Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN PEMASARAN
ANALISIS MANAJEMEN PEMASARAN FILM “PIRATES OF THE SILICON VALLEY”

DOSEN : IKA ATSARI DEWI, STP,MP.

Oleh :

Kelas: I

Evyanna L Simanungkalit Ritawati Sinulingga

115101001111005
115101001111019

Budiar Rahayuning Putri Federika Y Iyowau

115101007111005 115100706111001
Dika Ria Anggara

Dola Restiana 115100300111030

115101001111014

Firza Faiz Afiffi

115100300111002

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

Film berdurasi 95 menit disutradarai oleh Martyn Burke dirilis pada tahun 1999. Dibintangi oleh
Noah Wyle (Steve Jobs) dan Anthony Michael Hall (Bill Gates). Dibuat berdasarkan novel yang ditulis
oleh Paul Freiberger dan Michael Swaine yang berjudul “Fire in The Valley: The Making of The
Personal Computer”. Film ini termasuk ke dalam jenis dokumenter di mana narasinya disampaikan
oleh sosok penting dibalik Apple dan Microsoft, yaitu Steve Wozniak (diperankan Joey Stotnick) dan
Steve Ballmer (John Di Maggio).

Silicon Valley atau lembah silikon adalah salah satu daerah di negara bagian Kalifornia yang
memiliki kandungan unsur silikon cukup melimpah. Unsur silikon adalah bahan dasar pembuat
mikro chip maupun prosesor. Di sinilah tempat dibangunnya industri teknologi tinggi seperti
pabrikan komputer hingga pabrikan perangkat lunak. Membuka kisah berdirinya Microsoft
ternyata tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan kisah berdirinya Apple Computer. Mengambil
latar belakang kampus di Barkeley sekitar tahun 1970 sebagai awal dimulainya kisah Bill Gates
dan Steve Jobs. Gates dan Jobs ternyata tidak sendirian. Bill Gates memiliki 2 orang teman yang
paling penting dalam hidupnya sekaligus Microsoft, yaitu Paul Alen dan Steve Ballmer. Steve Jobs
sendiri memiliki sahabat dekat yang jenis bernama Steve Wozniak. Mereka semua adalah orang
orang kampus yang kebetulan memiliki pemikiran berbeda.

Steve Jobs terobsesi untuk membesarkan rancangan Wozniak berupa komputer personal yang
sudah dilengekapi dengan layar kecil. Lain halnya dengan Bill Gates yang terobsesi untuk
menciptakan bahasa mesin untuk menghidupkan komputer pada masa itu. Steve mengawali
kerjanya dengan memanfaatkan garasi di rumah orangtuanya sebagai tempat membuat komputer.
Sedangkan, Bill Gates bersama Paul Alen menyewa motel kecil (penginapan kelas Melati) yang
didesain sebagai tempat kerja sekaligus kantornya.

Keajaiban mulai tercipta setelah kedatangan Mike Markula yang menjadi investor pertama
Apple Computer. Lain halnya dengan Bill Gates yang memulainya setelah mendapatkan kesempatan
setelah berhasil mendapatkan kontrak untuk menjadi programmer mesin Altair 8800. Mereka
semua mengawali dari bukan apa-apa dan bukan pula siapa-siapa. Sementara itu, Bill Gates maupun
Steve Jobs tidaklah saling mengenal dan mereka semua bukanlah sesuatu yang besar di masa itu.
Pertemuan pertama keduanya ketika dilangsungkan pameran komputer di San Fransisco tahun
1977. Apple Computer menjadi salah satu pesertanya dan satu-satunya produsen yang membuat
komputer dengan layar monitor. Kehadiran Bill Gates di pameran tersebut untuk bertemu dengan
Steve Jobs. Apple dikabarkan menginginkan kontrak atas lisensi BASIC senilai US$ 20.000 untuk
menjalankan komputer Apple pertama. Dibandingkan Microsoft, Apple lebih dulu berkembang
hingga memiliki pabrik dan perkantoran pertamanya. Bill Gates sendiri masih jatuh bangun bersama
Microsoft. Paul Alen dan Steve Ballmer masih setia menemani Gates.
Bagian yang menarik dari kisah tentang Microsoft, apabila sosok seperti Bill Gates bukanlah
sosok yang mudah menyerah. Meninggalkan bangku kuliah dan menggantungkan harapan hanya
pada usahanya yang belum ada kepastian. Mungkin kebanyakan dari orang-orang akan menganggap
mereka sudah gila. Mereka bukanlah orang-orang yang oportunis untuk melakukan pencapaian
tertinggi dalam hidup mereka dan tentunya hidup umat manusia. Bill Gates mengambil kesempatan
untuk bergabung dengan musuh pribadinya, yaitu IBM.

