PENDIDIKAN PANCASILA
2
HISTORIS
BUDAYA KUASAAN
1 PANCASILA 1
2 3 2
1.MANUSIA
4. HEWAN/ TUHAN
TUMBUHAN 2. ATURAN
3. ALAM/BUMI
C. LANDASAN KHUSUS PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN
HISTORIS (DUGAAN
YG BENARA DLM
SEJARAH)
LANDASAN LANDASAN
YURIDIS
(KEKUASAAN) NKRI KULTURAL
(BUDAYA)
LANDASAN
FILOSOFIS (ILMU
KEBIJAKAN)
D. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
- Memahami arti Pancasila & UUD 45 dlm kehidupan
sehari-hari dan mampu melaksanakan sebagai
warganegara Indo.
- Mengetahui & memahami tentang beranekaragamnya
dasar kehidupan masyarakat Indonesia yg berdasarkan
Pancasila & UUD 45
- Mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai dan norma-norma Pancasila
- Membantu Mahasiswa dalam proses belajar
memecahkan masalah terhadap nilai-nilai Pancasila.
II. PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN
IDIOLOGI NEGARA
A. Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
dan setiap warga negara harus mengakui adanya Tuhan. Oleh
karena itu, setiap orang dapat menyembah Tuhan-nya sesuai
dengan keyakinannya masing-masing (Bab IX pasal 29 Negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa) Segenap rakyat
Indonesia mengamalkan dan menjalankan agamanya dengan cara
yang berkeadaban yaitu hormat menghormati satu sama lain.
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya. Negara Indonesia
adalah satu negara yang ber-Tuhan. Dengan demikian, segenap
agama yang ada di Indonesia mendapat tempat dan perlakuan
yang sama dari negara.
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila ini pada prinsipnya menegaskan bahwa kita
memiliki Indonesia Merdeka yang berada di
lingkungan (pembukaan UUDNRI 1945 Alinea
1Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan)
kekeluargaan bangsa-bangsa. Prinsip
Internasionalisme dan Kebangsaan Indonesia adalah
Internasionalime yang berakar di dalam buminya
Nasionalisme, dan Nasionalisme yang hidup dalam
taman sarinya Internasionalisme. Bahwa, akan dihargai
dan dijunjung tinggi hak-hak asasi manusia.
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
(Kebangsaan Indonesia)
Sila ini pada prinsipnya menegaskan bahwa
bangsa Indonesia merupakan Negara
Kebangsaan. Bangsa yang memiliki kehendak
untuk bersatu (UUDNRI 1945 Bab 1 Pasal 1
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,
yang berbentuk Republik), memiliki
persatuan perangai karena persatuan nasib,
bangsa yang terikat pada tanah airnya. Bangsa
yang akan tetap terjaga dari kemungkinan
mempunya sifat chauvinistis.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
Sila ini pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
akan terus memelihara dan mengembangkan semangat
bermusyawarah untuk mencapai mufakat dalam perwakilan (Bab
II Pasal 2 UUDNRI Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri
atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah
dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-
golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-
undang). Bangsa Indonesia akan tetap memelihara dan
mengembangkan kehidupan demokrasi. Bangsa Indonesia akan
memelihara serta mengembangkan kearifan dan kebijaksanaan
dalam bermusyawarah.
5. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (Kesejakteraan)
Sila ini pada prinsipnya menegaskan bahwa
seyogyanya tidak akan ada kemiskinan dalam
Indonesia Merdeka (Bab XIV Pasal 33 UUDNRI 1945
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat).
Bangsa Indonesia bukan hanya memiliki demokrasi
politik, tetapi juga demokrasi ekonomi. Indonesia
harus memiliki keadilan politik dan keadilan ekonomi
sekaligus. Indonesia harus memiliki kehidupan yang
adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia.
III. PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
KERAJAAN
SRIWIJAYA (7-11)
KERAJAAN
MAJAPAHIT (11-15)
RAJA-RAJA PENJAJAH
ISLAM (15)
NUSANTARA (15-16)
BELANDA
(1609-1942)
KEBANGKITA
IV. NEGARA NASION AL 1908
REPORMASI
REPOLUSI VISIK ORLA ORBA 1988 SAMAPA I
(1945-1950) 1950-1965 1965-1997 SEKARANG
A. MASA KEJAYAAN NUSANTARA
a.Masa kerajaan Sriwijaya adalah merupakan
zaman kejayaan Nasional pertama (I)
Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sangat
penting dikawasan Asia selatan, Asia
tenggara dan Asia timur. Dimana kerajaan
Sriwijaya:
1. Letaknya sangat stategis jalur
perdagangan yg menghubungkan antar
India, Cina dan Negara-negara Arab.
