Cara berpikir kronologis adalah berpikir secara runtut, teratur, dan berkesinambungan.
8. Sistem pemerintahan kerajaan Aceh Darussalam, kerajaan Demak dan kerajaan Gowa Tallo
https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/8-kerajaan-islam-di-indonesia.pdf
Sistem pemerintahan di lingkungan Kesultanan Aceh Darussalam menerapkan sistem desentralisasi
berupa adanya pembagian wilayah administrasi menjadi tiga sagi dan dikepalai oleh Panglima Sagi
yang bergelar.
https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6084921/kerajaan-demak-sejarah-raja-raja-masa-kejayaan-dan-
keruntuhannya
sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Gowa dan Tallo adalah berbentuk kesultanan yang dikepalai
oleh seorang Sultan.
9. Aspek kesenian peradaban Islam Indonesia
10. Kebijakan ekonomi dan politik Daendels
Kebijakan Daendels di Bidang Sosial dan Ekonomi
Membuat atura yang membuat rakyat pribumi melaksanakan penyerahan wajib atas hasil pertaniannya
Menjual tanah-tanah Indonesia kepada pihak swasta
Menanam tanaman komoditas yang laku di pasar internasional
Memungut pajak kepada rakyat pribumi
Menggabungkan wilayah Kasunanan dan Kasultanan ke dalam wilayah pemerintah colonial
Kebijakan Daendels di Bidang Pemerintahan
Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia terhadap aspek-aspek
kehidupan masyarakat
Membagi pulau Jawa menjadi 23 karesidenan
Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi pegawai di bawah pemerintah
colonial
Membagi wilayah Jawa bagian timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi) yaitu Surabaya, Sumenep,
Rembang, Pasuruan, Gresik
16. Politik luar negeri Indonesia pada masa Orde Baru dan kepentingan Amerika Serikat
Lks hal 71
17. Kebijakan ekonomi Suharto untuk mengatasi krisis 1998
Kondisi itu membuat Indonesia terpaksa mengandalkan bantuan finansial dari Dana Moneter
Internasional (IMF). Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada 31 Oktober 1997
meminjam dana sebesar 23,53 miliar dolar AS.
https://republika.co.id/berita/qa71r3282/mengenang-mei-1998-krisis-moneter-pemicu-orde-baru-lengser
21. Kebijakan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam permasalahan Papua
Beberapa alasan Gus Dur ingin mengubah nama Papua adalah karena nama Irian dirasa kurang cocok,
karena artinya dalam bahasa Arab adalah telanjang. Sedangkan alasan selanjutnya dikaitkan dengan tradisi
orang Jawa, di mana penggantian nama akan membuat anak yang sering sakit-sakitan akan sembuh jika
namanya diganti. Kepedulian yang ditunjukkan oleh Presiden Gus Dur ini merupakan salah satu usaha
untuk mengembalikan harkat serta martabat masyarakat Papua.
Lks 92