Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DWI APRIYANI

NIM : B2052201014
MAKUL : EKONOMI MIKRO LANJUTAN
PRODI : MAGISTER ILMU EKONOMI
DOSEN : NURUL BARIYAH, S.E., M.Si., Ph. D.
TUGAS : RINGKASAN TENTANG GAME THEORY
Webinar Nasional Departemen IESP,
Universitas Tanjungpura pada Tanggal 30 Oktober 2020

Game Theory memodelkan interaksi antara dua atau lebih pemain dan berusaha untuk
menciptakan model serta memprediksi hasil dari konflik antar individu-individu yang
rasional yang seringkali muncul dengan adanya ketidakpastian dan asimetri informasi.
Penelitian ini mengasumsikan bahwa pemain merupakan pihak yang rasional dan mereka
menginginkan untuk memaksimalkan utilitas ekpektasiannya.
Game Theory menganalisis pengambilan keputusan dan strategi yang dilakukan tiap
pemain dalam suatu konflik. Interaksi ini timbul dalam adanya ketidakpastian dan asimetri
informasi. Hal ini membuat Game Theory dirasakan cocok untuk mendasari konflik antara
agen-prinsipal yang seringkali disebabkan timbulnya asimetri informasi dan seringkali
menjadi dasar dari seting pada fenomena akuntansi. Tindakan yang diambil oleh penain lain
bisa sangat sulit untuk diprediksi, karena tindakan yang dipilih oleh satu pemain akan
bergantung pada tindakan apa yang pemain pikirkan tentang apa yang pemain lain pikirkan
dan sebaliknya. Game Theory ini akan lebih kompleks dari teori keputusan.
Game Theory berkontribusi besar dalam dunia ekonomi, dimana pada tahun 1994 John
Nash menerima hadiah nobel. Jika dirunut dalam sejarah, Game Theory bukan lah sesuatu
hal yang baru 1928 John von Neumann mengenalkannya dengan istilah Theory of Parlor
Games, Game theory merupakan sebuah kajian tentang konflik dan kerja sama. Teori ini
mempunyai fokus bagaimana setiap orang yang terlibat saling tergantung dengan keputusan
satu sama lain. Para pemain bisa saja individu, kelompok atau perusahaan atau kombinasi
antar semuanya.
Dalam aplikasi bisnis, Game Theory hampir sama dengan Decision Tree dalam
tujuannya untuk menentukan keputusan terbaik, hanya saja Game Theory memperhitungkan
langkah yang akan diambil oleh pemain lainnya (non-parametric). Seperti kita ketahui, setiap
pemain bisnis pasti selalu memikirkan rencana baru yang strategic untuk mencapai payoff
tujuannya. Masalahnya adalah, ketika pemain lainnya juga mengambil rencana yang sama
maka rencana yang awalnya strategic dapat menjadi tidak bekerja sama sekali atau bahkan
merugikan.
Terdapat empat elemen sebuah game yaitu :
1. Nature adalah State of the World dari sebuah game atau konteks disaat pengambilan
keputusan. Nature dinyatakan dalam probabilitas. Jika nature berubah maka semua
yang dihadapi akan
berubah misalnya perekonomian dalam kondisi boom, maka pengambilan keputusan
akan berubah.
2. Player atau Pemain yaitu penentu kebijakan (individu / lembaga / negara)
3. Strategy terdapat 2 strategi didalamnya yaitu Pure Strategy dan Mixed Strategy
4. Payoffs harus dalam bentuk kardinal bersifat moneter atau non moneter atau
keduanya.
Dampak perubahan Nature dalam contoh klasik yang gagal yaitu Napoleon Bonaparte
yang gagal dalam invasi ke Rusia pada saat musim dingin tahun 1812 dan ketika kekalahan
di Waterloo pada tahun 1815 pada saat hujan. Juga ada contoh dampak perubahan Nature
yang kedua yaitu kegagalan Operation Barborossa invasi Nazi Jerman ke Rusia.
Dampak pandemi Covid-19 ini akan merubah proses bisnis yaitu mobilitas, kerumunan,
ruang tertutup maka akan merubah sektor finansial, sektor riil dan sektor jasa non finansial.
Untuk memutar perekonomian selama masa covid-19 yaitu menciptakan media baru.
Sejarah Perkembangan Game Theory dimulai Augustin Cournot pada tahun 1838, John
Von Neumann–Morgenstern pada tahun 1944 dan John Nash pada tahun 1951. Kemudian
berkembang menjadi Evolutionary Game Theory yaitu JM Smith pada tahun 1972 perpaduan
dengan teori evolusi di biologi, lalu Behavioural Game Theory yaitu Refinement Game
Theory perpaduan dengan psikolofi dan Experimental Economics, kemudian Learning
Processes.
Implementasi Game Theory antara lain sistem penyeliaan, kontrak, sistem lelang,
bergaining/negosiasi, taktik perang, kebijakan publik dengan Aplikasi Game Theory antara
lain Ilmu politik, industrial economics, international economics, public choice theory, new
institutional economics dan austrian economics.
Asumsi Dasar dari Game Theory adalah
1. Rasionalitas : Preference : von Neumman-Morgenstern Expected Utility Function
(EU), Implikasi EU: pemain punya stabe preference, Konsep sederhana: diasumsikan
pemain lain sepandai kita
2. Common Knowledge (X tahu bahwa Y tahu, X tahu kalau Y tahu kalauX tahu, X tahu
kalau Y tahukalau X tahu kalau Y tahu, dan seterusnya, Konsep sederhana: tahu
sama tahu).
Latar Belakang Inspection Game terdapat perbedaan mendasar antara teori Becker
(1968) yaitu keinginan individu untuk melakukan kejahatan dipengaruhi oleh probabilitas
ditangkap dan beratnya sanksi hukum dengan menggunakan Analisis Decision Theory, dan
teori Tsebelis (1989) yaitu peningkatan sanksi hukum tidak mempengaruhi perilaku individu,
tapi menurunkan probabilitas aparat untuk menegakkan hukum dengan menggunakan
Analisis Game Theory.
Contoh penerapan Game Theory antara lain :
1. Non Cooperative Game (mengapa penting untuk menentukan segmen industri dan
lokasi produksi? Qolbi dan Pradiptyo, 2018)

2. Prissoner’s Dilemma Game (mengapa sebuah perusahaan harus melakukan merger


dan akuisisi jika ingin memasuki pasar luar negeri? Thien dan Trang, 2009)
3. Competitive Game (mengapa perusahaan harus meningkatkan harga jual ketika
pasokan bahan baku rendah? Tang, Et. Al 2017)

Anda mungkin juga menyukai