Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tara Ulva Dyla

Npm : 2010017311041
Jurusan : Teknik Industri
Mata Kuliah : Data Analytis
Dosen Pengampu : Ikhwan Arief, S.T., M. Sc

Ringkasan film
1. Film Moneyball
Film moneyball yang di sutradarai oleh Bennett Miller dan dimainkan oleh
Brad Pitt ini merupakan sebuah film yang diangkat dari sebuah kisah nyata. Film
ini menceritakan mengenai perjuangan seorang manajer suatu klub baseball untuk
mengangkat nama tim nya di suatu kejuaraan dengan keterbatasan yaitu kondisi
keuangan klub yang sangat minim jika dibandingkan tim-tim lawan.
Klub tersebut adalah Oakland Athletics dan manajernya bernama Billy
Beane. Pada akhir musim 2001, klub tersebut ditinggal beberapa pemain
unggulannya yaitu Johnny Damon, Jason Giambi dan Isringhausen. Untuk
mengawali kompetisi di 2002, Billy sebagai manajer harus memutar otak
bagaimana bisa membentuk tim yang kompetitif, tetapi dengan budget yang sangat
minim.
Di tengah segala ketidakadilan sistem ini, Billy Beane (Brad Pitt) mencoba
mengubah keadaan dengan cara yang konvensional yakni mencari bibit pemain
baru, seperti pepatah mati satu tumbuh seribu. Namun hal itu tidak lagi dilakukan
setelah Billy Beane bertemu dengan Peter Brand (Peter Depodesta). Perjumpaan ini
terjadi ketika Billy Beane hendak melakukan transaksi pemain dengan manajer
Indian Redskin, kala itu terlihat sekali keputusan manajer Indian Redskins
kesemuanya didasarkan pada analisis Peter Brand. Akhirnya, target pemain yang
akan didatangkan beralih menjadi mendatangkan ekonom dari Yale University.
Pertemuan antara Beane dan Peter Brand (diperankan oleh Jonah Hill)
terjadi ketika Beane hendak mencari pengganti untuk Giambi yang telah
meninggalkan Oakland Athletics. Beane bertemu dengan rekannya yang sesama
GM dari sebuah tim baseballl lainnya yaitu Mark Shapiro (diperankan oleh Reed
Diamond) dengan tujuan untuk membeli seorang pemain dari Shapiro. Rundingan
antara Shapiro dan Beane hampir menemukan titik terang sebelum Brand
memberikan nasehat kepada Shapiro untuk membatalkan rundingan tersebut.
Momen itulah yang menjadi awal mula pertemuan antara Beane dam Brand.
Brand merupkan seorang pegawai muda yang bekerja untuk Shapiro sebagai
seorang Player Analyst dalama hal ini tugas Brand adalah menganalisa setiap
pemain baseball dari berbagai aspek, atau dengan kata lain role utama Brand adalah
sebagai seorang Data Analyst. Penyebab utama Shapiro membatalkan rundingan
dengan Beane adalah karena pemain yang diminta oleh Beane untuk pindah ke tim
Oakland Athletics sebelumnya telah dianalisa oleh Brand dan apabila rundingan itu
berhasil, maka akan menyebabkan kerugian terhadap tim dari Shapiro. Brand yang
merupakan asset “hidup” berharga untuk kesuksesan tim baseball Shapiro rela di-
”jual” kepada Beane. Brand kemudian dipindahkan oleh Beane ke base-camp
Oakland Athletics untuk mulai bekerja dan mengalisa pemain untuk Beane.
Brand mengembangkan model berdasarkan analisis pemain yang telah di
kumpulkan selama ini. Modeling awal yang dibuat oleh Brand bertujuan untuk
membuat keputusan pemain mana saja yang harus diajak (dibeli) oleh Beane untuk
bergabung dengan Oakland Athletics. Goal yang ingin dicari oleh Brand pada tahap
ini adalah untuk mecapai suatu Prescriptive dari permasalahan dengan data, setelah
sebelumnya Brand melakukan anlisis data pemain untuk memilih pemain yang kira-
kira akan memberikan benefit kepada Oakland Athletics dengan biaya yang rendah
ketika dibeli (Predictive). Prescriptive merupakan salah satu goal dari Data Mining
untuk menentukan langkah apa yang harus diambil dari hasil modeling dan analisa
data.
Brand menggunakan metode Data Science untuk keberhasilan Oakland
Athletics yang memcahkan rekor. Brand melakukan proyeksi kemenangan untuk
Oakland Athletics dengan membangun model untuk melihat unseen pattern dari
data pemain dan pertandingan yang telah dikumpulkan.
Model yang dikembangkan Brand digunakan oleh Beane sebagai panduan
untuk menentukan formasi pemain dan langkah serta strategi apa saja yang harus
diambil ketika pertandingan berlangsung. Berkat model yang dikembangkan oleh
Brand, Oakland Athletics berhasil memecahkan rekor dengan memenangkan 20
pertandingan baseball secara berturut - turut dalam 1 musim dan menjadi salah satu
sejarah baseball Amerika Serikat. Pengaplikasian big data pada film ini cukup
cerdas pada masanya, karena terbukti dengan perhitungan statistika yang baik dapat
menghasilkan hasil yang sesuai dengan harapan, namun jika tim lain memiliki
sumber daya pemain yang lebih besar dan ikut serta menggunakan big data maka
probabilitas untuk menang pun semakin besar.

