Anda di halaman 1dari 2

Di sebuah sekolah yang sederhana terdiri dari 6 orang murid dan 1 orang guru.

Mereka tak begitu paham apa itu


sekolah, belajar dan yang lainnya. Yang mereka ketahui adalah mendengar, menghapal, menghitung dan
membaca. Kebetulan pada hari itu mereka belajar diluar kelas. tak lama kemudian guru merekapun dating dan
menghampiri mereka untuk memulai pelajaran.
Bu guru                : “assalamualaikum anak-anak…!!!”
Tono                     :”pagi Bu guru….!”
Rapiah                   :”kau ini, Ibu bilang assalamualaikum bukan pagi !”
Tono                      :”sekarang kan memang pagi bukan siang!”
Rojak                  :”Sudahlah toh kalian tidak menjawb juga !”
Bu guru                :”kalian ini pagi-pagi sudah rebut!!”
(Mereka semua semua tertunduk diam  dan salah seorang dari mereka ada yang berrtanya)
Rojak     :”apa pelajaran kita hari ini Bu guru!”
Bu guru                :”kita akan belajar menghitung dan melihat wilayah Indonesia, sekarang     keluarkan alat tulis
kalian dan alat hitungnya!”
(merekapun menuruti perintah bu guru)
Bu guru                :”sekarang coba hitung 20-9?”
Merly                    :”bu saya lupa tidak membawa alat hitung, bagaimana aku bias menghitung!”
Tono                      :”pakai saja jari kau!”
Merly                    :”jariku Cuma ada sepuluh! “(dia berdiri dan memperlihatkan jari tangannya pada temannya)
Rapiah                  :”kau ini hitung dua saja setiap jari kau!”
Merly                    :”hemmzz..aku tahu cara yang lebih mudah”(diapun berdiri di depan teman-temannya kemudian
berjongkok mulai menghitung dengan lantangnya dari satu sampai duapuluh dari jari tangan sampai jari kaki, dia
berdiri dan berkata) beginikan bu guru!”
(Semuanya tertawa diapun kembali ke tempat duduknya dengan wajah merah)
Bu guru                :”sudah…sudahh!”
Laras                      :”ia teman-teman sudah diakan belajar dan berusaha ga apa-
apakan!”                                                   
(semuanya diam coba menahan tawa, tapi ada satu orang murid yang hanya diam dan tampak serius menghitung.
Bu guru pun menghampirinya)
Bu guru                                :”kamu kenapa bisa ibu bantu!”
Maria                    :”aku bingung aku menghitung dan nilainya menjadi besar!”
Bu guru                                :”coba ibu lihat cara menghitung kamu!”
Maria                    :”begini bu..(diapun menjelaskan cara menghitungnya) ku bariskan hitungan ini sampai duapuluh
ku beri tanda kurang dan kubariskan sebanyak Sembilan,lalu saya hitung hasilnya menjadi dua puluh Sembilan bu
guru..!”
(semua murid menyorakinya)         
Rapiah                  :”bodoh sekali kau ini!”
Maria                    :”(hanya melongo tampak kebingungan)”
Bu guru                :”ayo..anak-anak siapa yang bisa?”
Rojak                     :”saya bu…!”(diapun kedepan dan menjelaskan)
Laras                      :”wahh kau anak pintar hebatt-hebat!”
Tono                      :”kau suka dia yuaa..”(dengan nada sedikit menyindir)
(semuanya bersorakkkk)
Bu guru                :”Tono,Tono…ada-ada saja, sesame teman harus akur. Sekarang pelajaran terakhir ( bu guru pun
membuka peta dan berkata) kalian tau apa ini?”
Merly&Maria     :”Gambarr…!”
Bu guru                :”bukannn..!”
Rojak                     :”itu peta teman-teman!”
Bu guru                :”iya benarr…!”
Merly                    :”kalian semua ndeso!”
Tono                      :”enak saja  kau!”
Rojak                     :”boleh aku lihat bu!”
Bu guru                :”boleh..!”
Merly, Tono, Laras, Maria, Rapiah :”kami juga ingin lihat bu!”
(berlarian ke depan melihat peta)
