Anda di halaman 1dari 10

Perpajakan2 emuan 8

Pert
Indira dy

amanda
via

FAKTUR PAJAK
Dasar Hukum Faktur Pajak dan
Kewajiban Membuat Faktur Pajak

Ps 3A ayat (1) UU PPN 1983

Kewajiban PKP memungut terutangya


pajak
Ps 1 angka 23 UU PPN 1983

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang


dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak”
Diwajibkanya dalam penyerahan
Ps 13 ayat 1 UU PPN 1983 BKP/JKP, Pasal 16D, ekspor BKP
Tidak Berwujud/JKP pembuatan”
faktur Pajak”

Ps 13 ayat 5 UU PPN 1983 Dicantumkanya keterangan yang


wajib didalam “faktur pajak”

“Tata cara pembuatan Faktur


Ps 13 ayat 8 UU PPN 1983 Pajak dan tata cara pembetulan
atau penggantian Faktur Pajak
diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.”
PER 13/PJ/2010
PER - 24/PJ/2012 diubah PE
R-
17/PJ/2014

pembuatan , pembetulan atau


PER - 16/PJ/2014 diubah penggantian “Faktur Pajak”
PER - 31/PJ/2017

Membuat Faktur Pajak Electronik (e


Faktur) dengan aplikasi /system DJP

PER 03/PJ/2022 PER 11/PJ/


2022
PER - 16/PJ/2014 diubah PER
-
31/PJ/2017
Ps 13 ayat 8 UU PPN 1983 Dokumen-dokumen yang ditetapkan
sebagai Faktur Pajak
Pengertian Faktur
Pajak

UU PPN No 8 Tahun 1983 yang telah diubah


UU PPN No 42 Tahun 2009 ” Faktur Pajak
merupakan bukti pungutan yang dibuat atas
penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)”
Sesuai pasal 13 ayat 5 UU PPN Faktur Pajak harus
mencantumkan keterangan paling sedikit :
a. “nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak”
b. “nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak”
c. “jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,
dan potongan harga”
d. “Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut”
e. “Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut”
f. “kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak “
g. “nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur
Pajak”
Tanda tangan sebagaimana dimaksud pada huruf g berupa tanda
tangan elektronik.
Kode dan NSFP (Nomor
Seri Faktur Pajak)
Berdasarkan PER-24/PJ/2012 dan diubah PER -
17/PJ/2014 dan diubah PER 03/PJ/2022 Kode dan
seri harus digunakan dalam pembuatan faktur pajak
dan diberikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
kepada Pengusaha Kena Pajak.
Ada 16 (enam belas) digit kode dan NSFP, yaitu:
1. “2 (dua) digit Kode Transaksi”
2. “1 (satu) digit Kode Status”
3. “13 (tiga belas) digit Nomor Seri Faktur Pajak”.
Berikut ini syarat atau dokumen yang diperlukan: .
1. mempersiapkan passphrase dan mengisi formulir permintaan sertfikiat Elektronik.
2. Verifikasi dan autentikasi identitas wajib pajak
3. Fotocopy KTP/KITAS/paspor/NPWP/SKT untuk diserahkan disertai membawa
Dokumen
aslinya untuk diperlihatkan.
4. Dokumen identitas salah satu pengurus (KTP/KITAS/paspor/NPWP/SKT),
dokumen
pendirian usaha (akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahannya untuk
wajib pajak badan, dan surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi BUT.
Jika seluruhnya lengkap pengurus PKP berhak menerima sertifikat elektronik dari
KPP tempat PKP terdaftar atau mengakses dengan mendowlod di laman e-Nofa.
Pasal 40 PER 04/PJ/2020 “Direktoran Jendar Pajak dapat
memberikan Sertifikat Elektronik kepada Wajib pajak untuk memperoleh
Layanan secara Eletronik dapat berupa : digital/elektronik diperguna
untuk layanan pajak secara elektronik berupa :
a. “nomor seri Faktur Pajak”
b. “pembuatan Faktur Pajak berbentuk elektronik (e-faktur)”
c. “pembuatan bukti pemotongan atau pemungutan berbentuk elektronik,
pembuatan dan
pelaporan SPT Masa Pajak Penghasilan (e-bupot)”
d. “pengajuan surat keberatan secara elektronik”
e. “pengajuan pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT oleh Wajib
Pajak secara elektronik”
f. “pengajuan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak
secara elektronik;
dan/atau”
g. “Layanan Perpajakan Secara Elektronik lainnya yang ditentukan
dan/atau disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai