inilah yang tidak di perbolehkan
dalam islam karena mereka akan membela kerabat ataupun kaum mereka baik sedang si jalan yang benar
ataupun salah.

Ibnu Khaldun memberika dua asumsi penting kenapa ‘Ashabiyah dibutuhkan adanya teori yang
mengatakan bahwa berdirinya suatu Negara karena adanya suatu kesukuan. Karena Negara tidak akan

11
Ibid.
12
Seputar ‘Ashabiyah, Simak Penjelasannya! - Dalam Islam, Gapai Ketaqwaan diakses pada 25/5/2023.
13
Muh. Ilham, konsep ‘Ashabiyah dalam pemikiran politik Ibnu Khaldun, Jurnal Politik Profetik, vol 04,No 1, 2016, p
5.
berdiri tanpa adanya dukungan dan solidaritas yang sangat kuat. Didalamnya muncul suatu kesadaran
untuk saling melindungi dan waspada guna mempertahankan negaranya.

Yang kedua, berdirinya suatu Negara harus melalui perjuangan yang sangat keras serta berat
karena harus mempertaruhkan nyawa pula, jika tak memiliki jiwa solidaritas satu sama lain maka suatu
Negara tidak akan berdiri, dengan demikian solidaritas mutlak dibutuhkan oleh suatu Negara. 14

Menurut Ibnu Khaldun ashabiyah sangat lah penting dalam suatu Negara jika mereka dididik dan
di bina dengan benar karena mereka akan rela berkorban demi Negara mereka sendiri, teori ini dikenal
dengan Teori Disintegrasi.15

2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan jaminan bagi makhluk hidup dan melimpahkan kekuasaan Allah kepada
hamba-hamba-Nya agar dapat menerapkan hukum hukum Allah di antara mereka. Yang memiliki
ashabiyah dan memiliki karakter terpuji maka mereka telah dapat mengemban tanggungjawab yang besar.

Jika seseorang dalam ashabiyah senantiasa menghias diri dengan karakter-karakter terpuji maka
mereka sedang mencapai puncak politik yaitu kekuasaan. Jika allah menghendaki mereka untuk berkuasa
maka mereka akan berkuasa tetapi jika Allah berkata sebaliknya maka hal itulah yang akan terjadi.
Karena jika nilai keutamaan dan kearifan telah hilang dari mereka maka hal tersebut akan diikuti dengan
hilangnya kekuasaan.16

3. Khalifah (Penguasa)

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa adanya wujud khalifah adalah ciri yang membedakan manusia
dengan makhluk yang lainnya. Setiap manusia sangat membuntuhkan yang namanya khalifah untuk
mengatur mereka dalam sebuah kelompok dan untuk menjadikan umat manusia lebih maju lagi.

Khalifah adalah seseorang yang mempunyai rakyat, sedangkan rakyat adalah mereka yang
memiliki seorang khalifah. Baik-buruknya khalifah itu tergantung dengan caranya mengurus kepentingan

14
Nurul Huda, pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Ashabiyah, SUHUF, vol 20 No 1, 2008, p 45
15
Sholikha dkk, pemikiran politik Ibnu Khaldun (732 H-808 H/ 1332-1406 M), Al-Hikmah jurnal studi keislaman, vol
9 No 1, 2019, p 74.
16
Sholikha dkk, pemikiran politik Ibnu Khaldun (732 H-808 H/ 1332-1406 M), Al-Hikmah jurnal studi keislaman, vol
9 No 1, 2019, p 76
rakyatnya. Kekhalifahan harus dipimpin dengan cara yang baik dan juga lemah lembut agar rakyat yang
dipimpinnya merasa aman dan damai, bukan dengan cara sebalilknya.

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa kekerasan dalam suatu kekuasaan bergantung dengan
kecerdasan otaknya karena jika otak sang khalifah terlalu cerdas maka ia akan memandang jauh kedepan
dan bersifat berkepanjangan dan memaksa rakyat untuk mengikuti kehendaknya. Maka dari itu seorang
khalifah jangan terlalu pintar.