Titik balik Microsoft sesungguhnya diawali dengan kontrak kerjasama dengan IBM. Bill Gates
mampu membaca kegelisahan IBM terhadap pesaing barunya, Apple Computer. Microsoft
memberikan penawaran yang nampaknya sulit untuk ditolak oleh IBM, yaitu Disk Operating System
(DOS). Suatu sistem operasi yang secara sistematik mampu membuat komputer IBM
berfungsi/bekerja. Suatu saat nanti akan dikenal secara luas sistem operasi komputer yang memiliki
2 versi, yaitu IBM PC DOS dan Microsoft (Ms) DOS. Disinilah kecerdikan Bill Gates dengan
memanfaatkan IBM untuk memperkenalkan, sekaligus memasarkan produk buatannya. Bill Gates
sebenarnya tidak memiliki apapun yang bisa ditawarkan ke pihak IBM. Sistem operasi yang
disebutkannya hanyalah model generik yang dibuat oleh pihak lain. Pemanfaatannya pun sangat
terbatas di mana Microsoft menjadi konsultan dari pembuat sistem operasi tersebut. Bill Gates
meminta Paul Alen untuk membeli lisensi sistem operasi tersebut untuk nantinya dikembangkan
menjadi DOS.

Apple Computer diceritakan memperkenalkan sistem operasi terbarunya yang dikemas ke dalam
Macintosh. Disinilah dituliskan dalam judul film ini ‘The Pirates’. Idenya berawal dari gagasan Steve
Jobs untuk mencuri antarmuka grafis yang diciptakan dan dikembangkan oleh Xerox. Steve Jobs
menawarkan kerjasama dengan pihak Xerox yang akhirnya membuat tim pembajaknya masuk untuk
membuka isi antaramuka grafis atau dikenal Graphical Unit Interface (GUI). Hasil bajakan itu
kemudian dikemas ke dalam sistem operasi Macintosh yang tentunya sangat berbeda pula dengan
Xerox, kecuali beberapa kemiripan.Bill Gates cukup terkejut ketika mencoba sistem Apple (Lisa) yang
sudah diperlengkapi dengan antarmuka grafis terbaru. Disinilah awal mula ide untuk menciptakan
Windows. Bill Gates menginginkan untuk mendapatkan kode GUI yang tersemat ke dalam Lisa. Di
sini pula mulai dilakukan bajak-membajak piranti lunak
BAB II
Perbandingan Film Dengan Teori

Dalam film yang berjudul “Pirates Of Silicon Valley” ini tidak lain adalah tentang bagaimana kita
mencari peluang yang ada, Menurut pandangan kami film ini tidak menjelaskan sama sekali tentang
marketng mix yang terkait masalah produk maupun yang lain-lain, namun yang dibahas hanya mengenai
bagaimana pertarungan Bill Gates dengan Steve Jobs dalam rangka mencari peluang dan terobosan-
terobosan baru yang akan memodifikasi produknya menjadi produk yang akan “nge-trend” di Amerika
pada era itu. Banyak kata-kata yang mengandung arti yang sangat dapat diteladani, antara lain :

1. “Dia selalu memandang sesuatu secara berbeda. Bahkan saat aku di Berkeley” dari perkataan ini
dapat diartikan bahwa dalam melihat peluang kita harus melihat dari berbagai sudut pandang,
sehingga dari berbagai sudut pandang tersebut kita mengetahui yang mana yang lebih bagus
dan yang mana yang benyak resikonya, mengingat seorang wirausahawan memang harus berani
mengambil esiko, tapi selama resiko itu dapat diatasi dan tidak lewat batas.
2. “Tugas kita adalah cari tahu apa yang orang ini tidak tahu apa yang diaperlukan...... tapi
memerlukan dan memastikan ia tahu apa yang diperlukannya...... dan kita satu-satunya yang
memberikanjawaban padanya” dari perkataa bill gate tersebut dapat dipahami bahwa ketika
kita kalah saing dengan pesaing kita, hendaknya sebagai langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi bagaimana kekurangan musuh dan sebisanya hendaknya kita menjadi apa yang
musuh tidak bisa.
3. “Kita punya peluang, takdir......dan kini kita akan menyerahkannyapada para ahli bisnis itu?”
Dari perkataann Steve Jobs ini bermakna sebuah peluang merupakan takdir kita kedepan yang
kita tidak tahu bahwa peluang itu berpotensi membuat sejarah, jadi dalam mengambil peluang
itu jangn setengah-setengah ketika seengah matang sudah dijula, itu akan hanya profit jangka
pendek bagi kita sendiri yang menemukan ide itu.
4. “...membuka banyak pintu setiap hari, Jika kau buka pintu yang salah, semua hal yang buruk
akan kau temukan. Kau mesti cermat membuka pintu yang mana”
Steve Jobs Seorang yang sudah menjadi direktur pada perusahaan aplle pada saat itu berfilosofi
seperti diatas yang bermaksud bahwa dalam prinsip mencari peluang kita harus cermat dalam
memilih peluang yang berprospek baik sehingga dari kalimat diatas dianalogikan peluang adalah
pintu yang berjumlah ribuan, tugas kita adalah memilah dan memilih mana peluang yang kita
ambil agar tidak salah jalan.
5. “Seperti yang Picasso bilang : Seniman baik meniru. Seniman hebat mencuri” Perkataan steve
Jobs pada meetingnya ini mengandung arti yang sangat mendalam terkait masalah yang
berhubungan dengan teori kreatif inovatif dimana kreatif adalah bagaimana kita mengolah
peluang yang ada dengan ide baru yang kita munculkan sehingga menjadi produk yang unggul.
Sedangkan inovatif adalah bagaimana kita mengolah ide-ide yang sudah ada menjadi sebuah
peluang yang akan memunculkan produk berdaya saing tinggi. Seperti yang Steve Jobs bilang
bahwa seniman yang baik itu menitu, meniru dalam ha ini dikaikan dengan hanya menjiplak
produk yang ada tanpa mengubah spesifikasi-spesifikasinya, namun Steve Jobs juga berkata
bahwa seniman yang hebat itu mencuri dimana bila kita kaitkan dengan teori inovatif tentang
modifikasi ide, ide-ide yang sudah ada dan dikira mdiminati kita curi dan kita modifikasi
sedemikian rupa agar kita tidak ketahuan mencuri sehingga kita bagaikan Seorang bandit yang
setelah merampok tapi tidak meninggalkan jejak.
BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa istilah penting yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa sudut
pandang dalam mencar peluang itu tidak boleh hanya dari satu sudut pandang saja melainkan
dari berbagai sudut pandang, sudut pandang itu sendiri dapat kita ambil dari de musuh yang
kemudian akan dianalisa kekurangannya yang selanjutnya akan kita tuangkan pada produk kita
sendiri. Dalam mencari peluang sendiri itupun kita harus cermat memilah dan memilih mana
saja peluang yang paling bagus dengan esiko seminimalis mungkin. Dan yang terakhir adalah
bahawa dalam sebuah usah mencari peluang torema kreatif inovatif sendiri sangatlah penting
untuk menemukan atau memodifikasi ide-ide yang berpotensi.

Anda mungkin juga menyukai