2. Film The Imitation Game


The Imitation Game merupakan sebuah film biografi sejarah yang
mengisahkan perang dunia II antara Jerman dan Inggris pada tahun 1939-1941. Di
dalam film ini terdapat suatu makna pesan yang mengandung unsur propaganda
yang dilakukan oleh Jerman terhadap Inggris. Hal ini dilakukan oleh sang
pemimpin perang yaitu Adolf Hitler yang mengirimkan Pesan propaganda tersebut
melalui radio dan bertujuan untuk mengelabui para tentara Inggris dengan kode-
kode khusus yang dibuat oleh Jerman yang dinamakan enigma pada kala itu. tapi
Inggris mempunyai seorang ahli matematika yang bernama Alan Touring yang
berusaha memecahkan kode-kode enigma untuk menyelamatkan Inggris dari
serangan Jerman salah satunya melalui pesan propaganda tersebut.
Jerman selalu memunculkan pesan propaganda ini pada pukul enam pagi
melalui radio, dan pesan tersebut berisikan” Cuaca hari ini cerah. Malam hari hujan,
hidup Hitler/ Daulat Hitler”. Jerman hanya menyampaikan informasi yang seolah-
olah tidak mempunyai makna apapun melalui kode-kode enigma. Kode-kode
tersebut selalu muncul bersamaan dengan pesan yang disampaikan Jerman.
Awalnya tidak ada yang menyadari bahwa kode itu adalah satu-satunya cara untuk
mengetahui pesan yang sesungguhnya. ketika Alan Touring bisa pecahkan enigma
melalui kode L-H-W-A-Q, ternyata pesan yang selalu disampaikan oleh Jerman
melalui radio itu bersikan “KMS jaguar sedang menuju arah 53 derajat 24 menit
arah utara, dan menuju 1 derajat ke barat. Hidup Hitler/daulat Hitler”. Ternyata
Jerman sedang bersiap-siap untuk melakukan penyerangan terhadap Inggris.
Keberhasilan Alan Touring dalam memecahkan kode-kode enigma membuat
Jerman takluk di tangan Inggris pada tahun 1941.
Teknik jitu hasil kepiawaiannya yang diberi nama Argentum ad nausem
atau lebih dikenal sebagai teknik Big Lie (kebohongan besar). Prinsip dari
tekniknya itu adalah menyebarluaskan berita bohong melalui media massa
sebanyak mungkin dan sesering mungkin hingga kemudian kebohongan tersebut
dianggap sebagai suatu kebenaran. Sederhana namun mematikan.

3. Film Transcendence
Film transcendence membicarakan tentang kecanggihan teknologi
informasi dan komunikasi sebagaimana terpapar dalam storyline dan genrenya
science-fiction. Dengan latar belakang kemajuan dunia Barat yang sudah
sedemikian modern dan kompleks. film ini mengangkat cerita mengenai obsesi
pada kecanggihan komputer dengan tokoh utamanya seorang Professor Dr. Will
Caster (Johny Depp) beserta istrinya Evelyn (Rebeca Hall).
Riset yang dilakukan selama bertahun-tahun dan segala macam program
semacam program yang sudah mereka bangun dengan begitu keras akhirnya
berbuah manis. Sebuah program bernama PINN berhasil dirancang. Bukan main,
program tersebut bahkan mencapai lebih dari ekspektasi yang selama ini mereka
gantungkan, PINN memiliki kecerdasan yang melampaui otak manusia. Ambisi
yang didasarkan pada keinginan mulia untuk menemukan cara agar teknologi bisa
membantu kehidupan menjadi lebih baik dan lebih mudah, kini menjadi nyata.
Setidaknya ada dua hal penting yang akan dilakukan terhadap penelitian tersebut.
Pertama. Dr. Caster mengklaim teknologi yang dihasilkannya bisa menyembuhkan
orang-orang sakit dari penyakit apapun. Mengidentifikasi lalu menyembuhkannya.
Sebuah teknologi yang mampu mendeteksi kesadaran dan keadaan dirinya sendiri
memiliki kekuatan untuk menggerakkan dan menyembuhkan apapun. Kedua,
memindahkan kesadaran seseorang (pikiran, pengalaman, dan segala yang ada pada
orang tersebut) ke dalam sebuah komputer sehingga terbentuk komputer seperti
manusia. Inilah maksud dari judul film ini transcendence atau transendensi, yaitu
transendensi manusia dan komputer.

Anda mungkin juga menyukai