2. Semua pedagang dari India, Cina, Arab dan Negara-
negara lain berlabu dipelabuhan Sriwijaya
mengambil bahan makanan dan air sambil
berdagang dan menyebarkan Agama.
3. Memiliki Armada laut yg kuat untuk melindungi
pedagang-pedagang yg lewat dalam wilayah
kekuasaannya
4. Sebagai pusat penyebaran agama Budha dikawasan
asia tenggara
5. Sebagai pusat perkembangan bahasa sansekerta
dan Bahasa Melayu Asia tenggara
6. Sebagai pusat pendidikan
7. Sebagai pusat perdagangan
b. Masa kerajaan Majapahit
Merupakan zaman kejayaan Nasional ke II
Pediri kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya (Sri
kartarajasa Jayawardana) tahun 1293.
Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Nusantara tambah
Malaysia, Tailan selatan, Pilipina selatan, Singapur,
Burunai, timur lestei dan Tailan selatan serta batas
wilayahnya: disebelah barat samudra Hindia, sebelah timur
Papua Nugini dan samudra pasifik, sebelah selatan
sumudra Hindia dan Autralia dan sebelah utara samudra
Pasifik dan laut Cina selatan dan pilipina. Raja yg paling
terkenal Hayam Wuruk (Sri Rajasanegara) dan palima
perangnya Pati Gajamada tahun 1350
Gajamada bersumpah akan mempersatukan wilayah
nusantara (Sumpah Pelapa)
Istilah Pancasila dilukiskan dlm tulisan Empu Prapanca dan
Empu Tantular dalam buku Sutasoma (Pancasila Krama
artinya lima dasar tingka laku).
1. Tidak boleh melakukan kekerasan (ahima)
2. Tidak boleh mencuri (Asteya)
3. Tidak boleh berjiwa dengki (indriya nigraha)
4. Tidak boleh berbohon (amsawada)
5. Tidak boleh mabuk minum minuman keras (mada)
B. Zaman perjuangan Raja-Raja
1.Pada abad ke XIV kerajaan majapahit mulai
mengalami kemunduran kekuasaannya. Bersamaan
dengan itu kerajaan kecil mulai melepaskan diri dari
kerajaan majapahit seperti kerajaan Demak, kerajaan
Melayu, kerajaan-kerajaan pantai disumatera,Gowa,
Ternate, kerajaan-kerajaan yang ada, Jawa, Malaka,
Kalimantan, Nusatenggara, Pilipina selatan, Tailan,
kamboja dan Vietnam yang penduduknya sebagian
besar menganut Agama Islam. Perdagangan antara
negara-negara Asia barat, Asia selatan dan Asia timur
langsung ke kerajaan-kerajaan tersebut diatas tidak
lagi terpusat dikerajaan Majapahit
2. Pada akhir abad ke XIV muncul pedagang-pedagang
dari Eropah seperti pedagang dari pertugis,spayol,
belanda, inggris mulai berdatangan dan daya tariknya
sayat menarik kepada penduduk yang di datangi,
dengan harga yang murah dan barang belum perna
diperdagangkan oleh orang-orang asia akhirnya
mengadakan perjanjian dagang antara raja-raja yang
ada di nusantara (Penjajahan). Tindakan sewenang-
wenang, penindasan serta pemerasan oleh pernjajah
sehingga raja-raja melawan dan mengangkat senjata
melawan penjajah.