Khalifah adalah seorang manusia lemah dan biasa, yang menjadi perbedaan besar adalah ia
sedang mengemban tanggung jawab yang berat. Oleh karena itu ia memerlukan bantuan orang lain untuk
membantunya dalam menjalani tanggungjawab yang berat, serta khalifah juga harus memiliki beberapa
fasilitas yang baik.17

4. Negara

Kondisi yang tepat untuk suatu Negara adalah ketika adanya kesatuan visi. Sikap tersebut memiliki istilah
‘ashabiyah (solidaritas golongan). Menurut Ibnu Khaldun Negara yang memiliki ‘ashabiyah yang kuat
adalah Negara yang mampu mendapatkan peradaban umat yang baik. 18

Menurut Ibnu Khaldun terciptanya suatu Negara ideal, harus memiliki 4 kriteria sosiologis yang
pertama adanya lingkungan yang sehat, baik dari segi air, dan udara. Yang kedua adalah kodisi geografis
yang dapat dijadikan sebagai jalur perdagangan. Yang ketiga adanya solidaritas social. Yang keempat
adalah memiliki kondisi geografis yangn subur serta banyak hasil buminya. 19

KESIMPULAN

Ada banyak yang menjadi aspek pemicu majunya suatu Negara, baik dari segi sang pemimpin
yang mampu memimpin karena jika ada suatu Negara yang tidak terorganisir dengan baik maka rakyat
Negara tersebut berada dalam kesengsaraan, sampai rakyatnya yang memiliki jiwa solidaritas yang tinggi.
Ibnu Khaldun berkata pentingnya ashabiyah dalam suatu Negara yang memiliki jiwa solidaritas
di dalam diri setiap anggotanya, yang rela berkorban demi kemajuan dan keselamatan negaranya sendiri.

17
Ibid.
18
Sholikha dkk, pemikiran politik Ibnu Khaldun (732 H-808 H/ 1332-1406 M), Al-Hikmah jurnal studi keislaman, vol
9 No 1, 2019, p 79.
19
Ibid. p 80.
DAFTAR PUSTAKA
M.Kholid Muslih, tradisi intelektual islam melacak sejarah peradaban ilmu pada masa kejayaan,
direktorat islamisasi ilmu universitas Darussalam gontor, Ponorogo, 2020, p 92.
Politik dalam Perspektif Islam - Kompasiana.com diakses pada 25/5/2023
Pengertian Politik Menurut Para Ahli dan Secara Umum [Lengkap] (zonareferensi.com) diakses
pada 25/5/2023
Biografi Singkat Ibnu Khaldun : Profil, Pendidikan, Karya dan Pemikiran - (wislah.com) diakses
pada 25/5/2023
Ibnu Khaldun - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas diakses pada 25/5/2023
Biografi Ibnu Khaldun: Karya, Teori Beserta Pemikirannya (sahabatmuslim.id) diakses pada
25/5/2023
KARYA-KARYA IBNU KHALDUN | (wordpress.com) diakses pada 26/5/2023.
Kitab karya Ibnu Khaldun - Pinhome diakses pada 26/5/2023.
Seputar ‘Ashabiyah, Simak Penjelasannya! - Dalam Islam, Gapai Ketaqwaan diakses pada
25/5/2023.
Muh. Ilham, konsep ‘Ashabiyah dalam pemikiran politik Ibnu Khaldun, Jurnal Politik Profetik,
vol 04,No 1, 2016, p 5.
Nurul Huda, pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Ashabiyah, SUHUF, vol 20 No 1, 2008, p 45
Sholikha dkk, pemikiran politik Ibnu Khaldun (732 H-808 H/ 1332-1406 M), Al-Hikmah jurnal
studi keislaman, vol 9 No 1, 2019, p 74.

Anda mungkin juga menyukai