Rapiah                  :”waww lebih besar telapk tanganku daripada wilayah Indonesia!”
Merly                    :”yahh apa kita masih di Indonesia!”
Laras                      :”Indonesia dekat Malaysia!”
Bu guru                :”ini hanyalah gambarnya membantu kita mengetahui letak wilayahnya, bukan besarnya sperti itu
mengerti!”
Tono, Rojak, Maria, Laras, Rapiah, Merly      :”oohhh mengetii bu…..!”
Bu guru                :” oh ia anak-anak minggu depan kita ulangan!”
(tak lama terdengar suara adzan sebagai tanda habisnya jam pelajaran. Semua murid bersiap-siap untuk pulang,
setelah guru mereka pergi merekapu berkumpul)
Tono                :”heii tunggu apa kalian tahu mengenai kertas yang tersimpan di dalam kantong di atas pohon!”
Merly              :”yah itu sangat menakutkan, tak ada satu orang pun yang berani ke tempat itu!”
Maria              :”memangnya kenapa..?”
Tono                    :”katanya disana ada rahasia supaya kita cepat pintar!”
Laras                   :”akhh masa iaa..siapa bilang!”
Rojak                    :”jangan percaya, mana ada!”
rapiah                  :”kita buktikan saja!”
Maria              :”yah kita kesana bersama-sama!”
Laras                     :”jangan itu musryikk, kata bu guru itu tidak baik!”
Merly                    :”yahh kita buktikan saja!”
 (akhirnya karena penasaran mereka pun pergi ke tempat itu, di perjalanan terdengar suara-suara yang
menyeramkan sesekali terdengar suara burung kematian, desiran angin membuat bulu kuduk orang yang
merasakan merinding keadaan sunyi dan mencekam. Mereka berjalan mengendaap-endap, tiba-tiba salah seorang
dari mereka berteriak).
Tono                :”aawww..sakit!”
Laras               :”sssstttttt…jangan berisik, kau ini bikin kaget saja!”
Tono                 :”ada yang menginjak kaki ku!”
Rojak                :”sudah, sudah!”                                             
(tak lama kemudian merekapun sampai ke tempat yang di tuju, di bwah rindangnya pohon)
Maria                 :”lihatlah itu di atas sana!’
Merly         :”yahh rahasia…siapa yang bersedia memanjat!”
Tono               :”tenang sajalah untuk kali ini aku ahlinya!”
(Tono pun memanjat dan mengambl kertas tersebut. teman-temannya hanya melihat dengan rasa ketakuta, tubuh
mereka bergetar dan tak ingin mereka melihat kea rah lainnya. Tono pun turun dengan perlahan tiba-tiba
terdengar sebuah benda entah dari mana asalnya mereka semua lari terbirit-birit, mereka semua kembali ke
sekoah dan beristirahat sejenak).
Maria             :”Tono cepatlah buka!”
Rapiah          :”yahh aku sudah tak sabar!”
Laras              :”dan supaya kita tak usah menghapal!”
Maria                 :”biar aku yang membukanya!”
(semua berkumpul mengerumuni Maria, Maria membuknya dengan perlahan).
Tono                      :”lama sekali kau ini!”
( Tono merebut dan langsung membukanya, mereka semua terkejut).
Maria, Merly, Rapiah, Laras, Tono, Rojak                    :”hahaha…KALAU MAU PINTAR MAKANYA
BELAJAR!”
Rojak                     :”astagfirullahhaladzim..3x!”
(mereka semua tertawa)
Rapiah            :”hukhh ada-ada saja!”
Tono                  :”heii memang benarkan !”(dia bicara seraya ditinggalkan teman-temannya beristirahat ,
bu guru pun menghampiri mereka).
Bu guru                :”ada pa kalian semua ini!”
( Tono pun memberikan kertas tersebut sambil tertunduk malu, bu guru pun tersenyum).
Bu guru                :”kalian ini anak-anak yang pandai!”
Tono, Rojak, Merly, Laras, Rapiah, Maria               :”haaaakkkkhhhhhh…!”
Bu guru                :”ibu kasih kalian nilai C, yahh cukup pandai untuk mencari harta karun!”
(semuanya tertawa

Anda mungkin juga menyukai