3. Perjuangan raja-raja d Nusantara
1) Perang Kerajaan Malaka tahun 1509-1513
2) Perang Kerajaan Ternate tahun 1533 (Moluccan)
3) Perang rakyat Banten pada tahun 1596
4) Perang Kerajaan Makassar (Gowa) tahun 1666-1669
5) Perang Paderi pada tahun 1821-1837 (Imam Bojol)
6) Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830
7) Perang Aceh tahun 1873-1904 (Teuku Cik Di Tiro,
Teuku Umar dan Cu Nya’ Dhien istri Teuku Umar)
8) Nusantara dijajah mulai tahun 1509-1945 oleh bangsa:
Portugis,Spanyol,Inggris,Belanda dan Jepang
9) Belanda dan Jepang penjajah yg peling
menyengsarakan rakyat
C. Zaman Penjajahan
1. Zaman penjajahan Belanda
Bangsa Indonesia kurang lebih 350 tahun
di jajah oleh bangsa Belanda
2. Zaman penjajahan Japang
Bangsa Indonesia dijajah oleh
Japang selama kurang lebih 3 ½ tahun
tetapi bangsa kita jauh lebih menderita
jikadibandangkan penjajahan Belanda
D. Perjuangan (Kengakitan Nasional
a. Budi Utomo 1908
b. Serika Dagang Islam 1911
c. Muammadiyah 1912
d. Serikat Islam 1912
e. Perkumpulan politik Katolik Indonesia 1925
f. N.U 1925
g. Sumpah Pemuda 1928
h. Perserikatan Kaum Keristen 1929
NAGARA KESATUAN RI V
Zaman Repolusi Visik 1945 - 1950
1.Belanda masih ingin menjajah kembali bangsa
Indonesia
2.Serangan Belanda ke ibu kota negara RI
3.Perang gerliah
4.Perjanjian (1) Linggar Jati 1947,(2) Reppille di atas
Kapal perang AS 1948 dan (3)Meja
bundar Denghak 1949
F. Zaman Orde Lama 1950 – 1966
1. Terjadinya pemberontakan di Daerah seperti
pemberontakan di Sumatra, Jawa, Sulawesi dan
daerah lainnya
2. Pengangkatan presiden seumur hidup
3. Kabinet perlementer
4. Terpusatnya pembangunan ibu kota negara
5. Adanya pengaruh PKI masuk ke Indonesia seperti
peristiwa Madiun, G 30 S PKI dan lain lain
G. Masa Orde baru (1966-1997)
Kekurangan
1. Sistem Pemerintahan otoriter
2. Tida ada pemerataan pembangunan
3. Banyaknya utang di luar negeri
4. Kebabasan berpolitik tidak ada
5. Terjadinya KKN
Kebaikan
1. Keamanan stabil
2. Ekonomi dan moneter stabil
H. Masa Repormasi 1997 sampai sekarang
Kekurangan
1. Kebebasan tidak terkendali
2. Ekonomi dan moneter tidak stabil
3. Pemerintah ragu-ragu mengambil
keputusan/kebijakan khususnya aparat
keamanan
Kebaikan
1. Kebebasan berpolitik
2. Pemerataan pembangunan
3. Mengurangi korupsi dan KKN
4. Masyarakat langsung mengawasi
pelaksanaan pembangunan
Penjajahan modern bukan lagi dalam bentuk
militerisme tetapi lebih terselubung dan halus
dalam kemasan bahasa teknologi, ekonomi dan
budaya. Semuanya ini begitu mudah
menguasai kita jika masyarakat kita lemah
secara ekonomi.
VI. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
a. Perjanjian Bangsa Indonesia dengan Bangsa Jepan
Setelah Bangsa Jepang mendapat tekanan dari sekutu
maka negara negara jajahannya mulai dibujuk untuk
membantunya mempertahankan kekuasaannya di Asia
Timur raya dengan cara menjajikan kemerdekaan
termasuk Indonesia. Pada tanggal 17 September 1944,
Perdana Menteri Jepang Koiso mengemukakan bahwa
Japang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia, pada tanggal 27 September 1945.
SIDANG 1 SIDANG 2
29 MEI 1 JUNI 1945 10 -12 JULI 1945
BPUPKI
18/8/1945 DASAR
NEGARA
b. Susunan Panitia Perumus Dasar Negara:
Ketua : Dr.K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua muda I : Ichibanggase
Ketua muda II : R. Pandji Soeroso
Anggota : 60 org trdr dr 47 org dr Jawa, Sumatra,
Kalimantan, Maluku dan Sulawesi
4 org keturunang Cina
1 org keturunang Eropa
1 org keturunang Arab.
Anggota Istimewa: 7 org dari Bangsa Jepang. Pada
tanggal 29 Mei 1945 pelantikan Panitia BPUPKI yg
dihadiri oleh pejabat Militer Bangsa Jepang yg
bermarkas di Singapura dan Jawa.
c. Sidang (Rapat) I Perumus Dasar Negara
Sidang I BPUPKI mulai tanggal 29 Mei S/D 1Juni 1945
menghasilkan:
1. Konsep Mr. Muhammad Yamin
mengusulkan:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusian yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyarawatan / perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
2. Konsep Toko-toko Islam mengusulkan Dasar
Negara Islam
3. Konsep Prof. Dr. Mr. R. Suepomo mengusulkan
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Berkesinambungan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
4. Konsep Ir.Soekarno mengusulkan
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Indonesia (Nasionalisme)
3. Perikemanusiaan (Internasionalisme)
4. Mufakat (Demokrasi)
5. Kesejakteraan Soisial Ketuhanan yang
berkebudayaan
VII SIDANG BPUPKI KE 2
5. Dalam sidang ke II tgl 10-12 Juli 1945 BPUPKI
Berhasil membentuk panitia-panitia:
1. Panitia perumusan Hukum Dasar (9 orang)
Ketua Ir Sukarno
2. Panitia Perancan Hukum Dasar (20 orang) ketua
Dr.Radjiman Widijodiningrat. Dalam kepanitiaan
ini dibentuk lagi panitia kecil Pada Tgl 11 Juli 1945
sebagai berikut:
1. Panitia perancang Undang-Undang Dasar
ketua:
Ir.Soekarno
2. Panitia pembela Tanah Air Ketua: Abikusno
Tjokrosujono
3. Panitia Keuangan dan Ekonomi ketua:
Drs.Muh.Hatta.
3. Panitia pembahas bahasa beranggotakan Prof.Mr.
Soepomo dan Prof.Dr. Ra. Hoesein Djojodiningrat.
Hasil sidang BPUPKI yang pertama dan kedua.
Pada akhirnya BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7
Agustus 1945 oleh pemerintah Jepang karena
menganggap tugas BPUPKI telah selesai. BPUPKI
selanjutnya digantikan oleh PPKI atau dikenal
dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Setelah Soekarno membacakan laporan, sidang
kedua kembali dijalankan. Sidang dilanjutkan
dengan agenda: Rancangan undang-undang dasar
Rancangan bentuk negara, wilayah negara dan
kewarganegaraan Susunan pemerintahan,
unitarisme, dan federalisme Para anggota pun
dibagi menjadi tiga panitia yakni
1. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (ketua)
2. R.P. Soeroso (Wakil Ketua)
3. Ichibangse Yoshio (Wakil Ketua) merupakan orang jepang
4. Ir. Soekarno
5. Drs. Moh. Hatta
6. Mr. Muhammad Yamin
7. Prof. Dr. Mr. Soepomo
8. KH. Wachid Hasyim
9. Abdoel Kahar Muzakir
10. Mr. A.A. Maramis
11. Abikoesno Tjokrosoejo
12. H. Agoes Salim
13. Mr. Achmad Soebardjo
14. Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat
15. Ki Bagoes Hadikusumo
16. A.R. Baswedan
17. Soekiman
18. Abdoel Kaffar
19. R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking
20. K.H. Ahmad Sanusi
21. K.H. Abdul Salim
22. Liem Koen Hian
23. Tang Eng Hoa
24. Oey Tiang Tjoe
25. Oey Tjong Hauw
26. Yap Tjwan Bing.
VIII. PROSES PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 (AMANDEMEN)
Latar Belakang Tujuan Perubahan
Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan
Perubahan
Menyempurnakan aturan
Antara lain: • Pembukaan • Kekuasaan tertinggi di
dasar, mengenai:
• Amandemen UUD • Batang Tubuh tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat • Tatanan negara
1945 - 16 bab besar pada Presiden • Kedaulatan Rakyat
• Penghapusan doktrin - 37 pasal • Pasal-pasal yang terlalu • HAM
“luwes” sehingga dapat • Pembagian kekuasaan
Dwi Fungsi ABRI - 49 ayat
menimbulkan multitafsir • Kesejahteraan Sosial
• Penegakan hukum, - 4 pasal Aturan • Kewenangan pada • Eksistensi negara
HAM, dan Peralihan Presiden untuk mengatur demokrasi dan negara
hal-hal penting dengan
pemberantasan KKN - 2 ayat Aturan undang-undang
hukum
• Otonomi Daerah Tambahan • Hal-hal lain sesuai dengan
• Rumusan UUD 1945
perkembangan aspirasi
• Kebebasan Pers • Penjelasan tentang semangat
dan kebutuhan bangsa
penyelenggara negara
• Mewujudkan belum cukup didukung
kehidupan demokrasi ketentuan konstitusi
• Pembukaan • Sidang Umum MPR 1999 • Tidak mengubah • Pasal 3 UUD 1945
• Pasal-pasal: Tanggal 14-21 Okt 1999 Pembukaan UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR • Tetap mempertahankan
- 21 bab Negara Kesatuan • TAP MPR
2000
- 73 pasal Tanggal 7-18 Agt 2000 Republik Indonesia No.IX/MPR/1999
- 170 ayat • Sidang Tahunan MPR • Mempertegas sistem • TAP MPR
- 3 pasal Aturan 2001 presidensiil No.IX/MPR/2000
Peralihan Tanggal 1-9 Nov 2001 • Penjelasan UUD 1945 • TAP MPR
• Sidang Tahunan MPR yang memuat hal-hal
- 2 pasal Aturan No.XI/MPR/2001
2002 normatif akan dimasukan
Tambahan ke dalam pasal-pasal
Tanggal 1-11 Agt 2002
• Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”
2. CARTER JAKARTA (PIAGAM JAKARTA)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ke-Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. PEMBUKAAN
(Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentiasa mengantarkan rakyat Indonesia
ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
IX. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila Sebagai Filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berhubungan dengan satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi
yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi, pada
hakikatnya, merupakan satu bagian yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, dan fungsi serta tugas masing-masing.
1. Pengertian Filsafat
1. Filsafat adalah upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan
hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli
pikir disebut dengan filosof, yang pertama kali digunakan oleh
Herakleitos. Banyak dari tokoh filosof yang menemukan dan
merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik dari aliran
filsafat seperti: materialisme, idealisme, spritualisme, realisme,
dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme,
individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-
komunisme;sosialisme.dll.
2. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah lima sila dengan satu
kesatuan yang berasal dari nilai-nilai luhur dan
bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat
Indonesia yang majemuk dan beragam dalam
artian Bhinneka Tunggal Ika. Objek materi
filsafat adalah mempelajari segala hakikat
sesuatu yang baik material konkrit (manusia,
binatang, alam, dll). dan abstrak (nilai, ide,
moral dan pandangan hidup).
3. Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Bangsa dan Negara:
Artinya adalah semua aturan kehidupan hukum
kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berpedoman pada Pancasila. Karena pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum bangsa
dan negara republik Indonesia.
Orang yang berfikir filsafatan adalah orang yang tidak
meremehkan terhadap orang yang lebih rendah
derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang
kecil, selalu berpikiran positif, kritis, bersifat arif
bijaksana, universal, dan selalu optimis.
4. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan
cara deduktif dan induktif.
a. deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusun secara sistematis menjadi
keutuhan pandangan yang komprehensif.
b. induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial
budaya masyarakat, merefleksikan dan menarik arti dan
makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat. Sistem adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh
Sila-sila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organis. Antara sila-sila pancasila itu saling
berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang
satu senantiasa dikualifikasi oleh sila-sila lainnya. Pancasila pada
hakikatnya merupakan sutu system, dalam pengertian bahwa bagian-
bagian, sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk
suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu system juga
dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila,
yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan
masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiiki oleh bangsa Indonesia.
Dengan demikian pancasila merupakan suatu system dalam pengertian
kefilsafatan sebagaimana system filsafat lainnya antara lain materlialisme,
idealisme, rasionalisme liberalisme, sosialisme dan sebagainya. Pancasila
sebagai suatu system filsafat bersifat khas dan berbeda dengan system-
sistem filsafat lainnya misalnya lieralisme, materialisme, komunisme dan
aliran filsafat yang lainnya.
X. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
APA
MENGAPA
BAGAIMANA
SELESAI
X. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
a. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Etika
Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain
sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa
dan kepribadian bangsa. Pancasila juga sangat sarat akan nilai, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Oleh
karena itu, Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan
atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian
atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu
nilai yang tidak terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat
universal, dapat ditemukan di manapun dan kapanpun. Namun, sebagai
suatu kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan ciri khusus
pada ke-Indonesia-an karena merupakan komponen utuh yang
terkristalisasi dalam Pancasila. Sistem Etika Pancasila digali dan
bersumber dari agama, adat dan kebudayaan yang hidup di
Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila yang pada awalnya merupakan
konsensus politik yang memberi dasar bagi berdirinya negara
Indonesia,.
1. Pengertian Etika
Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan
bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Kedua kelompok
etika itu adalah sebagai berikut :
1) Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia.
2) Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik
sebagai individu (etika individual) maupun makhluk sosial (etika sosial)
Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos,
yang artinya watak kesusilaan atau adat. Istilah ini identik dengan moral
yang berasal dari bahasa Latin, mos yang jamaknya mores, yang juga
berarti adat atau cara hidup. Meskipun kata etika dan moral memiliki
kesamaan arti, dalam pemakaian sehari-hari dua kata ini digunakan
secara berbeda. Moral atau moralitas digunakan untuk perbuatan
yang sedang dinilai, sedangkan etika digunakan untuk mengkaji
sistem nilai yang ada (Zubair, 1987: 13).
2. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan
kesusilaan, tabiat atau kelakuan. Moral adalah ajaran
tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia.Seorang pribadi yang
taat kepada aturan-aturan, kaedah-kaedah dan norma yang
berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak
benar secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi
itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau
prinsip-prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat
berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
3.Pengertian Norma
Kesadaran manusia yang membutuhkan hubungan yang
UUD 1945
DPR Presiden MA MK
Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)*
Memegang merupakan kekuasaan
Memegang
kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan
pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU
peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
B. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
ANGGOTA ANGGOTA
DPR
dipilih
MPR DPD
dipilih
melalui Pasal 2 (1)**** melalui
pemilu pemilu
Wewenang
Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
[Pasal 3 ayat (2)***/**** ]; Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dalam masa jabatannya menurut yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
Undang-Undang Dasar partai politik yang pasangan calon Presiden dan
[Pasal 3 ayat (3)***/****]; Wakil Presidennya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya,
jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya
secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].
C. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih
MPR
selambat-lambatnya
mengajukan dalam waktu 60 hari
Wapres
Presiden dua calon menyelenggarakan
terpilih
Wapres sidang MPR untuk
memilih Wapres
G. PEMERINTAHAN DAERAH
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,
dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang
[Pasal 18 (1)**]
Gubernur,
PEMERINTAHAN DAERAH anggota
Bupati,
DPRD dipilih
Walikota dipilih KEPALA PEMERINTAH
melalui
DAERAH DPRD
secara pemilu
demokratis mengatur dan mengurus sendiri urusan [Pasal 18 (3) **]
[Pasal 18 (4)**] pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU
ditentukan sebagai urusan Pemerintah
Pusat [Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
H. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap
Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]
Presiden
dan
Wapres
parpol atau gabungan
parpol yang pasangan
mengusulkan
calon Presiden dan
pasangan calon
Wapresnya meraih suara
Presiden dan MPR
terbanyak pertama
Wapres selambat-lambatnya
dalam pemilu
sebelumnya dalam waktu 30 hari
menyelenggarakan
parpol atau gabungan sidang MPR untuk
parpol yang pasangan memilih
mengusulkan
calon Presiden dan
pasangan calon
Wapresnya meraih suara
Presiden dan
terbanyak
Wapres
kedua dalam pemilu
sebelumnya
I. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
DPR Presiden MA
Presiden
dibantu
menteri-menteri negara Pembentukan,
membentuk suatu dewan [Pasal 17 (1)]
pertimbangan pengubahan, dan
yang bertugas yang diangkat dan pembubaran
diberhentikan oleh Presiden kementerian negara
memberikan nasihat dan
[Pasal 17 (2)*] diatur dalam undang-
pertimbangan kepada
Presiden membidangi urusan tertentu undang
(Pasal 16) **** dalam pemerintahan [Pasal 17 (4) ***]
[Pasal 17 (3)*]
K. HAL KEUANGAN
mengajukan Penyusunan APBN
[Pasal 23
(2)***]
RAPBN
memberi
Presiden DPR pertimbangan
[Pasal 23 (2)***]
DPD
TIDAK
tahun lalu
[Pasal 23 (3)***]
L. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang
Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan
Negara Indonesia dilaksanakan menurut
adalah negara hukum Undang-Undang Dasar
[Pasal 1 (3)***] [Pasal 1 (2)***]
N. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
Pasal 4